Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam proses belajar menagajar tentu banyak sekali buku maupun artikel
yang berguna untuk pelajaran. Tapi apakah kita sudah mengenali bagaimana
susunan paragraf dalam buku maupun artikel yang telah kita pelajari tersebut?.
Tentu kita tidak menghiraukan hal itu. Jadi makalah kami ini akan membahas
tentang paragraf, syarat-syarat paragraf, cara mengembangkan paragraf dan jenis-
jenis paragraf. Sehingga pembaca bukan hanya membaca, tetapi juga tahu cara
membedakan mana paragraf yang baik maupun yang kurang baik.
Paragraf adalah bagian dalam suatu karangan yang mengandung satu gagasan
pokok atau pikiran utama dan beberapa gagasan penjelas. Paragraf dapat pula
diartikan sebagai suatu kesatuan pikiran yang lebih tinggi atau lebih luas dari
kalimat. Paragraf merupakan himpunan dari kalimat kalimat yang bertalian dalam
suatu rangkaian untuk membentuk suatu gagasan.

B. Rumusan Masalah
1.2.1.    Apakah yang dimaksud dengan paragraf?
1.2.2.    Bagaimana syarat-syarat dalam pembuatan paragraf?
1.2.3.    Bagaimanakah cara mengembangkan sebuah paragraf?
1.2.4.    Bagaimana jenis-jenis paragraf?

C. Tujuan
Makalah ini kami buat bertujuan untuk memenuhi tugas membuat makalah.

D.Manfaat
Agar kita dapat mengetahui lebih dalam apa itu paragraf, syarat-syarat
membuat paragraf, cara mengembangkan paragraf dan jenis-jenis paragraf.

1
2

BAB II
PEMBAHASAN

A.Pengertian Paragraf
Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan
hasil penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa
kalimat menjadi paragraph, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan
kepaduan. Kesatuan berarti seluruh kalimat dalam paragraf membicarakan satu
gagasan(gagasan tunggal). Kepaduan berarti seluruh kalimat dalam paragraf itu
kompak, saling berkaitan mendukung gagasan tunggal paragraf.
Dalam kenyataannya kadang-kadang kita menemukan alinea yang hanya
terdiri atas satu kalimat, dan hal itu memang dimungkinkan. Namun, dalam
pembahasan ini wujud alinea semacam itu dianggap sebagai pengecualian karena
disamping bentuknya yang kurang ideal jika ditinjau dari segi komposisi, alinea
semacam itu jarang dipakai dalam tulisan ilmiah. Paragraf diperlukan untuk
mengungkapkan ide yang lebih luas dari sudut pandang komposisi, pembicaraan
tentang paragraf sebenarnya ssudah memasuki kawasan wacana atau karangan
sebab formal yang sederhana boleh saja hanya terdiri dari satu paragraf. Jadi,
tanpa kemampuan menyusun paragraf, tidak mungkin bagi seseorang
mewujudkan sebuah karangan.

B.   Syarat Paragraf


Paragraf yang efektif harus memenuhi dua syarat ,yaitu adanya kesatuan
dan kepaduan.
1.    Kesatuan paragraf
Sebuah paragraf dikatakan mempunyai kesatuan jika seluruh kalimat dalam
paragraf hanya membicarakan satu ide pokok ,satu topik / masalah. Jika dalam
sebuah paragraf terdapat kalimat yang menyimpang dari masalah yang sedang di
bicarakan, berarti dalam paragraf itu terdapat lebih dari satu ide atau masalah.
2.    Kepaduan paragraf
3

Seperti halnya kalimat efektif , dalam paragraph ini juga dikenal istilah
kepaduan atau koherensi. Kepaduan paragraf akan terwujud jika aliran kalimat
berjalan mulus dan lancer serta logis. Untuk itu, cara repetisi, jasa kata ganti dan
kata sambung, serta sfrasa penghubung dapat dimanfaatkan. Selengkapnya
mengenai syarat paragraf.

C.Pengembangan Paragraf
Pengembangan paragraf sangat berkaitan erat dengan posisi kalimat topik
karena kalimat topiklah yang mengandung inti permasalahan atau ide utama
paragraf. Pengembangan paragraf deduktif, misalnya, yang menempatkan
ide/gagasan utama pada awal paragraf, pasti berbeda dengan pengembangan
paragraf induktif yang merupakan kebalikan dari paragraf deduktif. Demikian
juga dengan tipe paragraf yang lainnya.
Selain kalimat topik, pengembangan paragraf berhubungan pula dengan
fungsi paragraf yang akan dikembangkan: sebagai paragraf pembuka, paragraf
pengembang, atau paragraf penutup. Fungsi tersebut akan mempengaruhi
pemilihan metode pengembangan karena misi ketiga paragraf tersebut dalam
karangan saling berbeda.
Metode pengembangan paragraf akan bergantung pada sifat informasi yang
akan disampaikan,yaitu: persuasive, argumentatif, naratif, deskriptif, dan
eksposisi. Metode tersebut sudah pasti digunakan untuk mengembangkan alinea
argumentatif, misalnya akan berbeda dengan naratif.
Setelah mempertimbangkan factor tersebut barulah kita memilih salah satu
metode pengembangan paragraf yang dianggap paling tepat dan efektif. Diantara
banyak metode pengembangan paragraf yang terdapat di dalam buku – buku
komposisi, disini diangkat enam metode yang umum dipakai untuk
mengembangkan alinea dalam penulisan karangan. Metode yang dimaksud adalah
: metode definisi, metode contoh, metode sebab-akibat, metode umum khusus,
dan metode klasifikasi.
Di dalam mengarang, keenam metode pengembangan paragraf tersebut dapat
dipakai silih berganti sesuai dengan keperluan mengarang si penulisnya.
4

1.    Metode Definisi


Yang dimaksud dengan definisi adalah usaha penulis untuk menerangkan
pengertian/konsepistilah tertentu. Untuk dapat merumuskan definisi yang jelas,
penulis hendaknya memperhatikan klasifikasi konsep dan penentuan cirri khas
konsep tersebut. Satu hal yang perlu diingat dalam membuat definisi, kita tidak
boleh mengulang kata atau istilah yang kita definisikan di dalam teks definisi itu.

2.    Metode Proses


Sebuah paragraf dikatakan memakai metode proses apabila isi alinea
menguraikan suatu proses. Proses ini merupakan suatu urutan tindakan atau
perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu. Bila urutan atau tahap –
tahap kejadian berlangsung dalam waktu yang berbeda, penulis harus
menyusunnya secara runtut (kronologis). Banyak sekali peristiwa atau kejadian
yang prosesnya berbeda satu sama lainnya. Proses kerja suatu mesin , misalnya,
tentu berbeda sangat jauh dengan proses peristiwa sejarah.

3.    Metode Contoh


Dalam karangan ilmiah, contoh dan ilustrsi selalu ditampilkan. Contoh-
contoh terurai, lebih-lebih yang memerlukan penjelasan rinci tentu harus disusun
berbentuk paragraf.

4.    Metode Sebab-Akibat


Metode sebab-akibat atau akibat-sebab (kausalitas) dipakai untuk
menerangkan suatu kejadian dan akibat yang ditimbulkannya, atau sebaliknya.
Factor yang terpenting dalam metode kausalitas ini adalah kejelasan dan
kelogisan. Artinya, hubungan kejadian dan penyebabnya harus terungkap jelas
dan informasinya sesuai dengan jalan pikiran manusia. Metode kausalitas atau
sebab-akibat umumnya tampil di tengah karangan yang berisi pembahasan atau
5

analisis. Sifat paragrafnya argumentatif murni atau dikombinasikan dengan


deskriptif ata eksposisi.

5.    Metode Umum-Khusus


Metode umum-khusnya dan khusus-umum paling banyak dipakai untuk
mengembangkan gagasan paragraf agar tampak teratur. Bagi penulis pemula,
belajar menyusun paragraf dengan metode ini adalah yang paling disarankan.
Pertimbangannya, di samping mengembangkan urutan umum-khusus relative
lebih gampang,juga karena model inilah yang paling banyak dipakai dalam
karangan ilmiah dan tulisan eksposisi seperti arikel dalam media massa.

6.        Metode Klasifikasi


Bila kita akan mengelompokan benda-benda atau non benda yang memiliki
persamaan ciri seperi sifat, bentuk, ukuran, dan lain-lain, cara yang paling tepat
adalah dengan metode klasifikasi. Klsifikasi sebenarnya bukan khusu untuk
persamaan factor tersebut di atas, tetapi juga untuk perbedaan. Namun,
pengelompokan tidak berhenti pada inventarisasi persamaan dan perbedaan.
Setelah dikelompokan, lalu dianalisis untuk mendapatkan generalisasi, atau paling
tidak untuk diperbandingkan atau dipertentangkan satu sama lainnya.

D.   Jenis-Jenis Paragraf


Paragraf memiliki banyak ragamnya. Untuk membedakan paragraf yang satu
dari paragraf yang lain berdasarkan kelompoknya,yaitu : jenis paragraf menurut
posisi kalimat topiknya, menurut sifat isinya, menurut fungsinya dalam karangan.

1.    Jenis paragraf menurut posisi kalimat topiknya


Kalimat yang berisi gagasan utama paragraf adalah kalimat topik. Karena
berisi gagasan utama itulah keberadaan kalmat topic dan letak posisinya dalam
paragraf menjadi penting. Posisi kalimat topik di dalam paragraf yang akan
memberi warna sendiri bagisebuah paragraf. Berdasarkan posisi kalimat topik,
6

paragraf dapa dibedakan atas empat macam, yaitu : paragraf deduktif, paragraf
induktif, paragraf deduktif-induktif, paragraf penuh kalimat topik.

1.1.      Paragraf Deduktif


Adalah paragraf yang letak kalimat pokoknya di tempat kan pada bagian awal
paragraf ,yaitu paragraf yang menyajikan pokok permasalahan terlebih dahulu,
lalu menyusul uraian yang terinci mengenai permasalahan atau gagasan paragraf
(urutan umum-khusus).

Contoh paragraf deduktif :


"Olahraga akan membuat badan kita menjadi sehat dan tidak mudah terserang
penyakit. Fisik orang yang berolahraga dengan yang jarang atau tidak pernah
berolahraga sangat jelas berbeda. Contohnya jika kita sering berolahraga fisik kita
tidak mudah lelah, sedangkan yang jarang atau tidak pernah berolahraga fisiknya
akan cepat lelah dan mudah terserang penyakit."

Contoh paragraf deduktif


"Orang yang sukses adalah orang yang mampu menangkap sebuah peluang dan
memanfaatkan peluang itu untuk meraih suatu keberhasilan. Kemampuan
membaca dan memanfaatkan peluang itulah yang menghantar Rahayu S. Purnami,
lulusan Farmasi Universitas Padjadjaran Bandung, sampai kepada kesuksesan
menjadi pengusaha salon keliling yang memberikan pelayanan “door to door”.

1.2.      Paragraf Induktif


Bila kalimat pokok ditempatkan dipada akhir paragraf akan terbentuk
paragraf induktif, yaitu paragraf yang menyajikan penjelasan terlebih
dahulu,barulah diakhiri dengan pokok pembicaraan.

Contohnya:
"Pak Sopian memiliki kebun kakao seluas 1 hektar. Tetangganya, Pak Gatot, juga
memiliki kebun kakao seluas 1 hektar. Adik Pak Gatot, Ali Bashya, malah
7

memiliki kebun kakao yangt lebih luas daripada kakaknya, yaitu 2,5 hektar.
Tahun ini merupakan tahun ketiga bagi mereka memanen kakao. Seperti mereka,
dari 210 penduduk petani di Desa Sriwaylangsep, 175 kepala keluarga berkebun
kakao. Maka, tidaklah heran apabila Desa Sriwaylangsep tersebut dikenal dengan
Desa Kakao.

Contoh paragraf induktif


"Yang menyebabkan banjir di Jakarta sangat jelas disebabkan oleh ulah manusia
itu sendiri. Contohnya saja masih banyak orang-orang yang buang sampah yang
tidak pada tempatnya. Selain itu masyarakat juga tidak peduli terhadap selokan di
sekitarnya. Oleh sebab itu maka seharusnya pemerintah setempat harus lebih
mensosialisasikan bahaya banjir kepada masyarakat. Supaya masyarakat dapat
ikut serta dalam bersosialisasi terhadap bahaya banjir. Dengan kata lain dapat
disimpulkan bahwa seluruh masyarakat dan pemerintah setempat harus
menggalakan supaya Jakarta bebas banjir dengan cara membuang sampah pada
tempatnya dan membersihkan selokan di sekitarnya”.

1.3.      Paragraf Deduktif-Induktif


Bila kalimat pokok di tempatkan pada bagian awal dan akhir paragraf,
terbentuklah paragraf deduktif-induktif. Kalimat pada akhir paragraf umumnya
menjelaskan atau menegaskan kembali gagasan utama yang terdapat pada awal
paragraf.

Contoh paragraf deduktif-induktif :


" Pemerintah menyadari bahwa rakyat Indonesia memerlukan rumah yang
kuat,murah, dan sehat. Pihak dari pekerjaan umum sudah lama menyelidiki bahan
rumah yang murah, tetapi kuat. Tampaknya bahan perlit yang diperoleh dari
batuan gunung beapi sangat menarik perhatian para ahli. Bahan ini tahan api dan
air tanah. Usaha ini menunjukan bahwa pemerintah berusaha membangun rumah
yang kuat, murah dan sehat untuk memenuhi kebutuhan rakyat."
8

1.4.      Paragraf penuh kalimat topik


Seluruh kalimat yang membangun paragraf sama pentingnya sehingga tidak
satupun kalimat yang khusus menjadi kalimat topik. Kondisi seperti itu dapat atau
biasa terjadi akibat sulitnya menentukan kalimat topic karena kalimat yang satu
dan lainnya sama-sama penting. Paragraf semacam ini sering dijumpai dalam
uraian-uraian bersifat dskriptif dan naratif terutama dalam karangan fiksi.

Contoh paragraf penuh kalimat topik :


"Pagi hari itu aku berolahraga di sekitar lingkungan rumah. Dengan udara yang
sejuk dan menyegarkan. Di sekitar lingkungan rumah terdengar suara ayam
berkokok yang menandakan pagi hari yang sangat indah. Kuhirup udara pagi yang
segar sepuas-puasku."

2.    Jenis Paragraf Menurut Sifat Isinya


Isi sebuah paragraf dapat bermacam-macam bergantung pada maksud
penulisannya dan tuntutan korteks serta sifat informasi yang akan
disampaikan.Penyelarasan sifat isi paragraf dengan isi karangan sebenarnya cukup
beralasan karena pekerjaan menyusun paragraf adalah pekerjaan mengarang juga.
Berdasarkan sifat isinya, alinea dapat digolongkan atas lima macam,yaitu:

2.1.      Paragraf Persuasif


Adalah isi paragraf mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi atau
mengajak pembaca. Paragraf persuasif banyak dipakai dalam penulisan
iklan,terutama majalah dan Koran . Sedangkan paragraf argumentasi, deskripsi,
daneksposisi umumnya dipakai dalam karangan ilmiah seperti buku,skripsi
makalah dan laporan. Paragraf naratif sering dipakai untuk karangan fiksi seperti
cerpen dan novel.

Contoh : “Marilah kita membuang sampah pada tempatnya, agar lingkungan kita
bebas dari banjir dan bebas dari penyakit yang disebabkan oleh sampah – sampah
9

yang di buang tidak pada tempatnya. Oleh karena itu, perlu kesadaran pada diri
kita masing – masing untuk membuang sampah pada tempatnya.

2.2.      Paragraf argumentasi


Adalah isi paragraf membahas satu masalah dengan bukti_bukti alasan yang
mendukung.

Contoh : “Menurut Ketua panitia, Derrys Saputra, mujur merupakan kegiatan


rutin yang diselenggarakan oleh HMTK untuk memilih ketua dan wakil HMTK
yang baru. Bersamaan dengan berakhirnya masa jabatan kepengurusan MHTK
periode 2008 – 2009, maka sebagai penggantinya dilakukan mujur untuk memilih
ketua dan wakil HMTK yang baru untuk masa kepengurusan 2009 – 20010.”

2.3.  Paragraf naratif  


Adalah isi paragraf menuturkan peristiwa atau keadaan dalam bentuk data
atau cerita.

Contoh : “ Pada game pertama, Kido yang bermain dengan lutut kiri dibebat
mendapat perlawanan ketat Chai/Liu hingga skor imbang 16 – 16. pada posisi ini,
Kido/Hendra yang lebih berpengalaman dalam berbagai kejuaraan
memperlihatkan keunggulan mereka.”

2.4.      Paragraf deskritif


Adalah paragraf yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu dengan
bahasa.

Contoh : “Kini hadir mesin cuci dengan desain bunga chrysant yang terdiri dari
beberapa pilihan warna, yaitu pink elegan dan dark red untuk ukuran tabung 15
kg. Disamping itu, mesin cuci dengan bukaan atas ini juga sudah dilengkapi
10

dengan LED display dan tombol-tombol yang dapat memudahkan penggunaan.


Adanya fitur I-sensor juga akan memudahkan proses mencuci”.

2.5.      Paragraf eksposisi


Adalah paragraf yang memaparkan sesuatu fakta atau kenyataan kejadian
tertentu.

Contoh :“Rachmat Djoko Pradopo lahir 3 November 1939 di Klaten, Jawa


Tengah. Tamat SD dan SMP (1955) di Klaten, SMA II (1958) di Yogyakarta.
Masuk Jurusan Sastra Indonesia Universitas Gadkah Mada, tamat Sarjana Sastra
tahun 1965. pada tahun 1978 Rachmat mengikuti penataran sastra yang
diselenggarakan oleh Pusat Bahasa Jakarta bersama ILDEP dan terpilih untuk
melanjutkan studi di Pascasarjana Rijkuniversiteit Leiden, Nederland, tahun 1980
– 1981, di bawah bimbingan Prof. Dr. A. Teeuw”.

3.    Jenis Paragraf  Menurut Fungsinya dalam Karangan


Menurut fungsinya, paragraf dapat dibedakan menjadi 3 , yaitu:

3.1.      Paragraf Pembuka


Bertujuan mengutarakan suat aspek pokok pembicaraan dalam karangan.
Sebagai bagian awal sebuah karangan, paragraf pembuka harus di fungsikan
untuk:
·    menghantar pokok pembicaraan
·    menarik minat pembaca
·    menyiapkan atau menata pikiran untuk mengetahui isi seluruh karangan.

Setelah memiliki ke tiga fungsi tersebut di atas dapat dikatakan paragraf


pembuka memegang peranan yang sangat penting dalam sebuah karangan.
Paragraf pembuka harus disajikan dalam bentuk yang menarik untuk pembaca.
Untuk itu bentuk berikut ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan menulis paragraf
pembuka,yaitu:
11

·    Kutipan, peribahasa, anekdot


·    Pentingnya pokok pembicaraan
·    Pendapat atau pernyataan seseorang
·    Uraian tentang pengalaman pribadi
·    Uraian mengenai maksud dan tujuan penulisan
·    Sebuah pertanyaan.

3.2.      Paragraf Pengembang


Bertujuan mengembangkan pokok pembicaraan suatu karangan yang
sebelumnya telah dirumuskan dalam alinea pembuka. Paragraf ini didalam
karangan dapat difungsikan untuk:
·    Mengemukakan inti persoalan
·    Memberikan ilustrasi
·    Menjelaskan hal yang akan diuraikan pada paragraf berikutnya
·    Meringkas paragraf sebelumnya
·    Mempersiapkan dasar bagi simpulan.

3.3.      Paragraf Penutup


Paragraf ini berisi simpulan bagian karangan atau simpulan seluruh karangan.
Paragraf ini sering merupakan pernyataan kembali maksud penulis agar lebih
jelas. Mengingat paragraf penutup dimaksudkan untuk mengakhiri karangan.
Penyajian harus memperhatikan hal sebagai berikut:
·    sebagai bagian penutup,paragraf ini tidak boleh terlslu psnjsng
·    isi paragraf harus berisi simpulan sementara atau simpulan akhir sebagai
cerminan inti seluruh uraian
·    sebagai bagian yang paling akhir dibaca, disarankan paragraf ini dapat
menimbulkan kesan yang medalam bagi pembacanya.
12

BAB II

PENUTUP

A.     Kesimpulan

Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan
hasil penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa
kalimat menjadi paragraph, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan
kepaduan. Kesatuan berarti seluruh kalimat dalam paragraf membicarakan satu
gagasan(gagasan tunggal). Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide yang
lebih luas dari sudut pandang komposisi, pembicaraan tentang paragraf
sebenarnya ssudah memasuki kawasan wacana atau karangan sebab formal yang
sederhana boeh saja hanya terdiri dari satu paragraf. Jadi, tanpa kemampuan
menyusun paragraf, tidak mungkin bagi seseorang mewujudkan sebuah karangan.

Paragraf yang efektif harus memenuhi dua syarat ,yaitu adanya kesatuan
dan kepaduan.

Pengembangan paragraf sangat berkaitan erat dengan posisi kalimat topik


karena kalimat topiklah yang mengandung inti permasalahan atau ide utama
paragraf. Selain kalimat topik, pengembangan paragraf berhubungan pula dengan
fungsi paragraf yang akan dikembangkan: sebagai paragraf pembuka, paragraf
pengembang, atau paragraf penutup. Fungsi tersebut akan mempengaruhi
pemilihan metode pengembangan karena misi ketiga paragraf tersebut dalam
karangan saling berbeda.

Metode pengembangan paragraf akan bergantung pada sifat informasi yang


akan disampaikan,yaitu: persuasive, argumentatif, naratif, deskriptif, dan
eksposisi. Metode tersebut sudah pasti digunakan untuk mengembangkan alinea
argumentatif, misalnya akan berbeda dengan naratif.
13

Setelah mempertimbangkan factor tersebut barulah kita memilih salah satu


metode pengembangan paragraf yang dianggap paling tepat dan efektif. Diantara
banyak metode pengembangan paragraf yang terdapat di dalam buku-buku
komposisi, disini diangkat enam metode yang umum dipakai untuk
mengembangkan alinea dalam penulisan karangan. Metode yang dimaksud adalah
: metode definisi, metode contoh, metode sebab-akibat, metode umum khusus,
dan metode klasifikasi.

Di dalam mengarang, keenam metode pengembangan paragraf tersebut


dapat dipakai silih berganti sesuai dengan keperluan mengarang si penulisnya.

Paragraf memiliki banyak ragamnya. Untuk membedakan paragraf yang


satu dari paragraf yang lain berdasarkan kelompoknya,yaitu : jenis paragraf
menurut posisi kalimat topiknya, menurut sifat isinya, menurut fungsinya dalam
karangan.

B.      Saran

Jadi, untuk membuat karangan, cerita, maupun informasi-informasi yang


penting perlu menggunakan paragraf yang baik, dan disampaikan secara runtun
yaitu dengan menggunakan kalimat-kalimat yang saling berhubungan. Sehingga
apa yang ingin kita sampaikan bisa dimengerti oleh pembaca.
14

DAFTAR PUSTAKA

Http//:arief.blogspot.com.2013.pengertian paragraph dan metode pengembangan


paragraph:google

Http//:Wikipedia.com2014.syarat-syarat dan jenis-jenis paragraph:google/search

Anda mungkin juga menyukai