Anda di halaman 1dari 19

Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Metode Vertikal-Horizontal dan Dupont

System Pada Perusahaan Kosmetik Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2012 – 2015 (Studi Kasus pada PT Martina Berto, Tbk , PT Mandom Indonesia, Tbk
dan PT Mustika Ratu, Tbk). Financial Performance Analysis Based on Vertical-
Horizontal and Dupont System Methods on Cosmetics Companies Listed on Indonesia
Stock Exchange Period 2012 -2015 (Case Study on PT Martina Berto, Tbk , PT Martina
Berto, Tbk dan PT Mustika Ratu, Tbk).

Nurul Anggraini
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi GICI
Email : nurulanggraini1992@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis laporan keuangan pada perusahaan


kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012 -2015 untuk mengevaluasi
kinerja keuangan perusahaaan, indikator diukur menggunakan metode vertikal-horizontal.
Pada penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder yaitu laporan keuangan
perusaan kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2015. Hasil
penelitian berdasarkan analisis vertikal-horizontal pada laporan neraca PT.Martina Berto
Tbk, PT.Mandom Indonesia dan PT.Mustika Ratu Tbk terlihat optimal dari masing-
masing laporan keuangan perusahaan, pada laporan laba rugi masing-masing perusahaan
masih terlihat kurang optimal antara laba bersih yang di peroleh dengan laba kotor nya
dan pada laporan keuangan arus kas, antara kas masuk dan keluar terlihat optimal atau
seimbang karena mengalami trend positif pada aktivitas operasi, aktivitas dan pendanaan.

Kata kunci : Kinerja keuangan, Analisis Vertikal-Horizontal dan Trend, Neraca,


Laba/Rugi dan Arus Kas.

ABSTRACK

This study aims to analyze the financial statements on cosmetics companies listed
on the Indonesia Stock Exchange period 2012-2015 to evaluate the financial performance
of the company, the indicator is measured using vertical-horizontal method. In this study
the data used are secondary data that is the cosmetics company's financial statements
listed on the Indonesia Stock Exchange period 2012-2015. The result of research based
on vertical-horizontal analysis on PT Martina Berto Tbk balance sheet, PT.Mandom
Indonesia Tbk and PT.Mustika Ratu Tbk appear optimally from each company's financial
statement, in each company's profit and loss statement still looks less optimal between
profit net earned with its gross profit and on the cash flow statements, between cash in
and out looks optimal or balanced because of a positive trend in operating activities,
activities and funding.

1
Keywords: Financial performance, Vertical-Horizontal and Trend Analysis, Balance,
Profit / Loss and Cash Flow

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Masalah keuangan merupakan salah satu masalah yang sangat vital bagi perusahaan
dalam perkembangan bisnis dismua perusahaan. Salah satu tujuan utama didirikannya
perusahaan adalah untuk memperoleh keuntungan yang maksimal. Namun berhasil
tidaknya perusahaan dalam mencari keuntungan dan mempertahankan perusahannya
tergantung pada manajeman keuangan. Perusahaan harus memiliki kinerja keuangan yang
sehat dan efisien untuk mendapatkan keuntungan atau laba. Oleh sebab itu, kinerja
keuangan merupakan hal yang penting bagi setiap perusahaan didalam persaingan bisnis
untuk mempertahankan perusahaannya. Kinerja keuangan perusahaan merupakan
penilaian dari prestasi perusahaan tentang baik atau tidaknya kondisi keuangan
perusahaan. Dengan dilakukannya analisis laporan keuangan suatu perusahaan, maka
pihak yang berkepentingan dengan perusahaan dapat menilai bagaimana prospek
perusahaan tersebut di masa depan. Perusahaan kosmetik merupakan perusahaan
multinasional yang memproduksi produk-produk kebutuhan konsumen. Kosmetik bukan
hanya kebutuhan sekunder atau pelengkap saja, namun menjadi kebutuhan primer setiap
orang terutama wanita. Saat ini, jumlah produsen kosmetik di Indonesia mengalami
perkembangan yang sangat pesat sehingga menimbulkan persaingan bisnis yang ketat.
Analisis laporan keuangan sangat penting untuk perusahaan, terutama perusahaan
yang go public atau terdaftar di BEI. Laporan keuangan menjadi laporan kinerja
perusahaan bagi pengguna laporan keuangan seperti pemegang saham, investor, manajer,
karyawan, kreditor dan supplier.
Pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu
perusahaan sangatlah perlu untuk mengetahui kondisi keuangan dan perkembangan
perusahaan. Salah satu bentuk informasi yang dapat digunakan untuk mengetahui kondisi
dan perkembangan suatu perusahaan adalah laporan keuangan yang dilaporkan setiap
akhir periode sebagai laporan pertanggung jawaban atas pengelola suatu perusahaan.
Guna mengetahui kinerja keuangan dan melakukan perbandingan dari perusahaan-
perusahaan kosmetik yang terdaftar di BEI, periode yang dipilih adalah dari tahun 2012-
2015. Populasi perusahaan kosmetik terdiri dari tiga perusahaan, diantaranya PT. Martino
Berto Tbk, PT. Mandom Indonesia Tbk dan PT. Mustika Ratu Tbk. Pengetahuan yang
mendalam mengenai informasi dalam laporan keuangan perusahaan dapat diperoleh
dengan menganalisis laporan keuangan perusahaan tersebut. Analisis laporan keuangan
harus menggunakan suatu metode dan teknik agar mencapai tujuan yang diharapkan.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1) Bagaimanakah kinerja keuangan Perusahaan Kosmetik pada PT Martina Berto, Tbk,
PT Mandom Indonesia, Tbk dan PT Mustika Ratu, Tbk periode 2012 – 2015
berdasarkan metode vertikal – Horizontal dan Dupont System?

2
3. Tujuan Masalah
Dengan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah :
1) Untuk mengetahui kinerja keuangan Perusahaan Kosmetik pada PT Martina Berto,
Tbk, PT Mandom Indonesia, Tbk dan PT Mustika Ratu, Tbk periode 2012 – 2015
berdasarkan metode vertikal – Horizontal dan Dupont System?

4. Metodologi Penelitian
Jenis Data
Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang
dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia dan penelitian ini merupakan jenis data yang
bersifat kuantitatif yaitu data yang berupa bilangan atau angka yang absolut. Data yang
digunakan dalam penelitian ini selama 2012 sampai 2015.

Sumber Data
Sumber data yang digunakan ini merupakan hasil dari laporan keuangan yang
berupa seperti neraca, laba rugi dan arus kas perusahaan kosmetik selama periode 2012
sampai 2015 yang sudah di publikasikan pada Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id).

Definisi Operasional Variabel


1) ROI (Return On Investment) adalah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang
dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan
dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasinya perusahaan
untuk menghasilkan keuntungan.
2) Cash Ratio digunakan untuk mengukur besarnya uang kas yang tersedia untuk
melunasi kewajiban jangka pendek yang ditunjukan dari tersedianya dana kas atau
setara kas, contohnya rekening giro.
3) Total Asset Turnover adalah perbandingan antara jumlah penjualan perusahaan
dengan seluruh harta/ aktiva perusahaan.

Teknik Pengumpulan Data


Untuk memperoleh data informasi yang diperlukan dalam penelitian ini
dikumpulkan melalui dua tahapan, yaitu sebagai berikut :
1. Penelitian Kepustakaan (Library Reseacrh). Penulis juga mengumpulkan data yang
diperlukan dengan cara membaca literatur-literatur, bahan referensi, bahan kuliah,
dan hasil penelitian yang relevan.
2. Dokumentasi Perusahaan. Data ini diperoleh melalui situs resmi Bursa Efek
Indonesia http://www.idx.co.id/ dengan mengambil data laporan keuangan dengan
dan laporan tahunan dari perusahaan kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI).

Metode Analisis Data


Metode analisis data pada laporan keuangan digunakan untuk mengukur,
mengetahui, menggambarkan, menentukan serta membandingkan proporsi pada pos-pos
dalam laporan neraca, laba/rugi atau arus kas. Pada penelitian ini, metode analisis yang

3
digunakan adalah metode analisis vertkal-horizontal dan du pont system untuk laporan
keuangan tahun 2012 sampai 2015.

Analisis Vertikal
Analisis Vertikal menitikberatkan pada hubungan financial antar pos – pos laporan
keuangan satu periode. Dalam analisis vertikal terhadap neraca, masing – masing pos
aktiva dinyatakan sebagai persen dari total aktiva. Masing – masing pos kewajiban dan
ekuitas pemilik dinyatakan sebagai persen dari total kewajiban dan ekuitas pemilik. Dalam
analisis vertikal terhadap laporan laba-rugi, masing – masing pos dinyatakan sebagai
persen dari total pendapatan atau penghasilan.

Analisis Horizontal
Analisis horizontal dilakukan dengan cara jumlah setiap akun laporan keuangan
tahun berjalan dibandingkan dengan akun yang sama pada periode sebelumnya untuk
mengetahui kenaikan atau penurunan yang terjadi pada akun tersebut. Kenaikan atau
penurunan tersebut dibagi dengan akun periode sebelumnya dan dikali dengan seratus
persen untuk mengetahui persentase kenaikan atau penurunan pada akun tersebut dan
kenaikan atau penurunan jumlah pos dihitung sebagai persentase kenaikan atau
penurunan.

Analisis Dupont System


Du Pont System adalah ROI yang dihasilkan melalui perkalian antara keuntungan
dari komponen-komponen sales serta efisiensi penggunaan total asset didalam
menghasilkan keuntungan tersebut.

5. Analisis dan Pembahasan


Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas merupakan rasio yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu dan juga memberikan
gambaran tentang tingkat efektifitas manajemen dalam melaksanakan kegiatan
operasinya. Efektifitas manajemen disini dilihat dari laba yang dihasilkan terhadap
penjualan dan investasi perusahaan. Rasio ini disebut juga rasio rentabilitas.
Rasio profitabilitas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam mendapatka laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada
seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya
(Syafri, 2008:304).

𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿 𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵ℎ 𝑆𝑆𝑒𝑒𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡ℎ 𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃


𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 𝑂𝑂𝑂𝑂 𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼 = 𝑥𝑥 100
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴

4
Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan dalam
memanfaatkan semua sumber daya yang ada padanya. Semua rasio aktivitas ini
melibatkan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi pada berbagai jenis
aktiva. Rasio-rasio aktivitas menganggap bahwa sebaiknya terdapat keseimbangan yang
layak antara penjualan dan beragam unsur aktiva misalnya persediaan, aktiva tetap dan
aktiva lainnya.

𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝑒𝑒𝑒𝑒 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 =
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴

Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban atau membayar utang jangka pendeknya. Rasio inilah yang dapat
digunakan untuk mengukur seberapa llikuidnya suatu perusahaan. Jika perusahaan
mampu memenuhi kewajibannya berarti perusahaan tersebut likuid, sedangkan jika
perusahaan tidak mampu memenuhi kewajibannya berarti perusahaan tersebut likuid.
Cara mengukur perusahaan itu likuid atau tidak, Anda dapat membandingkan
komponen yang ada pada neraca, yaitu total aktiva lancar dengan total pasiva lancar (utang
jangka pendek). Pengukuran ini dapat dilakukan untuk beberapa periode sehingga terlihat
perkembangan likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu. Dengan mengetahui rasio
likuiditas yang dimiliki perusahaan, Anda bisa mendapatkan beberapa manfaat seperti:
- Mengantisipasi dana yang diperlukaan saat ada kebutuhan mendesak.
- Memudahkan nasabah (bagi lembaga keuangan atau Bank)
yang ingin melakukan penarikan dana.
- Poin penentu bagi suatu perusahaan untuk mendapatkan persetujuan investasi atau
bisnis lain yang menguntungkan.

𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾
𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶ℎ 𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 =
𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴 𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿

Hasil Analisis
Analisis ini digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan dengan
membandingkan berbagai perkiraan dalam laporan keuangan baik neraca maupun laba
rugi. Dalam tulisan ini, akan dieksplorasi berbagai rasio keuangan perusahaan yang
menjadi indikator kinerja keuangan perusahaan dengan sistem Du Pont antara lain rasio
profitabilitas (Return On Investment), rasio aktivitas (Total Asset Turnover) dan rasio
likuiditas (Cash Ratio). Berikut

5
HASIL RASIO PROFITABLITAS
ROI /
2012 2013 2014 2015
keuntungan
PT Martina Berto Tbk 40,38% 40,10% 40,19% 37,20% Buruk

PT Mandom Indonesia Tbk 17,20% 15,44% 9,44% 26,18% Baik

PT Mustika Ratu Tbk 256,6% 50,20% 51,62% 6,66% Buruk

Tabel 1.1 Perhitungan Return On investment (ROI)

HASIL RASIO AKTIVITAS


TATO/
2012 2013 2014 2015 pengelolaan
asset
PT Martina Berto Tbk 2,28% 2,30% 2,42% 2,32% Kurang baik

PT Mandom Indonesia Tbk 1,47% 1,39% 1,25% 1,11% Kurang baik

PT Mustika Ratu Tbk 1,01% 0,81% 0,87% 0,86% Kurang baik


Tabel 1.2 Perhitungan Total Asset Turnover (TATO)

HASIL RASIO LIKUIDITAS


CR /
2012 2013 2014 2015 Besarnya uang
kas tersedia
PT Martina Berto Tbk 0,03% 0,03% 0,09% 0,06% Buruk

PT Mandom Indonesia Tbk 3,21% 0,98% 1,20% 1,54% Baik

PT Mustika Ratu Tbk 3,21% 0,98% 1,20% 1,54% Buruk


Tabel 1.3 Perhitungan Cas Ratio (CR)

Analisis Vertikal - Horizontal


1. PT Martina Berto Tbk
Laporan Neraca
Periode 2012 -2013
Berdasarkan laporan neraca pada tahun 2012 – 2013 tidak mengalami kenaikan atau
penurunan trend. Hal ini dapat dilihat dari angka indeks jumlah aset pada tahun 2013
adalah 0,00% dari jumlah aset akhir tahun 2012 dan secara analisis horizontal Rp. 0,-

6
(dalam jutaan rupiah) Pada sisi liabilitas mengalami trend menurun, hal ini dapat dilihat
dari angka indeks jumlah liabilitas nya yaitu -0,08% dan secara analisis horizontal Rp. -
14.480,- (dalam jutaan rupiah). Sedangkan dari sisi ekuitas mengalami kenaikan trend.
Hal ini dapat dilihat dari angka indeks jumlah ekuitas yaitu 0.04% dan secara analisis
horizontal mengalami kenaikan sebesar Rp. 16,755,- (dalam jutaan rupiah).

Periode 2013 - 2014


Berdasarkan neraca tahun 2013 sampai dengan tahun 2014 mengalami kenaikan
trend. Hal ini dapat dilihat dari angka indeks jumlah aset yaitu 0,01% dan secara analisis
horizontal mengalami kenaikan sebesar Rp. 7.613,- (dalam jutaan rupiah). Dari sisi
liabilitas trend mengalami kenaikan. Hal ini dapat dilihat dari angka indeks jumlah
liabilitasnya yaitu 0,03% dan secara analisis horizontal Rp. 5,183,- (dalam jutaan
rupiah).Sedangkan dari sisi ekuitas trend mengalami kenaikan juga dengan angka indeks
pada jumlah ekuitasnya 0,01% dan dilihat secara horizontal Rp. 2.431,- (dalam jutaan
rupiah).

Periode 2014 – 2015


Berdasarkan tabel laporan neraca pada tahun 2014 sampai dengan tahun 2015
mengalami kenaikan trend. Hal ini dapat dilihat dari angka indeks jumlah total asetnya
yaitu 0.05% dan dari sisi horizontal sebesar Rp. 29.516,- (dalam jutaan rupiah). Pada pos
total aset dapat dilihat angka kenaikannya pada tahun 2014 total aset sebesar Rp. 619.383,-
sedangkan pada tahun 2015 mengalami kenaikan menjadi Rp. 648.899,- (dalam jutaan
rupiah) total asetnya. Dari sisi liabilitas trend mengalami kenaikan dengan angka indeks
yaitu 0,30%. Dalam hal ini kenaikan pada horizontal sebesar Rp. 49.052,- (dalam jutaan
rupiah). Kenaikan yang cukup signifikan dari nilai pos pada tahun 2014 sebesar
Rp.165.634,- menjadi Rp. 214.686,- pada tahun 2015. Sedangkan dari sisi ekuitas trend
pada tahun 2014 sampai dengan tahun 2015 mengalami penurunan dengan angka indeks
yaitu -0,04%. Hal ini dapat dilihat dari horizontal yaitu sebesar Rp. -19.535,-
penurunannya. Pada akun pos tahun 2014 total ekuitas sebesar Rp. 453.749,- lalu pada
tahun 2015 total ekuitas menjadi sebesar Rp. 434,214,- (dalam jutaan rupiah).

Laporan Laba Rugi


Periode 2012 - 2013
Berdasarkan tabel laporan laba rugi pada tahun 2012 sampai dengan tahun 2013
mengalami penurunan. Hal ini dapat dilihat dari angka indeks jumlah penjualan bersih
yaitu -0,11% dan secara analisis horizontal mengalami penurunan sebesar Rp. -76.503,-
(dalam jutaan rupiah). Sedangkan pada laba kotor trend turun. Hal ini dapat dilihat dari
angka indeks laba kotor yaitu 0,13% dan secara horizontal sebesar Rp. Rp. -50.569 juta,
pada penurunan laba kotor ini merupakan trend yang baik karena jika dilihat pada tahun
2012 laba kotor sebesar Rp. 376.439 juta sedangkan pada tahun 2013 laba kotor sebesar
Rp. 325.870 juta. Secara keseluruhan, laba tahun berjalan (net profit) mengalami
keburukan yaitu trend menurun dengan angka indeks -0,64%. Hal ini dapat dilihat dari
sisi horizontal penurunan sebesar Rp. 29.360 juta, berbeda pada tahun 2012 laba bersih
sebesar Rp. 45.523 juta lalu di tahun 2012 mengalami penurunan dengan nilai sebesar Rp.
16.163 juta.

7
Periode 2013 – 2014
Berdasarkan tabel laporan laba rugi pada tahun 2013 sampai dengan tahun 2014
mengalami trend naik. Hal ini dapat dilihat dari angka indeks penjualan bersih yaitu 0,05%
dan secara analisis horizontal mengalami kenaikan sebesar Rp. 30.114 juta. Dari akhir
tahun 2013 sebelumnya penjualan bersih sebesar Rp. 641.285 juta dan di tahun 2014
penjualan bersih sebesar Rp. 671.399 juta. Sedangkan pada laba kotor trend meningkat /
naik. Hal ini dapat dilihat dari angka indeks pada laba kotor yaitu 0,04% dan secara
horizontal mengalami kenaikan sebesar Rp. 13.085 juta , pada tahun 2014 ini trend buruk
terjadi dari akhir tahun 2013 sebelumnya yang sebesar Rp. 325.870 juta. Secara
keseluruhan, laba tahun berjalan (net profit) mengalami trend memburuk yaitu trend turun
dengan angka indeks -0,82%. Hal ini dapat dilihat dari sisi horizontal penurunan sebesar
Rp. 13.238 juta, berbeda pada tahun 2013 laba bersih sebesar Rp. 16.163 juta lalu di tahun
2014 mengalami penurunan dengan nilai sebesar Rp. 2.925 juta.

Periode 2014 – 2015


Berdasarkan tabel laporan laba rugi pada tahun 2014 sampai dengan tahun 2015
mengalami trend naik. Hal ini dapat dilihat dari angka indeks penjualan bersih yaitu 0,03%
dan secara analisis horizontal mengalami kenaikan sebesar Rp. 23.384 juta. Dari akhir
tahun 2013 sebelumnya penjualan bersih sebesar Rp. 671.399 juta dan di tahun 2014
penjualan bersih sebesar Rp. 694.783 juta. Sedangkan pada laba kotor trend meningkat /
naik. Hal ini dapat dilihat dari angka indeks pada laba kotor yaitu 0,01% dan secara
horizontal mengalami kenaikan sebesar Rp. 2.576 juta , pada tahun 2014 ini trend buruk
terjadi dari akhir tahun 2014 sebelumnya yang sebesar Rp. 339.675 juta. Secara
keseluruhan, laba tahun berjalan (net profit) mengalami trend memburuk yaitu trend turun
sebesar Rp. 16.982 juta atau -5,81%. Berbeda pada tahun 2014 laba bersih sebesar Rp.
2.925 juta lalu di tahun 2015 mengalami penurunan dengan nilai sebesar Rp. -14.057 juta.

Laporan Arus Kas


Periode 2012 – 2013
Berdasarkan tabel laporan arus kas pada tahun 2012 sampai dengan tahun 2013
mengalami kenaikan trend. Hal ini dapat dilihat dari angka indeks jumlah arus kas masuk
yaitu 0.04% dan secara analisis horizontal mengalami kenaikan sebesar Rp.
26.208.247.137,-. Dari sisi arus kas keluar juga mengalami kenaikan trend. Hal ini dapat
dilihat dari angka indeks jumlah arus kas keluar yaitu 0.05% dan secara analisis horizontal
sebesar Rp. 42.034.209.881,- . Pada tahun 2012 total pengeluaran kas keluar sebesar Rp.
797.695.252.472 kemudian kas keluar pada tahun 2013 Rp. 839.729.462.353,- Sedangkan
dari sisi arus kas pada akhir tahun mengalami trend turun. Hal ini dapat dilihat dari angka
indeks jumlah laba yaitu 0,60% dan secara analisis horizontal mengalami trend turun
sebesar Rp. -71.918.086.574,-

Periode 2013 – 2014


Berdasarkan tabel laporan arus kas pada tahun 2013 sampai dengan tahun 2014
mengalami trend turun. Hal ini dapat dilihat dari angka indeks jumlah arus kas masuk
yaitu -0,18% dan secara analisis horizontal mengalami penurunan sebesar Rp.
135.641.273.342,-. Dari sisi arus kas keluar mengalami kenaikan trend. Hal ini dapat
dilihat dari angka indeks jumlah arus kas keluar yaitu 0.08% dan secara analisis horizontal

8
sebesar Rp. 69.344.049.847,- . Pada tahun 2013 total pengeluaran kas keluar sebesar Rp.
839.729.462.353 kemudian kas keluar pada tahun 2014 Rp. 909.073.512.200,- Sedangkan
dari sisi arus kas pada akhir tahun mengalami trend turun. Hal ini dapat dilihat dari angka
indeks jumlah laba yaitu -0,13% dan secara analisis horizontal mengalami trend turun
sebesar Rp. -6.332.819.158,-

Periode 2014 – 2015


Berdasarkan tabel laporan arus kas pada tahun 2014 sampai dengan tahun 2015
mengalami trend naik meningkat sangat tinggi. Hal ini dapat dilihat dari angka indeks
jumlah arus kas masuk yaitu 0,32% dan secara analisis horizontal mengalami kenaikan
sebesar Rp. 200.738.069.299,-. Dari sisi arus kas keluar mengalami trend turun. Hal ini
dapat dilihat dari angka indeks jumlah arus kas keluar yaitu 0,07% dan secara analisis
horizontal sebesar Rp. 65.831.686.959,- . Pada tahun 2014 total pengeluaran kas keluar
sebesar besar dengan nilai Rp. 909.073.512.200 kemudian kas keluar pada tahun 2015
menurun dari kas keluar tahun sebelumnya dengan nilai Rp. 843.241.825.241,-
Sedangkan dari sisi arus kas pada akhir tahun mengalami trend turun. Hal ini dapat dilihat
dari angka indeks jumlah laba yaitu -0,25% dan secara analisis horizontal mengalami
trend turun sebesar Rp. -10.333.653.505,-

2. PT Mandom Indonesia Tbk


Laporan Neraca
Periode 2012 - 2013
Berdasarkan tabel laporan neraca maka dapat di analisis bahwa secara umum
laporan neraca tahun 2012 sampai dengan tahun 2013 tidak mengalami trend turun. Hal
ini dapat dilihat dari angka indeks jumlah aset pada tahun 2013 adalah -0,21% dari jumlah
aset akhir tahun 2012 dan secara analisis horizontal Rp. 387.283,- (dalam jutaan rupiah).
Pada sisi liabilitas mengalami trend naik, hal ini dapat dilihat dari angka indeks jumlah
liabilitas nya yaitu -0,16% dan secara analisis horizontal trend naik sebesar Rp. -204.379,-
(dalam jutaan rupiah). Sedangkan dari sisi ekuitas mengalami kenaikan trend. Hal ini
dapat dilihat dari angka indeks jumlah ekuitas yaitu 0.08% dan secara analisis horizontal
mengalami kenaikan sebesar Rp. 86.169,- (dalam jutaan rupiah).

Periode 2013 – 2014


Berdasarkan tabel laporan neraca maka dapat dianalisis bahwa secara umum laporan
neraca tahun 2013 sampai dengan tahun 2014 mengalami kenaikan trend. Hal ini dapat
dilihat dari angka indeks jumlah aset yaitu 0,26% dan secara analisis horizontal
mengalami kenaikan sebesar Rp. 387.283,- (dalam jutaan rupiah). Dari sisi liabilitas trend
mengalami kenaikan. Hal ini dapat dilihat dari angka indeks jumlah liabilitasnya yaitu
0,26% dan secara analisis horizontal trend naik sebesar Rp. 387.283,- (dalam jutaan
rupiah). Jumlah kenaikan liabilitas tahun ini sama seperti jumlah aset pada tahun 2014.
Sedangkan dari sisi ekuitas trend mengalami kenaikan juga dengan angka indeks pada
jumlah ekuitasnya 0,08% dan dilihat secara horizontal trend naik sebesar Rp. 100.513,-
(dalam jutaan rupiah).

9
Periode 2014 – 2015
Berdasarkan tabel laporan neraca maka dapat dianalisis bahwa secara umum laporan
neraca tahun 2014 sampai dengan tahun 2015 mengalami kenaikan trend. Hal ini dapat
dilihat dari angka indeks jumlah total asetnya yaitu 0,12% dan dari sisi horizontal trend
naik sebesar Rp. 228.862,- (dalam jutaan rupiah). Pada pos total aset dapat dilihat angka
kenaikannya pada tahun 2014 total aset sebesar Rp. 1.853.235,- sedangkan pada tahun
2015 mengalami kenaikan menjadi Rp. 2.082.097,- (dalam jutaan rupiah) total asetnya.
Dari sisi liabilitas trend mengalami kenaikan dengan angka indeks yaitu 0,12%. Dalam
hal ini kenaikan pada horizontal sebesar Rp. 228.862,- (dalam jutaan rupiah). Kenaikan
yang cukup signifikan dari nilai pos pada tahun 2014 sebesar Rp.1.853.235,- menjadi Rp.
2.082.097,- pada tahun 2015. Sedangkan dari sisi ekuitas trend pada tahun 2014 sampai
dengan tahun 2015 mengalami trend naik dengan angka indeks yaitu 0,34%. Hal ini dapat
dilihat dari angka kenaikan pada horizontal yaitu sebesar Rp. 431.367 juta kenaikannya.
Pada akun pos tahun 2014 total ekuitas sebesar Rp. 1.283.504,- lalu pada tahun 2015 total
ekuitas menjadi sebesar Rp. 1.714.871 juta.

Laporan Laba Rugi


Periode 2012 – 2013
Berdasarkan tabel laporan laba rugi maka dapat dianalisis bahwa secara umum
laporan laba rugi tahun 2012 sampai dengan tahun 2013 mengalami trend naik. Hal ini
dapat dilihat dari angka indeks jumlah penjualan bersih yaitu 0.10% dan secara analisis
horizontal mengalami kenaikan sebesar Rp. 176.746,- (dalam jutaan rupiah). Sedangkan
pada laba kotor trend naik. Hal ini dapat dilihat dari angka indeks laba kotor yaitu 0,14%
dan secara horizontal sebesar Rp. 95.185 juta, pada kenaikan laba kotor ini merupakan
trend yang buruk karena jika dilihat pada tahun 2012 laba kotor sebesar Rp. 681.929 juta
sedangkan pada tahun 2013 laba kotor naik sebesar Rp. 777.114 juta. Secara keseluruhan,
laba tahun berjalan (net profit) mengalami trend naik dengan angka indeks 0.06%. Hal ini
dapat dilihat dari sisi horizontal kenaikan sebesar Rp. 9.774 juta, pada tahun 2012 laba
bersih sebesar Rp. 150.374 juta lalu di tahun 2012 trend naik dengan nilai sebesar Rp.
160.148 juta.

Periode 2013 – 2014


Berdasarkan tabel laporan laba rugi maka dapat dianalisis bahwa secara umum
laporan laba rugi tahun 2013 sampai dengan tahun 2014 mengalami trend naik. Hal ini
dapat dilihat dari angka indeks penjualan bersih yaitu 0,14% dan secara analisis horizontal
mengalami kenaikan sebesar Rp. 280.305 juta. Dari akhir tahun 2013 sebelumnya
penjualan bersih sebesar Rp. 2.027.899 juta dan di tahun 2014 penjualan bersih sebesar
Rp. 2.308.204 juta. Sedangkan pada laba kotor trend meningkat / naik. Hal ini dapat dilihat
dari angka indeks pada laba kotor yaitu 0,15% dan secara horizontal mengalami kenaikan
sebesar Rp. 119.155 juta , pada tahun 2014 ini trend baik dari akhir tahun 2013
sebelumnya yang sebesar Rp. 777.114 juta. Secara keseluruhan, laba tahun berjalan (net
profit) mengalami trend naik dengan angka indeks 0,09%. Hal ini dapat dilihat dari sisi
horizontal kenaikan sebesar Rp. 14.166 juta, berbeda pada tahun 2013 laba bersih sebesar
Rp. 160.148 juta lalu di tahun 2014 mengalami kenaikan dengan nilai sebesar Rp. 174.314
juta.

10
Periode 2014 – 2015
Berdasarkan tabel laporan laba rugi maka dapat dianalisis bahwa secara umum
laporan laba rugi tahun 2014 sampai dengan tahun 2015 mengalami trend naik. Hal ini
dapat dilihat dari angka indeks penjualan bersih yaitu 0,003% dan secara analisis
horizontal mengalami kenaikan sebesar Rp. 6.686 juta. Dari akhir tahun 2014 sebelumnya
penjualan bersih sebesar Rp. 2.308.204 juta dan di tahun 2015 penjualan bersih sebesar
Rp. 2.314.890 juta. Sedangkan pada laba kotor trend turun. Hal ini dapat dilihat dari angka
indeks pada laba kotor yaitu -0,02% dan secara horizontal mengalami penurunan sebesar
Rp. -18.357 juta , pada tahun ini trend buruk terjadi dari akhir tahun 2014 sebelumnya
yang sebesar Rp. 896.269 juta. Secara keseluruhan, laba tahun berjalan (net profit)
mengalami trend naik sangat meningkat yaitu trend naik sebesar Rp. 370.160 juta atau
2.12%. Berbeda pada tahun 2014 laba bersih sebesar Rp. 174.314 juta lalu di tahun 2015
mengalami kenaikan dengan nilai sebesar Rp. 544.474 juta.

Laporan Arus Kas


Periode 2012 – 2013
Berdasarkan tabel laporan arus kas maka dapat dianalisis bahwa secara umum
laporan arus kas masuk tahun 2012 sampai dengan tahun 2013 mengalami trend turun.
Hal ini dapat dilihat dari angka indeks jumlah arus kas masuk yaitu -0.96% dan secara
analisis horizontal mengalami penurunan sebesar Rp. 1.903.068.077.998,-. Dari sisi arus
kas keluar mengalami kenaikan trend. Hal ini dapat dilihat dari angka indeks jumlah arus
kas keluar yaitu 0.21% dan secara analisis horizontal sebesar Rp. 396.220.354.941,- . Pada
tahun 2012 total pengeluaran kas keluar sebesar Rp. 1.930.966.562.051 kemudian kas
keluar pada tahun 2013 Rp. 2.327.186.916.992,- pada tahun ini baik arus kas masuk
maupun kas keluar mengalami keburukan sangat tinggi. Sedangkan dari sisi arus kas pada
akhir tahun mengalami trend turun. Hal ini dapat dilihat dari angka indeks jumlah laba
yaitu -0,45% dan secara analisis horizontal mengalami trend turun sebesar Rp. -
61.105.857.782,-.

Periode 2013 – 2014


Berdasarkan tabel laporan arus kas maka dapat dianalisis bahwa secara umum
laporan arus kas masuk tahun 2013 sampai dengan tahun 2014 mengalami trend naik. Hal
ini dapat dilihat dari angka indeks jumlah arus kas masuk yaitu 35,86% dan secara analisis
horizontal mengalami kenaikan yang sangat tinggi sebesar Rp. 2.647.543.195.281,-. Dari
sisi arus kas keluar mengalami kenaikan trend. Hal ini dapat dilihat dari angka indeks
jumlah arus kas keluar yaitu 0.16% dan secara analisis horizontal sebesar Rp.
373.143.018.966,- . Pada tahun 2013 total pengeluaran kas keluar sebesar Rp.
2.327.186.916.992 kemudian kas keluar pada tahun 2014 meningkat sebesar Rp.
2.700.329.935.958,- Sedangkan dari sisi arus kas pada akhir tahun mengalami trend naik.
Hal ini dapat dilihat dari angka indeks jumlah laba yaitu 0,29% dan secara analisis
horizontal mengalami trend naik sebesar Rp. 21.266.625.629,-

Periode 2014 – 2015


Berdasarkan tabel laporan arus kas maka dapat dianalisis bahwa secara umum
laporan arus kas masuk tahun 2014 sampai dengan tahun 2015 mengalami trend turun.
Hal ini dapat dilihat dari angka indeks jumlah arus kas masuk yaitu -0,05% dan secara

11
analisis horizontal mengalami penurunan sebesar Rp. 125.027.833.011,-. Dari sisi arus
kas keluar mengalami trend turun. Hal ini dapat dilihat dari angka indeks jumlah arus kas
keluar yaitu 0,08% dan secara analisis horizontal sebesar Rp. 229.085.091.453,- . Pada
tahun 2014 total pengeluaran kas keluar sebesar besar dengan nilai Rp.
2.700.329.935.958,- kemudian kas keluar pada tahun 2015 menurun/berkurang dari kas
keluar tahun sebelumnya dengan nilai sebesar Rp. 2.471.244.844.505,- Sedangkan dari
sisi arus kas pada akhir tahun mengalami trend naik. Hal ini dapat dilihat dari angka
indeks jumlah laba yaitu 1,31% dan secara analisis horizontal mengalami trend naik
sebesar Rp. 124.578.819.509,-

PT Mustika Ratu Tbk


Laporan Neraca
Periode 2012 – 2013
Berdasarkan tabel laporan neraca maka dapat di analisis bahwa secara umum
laporan neraca tahun 2012 sampai dengan tahun 2013 tidak mengalami trend turun. Hal
ini dapat dilihat dari angka indeks jumlah aset pada tahun 2013 adalah -011% dari jumlah
aset akhir tahun 2012 dan secara analisis horizontal Rp. 39.216,- (dalam jutaan rupiah).
Pada sisi liabilitas mengalami trend turun, hal ini dapat dilihat dari angka indeks jumlah
liabilitas nya yaitu 0,11% dan secara analisis horizontal trend turun sebesar Rp. -7.794,-
(dalam jutaan rupiah). Sedangkan dari sisi ekuitas mengalami trend turun. Hal ini dapat
dilihat dari angka indeks jumlah ekuitas yaitu -0,02% dan secara analisis horizontal
mengalami penurunan sebesar Rp. -8.096,- (dalam jutaan rupiah).

Periode 2013 – 2014


Berdasarkan tabel laporan neraca maka dapat dianalisis bahwa secara umum laporan
neraca tahun 2013 sampai dengan tahun 2014 mengalami kenaikan trend. Hal ini dapat
dilihat dari angka indeks jumlah aset yaitu 0,20% dan secara analisis horizontal
mengalami kenaikan sebesar Rp. 63.030,- (dalam jutaan rupiah). Dari sisi liabilitas trend
mengalami kenaikan. Hal ini dapat dilihat dari angka indeks jumlah liabilitasnya yaitu
0,86% dan secara analisis horizontal trend naik sebesar Rp. 53.049,- (dalam jutaan
rupiah). Jumlah kenaikan liabilitas tahun ini sama seperti jumlah aset pada tahun 2014.
Sedangkan dari sisi ekuitas trend mengalami kenaikan juga dengan angka indeks pada
jumlah ekuitasnya 0,02% dan dilihat secara horizontal trend naik sebesar Rp. 6.154,-
(dalam jutaan rupiah).

Periode 2014 – 2015


Berdasarkan tabel laporan neraca maka dapat dianalisis bahwa secara umum laporan
neraca tahun 2014 sampai dengan tahun 2015 mengalami kenaikan trend. Hal ini dapat
dilihat dari angka indeks jumlah total asetnya yaitu 0,01% dan dari sisi horizontal trend
naik sebesar Rp. 4.294,- (dalam jutaan rupiah). Pada pos total aset dapat dilihat angka
kenaikannya pada tahun 2014 total aset sebesar Rp. 376.694,- sedangkan pada tahun 2015
mengalami kenaikan menjadi Rp. 380.988,- (dalam jutaan rupiah) total asetnya. Dari sisi
liabilitas trend mengalami kenaikan dengan angka indeks yaitu 0,05%. Dalam hal ini
kenaikan pada horizontal sebesar Rp. 5.223,- (dalam jutaan rupiah). Kenaikan yang cukup
signifikan dari nilai pos pada tahun 2014 sebesar Rp.114.841,- menjadi Rp. 120.064,- pada
tahun 2015. Sedangkan dari sisi ekuitas trend pada tahun 2014 sampai dengan tahun 2015

12
mengalami trend turun dengan angka indeks yaitu -0,02%. Hal ini dapat dilihat dari angka
penurunan pada horizontal yaitu sebesar Rp. -6.919 juta penurunannya. Pada akun pos
tahun 2014 total ekuitas sebesar Rp. 383.945,- lalu pada tahun 2015 total ekuitas menjadi
sebesar Rp. 377.026 juta.

Laporan Laba Rugi


Periode 2012 – 2013
Berdasarkan tabel laporan laba rugi maka dapat dianalisis bahwa secara umum
laporan laba rugi tahun 2012 sampai dengan tahun 2013 mengalami trend turun. Hal ini
dapat dilihat dari angka indeks jumlah penjualan bersih yaitu -0,22% dan secara analisis
horizontal mengalami penurunan sebesar Rp. 100.070,- (dalam jutaan rupiah).Sedangkan
pada laba kotor trend turun. Hal ini dapat dilihat dari angka indeks laba kotor yaitu 0,22%
dan secara horizontal sebesar Rp. -56.666 juta, pada penurunan laba kotor ini merupakan
trend yang baik karena jika dilihat pada tahun 2012 laba kotor sebesar Rp. 257.108 juta
sedangkan pada tahun 2013 laba kotor turun sebesar Rp. 200.442 juta. Secara
keseluruhan, laba tahun berjalan (net profit) mengalami trend turun dengan angka indeks
1,22%. Hal ini dapat dilihat dari sisi horizontal penurunan sebesar Rp. -37.451 juta, pada
tahun 2012 laba bersih sebesar Rp. 30.751 juta lalu di tahun 2012 trend turun dengan nilai
sebesar Rp. -6.700 juta.

Periode 2013 – 2014


Berdasarkan tabel laporan laba rugi maka dapat dianalisis bahwa secara umum
laporan laba rugi tahun 2013 sampai dengan tahun 2014 mengalami trend naik. Hal ini
dapat dilihat dari angka indeks penjualan bersih yaitu 0,21% dan secara analisis horizontal
mengalami kenaikan sebesar Rp. 76.620 juta. Dari akhir tahun 2013 sebelumnya
penjualan bersih sebesar Rp. 358.127 juta dan di tahun 2014 penjualan bersih sebesar Rp.
434.747 juta. Sedangkan pada laba kotor trend meningkat / naik. Hal ini dapat dilihat dari
angka indeks pada laba kotor yaitu 0,23% dan secara horizontal mengalami kenaikan
sebesar Rp. 46.555 juta , pada tahun 2014 ini trend buruk dari akhir tahun 2013
sebelumnya yang sebesar Rp. 200.442 juta. Secara keseluruhan, laba tahun berjalan (net
profit) mengalami trend turun dengan angka indeks -2,10%. Hal ini dapat dilihat dari sisi
horizontal penurunan sebesar Rp. 14.072 juta, berbeda pada tahun 2013 laba bersih
sebesar Rp. -6.700 juta lalu di tahun 2014 mengalami kenaikan dengan nilai sebesar Rp.
7.372 juta.

Periode 2014 - 2015


Berdasarkan tabel laporan laba rugi maka dapat dianalisis bahwa secara umum
laporan laba rugi tahun 2014 sampai dengan tahun 2015 mengalami trend turun. Hal ini
dapat dilihat dari angka indeks penjualan bersih yaitu 0,02% dan secara analisis horizontal
mengalami kenaikan sebesar Rp. -6.654 juta. Dari akhir tahun 2014 sebelumnya penjualan
bersih sebesar Rp. 434.747 juta dan di tahun 2015 penjualan bersih sebesar Rp. 428.093
juta. Sedangkan pada laba kotor trend tidak naik / turun. Hal ini dapat dilihat dari angka
indeks pada laba kotor yaitu -0,00% dan secara horizontal mengalami sebesar Rp. -451
juta , pada tahun ini trend buruk terjadi dari akhir tahun 2014 sebelumnya yang sebesar
Rp. 246.997 juta. Secara keseluruhan, laba tahun berjalan (net profit) mengalami trend
turun sangat meningkat yaitu trend turun sebesar Rp. -6.326 juta atau 0,86%. Berbeda

13
pada tahun 2014 laba bersih sebesar Rp. 7.372 juta lalu di tahun 2015 mengalami
penurunan dengan nilai sebesar Rp. 1.046 juta.

Laporan Arus Kas


Periode 2012 - 2013
Berdasarkan tabel laporan arus kas maka dapat dianalisis bahwa secara umum
laporan arus kas masuk tahun 2012 sampai dengan tahun 2013 mengalami trend turun.
Hal ini dapat dilihat dari angka indeks jumlah arus kas masuk yaitu -0,05% dan secara
analisis horizontal mengalami penurunan sebesar Rp. 23.441.587.203,-. Dari sisi arus kas
keluar mengalami penurunan trend. Hal ini dapat dilihat dari angka indeks jumlah arus
kas keluar yaitu 0,05% dan secara analisis horizontal sebesar Rp. 20.238.640.347,- . Pada
tahun 2012 total pengeluaran kas keluar sebesar Rp. 437.867.116.486 kemudian kas
keluar pada tahun 2013 Rp. 4217.628.476.139,- pada tahun ini baik arus kas masuk
maupun kas keluar mengalami peningkatan sangat tinggi. Sedangkan dari sisi arus kas
pada akhir tahun mengalami trend turun. Hal ini dapat dilihat dari angka indeks jumlah
laba yaitu -0,07% dan secara analisis horizontal mengalami trend turun sebesar Rp. -
4.229.853.039,-

Periode 2013 – 2014


Berdasarkan tabel laporan arus kas maka dapat dianalisis bahwa secara umum
laporan arus kas masuk tahun 2013 sampai dengan tahun 2014 mengalami trend turun.
Hal ini dapat dilihat dari angka indeks jumlah arus kas masuk yaitu 0,03% dan secara
analisis horizontal mengalami penurunan sebesar Rp. 13.315.074.111,-. Dari sisi arus kas
keluar mengalami penurunan trend. Hal ini dapat dilihat dari angka indeks jumlah arus
kas keluar yaitu 0,03% dan secara analisis horizontal sebesar Rp. 14.321.370.052,- . Pada
tahun 2013 total pengeluaran kas keluar sebesar Rp. 417.628.476.139 kemudian kas
keluar pada tahun 2014 menurun sebesar Rp. 403.307.106.087,- Sedangkan dari sisi arus
kas pada akhir tahun mengalami trend turun. Hal ini dapat dilihat dari angka indeks
jumlah laba yaitu 0,35% dan secara analisis horizontal mengalami trend turun sebesar Rp.
19.292.562.455,-

Periode 2014 – 2015


Berdasarkan tabel laporan arus kas maka dapat dianalisis bahwa secara umum
laporan arus kas masuk tahun 2014 sampai dengan tahun 2015 mengalami trend naik. Hal
ini dapat dilihat dari angka indeks jumlah arus kas masuk yaitu 0,08% dan secara analisis
horizontal mengalami kenaikan sebesar Rp. 32.531.688.232,-. Dari sisi arus kas keluar
mengalami trend naik. Hal ini dapat dilihat dari angka indeks jumlah arus kas keluar yaitu
0,06% dan secara analisis horizontal sebesar Rp. 23.357.408.372,- . Pada tahun 2014 total
pengeluaran kas keluar sebesar besar dengan nilai Rp. 403.307.106.087,- kemudian kas
keluar pada tahun 2015 naik dari kas keluar tahun sebelumnya dengan nilai sebesar Rp.
426.664.514.459,- Sedangkan dari sisi arus kas pada akhir tahun mengalami trend naik.
Hal ini dapat dilihat dari angka indeks jumlah laba yaitu 0,01% dan secara analisis
horizontal mengalami trend naik sebesar Rp. 234.672.947,-

14
Hasil Perbandingan Neraca, Laba Rugi dan Arus Kas pada Perusahaan PT Martina Berto,
Tbk , PT Mandom Indonesia, Tbk dan PT Mustika Ratu, Tbk Periode 2012 - 2015

Gambar 1.1 Neraca Perbandingan


Sumber : Penulis, 2018

Gambar 1.2 Laba Rugi Perbandingan


Sumber : Penulis, 2018

Gambar 1.3 Arus Kas Perbandingan


Sumber : Penulis, 2018

15
Analisis Dupont System

𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿 𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵ℎ 𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻


ROE = x 𝑥𝑥
𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻 Total Modal Sendiri

Tabel 1.4 Analisis Dupont Periode 2012 – 2015

ROE ROE ROE

Tahun PT.Martina PT.Mandon PT.Mustika Rata - rata


Berto Tbk Indonesia Tbk Ratu Tbk

2012 11.7 % 22.2% 13% 15.63%

2013 5% -11% 3% -1%

2014 1% 48% 3% 17.33%

2015 44% 61% 61% 55.33%

Grafik Analisis Dupont rata-rata Periode 2012-2015

ANALISIS DUPONT
70.00%
61% 61%
60.00% 55.33%
48%
50.00% 44%
40.00%

30.00%
22.20%
20.00% 15.63% 17.33%
11.70% 13%
10.00% 5% 3% 3%
1%
0.00%
2012 2013 -1% 2014 2015
-10.00%
-11%
-20.00%

PT.Martina Berto Tbk PT.Mandom Indonesia Tbk PT.Mustika Ratu Tbk Rata-rata

Sumber : Penulis, 2018

16
Berdasarkan tabel dan grafik analisis dupont diatas menunjukan PT. Martina Berto
Tbk memiliki nilai ROE tertinggi sebesar 44% pada tahun 2015 dan nilai terendah sebesar
1% pada tahun 2014. Selama tahun 2012 – 2015 nilai ROE PT Martina Berto Tbk selalu
dibawah rata-rata dari 2 perusahaan. Berdasarkan tabel dan grafik analisis dupont diatas
menunjukan PT. Mandom Indonesia Tbk memiliki nilai ROE tertinggi sebesar 61% pada
tahun 2015, nilai terendah sebesar -11% pada tahun 2013. Selama tahun 2012 – 2015 nilai
ROE PT. Mandom Indonesia Tbk selalu diatas rata-rata dari 2 perusahaan. Berdasarkan
tabel dan grafik analisis dupont diatas menunjukan PT. Mustika Ratu Tbk memiliki nilai
ROE tertinggi sebesar 61% pada tahun 2015 sama sejajar seperti PT Mandom Indonesia
Tbk pada saat tahun itu dan nilai terendah sebesar 3% pada tahun 2013 dan 2014. Selama
tahun 2012 – 2015 nilai ROE PT. Mustika Ratu Tbk selalu dibawah naik turun dari 2
perusahaan lainnya.

6. Simpulan dan Saran


Sesuai dengan uraian-uraian di atas serta hasil analisis dan interprestasi data yang
telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan, sebagai berikut:
1. Secara keseluruhan laporan neraca sudah optimal dapat dilihat dari total asset dan
total kewajiban dimana perusahaan kosmetik yang terdaftar di BEI memiliki
kemampuan yang cukup untuk memenuhi semua kewajibannya, namun pada
laporan vertikal labarugi PT Martina Berto dan PT Mustika Ratu dikatakan belum
optimal karena besarnya beban usaha sehingga mengurangi besarnya laba bersih
walaupun indeks laba bersih meningkat setiap tahunnya. Pada laporan vertikal arus
kasnya dapat dikatakan belum optimal karena jumlah arus kas keluar perusahaan
cenderung lebih besar dibandingkan jumlah arus kas masuknya. Namun pada PT
Mandom Indonesia belum bisa dikatakan optimal karena pada laporan arus kas
masuk perusahaan lebih besar dibandingkan jumlah arus kas keluarnya.
2. Berdasarkan metode analisis horizontal atau dupont, laporan keuangan perusahaan
kosmetik yang terdaftar di BEI sudah optimal. Perputaran aktiva tertinggi terjadi
pada tahun 2015 oleh PT Mandom Indonesia dan PT Mustika Ratu dengan
persentase 61% lalu PT Martina Berto pada tahun 2015 mencapai 44% lebih besar
dibandingkan tahun sebelumnya pada tahun 2014, artinya ketiga perusahaan ini
sudah dikatakan optimal atas perputaran asset nya dan dapat disimpulkan bahwa
kondisi keuangan perusahaan kosmetik ini dikatakan optimal berdasarkan metode
dupont.

Berdasarkan hasil simpulan yang diperoleh, maka masukan yang direkomendasikan


terkait dengan efektifitas kinerja keuangan perusahaan, sebagai berikut :
1. Perusahaan kosmetik yang terdaftar di BEI perlu meningkatkan kinerja keuangan
dengan melakukan pengurangan atau pengontrolan terhadap beban-beban
perusahaan. karena pada analisis yang dilakukan diketahui pos-pos beban usaha
cikup besar sehingga dapat mengurangi besarnya laba yang diterima perusahaan.
2. Perusahaan harus melakukan inovasi dalam mengurangi beban-beban
perusahaannya. Hal ini harus dilakukan dengan hati-hati dan mempertimbangkan
baik buruknya dalam jangka panjang. Karena pengurangan beban-beban tersebut
akan memberikan efek terhadap kegiatan operasi yang dijalankan oleh perusahaan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Anugrahani Evida, (2011) Analisis DuPont System dalam Mengukur Kinerja Keuangan
Perusahaan (Studi Pada PT.Aqua Golden Misissipi Tbk, PT. Mayora Indah Tbk,
PT Ultra Jaya Milk Tbk). Malang: Universitas Muhammadiyah Malang

Cahyani Puspita, (2018) Analisis Penerapan Du Pont System Terhadap Laporan


Keuangan Sebagai Salah Satu Alat Untuk Mengukur Kinerja Keuangan
Perusahaan (Jurnal Ekonomi Akuntansi Equity ISSN: 2460-7762). Surabaya:
Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Bhayangkara Surabaya

Christian, Putri Yulia (2015) Analisis Rasio Keuangan untuk Menilai Kinerja Keuangan
pada Perusahaan Kosmetik di BEI.

Fahmi Irham,S.E,.M,Si. (2014) Analisis Kinerja Keuangan Cetakan Pertama, Bandung:


Penerbit Alfabeta,Cv

Fahmi Irham,S.E,.M.Si. (2015) Manajemen Kinerja Teori dan Aplikasi Cetakan


Pertama,Bandung: Penerbit Alfabeta,Cv

Harahap, Syafri Sofyan (2015) Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan Cetakan ke
Sepuluh, Jakarta: Persada Rajagrafindo,PT.

Harahap, Syafri Sofyan (2015:191) Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Ikatan Akuntansi Indonesia (2012:5) Pengertian Laporan Keuangan dalam sebuah


entitas.

Irmaningsih Dede, (2017) Analisis Penerapan Du Pont System untuk Mengukur Kinerja
Keuangan Perusahaan (Studi Pada Sub Sektor Perusahaan Makanan dan
Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2012-2015).
Bandar Lampung: Universitas Lampung

Kasmir, Dr (2015) Analisis Laporan Keuangan Cetakan Kedelapan, Jakarta: Penerbit


Persada Rajagrafindo,PT

Khukmiyah, Nur Hanik, Susyanti Jeni dan Salim Agus (2017) Analisis Perbedaan
Kinerja keuangan pada Perusahaan Kosmetik yang terdaftar di BEI sebelum dan
setelah marakanya Online Shop.

Lestari, Astriani Puji (2018) Analisis Dupont System untuk Mengukur Keuangan
Perusahaan Kosmetik dan Barang Keperluan Rumah Tangga yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Periode 2011 – 2016.

Utari Dewi, Purwanto Ari, Prawironegoro Darsono (2014:13) Laporan Keuangan.

18
Soediyono (1991:149) Total Aktiva Penjumlahan antara Aktiva Tetap dan Aktiva
Lancar dalam suatu Perusahaan.

Warbani Vita Ditya, (2016) Analisis Keuangan Bank Syariah Periode 2011-2015
dengan Teknik DuPont System. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah

Weston dan Brigham (1990:307) Pengertian Dupont System dalam skema ROI

http://www.idx.co.id

19

Anda mungkin juga menyukai