DOSEN PEMBIMBING :
KARTIKA
1.3 tujuan
Untuk mengetahui persepsi ibu nifas tentang perawatan genetalia di RSU Muhammadiyah
Ponorogo.
1.4 manfaat
1.4.1 Manfaat Teoritis
1. Bagi Intitusi (Fakultas Ilmu Kesehatan) Penelitian ini dapat digunakan sebagai media
untuk menambah beragam hasil penelitian dalam dunia pendidikan serta dapat dijadikan
referensi bagi pembaca lain yang ingin mengadakan penelitian lebih lanjut baik penelitian
yang serupa maupun penelitian yang lebih kompleks.
2. Bagi IPTEK Penelitian ini dapat dijadikan dasar penelitian yang berkaitan dengan
persepsi ibu nifas tentang perawatan genetalia.
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Peneliti
Peneliti dapat mengaplikasikan hasil penelitian yang didapat secara langsung serta
mendapatkan informasi, tentang persepsi ibu nifas tentang perawatan genetalia.
2. Perkembangan Ilmu Keperawatan
Bagi perkembangan ilmu keperawatan dapat dijadikan penelitian lebih lanjut sebagai
dasar untuk pemberian informasi dan pengetahuan.
3. Profesi Keperawatan
Bagi profesi keperawatan dapat dijadikan penelitian lebih lanjut sebagai peningkatan
mutu asuhan keperawatan dan sebagai masukan untuk melakukan penelitian lebih
lanjut dalam rangka mengembangkan profesi keperawatan.
BAB II
2.1 Definisi
Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga di sebut
masa nifas (puerperium) yaitu masa sesudah persalinan yang di perlukan
untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu. Post
partum adalah masa 6 minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ
reproduksi sampai kembali ke keadaan normal sebelumhamil
(Bobak,2010).
Partus di anggap spontan atau normal jika wanita berada dalam masa
aterm, tidak terjadi komplikas,terdapat satu janin presentasi puncak kepala
dan persalinan selesai dalam 24 jam (Bobak,2005).
2.2 Prevalensi/insidensi
Faktor Ibu
Paritas
Menurut panduan Pusdiknakes 2003, paritas adalah jumlah
kehamilan yang mampu menghasilkan janin hidup di luar rahim (lebih dari
28 minggu). Paritas menunjukkan jumlah kehamilan terdahulu yang telah
mencapai batas viabilitas dan telah dilahirkan, tanpa mengingat jumlah
anaknya ( Oxorn, 2003).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia paritas adalah keadaan
kelahiran atau partus. Pada primipara robekan perineum hampir selalu
terjadi dan tidak jarang berulang pada persalinan berikutnya (Sarwono,
2005).
Meneran
Secara fisiologis ibu akan merasakan dorongan untuk meneran bila
pembukaan sudah lengkap dan reflek ferguson telah terjadi. Ibu harus
didukung untuk meneran dengan benar pada saat ia merasakan dorongan
dan memang ingin mengejang (Jhonson, 2004). Ibu mungkin merasa dapat
meneran secara lebih efektif pada posisi tertentu (JHPIEGO, 2005).
Faktor Janin
Vakum ekstrasi
Vakum ekstrasi adalah suatu tindakan bantuan persalinan, janin
dilahirkan dengan ekstrasi menggunakan tekanan negatif dengan alat
vacum yang dipasang di kepalanya ( Mansjoer,
2002).
Ekstrasi Cunam/Forsep
Ekstrasi Cunam/Forsep adalah suatu persalinan buatan, janin
dilahirkan dengan cunam yang dipasang di kepala janin (Mansjoer, 2002).
Komplikasi yang dapat terjadi pada ibu karena tindakan ekstrasi forsep
antara lain ruptur uteri, robekan portio, vagina, ruptur perineum, syok,
perdarahan post partum, pecahnya varices vagina (Oxorn, 2003).
Embriotomi adalah prosedur penyelesaian persalinan dengan jalan
melakukan pengurangan volume atau merubah struktur organ tertentu pada
bayi dengan tujuan untuk memberi peluang yang lebih besar untuk
melahirkan keseluruhan tubuh bayi
tersebut (Syaifudin, 2002).
Persalinan Presipitatus
2.5 Patophysiology/WOC
1.Adaptasi Fisiologi
a.Infolusi uterus
Proses kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil setelah
melahirkan, proses ini dimulai segera setelah plasenta keluar akibat
kontraksi otot-otot polos uterus. Pada akhir tahap ketiga persalinan, uterus
berada di garis tengah, kira-kira 2 cm di bawah umbilikus dengan bagian
fundus bersandar pada promontorium sakralis. Dalam waktu 12 jam, tinggi
fundus mencapai kurang lebih 1 cm di atas umbilikus. Fundus turun kira-
kira 1 smpai 2 cm setiap 24 jam. Pada hari pasca partum keenam fundus
normal akan berada di pertengahan antara umbilikus dan simpisis pubis.
Uterus, pada waktu hamil penuh baratnya 11 kali berat sebelum
hamil, berinvolusi menjadi kira-kira 500 gr 1 minggu setelah melahirkan
dan 350 gr 2 minggu setelah lahir. Satu minggu setelah melahirkan uterus
berada di dalam panggul. Pada minggu keenam, beratnya menjadi 50-60
gr. Peningkatan esterogen dan progesteron bertabggung jawab untuk
pertumbuhan masif uterus selama hamil. Pada masa pasca partum
penurunan kadar hormon menyebapkan terjadinya autolisis, perusakan
secara langsung jaringan hipertrofi yang berlebihan. Sel-sel tambahan
yang terbentuk selama masa hamil menetap. Inilah penyebap ukuran
uterus sedikit lebih besar setelah hamil.
b. Kontraksi intensitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna segera
setelah bayi lahir, diduga terjadi sebagai respon terhadap penurunan
volume intrauterin yang sangat besar. homeostasis pasca partum dicapai
terutama akibat kompresi pembuluh darah intramiometrium, bukan oleh
agregasi trombosit dan pembentukan bekuan. Hormon oksigen yang
dilepas dari kelenjar hipofisis memperkuat dan mengatur kontraksi uterus,
mengopresi pembuluh darah dan membantu hemostasis. Salama 1-2 jam
pertama pasca partum intensitas kontraksi uterus bisa berkurang dan
menjadi tidak teratur. Untuk mempertahankan kontraksi uterus, suntikan
oksitosin secara intravena atau intramuskuler diberikan segera setelah
plasenta lahir. Ibu yang merencanakan menyusui bayinya, dianjurkan
membiarkan bayinya di payudara segera setelah lahir karena isapan bayi
pada payudara merangsang pelepasan oksitosin.
3. Adaptasi psikologis
Menurut Hamilton, 1995 adaptasi psikologis ibu post partum dibagi
menjadi 3 fase yaitu :
Fase ini dimuai hari pertama dan hari kedua setelah melahirkan dimana
ibu membutuhkan perlindungandan pelayanan.Fase taking hold /
ketergantungan tidak ketergantungan Fase ini dimulai pada hari ketiga
setelah melahirkan dan berakhir pada minggu keempat sampai kelima.
Sampai hari ketiga ibu siap untuk menerima peran barunya dan belajar
tentang semua hal-hal baru. Selama fase ini sistem pendukung menjadi
sangat bernilai bagi ibu muda yang membutuhkan sumber informasi dan
penyembuhan fisik sehingga ia dapat istirahat dengan baik
2.7 Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan medis
a) observasi ketat 2 jam post partum (adanya komplikasi perdarahan)
b) 6-8 jam pasca persalinan:istirahat dan tidur tenang,usahakan miring
kanan kiri
c) Hari ke1-2 : memberikan KIE kebersihan diri,cara menyusui yang
benar dan perawatan payudara,perubahan-perubahan yang terjadi
pada masa nifas,pemberian informasi tentang masa nifas.
d) Hari ke-2:mulai latihan duduk
e) Hari ke-3:di perkenankan latihan berdiri dan berjalan
Daftar pustaka (ojo dicantumne)
(