Anda di halaman 1dari 13

JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO

Volume 7, Nomor 4, Oktober 2018


Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Edwin Rheza Nugroho, Ika Vemilia Warlisti, Saekhol Bakri

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN


KUNJUNGAN BEROBAT DAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA
PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI PUSKESMAS KENDAL 1
Edwin Rheza Nugroho1, Ika Vemilia Warlisti2, Saekhol Bakri3
1
Mahasiswa Program S-1 Ilmu Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro
2
Staf Pengajar Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro
3
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro
JL. Prof. H. Soedarto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp. 02476928010

ABSTRAK
Latar Belakang: Penanganan terapi diabetes melitus dilakukan seumur hidup sehingga
membutuhkan kepatuhan kunjungan berobat dan kadar glukosa darah puasa yang baik.
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hubungan antara dukungan keluarga dengan
kepatuhan kunjungan berobat dan kadar glukosa darah puasa penderita diabetes melitus tipe 2
di Puskesmas Kendal 1.
Metode: Desain penelitian ini adalah analtik cross sectional dengan jumlah sampel 58 pasien
DM tipe 2. Analisa data menggunakan chi square dan fisher’s exact.
Hasil: Hasil penelitian didapatkan tidak ada pengaruh hubungan antara dukungan keluarga
dengan kepatuhan menjalankan pengobatan (p>0,05) dan ada pengaruh hubungan antara
dukungan keluarga dengan kadar glukosa darah puasa (p<0,05).
Simpulan: Dapat disimpulkan terdapat pengaruh hubungan antara dukungan keluarga dengan
kadar glukosa darah puasa.
Kata kunci: Dukungan Keluarga, Kepatuhan Kunjungan Berobat, Kadar Glukosa Darah Puasa

ABSTRACT
THE RELATIONSHIP BETWEEN FAMILY SUPPORT WITH COMPLIANCE OF
VISIT TREATMENT AND FASTING BLOOD GLUCOSE LEVEL OF DIABETES
MELITUS TYPE 2 PATIENTS IN PUBLIC HEALTH KENDAL 1
Background: Handling of diabetes mellitus therapy is done for a lifetime so it requires
adherence of medical visits and fasting blood glucose levels are good. This study aims to
identify the relationship between family support with medication visit adherence and fasting
blood glucose level in type 2 diabetes mellitus at Kendal 1 health center.
Method: The design of this study was cross sectional analtic with sample size 58 patients of
type 2 DM. Data analysis using chi square and fisher's exact.
Results: The results showed no association between family support and adherence to
treatment (p> 0.05) and there was an influence of the relationship between family support and
fasting blood glucose levels (p <0.05).
Conclusion: It can be concluded that there is an influence relationship between family
support with fasting blood glucose level.
Keywords: Family Support, Compliance of Visit Treatment, Fasting Blood Glucose Level

JKD, Vol. 7, No. 4, Oktober 2018 : 1731-1743


1731
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2018
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Edwin Rheza Nugroho, Ika Vemilia Warlisti, Saekhol Bakri

PENDAHULUAN hidup yang tidak sehat. Banyak penderita


Diabetes melitus (DM) atau diabetes melitus tidak mengetahui bahwa
kencing manis merupakan suatu kondisi mereka menderita diabetes melitus
medik dengan peningkatan kadar glukosa sehingga penderita tersebut terlambat
dalam darah di atas normal atau untuk mengendalikan kadar glukosa darah
hiperglikemia.1,2 Keadaan ini disebabkan mereka dan akibatnya mereka mengalami
oleh tubuh tidak dapat menghasilkan atau komplikasi. Atau mereka mengetahui
menggunakan insulin secara memadai.3 bahwa mereka menderita diabetes melitus
Ada 4 tipe diabetes melitus yaitu diabetes tetapi mereka memandang bahwa diabetes
melitus tipe 1/juvenile diabetes yang melitus merupakan penyakit yang dapat
biasanya diderita sejak masa kanak-kanak, langsung sembuh dalam satu kali
diabetes melitus tipe 2 yang diderita pemeriksaan. 6
setelah dewasa, DM tipe lain yang muncul Rutin melakukan kunjungan
akibat etiologi lain, misalnya infeksi virus, berobat (kontrol) di pelayanan kesehatan
dan diabetes melitus yang muncul merupakan salah satu cara pencegahan
4
sepanjang kehamilan. komplikasi yang mampu dilakukan oleh
Penyakit diabetes melitus yang penderita diabetes melitus. Saat kunjungan
sering di Indonesia adalah DM tipe 2 yang berobat, tenaga kesehatan akan memeriksa
merupakan jenis penyakit diabetes yang pasien, berupa tinggi badan, berat badan,
mencakup lebih dari 90% seluruh populasi indeks massa tubuh, kadar gula darah
diabetes. American Diabetes Association puasa, kadar gula darah 2 jam setelah
(ADA) menyatakan faktor risiko DM tipe makan, kadar gula darah sewaktu, dan
2 yaitu karena rendahnya kadar kolestrol tekanan darah. Selain itu, dengan
HDL, ialah >250 mg/dL (2,82 mmol/L).1 melakukan pemeriksaan kadar glukosa
Menurut Dinas Kesehatan Provinsi Jawa darah secara teratur akan dapat
Tengah pada tahun 2015, penyakit diabetes mememperlihatkan berhasil atau tidaknya
melitus menempati proporsi urutan kedua pelaksanaan olahraga, diet makan, usaha
dari seluruh PTM yang dilaporkan, yaitu pengobatan, dan usaha menurunkan berat
sebesar 18,33 persen.5 badan yang dilakukan oleh pasien DM.7
Penderita diabetes melitus tipe 2 Standar pemeriksaan kadar glukosa
semakin lama bertambah disebabkan gaya darah idealnya dilakukan minimal sebulan

JKD, Vol. 7, No. 4, Oktober 2018 : 1731-1743


1732
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2018
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Edwin Rheza Nugroho, Ika Vemilia Warlisti, Saekhol Bakri

sekali setelah kunjungan pertama, yang glukosa darah. Dukungan keluarga


meliputi pemeriksaan kadar glukosa darah melingkupi empat aspek yaitu dukungan
puasa, kadar glukosa darah 2 jam setelah informasi, emosional, penilaian, serta
8
makan, dan kadar glukosa darah sewaktu. instrumental yang sangat berguna untuk
Perkumpulan Endokrinologi Indonesia mendukung pasien dalam melaksanakan
(Perkeni) telah sepakat bahwa apabila pengendalian DM yang tepat.6 Desak Putu
kadar glukosa darah pada saat puasa di atas Pebriantini pada tahun 2014 mendapatkan
7,0 mmol/dl (126 mg/dl) maka seseorang bahwa ada hubungan antara dukungan
didiagnosis mengalami DM.2 keluarga dengan kadar glukosa darah.11
Penelitian yang sudah dilaksanakan Penelitian Lies Prantika, Cipto Susilo, dan
oleh Masfufah pada tahun 2013 Cahya Tribagus tahun 2015 mendapatkan
menuturkan bahwa dari 36 penderita yang bahwa ada hubungan antara peran
melakukan pemeriksaan kadar glukosa keluarga dan kadar glukosa di posyandu
darah puasa secara teratur, terdapat lansia penderita DM di desa Rowo Tengah
sebanyak 16,7% penderita memiliki kadar Kec. Sumberbaru Kab. Jember yaitu
glukosa darah baik yaitu kurang dari 100 dihasilkan hubungan yang signifikan antar
mg/dl, sebanyak 5,5% penderita memiliki peran keluarga dengan kadar glukosa
kadar glukosa darah antara 100 - 126 terdapat nilai p<0,003.12
mg/dl, dan sebanyak 77,8% memiliki Berdasarkan studi pendahuluan di
kadar glukosa darah buruk atau tidak Puskesmas Kendal I, puskesmas ini
9
terkontrol yaitu lebih dari 126 mg/dl. melayani penanganan pasien DM salah
Diabetes melitus merupakan satunya berupa pengecekan kadar gula
penyakit yang tidak bisa disembuhkan, darah yang hampir setiap hari dilakukan.
namun dapat dikontrol. Oleh karena itu, Berdasarkan data profil kesehatan
dalam manajemen penyakit DM, selain Kabupaten Kendal pada tahun 2014,
dokter, perawat, ahli gizi, dan tenaga puskesmas tersebut terdapat 732 kasus
kesehatan lain, peran pasien dan dukungan penyakit diabetes melitus tipe 2.13
keluarga menjadi sangat penting.2 Peran Sebanyak 10 sampel rekam medis
dukungan keluarga menjadi salah satu penderita DM diambil secara acak dalam
kunci keberhasilan pasien DM untuk studi pendahuluan dengan melihat data
mengendalikan keseimbangan kadar kontrol kadar glukosa darah selama 3

JKD, Vol. 7, No. 4, Oktober 2018 : 1731-1743


1733
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2018
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Edwin Rheza Nugroho, Ika Vemilia Warlisti, Saekhol Bakri

bulan terakhir yang telah dilakukan. letih dan masalah lain yang tidak
Hasilnya didapatkan dari 10 pasien, memungkinkan untuk menjadi responden.
terdapat 4 pasien yang teratur melakukan Sampel diambil dengan metode
kontrol kadar glukosa darah puasa, sisanya non-probability sampling dengan cara
sebanyak 6 pasien tidak melakukan kontrol consecutive sampling. Berdasarkan rumus
kadar glukosa darahnya secara teratur besar sampel minimal dari perhitungan
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. rumus di atas yang dipakai dalam
Pemeriksaan kadar glukosa darah yang penelitian ini adalah 58 pasien.
lebih banyak dilakukan adalah Pengambilan data dilakukan dengan
pemeriksaan kadar glukosa darah puasa kuesioner berupa kuesioner karakterisitik
dan kadar glukosa darah 2 jam setelah responden dan kuesioner dukungan
makan. keluarga. Kuesioner karakterisitik
responden terdiri dari umur, jenis kelamin,
METODE tingkat pendidikan, sosial ekonomi, lama
Penelitian observasional analitik menderita DM, dan komplikasi penyakit
dengan rancangan cross sectiona DM. Kuesioner dukungan keluarga untuk
studyl/studi belah lintang. Tempat penderita DM yang digunakan adalah
pengambilan sampel adalah Puskesmas Henserling Diabetes Family Support Scale
Kendal I mulai dari bulan Desember 2017 (HDFSS). HDFSS mencakup dukungan
sampai jumlah sampel terpenuhi. Kriteria emosional yang terdiri dari 10 item
inklusi penelitian ini adalah pasien yang (pertanyaan nomor 4, 5, 6, 7, 13, 15, 17,
sudah terdiagnosis diabetes melitus tipe 2 24, 27, 28), dukungan penghargaan 8 item
di Puskesmas Kendal I, bersedia menjadi (pertanyaan nomor 8, 10, 12, 14, 18, 19,
responden dan menandatangani informed 20, 25), dukungan instrumental 8 item
consent, dapat berkomunikasi verbal (pertanyaan nomor 9, 11 ,16 ,21 ,22 ,23 ,26
dengan baik, mampu membaca, menulis ,29) dan dukungan informasi 3 item
dan berbahasa Indonesia. Kriteria eksklusi (pertanyaan nomor 1, 2, 3). Jumlah total
penelitian ini adalah pasien diabetes pertanyaan dukungan keluarga berjumlah
melitus tipe 2 yang mengalami masalah 29. Selain itu, data juga diambil dari rekam
kesehatan mendadak seperti lemah, pusing, medik dan kamera.

JKD, Vol. 7, No. 4, Oktober 2018 : 1731-1743


1734
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2018
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Edwin Rheza Nugroho, Ika Vemilia Warlisti, Saekhol Bakri

Variabel bebas penelitian ini adalah


Dukungan keluarga informasional,
instrumental, penilaian, dan emosional. HASIL
Variabel tergantung dalam penelitian ini Penelitian ini dilakukan pada bulan
adalah kepatuhan kunjungan berobat dan Februari 2018 dengan jumlah responden
kadar glukosa darah puasa. Variable 58 orang pasien DM tipe 2 yang diperoleh
perancu yang mungkin berpengaruh dalam dari Puskesmas Kendal 1. Dari data yang
penelitian ini adalah usia, jenis kelamin, didapatkan sebanyak 58 orang sudah
tingkat pendidikan, sosial ekonomi, lama mencukupi sampel minimal yang
menderita DM, komplikasi DM, dan didapatkan. Tidak ada responden yang
tingkat kepatuhan menjalankan masuk ke kriteria eksklusi dan juga tidak
pengobatan. Namun variable-variabel ada sampel yang di-drop out.
tersebut dapat dikendalikan dengan Karakteristik Responden
anamnesis atau kuisioner.
Pengolahan dan analisis data
dilakukan dengan menggunakan program
komputer SPSS. Data dianalisis dengan
analisis univariat, bivariat dan multivariat.
Tabel 1. Karakteristik Data Responden
Variabel Frekuensi %
1. Umur
 < 45 tahun 4 6,9
 ≥ 45 tahun 54 93,1
2. Jenis Kelamin
 Laki-laki 18 31,0
 Perempuan 40 69,0
3. Tingkat Pendidikan
 Rendah 52 89,7
 Tinggi 6 10,3
4. Sosial Ekonomi
 Di bawah UMR 53 91,4
 Di atas UMR 5 8,6

JKD, Vol. 7, No. 4, Oktober 2018 : 1731-1743

1735
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2018
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Edwin Rheza Nugroho, Ika Vemilia Warlisti, Saekhol Bakri

5. Lama Menderita DM
 < 5 tahun 52 89,7
 ≥ 5 tahun 6 10,3
6. Komplikasi DM
 Tidak 24 41,4
 Ya 34 58,6
7. Kepatuhan Menjalankan Pengobatan
 Patuh 9 15,5
 Tidak patuh 49 84,5

Berdasarkan tabel 1 menunjukan ekonomi di bawah UMR (91,4%).


bahwa responden penelitian didominasi Sebagian besar responden memiliki lama
oleh pasien berusia ≥ 45 tahun. Mayoritas menderita DM dengan rentang <5 tahun
responden adalah berjenis kelamin (89,7%) dan mengalami komplikasi
perempuan (69%). Sebagian besar tingkat (58,6%). Sedangkan karakteristik dari segi
pendidikan responden adalah rendah kepatuhan menjalan pengobatan, sebagian
(Tidak pernah sekolah, SD, dan SMP) besar responden tidak patuh (84,5%).
sebesar 89,7%. Responden memiliki sosial Dukungan Keluarga Responden

Tabel 2. Data Dukungan Keluarga Responden


Variabel Kategori Frekuensi Presentase (%)
Dukungan Keluarga Kurang 52 89,7
Baik 6 10,3
Sub Variabel
a. Dimensi Emosional Kurang 50 86,2
Baik 8 13,8
b. Dimensi Penilaian Kurang 52 89,7
Baik 6 10,3
c. Dimensi Instrumental Kurang 51 87,9
Baik 7 12,1
d. Dimensi Informasi Kurang 50 86,2
Baik 8 13,8

JKD, Vol. 7, No. 4, Oktober 2018 : 1731-1743

1736
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2018
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Edwin Rheza Nugroho, Ika Vemilia Warlisti, Saekhol Bakri

Pada tabel 2 menunjukan Pada tabel 3 menunjukan


responden yang mengalami DM tipe 2 responden yang mengalami DM tipe 2
sebagian besar responden yang memiliki sebagian besar adalah responden yang
dukungan keluarga yang kurang sebesar tidak patuh terhadap kunjungan berobat
89,7%.. Untuk responden yang memiliki (77,6%) dan kadar glukosa darah buruk
dukungan keluarga emosional yang kurang (77,6%).
sebesar 86,2%. Sedangkan dukungan Analisis Bivariat Variabel Bebas dan
keluarga instrumental yang kurang sebesar Variabel Terikat
87,9%. Dan dukungan keluarga informasi Analisis bivariat pada penelitian ini
yang kurang sebesar 86,2%. menggunakan chi square dan fisher’s
Kepatuhan Kunjungan Berobat dan exact. Analisis bivariat digunakan untuk
Kadar Glukosa Darah Puasa Responden mengetahui apakah ada hubungan
Tabel 3. Data Kepatuhan Kunjungan Berobat bermakna antara variabel bebas dengan
dan Kadar Glukosa Darah Puasa Responden variabel terikat.
Variabel Frekuensi % Hubungan Variabel Bebas (Dukungan
Kepatuhan Kunjungan Berobat Keluarga) dengan Variabel Terikat
 Patuh 13 22,4 (Kepatuhan Kunjungan Berobat)
 Tidak patuh 45 77,6
Kadar Glukosa Darah Puasa
 Baik 13 22,4
 Buruk 45 77,6

Tabel 4. Data Hubungan Variabel Bebas (Dukungan Keluarga) dengan Variabel Terikat
(Kepatuhan Kunjungan Berobat)
Kepatuhan kunjungan
berobat
Variabel Tidak p RP IK 95%
Patuh
patuh
n % n %
Dukungan Keluarga
Baik 2 33,3 4 66,7 0,608 1,86 0,30 – 11,54
Kurang 11 21,2 41 78,8

JKD, Vol. 7, No. 4, Oktober 2018 : 1731-1743

1737
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2018
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Edwin Rheza Nugroho, Ika Vemilia Warlisti, Saekhol Bakri

Dimensi Emosional
Baik 3 37,5 5 62,5 0,361 2,40 0,49 – 11,77
Kurang 10 20,0 40 80,0
Dimensi Penilaian
Baik 2 33,3 4 66,7 0,608 1,86 0,30 – 11,54
Kurang 11 21,2 41 78,8
Dimensi Instrumental
Baik 3 42,9 4 57,1 0,180 3,08 0,59 – 15,99
Kurang 10 19,6 41 80,4
Dimensi Informasi
Baik 3 37,5 5 62,5 0,361 2,40 0,49 – 11,77
Kurang 10 20,0 40 80,0

Pada tabel 4 untuk hubungan Berdasarkan data di atas untuk


dukungan keluarga terhadap kepatuhan hubungan dukungan keluarga emosional
kunjungan berobat didapatkan nilai sub variabel dimensi emosional, dimensi
significancy-nya adalah 0,608. Karena nilai penilaian, dimensi instrumental, dimensi
p> 0,05 dapat disimpulkan bahwa hasil informasi p>0,05. Sehingga tidak terdapat
tersebut tidak bermakna untuk hubungan hubungan antara keempat dimensi tersebut
antara dukungan keluarga dengan terhadap kepatuhan kunjungan berobat .
kepatuhan kunjungan berobat pasien. Hubungan Variabel Bebas (Dukungan
Keluarga) dengan Variabel Terikat
(Kadar Glukosa Darah Puasa)
Tabel 5. Data Hubungan Variabel Bebas (Dukungan Keluarga) dengan Variabel Terikat (Kadar
Glukosa Darah Puasa)
Gula Darah Puasa
Variabel Baik Buruk p RP IK 95%
n % n %
Dukungan keluarga
 Baik 4 66,7 2 33,3 0,019 9,56 1,51 – 60,36
 Kurang 9 17,3 43 82,7
 Baik 6 75 2 25 0,001 18,43 3,08 – 110,22

JKD, Vol. 7, No. 4, Oktober 2018 : 1731-1743


1738
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2018
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Edwin Rheza Nugroho, Ika Vemilia Warlisti, Saekhol Bakri

 Kurang 8 14 43 86
Dimensi penilaian
 Baik 4 66,7 2 33,3 0,019 9,56 1,51 – 60,36
 Kurang 9 17,3 43 82,7
Dimensi instrumental
 Baik 5 71,4 2 28,6 0,005 13,44 2,21 – 81,71
 Kurang 8 15,7 43 84,3
Dimensi informasi
 Baik 6 75 2 25 0,001 18,43 3,08 – 110,22
 Kurang 7 14 43 86

Pada tabel 5 untuk hubungan kunjungan berobat mununjukan hubungan


dukungan keluarga terhadap kadar glukosa yang tidak bermakna (p>0,05). Hal ini
darah puasa didapatkan nilai significancy- sesuai dengan penelitian Albherta yang
nya adalah 0,019. Karena nilai p< 0,05 menyatakan bahwa ada faktor lain selain
dapat disimpulkan bahwa hasil tersebut dukungan keluarga yang mempengaruhi
bermakna bermakna untuk hubungan keteraturan kunjungan berobat antara lain
antara dukungan keluarga dengan kadar yaitu tingkat pendidikan, tingkat
glukosa darah puasa. pengetahuan, waktu atau jarak tempuh, dan
Berdasarkan data di atas untuk dukungan tenaga kesehatan dimana tingkat
hubungan dukungan keluarga emosional pengetahuan dan dukungan tenaga
sub variabel dimensi emosional, dimensi kesehatan merupakan faktor dominan
penilaian, dimensi instrumental, dimensi dengan nilai significant untuk tingkat
informasi p<0,05. Sehingga terdapat pengetahuan yaitu 0,000 dan dukungan
hubungan antara keempat dimensi tersebut tenaga kesehatan yaitu 0,004.14
terhadap kadar glukosa darah puasa. Menurut Rosland et al, dukungan
keluarga dapat mempunyai efek yang
PEMBAHASAN berbeda terhadap masing-masing
Hubungan Dukungan Keluarga dengan komponen perilaku manajemen mandiri
Kepatuhan Kunjungan Berobat pasien. Dukungan keluarga mungkin
Hasil analisis hubungan antara dianggap lebih penting atau berarti pada
dukungan keluarga dengan kepatuhan kegiatan yang berkenaan dengan rutinitas

JKD, Vol. 7, No. 4, Oktober 2018 : 1731-1743


1739
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2018
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Edwin Rheza Nugroho, Ika Vemilia Warlisti, Saekhol Bakri

keluarga, seperti perencaan makan dukungan keluarga terhadap kadar glukosa


dibandingkan dengan dukungan terhadap darah pasien DM tipe 2.14
kunjungan pengobatan maupun Dukungan keluarga yang baik akan
manajemen kontrol terhadap penyakit. mempengaruhi pelaksanaan program
Pelaksanaan beberapa komponen pengobatan diabetes melitus yang dijalani
manajemen pengobatan atau manajemen oleh pasien. Seperti hasil penelitian lain
kontrol terhadap suatu penyakit mungkin yang menyatakan bahwa dukungan
juga dipengaruhi oleh faktor eksternal keluarga berhubungan dengan kepatuhan
keluarga. Pasien mungkin menerima lebih pasien dalam menjalani diet diabetes
banyak dukungan dari tenaga kesehatan melitus.16 Dukungan keluarga yang baik
atau tetangga sehingga dukungan keluarga akan mendukung pelaksanaan program
dianggap tidak penting pada pasien-pasien terapi sehingga akan menurunkan kadar
tersebut.15 gula darah. Seperti yang diungkapkan oleh
Hubungan Dukungan Keluarga dengan Isworo bahwa faktor yang paling dominan
Kadar Glukosa Darah Puasa dalam mempengaruhi kadar gula darah
Hasil analisis hubungan antara adalah dukungan keluarga.14
dukungan keluarga dengan kadar glukosa Peneliti menduga bahwa dukungan
darah puasa mununjukan hubungan yang keluarga menjadi fungsi penting pada
bermakna (p<0,05). Hal ini sesuai dengan kepatuhan pengendalian diri dan secara
penelitian Desak Putu Pebriantini tentang tidak langsung akan memberikan dampak
hubungan antara dukungan keluarga kontrol metabolik. Pada penelitian ini juga
dengan kadar gula darah pasien diabetes didapatkan bahwa dukungan keluarga
melitus tipe 2 di puskesmas yang menjadi komponen paling dominan dalam
menyatakan ada hubungan dukungan memberikan kadar glukosa darah. Keadaan
keluarga dengan kadar gula darah.11 Hal ini sesuai dengan penelitian yang telah
ini didukung juga oleh hasil penelitian dari banyak dilaksanakan bahwa dukungan
Atyanti Isworo tentang hubungan antara keluarga yang negatif merupakan prediktor
dukungan keluarga dengan kadar glukosa terkuat dalam mempengaruhi hasil
darah pasien DM tipe 2 yang meyatakan kesehatan pasien, utamanya dengan
terdapat hubungan yang bermakna antara penyakit kronis.17
Keterbatasan Penelitian

JKD, Vol. 7, No. 4, Oktober 2018 : 1731-1743


1740
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2018
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Edwin Rheza Nugroho, Ika Vemilia Warlisti, Saekhol Bakri

Keterbatasan penelitian ini yaitu dukungan keluarga perlu dilakukan oleh


alat penelitian ini menggunakan kuesioner, dokter. Hal ini dapat dilaksanakan
sehingga subyektifitasnya tinggi dan dengan cara pemberian pengetahuan pada
jumlah sampel sedikit sehingga kurang saat kunjungan ke rumah sakit, baik
memberi hasil yang maksimal. kepada pasien dan keluarga sehingga
didapatkan persamaan persepsi antara
pasien dan keluarga.
SIMPULAN DAN SARAN Bagi penderita DM pengelolaan DM
Simpulan meliputi empat pilar utama yaitu edukasi,
Dukungan keluarga pada responden perencanaan makan, latihan jasmani dan
yang datang ke Puskesmas Kendal 1 adanya intervensi farmakologi, dimana
masih rendah, kepatuhan kunjungan keempat pilar tersebut haruslah diterapkan
berobat pada responden yang datang ke secara kontinyu dan menyeluruh, dimana
Puskesmas Kendal 1 masih rendah, kadar keempat pilar tersebut haruslah diterapkan
glukosa darah puasa pada responden secara kontinyu dan menyeluruh. Serta
yang datang ke Puskesmas Kendal 1 perlunya motivasi diri yang kuat dan sikap
masih banyak yang tidak terkontrol, optimis dari penderita mengenai
dukungan keluarga tidak berpengaruh keberhasilan pengobatan DM.
terhadap kepatuhan menjalankan Bagi peneliti berikutnya diharapkan
pengobatan, dan dukungan keluarga mampu untuk menjadi dasar, pondasi dan
berpengaruh dengan kadar glukosa darah bahan rujukan untuk dilakukan penelitian-
puasa. penelitian lainnya yang mampu
Saran memberikan menfaat bagi penderita DM
Bagi kedokteran keluarga melakukan tipe 2.
supervise dan monitoring terkait penerapan
pemberdayaan keluarga dalam pemberian DAFTAR PUSTAKA
penatalaksanaan komprehensif pada pasien 1. Astuti S, Paratmanitya Y,
DM tipe, dan menyempurnakan program Wahyuningsih. Hubungan antara
pemberian pendidikan kesehatan secara Tingkat Pengetahuan dan Dukungan
terstruktur tentang DM tipe 2 dan Keluarga dengan Kepatuhan dalam
penatalaksanaannya, serta dimensi-dimensi Menjalani Terapi Diet pada Penderita

JKD, Vol. 7, No. 4, Oktober 2018 : 1731-1743

1741
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2018
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Edwin Rheza Nugroho, Ika Vemilia Warlisti, Saekhol Bakri

DM Tipe 2 di Puskesmas Kasihan II dan Alting BZA. 2008. Care Your Self
Bantul Yogyakarta. Jurnal Gizi dan Diabetes Mellitus. Jakarta: Penebar
Dietetik Indonesia. 2015;3(2):105- Plus.
112. 9. Masfufah M & VH. Pengetahuan,
2. Perkumpulan Endokrinologi Kadar Glukosa Darah, dan Kualitas
Indonesia. 2015. Konsensus Hidup Penderita Diabetes Melitus
Pengelolaan dan Pencegahan Tipe 2 Rawat Jalan di Wilayah Kerja
Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia Puskesmas Kota Makasar. 2013;1–12.
2015. Jakarta: PB PERKENI. 10. Setiati S, dkk. 2015. Buku Ajar Ilmu
3. Putri NHK, Isfandiari MA. Hubungan Penyakit Dalam. Jilid II. Edisi VI.
Empat Pilar Pengendalian DM Tipe 2 Jakarta: Interna Publishing.
dengan Rerata Kadar Gula Darah. 11. Pebriantini DP. 2014. Hubungan
Jurnal Berkala Epidemiologi. antara Dukungan Keluarga dengan
2013;1(2):234-243. Kadar Gula Darah Pasien Diabetes
4. Ndraha S. Diabetes Melitus Tipe 2 dan Melitus Tipe 2 di Puskesmas II
Tatalaksana Terkini. Medicinus. Denpasar Barat. Skripsi. Progam S1
2014;27(2):9-16. Ilmu Keperawatan Universitas
5. Dinas Kesehatan Jawa Tengah. Profil Udayana. Denpasar.
Kesehatan Provinsi Jawa Tengah 12. Prantika L, Susilo C, Tribagus C.
Tahun 2015. 2015. 2015. Hubungan Peran Keluarga
6. Wardani AK, Isfandiari MA. dengan Kadar Glukosa pada Lansia
Hubungan Dukungan Keluarga dan Penderita Diabetes Mellitus di
Pengendalian Kadar Gula Darah Posyandu Desa Rowotengah Kec.
dengan Gejala Komplikasi Sumberbaru Kab. Jember. Skripsi.
Mikrovaskuler. Jurnal Berkala Progam S1 Ilmu Keperawatan
Epidemiologi. 2014;2(1):1-12. Universitas Muhammadiyah Jember.
7. Kuniawan I. Diabetes Melitus Tipe 2 Jember.
pada Usia Lanjut. Majalah 13. Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal.
Kedokteran Indonesia. Profil Kesehatan Kabupaten Kendal
2010;60(12):576-584. Tahun 2014. 2014.
8. Mahendra B, Krisnatuti D, Tobing A, 14. Albherta, A. Y. 2011. Faktor yang

JKD, Vol. 7, No. 4, Oktober 2018 : 1731-1743


1742
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2018
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Edwin Rheza Nugroho, Ika Vemilia Warlisti, Saekhol Bakri

Mempengaruhi Keteraturan Kontrol Dukungan Keluarga dengan


Kadar Gula Darah pada Penderita Kepatuhan Menjalani Diet Diabetes
Diabetes Melitus di Puskesmas Melitus di Poliklinik RSUD Kota
Ketabang Surabaya. Skripsi. Fakultas Tidore Kepulauan Provinsi Maluku
Kesehatan Masyarakat Universitas Utara. Jurnal Keperawatan.
Airlangga. Surabaya. 2013;1(1):1-7.
15. Rosland, AM., Kieffer, E., Israel, B. et 17. Ellard, T. & Smith, K.S. Social
al. When is Social Support Important? Support, Sense of Control, and Coping
The Association of Family Support among Patients with Breast, Lung or
and Professional Support with Specific Colorectal Cancer. Journal of
Diabetes Self-Management Behaviors. Psychosocial Oncology. 2008;7(3):63-
Journal of General Internal Medicine. 89.
2008;23(12):1992.
16. Senuk, A., Supit, W. & Onibala, F.
Hubungan Pengetahuan dan

JKD, Vol. 7, No. 4, Oktober 2018 : 1731-1743


1743

Anda mungkin juga menyukai