Anda di halaman 1dari 16

SEDIAAN SUSPENSI

DASAR TEORI SUSPENSI

A. PENGERTIAN SUSPENSI

1.adalah yang mengandung bahan obat padat dan bentuk halus dan tidak larut, terdispersidalam cairan
pembawa (FI III hal: 32)

2.Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel tidak larut yang terdispersi dalamfase cair (FI
IV hal : 17)

3.Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung obat padat, tidak melarut dan terdispersikansempurna
dalam cairan pembawa atau sediaan padat terdiri dari obat dalam bentuk serbuk sangathalus, dengan
atau tampa zat tambahan yang akan terdispersikan sempurna dalam cairan pembawa yang di tetapkan
(formularium nasional hal : 3)

4.Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan tidak larut,
terdispersi dalam cairan pembawa (IMO hal : 149)

5.Suspensi merupakan sistem heterogen yang terdiri dari dua fase. fase kontinue atau fase luar
umumnya merupakan cairan atau semi padat dan fase terdispersi atau fase dalam terbuat dari

partikel” kecil, yang pada dasarnya tidak larut, tetapi terdispersi seluruhnya dalam fase kontinuzat yang
tidak larut bisa dimaksudkan untuk diabsorpsi fisiologis atau untuk fungsi pelapisandalam dan luar (leon
lachman hal : 985)

Suspensi terdiri dari beberapa jenis yaitu :

1.Suspensi Oral adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat yang terdispersidalam pembawa
cair dengan bahan pengaroma yang sesuai dan ditujukkan untuk penggunaan oral.

2.Suspensi Topikal adalah sediaan cair mengandung partikel padat yang terdispersi dalam pembawa cair
yang ditujukkan untuk penggunaan pada kulit.

3.Suspensi Optalmik adalah sediaan cair steril yang mengandung partikel-partikel yangterdispersi dalam
cairan pembawa yang ditujukkan untuk penggunaan pada mata.

4.Suspensi tetes telinga adalah sediaan cair yang mengandung partikel-partikel halus yangditujukkan
untuk diteteskan pada telinga bagian luar.

5.Suspensi untuk injeksi adalah sediaan berupa suspensi serbuk dalam medium cair yangsesuai dan tidak
disuntikan secara intravena atau kedalam saluran spinal.Suspensi untuk injeksi terkontinyu adalah
sediaan padat kering dengan bahan pembawa yangsesuai untuk membentuk larutan yang memenuhi
semua persyaratan untuk suspensi steril setelah penambahan bahan pembawa yang sesuai
B.Stabilitas Suspensi

Salah satu problem yang dihadapi dalam proses pembuatan suspensi adalah cara memperlambat
penimbunan partikel serta menjaga homogenitas dari pertikel. Cara tersebut merupakan salahsatu
tindakan untuk menjaga stabilitas suspensi.

Beberapa faktor yang mempengaruhi stabiltassuspensi adalah :

1.Ukuran PartikelUkuran partikel erat hubungannya dengan luas penampang partikel tersebut serta
daya tekankeatas dari cairan suspensi itu. Hubungan antara ukuran partikel merupakan
perbandinganterbalik dengan luas penampangnya. Sedangkan antar luas penampang dengan daya
tekankeatas merupakan hubungan linier. Artinya semakin besar ukuran partikel maka semakinkecil luas
penampangnya.

2.Kekentalan / ViskositasKekentalan suatu cairan mempengaruhi pula kecepatan aliran dari cairan
tersebut, makinkental suatu cairan kecepatan alirannya makin turun (kecil). Hal ini dapat dibuktikan
denganhukum ” STOKES”

Ket :

V = Kecepatan Aliran

d = Diameter Dari Partikel

p = Berat Jenis Dari Partikel

p0= Berat Jenis Cairan

g = Gravitas

ŋ =Viskositas Cairan

3.Jumlah Partikel / KonsentrasiApabila didalam suatu ruangan berisi partikel dalam jumlah besar, maka
partikel tersebutakan susah melakukan gerakan yang bebas karena sering terjadi benturan antara
partikeltersebut.Benturan itu akan menyebabkan terbentuknya endapan dari zat tersebut, oleh karena
itumakin besar konsentrasi partikel, makin besar kemungkinan terjadinya endapan partikeldalam waktu
yang singkat.

4.Sifat / Muatan PartikelDalam suatu suspensi kemungkinan besar terdiri dari beberapa macam
campuran bahan yangsifatnya tidak terlalu sama. Dengan demikian ada kemungkinan terjadi interaksi
antar bahantersebut yang menghasilkan bahan yang sukar larut dalam cairan tersebut. Karena sifat
bahantersebut sudah merupakan sifat alami, maka kita tidak dapat mempengruhi.Ukuran partikel dapat
diperkecil dengan menggunakan pertolongan mixer, homogeniser,colloid mill dan mortir. Sedangkan
viskositas fase eksternal dapat dinaikkan dengan penambahan zat pengental yang dapat larut kedalam
cairan tersebut. Bahan-bahan pengentalini sering disebut sebagai suspending agent (bahan
pensuspensi), umumnya besifat mudah berkembang dalam air (hidrokoloid).

Bahan pensuspensi atau suspending agent dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu :

1. Bahan pensuspensi dari alam.Bahan pensuspensi dari alam yang biasanya digunakan adalah jenis gom
/ hidrokoloid.Gom dapat larut atau mengembang atau mengikat air sehingga campuran
tersebutmembentuk mucilago atau lendir. Dengan terbentuknya mucilago maka viskositas
cairantersebut bertambah dan akan menambah stabilitas suspensi. Kekentalan mucilago
sangatdipengaruhi oleh panas, PH, dan proses fermentasi bakteri.

a. Termasuk golongan gom :

Contonya : Acasia ( Pulvis gummi arabici), Chondrus, Tragacanth, Algin

b. Golongan bukan gom :

Contohnya : Bentonit, Hectorit dan Veegum

2. bahan pensuspensi sintesis

a. Derivat Selulosa:

Contohnya : Metil selulosa, karboksi metil selulosa (CMC), hidroksi metil selulosa.

b.Golongan organk polime

C. MACAM-MACAM SUSPENSI

1.Suspensi oral adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat dalam bentuk halus yangterdispersi
dalam fase cair dengan bahan pengaroma yang sesuai, yang ditujukan untuk penggunaan oral.

2.Suspensi topikal adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat dalam bentuk halusyang
terdispersi dalam cairan pembawa cair yang di tunjukkan untuk penggunaan kulit..

3. Suspensi tetes telinga adalah sediaan cair yang mengandung partikel-partikel halus yangditunjukan
untuk di teteskan pada telinga bagian luar.

4.Suspensi oflamik adalah sedian cair steril yang mengandung partikel sangat halus yangterdispersi
dalam cairan pembawa untuk pemakaian pada mata.

5.Suspensi untuk injeksi terkontitusi adalah sediaan padat kering dengan bahan pembawa yangsesuai
untuk membentuk larutan yang memenuhi semua persyaratan untuk suspensi. Sterilsetelah
penambahan bahan yang sesuai.(lmu Resep Syamsuni hal 125)
D. SYARAT-SYARAT SUSPENSI

1.Suspensi tidak boleh diinjeksikan secara intravena dan intrarektal

2.Suspensi yang dinyatakan untuk di gunakan dengan cara tertentu harus mengandung
zatantimikroban

3.Suspense harus di kocok sebelum digunakan

4.Suspensi harus disimpan dalam wadahtertutup rapat.( FI IV hal 18)

1.Suspensi terdispersi harus halus dan tidak boleh mengendap

2.Jika dikocok harus segera terdispersi kembali

3.Dapat mengandung zat tambahan untuk menjamin stabilitas

4.Keketalan suspense tidak boleh terlalu tinngi agar mudah di kocok dan di tuang. (FI III hal32)
Karakteristik suspensi harus sedemikian rupa sehingga ukuran partikel dari suspenoid tetap agak
konstan untuk yang lama pada penyimpanan (ansel hal 356)

Partikel padatan fase dispersi harus halus dan tidak boleh cepat mengendap (1985 FKI hal 82)

Kadar surfaktan yang digunakan tidak boleh mengiritasi atau melukai kulit (1985 FKI hal 77)

E. KOMPOSISI SUSPENSI

1.Bahan aktif.

Contoh: sulfur praicipitat, calamin, titanium dioksida

2. Bahan tambahan

Pewarna : metilen blue, metamil yellow

Pengawet : nipagin 2-5%, nipasol 0,05-0,025%

3.Suspending Agent.

Akasia (PGA)Bahan ini diperoleh dari eksudat tanaman akasia sp. Dapat larut dalam air, tidak larut
dalamalcohol, dan bersifat asam, viskositas optimum mucilagonya adalah PH 5-9.Mucilage gom arap
dengan kadar 35 % memeiliki kekentalan kira-kira sama dengan gliserin.Gom ini mudah dirusak oleh
bakteri sehingga dalam suspense harus ditambahkan pengawet.(ilmu resep syamsuni hal 139)

b.TragakhanMengandung tragakhan 2% dan dibuat dengan jalan menggerus dahulu serbuk tragakan
denganair 20x banyaknya sampai diperoleh suatu masa yang homogen. Kemudian diencerkan
dengansisa dari tragakan lambat mengalami hidrasi. Sehinggan untuk mempercepat hidrasi
biasanyadilakukan pemanasan mucilago tragakan juga lebih kental dari pada mucilago dari Gom arab.
(ilmu resep syamsuni hal 140)

c.Mucilago amilyDibuat dengan amilum tritici 2% . (vanduin hal 58)

d.Solution gum arabicumMengandung gum arabikum 10% dan dibuat dengan jalan membuat dahulu
mucilage gom arabdari gom yang tersedia kemudian mengencerkannya. (vanduin hal 58 )

e.Mucilago salebDibuat dengan serbuk saleb 1 % seharusnya dengan serbuk yang telah dihilangkan
patinyadengan pengayakan, dimana diperoleh suatu mucilage. (vanduin hal 58)

f.Solution gummosa

Mengandung pulvis gummosus 2% dan dibuat dengan jalan menggerus dahulu pulvis gummosusdengan
air 7x banyaknya sampai diperoleh suatu masa yang homogen dan mengencerkannyasedikit demi sedikit
(vanduin hal 58)

F. CARA PEMBUATAN SUSPENSI SECARA UMUM

1.Metode dispersiDitambahkan bahan oral kedalam mucilage yang telah terbentuk, kemudian
diencerkan

2.Metode Presitipasi

Zat yang hendak didispersikan dilarutkan dulu dalam pelarut organik yang hendak dicampur dengan air

Setelah larut dalam pelarut organik larutan zat ini kemudian di encerkan dengan latrutan pensuspensi
dalam air sehingga akan terjadi endapan halus tersuspensi dalam air seningga akanterjadi endapan halus
tersuspensi dengan bahan pensuspensi.

G.FORMULSI SUSPENSI

Membuat suspensi stabil secara fisis ada 2 kategori :

Pada penggunaan ”Structured Vehicle” untuk menjaga partikel deflokulasi

dalamsuspensi Structured Vehicle, adalah larutan hidrokoloid seperti tilose, gom, bentonit, danlain-lain.

Penggunaan prinsip-prinsip flokulasi untuk membentuk flok, meskipun terjadi cepat pengendapan,
tetapi dengan pengocokan ringan mudah disuspensikan kembali.Pembuatan suspensi sistem flokulasi
ialah :

1. Partikel diberi zat pembasah dan dispersi medium.

2. Lalu ditambah zat pemflokulasi, biasanya berupa larutan elektrolit, surfaktan atau polimer.

3. Diperoleh suspensi flokulasi sebagai produk akhir.


4. Apabila dikehendaki agar flok yang terjadi tidak cepat mengendap, maka ditambah StructuredVehicle

5. Produk akhir yang diperoleh ialah suspensi flokulasi dalam Structured Vehicle.

Bahan Pengawet
Penambahan bahan lain dapat pula dilakukan untuk menambah stabilitassuspensi, antara lain
penambahan bahan pengawet. Bahan ini sangat diperlukanterutama untuk suspensi yang menggunakan
hidrokoloid alam, karena bahan ini sangatmudah dirusak oleh bakteri.

Sebagai bahan pengawet dapat digunakan butil p. benzoat (1:1250), etilp.benzoat (1:500), propil p.
benzoat (1 : 4000), nipasol, nipagin ± 1%.

Disamping itu banyak pula digunakan - garam komplek dari mercuri untukpengawet, karena
memerlukan jumlah yang kecil, tidak toksik dan tidak iritasi. Misalnyafenil mercuri nitrat, fenil, mercuri
chlorida fenil mercuri asetat.

Macam-macam bahan pensuspensi dari alam.

a.Akasia ( pulvis gom arab)

b.Chondrus

c.Tragakan

d. Algin

Macam-macam suspensi alam buakan golongan gom yaitu tanah liat.

Bentonit, hectorite, veegum.

Bahan suspensi sintesi.

Drivat selulosa

Golongan organik poimer

Cara mengerjakan obat suspensi ada 2 cara yaitu.

1.Metode Dispersi, metode ini dilakukan dengan cara menambahkan serbuk bahan obatkedalam
misilago yang telah terbentuk, kemudian baru di encerkan.

2.Metode Prestipitasi, zat yang hendak didespersiakan di larutkan terlebih dulu kedalam pelarut organik
yang hendak di campur dengan air.

Sistem pembentukan suspense


1.Sistem defukolasi, partikel defukolasi mengendap perlahan akhir nya membentuk sedimen,akan
terjadi agregasi, dan akhirnya terbentuk cake yang keras dan sukar tersuspensikembali.

2.Sistem flokulasi, partikel flokulasi terikat lemah, cepat mengendap dan pada penyimpanan tidak
terjadi cake dan mudah tersuspensi kembali

H.Penilaian Stabilitas Suspensi

1. Volume sedimentasiAdalah Suatu rasio dari volume sedimentasi akhir (Vu) terhadap volume mula
mula darisuspensi (Vo) sebelum mengendap.

2. Derajat flokulasi.Adalah Suatu rasio volume sedimentasi akhir dari suspensi flokulasi (Vu) terhadap
volumesedimentasi akhir suspensi deflokulasi (Voc).

3.Metode reologiBerhubungan dengan faktor sedimentasi dan redispersibilitas, membantu menemukan


perilaku pengendapan, mengatur vehicle dan susunan partikel untuk tujuan perbandingan.

4.Perubahan ukuran partikelDigunakan cara Freeze-thaw cycling yaitu temperatur diturunkan sampai
titik beku, laludinaikkan sampai mencair kembali. Dengan cara ini dapat dilihat pertumbuhan kristal,
yang pokok menjaga tidak terjadi perubahan ukuran partikel dan sifat kristal.

I.EVALUASI SEDIAAN

1. Metode reologiBerhubungan dengan factor sedimentasi dan redispersibilitas membantu menentukan


prilaku pengendapan mengatur pembawa dan susunan partikel untuk perbandingan.

2. Perubahan ukuran partikelDigunakan cara freeze-thow yaitu temperature diturunkan sampai titik
beku, lalu dinaikkansampai mencair kembali. Dengan cara ini dapat dilihat pertumbuhan Kristal yang
intinyamenjaga agar tidak terjadi perubahan ukuran partikel dan sifat Kristal. (lachman edisi 2 hal 10)

J. CONTOH FORMULASI SEDIAAN SUSPENSI

RESEP SUSPENSI TOPIKAL

a.LOTIO KUMMERFEL,DI.(aqua cosmetika kummerfeldi)(Obat kukul)Resep stadart

R/ Sulf praec 20

Camph 3
Mucil Gum Arab 10

Sol. Calc Hidrat 134

Aq. Rosae 133

s.u.e

Rancangan Formulasi

Dr. azhhuri
(SIP.017/KOD/DU/II/1991)
Praktik:
Jln.sawojajar 23 Malang
Telp. 03417456678
Malang 27-11-2012

R/ Sulf praec 4

Camph 0,6

Mucil Gum Arab 2

Sol. Calc Hidrat 26,8

Aq. Rosae 26,6

s.u.e

Pro: Ani (18 th)

Alamat: jln. Anggrek no.9 Malang

A.MONOGRAFI

1.Sulfur praicipitat / belerang endapPemerian: serbuk amof/ hablur renik, sangat halus, warna kuning
pucat, tidak berbau dan berasaKelarutan: praktis tidak larut dalam air, sangat mudah larut dalam
karbondioksida, praktis tidak larut dalam etanol.(FI IV, hal 771)Khasiat: antiskabisid

2.CamporaPemerian: hablur, granul/ massa hablur, putih/ tidak berwarna, jernih, bau khas, tajam, rasa
pedasdan aromatik, menguap perlahan pada suhu kamar.Kelarutan: sukar larut dalam air, sangat mudah
larut dalam etanol, minyak lemak, minyak menguap.(FI IV, hal 167)Khasiat: anti iritan
3. Mucil PGAMengandung Gummi Arabicum 40% dan dibuat dengan menambahkan 1,5 kali air kepada
GomArap itu, kemudian digerus sampai diperoleh suatu massa yang homogeny. (VANDUIN hal 58)

4.Sol Calc HidratSuatu kapur tohor dengan tiga bagian ait mendidihdiencerkan, sesudah 15 menit
dengan air hingga 25 bagian, biarlah campuran mengendap dan tuanglah zat cair yang diatasnya,
tambahkanair yang sama banyak pada endapannya, kocok dan biarkan mengendap lagi. Tuanglah lagi
zatcair yang diatasnya, ulangi lagi dan akhirnya tambahkan pada endapannya 300 bagian air,dikocok
berulang-ulang dan simpanlah campurannya dalam botol tertutup baik. (PH ned hal532)

5.Aqua rosaeLarutkan sebagian minyak mawar dalam 1g bagian spiritus keras dan saring, ambil 4 bagian
darilarutan tambahkan 996 bagian air saringlah zat cair jernih. (PH ned, hal 105)

6.Pulv Gumi ArabicumPemerian; serbuk putih/putih kekuningan, tidak berbauKelarutan: larut hamper
semua dalam air, tetapi sangat lambat meninggalkan, sisa bagiantanaman dalam jumblag sangat sedikit,
dan membersihkan cairan seperti mucilage, tidak bermarna/ kekuningan, kental, lengket, transparan,
bersifat asam lemah terhadap kertas lakmus biru, praktis tidak larut dalam eter dan etanol. (FI IV hal
718)

B.PERHITUNGAN BAHAN

1.Sulfur Praecipitat : 20g/300ml X 60 ml = 4g

2.Champora : 3g/300ml X 60 ml = 0,6g

3.Mucil PGA : 10g/300ml X 60 ml = 2g

PGA : 4g/100g X 60 ml = 0,8g

Aqua untuk PGA : 1,5 X 0,8 = 1,2 ml

4.Sol. Calc hidrat : 134g/300ml X 60 ml = 26,8ml

5.Aqua Rosae : 133g/300g X 60 ml = 26,6ml

C.ALAT Dan BAHAN

1.Mortir

2.Setemper

3.Beaker Glass

4.Gelas ukur

5.Kaca arloji

6.Penara
7.Timbangan

8.Etiket warna biru

9.Sudip

10.Sendok tanduk

11.Perkamen

12.Pinset

13.Botol volume 60ml

Secara umum sifat-sifat dari partikel flokulasi dan deflokulasi adalah :

a. Deflokulasi

• Partikel

suspensi dalam keadaan terpisah satu dengan yang lain.o Sedimentasi yang terjadi lambat masing-
masing patikel mengendap terpisah dan ukuran partikeladalah minimal.

• Sediaan terbentuk lambat.

o Diakhir sedimen akan membentuk cake yang keras dan sukar terdispersi lagi.

b.Flokulasi

• Partikel merupakan agregat yang basa

• Sedimentasi terjadi begitu cepat

o Sedimen tidak membentuk cake yang keras dan padat dan mudah terdispersi kembali seperti
semula.D.Formulasi suspensiMembuat suspensi stabil secara fisis ada 2 kategori :

• Pada penggunaan ”Structured Vehicle” untuk menjaga partikel deflokulasi dalam suspensi Structured

Vehicle, adalah larutan hidrokoloid seperti tilose, gom, bentonit, dan lain-lain.

• Penggunaan prinsip

-prinsip flokulasi untuk membentuk flok, meskipun terjadi cepat pengendapan,tetapi dengan
pengocokan ringan mudah disuspensikan kembali.

Pembuatan suspensi sistem flokulasi ialah :

1. Partikel diberi zat pembasah dan dispersi medium.


2. Lalu ditambah zat pemflokulasi, biasanya berupa larutan elektrolit, surfaktan atau polimer.

3. Diperoleh suspensi flokulasi sebagai produk akhir.

4. Apabila dikehendaki agar flok yang terjadi tidak cepat mengendap, maka ditambah StructuredVehicle.

5. Produk akhir yang diperoleh ialah suspensi flokulasi dalam Structured Vehicle

E.Penilaian Stabilitas Suspensi

1. Volume sedimentasiAdalah Suatu rasio dari volume sedimentasi akhir (Vu) terhadap volume mula
mula dari suspensi (Vo)sebelum mengendap.

2. Derajat flokulasi.Adalah Suatu rasio volume sedimentasi akhir dari suspensi flokulasi (Vu) terhadap
volume sedimentasiakhir suspensi deflokulasi (Voc).

3.Metode reologiBerhubungan dengan faktor sedimentasi dan redispersibilitas, membantu menemukan


perilakupengendapan, mengatur vehicle dan susunan partikel untuk tujuan perbandingan.

4.Perubahan ukuran partikelDigunakan cara Freeze-thaw cycling yaitu temperatur diturunkan sampai
titik beku, lalu dinaikkansampai mencair kembali. Dengan cara ini dapat dilihat pertumbuhan kristal,
yang pokok menjaga tidakterjadi perubahan ukuran partikel dan sifat kristal.

Keuntugan sediaan suspensi antara lain sebagai berikut :

a. Bahan obat tidak larut dapat bekerja sebagai depo, yang dapat memperlambat terlepasnya obat .

b. Beberapa bahan obat tidak stabil jika tersedia dalam bentuk larutan.

c. Obat dalam sediaan suspensi rasanya lebih enak dibandingkan dalam larutan, karena rasa obat
yangtergantung kelarutannya.

Kerugian bentuk suspensi antara lain sebagai berikut :

a. Rasa obat dalam larutan lebih jelas.

b. Tidak praktis bila dibandingkan dalam bentuk sediaan lain, misalnya pulveres, tablet, dan kapsul.

c. Rentan terhadap degradasi dan kemungkinan terjadinya reaksi kimia antar kandungan dalam larutandi
mana terdapat air sebagai katalisator .

Rute Pemberian Sediaan Bentuk Suspensi

- Oral, contoh : suspensi kloramfenikol, rifampicin

- Ocular, contoh : suspensi hidrokortison


- Otic, contoh : suspensi hidrokortison

- Parenteral, contoh : suspensi penicilin G ( i.m )

-Rectal, contoh : suspensi paranitro sulfathiazole

- Topical, contoh : caladin losio

Alasan Penggunaan Suspensi Dalam Farmasi

- Zat berkhasiat tidak larut dalam air

- Zat berkhasiat tidak enak atau pahit

- Mengurangi proses penguraian zat aktif dalam air

- Kontak zat padat dengan medium dispersi dipersingkat

- Memperpanjang pelepasan obat menggunakan pembewa minyak

A. Keuntungan Bentuk Sediaan Suspensi :

 baik digunakan untuk orang yang sulit mengkonsumsi tablet, pil, kapsul. terutama untuk anak-anak

memiliki homogenitas yang cukup tinggi

lebih mudah di absorpsi daripada tablet, karna luas permukaan kontak dengan permukaansaluran
cerna tinggi

dapat menutupi rasa tidak enak/pahit dari obat

dapat mengurangi penguraian zat aktif yang tidak stabil dalam air

B. Kerugian Bentuk Sediaan Suspensi :

memiliki kestabilan yang rendah

 jika terbentuk caking maka akan sulit terdispersi kembali, sehingga homogenisitasnyamenjadi buruk

alirang yang terlalu kental menyebabkan sediaan sulit untuk dituang

ketepatan dosis lebih rendah dibandingkan sediaan larutan

suspensi harus dilakukan pengocokan sebelum digunakan


 pada saat penyimpanan kemungkinan perubahan sistem dispersi akan meningkat apabilaterjadi
perubahan temperatur pada tempat penyimpanan

K. Pengemasan dan Penandaan Sediaan

Semua suspensi harus dikemas dalam wadah mulut lebar yangmempunyai ruang udara diatas cairan
sehingga dapat dikocok dan mudahdituang.

Kebanyakan suspensi harus disimpan dalam wadah yang tertutup rapatdan terlindung dari pembekuan,
panas yang berlebihan dan cahaya. Suspensi perludikocok setiap kali sebelum digunakan untuk
menjamin' distribusi zat padat yangmerata dalam pembawa sehingga dosis yang diberikan setiap kali
tepat danseragam. Pada etiket harus juga tertera "Kocok Dahulu".

BAHAN:

1.Sulfur praicipitat

2.Sol. Calc hydrat

3.Aqua rosae

4.Champora

5.PGA

6.Spiritus fort

D.CARA PEMBUATAN

1.Disiapkan alat dan bahan

2.Disetarakan timbangan

3.Dikalibrasi botol 60ml

4.Ditimbang champora, diasukkan dalam motir, ditambahkan 3 tetes spiritus fort dan digerus
adhomogen.

5.Ditimbang sulf. Praicipitat dimasukkan kedalam no. 4, digerus ad homogen. Dipindahkan dalamkaca
arloji, dan dibasahi dengan gliserin

6.Ditimbang PGA dimasukkan kedalam mortar digerus, ditambahkan aqua rosae 1,2ml digerus
adterbentuk mucilage
7.Ditambahkan no. 5 kedalam mortar no. 6 diaduk ad homogeny

8.Ditambahkan sol calc hidrat diaduk ad homogeny

9.Diencerkan hasil no 8 dengan aqua rosae, dimasukan dalam botol

10.Diadkan dengan aqua rosae ad tanda kalibrasi, lalu di tutup dan kocok ad homogeny

11.Tutup dengan cup, diberi etiket biru dan label.

E.ETIKET

Apotek

PUTRA INDONESIA

Jln. Barito 5 Malang Telp. (0341) 491132

Apoteker : dra. Bila S.A.S Apt No. SIA/1201/424.052/2010

Tgl 27-11-12 No. 1

Ani (18 thn)

CP: dioleskan pada jerawat

OBAT LUAR

ttd

KOCOK DAHULU

F.EVALUASI HASIL PRAKTIKUM


1.Kelarutan : -

2.Viskositas : encer

3.Volume : 60ml

4.Homogenitas : kurang homogen terdapat endapan kamfer

5.Organoleptis:

Bau : kamfer dan aqua rosae


Rasa : -

Warna : putih kekuningan

6.Etiket :

Tanggal:√

Paraf: √

Signa: √

Nama pasien + umur: √

No resep: √

Tutp kup: √

G.PEMBAHASAN

Hasil praktikum pembuatan suspensi sulfur praecipitat tidak sesuai denganyang diharapkkan. Karena
ada endapan kamfer dan tidak tercampur homogen. Cara perlakuankamfer dalam suspensi seharusnya
camfer dilarutkan dulu dalamspiritus fortiori 2x berat kamfer,lalu disuspensikan dalam 2% PGA. Tetapi
cara pembutan saat praktikum tidak sesuai denganliterature, karena yang disuspensikan dahulu dalam
suspending agent adalah sulfur praecipitatyang sudah di basahi kemudian di aduk ad homogen
kemudian kamfer yang sudah di basai barudimasukan dalam suspending agent yang sudah tercampur
sulfur praecipitat dan di aduk adhomogen. Sehingga kamfer tidak bias terikat dengan suspending agent
tersebut dan suspendingagent yang digunakan juga kurang dari dari persyaratan ( kurang dari 2 % ).
Oleh karena itu hasil praktikum terdapat kamfer yang mengendap dan tidak tercampur homogen.

H.PEMBETULAN CARA PEMBUATAN

1.Disiapkan alat dan bahan

2.Disetarakan timbangan

3.Dikalibrasi botol 60ml

4.Ditimbang 0,6g champora, diasukkan dalam motir, ditambahkan 0,9ml (1ml) spiritus fort dandigerus
ad homogen dipindahkan dalam gelas arloji.

5.Ditimbang 4g sulf. Praicipitat. Dipindahkan dalam kaca arloji, dan dibasahi dengan gliserin

6.Ditimbang PGA 1,2g dimasukkan kedalam mortar digerus, ditambahkan aqua rosae 1,8mldigerus ad
terbentuk mucilage

7.Ditambahkan no.4 ( kamfer ) kedalam mortar no. 6 diaduk ad homogeny


8.Dimasukkan no.5 (sulfur praecipitat) dalam campuran no.7 aduk ad homogen kemudianditambahkan
sol calc hidrat diaduk ad homogeny

9.Diencerkan hasil no 8 dengan aqua rosae, dimasukan dalam botol

10.Diadkan dengan aqua rosae ad tanda kalibrasi, lalu di tutup dan kocok ad homogenTutup dengan
cup, diberi etiket biru dan label

Anda mungkin juga menyukai