Anda di halaman 1dari 16

BAB III

PEMBAHASAN
3.1 Kasus
Seorang anak laki-laki berusia 2 bulan di rawat di ruang anak sebuah rumah sakit di daerah
kuningan. Hasil wawancara di dapatkan keluarga mengeluh kulit anaknya sedikit demi sedikit
tampak berwarna kuning semenjak 1 bulan pasca kelahiran, demam sudah 5 hari, urine tampak
berwarna gelap , tinja berwarna pucat, perut membesar dan selalu rewel. Keluarga juga mengatakan
berat badan anak turun 9 ons dan anak tidak mau makan. Riwayat imunisasi hepatitis B-1 diberikan
waktu 12 jam setelah lahir, BCG diberikan saat lahir, polio oral diberikan besamaan dengan
DTP.Hasil pemeriksaan fisik didapatkan adanya hipertensi vena porta, kadar bilirubin total 2,5
mg/dl , albumin 3,27 g/dl,terdapat pruritus di daerah pantat dan punggung anak, hasil rontgen
didapatkan adanya pembesaran hati dan pemeriksaan TTV didapatkan suhu 38,5°C. Nadi 103x/menit
RR 35 x/menit, Saat ini klien mendapatkan obat Fenobarbital 5 mg/kgBB/hari.Saat ini pasien
didiagnosa atresia bilier

3.2 Pembahasan Kasus


I. Pengkajian
a. Identitas Pasien
Nama : An. M
Usia : 2 bulan
Pendidikan :-
Alamat : Kuningan
Nama Ayah/Ibu : Tn D/ Ny.W
Pekerjaan Ayah/Ibu : Wiraswasta/IRT
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia
Tanggal masuk RS : 19 Oktober 2019
Tanggal Pengkajian : 20 Oktober 2019
II. Keluhan Utama : ayah klien mengatakan anak M mengalami demam (38,4 °C)
III. Riwayat Penyakit Sekarang : Klien mengeluh demam , rewel, perut klien buncit, kulit tampak
kuning, kencing klien berwarna gelap, dan feses pucat.
IV. Riwayat Penyakit Sebelumnya :
-
V. Riwayat Tumbuh Kembang anak
o Imunisasi : Hepatitis B-1 diberikan waktu 12 jam setelah lahir, BCG diberikan saat
lahir, Polio oral diberikan bersamaan dengan DTP
o Status Gizi : Kekurangan gizi akibat gangguan penyerapan makanan terutama
vitamin larut lemak (A,D,E,K)
o Tahap perkembangan anak menurut teori psikososial :
Klien An. M mencari kebutuhan dasarnya seperti kehangatan, makanan dan
minuman serta kenyamanan dari orang tua sendiri.
o Tahap kepribadian anak menurut teori psikoseksual :

Klien An M. menujukkan karakter awal kepribadiannya dengan mengenali siapa


yang mengasuhnya. Klien menyukai saat digendong dan diayun-ayun Perilaku
kegiatan motorik sederhana terkoordinasi, dengan menggerakkan jari tangan,
menggenggam ibu jari ibu yang berhubungan emosi dengan orang tua, saudara
(sibling), dan orang lain.

VI. Riwayat Kesehatan Keluarga:


 Komposisi keluarga : Keluarga berperan aktif terutama ibu klien An. M dalam
merawat klien.
 Lingkungan rumah dan komunitas : Lingkungan sekitar rumah berada di area
perindustrian kimia.
 Kultur dan kepercayaan : -
 Perilaku yang dapat mempengaruhi kesehatan : -
 Persepsi keluarga tentang penyakit anak : cobaan Tuhan

VII. Pemeriksaan Fisik


a. B1 (breath) : RR meningkat >40x/menit, Suhu (38,4 °C), penggunaan otot
bantu pernapasan, pernapasan cuping hidung, napas pendek.
b. B2 (blood) : TD meningkat 100/150 mmhg, HR meningkat 103x/ menit
(tachicardi).
c. B3(brain) : gelisah (rewel), gangguan mental, gangguan kesadaran sampai
koma
d. B4 (bladder) : Perubahan warna urin dan feses
e. Urine : warna gelap, pekat
f. Feses : warna dempul, steatorea, diare
g. B5 (bowel) : anoreksia, mual muntah, tidak toleran terhadap lemak dan
makanan pembentuk gas, regurgitasi berulang, penurunan
berat badan BB/TB (5,1 Kg/ 62 cm), dehidrasi,
distensi abdomen, hepatomegali.
h. B6 (bone) : Letargi atau kelemahan, otot tegang atau kaku bila kuadran
kanan atas ditekan, ikterik, kulit berkeringat dan gatal
(pruritus), kecenderungan perdarahan (kekurangan vitamin
K), oedem perifer, jaundice, kerusakan kulit.
VIII. Hasil Laboratorium

N JENIS HASIL NILAI NORMAL INTERPRETASI


O PEMERIKSAAN
1. Leukosit 21.000
sel/mm
2. bilirubin 2,5 gr/dl

3. Albumin 3,5 gr/dl

IX. Aktifitas Sehari-hari (ADL)


No Jenis Aktivitas Sebelum Sakit Setelah Sakit
.
1. Oksigenasi
a. Pola nafas Normal Sesak
b. Frekuensi Normal
c. Batuk pilek Tidak ada Tidak ada
d. Keluhan sesak Tidak ada Ada
e. Terpasang alat bantu Tidak ada Tidak ada
(oksigen)
2. Cairan (minum)
a. Frekuensi Tidak teratur Kurang
b. Jenis ASI ASI
c. Riwayat alergi Tidak ada Tidak ada
d. Keluhan Tidak ada Ada
e. Terpasang alat bantu Tidak ada Tidak ada
(NGT/OGT)
3. Nutrisi
a. Frekuensi Tidak teratur Tidak teratur
b. Jenis ASI/PASI ASI/PASI
c. Riwayat alergi Tidak ada Tidak ada
d. Keluhan Tidak ada Ada
e. Terpasang alat bantu Tidak ada Tidak ada
(pemasangan
infus/transfusi)
4. Eliminasi (BAB/BAK)
a. Frekuensi Tidak teratur Tidak teratur
b. Konsentrasi Menyengat Menyengat
c. Warna Kuning pucat
d. Bau Bau khas Bau khas
e. Keluhan Tidak ada ada

5. Aktivitas bermain
a. Frekuensi Tidak ada data Tidak ada data
b. Jenis Tidak ada data Tidak ada data
c. Alat permainan Dot Tidak ada
d. Keluhan Tidak ada Tidak ada
6. Istirahat Tidur
a. Frekuensi Tanpak nyenyak Tanpak kurang tidur
b. Kebiasaan Tidak ada Tidak ada
c. Waktu/lama tidur/hari 8 jam tidur siang, 8 jam Tidak tertentu
tidur malam
d. Keluhan Tidak ada Sulit tidur
7. Personal Higien
a. Oral care Tidak ada Tidak ada
b. Mandi 2X Sehari Waslap
c. Keramas 2X Sehari Tidak ada
d. Penampilan Umum Tanpak Segar Tanpak lemas

X. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1 DS: Inflamasi yg progresif Hypertermi

 pasien menangis, rewel


DO: kerusakan

 Suhu tubuh meningkat progresif  pada

(38°C) duktus bilier

 Takikardi (103x/menit) ekstrahepatik

 RR meningkat >24x/menit
Mekanisme tubuh untuk
meningkatkan suhu tubuh

Hypertermi
2 DS :   cairan asam empedu balik Pola nafas tidak efektif
 pasien terlihat sesak. ke hati
DO :
 RR= 35x/menit Peradangan sel hati

 Penggunaan otot bantu


pernapasan Hepatomegali

 Napas pendek (pembesaran hepar)

distensi abdomen

menekan diafragma
peningkatan Komplain
paru

Kebutuhan oksigen
meningkat
Frekuensi napas
meningkat

3 DS: Obstruksi aliran dari hati Nutrisi kurang dari


 Tidak mau makan, rewel, ke dalam usus kebutuhan
mual/muntah.
gangguan penyerapan
Do: lemak dan vitamin larut
 Berat badan turun (6 kg lemak (A, D, E, dan K)
menjadi 5,1 kg) ,
 muntah, Nutrisi kurang dari
 konjungtiva anemis. kebutuhan
4 Ds:- cairan asam empedu balik Kerusakan integritas
Do: ke hati kulit
 Anak tampak tidak
nyaman dengan posisi itching dan akumulasi dari

tidunya toksik

 Terdapat pruritus di daerah


pantat & punggung anak tersebar ke dalam darah
dan kulit
 Albumin 3,27 g/dL (N:3,8-
5,4)
Pruiritis (gatal) pd kulit
I. Perumusan Diagnosa Keperawatan
1. Hypertermi berhubungan dengan inflamasi akibat kerusakan progresif pada duktusbilier
ekstrahepatik
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan distensi abdomen
3. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia dan gangguan penyerapan lemak, ditandai dengan berat badan turun dan
konjungtiva anemis.
4. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan akumulasi garam empedu dalam
jaringan, ditandai dengan adanya pruritis.
II. Intervensi Keperawatan

No DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


1. Hypertermi Setelah 1. Berikan kompres air Dapat membantu
mengurangi
berhubungan dilakukan biasa pada aksila,
-demam.
dengan tindakan 1x24 kening, leher dan
-Mengetahui
inflamasi jam diharapkan lipatan paha.
kemungkinan adanya
akibat Suhu akan 2. Pantau suhu minimal
kenaikan suhu secara
kerusakan kembali normal setiap 2 jam sekali,
mendadak
progresif pada dalam waktu 1x sesuai kebutuhan
-Membantu
duktusbilier 24 jam 3. Berikan pasien pakaian
mengurangi panas di
ekstrahepatik Kriteria hasil    : tipis
tubuh
 suhu normal 4. Manipulasi lingkungan
-Memberikan rasa
36,50 – seperti penggunaan
nyaman dengan
37,5 0C AC/ kipas angin
mengurangi keadaan
Nadi dan 5. Berikan obat anti
panas akibat suhu
pernapasan piretik sesuai
dalam rentan pengaruh lingkungan
normal (N= < kebutuhan
-Digunakan untuk
160 x / menit ,
RR= 30-40 mengurangi demam
x/menit dengan aksi
sentralnya pada
hipotalamus.

2. Pola nafas Setelah 1. Kaji distensi abdomen -dengan mengukur


tidak efektif dilakukan 2. Kaji RR, kedalaman, lilitan atau lingkar
berhubungan tindakan 1x24 dan kerja pernafasan. abdomen
dengan jam diharapkan 3. Waspadakan klien agar -Untuk mengetahui
peningkatan Menunjukkan leher tidak adanya gangguan
distensi pola nafas yang tertekuk/posisikan semi pernafasan pada
abdomen efektif dengan ekstensi atau eksensi pasien
Kriteria Hasil pada saat beristirahat -Menghindari
: 4. Persiapkan operasi bila penekanan pada
diperlukan
 RR= 30-40 jalan nafas untuk
napas/ menit meminimalkan
 Kedalaman penyempitan jalan
inspirasi dan nafas
kedalaman -Operasi diperlukan
bernafas untuk memperbaiki
 Tidak ada kondisi pasien
penggunaan
otot bantu
nafas

3. Gangguan pe Setelah 1. Kaji distensi abdomen -Distensi abdomen


menuhan dilakukan merupakan tanda
nutrisi kurang tindakan 2. Pantau masukan nutrisi non verbal
dari kebutuhan keperawatan dan frekuensi muntah gangguan pencernaa
tubuh berhubu selama 2x24 n.
ngan dengan jam diharapkan 3. Timbang BB setiap -Mengidentifikasi
anoreksia dan polanutrisi hari. kekurangan /
gangguan adekuat. 4. Berikan makanan kebutuhan nutrisi
penyerapan Kriteria hasil : /minuman sedikit tapi dengan mengetahui
lemak, 1.  BB sering. intake dan output
ditandai pasien 5. Berikan kebersihan oral klien.
sebelum
dengan stabil  ⅟2 -Mengawasi
6. Konsul dengan ahli diet
berat badan (n+9)kg= keefektifan rencana
sesuai indikasi.
turun dan ½ diet
konjungtiva (2+9)kg= -Untuk menurunkan
7. Berikan diet rendah
anemis. 5,5 kg rangsang
lemak, tinggi serat dan
2. Konjungt mual/muntah.
batasi makanan
iva -Mulut yang bersih
penghasil gas.
tidak ane meningkatkan nafsu
8. Berikan makanan yang
mis mengandung medium makan.
chain triglycerides -Berguna dalam
(MCT) sesuai indikasi. memenuhikebutuhan
nutrisi
9. Monitor laboratorium; individudengan diet
albumin, protein yang paling tepat.
sesuai program. -Memenuhi
10. Berikan vitamin- kebutuhan nutrisidan
vitaminyang larut meminimalkan
dalaam lemak (A, D, E rangsang pada
dan K) kantung empedu.
-Meningkatkan
pencernaan dan
absorbsi  lemak serta
vitamin yang larut
dalam lemak.
-Memberi informasi
tentang keefektifan
terapi.
-Vitamin-vitamin
tersebut terganggu
penyerapannya.

4.

XI. Implementasi Keperawatan


N Diagnosa Tanggal dan Implementasi Respon Pasien
O Keperawatan waktu
1. kerusakan diharapkan 1, Mengetahui
progresif Suhu akan 1. biasa pada kemungkinan adanya
pada kembali normal aksila, kening, kenaikan suhu secara
duktusbilier dalam waktu 1x leher dan mendadak

ekstrahepati 24 jam lipatan paha. 2. Membantu


mengurangi panas di
k Kriteria hasil    : 2. memantau suhu
tubuh
 suhu normal minimal setiap
3. Memberikan rasa
36,50 – 2 jam sekali,
nyaman dengan
37,5 0C sesuai
mengurangi keadaan
Nadi dan kebutuhan panas akibat suhu
pernapasan 3. memerikan pengaruh lingkungan
dalam rentan pasien pakaian 5. Digunakan untuk
normal (N= < tipis mengurangi demam
160 x / menit , 4. Manipulasi dengan aksi sentralnya

RR= 30-40 lingkungan pada hipotalamus

x/menit seperti
penggunaan
AC/ kipas
angin
5. memberikan
obat anti piretik
sesuai
kebutuhan
2. Pola nafas Setelah dilakukan 1. mengkaji 1. dengan mengukur
tidak efektif tindakan 1x24 distensi abdomen lilitan atau lingkar
b.d jam diharapkan 2. mengkaji RR, abdomen
peningkatan Menunjukkan kedalaman, dan kerja 2. Untuk mengetahui
distensi pola nafas yang pernafasan. adanya gangguan
abdomen efektif dengan 3. Waspadakan pernafasan pada pasien
Kriteria Hasil klien agar leher tidak 3. Menghindari
: tertekuk/posisikan penekanan pada jalan
• RR= 30- semi ekstensi atau nafas untuk
40 napas/ menit eksensi pada saat meminimalkan
• beristirahat penyempitan jalan nafas
4. mempersiapkan 4. Operasi diperlukan
Kedalaman operasi bila untuk memperbaiki
inspirasi dan diperlukan. kondisi pasien
kedalaman
bernafas
• Tidak ada
penggunaan otot
bantu nafas
3. Gangguan Setelah dilakukan 1. mengkaji 1. Distensi abdomen
pemenuhan tindakan distensi merupakan tanda
nutrisi kurang keperawatan abdomen non verbal
dari selama 2x24 jam
gangguan pencerna
kebutuhan diharapkan
2. memantau an.
tubuh polanutrisi
masukan nutrisi 2. Mengidentifikasi
berhubungan adekuat.
dan frekuensi kekurangan /
dengan Kriteria hasil :
anoreksia dan 1. BB pasien
muntah kebutuhan nutrisi

gangguan stabil ⅟2 dengan mengetahui


penyerapan (n+9)kg= ½ 3. menimbang BB intake dan output
lemak, (2+9)kg= 5,5 kg setiap hari. klien.
ditandai 2..Konjungtiva 4. memberikan 3. Mengawasi
dengan berat tidak anemis makanan keefektifan rencana
badan turun /minuman diet
dan
sedikit tapi 4. Untuk menurunkan
konjungtiva
sering. rangsang
anemis.
5. memberikan mual/muntah.
kebersihan oral
5. Mulut yang bersih
sebelum
6. Konsul dengan meningkatkan nafsu
ahli diet sesuai makan.
indikasi. 6. Berguna dalam
memenuhikebutuha
7. memberikan n nutrisi
makanan yang individudengan diet
mengandung yang paling tepat.
medium chain 7. Memenuhi
triglycerides kebutuhan
(MCT) sesuai nutrisidan
indikasi. meminimalkan
rangsang pada
8. Memonitor kantung empedu.
laboratorium; 8. Meningkatkan
albumin, pencernaan dan
protein absorbsi  lemak
sesuai program. serta vitamin yang
9. membeikan larut dalam lemak.
vitamin- 9. Memberi informasi
vitaminyang tentang keefektifan
larut dalaam terapi.
lemak (A, D, E 10. Vitamin-vitamin
dan K) tersebut terganggu
penyerapannya.

4.

I. Evaluasi Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan Tanggal Evaluasi Par


dan af
Waktu
1. Hypertermi berhubungan S : Ibu pasien mengatakan anaknya sudah
dengan inflamasi akibat tidak demam

kerusakan progresif pada O : TTV S: 36o C N : 103x/m RR : 35


x/m
duktusbilier ekstrahepatik
A : Masalah Teratasi
P: Intervensi dihentikan
2. Pola nafas tidak efektif S : Ibu pasien mengatakan anaknya sudah
berhubungan dengan bernafas dengan normal

peningkatan distensi O : tidak ada sesak


A : Masalah Teratasi
abdomen
P : Intervensi Dihentikan

3. Gangguan pemenuhan S : Ibu pasien mengatakan pemenuhan


nutrisi kurang nutrisi terpenuhi
dari kebutuhan O : Berat badan sudah dalam rentang
tubuh berhubungan normal BB : 5,5 kg

dengan anoreksia dan A : Masalah Teratasi


P : Intervensi dihentikan
gangguan penyerapan
lemak, ditandai dengan
berat badan turun dan
konjungtiva anemis.
4. Kerusakan integritas kulit S : Ibu pasien mengatakan anaknya sudah
berhubungan dengan tidak terlihat adanya pruritus

akumulasi garam empedu O : Sudah tidak ada pruritus di daerah


pantat dan punggung
dalam jaringan, ditandai
A : Masalah Teratasi
dengan adanya pruritis.
P : Intervensi dihentikan

BAB IV
PENUTUPAN
4.1 Kesimpulan
Atresia Bilier adalah suatu defek kongenital yang merupakan hasil dari tidak adanya atau obstruksi
satu atau lebih saluran empedu pada ekstrahepatik atau intrahepatik (Suriadi dan Rita Yulianni, 2006).
Penyebab atresia bilier tidak diketahui dengan jelas, tetapi diduga akibat proses inflamasi yang destruktif.
Atresia biliar terjadi karena adanya perkembangan abnormal dari saluran empedu di dalam maupun diluar
hati. Tetapi penyebab terjadinya gangguan perkembangan saluran empedu ini tidak diketahui. Meskipun
penyebabnya belum diketahui secara pasti, tetapi diduga karena kelainan kongenital, didapat dari proses-
proses peradangan, atau kemungkinan infeksi virus dalam intrauterine.Dalam hal ini pengobatan tidak
memberikan efek yang terlalu besar. Satu-satunya terapi yang memberikan harapan kesembuhan bagi
atresia biliar adalah pembedahan. Secara historis, berbagai operasi telah disusun, termasuk reseksi hepatik
parsial dengan drainase luka permukaan, penusukan hepar dengan tabung hampa, dan pengalihan duktus
limfatik torasikus kedalam rongga mulut. Dalam hal pencegahannya perawatdiharapkan dapat
memberikan pendidikan kesehatan pada orang tua untuk mengantisipasi setiap faktor resiko terjadinya
obstruksi biliaris (penyumbatan saluran empedu), dengan keadaan fisik yang menunjukan  anak tampak
ikterik, feses pucat dan urine berwarna gelap (pekat). (Sarjadi,2000)

4.2 Saran

Saran bagi perawat, sebaiknya seorang perawat dapat melaksanakan asuhan keperawatan kepada
klien atresia biliaris sesuai dengan indikasi penyakit, dan sebaiknya dengan baik dan benar sesuai standar.

DAFTAR PUSTAKA

Widodo Judarwanto. 2010. Atresia Bilier, Waspadai Bila Kuning Bayi Baru Lahir yang berkepanjangan.
From : url :http://koranindonesiasehat.wordpress.com/2010/02/07/atresia-bilier waspadai-bila-kuning-
bayi-baru-lahir-yang-berkepanjangan/
Attasaranya S, 2008. Choledocholithiasis, ascending cholangitis, and gallstone
pancreatitis.http://health.nytimes.com/health/guides/disease/cholangitis/overview.html. (diakses pada
tanggal 11 maret 2015 pukul 16.22)
Craft-Rosernberg, Martha & Smith, Kelly. 2010. Nanda Diagnosa Keperawatan. Yogyakarta: Digna
Pustaka
Parlin.1991.Atresia Bilier. Jakarta: Ilmu Kesehatan Anak FK UI.
Price, Sylvia A dan Wilson, Lorraine M.2006. Patofisiologi, Konsep Klinis, Proses-proses Penyakit,
Volume 1, edisi 6.J akarta: EGC

Sarjadi, 2000. Patologi umum dan sistematik. Jakarta. EGC

Sloane, Ethel.2004. Anatomi dan Fisiologi untk Pemula. Jakarta:EGC

Smeltzer, Suzanne C., dan Bare, Brenda G.. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8.
Volume 2. Jakarta: EGC

Wilkinson, Judith M.2007. Buku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil
NOC. Jakarta: EGC

Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Edisi 4. Jakarta : EGC.

http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2012/05/pustaka_unpad_atresia_biliaris.pdf( diakses
tanggal 10 Maret 2015)

http://mka.fk.unand.ac.id/images/articles/No_2_2009/hal_190-195-isi.pdf (diakses tanggal 10 Maret


2015)

Jurnal

Anda mungkin juga menyukai