Abstrak
Tujuan:Untuk mengetahui apakah kemungkinan gangguan
perilaku tidur REM (probable REM sleep behavior disorder =
pRBD) dikaitkan dengan peningkatan risiko pengembangan
stroke pada kohort berbasis masyarakat.
Metode:Penelitian ini melibatkan 12.003 peserta (usia rata-rata
54,0 tahun) dari Studi Kailuan, tanpa stroke, kanker, penyakit
Parkinson, demensia, dan cedera kepala pada baseline (2012).
Kami menentukan pRBD dengan menggunakan kuesioner
gangguan perilaku tidur REM (RBD) yang telah divalidasi pada
tahun 2012. Kasus insiden stroke dikonfirmasi dengan tinjauan
rekam medis. Kami menggunakan model hazard proporsional
Cox untuk memperkirakan rasio hazard (HR) dan interval
kepercayaan (IK) 95% stroke sesuai dengan status pRBD, dengan
penyesuaian beberapa ukuran tidur (yaitu insomnia, kantuk di
siang hari, durasi tidur, dengkuran, dan penggunaan hipnotik)
serta faktor perancu potensial lainnya.
Hasil:Selama 3 tahun masa tindak lanjut, kami
mendokumentasikan 159 kasus kejadian stroke. Sehubungan
dengan peserta tanpa pRBD pada baseline, peserta dengan
pRBD memiliki risiko 157% lebih tinggi (IK95%: 59%-313%) untuk
mengembangkan stroke. Kehadiran pRBD dikaitkan dengan
peningkatan risiko jenis stroke - HR yang disesuaikan adalah 1,93
(IK95% 1,07-3,46) untuk stroke iskemik dan 6,61 (IK95% 2,27-
19,27) untuk stroke hemoragik.
Kesimpulan: Kehadiran pRBD dikaitkan dengan risiko stroke
yang lebih tinggi, meliputi tipe iskemik dan hemoragik. Penelitian
selanjutnya dengan RBD yang dikonfirmasi secara klinis dan
tindak lanjut yang lebih lama akan sesuai untuk menyelidiki lebih
lanjut hubungan tersebut.
atau berisiko tinggi OSA dengan 3 atau lebih dari 8 item yang
dinilai
positif dan berisiko rendah jika sebaliknya.23 Kuesioner STOP-
BANG
telah divalidasi di antara populasi yang berbeda, termasuk
Cina, dengan sensitivitas tinggi (91%-94%) untuk mendeteksi
OSA.24
Ada 9.311 peserta (78%) yang menyelesaikan kuesioner STOP-
BANG. Kami menggunakan beberapa imputasi untuknilai yang
hilang berdasarkan metode bersyarat yang telah dijelaskan
sebelumnya.25 Secara keseluruhan, 2.311 peserta
dipertimbangkan padarisiko OSA intermediat atau tinggi (skor
STOP-BANG > 3).23
HASIL
PEMBAHASAN