FARMAKOGNOSI II
STEROID
Disusun Oleh:
Andi Fitri Yani
Herlyza
Kurlila Pela Hayati
Maria Riska
Novrita Handayani
Octaria Setiawati
Siska Ayu
Umi Nurul Wahyuni
1
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan
baik dan benar, serta tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami akan membahas
mengenai “STEROID”.
Makalah ini telah dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari
mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang
dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................. 1
DAFTAR ISI................................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 3
1.3 Tujuan................................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN............................................................................. 5
3.1 Kesimpulan........................................................................................ 16
3.2 Saran.................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................17
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Tumbuhan merupakan sumber berbagai jenis senyawa kimia mulai dari struktur
dan sifatnya yang sederhana sampai yang rumit sekalipun. Berbagai jenis senyawa
kimia yang terkandung dalam tumbuhan akan bernilai ekonomis dengan adanya khasiat
dan manfaat yang dimilikinya. Upaya pencarian tumbuhan yang berkhasiat telah lama
senyawa yang telah ada. Hasil pencarian tersebut dilanjutkan dengan upaya pengenalan
zat kemudian diidentifikasi khasiatnya dan dijadikan sebagai bahan obat modern
dunia barat kini diliputi semangat kembali ke alam, salah satunya mencari upaya
kesehatan masyarakat.
Salah satu komponen kimia yang terdapat dalam tumbuhan adalah steroid. Steroid
adalah senyawa organik lemak sterol tidak terhidrolisis yang dapat dihasil reaksi
4
c. Darimana sumber steroid ?
1.3 Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
Steroid adalah kelompok senyawa bahan alam yang kebanyakan strukturnya terdiri
umum steroid ialah sistem empat cincin yang tergabung. Cincin A, B, dan C
beranggotakan enam atom karbon dan cincin D beranggotakan lima atom karbon.
Steroid adalah senyawa organik lemak sterol tidak terhidrolisis yang didapat dari
hasil reaksi penurunan dari terpena atau skualena. Senyawa yang termasuk turunan
steroid berfungsi sebagai hormon. Steroid mempunyai struktur dasar yang terdiri dari 17
atom karbon yang membentuk tiga cincinsikloheksana dan satu cincin siklopentana.
samping yang berbahaya, seperti menurunkan rasio lipoprotein densitas tinggi, yang
berguna bagi jantung, menurunkan rasio lipoprotein densitas rendah, stimulasi tumor
tumbuhnya jerawat dan timbulnya payudara pada pria. Secara fisiologi, steroid anabolik
Steroid mempunyai struktur dasar yang terdiri dari 17 atom karbon yang membentuk
tiga cincin sikloheksana dan satu cincin siklopentana. Perbedaan jenis steroid yang satu
dengan steroid yang lain terletak pada gugus fungsional yang diikat oleh ke-empat
pada efek fisiologis yang dapat ditimbulkan. Ditinjau dari segi struktur, perbedaan
antara berbagai kelompok ini ditentukan oleh jenis subtituen R1, R2, dan R3 yang
terikat pada kerangka dasar sedangkan perbedaan antara senyawa yang satu dengan
senyawa lain dari satu kelompok ditentukan oleh panjangnya rantai karbon subtituen,
gugus fungsi yang terdapat pada subtituen, jumlah dan posisi gugus fungsi oksigen dan
ikatan rangkap pada kerangka dasar serta konfigurasi pusat asimetris pada kerangka
a. Sterol
Lemak sterol adalah bentuk khusus dari steroid dengan rumus bangun diturunkan
dari kolestana dilengkapi gugus hidroksil pada atom C-3, banyak ditemukan pada
tanaman, hewan dan fungi. Semua steroid dibuat di dalam sel dengan bahan
baku berupa lemak sterol, baik berupa lanosterol pada hewan atau
fungi, maupun berupa sikloartenol pada tumbuhan. Kedua jenis lemak sterol di atas
terbuat dari siklisasi squalena dari triterpena. Kolesterol adalah jenis lain lemak sterol
Lemak sterol juga dikenal sebagai alkohol steroid, sebuah subkelompok steroid
dengan gugus hidroksil pada posisi ketiga dari cincin-A. Lemak sterol bersifat amfipatik
zoosterol yang penting antara lain adalah kolesterol dan hormon steroid. Sedangkan
pada fitosterol dikenal campesterol, sitosterol, dan stigmasterol. Ergosterol adalah lemak
sterol yang ditemukan pada membran sel fungi yang berfungsi layaknya kolesterol pada
hewan.
Sebenarnya nama sterol dipakai khusus untuk steroid yang memiliki gugus hidroksi,
tetapi karena praktis semua steroid tumbuhan berupa alkohol dengan gugus hidroksi
pada posisi C-3, maka semuanya disebut sterol. Selain dalam bentuk bebasnya, sterol
juga sering dijumpai sebagai glikosida atau sebagian ester dengan asam lemak.
(a) (b)
(c) (d)
(e)
Gambar 2. (a) Kolesterol, (b) Campesterol, (c) Sitosterol, (d) Stigmasterol, dan (e)
Ergosterol
b. Asam Empedu
Asam empedu adalah asam steroid yang diproduksi oleh hati dan disimpan di dalam
empedu. Asam empedu biasa ditemukan dalam bentuk asam kolik dengan kombinasi
dengan glisin dan taurin. Asam empedu utama (primer) yang terbentuk dihati adalah
asam kolat dan asam kenodeoksikolat. Di kolon, bakteri mengubah asam kolat menjadi
asam deoksikolat dan asan kenodeoksikolat menjadi asam litokolat. Karena terbentuk
akibat kerja bakteri, asam deoksikolat dan asam litokolat disebut sebagai asam empedu
sekunder.
c. Hormon Kelamin
Hormon kelamin dihasilkan oleh gonad dan adrenal yang diperlukan untuk konsepsi,
maturasi embrionik, dan perkembangan ciri-ciri khas seks primer dan sekunder pada
4) Obat kontrasepsi
(d) (e)
Gambar 4. (a) Testosteron, (b) Progesteron, (c) Estriol, (d) Estradiol, dan (e) Estron
d. Hormon Adrenokortikoid
dan diproduksi oleh kelenjar adrenalis bagian korteks. Pengeluaran hormon dipengaruhi
oleh adreno cortico tropin hormon (ACTH) yang berasal dari kelenjar pituitari anterior.
Beberapa fungsi fisiologisnya berhubungan dengan kardiovaskuler dari darah, sistem
1) Mineralokortikoid
2) Glukokortikoid
metabolisme protein dan lemak seperti pada metabolisme karbohidrat. Yang termasuk
(a) (b)
e. Aglikon kardiak
Aglikon kardiak dam bentuk glikosidanya lebih dikenal sebagai glikosida jantung
dan kardenolida. Tumbuhan yang mengandung senyawa ini telah digunakan sejak jaman
prasejarah sebagai racun. Glikosida ini mempunyai efek kardiotonik yang khas.
f. Sapogenin
biasanya terjadi pada posisi C-3. Saponin adalah senyawa yang dapat menimbulkan
busa jika dikocok dalam air (karena sifatnya yang menyerupai sabun, maka dinamakan
saponin). Saponin bersifat amfifilik karena sapogenin bersifat lipofilik serta sakarida
yang hidrofilik. Saponin dapat membentuk busa dan merusak membran sel karena bisa
membentuk ikatan dengan lipida dari membran sel. Pada konsentrasi yang rendah,
saponin dapat menyebabkan hemolisis sel darah merah. Dalam bentuk larutan yang
sangat encer, saponin sangat beracun untuk ikan. Berdasarkan sifat kimia saponin
1) Saponin steroid, tersusun atas inti steroid (C27) dengan molekul karbohidrat. Tipe
saponin ini memiliki afek anti jamur. Contohnya: Asparagosida (terkandung dalam
Asiacosida
(a) (b)
Gambar 7. (a) Asparagosida dan (b) Asiacosida
tumbuhan pepaya (Carica papaya L.), yang mengandung senyawa steroid golongan
digunakan sebagai obat penyakit beri-beri, malaria, kejang perut, penurun panas dan
Senyawa steroid yang terkandung dalam kulit batang Bakau Merah (Rhizophora
tanaman pelindung pantai dari abrasi air laut, bahan bangunan serta kayu bakar.
Senyawa steroid yang terdapat dalam buah mahkota dewa adalah stigmast- 5-en-3𝛽-
ol (𝛽-sitosterol).
a. Ekstraksi
Steroid merupakan golongan senyawa yang sebagian besar bersifat nonpolar maka
petrelium eter. Dapat juga di gunakan pelarut etanol atau methanol terlebih dahulu
gugus gula, maka ekstraksi dilakukan dengan menggunakan pelarut semipolar atau
bahkan pelarut polar tergantung pada gugus gula yang terikat. Ekstraksi juga dapat di
lakukan baik dengan pemansan (soxhletasi) maupun tanpa pemanasan (maserasi) pada
sushu kamar.
b. Pemisahan
campuran rumit beberapa steroid dalam jaringan tumbuhan tertentu dan diperlukan cara
yang lebih rumit untuk memisahkannya. Misalnya Steroid, kolesterol, dan stigmasterol
tidak mudah di pisahkan bila berada bersama-sama dalam sampel, tetapi ketiganya akan
terpisah dengan mudah jika di ubah menjadi bentuk asetatnya. Cara lain adalah
umum dari turunan dihidronya (misalnya sitosterol dan sitostanol) di perlukan KLT
AgNO3. Eluen yang di pakai adalah kloroform dengan penampak noda H 2SO4. H2O
(1:1).
atau KLTP dengan adsorben alumina dan eluen berupa campuran sikloheksana-etilasetat
Jika dalam sampel dipastikan terdapat saponin, maka sebelum dilakukan pemisahan,
sebagai noda yang berwarna kemerahan setelah pelat disemprot dengan antimony
klorida dalam HCl pekat dan dipanaskan pada 110° celcius selama 10 menit.
Jika pemishan dilakukan terhadap saponin, maka adsorben yang dipakai adalah
selulosa. KLT dengan silica gel berhasil juga tapi dengan memakai eluen seperti n-
Beberapa glikosida jantung dapat dipisahkan dengan KLTP suatu arah pada silica
gel dengan menggunakan eluen berupa lapian atas dari campuran etil asetat-piridin-air
(1 arah) dan campuran kloroform-piridin (satu arah yang lain). Beberapa campuran
senyawa yang lain dapat dipisahkan menggunakan elusi berulang pada pelat silica gel
dengan eluen campuran etil asetat-metanol (elusi dua kali) atau dengan eluen campuran
c. Rekristalisasi
Ekstrak pekat yang di peroleh di larutkan dalam 100 ml petroleum eter. Kemudian
campuran diuapkan sampai dicapai titik jenuhnya dan di biarkan selama hingga
terbentuk Kristal tak berwarna yang mengendap dengan titik leleh 138-144° C.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1,2- siklopentenoperhidrofenantren.
b. Steroid mempunyai struktur dasar yang terdiri dari 17 atom karbon yang
bakau merah, buah mahkota dewa, dan kulit batang buah maja.
3.2 Saran
Makalah mengenai maserasi dan perkolasi ini telah dibuat semaksimal mungkin,
namun masih banyak kekurangan yang memerlukan kritik dan saran dari pembaca
wawasan kita dalam ekstraksi dengan cara maserasi dan perkolasi diharapkan
Kristanti, A.N., dkk. 2008. Buku Ajar Fitokimia. Airlangga University Press.
Surabaya.
Saleh, Chairul. 2009. Isolasi dan Identifikasi Senyawa Steroid dari Kulit Batang
Tumbuhan Maja (Aegle marmelos (L.) Correa). Jurnal Kimia Mulawarman.
7(1)
Slamet, M. Dan Rahayu, A. 2013. Isolasi dan Identifikasi Senyawa Steroid dari
Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa). Digital Rposotory UNILA.
Budisma. 2015. Pengertian Steroid dan Fungsinya.
http://budisma.net/2015/02/pengertian-steroid-dan-fungsinya.html (diakses
pada tanggal 10 Mei 2018)
Pertanyaan
saponin memiliki rasa pahit menusuk dan menyebabkan bersin serta iritas pada
selaput lendir. Saponin merupakan racun yang dapat menghancurkan butir darah.
Saponin yang bersifat keras atau racun bisa disebut sebagai sapotoksin.
testosteron adalah hormon steroid yang pada dasarnya di produksi pada testis pria
dan progesteron.