#Balai Litbang Penerapan Teknologi Sumber Daya Air PDF
#Balai Litbang Penerapan Teknologi Sumber Daya Air PDF
Irwan Kusdariyanto
Peneliti Balai Litbang Penerapan Teknologi Sumber Daya Air
Pusat Kebijakan Penerapan Teknologi
Gedung Balai Bendungan Lt.4
Jl.Sapta Taruna Raya, Komplek PU Pasar Jumat-Jakarta Selatan
Email: irwankus@yahoo.com
Abstrak
Salah satu peluang yang cukup besar tetapi sering terabaikan adalah pemanfaatan lahan kering. Lahan kering memiliki
banyak potensial yang mampu menghasilkan bahan pangan yang cukup bila dikelola dengan menggunakan strategi
pengembangan yang tepat dan teknologi yang efektif. Guna mendukung penerapan teknologi jaringan irigasi tetes diperlukan
mengukur tingkat kesiapan masyarakat dan bagaimana penanganan dalam penerapan teknologi Jaringan Irigasi Tetes yang
berkelanjutan dalam mendukung peningkatan produktivitas lahan kering. Kontribusi penelitian adalah tidak hanya
mengukur tingkat kesiapan masyarakat saja namun menyiapkan strategi penanganan kesiapan masyarakat dalam
mengadopsi teknologi Jaringan Irigasi tetes di lahan kering. Kajian penelitian menggunakan pendekatan mixed method
dimana data primer dan data sekunder dikumpulkan kemudian dianalisis. Analisis tingkat kesiapan pemangku kepentingan
menggunakan data hasil isian kuesioner yang dibangun dan dikembangkan dari konsep Tri Ethnic for Prevention Center. Hasil
analisis tingkat kesiapan yang dimiliki oleh Desa Doropeti berada pada skor 4,744(preplanning): memiliki sedikit kesadaran
mengenai issue mengenai pengetahuan tentang JIAT, kemitraan dan kelembagaan. Sedangkan hasil analisis Desa Sori
Tatanga adalah 5.043 (Preparation): memiliki keingintahuan mengenai sumberdaya lokal dari aspek pendanaan dan
keterlibatan. Strategi penanganannya melalui pemberdayaan masyarakat seperti sosialisasi dan sekolah lapang dalam
rangka mendukung keberlanjutan penerapan teknologi irigasi tetes.
Kata Kunci: Tingkat Kesiapan Masyarakat, Teknologi Irigasi Tetes, Pengembangan Lahan Kering
Abstract
One of the bigger but often overlooked opportunities is the use of dry land. Dry land has many potentials capable of producing
enough food if managed using appropriate development strategies and effective technologies. In order to support the
application of drip irrigation network technology, it is necessary to measure the level of community preparedness and how to
handle the application of the technology of Sustainable Drip Irrigation Network in support of increasing the productivity of
dry land. The contribution of the research is not only to measure the level of community preparedness but to prepare the
community preparedness management strategy in adopting the Drip Irrigation Network technology in dry land. The research
study used mixed method approach where primary data and secondary data were collected and then analyzed. Stakeholder
level readiness analysis using questionnaires questionnaire data developed and developed from Tri Ethnic for Prevention
Center concept. The results of the analysis of the degree of readiness possessed by Doropeti Village are in the score of 4,744
(preplanning): have little awareness of the issue of knowledge about JIAT, partnerships and institutions. While the result of
Sori Tatanga Village analysis is 5,043 (Preparation): having curiosity about local resources from funding aspect and
involvement. Strategy of handling through community empowerment such as socialization and field schools in order to support
the sustainability of the application of drip irrigation technology.
Keywords: Community Readiness Levels, Drip Irrigation Technology, Development of Dryland
PENDAHULUAN
Keberadaan 13, 3 juta ha lahan kering iklim kering penggunaan, dan pembuangan air irigasi untuk
yang ada di Indonesia, sekitar 1, 5 juta ha lahan menunjang pertanian dengan menggunakan
kering di Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pompa air tanah. Selanjutnya Irigasi pompa air
perlu mendapat perhatian yang serius khususnya tanah dapat diartikan sebagai usaha pengambilan
terkait dengan sumber air dan pengelolaannya, air dari bawah permukaan tanah
mengingat ketersediaan air merupakan faktor (mengangkat/memindahkan air dari tempat yang
pembatas utama akibat curah hujan yang sangat rendah ke tempat yang lebih tinggi) dengan
rendah. Oleh karena itu, sangat logis jika wilayah menggunakan bantuan pompa air, sehingga dapat
lahan kering iklim kering berasumsi dengan didistribusikan dan digunakan untuk keperluan
kantong-kantong kemiskinan dan menjadi daerah irigasi (Wiryawan, 2015).
rawan pangan, terutama di Propinsi Nusa Puslitbang Sumberdaya Air telah mengembangkan
Tenggara Barat. Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) yang didalamnya
Program Nawacita Presiden Republik Indonesia terdapat teknologi irigasi tetes (drip technology)
salah satunya poinnya adalah membangun dan teknologi irigasi sprinkler yang dapat
Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat dimanfaatkan untuk penyediaan air pada kondisi
daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara lahan memiliki keterbatasan air. Kemampuan
kesatuan (Poin No.3 Nawacita), Meningkatkan teknologi Jaringan Irigasi Air Tanah sebagai irigasi
produktivitas rakyat dan daya saing di pasar yang cocok belum banyak diaplikasikan padahal
internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju cocok untuk dipakai di pertanian atau perkebunan.
dan bangkit bersama bangsa-bangsa asia lainnya Dalam menyelesaikan permasalahan lahan kering
(Poin No.6 Nawacita) dan mewujudkan dibutuhkan inovasi teknologi yang disesuaikan
kemandirian ekonomi dengan menggerakan dengan potensi dan karakteristik sosial, ekonomi,
sektor-sektor strategis ekonomi domestik (Poin budaya, dan lingkungan wilayah tersebut. Kondisi
No.7 Nawacita). Untuk itu dalam rangka lahan kering yang tidak memiliki potensi air
mendukung agenda Nawacita tersebut, permukaan dapat memanfaatkan potensi dari air
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan tanah sebagai alternatif untuk menjamin
Rakyat melalui Rencana Strategis Kementerian ketersediaan air. Unsur sosial ekonomi memegang
PUPR 2015-1019 berusaha mewujudkan peranan penting sebelum teknologi diterapkan.
kemandirian ekonomi melalui pengelolaan sumber Unsur sosial ekonomi lingkungan memegang
daya air yang terpadu dengan memperhatikan peranan penting sebelum teknologi diterapkan.
kedaulatan pangan dan kinerja layanan irigasi. Hal ini didukung oleh pernyataan Sinaga dan White
Untuk mendukung kedaulatan pangan dan kinerja (1980) dalam Setiawan (2008), struktur
layanan irigasi, Balitbang Kementerian PUPR kelembagaan masyarakat merupakan faktor
dalam hal ini Puslitbang Sumber Daya Air dan penentu dari dampak positif maupun negatif dari
Puslitbang Kebijakan dan Penerapan Teknologi teknologi yang berpengaruh pada pendapatan
melakukan kegiatan penelitian terpadu. Kegiatan masyarakat. Untuk itu dibutuhkan riset mengenai
terpadu tersebut, terdiri dari Puslitbang Sumber penerapan teknologi Jaringan Irigasi Air Tanah
Daya Air melakukan penerapan teknologi Sumber (JIAT) yang dikembangkan oleh Pusat penelitian
Daya Air sedangkan Puslitbang Kebijakan dan dan pengembangan Sumber Daya Air yang sesuai
Penerapan Teknologi mengukur tingkat kesiapan dengan kebutuhan masyarakat dan kondisi sosial,
masyarakat di lokasi penerapan teknologi. ekonomi dan lingkungan.
Penerapan teknologi Sumber Daya Air yang Berdasarkan beberapa penelitian tersebut, tampak
diterapkan berupa Teknologi Jaringan Irigasi Air bahwa selama ini belum banyak yang mengkaji
Tanah. tingkat kesiapan masyarakat namun sebagian
Irigasi air tanah atau irigasi sumur pompa belum sampai strategi menyiapkan dan
merupakan bagian dari irigasi permukaan guna meningkatkan kemampuan masyarakat dalam
mensuplesi kebutuhan irigasi permukaan rangka keberlanjutan penerapan teknologi
(Wiryawan, 2015). Menurut Peraturan Pemerintah tersebut. Dalam pelaksanaannya penerapan
tentang Irigasi No.20 Tahun 2006, irigasi air tanah teknologi, kadang kala menghadapi hambatan-
adalah salah satu jenis irigasi, setingkat/sama hambatan seperti permasalahan sosial yang
dengan irigasi permukaan, irigasi rawa, dan irigasi menjadi kendala dalam penerapan teknologi,
tambak. Dengan demikian pengertian irigasi air mengingat pentingnya penerapan teknologi
tanah adalah penyediaan, pembagian, pemberian, tersebut dalam pengembangan lahan kering. Untuk
itu perlu dikaji aspek-aspek yang menjadi b. Bagaimana strategi penaganan dalam rangka
penghambat kesiapan masyarakat dalam konteks keberlanjutan penerapan teknologi irigasi
penerapan teknologi irigasi tetes di Kecamatan tetes.
Pekat.
Untuk tulisan ini berusaha memberikan gambaran Dengan demikian, diharapkan dapat memberikan
tingkat kesiapan masyarakat dalam rangka alternatif kepada pengambil kebijakan dalam
penerapan teknologi irigasi tetes dengan menggambarkan tingkat kesiapan masyarakat
mengedepankan nilai-nilai scientific serta metode untuk penerapan teknologi irigasi tetes. Di
yang objektif yang diujicoba pada dua lokasi yang samping itu dapat memberikan gambaran secara
tingkat permasalahan sosialnya relatif tinggi. empiris di lapangan sekaligus dapat menjadi
Sehubungan dengan hal tersebut, permasalahan alternatif dasar dalam penerapan teknologi.
yang hendak dijawa dalam tulisan ini adalah: Berikut ini kerangka berpikir dari kajian
a. Bagaimana tingkat kesiapan masyarakat di penelitian:
lokasi penerapan teknologi irigasi tetes
Dari gambar 1 diatas dapat dijelaskan bahwa tanah, kemitraan dan kelembagaan) serta sumber
dalam penerapan teknologi irigasi tetes perlu daya. Hasil tingkat kesiapan masyarakat
dilihat kondisi kesiapan masyarakat, agar dalam memerlukan strategi penanganan dalam
pelaksanaan penerapan teknologi tersebut dapat penerapan teknologi melalui pemberdayaan
berjalan dengan baik. Adapun kesiapan masyarakat seperti sosialisasi dan sekolah lapang
masyarakat d fokuskan pada 5 dimensi yaitu agar keberlanjutan penerapan teknologi bisa
pengetahuan, kepemimpinan, iklim masyarakat, berjalan dengan baik.
pengetahuan terhadap issue (jaringan irigasi air
KAJIAN PUSTAKA
Lahan kering didefinisikan sebagai hamparan sepanjang waktu. Penggunaan istilah lahan kering
lahan yang tidak pernah tergenang atau digenangi di Indonesia mengacu pada istilah unirrigated land
air pada sebagian besar waktu dalam setahun atau yaitu lahan yang tidak memiliki fasilitas irigasi
meskipun begitu istilah ini tidak mengucilkan penerapan teknologi salah satunya teknologi
penggunaan lahan dengan sistem tadah hujan irigasi tetes. Penerapan teknologi irigasi tetes yang
(Notohadiprawiro, 2006). Pengertian tentang seharusnya menjadi solusi untuk meningkatkan
lahan kering juga didukung oleh undang-undang kesejahteraan masyarakat namun apabila tidak
nomer 41 Tahun 2009 Pasal 5 huruf C tentang dipersiapkan dengan baik bisa menjadi
perlindungan lahan pertanian pangan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat.
berkelanjutan, di mana lahan kering adalah lahan Oleh karena itu, kelancaran dan kesuksesan suatu
yang tidak beririgrasi. Menurut Wahyudin (dalam proses pembangunan perlu diawali dengan kondisi
Notohadiprawiro, 2006), karakteristik lahan yang mampu mendukung terciptanya
kering memiliki ketersediaan air semakin pembangunan yang benar-benar berguna dan
menurun, produktivitas lahan rendah, dan mampu dinikmati oleh masyarakatnya. Model
tanaman yang dapat ditanam sedikit. kesiapan masyarakat Tri-ethnic Center, Universitas
Untuk melihat, kajian tingkat kesiapan masyarakat Colorado menjelaskan bahwa terdapat 9 tahapan
merupakan salah satu indikator guna mengetahui kesiapan masyarakat dalam menghadapi kegiatan
bagaimana masyarakat siap dalam menyambut maupun kebijakan. Tahapan tersebut adalah:
sebuah kegiatan maupun kebijakan seperti
METODOLOGI PENELITIAN
Kajian ini tingkat kesiapan menggunakan metode Adapun operasional konsep kajian ini sebagai
kuantitatif. Untuk mengumpulkan data, digunakan berikut:
teknik survei dengan instrument kuesioner.
Gambar 3. Operasional Konsep
Sumber : hasil analisis, 2017
Penelitian ini yang menjadi unit analisis adalah sebuah daerah administrasi yang disebut
kelompok petani yang potensial sebagai penerima kampung. Kampung yang menjadi unit analisis ini
manfaat teknologi Jaringan Irigasi Air Tanah di termasuk ke dalam Desa Doropeti dan Desa
Soritatanga. Total kelompok petani dihitung rumus Setelah didapatkan readiness stage per dimensi
Slovin untuk menentukan jumlah sampel, dengan kemudian dilakukan perhitungan rata – rata dari
confident’s level 90%. (Sevilla et al, 1993). semua skor dimensi. Rata – rata tersebut
Dalam menentukan skor di atas, selain perhitungan didapatkan dengan membagi total skor dengan
rata – rata juga dilakukan konsensus dua skorer jumlah dimensi.
yang sebelumnya telah menilai secara independen.
Berdasarkan peta lokasi kegiatan penelitian sebesar 22% dibandingkan dengan tahun
di atas, penduduk Kecamatan Pekat tahun sebelumnya. Sedangkan kepadatan
2014 tercatat 33.100 jiwa terdiri dari laki- penduduk secara keseluruhan di Kecamatan
laki 16.765 jiwa dan perempuan 16.335 jiwa Pekat mencapai 38 63 jiwa/Km2 dengan
dengan laju pertumbuhan penduduk rata-rata tingkat hunian rumah tangga 4
jiwa per rumah tangga. Pertumbuhan muda. Tabel dibawah ini menjelaskan
penduduk yang tinggi menyebabkan jumlah penduduk dan kepadatan penduduk
tingginya jumlah penduduk yang berusia
Tabel.3 Luas Tanam dan Produksi Perkebunan di Kecamatan Pekat Tahun 2014-2015
Komoditi sektor pertanian lain pada tahun mengalami kenaikan sebesar 3 % dari tahun
2015 yang cukup potensial adalah tanaman 2015, sedangkan untuk pohon pinang
perkebunan seperti kelapa yang memiliki memliki luas area sebesar 1.150 Ha dan
luas area sebesar 281 Ha dan mampu mampu memproduksi sebanyak 3 ton dalam
memproduksi 180 ton dalam setahun, satahun, mengalami penurunan produksi
sebesar 27 % dari tahun 2015. Sedangkan kemiri mengalami kenaikan produksi dari
pohon asam memiliki luas area sebesar 178 tahun 2015 Begitu juga tanaman kopi dan
Ha dan mampu memproduksi sebanyak 3 jambu mente masih mengalami penurunan
ton pada tahun 2015, mengalami penurunan produksi pada tahun 2015 dibandingkan
produksi sebesar 13 % dari tahun 2014, tahun 20114.
Tabel .4 Jumlah Rumah Tangga Menurut Pengguna Sumber Air di Kecamatan Pekat Tahun 2015
Sumur/ Sumur Sungai/
No Desa/Kelurahan PDAM Mata Air
Pompa Perigi Danau
1. Beringin Jaya - - - 499 0
2. Sorinomo - - - 611 0
3. Pekat - 35 - 1433 8
4. Nangamiro - 35 - 485 0
5. Kadindi - - - 1201 62
6. Doropeti - - - 713 0
7. Tambora - - - 518 84
8. Calabai - - - 871 0
9. Kandindi Barat - - - 1088 26
10. Nangakara - - 4 255 43
11. Soritatanga - - 12 508 64
12. Karombo - - 8 305 0
Sumber: BPS Kecamatan Pekat, 2015
Merujuk pada data dan analisis diatas dapat b. Desa Sori Tatanga adalah 5.043
disimpulkan sebagai berikut: (Preparation): memiliki keingintahuan
1. Dengan metode kuesioner, tingkat kesiapan mengenai sumberdaya lokal dari aspek
masyarakat yang dimiliki oleh Desa Doropeti pendanaan dan keterlibatan.
dan Sori Tatanga adalah : 2. Strategi penanganan penerapan teknologi
a. Desa Doropeti berada pada skor jaringan irigasi tetes melalui pemberdayaan
4,744(preplanning): memiliki sedikit masyarakat seperti sosialisasi dengan
kesadaran mengenai issue mengenai stakeholder dan masyarakat serta
pengetahuan tentang Jaringan Irigasi Air pelaksanaan sekolah lapang untuk
Tanah (JIAT), kemitraan dan ketrampilan masyarakat penerima penerapan
kelembagaan. irigasi tetes.
Terima kasih kami sampaikan kepada Kepala Pusat Puslitbang Sumber Daya Air dan Tim serta rekan-
Kebijakan dan Penerapan Teknologi (PKPT) dan rekan Tim penelitian yang telah membantu atas
Kepala Balai Litbang Peneterapan Teknologi terlaksanakannya penelitian ini.
Sumber Daya Airserta Kepala Balai Irigasi,
DAFTAR PUSTAKA
Angga R Lintjewas. 2015. Studi Kesiapan Masyarakat Terhadap Rencana Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus
di Kota Bitung. E-journal.Unsrat.ac.id. Vol.2. No.1
Arifin Noor Asyikin, Rahimi Fitri, Agus Setiyo Budi N. 2015. Pengukuran Tingkat Kesiapan Kantor Pemerintah Desa
Dalam Penerapan Masterplan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Perkantoran Desa
Menggunakan Kerangka Kerja Cobit 4.1.Prosiding SNHP3M. (Lpkmv-untar.org)
Agus Nurkatamso, Umi Listyaningsih, 2013.Tingkat Partisipasi Masyarakat Dalam Program Fisik Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan di Kecamatan Nanggulan Kabupaten
Nanggulan Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta, Jurnal Bumi Indonesia Vol Nomor 2.
Asis Wahyudi.2013.Tingkat Kesiapan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Tsunami di Desa Sidoasri Kecamatan
Sumber manjing Wetan Kabupaten Malang. Skripsi, Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas
Negeri Malang.
Andreas dan Sunardi.2010.Kesiapan Masyarakat Dalam Implementasi Irigasi Springkler di Sulawesi Utara. Jurnal
Sosial Ekonomi Pekerjaan Umum Vol 2, No.3.
Badan Pusat Statistik. 2015. Kabupaten Dompu Dalam Angka.
-----------------------------.2015. Kecamatan Pekat Dalam Angka.
Balai Litbang Penerapan Teknologi Sumber Daya Air. Strategi Penerapan Teknologi Sumber Daya Air Mendukung
Penanganan Lahan Kering, Laporan Kegiatan Penelitian Tahun Anggaran 2016.
Chamber, R. 1985. Rural Development: Putting the Last First.London; New York.
Eti Kurniati, Christia Meidiana, AgusDwi Wicaksono. (2015). Kajian Kesiapan Masyarakat Terkait Rencana Kegiatan
Industri Pertambangan Marmer (Studi Kasus di Kelurahan Oi Fo’o, Kota Bima-NTB). Jurnal Universitas
Brawijaya.Vol.4.No.1
Elias Wijaya.2013. Hambatan Kesiapan Masyarakat Desa Sei Ahas Dalam Pembangunan Canal Blocking Pada Rawa
Gambut, Jurnal Sosial Ekonomi Pekerjaan Umum, Vol 5 No.3.
Ede Surya Darmawan, Purnawan Junadi, Adang Bachtiar, Mardiati Najib.2012. Mengukur Tingkat Pemberdayaan
Masyarakat dalam Sektor Kesehatan.Jurnal Kesmas.Vol.7, No.2.
Elias W Pangabean.2011. Model Penilaian Kesiapan Teknologi Untuk Dimanfaatkan Secara Berkelanjutan, Jurnal
Sosial Ekonomi Pekerjaan Umum Vol 3 No.3.
Eko Murdiyanto.2011. Partisipasi Masyarakat Dalam Pengembangan Desa Wisata Karanggeneng, Purwobinangun,
Pakem, Sleman. SEPA: Vol: 7 No.2.
Ghita Nurfaridah Setia.2016 .Identifikasi Kesiapsiagaan Masyarakat Wilayah Pesisir Kabupaten Tasikmalaya
Terhadap Bencana Gempa Bumi dan Tsunami. Skripsi (S1) Fakultas Teknik Universitas Pasundan.
Herryal Z Anwar. 2011. Fungsi Peringatan Dini Dan Kesiapan Masyarakat Dalam Pengurangan Resiko Bencana
Tsunami di Indonesia: Studi Kasus di Kota Padang. Jurnal Riset Geologi dan Pertambangan
LIPI.Vol.21.No.2
Hakim A, Suriadi A dan Masruri. 2012. Tingkat Kesiapan Masyarakat Petani terhadap Rencana Modernisasi Irigasi
(Studi Kasus di Daerah Irigasi Barugbug, Jawa Barat). Jurnal Sosial Ekonomi Pekerjaan Umum 4 (2): 67-78
Hidayati, Desi Nurul, Aida Kurniawati. 2013. Kesiapan Tanggap Bencana Masyarakat Kecamatan Ngancar Kabupaten
Kediri Terhadap Ancaman Erupsi Gunung Kelud."Jurnal Mahasiswa Teknologi Pendidikan 2, No.1.
Inggrid Margareth Possumah, Golar, Bau Toknok. 2015. Kesiapan Masyarakat Terhadap Pembangunan Hutan
Kemasyarakatan di Desa Kilo Poso Pesisir Utara. Jurnal Warta Rimba. Vol.3, No.2.
Indartik Indartik, Deden Djaenudin, Kirsfianti L. Ginoga. 2010. Tingkat Kesiapan Implemntasi REDD di Indonesia
Berdasarkan Persepsi Para Pihak: Studi Kasus Riau.Vol.7.No.4.e-Journal Penelitian Sosial dan Ekonomi
Kehutanan.
Kuswaji Dwi Priyono, Puspasari Dwi Nugraheni.2016.Kajian Kapasitas Masyarakat Dalam Upaya Pengurangan Risiko
Bencana Berbasis Komunitas di Kecamatan Kota Gede Kota Yogyakarta. Proceedings the 4th University
Research Coloquium 2016.
Keller J dan Bliesner RD. 1990. Sprinkle and Trickle Irrigation. AVI Book. New York. USA.
Laporan Penelitian 2016. Strategi Penerapan Teknologi Sumber Daya Air Mendukung Penaganan Lahan Kering. Balai
Litbang Penerapan Teknologi Sumber Daya Air.
Muhamad.2015.Tingkat Kesiapan Masyarakat Pengelolaan Lingkungan dan Kepariwisataan Alam Pasca-Erupsi 2010.
Jurnal Sosial dan Humaniora. Vol.5, No.2
Muhammad Fauzan, Mukhlis Mukhlis, Teuku Ricky Husni 2013. Tingkat Kesiapan Masyarakat Jasa Konstruksi Dalam
Penerapan E-Procurement di Lhokseumawe. Teras Jurnal (Jurnal Teknik Sipil).Vol, No.1
Mubarak, Z. 2010.Evaluasi Pemberdayaan Masyarakat Ditinjau Dari Proses Pengembangan Kapasitas Pada Program
PNPM Mandiri Perkotaan di Desa Sastrodirjan Kabupaten Pekalongan. Tesis, Program Studi Magister Teknik
Pemberdayaan Wilayah dan Kota. Undip. Semarang.
Notohadiprawiro T. 2006. Pertanian Lahan Kering di Indonesia: Potensi, Prospek, Kendala, dan Pengembangannya.
Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 2006 tentang Irigasi
Pearson, Talcot.1991. The Social System. Routledge is an imprint of Taylor & rancis, an informa Company
Sekar Indah Putri Barus, Pindi Patana, Yunus Afiffudin. 2013 Analisis Potensi Obyek Wisata dan Kesiapan Masyarakat
dalam Pengembangan Desa Wisata Berbasis Masyarakat di Kawasan Danau Linting Kabupaten Deli Serdang.
Peronema Forestry Science Journal. Vol.2 No.2.
Sri Wahyuni.2012.Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Pelaksanaan Program Sanitasi Lingkungan Berbasis
Masyarakat di Kabupaten Tulungagung. Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan
"Meningkatkan Peran Stratetgis Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan dalam Pembangunan
Berkelanjutan" Program Studi Ilmu Lingkungan Pascasarjana Undip.
Sukmaniar.2007.Efektivitas Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengelolaan Program Pengembangan Kecamatan
(Ppk) Pasca Tsunami di Kecamatan Lhoknga Kabupaten Aceh Besar.Tesis. UNDIP. Semarang
Sevilla CG, J.A. Ochave, TG. Punsalam, B.P. Regala,dan G.G. Uriarte. 1993. An Introduction to Research Methods.
Jakarta : Universitas Indonesia Press.
Yudha Pracastino Heston, Nur Alvira Pasa Wati DP.2013.Faktor Determinan Kesiapan Masyarakat Terkait Kapasitas
Adaptasi Perubahan Iklim Sektor Air Minum. Jurnal Sosial Ekonomi Pekerjaan Umum. Vol.5 No.3.
Yayat Dendy Hadiyat.2013. Kesiapan Infrastruktur dan Akses Informasi Masyarakat Kabupaten Wakatobi (Studi
Kasus Tentang Akses Masyarakat Terhadap Informasi Melalui Teknologi Informasi dan Komunikasi di
Kabupaten Wakatobi Tahun 2012. Thesis Universitas Gadjah Mada, 2013
Yudha P. Heston, Dessy Febrianty.2013.Adaptasi Masyarakat Menghadapi Perubahan Iklim Dalam Ketersediaan Air
Minum Jurnal Sosial Ekonomi Pekerjaan Umum. Vol 5, No.1
Yolla Rahmi, Arif Satria. 2013. Analisis Hubungan Tingkat Kerentanan Masyarakat Pesisir Terhadap Bencana Dengan
Upaya Pengurangan Risiko Bencana (PRB). Jurnal Penyuluhan.Vol.9.No.2
Tri Ethnic Center for Prevention Center. 2014. Community Readiness for Community Changes. Colorado US.
Wiryawan, Agus Gede Putra. 2015. Efektivitas Pengelolaan Irigasi dengan Sumur Pompa di Kecamatan Negara,
Kabupaten Jembrana. Tesis. Pascasarjana: Universitas Udayana.