TINJAUAN PUSTAKA
1. Masa Nifas
a. Definisi
Masa nifas adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-
alat kandungan kembali seperti prahamil. Lama masa nifas ini yaitu 6-8 minggu.
Masa nifas ini dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6
Masa nifas adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar dan berakhir ketika
merupakan masa yang dimulai sejak plasenta lahir sampai dengan 6 minggu dan
Menurut Saleha, S. 2009. h. 4-5, tujuan dari pemberian asuhan kebidanan pada
psikologis
i.
4) Memberikan pelayanan KB
Pada masa nifas, secara alamiah rahim akan kembali mengecil perlahan-lahan
kebentuknya semula, setelah 6 minggu beratnya sudah sekitar 40-60 gram, pada
saat ini dianggap bahwa masa nifas sudah selesai, namun sebenarnya rahim
akan kembali keposisinya yang normal dengan berat 30 gram dalam waktu 3
bulan setelah masa nifas. Selama masa pemulihan 3 bulan ini, bukan hanya
rahim saja yang kembali normal, tetapi juga kondisi tubuh ibu secara
keseluruhan.
Selama hamil, darah ibu relative lebih encer, karena cairan darah ibu banyak,
hemoglobinnya akan tampak sedikit menurun dari angka normalnya sebesar 11-
12 gr%, jika hemoglobinnya terlalu pendek, maka bisa terjadi anemia atau
kekurangan darah.
Oleh karena itu, selama hamil ibu perlu diberi obat-obatan penambah darah,
sirkulasi darah ibu akan kembali seperti semula. Darah kembali mengental,
dimana kadar perbandingan sel darah dan cairan darah kembali normal.
Umumnya hal ini terjadi pada hari ke-3 sampai ke-15 pascapersalinan.
3) Proses laktasi atau menyusui
setelah plasenta lepas hormone plasenta itu tidak dihasilkan lagi, sehingga
terjadi produksi ASI. ASI keluar 2-3 hari setelah melahirkan, pada payudara
sudah terbentuk kolostrum yang sangat baik untuk bayi, karena mengandung zat
penjelasan berikut:
1) Puerperium dini
Puerperium dini merupakan masa kepulihan, yang dalam hal ini ibu telah
2) Puerperium intermedial
3) Remote puerperium
Remote puerperium merupakan masa yang diperlukan untuk pulih dan sehat
Setelah melahirkan, ibu mengalami perubahan fisik dan fisiologis yang juga
1) Periode taking in
tubuhnya
3) Periode Letting Go
Kunjungan masa nifas dilakukan paling sedikit empat kali. Kunjungan ini
bertujuan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir juga untuk mencegah,
Pada kunjungan pertama ini, yang perlu bidan kaji antara lain:
masa nifas
hipotermia
Pada kunjungan kedua ini, yang perlu bidan kaji antara lain:
pasca melahirkan
istirahat
tanda-tanda penyulit
Pada kunjungan ketiga ini, pengkajian sama seperti pada kunjungan enam hari
setelah persalinan.
2009. h. 6-7)
h. Penyuluhan masa nifas
Disetiap kali pertemuan atau kunjungan ibu nifas, bidan harus selalu
1) Gizi
5) Pemberian ASI
7) Hubungan seksual
8) KB
170)
yang banyak dalam nifas hampir selalu disebabkan oleh sisa plasenta, jika pada
lambat.
2) Endometritis puerperalis
Pada infeksi yang disebabkan kuman pathogen, radang terbatas pada
nekrosis serta cairan, pada batas antara daerah yang meradang dan daerah
persalinan, karena perdarahan pada waktu itu tidak menonjol. Beberapa hari
100-101)
a. Definisi
b. Etiologi
Menurut Manuaba. 2007. h. 820 faktor penyebab dari retensio sisa plasenta
adalah:
implantasinya
kembali
c. Faktor Predisposisi
1) Grandemultipara
semakin banyaknya riwayat kehamilan dan persalinan yang dialami ibu, sehingga
ibu mengalami lemahnya otot rahim yang menyebabkan kontraksi uterus dan
Pada partus lama uterus dalam kondisi yang sangat lelah, sehingga
otot-otot rahim tidak mampu melakukan kontraksi segera setelah plasenta lahir.
3) Partus presipitatus
saat proses persalinan atau terjadi karena tahanan jalan lahir yang rendah
kala III dan melakukan dorongan dan pemijatan uterus sehingga mengganggu
2010. h. 414)
5) Riwayat operasi SC
Pada ibu yang mengalami anemia selama hamil, mempunyai resiko cukup
c. Patofisiologi
Proses kala III didahului dengan tahap pelepasan plasenta yang akan ditandai
lepas maka tidak akan menimbulkan perdarahan. Sebagian plasenta yang sudah
lepas dapat menimbulkan perdarahan yang cukup banyak dan harus diantisipasi
dengan segera melakukan placenta manual, meskipun kala uri belum lewat
setengah jam.
Sisa plasenta bisa diduga karena kala uri berlangsung tidak lancar, atau setelah
pada saat melakukan pemeriksaan plasenta dan masih ada perdarahan dari
811)
sisa plasenta terjadi karena kala uri berlangsung tidak lancar, disebabkan
antara lain:
beberapa waktu
berkontraksi.
e. Pemeriksaan penunjang
postpartum
f. Penatalaksanaan medis
164)
2) Tentukan adanya syok atau tidak, bila dijumpai adanya syok
2010. h. 46)
adalah:
anemia
memberikan oksitosin
f) Mengenali dan menindaklanjuti wanita yang beresiko tinggi
perdarahan postpartum
anemia
a. Pengkajian
menjadi tujuan yang diharapkan, karena telah ada masalah atau diagnosis yang
teridentifikasi
penanganan segera
Mengevaluasi kebutuhan akan intervensi dan konsultasi bidan atau dokter yang
tenaga kesehatan lain, sesuai dengan kondisi yang diperlihatkan oleh ibu dan
g. Evaluasi
kembali dengan tepat setiap aspek perawatan yang belum efektif melalui
Sisa Plasenta
Manajemen asuhan kebidanan diterapkan dalam 7 langkah varney yang terdiri
kebidanan, evaluasi
a. 7 langkah Varney
1) Pengkajian
Pada langkah pertama ini, semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua
a) Data subyektif
(a) Nama
Identitas dimulai dengan nama pasien, yang harus jelas dan lengkap:
nama depan, nama tengah (bila ada), nama keluarga, dan nama panggilan
(b) Umur
tidak, jika usia ibu pada saat hamil dan melahirkan kurang dari 20 tahun dan
lebih dari 35 tahun, akan lebih besar kemungkinannya mengalami perdarahan
daripada wanita yang hamil dan melahirkannya pada saat umurnya sudah
(c) Agama
(e) Pendidikan
22)
(f)Pekerjaan
2009. h. 22)
(g) Alamat
Tempat tinggal pasien harus dituliskan dengan jelas dan lengkap,
dengan nomor rumah, nama jalan RT/ RW, kelurahan dan kecamatannya, serta
bila ada nomor telponnya. Kejelasan alamat keluarga ini amat diperlukan agar
Ibu nifas patologi dengan retensio sisa plasenta memiliki keluhan utama yaitu
Pada ibu yang mengalami anemia selama hamil, mempunyai resiko cukup besar
buah kehamilan dengan segera sehingga pada paca persalinan menjadi lelah
Pada ibu yang mengalami anemia selama hamil, mempunyai resiko cukup besar
buah kehamilan dengan segera sehingga pada paca persalinan menjadi lelah
Pada partus lama uterus dalam kondisi yang sangat lelah, sehingga otot-otot
Partus presipitatus terjadi karena kontraksi yang sangat kuat pada saat
proses persalinan atau terjadi karena tahanan jalan lahir yang rendah sehingga
(a) Menstruasi
Beberapa data yang harus bidan peroleh dari riwayat menstruasi, antara
lain:
(i) Menarche
(ii) Lamanya
(iii) Siklus
menstruasi berikutnya dalam hitungan hari, biasanya sekitar 21-35 hari. ( Sinsin,
I. 2008. h. 5)
(iv) Volume
Perdarahan menstruasi hari kedua dan ketiga pada umumnya banyak, dan
84)
(v) Keluhan
2009. h. 11)
perdarahan segera setelah bayi lahir, jumlah perdarahan lebih dari 500cc,
Hal ini penting untuk bidan kaji karena dari data inilah bidan akan mendapatkan
h. 114)
(6) Riwat KB
Meskipun pemakaian alat kontrasepsi masih lama, namun tidak ada salahnya
jika bidan mengkajinya lebih awal agar pasien mendapatkan informasi sebanyak
(a) Nutrisi
sampai 2700 kalori, asupan cairan perhari ditingkatkan sampai 3000 ml dan susu
1000 ml, suplemen zat besi dapat diberikan kepada ibu nifas selama 4 minggu
Istirahat sangat diperlukan oleh ibu postpartum, oleh karena itu, bidan perlu
mengetahui hambatan yang mungkin muncul jika bidan mendapatkan data yang
Bidan perlu mengkaji aktivitas sehari-hari pasien karena data ini memberikan
gambaran kepada bidan tentang seberapa berat aktivitas yang biasa dilakukan
pasien dirumah, jika kegiatan pasien terlalu berat sampai dikhawatirkan dapat
Data ini perlu bidan gali karena hal tersebut akan mempengaruhi kesehatan
pasien dan bayinya, jika pasien mempunyai kebiasaan yang kurang baik dalam
h. 116)
Walaupun hal ini merupakan hal yang cukup privasi bagi pasien, namun bidan
harus menggali data dari kebiasaan ini karena ada beberapa kasus keluhan
h. 118)
(8) Keadaan lingkungan
Untuk mendapatkan data ini, bidan sangat perlu untuk melakukan pendekatan
mereka anut kaitannya dengan masa nifas adalah menu makan untuk ibu nifas,
misalnya ibu nifas harus pantang makanan yang berasal dari daging, ikan, telur
persalinan dan makanan ini akan membuat ASI menjadi lebih amis.
Adat ini akan sangat merugikan pasien karena justru pemulihan kesehatannya
akan terhambat dengan banyaknya jenis makanan yang harus ia pantang maka
A. 2009. H. 121)
b) Data obyektif
Pada ibu nifas dengan retensio sisa plasenta keadaan umumnya rendah
(2) Kesadaran
2009. h. 122)
darahnya rendah hal ini terjadi karena perdarahan banyak dan mungkin ada
A. 2009. h. 103)
(b) Suhu
sampai 380C yang terjadi sesudah 24 jam pasca persalinan selama 10 hari.
(c) Nadi
Pada ibu nifas dengan retensio sisa plasenta, denyut nadi cepat dan kecil.
Nadi lebih dari 100 kali per menit. ( Maryunani, A. 2009. h. 103)
(d) Respirasi
Pada ibu nifas dengan retensio sisa plasenta mengalami peningkatan frekuensi
(5) LILA
Cara untuk menentukan status gizi, dengan cara mengukur lingkaran lengan kiri
atas pada bagian tengah antara ujung bahu dan ujung siku. Pada wanita usia
subur LILA kurang dari 23,5 cm mengindikasikan resiko kurang energy kronis.
(a) Kulit kepala: untuk mengetahui keadaan kulit kepala ibu bersih atau
(b) Rambut: untuk mengetahui warna rambut, rambut rontok atau tidak
(c) Muka: Pada ibu nifas dengan retensio sisa plasenta muka
(d) Mata: Pada ibu nifas dengan retensio sisa plasenta konjungtiva tampak
(e) Mulut: Pada ibu nifas dengan retensio sisa plasenta bibir tampak pucat
2007. h.623)
(f) Telinga: untuk mengetahui kesimetrisan telinga, ada serumen atau tidak,
tidak.
(h) Leher: untuk mengetahui adakah pembesaran kelenjar limfe atau tidak,
(i) Dada dan axila: untuk mengetahui mamae simetris atau tidak, ada
(j) Ekstremitas: pada ibu nifas dengan retensio sisa plasenta mengalami
(a) Pada ibu nifas dengan retensio sisa plasenta muka tampak pucat.
(b) Golongan darah: untuk menentukan Rh, ABO dan percocokan silang
masalah dan kebutuhan pasien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-
data yang telah dikumpulkan. Langkah awal dari perumusan diagnose atau
bidanakan menemukan suatu kondisi dari pasien melalui proses pengkajian yang
Contoh:
a) Diagnose
(b) Perdarahan
(b) Kesadaran
2009. h. 122)
darahnya rendah hal ini terjadi karena perdarahan banyak dan mungkin ada
(ii) Nadi
Pada ibu nifas dengan retensio sisa plasenta, denyut nadi cepat
Nadi lebih dari 100 kali per menit. ( Maryunani, A. 2009. h. 103)
(iii) Suhu
2005. h. 187)
(iv) Respirasi
Pada ibu nifas dengan retensio sisa plasenta mengalami
( d) Palpasi
retensio sisa plasenta tinggi fundus uteri diatas pusat, uterus teraba lembek.
(e) Genetalia
diagnose potensial lain berdasarkan rangkaian masalah yang lain juga. Langkah
beberapa diagnose potensial yang mungkin ditemukan pada pasien nifas dengan
jalan lahir
b) Syok hipovelemik
penanganan segera
terhadap pasien. Kadang pula bidan dihadapkan pada situasi pasien yang
kesehatan lain. Disini, bidan sangat dituntut kemampuannya untuk dapat selalu
melakukan evaluasi keadaan pasien agar asuhan yang diberikan tepat dan
aman.
Berikut adalah beberapa kondisi yang sering ditemui pada pasien nifas dengan
retensio sisa plasenta dan sangat perlu untuk dilakukan tindakan yang bersifat
segera:
sebelumnya.
kelahiran
tertinggal
yang telah diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman.
Realisasi dari perencanaan dapat dilakukan oleh bidan, pasien, atau anggota
keluarga yang lain. Jika bidan tidak melakukannya sendiri, ia tetap memikul
tindakan pengawasan:
unit IM, 5 unit IV bolus atau 10-20 unit per liter IV drip pada 500 cc
RL.
yang tertinggal
oksitosin
7) Menegevaluasi
rencana perawatan yang dilakukan benar – benar telah mencapai tujuan yaitu
2007: h.28)
b. SOAP
S : Subjektif
Helen Varney yaitu langkah pertama (pengkajian data). Terutama data yang
O : Objektif
Helen Varney yaitu langkah pertama (pengkajian data). Data ini diperoleh melalui
laboratorium, atau pemeriksaan diagnostik lain. Data ini akan memberikan bukti
A : Assesment
Merupakan pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi
(kesimpulan) dari data subjektif dan objektif. Menurut Helen Varney pada langkah
P : Planning
ini dan yang akan datang. Rencana asuhan disususn berdasarkan hasil analisis
yaitu tafsiran dari efek tindakan yang telah diambil untuk menilai efektifitas
asuhan atau hasil pelaksanaan tindakan. Evaluasi ini berisi analisis hasil yang
telah dicapai dan merupakan fokus ketepatan nilai tindakan atau asuhan. Untuk
dengan kewenangan bidan dan kode etik bidan, yang tercantum dalam
PERATURAN MENTRI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
1464/MENKES/PER/X/2010, yaitu:
1. Pasal 9
yang meliputi:
berencana
2. Pasal 10
kehamilan.
meliputi:
1) Episiotomy
ibu eksklusif
postpartum
3. Pasal 14
peraturan perundang-undangan
masyarakat.
Kompetensi yang harus dimiliki sebagai seorang bidan menurut IBI. 2006. h. 153-
a. Pengetahuan Dasar
1) Fisiologis nifas.
7) Bonding & attachment orang tuan dan bayi baru lahir untuk
infeksi.
postpartum.
11) Indikator pada komplikasi tertentu dalam periode post partum, seperti
b. Ketrampilan Dasar
1) Mengumpulkan data tentang riwayat kesehatan yang terfokus,
kelahiran.
jahitan.
5) Menyusun perencanaan.
persalinan.
aborsi.
yang dilakukan.
Ketrampilan Tambahan