Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN KASUS

Pasien dengan Kista Payudara Dextra

IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. R Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 44 tahun
Status perkawinan : Kawin
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

I. ANAMNESIS
Diambil dari: Autoanamnesis

Keluhan Utama
Benjolan di payudara sebelah kanan.

Keluhan Tambahan
Pasien mengeluh nyeri pada payudara sebelah kanan.
Riwayat Penyakit Sekarang
3 bulan SMRS pasien mengeluh ada benjolan padat di payudara sebelah kanan yang
dirasakan nyeri, terutama saat menjelang datang bulan, nyeri saat ditekan. Perubahan warna
kulit di payudara disangkal, kemerahan di payudara disangkal, keluhan bengkak disangkal,
riwayat trauma disangkal.

Riwayat Keluarga
Riwayat penyakit serupa : Tidak ada
Riwayat hipertensi : Tidak ada
Riwayat penyakit gula : Tidak ada

Riwayat Penyakit Dahulu


a. Penyakit terdahulu : Disangkal
b. Trauma terdahulu : Disangkal
c. Operasi : Disangkal
d. Sistem saraf : Disangkal
e. Sistem kardiovaskular : Disangkal
f. Sistem gastrointestinalis : Disangkal
g. Sistim urinarius : Disangkal
h. Sistim genitalis : Disangkal
i. Sistim musculoskeletal : Disangkal

II. STATUS PRAESENS


1. STATUS UMUM
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Suhu : 36,50C
Tekanan Darah : 100/70 mmHg
Frekuensi nadi : 80 x/menit
Frekuensi pernapasan : 20 x/menit
Keadaan gizi : Baik
Kulit : Tampak bintik-bintik kecoklatan didinding dada sebelah kanan
Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Muka : Simetris, tidak ada pembengkakkan pada muka
Kepala : Normochepali
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Hidung : Simetris, tidak tampak adanya kelainan
Mulut/gigi : Mulut bersih, gigi tidak ada yang berlubang
Leher : Tidak ada perbesaran kelenjar getah bening dan kelenjar tiroid
Dada : Dada tampak simetris kanan dan kiri, tidak tampak ada
kelainan
Jantung : Tidak terdapat bunyi jantung yang abnormal, BJ 1 dan II
Regular, tidak mur-mur, tidak ada gallop
Paru-paru : Tidak terdapat bunyi pernapasan yang abnormal, vesikuler +/+
Perut : Perut tidak membuncit tidak tampak ada bekas luka operasi di
perut
Hati : Tidak ada perbesaran hati
Limpa : Tidak ada perbesaran limpa
Ginjal : Ginjal tidak membesar, nyeri ketok CVA negatif
Kandung empedu : Murphy sign (-)
Kandung kencing : Nyeri suprapubik (-)
Kemaluan : Tidak di periksa
Rektum/anus : Tidak diperiksa
Punggung : Tulang belakang dalam keadaan normal
Ekstremitas : Tidak diperiksa
Refleks : Tidak diperiksa
Sensibilitas : Positif

2. STATUS LOKALIS
Pemeriksaan Mammae
 Massa Tumor : Lokasi pada mammae dekstra, kuadran lateral bawah,
berukuran sekitar 2x3 cm, konsistensi keras, permukaannya rata, berbatas tegas,
dapat digerakkan, nyeri serta nyeri tekan positif.
 Perubahan kulit : tidak tampak adanya perubahan warna kulit pada payudara
seperti kemerahan, edema, nodul satelit, peau d’ orange maupun ulserasi.
2
 Putting / nipple : tidak tampak tertarik kedalam, tidak ada krusta, tidak ada
discharge.

Pemeriksaan KGB : tidak teraba adanya pembesaran KGB aksila, infraklavikula dan
supraklavikula.

III. PEMERIKSAAN PENUNJANG PRE-OPERASI


1. LABORATORIUM PRE-OPERASI
RSU Bhakti Yudha Tanggal: 26 May 2017 Jam: 10:43

Hasil Unit Nilai Normal


HEMATOLOGI
Darah Rutin
Hemoglobin 12.7 g/dL 12 - 16
Lekosit 7.9 ribu/mm3 5 - 10
Trombosit 355 ribu/mm3 150 - 450
Hematokrit 38 % 38 - 47

HEMOSTASIS
Masa Pendarahan / BT 3 menit 1-5
Masa Pembekuan / CT 10 menit 5 - 15

KIMIA DARAH
Diabetes Melitus
Glucose Sewaktu 84 mg/dl < 180

IMMUNOLOGI/SEROLOGI
HBs Ag (Det) Non Reaktif Non Reaktif

IV. RESUME

Pasien wanita usia 44 tahun mengeluh ada benjolan di payudara sebelah kanan sejak
kurang lebih 3 bulan yang lalu, dirasakan nyeri terutama saat menjelang datang bulan, pada

3
pemeriksaan fisik terdapat nyeri tekan pada benjolan. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital
dalam batas normal, hasil pemeriksaan darah rutin dalam batas normal.

V. DIAGNOSIS KERJA

1. Kista Payudara

Dasar diagnosis : terdapat benjolan yang berkonsistensi keras, permukaannya rata,


berbatas tegas, dapat digerakkan, nyeri dan nyeri tekan positif, nyeri positif terutama
saat menjelang haid.

2. Galaktokel
Dasar diagnosis : terdapat massa di dekat massa utama, ketika di periksa isinya adalah
air susu berwarna putih.

VI. DIAGNOSIS BANDING

1. Fibroadenoma Mammae (FAM)

Klinis memberikan hasil yang mirip dengan kista payudara yaitu terdapat benjolan
yang berbatas tegas, dapat digerakkan, namun yang menjadi pembeda adalah
benjolan pada fibroadenoma mammae konsistensinya biasa kenyal. Pada kasus FCC
terdapat nyeri dan nyeri tekan sedangkan pada fibroadenoma mammae
kebanyakkan tidak terdapat nyeri.

VII. PEMERIKSAAN ANJURAN

Pemeriksaan Patologi Anatomi (jaringan yang di ambil).

VIII. PENATALAKSANAAN

1. Obat
2. Operasi :

 Persiapan operasi (konsul dokter anestesi dan dokter penyakit dalam)


 Puasa (kurang lebih 8 jam sebelum operasi)
 Infus RL
 Injeksi Ceftriaxon 2x1gr
 Injeksi Ketorolac 2x30 mg
 Cefixime tablet 2x100 mg
 Asam Mefenamat 3x500 mg (bila nyeri)

4
IX. PROGNOSIS
Ad vitam : Bonam
Ad functionam : Bonam
Ad sanationam : Bonam

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Payudara


Secara umum, payudara terdiri atas dua jenis jaringan yaitu jaringan kelenjar dan
jaringan stromal. Jaringan kelenjar meliputi lobus dan duktus. Sedangkan jaringan stromal
meliputi jaringan lemak dan jaringan ikat. Payudara terdapat dalam fasia superfisialis
dinding torak ventral yang berkembang menonjol tegak dari subklavikula sampai dengan
costae atau intercostae kelima sampai keenam.1
Perdarahan jaringan payudara berasal dari arteri perforantes anterior yang
merupakan cabang dari arteri mammaria interna, arteri torakalis lateralis, dan arteri
interkostalis posterior. Sedangkan, sistem limfatik payudara terdiri dari pleksus subareola
dan pleksus profunda. Pleksus subareola mencakup bagian tengah payudara, kulit, areola
dan puting yang akan mengalir kearah kelenjar getah bening pektoralis anterior dan
sebagian besar ke kelenjar getah bening aksila. Pleksus profunda mencakup daerah
muskulus pektoralis menuju kelenjar getah bening rotter, kemudian ke kelenjar getah
bening subklavikula atau route of Grouzsman, dan 25% sisanya menuju kelenjar getah
bening mammaria interna.1

5
Persarafan sensorik payudara diurus oleh cabang pleksus servikalis dan cabang
saraf interkostalis kedua sampai keenam sehingga dapat menyebabkan penyebaran rasa
nyeri terutama pada punggung, skapula, lengan bagian tengah, dan leher.1

2.2 Histologi Payudara

Payudara terdiri dari 15 sampai 25 lobus kelenjar tubuloalveolar yang dipisahkan


oleh jaringan ikat padat interlobaris. Setiap lobus akan bermuara ke papila mammae
melalui duktus laktiferus. Dalam lobus payudara terdapat lobulus–lobulus yang terdiri dari
duktus intralobularis yang dilapisi oleh epitel kuboid atau kolumnar rendah dan pada
bagian dasar terdapat mioepitel kontraktil. Pada duktus intralobularis mengandung banyak
pembuluh darah, venula, dan arteriol.1

2.3 Fisiologi Payudara

Secara fisiologi, unit fungsional terkecil jaringan payudara adalah asinus. Sel
epitel asinus memproduksi air susu dengan komposisi dari unsur protein yang disekresi
apparatus golgi bersama faktor imun IgA dan IgG, unsur lipid dalam bentuk droplet yang
diliputi sitoplasma sel. Dalam perkembangannya, kelenjar payudara dipengaruhi oleh
hormon dari berbagai kelenjar endokrin seperti hipofisis anterior, adrenal, dan ovarium.
Kelenjar hipofisis anterior memiliki pengaruh terhadap hormonal siklik follicle
stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH). Sedangkan ovarium
menghasilkan estrogen dan progesteron yang merupakan hormon siklus haid. Pengaruh
hormon siklus haid yang paling sering menimbulkan dampak yang nyata adalah payudara
terasa tegang, membesar atau kadang disertai rasa nyeri. Sedangkan pada masa
pramenopause dan perimenopause sistem keseimbangan hormonal siklus haid terganggu
sehingga beresiko terhadap perkembangan dan involusi siklik fisiologis, seperti jaringan
parenkim atrofi diganti jaringan stroma payudara, dapat timbul fenomena kista kecil
dalam susunan lobular atau cystic change yang merupakan proses aging.1

2.3 Definisi Tumor Payudara

Benjolan atau tumor pada payudara didefinisikan sebagai massa yang teraba pada
payudara. Benjolan payudara merupakan tampilan paling sering baik dari penyakit
payudara ganas atau jinak. Dapat disimpulkan bahwa tumor payudara adalah benjolan
tidak normal akibat pertumbuhan sel yang terjadi secara terus menerus. Dalam klinik,
istilah tumor sering digunakan untuk semua tonjolan dan diartikan sebagai
6
pembengkakkan, yang dapat disebabkan baik oleh neoplasma maupun oleh radang atau
perdarahan. Neoplasma membentuk tonjolan, tetapi tidak semua tonjolan disebabkan oleh
neoplasma.

2.5 Patologi Kelainan Payudara

Pada dasarnya kelainan patologi payudara dapat digolongkan menjadi empat


golongan besar yaitu kelainan kongenital, infeksi, kelainan akibat ketidakseimbangan
hormonal, dan neoplasma.3

Kelainan Kongenital Payudara

Pada kelainan kongenital dapat dijumpai diantaranya adalah polythelia, adalah


kondisi dimana seseorang memiliki lebih dari dua putting susu. Polymastia, adalah
kondisi dimana seseorang memiliki lebih dari dua payudara.4

Mastitis

Merupakan kondisi radang akut yang nyeri, biasanya terjadi pada minggu pertama
setelah persalinan dengan Staphylococcus aureus sebagai penyebab terbanyak. Mastitis
dapat digolongkan berdasarkan etiologi, yaitu infeksi dan bukan infeksi. Berdasarkan
sifat radang, dapat dibedakan menjadi radang granulomatosa spesifik dan tidak spesifik.
Mastitis tidak spesifik dapat bersifat akut yang apabila tidak tersembuhkan akan masuk
ke tahap kronik membentuk radang granulomatosa dengan atau tanpa sarang abses mikro.
Mastitis tidak spesifik akut paling sering ditemukan saat laktasi akibat fisura puting oleh
trauma yang disebabkan isapan bayi atau karena hygiene yang buruk. Terdapat beberapa
contoh jenis radang misalnya mastitis tuberkulosa, mastitis sifilika, dan mastitis mikotik
yang biasanya berjalan kronik dengan tanda–tanda radang tidak nyata seperti tidak nyeri,
bertukak, dan ada indurasi keras sehingga sering merupakan diagnosis banding karsinoma
payudara.5

Terapi sepsis puerperal awalnya diobati dengan antibiotik (flukoksasilin), namun


bila terbentuk abses, bila diperlukan dilakukan insisi dan drainase. Laktasi/menyusui
tidak perlu di supresi sementara abses diobati, sepsis kronis diobati dengan metronidazole
dan aspirasi rekuren bila diperlukan.4

Ektasia Duktus Mammae


7
Ektasia duktus mammae ini merupakan proses pelebaran sistem duktus sampai
percabangan duktulus yang disertai fibrosis periduktal dan reaksi radang mononukleus.
Duktus yang melebar berisi bahan berwarna putih kehijauan yang merupakan discharge
papila. Kelainan ini biasa ditemukan pada wanita yang pernah melahirkan dan sudah
berumur 40–50 tahun. Pada pemeriksaan klinis, kasus yang berat sering dikelirukan
dengan karsinoma mammae karena terdapat discharge papila mamma yang terkadang
bercampur darah. Fibrosis disekitar mamma menyebabkan retraksi papila dan dapat pula
teraba benjolan keras. Meskipun demikian hal ini tidak berhubungan dengan proses
keganasan tetapi merupakan kelainan radang.5

Terapinya adalah dengan eksisi subareolar pada duktus yang terkena bila gejala
menetap atau diagnosisnya tidak pasti.4

Papiloma Intraduktal

Papilloma intraduktal adalah pertumbuhan menyerupai kutil dengan disertai


tangkai yang tumbuh dari dalam payudara yang berasal dari jaringan glandular dan
jaringan fibrovaskular. Papilloma seringkali melibatkan sejumlah besar kelenjar susu.
Lesi jinak yang berasal dari duktus laktiferus dan 75% tumbuh di bawah areola mamma
ini memberikan gejala berupa sekresi cairan berdarah dari puting susu. Papilloma dapat
juga ditemukan di duktus yang kecil di daerah yang jauh dari puting. Keadaan ini
seringkali tumbuh dalam jumlah banyak dan juga mungkin disertai hiperplasi epithelial.
Perubahan payudara jinak yang menyebabkan keluarnya sekresi cairan dari puting,
hampir setengahnya adalah papilloma, dan sisanya adalah campuran perubahan
fibrokistik ataupun ektasia duktus. Walaupun papilloma bisa dicurigai dari pemeriksaan
terhadap discharge, namun banyak dokter menganggap pemeriksaan tersebut tidak begitu
bermanfaat. Apabila papilloma cukup besar, biopsi jarum bisa dilakukan. Terapi untuk
papilloma adalah dengan mengangkat papilloma serta bagian duktus dimana papilloma
tersebut ditemukan, dimana biasanya dengan melakukan insisi pada tepi sekeliling areola.

Nekrosis Lemak

Jaringan parut fibrotik pada payudara yang disebabkan oleh trauma, hematoma
dan nekrosis lemak payudara dengan terjadinya parut. Riwayat trauma pada payudara

8
terjadi pada 50% kasus. Secara histologis terjadi infiltrasi dan fibrosis sel-sel periduktal.
Pemeriksaan penunjang dilakukan dengan pemeriksaan tiga langkah (klinis, radiologi,
sitologi). Terapi dilakukan eksisi bedah bila massa tidak menghilang.

Perubahan Fibrokistik/ Mammaria Dysplasia

Biasanya timbul usia 25-45 tahun. Dapat timbul nyeri dipayudara, nyeri tekan,
benjolan payudara (satu atau lebih), kista payudara satu atau lebih. 4 Kelainan ini paling
sering ditemukan, bersifat jinak dan non–neoplastik tetapi memiliki hubungan dengan
meningkatnya resiko terjadinya keganasan. Timbul akibat ketidakseimbangan hormon.
Terdapat nyeri terutama menjelang haid disertai payudara yang nodular atau berbenjol.
Ukuran dapat berubah menjelang datang bulan, terasa lebih besar dan penuh disertai nyeri
yang bertambah, setelah haid berakhir nyeri berkurang dan tumor menghilang atau
mengecil. Tumor berbatas tegas dan permukaannya kasar atau noduler dengan konsistensi
padat kenyal atau kistik. Pasien perlu diyakinkan bahwa kelainan ini tidak berbahaya, jika
terdapat riwayat keluarga penderita kanker payudara ditambah adanya gambaran
hyperplasia atipik pada hasil biopsi, potensi keganasan perlu diwaspadai. Pada periode
menjelang menopause, sifat benjolan pada kelainan ini tidak berbatas tegas dan kenyal
seperti karet. Penyebab pasti dari fibrokistik payudara belum diketahui, tetapi
dipengaruhi oleh hormon estrogen. Apabila estrogen di dalam aliran darah kadarnya
memuncak sewaktu pertengahan siklus tepat sebelum ovulasi, payudara menjadi
bengkak, penuh, dan terasa berat. Gejala ini memburuk pada awal periode menstruasi
terutama pada wanita 40–45 tahun dan menurun jelas pasca menopause. Sehingga,
perubahan kistik disimpulkan akibat ketidakseimbangan antara hiperplasia epitel,
bersama dengan dilatasi duktus dan lobulus yang terjadi pada setiap siklus menstruasi.6

Kista Payudara

Kista adalah ruang berisi cairan yang dibatasi sel-sel glandular. Kista terbentuk
dari cairan yang berasal dari kelenjar payudara. Mikrokista terlalu kecil untuk dapat
diraba, dan ditemukan hanya bila jaringan tersebut dilihat di bawah mikroskop. Jika
cairan terus berkembang akan terbentuk makrokista. Makrokista ini dapat dengan mudah
diraba dan diameternya dapat mencapai 1 sampai 2 inchi. Selama perkembangannya,
pelebaran yang terjadi pada jaringan payudara menimbulkan rasa nyeri. Benjolan bulat
yang dapat digerakkan dan terutama nyeri bila disentuh, hal ini mengarah pada kista.

9
Walaupun penyebab kista masih belum diketahui, namun para ahli mengetahui bahwa
terdapat hubungan antara kista dengan kadar hormon. Kista muncul seminggu atau 2
minggu sebelum periode menstruasi mulai dan akan menghilang sesudahnya. Kista
banyak terjadi pada wanita saat premenopause, terutama bila wanita tersebut menjalani
terapi sulih hormon. Kebanyakan wanita hanya mengalami kista payudara sebanyak satu
atau dua, namun pada beberapa kasus, kista multipel dapat terjadi. Kista biasanya
dipastikan dengan mammografi dan ultrasound (sonogram). Ultrasound sangat tepat
digunakan untuk mengidentifikasi apakah abnormalitas payudara tersebut merupakan
kista ataukah massa padat. Kebanyakan kista yang simpel dapat digambarkan dengan
baik, yaitu memiliki tepi yang khas, dan sinyal ultrasound dapat dengan mudah melewati.
Beberapa kista didapatkan dengan tingkat ekoik internal yang rendah yang menyulitkan
ahli radiologi untuk mendiagnosis sebagai kista tanpa mengeluarkan cairan. Tipe kista
yang seperti ini disebut kista kompleks. Walaupun kista kompleks tersebut terlihat
sebagai massa yang solid, namun kista tersebut bukanlah kanker.
Dalam keadaan tertentu, kista dapat menimbulkan nyeri yang hebat. Mengeluarkan isi
kista dengan aspirasi jarum halus akan mengempiskan kista dan mengurangi
ketidaknyamanan. Beberapa ahli radiologis memasukkan udara ke daerah tersebut setelah
drainase untuk meminimalkan kemungkinan kista muncul lagi. Apabila cairan dari kista
tampak seperti darah atau terlihat mencurigakan, cairan tersebut harus diperiksakan ke
laboratorium patologi untuk dilihat di bawah mikroskop. Cairan kista yang normal dapat
berwarna kuning, coklat, hijau , hitam, atau berwarna seperti susu.

Fibroadenoma Mammae (FAM)

Fibroadenoma merupakan tumor payudara jinak yang terkadang terlalu kecil


untuk dapat teraba oleh tangan, walaupun diameternya bisa saja meluas beberapa inchi.
Fibroadenoma dibentuk baik itu oleh jaringan payudara glandular maupun stroma, dan
biasanya terjadi pada wanita muda. Setelah menopause, tumor tidak lagi ditemukan.
Fibroadenoma teraba sebagai benjolan bulat atau berbenjol-benjol, dengan simpai licin
dan konsistensi kenyal padat. Tumor ini tidak melekat ke jaringan sekitarnya dan amat
mudah digerakkan kesana kemari. Biasanya fibroadenoma tidak nyeri bila ditekan.
Kadang-kadang fibroadenoma tumbuh multipel. Pada masa adolescen fibroadenoma bisa
terdapat dalam ukuran yang besar. Pertumbuhan bisa cepat sekali selama kehamilan dan
laktasi atau menjelang menopause, saat rangsangan estrogen meninggi. Fibroadenoma
10
dapat dengan mudah didiagnosa melalui aspirasi jarum halus atau biopsi jarum dengan
diameter yang lebih besar (core needle biopsi). Pada umumnya disarankan untuk
dilakukannya pengangkatan fibroadenoma terutama jika pertumbuhan terus berlangsung
atau terjadi perubahan bentuk payudara. Terkadang (terutama pada usia petengahan atau
wanita usia dewasa) tumor ini akan berhenti tumbuh atau bahkan mengecil dengan
sendirinya tanpa terapi apapun. Pada beberapa kasus, pengangkatan fibroadenoma multipel
berarti mengangkat sejumlah besar jaringan payudara sekitar yang normal, sehingga
menyebabkan jaringan parut yang akan mengubah bentuk dan tekstur payudara. Hal ini
juga nantinya akan menyebabkan hasil pemeriksaan fisik serta mammografi menjadi sulit
untuk diinterpretasikan. Sangat penting bagi wanita yang tidak melakukan pengangkatan
fibroadenoma tersebut untuk memeriksakan payudaranya secara teratur untuk
meyakinkan bahwa massa tersebut tidak berlanjut pertumbuhannya. Terkadang satu atau
lebih fibroadenoma akan tumbuh setelah pengangkatan.

Tumor Phylloides

Merupakan neoplasma jinak yang berasal dari jaringan penyokong non epitel,
yang bersifat menyusup secara lokal. Pertumbuhan tumor phylloides cepat dan dapat
ditemukan dalam ukuran besar, tumor biasanya timbul pada semua usia, namun
kebanyakan pada usia sekitar 30 tahun. Penanganan pada kasus ini dilakukan eksisi luas.
Jika tumor besar dilakukan mastektomi simpel, jika tumor ternyata ganas dilakukan
mastektomi radikal.3

Galaktokel

Galaktokel adalah kista berisi susu yang terjadi pada wanita yang sedang hamil
atau menyusui. Seperti kista lainnya, galaktokel tidak bersifat seperti kanker. Biasanya
galaktokel tampak rata, benjolan dapat digerakkan, walaupun dapat juga keras dan susah
digerakkan. Penatalaksanaan galaktokel sama seperti kista lainnya, biasanya tanpa
melakukan tindakan apapun. Apabila diagnosis masih diragukan atau galaktokel
menimbulkan rasa tidak nyaman, maka dapat dilakukan drainase dengan aspirasi jarum
halus.3

Hyperplasia epithelial

11
Hiperplasi epitel (disebut juga kelainan payudara proliferatif) adalah pertumbuhan
abnormal dari sel-sel yang membatasi antar duktus atau lobulus. Apabila hiperplasi
melibatkan duktus maka disebut hiperplasia duktus. Sedangkan bila melibatkan lobulus,
maka disebut hiperplasia lobular. Berdasarkan pengamatan dibawah mikroskop,
hiperplasia dapat dikelompokkan menjadi tipe biasa dan atipikal. Hiperplasia tipe biasa
mengindikasikan peningkatan yang tipis dari resiko seorang wanita untuk berkembang
menjadi kanker payudara. Resikonya adalah 1,5 sampai 2 kali lipat dibandingkan wanita
tanpa abnormalitas payudara. Hiperplasia atipikal mengindikasikan peningkatan yang
sedang yaitu 4 sampai 5 kali lipat dibandingkan wanita tanpa abnormalitas payudara.
Hiperplasi epitelial biasanya didiagnosa melalui biopsi jarum atau biopsi melalui
pembedahan. Apabila telah didiagnosis menderita hiperplasia terutama hiperplasia
atipikal, berarti diperlukan pemantauan yang lebih oleh dokter, misalnya pemeriksaan
fisik payudara yang rutin dan mammografi setiap setahun sekali. Hal ini dikarenakan
mengalami hiperplasia akan meningkatkan kemungkinan untuk berkembang menjadi
kanker payudara dimasa yang akan datang.3

Adenosis

Adenosis adalah temuan yang sering didapat pada wanita dengan kelainan
fibrokistik. Adenosis adalah pembesaran lobules payudara yang mencakup kelenjar-
kelenjar yang lebih banyak dari biasanya. Apabila pembesaran lobulus saling berdekatan
satu sama lain, maka kumpulan lobulus dengan adenosis ini kemungkinan dapat diraba.
Banyak istilah lain yang digunakan untuk kondisi ini, diantaranya adenosis agregasi, atau
tumor adenosis. Sangat penting untuk digarisbawahi walaupun merupakan tumor, namun
kondisi ini termasuk jinak dan bukanlah kanker. Adenosis sklerotik adalah tipe khusus
dari adenosis dimana pembesaran lobulus disertai dengan parut seperti jaringan fibrous.
Apabila adenosis dan adenosis sklerotik cukup luas sehingga dapat diraba, dokter akan
sulit membedakan tumor ini dengan kanker melalui pemeriksaan fisik payudara.
Kalsifikasi dapat terbentuk pada adenosis, adenosis sklerotik, dan kanker, sehingga makin
membingungkan diagnosis. Biopsi melalui aspirasi jarum halus biasanya dapat
menunjukkan apakah tumor ini jinak atau tidak. Namun dengan biopsi melalui
pembedahan sabat dianjurkan untuk memastikan tidak terjadinya kanker.4

Fibrosis

12
Sesuai dengan asal katanya “fibrosis”, yaitu terdiri atas fibrosis dan kista. Fibrosis
menunjukkan penambahan jaringan fibrous, bahan yang sama dengan pembentuk
ligamen dan jaringan parut. Daerah dengan fibrosis tampak elastis, konsistensi padat dan
keras pada perabaan. Fibrosis tidak meningkatkan resiko untuk terjadinya kanker dan
tidak memerlukan tindakan yang khusus.5

Ductal Carsinoma In-Situ (DCIS)

Kanker atau keganasan yang masih berada pada tempatnya, merupakan kanker
dini yang belum menyebar atau menyusup keluar dari tempat asalnya atau hanya di dalam
sistem duktus.5

Infiltrating Ductal Carcinoma (IDC)

Karsinoma duktal berasal dari sel-sel yang melapisi saluran yang menuju ke
puting susu. Sekitar 90% kanker payudara merupakan karsinoma duktal.Kanker ini bisa
terjadi sebelum maupun sesudah masa menopause.Kadang kanker ini dapat diraba dan
pada pemeriksaan mammogram, kanker ini tampak sebagai bintik-bintik kecil dari
endapan kalsium (mikrokalsifikasi). Kanker ini biasanya terbatas pada daerah tertentu di
payudara dan bisa diangkat secara keseluruhan melalui pembedahan.pada pemeriksaan
mammogram didapatkan lesi berbentuk seperti bintang (stellate) atau melingkar. Apabila
lesi berbentuk seperti bintang maka prognosis atau angka kesembuhan pasien sangat
rendah.5

Medullary Carcinoma

Tipe ini paling sering terjadi pada wanita berusia akhir 40 tahun dan 50 tahun.
Menghasilkan gambaran sel seperti bagian abu-abu (medulla) pada otak. Terjadi
sebanyak 15% dari kasus kanker payudara.5

Infiltrating Lobular Carcinoma (ILC)

Tipe kanker payudara yang biasanya tampak sebagai penebalan di kuadran luar
atas dari payudara. Tumor ini berespon baik terhadap hormone. Terjadi sebanyak 5 % dari
kasus kanker payudara.5

13
Tubular Carcinoma

Tipe ini banyak ditemukan pada wanita udia 50 tahun keatas. Pada pemeriksaan
mikroskopik gambaran struktur tubulusnya sangat khas. Terjadi sebanyak 2% dari kasus
kanker payudara dan angka 10 ysr (year survival rate) mencapai 95%.5

Mucinous Carcinoma (Colloid)

Kanker payudara yang angka kesembuhannya paling tinggi. Perubahan yang


terjadi terutama pada produksi mucus dan gambaran sel yang sulit ditentukan. Terjadi
sebanyak 1-2% dari seluruh kasus kanker payudara.5

Inflamatory Breast Cancer (IBC)

Tipe kanker payudara paling agresif dan jarang terjadi. Kanker ini dapat
menyebabkn saluran limfe pada payudara dan kulit terbuntu. Disebut inflammatory
(peradangan) Karen apenampakan kanker yang membengkak dan merah. Di Amerika
terjadi 1-5% dari seluruh kaus kanker payudara.5

2.6 Prognosis

Deteksi dini akan memberikan prognosis yang baik, dengan terapi yang tepat.
Namun apabila dibiarkan dapat memberikan prognosis yang buruk.

2.7 Pencegahan

Mencegah karsinoma mammae dapat dimukai dari menghindarkan penyebab


kemudian juga menemukan kasus dini sehingga dapat dilakukak pengobatan kuratif.
Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) oleh seorang wanita sebulan sekali tiap sesudah
haid dapat dianjurkan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Moore KL, Dalley AF, Agus AM. Anatomi klinis dasar. Edisi ke–5. Jakarta: Penerbit
Erlangga; 2009.h. 277–9.

14
2. Soetrisno E. Payudara. Dalam: Nasar IM, Himawan S, Marwoto W. Buku ajar patologi
II. Edisi ke–1. Jakarta: Sagung Seto; 2010.h.156–78.

3. Sjamsuhidajat, R. dan de Jong, Wim. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta : EGC;
1997.h.234-56.

4. Grace PA, Borley NR. At a glance. Edisi ke-3.Jakarta: Penerbit Erlangga; 2006.h.130.

5. David C. Sabiston Buku ajar bedah. Jakarta: EGC; 2011.h. 322–47.

6. Santen, Richard dan Mansel, Robert. Benign Breast Disorder, The New England
Journal Of Medicine;2005.h.353 : 275-85.

15

Anda mungkin juga menyukai