Anda di halaman 1dari 8

PENDIDIKAN KESEHATAN DAN ILMU PERILAKU

Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga di


Kelurahan Tanah 600, Medan

Ulina Karo-Karo

Abstrak
Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) tidak hanya sebagai bumbu masakan dan obat, tetapi jika ditekuni dengan sepenuh hati akan memberi nilai
kepuasan, bahkan sebagai penopang kehidupan. Penelitian kualitatif dengan metode ‘Individual’s life history’ pada satu keluarga yang telah memanfaatkan
tanaman obat sejak lama di Tanah 600 Kecamatan Medan Marelan. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengalaman satu keluarga yang berhasil meman-
faatkan tanaman obat keluarga sebagai sumber pendapatan keluarga. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik pengamatan dan wawancara mendalam.
Penelitian dilakukan pada periode Februari-April 2009. Informan adalah Mak Intan, dilengkapi dengan keterangan suami, anak, menantu dan orang lain
yang mengenal Mak Intan. Analisis data dilakukan dengan teknik ‘on going analysis’. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan TOGA memerlukan
pengetahuan, perjuangan untuk mengembangkan TOGA dan keinginan-keinginan. Pengetahuan diperoleh tidak hanya dari warisan keluarga dan memba-
ca tetapi dapat ditingkatkan dengan adanya pujian dan jalinan kerja, baik dengan Dinas Kesehatan atau teman seprofesi. Perjuangan pengembangan TOGA
dimulai dengan tahap jamu gendong, mengikuti pameran, dan pembuatan jamu instan. Pemanfaatan TOGA akan memberikan nilai ekonomis, nilai keinda-
han, dan nilai kepuasan.
Kata kunci : Tanaman obat keluarga, pemanfaatan, pengobatan, pengembangan usaha

Abstract
Family Crops Medicine (TOGA) is used as culinary spices and medicine, at present it also can be utilized as earnings. If learned seriously, it also gives a
satisfactory value. This study is a qualitative research using ‘individual’s life history’ method. Family utilized TOGA for long time in tanah 600 District Marelan
Medan was selected. The aim of this study is to know the experience of a family that successfully utilized TOGA as a health treatment and family earnings.
Data was collected by observation and in-depth interviews. Research was conducted during February to April 2009. Informant is an old woman called mak
Intan. Information from her husband, son in law and anyone knowing mak Intan were also obtained. Data was analyzed by “ongoing analysis” technique.
The result indicates that TOGA utilization requires knowledge and strong willingness to develop TOGA. The knowledge is not only obtained from family lega-
cy and readings, but also cooperated with health district office or colleagues. The struggle to develop TOGA is started from backpacking herbal medicine,
attending exhibition and making instant herbal medicine. Utilization of TOGA will provide economic, esthetic and satisfactory values.
Key words : Family corps medicine, utilization, treatment, development

Kopertis Wilayah I Medan Sumatera Utara, Jl. Setia Budi Gg. Sempurna Medan, Sumatera Utara (e-mail: ulina_karo-karo@yahoo.com)

195
KESMAS, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 4, No. 5, April 2010

Pemanfaatan tanaman obat keluarga (TOGA) yang Mak Intan diajari kakek dan nenek untuk mengenali dan
lebih alami oleh masyarakat Indonesia, secara turun- menanam berbagai jenis rumput bahan obat. Pada mu-
temurun sebagai warisan budaya bangsa. Tanaman obat lanya Mak Intan terlibat mengisi plastik-plastik bekas
tradisional digunakan dan dilaporkan secara empirik kantong belanja dengan tanah-tanah yang diambil dari
oleh masyarakat bermanfaat meningkatkan kesehatan pembakaran sampah atau tanah dari selokan dan di-
dan pengobatan berbagai penyakit.1 Penggunaan tana- biarkan sekitar 2 minggu. Setelah itu, ditanami dengan
man obat secara tradisional semakin disukai karena efek tanaman obat meliputi kunyit, jahe, temulawak, seledri,
samping yang rendah, efek yang saling mendukung dan lain-lain. Pengetahuan tentang TOGA sudah diper-
dengan obat tradisional lain, lebih sesuai untuk berbagai oleh sejak kecil yang dipengaruhi berbagai faktor
penyakit metabolik dan degeneratif.2 Selain itu, obat tra- meliputi: pertama, TOGA telah ditanamkan kepada Mak
disional dapat diperoleh, diramu dan ditanam sendiri Intan sejak kecil, dengan memperkenalkan pada ‘berba-
tanpa tenaga medis.3 Oleh sebab itu, pemanfaatan tana- gai-rumput’ obat. Kakek, nenek dan ibu menggunakan
man obat perlu digalakkan guna meningkatkan ke- tanaman sebagai bahan pengobatan berbagai penyakit
mandirian masyarakat dalam mengatasi masalah kese- yang diderita anggota keluarga yang tidak pernah meng-
hatan. Selain itu, TOGA juga bermanfaat untuk mem- gunakan obat-obat buatan pabrik. Intan kecil terbiasa
perbaiki gizi keluarga dan dapat menjadi sumber penda- mencari berbagai rumput yang diperlukan untuk obat.
patan masyarakat. Kedua, sejak kecil Mak Intan didorong untuk selalu
Wilayah Tanah 600 telah mendapat piagam penghar- menambah wawasan tentang pemanfaatan TOGA,
gaan dari Presiden RI pada tanggal 21 Nopember tahun kepandaian tidak hanya diperoleh di bangku sekolah,
2006, sebagai daerah yang berpotensi besar mengem- tetapi juga lewat membaca. Sampai kini, dikoleksi sekitar
bangkan TOGA di Sumatera Utara. Di daerah tersebut 20 buku pemanfaatan tanaman obat. Ketiga, keluwesan
sering dilakukan kegiatan penyuluhan pemanfaatan TO- pergaulan dan keingintahuan yang kuat. Pengetahuan
GA yang merupakan bagian usaha promosi kesehatan. tentang TOGA juga dipengaruhi oleh dinas pertanian
Daerah Tanah 600 juga menjadi percontohan TOGA di tempat suami Mak Intan bekerja. Selain itu, sebagai
15 lingkungan yang melibatkan seluruh masyarakat ketua PKK, Mak Intan sering bersentuhan dengan berba-
dengan menanam TOGA di tanah pekarangan 2x1 meter gai program pemerintah bidang kesehatan dan pertanian.
untuk setiap rumah tangga. Penelitian ini mengkaji Mak Intan juga membina hubungan erat dengan teman-
pengalaman satu keluarga yang berhasil memanfaatkan teman seprofesi. Mak Intan memperluas wawasan
TOGA sebagai pengobatan sendiri dan sebagai sumber dengan belajar mengolah jamu instan yang bernilai prak-
pendapatan rumah tangga. tis. Perluasan dan peningkatan pangsa pasar jamu men-
dorong Mak Intan belajar jamu instan ke dinas kesehatan
Metode dan instansi lain.
Penelitian ini menggunakan desain studi deskriptif Dari TOGA yang ditanam di pekarangan rumah, kelu-
dengan pendekatan kualitatif. Individual’s life history ini arga tersebut menghasilkan beberapa jenis jamu instan
dilakukan di Kelurahan Tanah 600 Kecamatan Medan dalam kemasan berlabel dan mencantumkan tanggal
Marelan, Propinsi Sumatera Utara. Subjek penelitian kadaluarsa yang telah mendapat izin Departemen
adalah keluarga Mak Intan yang memanfaatkan TOGA Kesehatan. Penggunaan jamu-jamu tersebut sangat mu-
di Tanah 600. Pengumpulan data dilakukan dengan dah, diseduh dengan air panas dan langsung diminum.
metode wawancara mendalam (indepth interview) dan Tidak ada serbuk kasar dan sulit diminum, sehingga keti-
pengamatan (observasi). Setiap data yang telah ka bersentuhan dengan air hangat, bubuk jamu tersebut
dikumpulkan dari lapangan, langsung dituangkan ke langsung larut dalam air. Rasa berbagai jamu instan terse-
dalam bentuk field note dan dilakukan analisis data. but jauh dari rasa pahit dan sepat yang dibayangkan.
Sesuai dengan sifat data dalam penelitian ini, analisis da- Jamu instan daun jati, kejibeling dan kumis kucing, serta
ta kualitatif dilakukan dengan teknik on going analysis jamu sapu jagat terasa enak sangat berbeda dengan
berupa analisis kejadian di lapangan berdasarkan data berbagai jamu bubuk lainnya yang diproduksi di pabrik.
yang diperoleh. Sampai kini, telah diproduksi 20 jenis jamu instan secara
sangat sederhana dengan menggunakan blender listrik
Hasil dan peralatan lain yang sederhana, misalnya menutup ke-
Di Kelurahan Tanah 600 ditemukan satu rumah tem- masan pada plastik atau botol menggunakan teknik pe-
pat mengolah TOGA menjadi bentuk jamu dan minu- manasan lampu dinding.
man sehat. Usaha tersebut dikelola oleh keluarga Mak Berbagai bahan tanaman yang terkumpul, diber-
Intan yang memahami berbagai aspek tentang TOGA sihkan, ditumbuk pada sebuah lumpang tidak langsung
yang diperoleh sejak kecil diwariskan secara turun temu- menggunakan blender, mengingat serat tanaman keras
run oleh kakek, nenek dan ibu. Sejak usia empat tahun, sehingga dapat merusak blender. Setelah setengah halus,

196
Karo-karo, Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga

baru diblender untuk mendapat tekstur yang sangat nularkan rasa kecintaan dan pengetahuan terhadap TO-
halus. Campuran ini kemudian dimasak sampai airnya GA tersebut cukup unik. Setiap ada anggota keluarga
tinggal sebagian, untuk jamu dalam bentuk cair disaring, yang menderita penyakit seperti demam, mencret atau
dinginkan dan dimasukkan ke dalam botol steril. Untuk luka, kakek selalu menyuruh Mak Intan mengambil atau
jamu serbuk, dimasak sampai setengah kering beserta mencari tanaman yang diperlukan. Mak Intan tidak
gula pasir sampai menjadi benar-benar kering. Jamu- hanya diajari mengenali jenis-jenis tanaman dan cara pe-
jamu tersebut telah melalui proses uji coba oleh departe- rawatannya, tetapi juga melibatkan dalam proses pem-
men kesehatan, melalui bagian pengawasan obat tradi- butan jamu yang siap dikonsumsi.
sional.
Membaca
Pembahasan Kakek dan nenek adalah orang Jawa yang memandang
Seseorang berpendidikan formal yang rendah ternya- pendidikan formal tidak terlalu diperlukan untuk anak
ta mampu mengembangkan usaha dan mengeluarkan perempuan. Mak Intan hanya mengecap pendidikan
produk yang jika direnungkan tampaknya mustahil. Sekolah Dasar dan tidak sampai tamat. Namun, sekolah
Namun, hal ini benar terjadi, seorang ibu rumah tangga sampai kelas 5 SD yang relatif singkat itu sudah mem-
yang berpendidikan Sekolah Dasar, bertekad kuat berian kemampuan membaca yang berpengaruh pada
mengembangkan usaha tanaman obat keluarga menjadi perilaku menambah pengetahuan tentang jenis dan man-
usaha yang menopang perekonomian keluarganya. faat TOGA. Selain membaca buku-buku atau koran, Mak
Dalam life’s history, berbagai usaha dapat menambah Intan juga menambah pengetahuan dengan mendengar
pengetahuan. Ternyata banyak cara yang dapat dilakukan dan menyimak berita-berita di radio dan televisi.
untuk maju. Ilmu atau pengetahuan tidak didapat hanya Pengetahuan pengobatan tradisional yang diperolehnya
di pendidikan formal, tetapi keluarga, buku, teman dan dari berbagai media tersebut, ternyata tidak langsung di-
jalinan kerja instansi terkait juga menjadi sumber penge- terima dan diterapkan, terbukti bahwa racikan obat tra-
tahuan yang dapat memperkaya wawasan. disional yang dibuat berbeda dengan yang dibaca.
Berbagai resep obat tradisional yang dibaca tersebut
Pengetahuan Tentang TOGA berguna untuk menambah wawasan tentang khasiat dan
TOGA seakan telah bersenyawa dalam kehidupan peningkatan koleksi jenis tanaman obat baru.
Mak Intan, kecintaan pada TOGA terlihat jelas ketika
bercerita tentang berbagai jenis koleksi TOGA. Rasa Jalinan Kerja
kecintaan tersebut juga tampak ketika bercerita tentang Jalinan kerja meliputi Dinas Pertanian, teman sepro-
perjuangan mewujudkan gagasan membuat TOGA men- fesi :
jadi berbagai jamu instan yang terlihat terpajang di se-
buah lemari kaca di dalam rumah. Ada beberapa unsur Dinas Pertanian
yang berperan penting menambah pengetahuan dan Pengetahuan Mak Intan juga banyak dipengaruhi oleh
kecintaan pada TOGA: suami yang menjabatan sebagai kepala lingkungan sejak
tahun 1988 yang menjadikan Mak Intan sebagai ketua
Warisan Keluarga PKK di lingkungannya yang membuatnya sering terpajan
Sejak kecil Mak Intan telah dikenalkan dengan berba- dengan berbagai program pemerintah khususnya bidang
gai tanaman yang dapat digunakan untuk obat. Kakek, kesehatan dan pertanian. Mula-mula Mak Intan dibina
nenek dan ibu selalu memanfaatkan tanaman sebagai ba- oleh Dinas Pertanian dan diangkat menjadi ketua kelom-
han pengobatan. Sejak dahulu kakek dan nenek tidak pok pemanfaatan tanaman pekarangan yang kini ber-
pernah menggunakan obat-obat buatan pabrik untuk anggota 25 orang. Pembinaan meliputi cara merawat dan
mengobati anggota keluarga yang sakit. Intan kecil ter- mengembangkan TOGA dengan mengikuti atau
biasa mencari berbagai tanaman yang diperlukan mengambil bagian dalam berbagai pameran di dinas per-
mengobati penyakit-penyakit tertentu. tanian. Selain itu, dinas pertanian mendorong Mak Intan
“Dulu kakek dan nenek ku kalau mengobati kami se- meningkatkan pembuatan jamu dari cara tradisional
lalu dengan TOGA ini. Baik itu luka, demam, diare atau menjadi jamu instan, sehingga lebih praktis digunakan
mencret atau penyakit lainnya selalu pakai tanaman konsumen. Seorang petugas lapangan Dinas Pertanian
TOGA. TOGA ini juga selalu ada ditanam di sekitaran yang diwawancarai mengatakan:
rumah kami. Jadi pengetahuan tentang TOGA ini dapat “Mak Intan termasuk orang yang gigih. Sudah sejak
juga dikatakan sebagai warisan, karena memang dari lama dia sangat ‘care’ pada tanaman-tanaman yang da-
dulu kami semuanya selalu pakai obat-obatan dari tana- pat digunakan sebagai obat. Setiap kami mengadakan
man”, tutur Mak Intan. acara, baik itu rapat atau pelatihan yang berkaitan
Cara yang dilakukan oleh kakek dan nenek untuk me- dengan masyarakat, Mak Intan tidak pernah mau ke-

197
KESMAS, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 4, No. 5, April 2010

tinggalan. Dia selalu mengupayakan untuk hadir. Dia tetapi karena kesibukan ku sebagai bidan pengantin,
termasuk salah satu ketua pertanian yang merupakan makanya aku gak sempat meracik tanaman-tanaman
pemekaran dari Layar Sari. Mak Intan mau belajar dan ini. Lain dengan Mak Intan, dia memang sejak dulu su-
mau dibina, dan dia gak mau setengah-setengah dalam dah menjual jamu, dan memang dia betul-betul tekun
bidang TOGA ini. Makanya, dia termasuk orang yang sama TOGA, mau belajar dan mau berkembang,
sampai sekarang bertahan dan maju dalam bidang TO- makanya dia sampai bisa membuat jamu instan”, lanjut
GA dibandingkan orang lain. Yang lain selalu mengeluh, mak Salon.
bilang gak ada waktu, gak ngerti ngurusnya, gak ada “Aku selalu bilang sama Mak Intan untuk maju
modal, macam-macamlah. Tapi kalo Mak Intan gak gi- terus, apa-apa yang perlu dibantu kasi tau aku biar aku
tu, makanya kamipun kalo ada pameran-pameran se- bantu, aku juga sering mengajak dia ke dinas pertanian,
lalu ngajak dia sebagai peserta. Pokoknya salutlah sehingga dia juga bisa belajar untuk bisa menjadi nara-
dengan Mak Intan, jarang-jarang ada orang seperti dia”, sumber. Aku pengen daerah kami ini sebagai daerah
kata petugas tersebut. unggulan dalam memanfaatkan TOGA. Sekarang ada
undangan untuk mengikuti PENAS di Kalimantan, aku
Teman Seprofesi sudah tua, gak sanggup lagi, nanti mak Intan yang ku
Mak Salon adalah tetangga Mak Intan yang tinggal di usulkan jadi gantinya”, tutur Mak Salon.
lingkungan berbeda juga mempunyai andil yang besar
dalam meningkatkan pengetahuan tentang TOGA dan Instansi Lainnya
mendorong untuk terus berkembang. Mak Salon sejak Untuk mengembangkan usaha pemanfaatan TOGA
tahun 1982 menanam dan memanfaatkan TOGA. Pada juga bekerja sama dengan berbagai instansi lain. Salah
tahun 2006, ia diundang ke istana oleh Presiden Susilo satu instansi yang berkontribusi tersebut adalah Dinas
Bambang Yudhoyono untuk mendapat penghargaan. Kesehatan yang sampai kini terus berlangsung. Berbagai
Menurut Mak Salon, beberapa tahun lalu, banyak kelu- informasi tentang pameran di dalam dan di luar kota
arga di sekitar tempat tinggalnya menanam TOGA. Mak Medan terus diterima dari dinas kesehatan. Mak Intan se-
Salon menampung tanaman obat untuk dijual kepada lalu mengikuti berbagai pelatihan oleh dinas kesehatan.
konsumen. Namun, dua tahun berselang, situasi tersebut Salah satu pelatihan yang diikuti pada Mei 2004 adalah
menurun bersamaan dengan menurunan peminat pem- pelatihan penyuluhan keamanan pangan dalam rangka
beli. Sampai kini, hanya Mak Intan yang masih tetap Sertifikasi Produksi Pangan Industri Rumah Tangga
tekun dengan TOGA, Mak Salon mulai mundur dari TO- (SPP-IRT) yang diselenggarakan Dinas Kesehatan kota
GA, selain karena usia juga karena kesibukan sebagai Medan dan Balai Pengawas Obat dan Makanan. Untuk
bidan pengantin. Menurut Mak Salon, Mak Intan usaha pembuatan jamu, Mak Intan telah memiliki surat
berpotensi mengembangkan TOGA, karena sejak dulu rekomendasi dari Dinas Kesehatan kota Medan untuk
sudah memulai dengan menjual jamu gendong. pembuatan minuman segar berkhasiat. Perawatan dan
Sampai sekarang jalinan kerja mereka tetap berlanjut. pemupukan TOGA tanpa bahan-bahan kimia diketahui
Setiap Mak Intan membuat jamu, dengan bahan bebera- sekolah lapangan pengendalian hama terpadu oleh Field
pa tanaman yang diperolehnya dari halaman rumah Mak Training Facilities (FTF) Tanjung Morawa, Sumatera
Salon. Setiap mengikuti pameran, Mak Salon men- Utara selama 3 (tiga) bulan. Mak Intan juga mengikuti
dukung dengan menyediakan tanaman-tanaman obat un- Sosialisasi HAKI oleh Dinas Koperasi kota Medan sela-
tuk dipamerkan. Mak Intan selalu dianjurkan untuk ma tiga hari pada Desember 2008 di Medan yang men-
menambah ilmu dengan membeli buku-buku peman- dorong Mak Intan mengurus hak paten berbagai jamu
faatan TOGA. Mak Salon termasuk orang yang yang dibuatnya.
mengkader Mak Intan untuk tetap memanfaatkan TO- Semua itu menandakan keseriusan mengembangkan
GA. Mak Salon berharap agar Mak Intan menekuni TO- TOGA, tidak hanya puas dengan kemampuan meracik
GA secara total semakin maju, karena sudah terbukti TOGA menjadi jamu, tetapi juga berkeinginan lebih
bahwa pemanfaatan dan pengembangan TOGA dapat mengembangkan TOGA menjadi usaha industri yang di-
menjadi sumber perekonomian utama keluarga. akui.
“Kami memang sudah sejak lama saling dukung
dalam pemanfaatan TOGA, sejak tahun 80-an. Sampai Motivasi
sekarang pun, hanya tinggal kami berdua yang masih Motivasi meningkatkan pengetahuan, juga diperoleh
tetap memanfaatkan TOGA ini”, kata Mak Salon. konsumen yang menderita penyakit tertentu. Mak Intan
“Hanya saja kami memiliki perbedaan, aku memang berhasil membantu tetangga, teman atau pasien yang
mengetahui kegunaan tanaman-tanaman ini untuk mencari pengobatan padanya. Misalnya ketika menolong
mengobati beberapa penyakit? Mak Salon sering diun- seseorang penderita batu ginjal yang dapat disembuhkan
dang oleh dinas pertanian sebagai narasumber TOGA? sehingga penderita tidak jadi dioperasi. Contoh lain

198
Karo-karo, Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga

adalah seorang pasien kanker rahim stadium lanjut yang semua usaha yang dilakukan dengan sepenuh hati akan
parah dan kesakitan. Diberi jamu sapu jagat beberapa memberi hasil yang optimal. Tidak ada pekerjaan lain
kali sudah membuat pasien mampu duduk dan merasa yang mampu mengubah perhatian. Bujukan tetangga
lebih sehat. Ketika seorang pasien yang menderita kista yang mengatakan pemanfaatan TOGA tidak memberikan
pada rahim, dengan minum jamu sapu jagat secara ter- hasil nyata tidak sedikitpun menggoyahkan hatinya.
atur, maka kista yang diderita si pasien dapat hilang tan- Perjuangan Mak Intan dalam mengembangkan TOGA
pa harus melakukan operasi. dilakukan melalui tahapan jamu gendong, pameran dan
Bapak Agus, sudah divonis oleh dokter untuk jamu instan.
melakukan operasi karena ada batu pada saluran kemih-
nya. Setiap buang air kecil, dia selalu merasa nyeri dan Tahap Jamu Gendong
air seni cuma sedikit yang keluar. Biaya yang harus disi- Pada mulanya Mak Intan menjadi penjual jamu gen-
apkan untuk menjalani operasi sekitar 10 juta rupiah. dong, yang dilanjutkan dengan menjual jamu bersepeda.
Awalnya dia hanya iseng-iseng saja mendatangi Mak Promosi berbagai jamu buatannya tidak hanya dilakukan
Intan. “nek, aku kok punya penyakit seperti ini? aku dengan berjualan keliling kampung, tetapi dilakukan pa-
harus operasi lho nek”, kata bapak Agus pada Mak Intan. da setiap kesempatan atau kegiatan yang menyertakan-
Lalu Mak Intan memberikan dua bungkus jamu kejibel- nya sebagai istri kepala lingkungan. Jamu-jamu yang di-
ing dan kumis kucing, dan menerangkan cara meminum- jual dibuat sendiri, sehingga dapat mengontrol campuran
nya. “Ajaib lho bu, belum habis satu bungkus ku minum, berbagai bahan yang digunakan. Dukungan suami juga
badan ku sudah enakan, kalo buang air kecil pun ndak tinggi, jam empat pagi mereka sudah bangun, suami Mak
sakit lagi, pokoknya dah lancar lah. Aku juga jadi Intan membantu menumbuk kencur untuk jamu beras
banyak keringat, ibu tengok kan sampai kepalaku juga kencur dan menyiapkan peralatan yang diperlukan.
basah kena keringat”. Senin besok aku mau ke dokter Selama Mak Intan menjajakan jamu, suami dengan sabar
lagi, mau periksa bu, mudah-mudahan dokter memba- menjaga dan mengurusi keperluan anak-anak di rumah,
talkan operasi ku”, lanjut bapak Agus (tetangga Mak karena setiap hari Mak Intan baru pulang jam 18.00
Intan). WIB.
Yayuk, juga salah satu pasien yang diobati oleh Mak
Intan. Yayuk sudah didiagnosa oleh dokter menderita Tahap Pameran
kista pada rahim. Yayuk berobat ke dokter lain, menurut Mula-mula, Mak Intan hanya diajak memamerkan
dokter tersebut Yayuk harus menjalani operasi peng- koleksi tanaman obat dan berbagai jamu yang dapat
angkatan rahim. Mendengar kata operasi Yayuk sudah dibuat. Namun, berkat keuletan, dia mampu meng-
ketakutan. Lalu ada keluarga yang menganjurkan dia un- hasilkan berbagai jamu instan yang membuat pameran
tuk mencoba jamu Mak Intan. Oleh Mak Intan, dia diberi yang diikuti semakin luas, tidak terbatas di sekitar kota
ramuan tapak dara dan daun mutiara. “Setelah diminum Medan, tetapi sampai ke luar provinsi Sumatera Utara.
selama 8 hari, saya merasa ada perubahan, rasa denyut Palembang, Jakarta dan Yogyakarta. Mak Intan tidak di-
berkurang, tidur sudah nyenyak dan benjolan sudah biayai oleh instansi yang mengundang atau yang me-
tidak ada lagi. Saya minta untuk dipaketkan lagi untuk ngirim, tetapi dengan biaya sendiri. Ketika pameran di
stok selama satu bulan. Mudah-mudah seizin Tuhan Jakarta, Mak Intan tidak diajak ke Jakarta, tetapi hanya
penyakit saya akan sembuh, Amin”, kata Yayuk (Jl. berbagai jamu miliknya dibawa oleh Dinas Kesehatan
Karimata 39 Kalimantan Barat). Kota Medan. Mak Intan tidak mengeluh, tetapi dia ku-
Mak Intan selalu berpesan kepada pasien untuk kem- rang puas karena tidak dapat langsung menjelaskan kepa-
bali memberitahukan jika si pasien sembuh dan ternyata da konsumen cara pembuatan dan khasiat berbagai jamu
banyak yang memberitahukan bahwa penyakit sudah miliknya.
sembuh. Hal tersebut makin mendorong peningkatan Mak Intan sudah menjadi peserta tetap setiap pame-
pengetahuan tentang berbagai penyakit lain. Jika se- ran sampai tiga kali setiap tahun, di Istana Maimoon ju-
belumnya hanya terbatas pada penyakit demam, batuk ga berlangsung setahun sekali, di samping kegiatan pa-
dan mencret, sekarang jumlah penyakit yang dapat dio- meran di luar daerah, seperti di kota Stabat. Setiap tahun
bati telah bertambah berbagai penyakit kanker, tumor, paling sedikit 4 kali Mak Intan mengikuti pameran
prostat tanpa operasi. Bahkan ada satu ramuan Mak dengan masa pameran 2 minggu - sebulan. Beberapa
Intan yang dapat digunakan untuk semua penyakit yang tanaman obat yang tidak dimiliki, diperoleh ketika
disebut ramuan Sapu Jagat. mengikuti pameran. Lidah buaya Kalimantan, stevia, ke-
ladi tikus, binahong, sirih merah, adalah beberapa contoh
Perjuangan Mengembangkan TOGA tanaman obat yang diperoleh dari pameran yang diikuti.
Keyakinan yang kuat membuat Mak Intan memper- Banyak tanaman ini yang dikirimkan ke Medan. “Semua
hatikan TOGA secara sungguh-sungguh dengan prinsip itu berkat bincang-bincang dan menjalin silaturahmi

199
KESMAS, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 4, No. 5, April 2010

dengan teman-teman sesama peserta pameran”. rada di rumah Mak Intan, ada dua orang pembeli jamu
Ajang pameran dilakukan tidak hanya untuk yang datang bersamaan. Salah seorang pembeli sudah
mengumpulkan jenis tanaman obat, tetapi juga meru- menjadi pelanggan, sedang yang seorang lagi baru saat itu
pakan arena promosi. Sehingga, selain menyediakan kar- datang ke sana. Informasi yang diperoleh dari mulut ke
tu nama untuk pengunjung, Mak Intan selalu berusaha mulut, dari orang lain yang merasakan manfaat jamu ins-
agar dia yang menjelaskan kegunaan tanaman obat atau tan Mak Intan, sudah menjadi pelanggan jamu Mak
jamunya. Seakan yakin bahwa hanya dia yang mampu Intan:
menjelaskan dan meyakinkan kegunaan tanaman terse- “Yang sakit adik ku, tulang bagian belakang (tulang
but yang mampu menarik minat pengunjung untuk mem- lumbal) sudah patah sehingga adik ku lumpuh, gak bisa
beli. Setiap mengingat pelaksanaan pameran, Mak Intan jalan. Selain itu, adik ku juga punya penyakit gak biasa
tidak selalu ikut, hanya berbagai jamu instan miliknya buang air kecil. Dia suka demam, dokter sudah memvo-
yang dibawa oleh utusan dinas kesehatan. Petugas dinas nis untuk melakukan operasi, ada batu pada ginjalnya.
kesehatan tidak dapat menjelaskan khasiat jamu-jamu se- Operasi sulit dilakukan karena kondisi adik ku agak
cara rinci, apalagi menjawab berbagai pertanyaan lemah. Trus ada tetangga yang menyarankan untuk men-
pengunjung, sehingga tidak memuaskan pengunjung dan coba minum jamu buatan Mak Intan”, katanya.
tidak memancing minat untuk mencoba berbagai jamu “Kami pikir-pikir gak ada salahnya mencoba, kami
tersebut. belilah jamu kumis kucing dan daun kejibeling. Sudah
tiga bulan adik ku minum jamu ini, sekarang buang air
Tahap Jamu Instan kecilnya sudah lancar, gak pernah demam lagi, jadi
Konsumen merasa tidak praktis jika memperoleh sekarang adik ku tetap minum jamu itu”, katanya. “Kalo
obat-obat dalam bentuk tanaman. Apalagi jika pengo- kakak ini, aku yang ajak ke sini, kami bertetangga.
batan memerlukan waktu beberapa hari, maka tanaman- Suaminya saat ini juga menderita batu ginjal, batu gin-
tanaman tersebut telah layu atau mati. Apalagi konsumen jalnya sampai saat ini belum pecah, padahal sudah lama
tidak memiliki pengetahuan yang cukup untuk merawat berobat ke dokter. Kasihan kak, dokter bilang harus cu-
tanaman tersebut. Salah seorang konsumen (Bapak ci darah, aku ajaklah ke sini. Mudah-mudahan cocok
Agus), yang berhasil penulis wawancarai ketika membe- seperti adik ku”, katanya.
li obat di rumah Mak Intan, mengatakan: Tampaknya Mak Intan tidak khawatir dengan keti-
“Lebih enak beli yang sudah jadi seperti ini bu, ada daklakuan berbagai jamu instan buatannya. Prinsip
dosisnya? takaran sekali minum, misalnya 3-4 pembuatan jamu instan tersebut “buat sendiri, olah
kali/hari? jadi kita tinggal minum atau tinggal seduh, sendiri, jual sendiri, kalau gak habis minum sendiri,
seperti minum teh. Kalo beli tanaman yang masih segar, jadinya sehat sendiri. Mak Intan juga menjamin bahwa
kan lebih repot. Kadang-kadang lupa berapa banyak berbagai jamu instan ini bebas dari bahan kimia, karena
diperlukan, gimana cara memasaknya, kan makan wak- tidak menggunakan pupuk kimia. Tanaman yang dimili-
tu, pokoknya repotlah. Lebih gampang yang ini..” ki dimasukkan ke dalam kelompok tanaman organik
Ketika ditanyakan juga tentang perbedaan harga an- yang pernah Mak Intan ikuti. “The Organic Nature
tara yang segar dan yang siap saji. Bapak Agus men- Farming” pada tahun 2003 dengan penyelenggara Pusat
gatakan, “Ah... samanya itu bu, gak jauh-jauh bedanya Pelatihan Pertanian Terpadu dan Akrab Lingkungan
bu, saya sih harga gak masalah, yang penting khasiat- (PPPTAL). Saat ini sedang mengurus sertifikat halal un-
nya. Ini kan aman gak ada efek samping, kalo obat tuk produk jamu instan miliknya, dan pengurusan serti-
kimia lebih berbahaya, harganya juga mahal”. fikat jamu tersebut tidak menggunakan bahan kimia dan
Berdasarkan pengalaman dan pengetahuan dari alkohol.
berbagai buku, Mak Intan membuat racikan sendiri obat- Mak Intan tidak mengkhawatirkan persaingan jamu-
obatnya. Tidak ada ramuan jamu yang komposisinya jamu buatannya dengan obat kimia buatan pabrik.
sama persis dengan berbagai resep obat yang ada di be- Sebagian besar masyarakat lebih percaya pada obat-obat
berapa buku, Mak Intan membuat campuran dan kom- modern. Jamu sering menjadi obat alternatif ketika
posisi sendiri. Berbagai buku tersebut hanya panduan penyakit tidak dapat disembuhkan lagi oleh obat-obat
mengenai khasiat tanaman terhadap berbagai penyakit. modern.
Yang menarik adalah bahwa pada setiap kemasan jamu “Kalau aku ya bu, lebih baik menggunakan jamu se-
instan ditempeli label khasiat obat, takaran setiap kali bagai obat. Jamu memang mengobati dengan lambat,
minum, tanggal kadaluarsa, identitas pembuat, harga tetapi kita selamat. Obat kimia dari dokter memang
perkemasan, dan nomor izin dari Departemen cepat menyembuhkan, tetapi cepat juga membuat kam-
Kesehatan. Hal tersebut menandakan bahwa jamu instan buh penyakit. Sebenarnya, semua obat dari dokter itu
Mak Intan telah diuji coba di laboratorium, sehingga bagus, tetapi menjadi tidak bagus karena sudah bercam-
memiliki nomor izin Departemen Kesehatan. Ketika be- pur dengan bahan-bahan kimia. Pada dasarnya, obat-

200
Karo-karo, Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga

obat itu (obat modern), bahannya berasal dari sini juga Menambah Jenis TOGA
(maksudnya tanaman obat), tetapi campuran kimia TOGA yang dimiliki tidak diperoleh dari satu sumber
yang ada menimbulkan efek samping. Kalo kita memang saja, melainkan dari beberapa kota lain yang ada di
asli rebus-rebusan bu, dari dahulu kala ya bu. Bahkan, Indonesia seperti, Yogyakarta, Kalimantan, dan
katanya daun obat pun kita rebus. Ya kan buat sayuran. Palembang melalui pameran. Dari pameran, banyak man-
Kalo kita nggak bisa tidur, rebus aja daun kangkung, faat yang dapat diperoleh, selain keuntungan, juga dapat
lalu dimakan, pasti bisa tidur, jadi jamu-jamu ini nggak kenalan dari kota lain sehingga Mak Intan lebih mudah
bikin sembelit, seperti obat dokter (obat kimia) yang bu- melengkapi koleksi tanaman TOGA. Mak Intan pernah
at sembelit, masuk rumah sakit sampai di pompa-pom- ke Tanah Karo dekat Gunung Sibayak untuk mencari ba-
pa”, katanya. han TOGA yang diketahui dari masyarakat di sana, ke-
Ramuan tradisional menjadi alternatif pengobatan mudian berangkat masuk hutan untuk mendapatkan
yang saat ini baru banyak dipakai di dunia medis. tanaman yang dicari tersebut, tetapi beberapa tanaman
Peningkatan pemakaian ramuan tradisional didukung mengalami stres dan mati. Sampai kini, telah koleksi 500
oleh; 1) obat-obatan pabrik yang semakin mahal; 2) mu- jenis tanaman obat dan masih diburu sekitar 501 jenis la-
rah dan mudah didapat ; 3) efek samping yang sangat ke- gi. Di Indonesia tercatat 7.557 jenis tanaman obat, mes-
cil ; 4) kandungan kimia merupakan dasar obat-obatan ki belum semua dibuktikan secara ilmiah. Sementara,
modern ; 5) bersifat memperbaiki secara perlahan tetapi yang digunakan sebagai bahan baku obat tradisional
menyeluruh, berbeda dengan obat modern yang bersifat adalah 233 jenis.5 Indonesia mempunyai sekitar 9.606
dekstruktif, cepat menyembuhkan dengan dosis tinggi, spesies tumbuhan yang mengandung khasiat obat alami
tetapi belum tentu aman. untuk berbagai jenis penyakit yang bebas efek samping.
Untuk itu, Indonesia menduduki urutan kedua sebagai
Berbagai Hambatan Pengembangan TOGA negara dengan kekayaan herbal terbesar setelah Brazil
Dahulu sulit mengoleksi jenis tanaman obat yang (sekitar 30.000 jenis). Indonesia berpotensi mengem-
tidak ada di Sumatera Utara, seperti keladi tikus. Cara bangkan herbal yang berkualitas optimal, tetapi belum di-
memiliki jenis tanaman obat tersebut adalah manfaatkan secara optimal untuk kepentingan
menghubungi staf dinas pertanian atau teman-teman masyarakat, hanya sekitar 1.200 spesies tumbuhan obat
yang dikenal waktu pameran secara aktif. Pengunjung yang dimanfaatkan dan diteliti.
yang mendatangi stand pamerannya selalu dicarinya in-
formasi tentang keberadaan tanaman tersebut. Semua Memiliki Lahan Sendiri
upaya ini dilakukannya sampai Mak Intan berhasil memi- Mak Intan ingin memiliki rumah dan lahan penana-
liki tanaman tersebut. Kesulitan lain adalah pengem- man TOGA sendiri, rumah dan lahan yang ada sekarang
bangan tanaman obat Sinyo Nakal yang diperoleh dari masih kontrakan. Mak Intan telah menabung dari pen-
Tanah Karo, di desa Semangat Gunung yang berada di jualan jamu yang belum cukup dan berharap ada pinja-
sekitar kawasan Gunung Sibayak. Tanaman yang man modal usaha yang belum pernah diperoleh. Mak
berkhasiat mengobati penyakit ginjal ini tidak tahan Intan bercita-cita lebih mengembangkan dan men-
panas sehingga sulit dikembangkan. Beberapa kali jadikannya taman wisata TOGA. Beberapa kenalan
dibawa, tetapi sampai di Medan tidak dapat tumbuh sesama pemanfaat TOGA dari Jawa, telah membuat ke-
bahkan mati. Namun, usaha pemanfaatan TOGA mam- bun wisata TOGA. Pengunjung dapat melihat jenis,
pu untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Sesuai teknik perawatan TOGA dan proses pembuatan jamu
dengan teori motivasi hirarki kebutuhan Maslow, Mak serta menikmati suguhan berbagai jamu yang dibuat.
Intan ingin menunjukkan bahwa pemanfaatan dan Kegiatan ini sudah mulai dilakukan Mak Intan, setiap
pengembangan TOGA tidak hanya mampu memenuhi pembeli tanaman atau jamu, selalu disuguhi jamu sapu
kebutuhan fisiologis/kebutuhan dasar, tetapi juga kebu- jagat hangat.
tuhan rasa aman, sosial, penghargaan, bahkan kemam- Tanaman obat yang telah dihayati itu sudah ada di pu-
puan memenuhi kebutuhan aktualisasi diri, berupa lau Jawa seperti Taman Wisata Sehat Dayang Sumbi, di
pengakuan terhadap kapasitas pengetahuan, keterampi- desa Sumber Lawang, Mojokerto. Pengembangkan TO-
lan dan potensi yang dimilikinya.4 GA berdasarkan pengalaman mengobati pasien anggota
keluarga. Pengunjung dapat melihat-lihat ratusan kolek-
Berbagai Keinginan si tanaman obat, proses peracikan jamu, membeli jamu
Mak Intan masih menyimpan banyak harapan pada dan konsultasi kesehatan secara gratis. Di Taman Wisata
pengembangan usaha, antara lain menambah koleksi Dayang Sumbi diperkirakan tersedia sekitar 650 jenis
tanaman yang mencapai 500 jenis menjadi 1001 jenis. koleksi tanaman obat yang juga digunakan sebagai lahan
Ada 1001 jenis tanaman obat di dunia yang ingin dia mi- Praktek Kerja Lapangan (PKL) dan lahan penelitian oleh
liki. mahasiswa dari berbagai daerah.6

201
KESMAS, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 4, No. 5, April 2010

Pemanfaatan TOGA Kesimpulan


Nilai ekonomis berhubungan dengan pengeluaran dan Dalam pemanfaatan TOGA diperlukan perjuangan
pemasukan dari TOGA, pengeluaran berarti adalah dan keseriusan untuk menjadikan usaha penopang
penanam TOGA tidak perlu mengeluarkan uang untuk ekonomi keluarga. Dalam life’s history ini, ada beberapa
mengobati keluarga yang sakit, dengan memanfaatkan langkah yang harus dilalui untuk dapat memanfaatkan
TOGA yang ada. Apabila ingin memasak beberapa jenis TOGA menjadi sumber perekonomian keluarga.
makanan, tidak perlu membeli bumbu masak karena
tersedia di pekarangan. Dengan demikian, tidak ada lagi Saran
pengeluaran uang untuk membeli bumbu makanan atau Masyarakat yang ingin memanfaatkan TOGA perlu:
obat. Keindahan merupakan sesuatu yang enak dipandang (1) bantuan usaha berupa dana hibah, dana bergulir,
mata. Yang juga didambakan oleh setiap orang. Selain ataupun pinjaman dari pemerintah. (2) Pelatihan
alam, TOGA juga dapat memberi keindaha, jika dirawat kewirausahaan lintas sektoral yang mencakup Dinas
dengan baik dan rapi tanaman memberikan keindahan. Di Perindustrian, Perdagangan, Pariwisata, Pertanian dan
sekitar pekarangan terlihat berbagai macam TOGA yang Kesehatan, sehingga usaha menjadi lebih besar. Pelatihan
ditata bagaikan bunga hias. Mengerjakan sesuatu yang manajemen keuangan, agar mempunyai sistem manaje-
menjadi keingininan seseorang disebut hobi yang tidak men yang baik. (3) Perlunya jalinan kerja sama dengan
jarang berobat, biasanya orang tidak segan-segan me- farmasi untuk meenguji khasiat berbagai jamu instan. (4)
ngeluarkan modal yang besar. Penanaman TOGA tidak Penggerakan kembali penyuluhan pemanfaatan
terlepas dari hobi masyarakat dan kepuasan pelakunya. pekarangan dan tanaman obat kepada masyarakat se-
Berdasarkan pengamatan, antara lain didapat infor- hingga masyarakat mau memanfaatkan pekarangan un-
masi masyarakat sakit yang setelah mengkonsumsi TO- tuk menanam tanaman obat.
GA ada suatu kepuasan. Banyak pasien yang telah sem-
buh setelah mengkonsumsi jamu ataupun minuman se- Daftar Pustaka
hat. Biasanya, si pasien yang sudah sembuh di undang 1. Santoso SO. Perspektif pengembangan obat tradisional di Indonesia
untuk melihat perkembangan atau khasiat obat TOGA. dalam etik penelitian obat tradisional. Jakarta; 1992. Hal:13.
Pemanfaatan TOGA memberikan banyak nilai-nilai yang 2. Katno PS. Tingkat manfaat dan keamanan tanaman obat dan obat tra-
berarti bagi kehidupan. Selain ketiga nilai tersebut, TO- disional. Yogyakarta: Balai Penelitian Tanaman Obat Tawangmangu,
GA juga mempunyai fungsi sarana mendekatkan tana- Fakultas Farmasi, UGM. [edisi 2008, diakses tanggal 1 Oktober 2008,
man obat kepada upaya preventif, promotif dan kuratif. Hal.1-4]. Diunduh dari: http://Abaugm.wordpress.com/2008/08/10/.
Selain fungsi-fungsi di atas juga ada fungsi lain dari 3. Wakidi. Pemasyarakatan tanaman obat keluarga “TOGa” untuk men-
pemanfaatan TOGA, meliputi (1) sarana memperbaiki dukung penggunaan sendiri “self medication”. Medan: Bagian Farmasi
status gizi masyarakat, tanaman obat dikenal sebagai Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Hal: 3.
buah-buahan atau sayur-sayuran. (2) Sarana pelestarian [edisi 2003, diakses tanggal 22/11/2008]. Diunduh dari: http:/antit-
alam apabila karena upaya budidaya mencegah kepuna- erasi.multiply.com/journal/item/23.
han. (3) Sarana penyebaran gerakan penghijauan untuk 4. Sopyan O. Teori motivasi hirarki kebutuhan maslow. [diakses tanggal 15
daerah yang mengalami penggundulan karena dapat di- Agustus 2008]. Diunduh dari: www.wikipedia.com.
anjurkan penyebarluasan tanaman obat pepohonan 5. Latifa R. Perbandingan tingkat pengetahuan masyarakat terhadap man-
seperti pohon asam, kedaung, trengguli dan lain-lain. faat obat keluarga ditinjau dari jenis tanaman. Bandung: ITB Central
(4) Sarana pemerataan pendapatan karena menyediakan Library; 1999.
bahan obat bagi keluarga yang dapat berfungsi sebagai 6. Palupi IR. Wisata sehat ala dayang sumbi. 2006. Hal:1-3.
sumber penghasilan keluarga.

202

Anda mungkin juga menyukai