Anda di halaman 1dari 42

Tugas Materi Ajar IV Pancasila Semester VI

Untuk Memahami Pancasila sebagai ideologi negara, Anda dipersilakan untuk

mencariinformasi dari berbagai sumber tentang :

1. Berbagai konsep dan pengertian dan karakter tentang ideologi besar dunia,

khususnya tentang ideologi tertutup dan ideologi terbuka !

2. Pancasila sebagai ideologi, termasuk bersifat tertutup atau terbuka, berikan

argumen anda !

3. Berbagai kasus yang terkait dengan penyalahgunaan narkoba dan yang

mengancam eksistensi pancasila !

4. Berbagai kasus yang terkait dengan terorisme yang mengancam eksistensi

ideologi pancasial !

5. Berbagai kasus yang terkait dengan korupsi di indonesia yang mengancam

eksistensi ideologi pancasila !

6. Berbagai Kasus kesdaran pajak warga negara yang mengancam eksistensi

ideologi pancasila !

JAWAB

1. Ideologi Tertutup dan Ideologi Terbuka

a) Ideologi Tertutup

Ideologi tertutup adalah ideologi yang bersifat mutlak. Dengan kata lain

bahwa Ideologi tertutup merupakan ajaran atau pandangan dunia atau filsafat yang

menentukan tujuan-tujuan dan norma-norma politik dan sosial, yang ditasbihkan

sebagai kebenaran yang tidak boleh dipersoalkan lagi, melainkan harus diterima sebagai

sesuatu yang sudah jadi dan harus dipatuhi.


Ciri-ciri ideologi tertutup adalah bukan merupakan cita-cita yang sudah hidup

dalam masyarakat, melainkan cita-cita sebuah kelompok yang digunakan sebagai dasar

untuk mengubah masyarakat, apabila kelompok tersebut berhasil menguasai Negara,

ideologinya itu akan dipaksakan pada masyarakat. Nilai-nilai, norma-norma, dan

berbagai segi kehidupan masyarakat akan diubah sesuai dengan ideologi tersebut,

bersifat totaliter, artinya mencakup/mengurusi semua bidang kehidupan. Karena itu,

ideologi tertutup ini cenderung cepat-cepat berusaha menguasai bidang informasi dan

pendidikan, sebab kedua bidang tersebut merupakan sarana efektif untuk mempengaruhi

perilaku masyarakat pluralisme pandangan dan kebudayaan ditiadakan, hak asasi tidak

dihormati, menuntut masyarakat untuk memiliki kesetiaan total dan kesediaan untuk

berkorban bagi ideologi tersebut. Isi ideologi tidak hanya nilai-nilai dan cita-cita, tetapi

tuntutan-tuntutan konkret dan operasional yang keras, mutlak, dan total.

b) Ideologi Terbuka

Ideologi terbuka adalah ideologi yang tidak dimutlakkan. Dapat diartikan juga

bahwa nilai-nilai dan cita-citanya tidak dipaksakan dari luar, melainkan digali dan

diambil dari kekayaan rohani, moral dan budaya masyarakatnya sendiri. Ideologi

terbuka merupakan ideologi yang dapat berinteraksi dengan perkembangan zaman dan

adanya dinamika secara internal.

Ciri-ciri ideologi terbuka adalah merupakan kekayaan rohani, dan budaya

masyarakat (falasafah). Jadi bukan keyakinan ideologis sekelompok orang melainkan

kesepakatan masyarakat tidak diciptakan oleh Negara, tetapi ditemukan dalam

masyarakat sendiri ia adalah milik seluruh rakyat, dan bisa digali dan ditemukan dalam

kehidupan mereka isinya tidak langsung operasional, sehingga setiap generasi baru

dapat dan perlu menggali kembali falasafah tersebut dan mencari implikasinya dalam
situasi kekinian mereka tidak pernah memperkosa kebebasan dan tanggung jawab

masyarakat, melainkan menginspirasi masyarakat untuk berusaha hidup bertanggung

jawab sesuai dengan falsafah itu. Menghargai pluraritas, sehingga dapat diterima warga

masyarakat yang berasal dari berbagai latar belakang budaya dan agama.

2. Pancasila sebagai ideologi bangsa bersifat terbuka. karena, apabila tertutup maka

sebuah kretifitas bangsa akan luntur dan akan membatasi ruang untuk

berargumentasi jika tertutup. Namun, apabila terbuka, maka ideologi bangsa dapat

dengan mudah tumbuh di pikiran para generasi muda dan dapat mengembangkan

wawasan secara mudah. 

3. Pengertian Narkoba

Semua zat padat, cair maupun gas yang dimasukan kedalam tubuh yang

dapat merubah fungsi dan struktur tubuh secara fisik maupun psikis tidak

termasuk makanan, air dan oksigen dimana dibutuhkan untuk

mempertahankan fungsi tubuh normal

Jenis-jenis Narkoba

a) Narkotika adalah Zat/ obat yang berasal dari tanaman atau sintetis

maupun semi sintetis yang dapat menurunkan kesadaran, hilangnya rasa ,

mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan

ketergantungan.

b) Psikotropika Zat/obat alamiah atau sintetis bukan narkotika yang

berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat

yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku.


c) Zat adiktif adalah Bahan lain bukan narkotika atau psikotropika yang

pengunaannya dapat menimbulkan ketergantungan baik psikologis atau

fisik. Mis : Alkohol , rokok, cofein.

Bahaya Narkoba Bagi Remaja


Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang di kalangan generasi muda

dewasa ini kian meningkat Maraknya penyimpangan perilaku generasi muda tersebut,

dapat membahayakan keberlangsungan hidup bangsa ini di kemudian hari. Karena

pemuda sebagai generasi yang diharapkan menjadipenerus bangsa, semakin hari

semakin rapuh digerogoti zat-zat adiktifpenghancur syaraf. Sehingga pemuda tersebut

tidak dapat berpikir jernih.Akibatnya, generasi harapan bangsa yang tangguh dan cerdas

hanya akan tinggal kenangan.Sasaran dari penyebaran narkoba ini adalah kaum muda

atau remaja. Kalau dirata-ratakan, usia sasaran narkoba ini adalah usia pelajar, yaitu

berkisar umur 11 sampai 24 tahun. Hal tersebut mengindikasikan bahwa bahaya

narkoba sewaktu-waktu dapat mengincar anak didik kita kapan saja.

Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat-obatan terlarang. Sementara

nafza merupakan singkatan dari narkotika, alkohol, dan zat adiktiflainnya (obat-obat

terlarang, berbahaya yang mengakibatkan seseorangmempunyai ketergantungan

terhadap obat-obat tersebut). Kedua istilah tersebut sering digunakan untuk istilah yang

sama, meskipun istilah nafza lebih luas lingkupnya.  Narkotika berasal dari tiga jenis

tanaman yaitu, Candu Ganja dan Koka.

Ketergantungan obat dapat diartikan sebagai keadaan yang mendorong

seseorang untuk mengonsumsi obat-obat terlarang secara berulang-ulang atau

berkesinambungan. Apabila tidak melakukannya dia merasa ketagihan (sakau) yang

mengakibatkan perasaan tidak nyaman bahkan perasaan sakit yang sangat pada tubuh.
Bahaya bagi pelajar
Di Indonesia, pencandu narkoba ini perkembangannya semakin pesat.

Para pencandu narkoba itu pada umumnya berusia antara 11 sampai 24 tahun.

Artinya usia tersebut ialah usia produktif atau usia pelajar.

Pada awalnya, pelajar yang mengonsumsi narkoba biasanya diawali

dengan  perkenalannya dengan rokok.  Karena kebiasaan merokok ini sepertinya sudah

menjadi hal yang wajar di kalangan pelajar saat ini. Dari kebiasaan inilah, pergaulan

terus meningkat, apalagi ketika pelajar tersebut bergabung ke dalam lingkungan orang-

orang yang sudah menjadi pencandu narkoba. Awalnya mencoba, lalu kemudian

mengalami ketergantungan.

Dampak negatif penyalahgunaan narkoba terhadap anak atau remaja (pelajar-red)

adalah sebagai berikut:

a) Perubahan dalam sikap, perangai dan kepribadian.

b) Sering membolos, menurunnya kedisiplinan dan nilai-nilai pelajaran.

c) Menjadi mudah tersinggung dan cepat marah.

d) Sering menguap, mengantuk, dan malas.

e) Tidak memedulikan kesehatan diri.

f) Suka mencuri untuk membeli narkoba.

Faktor-faktor Penyalahgunaan Narkoba

a) Faktor individu

Adanya pikiran selagi kacau menghadapi persoalan yang timbul dalam  pekerjaan,

rumah tangga, kerabat dan martabat.


b) Faktor lingkungan

Terjadinya pergaulan bebas tanpa dipilah-pilah terhadap tetangga, umum  dan

keluarga juga kehidupan tidak beraturan.

c) Faktor keluarga

Sejak dini orangtua dengan anak komunikasi kurang efektif dan efisien

dengan alasan kesibukan pekerjaan atau kurang pengarahan terhadap anak hingga

acuh tak acuh mengikuti perkembangan zaman hingga serba boleh.

Gejala-Gejala Ketergantungan Obat Narkotika

a) Tingkah laku yang tidak dapat diterima oleh masyarakat sekelilingnya,bertindak

semaunya sendiri, indisipliner, sering berdusta, membolossekolah, terlambat

bangun pagi, ingin selalu keluar rumah, menghabis-habiskan makanan di rumah

tanpa mengingat anggota keluarga yang lain.

b) Pada proses yang lebih tinggi, kenakalan anak meningkat sampai mau mengambil

barang berharga (mencuri).

c) Pada dosis yang tinggi penderita merasa dirinya paling tinggi, paling hebat,

merasa kuat dan sanggup untuk melakukan apa saja yang dia mau.

d) Pada saat efek mulai penderita sangat gelisah, merasa dikejar-kejar per-asaan,

ingin menyakiti dirinya sendiri sampai bunuh diri / membunuh or-ang lain.

Jenis Tanaman Bahan Narkotika dan Obat Bius

a) Candu dan opium


Candu dan opium berasal dari tumbuh-tumbuhan papaver somai ferum termasuk

golongan semak yang memiliki 70-110 cm, bunga berwarna merah, ungu dan putih.

Bentuk buah seperti pemukul gong, getah yang disadap sebagai candu.


b) Morfin

Morfin merupakan zat yang diperoleh dari candu ditemukan tahun 1805 oleh

ahli farmasi Jerman yang bernama setumur. Umumnya berwarna putih dan

wujudnya bubuk serta berasa pahit. Dengan bahan baku morfin melalui proses kimia

dapat menghasilkan zat pembius yang dapat menenangkan sistem urat syaraf.

Jenis lainnya adalah heroin dan kokain.

c) Alkohol

Alkohol mempunyai sifat menimbulkan gangguan pada susunan syaraf.

Alkohol pada minuman keras contohnyaJen ever danBrandy. Apabila diminum

mula- mula menjadikan riang gembira dan banyak bicara (euforia), tetapi

lama- kelamaan kesadarannya merendah, keseimbangan badan terganggu dan

mabuk. Akibat pemakaian alkohol yang berlebihan dapat terjadi kelumpuhan

karena radang syaraf.

d) Kokain
Kokain diperoleh dari tumbuh-tumbuhan Erithroxylon cocoa, termasuk

golongan semak, tingginya mencapai 2 meter. Daunnya mengandung zat pembius,

serbuk kokain berwarna putih dan rasanya pahit, banyak dipakai dalam

pembedahan atau operasi.

e) Ganja dan Marijuana

Ganja diperoleh dari tumbuh-tumbuhan bernama canabis sativa. Tumbuhan

ini termasuk golongan semak, cocok di daerah tropis dan sub tropis. Bagian tumbuhan

yang diambil adalah daun yang sudah diiris-iris dan dikeringkan seperti tembakau.
f) Kafein

Kopi mengandung zat kafein yang mempengaruhi susunan syaraf dan

jantung. Kopi dapat menyebabkan orang sulit tidur. Orang yang biasanya minum

kopi dapat ketagihan dan badan merasa lemas serta kepala pusing.

g) LSD

LSD ditemukan dr. Albert Hoffman dari Jerman. Bila LSD dimakan pasti banyak

menyebabkan halusinasi atau bayangan dengan bermacam-macam khayalan.

Ciri-ciri Pengguna Narkotika / Psikotropika

a) Jenis Ekstasi

Muka terlihat pucat, terkadang muka merah, kulit terasa dingin,berkeringat,

prestasi menurun, tidak jujur, mudah marah, suka musik house dan suka keluar malam.

b) Jenis Sabu-sabu

Muka terlihat pucat, terkadang muka merah, kulit terasa dingin,berkeringat,

prestasi menurun, keberanian bicara berlebihan, tidak jujur,mudah marah, simpan alat

hisap (bong foil) di kamar tidur.

c) Jenis Ganja

Muka terlihat pucat, tidak bersemangat, tidak rapi, makan lahap, ruangan tidak

kumuh, mudah marah, tidak jujur, mata merah, pemaksa, jalannya sempoyongan, bicara

tidak jelas, suka mencuri dalam lingkungankeluarga.


d) Jenis Putaw

Muka pucat, mata merah, tidak bersemangat, badan lemas, mengantuk, suka

menguap, penampilan jorok, suka mencuri, tidak jujur, tangan terdapat benjolan-

benjolan suntikan, tidak suka air/mandi, mudah marah, rutin waktu keluar malam tepat

waktu.

Upaya Pencegahan

Upaya pencegahan terhadap penyebaran narkoba di kalangan pelajar,

sudah seyogianya menjadi tanggung jawab kita bersama. Dalam hal ini semua

pihak termasuk orang tua, guru, dan masyarakat harus turut berperan aktif

dalam mewaspadai ancaman narkoba terhadap anak-anak kita.

Adapun upaya-upaya yang lebih kongkret yang dapat kita lakukan

adalahmelakukan kerja sama dengan pihak yang berwenang untuk

melakukanpenyuluhan tentang bahaya narkoba, atau mungkin mengadakan razia

mendadak secara rutin. Kemudian pendampingan dari orang tua siswa itu sendiri

dengan memberikan  perhatian dan kasih sayang.

Pihak sekolah harus melakukan pengawasan yang ketat terhadap gerak-gerik anak

didiknya, karena biasanya penyebaran (transaksi) narkoba sering terjadi di sekitar

lingkungan sekolah.

Yang tak kalah penting adalah, pendidikan moral dan keagamaan harus

lebih  ditekankan kepada siswa. Karena salah satu penyebab terjerumusnya anak-anak

ke dalam lingkaran setan ini adalah kurangnya pendidikan moral dan keagamaan yang

mereka serap, sehingga perbuatan tercela seperti ini pun, akhirnya mereka jalani.
Oleh sebab itu, mulai saat ini, kita selaku pendidik, pengajar, dan sebagai

orang tua, harus sigap dan waspada, akan bahaya narkoba yang sewaktu-waktu

dapat menjerat anak-anak kita sendiri. Dengan berbagai upaya tersebut di atas, mari kita

jaga dan awasi anak didik kita, dari bahaya narkoba tersebut, sehingga harapan kita

untuk menelurkan generasi yang cerdas dan tangguh di masa yang akan datang dapat

terealisasikan dengan baik

4. Berbagai kasus yang terkait dengan terorisme yang mengancam eksistensi

Ideologi Pancasila seperti Globalisasi.

Globalisasi merupakan suatu proses di mana batas-batas suatu negara menjadi

semakin sempit karena kemudahan interaksi antar negara baik yang berupa pertukaran

informasi, perdagangan, ekonomi, teknologi, gaya hidup maupun bentuk-bentuk

interaksi yang lain.

Faktor yang mempengaruhi Globalisasi :

a) Media Masa

Media massa merupakan faktor utama yang mempengaruhi globalisasi, dengan

media massa kita dapat mengakses semua yang ada di selruh penjuru dunia.

b) Disintregrasi Bangsa

Integrasi adalah keragaman budaya, keberagaman budaya merupakan suatu

tonggak berdirinya sebuah negara, tanpa adanya suatu keberagaman, negara tidak akan

dapat beridiri. Disintegrasi bangsa merupakan hilangnya rasa kesatuan dan persatuan

bangsa dalam sebuah negara. Disintegrasi bangsa merupakan ancaman yang

mengancam eksistensi ideologi pancsaila.


c) Komunisme

Merupakan ancaman yang terbesar bagi Negara Indonesia, komunisme

mengancam eksistensi ideologi Pancasila. Komunis merupakan sebuah ideologi yang

bertolak belakang dengan dengan ideologi Pancasila. Komunisme merupakan paham

yang tidak percayanya adanya tuhan dan ideologi komunis mejalankan

pemerintahannya dengan sesuka hati. Hal ini sangat mengancam eksistensi ideologi

Pancasila. Paham ini merupakan ancaman terbesar bagi bangsa Indonesia karena paham

ini sudah ada di Indonesia sejak masa penjajahan dan Indonesia hampir pernah

menggunakan ideolog ini karena keinginan oleh oknum yang jahat dan serakah.

d) Korupsi

Korupsi merupakan kasus yang sangat mengancam eksistensi ideologi Pancasila,

kasus ini merupakan perbuatan yang sangat bertolak belakang dengan ideologi

Pancasila, isi yang terkandung dalam Pancasila merupakan nilai-nilai yang mebnjung

tinggi kesejahteraan . Jika korupsi terus di biarkan, negara ini akan hancur. Hal yang

harsu kita perbuat dalam menanggulangi kasus korupsi adalah menjunjung tinggi

kejujuran serta meningkatkan kekuatan Lembaga hukum.

5. Pengertian Korupsi

Korupsi berasal dari kata latin corrumpere atau corruptus yang diambil dari kata

hafila adalah penyimpangan dari kesucian (profanity). Dalam arti yang luas korupsi atau

korupsi politis adalah penyalahgunaan jabatan resmi untuk keuntungan pribadi. Semua

bentuk pemerintahan rentan korupsi dalam prakteknya. Beratnya korupsi berbeda-beda,

dari yang paling ringan dalam bentuk penggunaan pengaruh dan dukungan untuk

memberi dan menerima pertolongan, sampai dengan korupsi berat yang diresmikan.
Dengan demikian korupsi memiliki konotasi adanya tindakan-tindakan hina, fitnah atau

hal-hal buruk lainnya.

Dari sudut pandang hukum, tindak pidana korupsi secara garis besar memenuhi

unsur-unsur sebagai berikut:

a) Perbuatan melawan hukum.

b) Penyalahgunaan kewenangan, kesempatan atau sarana.

c) Memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi.

d) Merugikan keuangan negara atau pereknomian negara.

A. Dampak Korupsi Terhadap Nilai-Nilai Pancasila

Korupsi memiliki dampak yang begitu luas dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara khususnya di Indonesia. Korupsi sangat merugikan bangsa karena dampak-

dampak yang ditimbulkan korupsi mencakup berbagai aspek yaitu aspek ideologi, aspek

ekonomi, aspek politik dan pemerintahan, aspek penegakan hukum, aspek kehidupan

social masyarakat dan lainnya.

Berikut ini merupakan penjelasan dampak-dampak yang ditimbulkan oleh

korupsi:

a) Dampak korupsi terhadap ideologi bangsa (Pancasila)

Pancasila adalah ideologi bangsa Indonesia oleh karena itu setiap perbuatan

bangsa selayaknya didasari dengan nilai-nilai yang terkandung didalam pancasila, akan

tetapi pada zaman sekarang ini nilai pancasila dirusak oleh suatu tindakan yang tidak

bermoral yaitu korupsi. Korupsi jelas bertentangan dengan sila pancasila.

Contohnya dengan maraknya perilaku korupsi bertentangan dengan sila ketuhanan

yang maha esa karena orang yang korupsi telah melanggar aturan agama atau Tuhan

dan berakibat dosa yang besar dan hasil dari perbuatan korupsi dalam agama hukumnya
haram. Yang kedua sila kemanusiaan yang adil dan beradab, orang melakukan korupsi

akan berakibat menyengsarakan orang lain karena hak-hak yang harusnya didapat

seseorang diambil secara sengaja untuk kebutuhan pribadi oleh karena itu orang yang

melakukan korupsi tidak memiliki rasa keadilan dan adab yang baik. Yang ketiga sila

persatuan Indonesia karena korupsi biasanya dilakukan secara terorganisir atau

kelompok namun apabila salah satu dari mereka tertangkap bisa berakibat memecah

belah antar individu atau kelompok dengan saling menyalahkan dan korupsi itu

dilakukan untuk kepentingan dirinya sendiri atau suatu golongan saja. Keempat nilai

kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan

perwakilan, pejabat yang korupsi jelas telah mengkhianati amanat rakyat dengan

mencuri harta kekayaan negara untuk keperluan pribadi dengan memanfaatkan jabatan

yang dimilikinya sehingga membuat kesejahteraan rakyat dan pembangunan nasional

mengalami kemunduran dan hambatan.

Lalu yang terakhir adalah sila keliama yaitu keadilan social bagi seluruh rakyat

Indonesia, korupsi mengakibatkan rasa keadilan dan kesejahteraan yang harusnya milik

rakyat, dengan cara yang licik diambil oleh para pejabat yang tidak bermoral melalui

tindakan korupsi sehingga rasa keadilan social tidak dapat tersalurkan kepada

masyarakat luas. Jadi tindakan korupsi yang masih merajalela di Indonesia

mengakibatkan perwujudan sila dan nilai-nilai pancasila didalam berbagai kehidupan

berbangsa dan bernegara di Indonesia akan terhambat bahkan gagal

b) Dampak korupsi terhadap aspek ekonomi

Perkembangan dan kemajuan ekonomi di Indonesia akan mengalam kemunduran

dan kerusakan apabila roda perekonomian dijalankan dengan penuh tindakan korupsi.

Contohnya akibat korupsi adalah korupsi bisa mengurangi investor yang akan
berinvestasi di Indonesia, hal itu diakibatkan oleh rasa kurang percaya investor untuk

menanamkan modal dan biaya yang tinggi yang harus dikeluarkan investor untuk

menanamkan modal sehingga laju pertumbuhan terhambat karena kurangnya investor.

Contoh yang kedua korupsi dapat mengurangi pendapatan negara dari sector ekonomi

karena keuntungan atau pendapatan yang didapat dari suatu badan usaha negara akan

dikorupsi untuk kepentingan individu maupun kelompok.

c) Dampak korupsi terhadap aspek politik dan pemerintahan

Di Indonesia korupsi paling besar terjadi dalam lingkup pemerintahan. Dampak

yang ditimbulkan sangat terasa oleh rakyat yaitu akan terjadi ketidakstabilan iklim

politik di pemerintahan karena penguasa atau pemerintah hanya mementingkan

bagaimana memperkaya diri mereka bukan untuk mensejahterakan rakyat. Selain itu

akibat yang ditimbulkan adalah pemerintahan tidak akan berjalan efektif dan

meningkatakan biaya administrasi dalam pemerintahan. Jika pemerintahan penuh

dengan paraktek korupsi maka prinsip pemerintahan yang efisien, rasional, dan

kualifikasi tidak akan terlaksana. Kualitas layanan pasti akan buruk dan mengecewakan

karena hanya orang-orang memiliki uang saja yang akan dilayani dengan baik

sementara itu rakyat miskin yang seharusnya mendapat perhatian khusus akan merasa

lebih sengsara.

d) Dampak korupsi terhadap aspek penegakan hukum

Penegakan hukum yang seharusnya tidak memandang siapa, apa, jabatannya dan

berapa kekayaannya karena semua orang Indonesia kedudukannya sama didepan

hukum, akan tetapi saat ini karena korupsi dan penyuapan hukum di Indonesia dapat

dimanipulasi sehingga sekarang ada istilah hukum tajam kebawah tumpul keatas.

Sebagai contoh yaitu orang yang mencuri ayam, buah cokelat dan hal-hal lain yang
nilainya kurang dari Rp500.000,00 bisa dihukum bertahun-tahun bahkan ada yang lebih

dari lima tahun, akan tetapi para koruptor yang mencuri uang rakyat dengan jumlah

yang tidak sedikit hanya mendapat hukum yang ringan. Jadi intinya apabila msih ada

praktek korupsi atau suap menyuap di Indonesia penegakan hukum yang bersih dan

jujur akan sulit terlaksana.

e) Dampak korupsi terhadap kehidupan social masyarakat

Korupsi yang dilakukan pejabat sangat berdampak terhadapa kehidupan

masyarakat contohnya korupsi membuat kualitas pendidikan dan kesehatan masyarakat

menjadi tidak baik karena dana atau anggaran yang seharusnya adalah digunakan untuk

perbaikan kualitas pendidikan atau kesehatan banyaka yang dikorupsi oleh pejabat-

pejabat yang tidak bermoral. Contoh kedua korupsi membuat kesejahteraan menurun

dan pengeluaran masyarakat sehari-hari menjadi tinggi karena subsidi-subsidi yang

harusnya diberikan kepada masyarakat agar sejahtera juga dikorupsi. Selain itu dampak

korupsi juga membuat masyarakat menjadi tidak percaya lagi dengan pemerintahan

sehingga dapat menimbulkan gejolak nasional dan itu dapat merugikan pertumbuhan

dan kestabilan keamanan bangsa.

B. Upaya Memberantas Korupsi di Indonesia

Pancasila merupakan sumber nilai anti korupsi. Korupsi itu terjadi ketika ada niat

dan kesempatan. Kunci terwujudnya Indonesia sebagai negara hukum adalah menjadi

nilai-nilai Pancasila dan norma-norma agama. Serta peraturan perundang-undangan

sebagai acuan dasar untuk seluruh masyarakat Indonesia. Suatu pemerintah dengan

pelayanan publik yang baik merupakan  pemerintah yang bersih (termasuk dari korupsi)

dan berwibawa. Korupsi adalah perbuatan pelanggaran hukum, sebuah tindak pidana.

Hubungannya dengan Pancasila adalah melanggar sila ke lima, keadilan social bagi
seluruh rakyat Indonesia. Karena korupsi itu menggerogoti kekayaan Negara yang

ujung-ujungnya adalah memiskinkan Negara dan juga rakyat.

Pancasila berfungsi sebagai peraturan yang dipatuhi oleh seluruh rakyat

Indonesia. Peraturan disini, difungsikan untuk memberikan mengatur setiap warga

negara yang melanggar, untuk diarahkan ke jalan yang benar. Agar setiap warga negara

dapat memiliki tingkah laku yang baik.

Nilai-nilai pancasila dapat terwujud didahului dengan pengetahuan mendasar

mengenai pancasila. Banyak dari rakyat Indonesia yang hanya menghapal pancasila,

tetapi tidak mengerti maksud dasar dari pancasila itu sendiri. Oleh karena itu pendidikan

pancasila mutlak diperoleh oleh setiap rakyat Indonesia. Sistem nilai-nilai budaya itu

pancasila akan dipertahankan melalui proses-proses pendidikan, pemsyarakatan,

pembudayaan, penataran, dan penjiwaan nilai-nilai pancasila dalam segala aspek

kehidupan, tanpa kecuali selama kesadaran diri tertanam dalam setiap lapisan

masyarakat dari warga negara biasa hingga petinggi negara senantiasa memelihara

standar-standar pribadi yang tinggi serta menjauhi perilaku immoral dan melawan

hukum makan dimungkinkan persoalan korupsi dapat diatasi, lalu selain itu ada

beberapa strategi pemberantasan tindak pidana korupsi.

a) Strategi Preventif

Strategi ini harus dibuat dan dilaksanakan dengan diarahkan padahal hal yang

menjadi penyebab timbulnya korupsi. Setiap penyebab yang terindikasi harus dibuat

upaya preventifnya, sehingga dapat meminimalkan penyebab korupsi. Disamping itu

perlu dibuat upaya yang dapat meminimalkan peluang untuk melakukan korupsi dan

upaya ini melibatkan banyak pihak dalam pelaksanaannya agar dapat berhasil dan

mampu mencegah adanya korupsi.


b) Strategi Deduktif

Strategi ini harus dibuat dan dilaksanakan terutama dengan diarahkan agar apabila

suatu perbuatan korupsi terlanjur terjadi, maka perbuatan tersebut akan dapat diketahui

dalam waktu yang sesingkat-singkatnya dan seakurat-akuratnya sehingga dapat

ditindaklanjuti dengan tepat. Dengan dasar pemikiran ini banyak sistem yang harus

dibenahi, sehingga sistem-sistem tersebut akan dapat berfungsi sebagai aturan yang

cukup tepat memberikan sinyal apabila terjadi suatu perbuatan korupsi. Hal ini sangat

membutuhkan adanya berbagai disiplin ilmu baik itu ilmu hukum, ekonomi maupun

ilmu politik dan sosial

c) Strategi Represif

Strategi ini harus dibuat dan dilaksanakan terutama dengan diarahkan untuk

memberikan sanksi hukum yang setimpal secara cepat dan tepat kepada pihak-pihak

yang terlibat dalam korupsi. Dengan dasar pemikiran ini proses penanganan korupsi

sejak dari tahap penyelidikan, penyidikan dan penuntutan sampai dengan peradilan

perlu dikaji untuk dapat disempurnakan disegala aspeknya, sehingga proses penanganan

tersebut dapat dilakukan secara cepat dan tepat. Namun implementasinya harus

dilakukan secara terintegrasi.

6. Beberapa ahli memberikan pengertian antara pajak antara yang satu dengan yang

lainnya. Diantara beberapa pengertian yang diberikan oleh para ahli adalah sebgai

berikut :

a) Menurut Sommerfeld: pajak adalah suatu pengalihan sumber-sumber yang wajib

dilakukan dari sektor swasta kepada sektor pemerintah berdasarkan peraturan

tanpa mendapat suatu imabalan kemabali yang langsung dan seimbang, agar

pemerintah dapat melaksanakan tugas tugasnya dalam pemerintahan.


b) Menurut Prof. DR. Rochmat Soemitro: pajak adalah pengalihan kekayaan dari

pihak rakyat kepad negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan ‘surplus’nya

digunakan untuk ‘public saving’ yang merupakan sumber utama untuk membiayai

‘public investment’.

Dari pengertian itu dapat disimpulkan unsur-unsur yang terdapat dalam pajak

ialah. Pajak dipungut berdasarkan undang-undang serta aturan pelaksananya,

Sifatnya dapat dipaksakan, hal ini berarti bahwa pelanggaran atas iuran

perpajkann dapat dikenakan sanksi. Dalam pembayaran pajak tidak dapat

ditunjukan adanya kontra restai secara langsung oleh pemerintah. Pajak dipungut

oleh Negara baik pemerintah pusat maupun daerah. Pajak diperuntukkan bagi

pengeluaran-pengeluaran pemerintah, yang bila dari pemasukannya masih surplus,

dipergunakan untuk membiayai public investment.

A. Ketentuaan Umum

Subjek pajak tidak dapat disamakan dengan wajib pajak, dalam UU No.16 tahun

2000 pasal 1 huruf (a) dikatakan bahwa wajib pajak sebagai orang atau badan yang

menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, ditentukan melakukan

kewajiban pajak, dan pasal 2 ayat (1) UU PPh menentukan yang menjadi subjek PPh

adalah orang pribadi, warisan yang belum terbagi, badan dan bentuk usaha tetap yang

memenuhi syarat–syarat subjektif dan sekaligus menjadi wajib pajak jika memenuhi

syarat–syarat objektif.

Pajak memiliki masa pajak sebagai dasar untuk menghitung jumlah pajak yang

terutang yang kurang dari satu tahun atau 12 bulan berturut – turut dan khusus orang

luar negeri menurut traktat menyatakan dalam waktu lebih 183 hari berada di Indonesia

dianggap sebagai wajib pajak dalam negeri. Dan untuk mengetahuinya ada surat

pemberitahuan yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan dan
pembayaran pajak yang terutang sesuai peraturan perpajakan. Dan dalam surat

pemberitahuan masa atau SPT untuk memberitahukan pajak yang terutang dalam suatu

masa/bagian dari satu tahun.

Kemudian ada surat pemberitahuan tahunan mengenai pemberitahuan data yang

relevan dan jumlah pajak yang terutang dalam satu tahun pajak hanya untuk PPh, ada

juga surat setoran pajak yang digunakan melakukan pembayaran pejak yang terutang

dikas Negara, dan surat tagihan pajak (STP) untuk melakukan tagihan pajak dan atau

untuk menagih sanksi yang berupa bunga atau denda administrasi, kemudian ada surat

ketetapan pajak yang menetapkan besarnya jumlah pajak yang terutang dan jumlah

pajak yang harus dibayar, dan selanjutnya ada surat ketetapan pajak tambahan (SKPT)

yang menambah kumlah pajak yang telah ditetapkan dalam surat ketetapan pajak, dan

ada juga surat keputusan kelebihan pembayaran pajak (SKKPP) yang menentukan

kelebihan pembayaran pajak yang telah dibayar/ dipotong/ dipungut karena pajak yang

telah dibayar, dipotong/ dipungut lebih besar dari pajak yang terutang. Dan ada surat

pemberitaan dari Direktorat jenderal pajak kepada wajib pajak yang memberitahu

bahwa jumlah pajak yang terutang sama besarnya dengan jumlah pajak yang sudah

dibayar. Dan ada juga pajak yang terutang yang mana harus dibayar pada suatu saat

dalam masa tahun pajak sesuai dengan peraturan pajak. 

Ada juga berupa surat paksa yang berbentuk ketetapan/ beschiking untuk

membayar pajak sesuai dengan peraturan pajak yang mengaturnya, dan ada berupa

kredit pajak untuk memperhitungkan jumlah pajak yang telah dibayar sendiri oleh wajib

pajak dengan pajak yang terutang, dan kemudian ada pekerjaan bebas (profesi) yang

mana pekerjaan bebas yang dilakukan seseorang yang mempunyai keahlihan khusus

dalam suatu bidang tertentu sebagai usaha untuk memperoleh penghasilan yang tidak

terikat dalam suatu hubungan kerja, dan yang terakhir adalah tindakan pemerikasaan
yang dilakukan oleh petugas perpajakan dalam ragka melaksanakan pemeriksaan

terhadap wajib pajak untuk mencari bahan – bahan guna perhitungan jumlah pajak yang

terutang dan jumlah pajak yang harus dibayar.

B. Subjek Pajak dan Wajib Pajak

Dalam hal subjek pajak terbagi atas beberapa bagian yakni subjek pajak dalam

negeri, subjek pajak luar negeri (pasal 2 ayat (4) UU No. 17 tahun 2000 yang bermula

dan berakhirnya subjek pajak tidak ditentukan dalam undang – undang melainkan

ditentukan dalam penjelasan. Warisan yang belum terbagi mulai menjadi subjek pajak

penghasilan pada saat timbulnya warisan, yakni pada saat pewaris meninggal dunia, dan

pada subjek badan usaha milik Negara / daerah, yayasan, koperasi dan bentuk usaha

tetap yang juga merupakan subjek pajak pada saat  badan usaha milik Negara/ daerah,

yayasan, koperasi dan bentuk usaha tetap tersebut didirikan dan berdomisili di

Indonesia. Dan kemudian dalam hal wajib pajak hampir sama dengan subjek pajak

dimana  terdapat wajib pajak dalam negeri dan wajib pajak luar negeri yang mana harus

memenuhi syarat–syarat objektif.

C. Objek Pajak

Yang dapat dijadikan objek pajak sangatlah banyak baik itu keadaan, perbuatan

maupun peristiwa. Dan objek pajak ada yang objek pajak langsung yang dikenakan

pada objek dapat dipengaruhi keadaan wajib pajak dan objek pajak tidak langsung tidak

dipengarui oleh keadaan wajib pajak tetapi objek pajak saja yang menentukan. Objek

pajak haruslah didefenisikan dengan tepat dan jelas sehingga tidak menimbulkan

penafsiran lain diluar peraturan perundang–undangan, dan objek pajak yang pernah

berlaku di Indonesia terdiri dari

a) Objek pajak pendapatan (Ordonansi PPd 1944, stb 1944 No.17)

b) Objek pajak perseroan (Pasal 1 dan 3 Ordonansi 1925, stb 1925 No. 319)
c) Objek pajak penghasilan ( Undang – Undang No. 7 Tahun 1983, LN 1983 No. 50)

d) Objek pajak kekayaan (Stb. 1932 No.405) – tidak berlaku lagi  mulai 01-01-1986

e) Objek pajak penjualan (pajak tidak langsung, Undang – Undang No.19 Drt.

Tahum 1951, LN 1951 No.94) – tidak berlaku lagi

f) Objek pajak pertambahan nilai (Undang – Undang No. 8 tahun 1983)

g) Objek pajak rumah tangga (Stb. 1908 No.13) – tidak berlaku lagi mulai 01-01-

1986

h) Objek pajak kendaraan bermotor (Stb. 1934 No.718)

i) Objek bea balik nama kendaraan bermotor (Perpu No. 27 tahun 1959 No.144)

j) Objek pajak anjing (lembaran kotapraja Jakarta raya No. 24 tahun 1959) pajak

sepeda (lembaran kotapraja Jakarta raya no. 6 tahun 1958)

k) Objek pajak jalanan (lembaran kotapraja Jakarta raya No. 25 tahun 1959) –tidak

berlaku lagi mulai 01-01-1986.

D. Lembaga Perpajakan, Unsur Pajak dan Lembaga Administrasi Pajak

Pembuatan undang–undang pajak merupakan lembaga yang berdiri sendiri dan

berkesinambungan sepanjang masa, selalu bekerja dalam membuat pajak baru,

mengadakan perubahan perundang–undangan pajak atau menghapuskan pajak–pajak

yang lama dan dibuat penjelasannya guna mendapat kejelasan dan kepastian hukum.

Dan agar Negara dapat mengenakan pajak dengan tepat diperlukan data–data dari wajib

pajak, baik mengenai objeknya maupun subjeknya, disamping undang–undang yang

bersangkutan.

Dan untuk mencegah penyeludupan data tersebut Direktorat jenderal pajak

membentuk lembaga pengumpulan data yang pada waktunya dapat digunakan untuk

mengadakan pengecekan kebenaran surat pemberitahuan wajib pajak. Yang mana surat

pemberitahuan pajak (SPT)  merupakan alat untuk realisasi kerja sama antara wajib
pajak dan administrasi pajak dan kemudian diolah dan dikeluarkannya surat ketetapan

pajak dan proses ini dilakukan  lembaga pemberitahuan pajak, namun tidak semua

hutang pajak mempunyai surat ketetapan pajak (SKP). Pajak juga mempunyai Lembaga

keberatan pajak yang menjadi saran dan saluran hukum yang member kesempatan

kepada wajib pajak untuk mencari keadilan apabila ia merasa bahwa dirinya

diperlakukan tidak sebagaimana mestinya dan tidak diberlakukan adil oleh pihak

administrasi pajak. Selain itu ada juga lembaga peradilan pajak yang memberikan

perlindungan pada wajib pajak.

Hukum pada umumnya memaksa karena hukum tanpa sifat paksa tiada gunanya,

dan dalam hukum pajak yang merupakan hukum public alat paksa tersebut dapat

diterpakan secara langsung tanpa ada proses pesidangan di pengadilan inilah yang

disebut parate executie, yang mana kepala inspeksi pajak dapat mengeluarkan surat

paksaan tentang penagihan hutang pajak. Namun dalam pajak ada juga pengawasan

yang sangat penting dalam manajemen perpajakan. Dan pajak akan terealisasi jika ada

lembaga pelaksananya, dan pada dasarnya disebut dengan administrasi pajak, yang

merupakan bagian dari Departement keuangan yang terdiri dari Direktorat Jenderal

Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.


Tugas Materi Ajar V Pancasila Smester VI

Untuk memahami Pancasila sebagai sistem filsafat, Anda dipersilakan untuk

mencari informasi dari berbagai sumber tentang:

1. Berbagai konsep dan pengertian kearifan lokal dalam kehidupan masyarakat di

Indonesia yang terkait dengan sikap inklusif, toleran, dan gotong royong dalam

keragaman agama dan budaya.

2. Berbagai kasus yang terkait dengan pengembangan karakter Pancasilais,seperti

jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan,gotong royong,

dan cinta damai di lingkungan Anda.

3. Contoh tentang keputusan yang diambil berdasar pada prinsip musyawarah dan

mufakat di lingkungan sekitar Anda.

4. Berbagai konsep dan pengertian yang terkait dengan pemahaman atas hakikat sila-

sila Pancasila dan bagaimana pengaktualisasian nilai-nilai yang terkandung di

dalamnya sebagai paradigma berpikir, bersikap dan berperilaku masyarakat?

5. Evaluasi hasil kerja individu dan kelompok menjadi suatu gagasan tentang

Pancasila yang hidup di sekitar Anda.

JAWAB

1. Kearifan Lokal

1.1. Pengertian Kearifan Lokal

Secara etimologi, kearifan lokal (local wisdom) terdiri dari dua kata: kearifan

(wisdom) dan lokal (local). Dalam Kamus Inggris-Indonesia Purwono Sastro Amijoyo

dan Robert K. Cunningham, local berarti setempat[5], sedangkan wisdom (kearifan)

sama dengan kebijaksanaan[6]. Secara umum makna local wisdom (kearifan setempat)


dapat dipahami sebagai gagasan setempat (local) yang bersifat bijaksana, penuh

kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakat. Bisa

dikatakan kearifan lokal (local wisdom) adalah kebenaran yang telah mentradisi atau

ajeg dalam suatu daerah. Kearifan lokal merupakan perpaduan antara nilai-nilai suci

firman Tuhan dan berbagai nilai yang ada.

Kearifan lokal terbentuk sebagai keunggulan budaya masyarakat setempat

maupun kondisi geografis dalam arti luas. Kearifan maupun produk budaya masa lalu

yang patut secara terus-menerus dijadikan pegangan hidup. Meskipun bernilai lokal

tetapi nilai yang terkandung di dalamnya dianggap sangat universal. Pada bagian lain,

secara konsepsual, kearifan lokal dan keunggulan lokal merupakan kebijaksanaan

manusia yang bersandar pada filosofi nilai-nilai, etika, cara-cara dan perilaku yang

melembaga secara tradisional. Kearifan lokal adalah nilai yang dianggap baik dan benar

sehingga dapat bertahan dalam waktu yang lama dan bahkan melembaga.

Dalam disiplin antropologi dikenal istilah local genius. Local genius ini

merupakan istilah yang mula pertama dikenalkan oleh Quaritch Wales. Unsur budaya

daerah berpotensi sebagai local genius karena telah teruji kemampuannya untuk

bertahan sampai sekarang. Ciri-cirinya adalah:

a) Mampu bertahan terhadap budaya luar.

b) Memiliki kemampuan mengakomodasi unsur-unsur budaya luar.

c) Mempunyai kemampuan mengintegrasikan unsur budaya luar ke dalam budaya

asli.

d) Mempunyai kemampuan mengendalikan.

e) Mampu memberi arah pada perkembangan budaya.


Kearifan lokal merupakan perpaduan antara nilai-nilai suci firman Tuhan dan

berbagai nilai yang ada. Kearifan lokal terbentuk sebagai keunggulan budaya

masyarakat setempat maupun kondisi geografis dalam arti luas. Kearifan local

merupakan produk budaya masa lalu yang patut secara terus-menerus dijadikan

pegangan hidup. Meskipun bernilai lokal tetapi nilai yang terkandung di dalamnya

dianggap sangat universal.

Bentuk-bentuk kearifan lokal dalam masyarakat dapat berupa: nilai, norma, etika,

kepercayaan, adat-istiadat, hukum adat, dan aturan-aturan khusus. Oleh karena

bentuknya yang bermacam-macam dan ia hidup dalam aneka budaya masyarakat maka

fungsinya menjadi bermacam-macam[7].

1.2. Dasar hukum kearifan local

Agama Islam yang diemban oleh Nabi Muhammad SAW diperuntukkan bagi

seluruh umat manusia pada umumnya. Oleh sebab itu, Islam dikenal sebagai agama

yang bersifat universal. Sebagaimana dijelaskan dalam surat al-Anbiya’ ayat 107:

Yang artinya : “dan kami tidak mengutus kamu (Muhammad) melainkan untuk rahmat

bagi semesta alam”.

Dalam salah satu Hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad dari Abdullah ibn Mas’ud

disebutkan :

ِ ‫َما َراَهُ ْال ُم ْس ِل ُموْ نَ َح َس ًنا َفه َُو ِع ْن َد‬


‫هللا َح َس ٌن‬

Artinya : “Apa yang dipandang baik oleh umat Islam, maka di sisi Allah pun baik”.

Hadis tersebut oleh para ahli ushul fiqh dipahami (dijadikan dasar) bahwa tradisi

masyarakat yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syari’at Islam dapat dijadikan
dasar pertimbangan dalam menetapkan hukum Islam (fiqh). Dari hadis tersebut lahir

kaidah fiqh  :

gٌ‫اَ ْل َعا َدةُ ُم َح َّك َمة‬

Artinya : Suatu adat kebiasaan bisa dijadikan pedoman hukum.

Apabila suatu ‘urf  bertentangan dengan Kitab atau Sunnah seperti kebiasaan

masyarakat melakukan sebagian perbuatan yang diharamkan semisal meminum arak

atau memakan riba, maka ‘urf mereka tersebut ditolak (mardud).‘Urf yang dimaksud di

sini adalah ‘urf khas, yaitu ‘urf  yang dikenal berlaku pada suatu negara, wilayah atau

golongan masyarakat tertentu, seperti ‘urf yang berhubungan dengan perdagangan,

pertanian dan lain sebagainya.

Pentingnya posisi urf atau adat kebiasaan dalam teori hukum Islam merupakan

kesepakatan para ulama’ ushul. Posisi urf ini menjadi penting karena dalam

kenyataannya urf itulah yang menjadi the living law (hukum yang hidup) dalam

masyarakat. Membiarkan dalil-dalil hukum Islam menjauh dari kenyataan social sama

maknanaya dengan mengebiri hukum Islam itu sendiri. Karena itulah makna teks dan

konteks dipertemukan, dalil hukum dan ‘illat hukum diteliti, serta kebiasaan yang

berjalan baik diakomodasi sebagai bagian dari hukum. Itulah makna kaidah al-’Adah

muhakkamah.

Al-Qarafi memberikan ulasan bagus tentang tradisi ulama sebelumnya dengan

pernyataannya : Aplikasi hukum yang bersumber dari adat kebiasaan harus berubah

mengikuti perubahan adat itu sendiri, bahkan segala sesuatu dalam syari’at mengikuti

adat kebiasaan. Hukumnya berubah mengikuti perubahan adat yang baru. Dalam Ushul

Fiqih ada kaidah. : “Almuhafadhatu A’la qodimshaalih Wal Ahdu bijaadidil

Ashlah (melestariakan sesuatu yang baik dan menggali nilai baru yang lebih baik.”
Dalam kitabnya al-muwafaqat al-Syatibi memperhitungkan akibat hukum atau hasil

akhir suatu perbuatan merupakan tujuan yang dikehendaki syara’. Ketelitian dalam hal

ini menjadi penting sebab kadangkala perbuatan yang diangap baik berakhir dengan

kemafsadatan, sebalikmya perbuatan yang dianggap jelek ternyata melahirkan

kemaslahatan.

Adat kebiasaan pada dasarnya teruji secara alamiah dan niscaya bernilai baik,

karena kebiasaan tersebut merupakan tindakan sosial yang berulang-ulang dan

mengalami penguatan (reinforcement). Apabila suatu tindakan tidak dianggap baik oleh

masyarakat maka ia tidak akan mengalami penguatan secara terus-menerus. Pergerakan

secara alamiah terjadi secara sukarela karena dianggap baik atau mengandung kebaikan.

Kearifan adat dipahami sebagai segala sesuatu yang didasari pengetahuan dan diakui

akal serta dianggap baik oleh ketentuan agama.

1.3. Ragam Kearifan local Di Indonesia

Sebenarnya, hampir semua -kalau tidak bisa dikatakan seluruh- masyarakat

memiliki kebijakan lokal (local wisdom) sendiri-sendiri yang bersumber dari

kebudayaan masing-masing. Beberapa contoh Kearifan lokal di daerah:

a) Kearifan lokal di Ambon ada yang disebut Pela, yaitu suatu tatanan kebersamaan

mirip dengan gotong royong di Jawa. Pela ini bisa menembus batasan agama,

marga, ataupun suku. Ketika Pela ini terkait dengan mata pencarian, maka bila

suatu kelompok nelayan akan melaut, mereka akan mengajak anggota satu

Pelanya untuk bahu-membahu menghasilkan ikan yang lebih banyak daripada jika

menangkap sendiri.
b) Papua, terdapat kepercayaan te aro neweak lako (alam adalah aku). Gunung

Erstberg dan Grasberg dipercaya sebagai kepala mama, tanah dianggap sebagai

bagian dari hidup manusia. Dengan demikian maka pemanfaatan sumber daya

alam secara hati-hati.

c) Serawai, Bengkulu, terdapat keyakinan celako kumali. Kelestarian lingkungan

terwujud dari kuatnya keyakinan ini yaitu tata nilai tabu dalam berladang dan

tradisi tanam tanjak.

d) Dayak Kenyah, Kalimantan Timur, terdapat tradisi tana‘ ulen. Kawasan hutan

dikuasai dan menjadi milik masyarakat adat. Pengelolaan tanah diatur dan

dilindungi oleh aturan adat.

e) Masyarakat Undau Mau, Kalimantan Barat. Masyarakat ini mengembangkan    

kearifan lingkungan dalam pola penataan ruang pemukiman, dengan

mengklasifikasi hutan dan memanfaatkannya. Perladangan dilakukan dengan

rotasi dengan menetapkan masa bera, dan mereka mengenal tabu sehingga

penggunaan teknologi dibatasi pada teknologi pertanian sederhana dan ramah

lingkungan.

f) Masyarakat Kasepuhan Pancer Pangawinan, Kampung Dukuh Jawa Barat.

Mereka mengenal upacara tradisional, mitos, tabu, sehingga pemanfaatan hutan

hati-hati. Tidak diperbolehkan eksploitasi kecuali atas ijin sesepuh adat. Bali dan

Lombok, masyarakat mempunyai awig-awig.

g) Jawa Tengah (khususnya di wilayah-wilayah keraton). Satu Muharam, yaitu

peringatan tahun baru Hijriah, dirayakan dengan upacara adat. Pusaka-pusaka

keraton digelar, sesajen kepada leluhur disajikan. Doa-doanya, lafal Alquran,

masyarakat yang shalat dan yang tidak shalat, tuamuda, besar-kecil, sama-sama
berebut sesajen,ngalap berkah dari Sinuwun. Mereka tidak pernah berpikir tentang

kemusyrikan ketika saling berebut sesajian itu,yang penting berkah.

h) Minang. Etnik ini mempunyai ungkapan : Adat basandi syarak,syarak,syarak

basandi kitabullah, syarak mangato adat mamakai. Artinya : “adat tidak bisa

dilepaskan dari agama (Islam), apalagi saling bertentangan”. Mereka sangat

yakin itu, dan tidak ada yang ambil pusing bahwa sistem matrilineal dalam adat

Minang bertentangan dengan syariat Islam yang patrilineal.

1.4. Simbolisasi kearifan local

Studi tentang aneka macam materi dalam ritus keagamaan bisa dimaknai sebagai

upaya memahami budaya materi yang memiliki maksud umum bahwa benda juga

mengkomunikasikan arti seperti halnya bahasa. Dalam bentuk lain benda materi bukan

hanya digunakan untuk melakukan sesuatu, melainkan juga mempunyai makna,

bertindak sebagai tanda-tanda makna dalam hubungan sosial, yang sesungguhnya

bagian dari fungsi yang penuh makna. Dengan kata lain bahwa materi adalah

Merupakan sebuah simbol yang biasanya mengandung sesuatu yang bersifat implisit

seperti keinginan-keinginan, maksud-maksud, maupun tujuan-tujuan dari masyarakat

penggunanya.

George Herbert Mead membedakan antara tanda-tanda alamiah (natural sign) dan

simol-simbol yang mengandung makna (significant symbols). Tanda-tanda alamiah

bersifat naluriah serta menimbulkan reaksi yang sama bagi setiap orang, sedangkan

symbol yang mengandung makna tidak harus menimbulkan reaksi yang sama bagi

setiap orang. Artinya bahwa sebuah materi tidak saja dipahami sebagai suatu tanda

alamiah yang memiliki makna lahir sesuai dengan manfaat dan fungsinya, tetapi juga

dapat dipahamai sebagai suatu symbol yang memiliki banyak makna yang berbeda,

yang pemaknaan ini tergantung pada tujuan dan maksud dari penggunanya.
Berikut  ini penulis mencoba memberikan makna/ta’wil terhadap beberapa ritual

kearifan lokal yang mengiringi Upacara pemberangkatan jenazah dan Selamatan

memasang kap/atap rumah.

a) Upacara pemberangkatan jenazah

Beberapa amaliah yang lazim dilaksanakan dalam upacara pemberangkatan

jenazah adalah memayungi keranda, menghias keranda dengan bunga,

surupan/brobosan, menyiram nisan dengan air degan (kelapa muda), bendera, sapu,

nisan, beras kuning & uang receh, sesaji, damar (lampu sentir).

1) Memayungi keranda

Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa ada tiga orang yang akan mendapatkan

“iyub-iyub / payung” (perlindungan) dari Allah besok di hari kiamat, yaitu : orang

yang menyambung tali silaturrahmi, perempuan yang ditinggal mati suaminya dan

mempunyai anak yatim, dan dia mampu menjaga dan memelihara anak yatim

tersebut, dan orang yang diberi kelebihan rejeki (makan) dan dia mau

membagikan sebagian rejekinya kepada anak yatim dan orang-orang miskin.

Maksud dari jenazah dipayungi adalah semoga dia termasuk orang yang mendapat

paying/perlindungan besok di hari kiamat.

2) Menghias keranda dengan bunga

Ada pepatah mengatakan Gajah mati meninggalkan gading, macan mati

meninggalkan belang manusia mati meninggalkan budi. Bunga adalah perkara

yang indah / mempunyai bau harum, harapannya si mayit meninggalkan budi

pekerti yang baik sehingga namanya menjadi harum.


3) Surupan/brobosan

Surupan dilakukan ketika keranda telah dipikul sebelum diberangkatkan, biasanya

yang melakukan brobosan ini adalah keluarga si mayit sambil menggendong anak

yang masih kecil. Surupun ini berasal dari kata “sumurupono” (ketahuilah). Ritual

ini sebetulnya sebagai i’tibar  untuk para pentakziah  agar “sumurupono”

(ketahuilah) bahwa mereka suatu saat nanti juga akan dipikul, seakan-akan ada

perintah “ketahuilah bahwa kamu pun pasti akan dipikul seperti jenazah ini”

sehingga mereka mau mencari bekal kematian.

2. Pengembangan Karakter Pancasilais

a) Jujur

Jujur dlm berbicara dan berperilaku.

b) Disiplin

Tepat waktu dan tepat janji.

c) Tanggung Jawab

Menyelesaikan terhadap suatu hal/terhadap suatu kesalahan yg telah dilakukan.

d) Peduli

Sebuah nilai dasar dan sikap memperhatikan dan bertindak proaktif terhadap

kondisi atau keadaan disekitar kita.

e) Santun

Sikap santun yaitu baik, hormat, tersenyum, dan taat kepada suatu peraturan.

f) Ramah Lingkungan

Gaya hidup yang mencoba untuk mengurangi penggunaan sumber daya alam dan

harta pribadi yang dilakukan pribadi amupun masyarakat umumnya.


g) Gotong Royong

Bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu hasil yang diharapkan.

h) Cinta Damai di Lingkungan

Memperhatikan segala sesuatu yang ada disekitar manusia yang memengaruhi

perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung.

3. Keputusan berasal dari kata putusan yang diartikan sebagai hasil dari suatu

pembicaraan yang telah disepakati bersama atau disepakati oleh orang-orang yang

melakukan pembicaraan tesebut (kesimpulan akhir). Keputusan bersama adalah

suatu keputusan yang sudah ditetapkan berdasarkan pertimbangan, pemikiran

serta pembahasan yang matang untuk dijalankan bersama. Keputusan yang telah

disepakati dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab dan harus mewakili

seluruh kepentingan seluruh anggota. Dalam pengambila keputusan harus

berdasarkan pada nilai penting ynag meliputi:

a) Nilai kebersamaan

b) Nilai kebebasan mengemukakan pendapat

c) Nilai menghargai pendapat orang lain

d) Nilai jiwa besar serta lapang dada

e) Nilai persamaan hak.

Berdasarka ketetapan MPR No II/MPRS/1999 Pasal 79 dijelaskan bahwa

pengambilan keputusan pada dasarnya diusahakan sejauh mungkin dengan musyawarah

untuk mufakat, apabila hal ini tidak mungkin, putusan diambil berdasarkan suara

terbanyak. Sedangkan syarat sahnya keputusan berdasarkan musyawarah yaitu apabila

diambil dalam suatu rapat yang daftar hadirnya telah ditandatangani leboh dari separo

dan jumlah anggota rapat yang mencerminkan setiap fraksi (sebagaimana telah diatur
dalam TAP MPR No II/ MPR/1999 Pasal 83. Berdasarkan pedoman pelaksanaan

tersebut, ahwa prinsip-prinsip yang terkandung dalam proses musyawarah untuk

mufakatdiantaranya adalah:

a) Musyawarah untuk mufakat ini bersumber pada paham kerakyatan yang dipimpin

oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.

b) Setiap putusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan dan tidak bileh

bertentangan dengan Pancasilamdan UUD 1945.

Contoh keputusan berdasarkan musyawarah dan mufakat:

1) Keputusan dalam lingkungan keluarga

a) Pembagian tugas-tugas rumah yang harus dikerjakan oleh anggota keluarga.

b) Kerja bakti bersama keluarga.

c) Pembagian uang saku untuk setiap anggota keluarga.

d) Menentukn atura-aturan yang harus ditaati dalam lingkungan keluarga.

e) Menentukan tempat rekreasi keluarga.

f) Menentukan menu makanan.

2) Keputusan dalam lingkungan sekolah

a) Memilih pengurus kelas, seperti pemilihan ketua kelas.

b) Pemilihan pengurus OSIS sekolah.

c) Pembagian jadwal piket.

d) Pembagian jadwal pelajaran.

e) Keputusan mengenai pemakaian seragan sekolah siswa.

f) Keputusan mengenai jadwal kegiatan ekstrakurikuler.

3) Keputusan dalam lingkungan keluarga

a) Kegiatan gotong royong membersihkan lingkungan.


b) Kegiatan kerja bakti.

c) Kegiatan ronda malam.

d) Iuran bulanan warga.

e) Kegiatan membangun tempat ibadah.

f) Peringatan dan pelaksanaan 17 Agustus

g) Kegiatan perbaikan jalan.

4) Keputusan dalam lingkungan Negara

a) Rapat-rapat DPR/ Komisi.

b) Keputusan tentang undang-undang.

c) Keputusan tentang konstitusi negara.

d) Keputusan tentang ideologi negara.

e) Keputusan bersama tentang program pembangunan.

f) Keputusan tentang peraturan lalu lintas di jalan raya.

Pelaksanaan musyawarah untuk mufakat dapat terhambat  atau sulit dilakukan apabila:

1) Peserta musyawarah hanya mementigkan diri sendiri.

2) Tidak menggunakan akal yang sehat dan hati nurai yang luhur.

3) Berlaku tidak sopan dan bertutur kata yang tidak baik.

4) Memaksakan kehendak.

5) Tidak mau menghormati orang lain.

Manfaat menyelesaikan maslah dengan musyawarah:

1) Masalah dapat cepat terselesaikan/terpecahkan.

2) Keputusan yang diambil memiliki nilai keadilan.

3) Hasil keputusan menguntungkan semua pihak.

4) Dapat menyatukan pendapat yang berbeda.


5) Adanya kebersamaan.

4. Berbagai konsep dan pengertian yang terkait dengan pemahaman atas hakikat sila-

sila Pancasila dan bagaimana pengaktualisasian nilai-nilai yang terkandung di

dalamnya sebagai paradigma berpikir, bersikap dan berperilaku masyarakat

A. Hakekat Pengertian Pancasila

1) Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa.

Ketuhanan berasal dari kata Tuhan, ialah Allah, pencipta segala yang ada dan

semua makhluk. Atas keyakinan yang demikianlah, maka Negara Indonesia

memberikan jaminan kebebasan kepada setiap penduduk untuk beribadat menurut

agamanya dan kepercayaannya itu. Dengan kata lain di dalam Negara Indonesia tidak

ada dan tidak boleh ada paham yang meniadakan Tuhan Yang Maha Esa (atheisme).

Sebagai sila pertama Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi sumber

pokok nilai-nilai kehidupan bangsa Indonesia, menjiwai dan mendasari serta

membimbing perwujudan kemanusiaan yang adil dan beradab. 

2) Sila Kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradab

Kemanusiaan berasal dari kata manusia, yaitu makhluk berbudi yang memiliki

potensi pikir, rasa, karya dan cipta. Kemanusiaan terutama bersifat manusia yang

merupakan esensi dan identitas manusia karena martabat kemanusiaannya. Adil

terutama mengandung arti, bahwa suatu keputusan dan tindakan didasarkan atas norma-

norma yang objektif, jadi tidak subjektif apalagi sewenang-wenang. Beradab berasal

dari kata adab, yang berarti budaya, jadi beradab arti kebudayaan.
Jadi kemanusiaan yang adil dan beradab adalah kesadaran sikap dan perbuatan

manusia didasarkan kepada potensi budi nurani manusia dalam hubungan dengan

norma-norma dan kebudayaan umumnya, baik terhadap diri pribadi, sesama manusia

maupun terhadap alam dan hewan. Pada prinsipnya kemanusiaan yang adil dan baradab

adalah sikap dan perbuatan manusia yang sesuai dengan kodrat dan hakikat manusia

yang berbudi, sadar nilai, dan berbudaya.

3) Sila Ketiga : Persatuan Indonesia

Persatuan berasal dari kata satu, yang berarti utuh tidak terpecah belah. Persatuan

mengandung pengertian bersatunya bermacam corak yang beraneka ragam menjadi satu

kesatuan.

a) Pertama : makna geografis, yang berarti sebagian bumi yang membentang dari

950–1410 Bujur Timur dan dari 60 Lintang Utara sampai 110 Lintang Selatan.

b) Kedua : makna bangsa dalam arti politis, yaitu bangsa yang hidup  di dalam

wilayah tersebut. Indonesia dalam sila III ini ialah Indonesia dalam pengertian

bangsa.

Jadi Persatuan Indonesia ialah persatuan bangsa yang mendiami wilayah

Indonesia. Bangsa yang mendiami wilayah Indonesia ini bersatu karena didorong untuk

mencapai kehidupan kebangsaan yang bebas dalam wadah negara yang merdeka dan

berdaulat.

4) Sila Keempat : Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam

Permusyawaratan/Perwakilan.

a) Kerakyatan berasal dari kata Rakyat, yang berarti sekelompok manusia yang

berdiam di suatu wilayah tertentu.


b) Hikmat kebijaksanaan berarti penggunaan pikiran atau rasio yang sehat dengan

selalu mempertimbangkan persatuan dan kesatuan bangsa.

c) Permusyawaratan adalah suatu tata cara khas kepribadian Indonesia untuk

merumuskan dan atau memutuskan suatu hal yang berdasarkan kehendak rakyat,

hingga tercapai keputusan yang berdasarkan kebulatan pendapat atau mufakat.

d) Perwakilan adalah suatu sistem dalam arti tata cara (prosedur) mengusahakan

turut sertanya rakyat mengambil bagian dalam kehidupan bernegara. Antara lain

dilakukan dengan melalui badan-badan perwakilan.

Jadi Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan perwakilan berarti, bahwa rakyat dalam menjalankan kekuasaannya

melalui sistem perwakilan dan keputusan-keputusannya diambil dengan jalan

musyawarah yang dipimpin oleh pikiran yang sehat serta penuh tanggung jawab, baik

kepada Tuhan Yang Maha Esa maupun kepada rakyat dan wakilnya.

5) Sila  kelima : Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

a) Keadilan Sosial berarti keadilan yang berlaku dalam masyarakat disegala bidang

kehidupan, baik materil maupun spirituil.

b) Seluruh rakyat Indonesia berarti setiap orang yang menjadi Rakyat Indonesia, baik

yang berdiam diwilayah kekuasaan Republik Indonesia maupun warga negara

Indonesia yang berada diluar negeri.

Jadi Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia berarti bahwa setiap orang

Indonesia mendapat perlakuan yang adil dalam bidang hukum, politik, sosial, ekonomi

dan kebudayaan. Sesuai dengan UUD 1945 makna keadilan sosial mencakup pula

pengertian adil dan makmur.


Sila “keadilan sosial” adalah tujuan dari empat sila yang mendahuluinya,

merupakan tujuan bangsa Indonesia dalam bernegara, yang perwujudannya ialah tata-

masyarakat adil-makmur berdasarkan Pancasila.

B. Penghayatan Pancasila

Penghayatan Pancasila secara pokok dapat dikemukakan sebagai berikut :

1) Falsafah Pancasila yang abstrak tercermin dalam pembukaan UUD 1945.

2) Pancasila yang dirumuskan dalam pembukaan 1945 merupakan suatu kebulatan

yang utuh dan tersusun secara teratur (sistematis dan bertingkat (hierarkhis)). Sila

yang satu menjiwai dan meliputi sila yang lainnya secara bertingkat.

3) Jiwa Pancasila yang abstrak setelah tercetus menjadi Proklamasi Kemerdekaan 17

Agustus 1945, tercermin dalam pokok-pokok yang terkandung dalam pembukaan

UUD 45.

4) Berdasarkan penjelasan Otentik UUD 1945.

5) Berhubung dengan itu kesatuan Tafsir Sila-sila Pancasila harus bersumber dan

berdasarkan pembukaan dan berdasarkan pembukaan dan batang tubuh UUD

1945.

6) Nilai-nilai yang berkembang dalam masyarakat Indonesia yang belum tertampung

dalam pembukaan UUD 1945 perlu diselidiki untuk memperkuat dan

memperkaya nilai-nilai Pancasila yang terkandung dalam pembukaan dan batang

tubuh UUD 1945.

7) Penafsiran Sila-sila Pancasila

Dengan penghayatan Pancasila ini maka kita akan dapat lebih memahami tentang

hakekat pegertian Pancasila. Hal ini penting sekali bagi kita bangsa Indonesia.agar

supaya tidak terjadi lagi penyelewengan-penyelewengan terhadap Pancasila, yang pada


dasarnya disebabkan oleh kurangnya pengetahuan terhadap pengertian dan tidak

adannya penghayatan terhadap Pancasila itu sendiri. 

C. Nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila

a) Dalam hubungan dengan pengertian nilai sebagimana diterangkan di atas

tergolong nilai kerokhanian, tetapi nilai kerokhanian yang mengakui adanya nilai

materil dan nilai vital.

Adapun nilai-nilai yang terkandung di dalam sila-sila Pancasila itu dapat dikemukakan

sebagai berikut :

1) Dalam Sila I berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa” terkandung nilai-nila religius

antara lain :

a) Keyakinan terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa dengan sifat-sifatnya yang

maha sempurna.

b) Ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yakni menjalankan semua

perintahnya dan menjauhi segala larangannya.

2) Dalam Sila II yang berbunyi “kemanusiaan yang adil dan beradab”  terkandung

nilai-nilai kemanusiaan, antara lain :

a) Pengakuan terhadap adanya martabat manusia.

b) Perlakuan yang adil terhadap sesama manusia.

c) Pengertian manusia yang beradab yang memiliki daya cipta, rasa, karsa, dan

keyakinan, sehigga jelas adanya perbedaaan antara manusia dan hewan.

3) Dalam sila III yang berbunyi “Persatuan Indonesia” terkandung nilai persatuan

bangsa, antara lain :


a) Persatuan Indonesia adalah persatuan bangsa yang mendiami wilayah

Indonesia.

b) Bangsa Indonesia adalah persatuan suku-suku bangsa yang mendiami wilayah

indonesia.

c) Pengakuan terhadap ‘Bhineka tunggal Ika” dan suku bangsa (ethnis) dan

keudayaan bangsa (berbeda-beda namun satu jiwa) yang memberikan arah

dalam pembinaan kesatuan bangsa.

4) Dalam sila ke IV yang berbunyi “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat

kebjaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan” terkandung nilai kerakyatan,

antara lain :

a) Kedaulatan Negara adalah di tangan rakyat.

b) Pimpinan kerakyatan adalah hikmat kebijak sanaan yang dilandasi akal sehat.

c) Manusia Indonesia sebagai warga Negara dan warga masyarakat Indonesia

mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.

d) Musyawarah untuk mufakat dicapai dalam permusyawaratan wakil-wakil

rakyat.

5) Dalam sila V yang berbunyi “keadilan sosial bagi seluruh rakyar Indonesia”

terkandung nilai sosial, antara lain :

a) Perwujudan keadilan sosial dalam kehidupan sosial atau kemasyarakatan

meliputi seluruh rakyat Indonesia.

b) Keadilan dalam kehidupan sosial terutama meliputi bidang-bidang ideologi,

politik, ekonomi, sosial, kebudayaan dan pertahanan keamanan nasional

(POLEKSOSBUDHANKAMNAS).

c) Cita-cita masyarakat adil makmur, materil dan spiritual yang merata bagi

seluruh rakyat Indonesia.


d) Keseimbangan antara hak dan kewajiban, dan menghormati hak orang lain.

e) Cinta akan kemajuan dan pembangunan.

D. Hubungan Nilai, Norma dan Sanksi

Nilai secara singkat dapat dikatakan sebagai hasil penilaian/pertimbangan

“Baik/tidak baik” terhadap sesuatu, yang kemudian dipergunakan sebagai dasar alasan

(motivasi) melakukan atau tidak melakukan sesuatu.

Norma (kaidah) adalah petunjuk tingkah laku (perilaku) yang harus dilakukan dan

tidak boleh dilakukan dalam hidup sehari-hari, berdasarkan suatu alasan (motivasi)

tertentu dengan disertai sanksi.

Sanksi adalah ancaman/akibat yang akan diterima apabila norma (kaidah) tidak

dilakukan.

Dari hubungan nilai, norma, dan sanksi ini timbullah macam-macam norma

dengan sanksinya, misalnya :

 Nilai agama, dengan sanksi agama.

 Norma kesusialaan, dengan sanksi rasa susila.

 Norma sopan santun, dengan sanksi sosial dari masyarakat.

 Norma hukum, dengan saksi hukum dari pemerintah (alat-alat Negara)

Hubungan nilai, norma dan sanksi sangat penting, karena penjelmaan nilai

menjadi norma (apakah norma hukum atau bukan norma hukum) akan sangat

mempengaruhi pelaksanaan dari nilai-nilai tersebut.


5. Pancasila sebagai sistem filsafat yang harus dipegang teguh agar sikap dan

kepercayaan terhadap kehidupan dan alam yang biasanya diterima secara tidak kritis

dapat menjadi pedoman dan tanamkan suatu proses kritik atau pemikiran terhadap

kepercayaan dan sikap yang sangat dijunjung tinggi (arti formal).

Anda mungkin juga menyukai