1. Pendahuluan
Pemahaman metode analisis dalam menyelesaikan masalah matematika
yang dimodelkan dengan persamaan diferensial sangat diperlukan. Akan tetapi,
pada saat tertentu pemahan ini seringkali dihadapkan pada masalah matematika
yang memerlukan perhitungan-perhitungan yang cukup panjang dan
memerlukan waktu yang cukup lama. Pendekatan yang dapat dilakukan adalah
dengan metode numerik.
Ada banyak metode secara numerik yang digunakan untuk
menyelesaikan persamaan diferensial salah satunya adalah metode Runge-
Kutta. Metode Runge-Kutta merupakan metode yang sangat praktis dan sering
digunakan dalam menyelesaikan persamaan diferensial biasa karena metode
Runge-Kutta tidak membutuhkan perhitungan turunan. Selain itu metode
Runge-Kuta juga memiliki nilai kesalahan (error) yang sangat kecil
dibandingkan dengan metode-metode yang lain. Namun metode ini memiliki
ordo suku lebih tinggi yang mengakibatkan perhitungan-perhitungan yang
lebih rumit dan lebih mendalam. Banyak variasi dari metode RK, namun secara
umum bentuknya adalah :
n
yi +1 = y1 + h S a j k j (1)
j =1
2. Persamaan Diferensial
Persamaan diferensial biasa (PDB) adalah persamaan diferensial yang
menyangkut turunan biasa dari satu atau lebih variabel tak bebas terhadap satu
variabel bebas. (Ross, 1984: 4) . Jika diambil y(x) sebagai suatu fungsi satu
varibel, dengan x dinamakan varibel bebas dan y dinamakan variabel tak bebas,
maka secara umum sebuah persamaan diferensial biasa linier dan non-linier
dapat dituliskan sebagai :
dny æ dy d n -1 y ö
= f ç x , y , ,..., ÷ (2)
dx n è dx dx n -1 ø
4. Rangkaian RLC
Rangkaian RLC adalah rangkaian listrik yang di dalamnya mengandung
resistor, kapasitor, dan induktor yang saling terhubung satu sama lain secara
paralel maupun seri. Diperlihatkan rangkaian RLC pada gambar yang
menghubungkan suatu resistor yang beresistansi R (ohm), suatu induktor yang
berinduktansi L (henry), dan sebuah kapasitor yang berkapasitansi C (farad)
secara seri dan paralel pada sebuah sumber gaya elektromotif E(t) (volt)
I dE (t )
LI ''+ RI '+ = (12)
C dt
Persamaan (12) adalah persamaan diferensial orde dua dengan arus induktor I
sebagai variable terikat dan t sebagai variable bebas. Persamaan (9) dan (12)
sama bentuknya, hanya peubah sinyalnya yang berbeda. Hal ini berarti bahwa
tegangan kapasitor ataupun arus induktor sebagai peubah akan memberikan
persamaan rangkaian yang setara. Kita cukup mempelajari salah satu di
antaranya.
1 dE
Karena hubungan Kuat arus dengan tegangan kapasitor adalah I = I C = × C
6 dt
maka kuat arus I yang mengalir di rangkaian pada saat 0 £ t £ 2 detik dengan
menggunakan ukuran langkah h = 0,1 adalah
===============================================
Iter | t | sol num I | sol anal I | error relatif |
===============================================
1 | 0.00 | 2.000000 | 2.000000 | 0.000000 |
2 | 0.10 | 2.631937 | 2.693923 | 2.300938 |
3 | 0.20 | 2.697408 | 2.801869 | 3.728263 |
4 | 0.30 | 2.259179 | 2.387184 | 5.362182 |
5 | 0.40 | 1.410373 | 1.543976 | 8.653139 |
6 | 0.50 | 0.269371 | 0.392292 | 31.334163 |
7 | 0.60 | -1.028280 | -0.929850 | 10.585540 |
8 | 0.70 | -2.340034 | -2.276672 | 2.783109 |
9 | 0.80 | -3.527585 | -3.506016 | 0.615198 |
10 | 0.90 | -4.468052 | -4.490784 | 0.506202 |
11 | 1.00 | -5.064037 | -5.129300 | 1.272361 |
12 | 1.10 | -5.251618 | -5.353634 | 1.905556 |
13 | 1.20 | -5.005492 | -5.135072 | 2.523429 |
14 | 1.30 | -4.340801 | -4.486217 | 3.241383 |
15 | 1.40 | -3.311427 | -3.459496 | 4.280072 |
16 | 1.50 | -2.004905 | -2.142192 | 6.408723 |
17 | 1.60 | -0.534391 | -0.648424 | 17.586119 |
18 | 1.70 | 0.971622 | 0.891231 | 9.020216 |
19 | 1.80 | 2.380917 | 2.341536 | 1.681854 |
20 | 1.90 | 3.569474 | 3.574791 | 0.148728 |
21 | 2.00 | 4.432633 | 4.482326 | 1.108634 |
===============================================
Berdasarkan tabel, pada waktu t=2 detik diperoleh kuat arus (I) =
4.432633 secara numerik dan secara analitik kuat arus (I) yang dihasilkan
adalah 4.482326. Dengan membandingkan hasil kuat arus (I) yang diperoleh
secara numerik dan analitik maka diperoleh nilai error relatif sebesar
1.108634 %. Pada tabel arus bertanda negatif (-) menandakan bahwa arus
keluar dan tanda (+) menyatakan bahwa arus masuk.
Daftar Pustaka
Arifin, Mizwar. 2011. Pengaruh Perubahan Paremter Terhadap Nilai Error Pada Metode Runge-Kutta
Ordo-2. Skripsi. Medan, Indonesia : Universitas Sumatera Utara.
Bouissou Olivier and Martel, Matthieu. A Rungge-Kutta method for computing guaranteed solutions of
ODEs.
Finizio, N., and Ladas, G,. 1988. Persamaan Diferensial Biasa dengan Penerapan Modern. Edisi Kedua.
Terjemahan Santoso, Widiarti. Jakarta : Erlangga.
Gerald, Curtis F. and Wheatley, Patrick O. 2004. Applied Numerikal Analysis, 7th Edition. USA: Pearson
Education, Inc.
Marwan, dan Munzir, Said. 2009. Persamaan Diferensial. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Ralston , Anthony . Runge-Kutta Methods with Minimum Error Bounds. New Jersey: Stevens Institute of
Technology.
Santoso, Widiarti. 1988. Persamaan Diferensial Biasa dengan Penerapan Modern. Jakarta: Erlangga.
Sudaryatno Sudirham, “Analisis Rangkaian Listrik”, Penerbit ITB 2002, ISBN 979-9299-54-3.