Anda di halaman 1dari 7

Nama : Ni Kadek Ayu Trya Septi Getsuyobi

NIM : C1117015

Kelas : V. A Keperawatan

Studi : Keperawatan Komunitas 1

LEARNING TASK 1

PERAN DAN FUNGSI

1. Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap
seseorang, sesuai kedudukannya didalam sistem (Depkes,2006).
2. Peran perawat utama dari perawat kesehatan masyarakat adalah memberikan asuhan
keperawatan pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik yang sehat maupun
yang sakit atau yang mempunyai masalah kesehatan/keperawatan apakah itu dirumah,
sekolah, panti dan sebagainya sesuai kebutuhan (Depkes,2006).
3. 8 elemen perawat Menurut Depkes 2006 :
a. Peran pemberi asuhan keperawatan, bertugas untuk memberikan pelayanan berupa
asuhan keperawatan secara langsung kepada klien, keluarga maupun komunitas sesuai
dengan kewenangannya.
b. Peran sebagai penemu kasus, dapat dilakukan dengan jalan mencari langsung ke
masyarakat (active case finding) dan dapat pula didapat tidak langsung yaitu
kunjungan pasien ke Puskesmas (passive case finding).
c. Peran sebagai pendidik, kesehatan harus mampu mengkaji kebutuhan klien yaitu
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, pemulihan kesehatan dari suatu
penyakit, menyusun program penyuluhan /pendidik kesehatan baik sehat maupun
sakit.
d. Peran sebagai Koordinator dan kolaborator dengan mengkoordinir seluruh kegiatan
upaya pelayanan kesehatan masyarakat dan pusksmas dalam mencapai tujuan
kesehatan melalui kerjasama dengan tim kesehatan lainnya(lintas program dan lintas
sektoral).
e. Peran sebagai konselor melakukan konseling keperawatan sebagi usaha memecahkan
masalah secara efektif. Perawat menggunakan metode pengajaran yang
direncanakannya (Pery & Potter,2005).
f. Peran sebagai panutan diharapkan berperilaku hidup yang sehat baik dalam tingkat
pencegahan dalam kehidupan sehari-hari dapat menjadi contoh masyarakat.
Referensi : Departemen Kesehatan RI. Pedoman Peningkatan Kerja Perawat
di Puskesmas (panduan Bagi Kab/Kota),jakarta:Direktorat Keperawatan
dan keteknisian Medik;2006
Potter,P.A & Perry,A.G. Fundamental Of Nursing: Fundamental
Keperawatan. Alih Bahasa Yasmin Asih. Jakarta: EGC;2005
ETIKA :
Pengertian Etika

Pengertian Etika Menurut para Ahli Etika adalah ilmu tentang apa yang baik, apa yang buruk dan
tentang hak dan kewajiban moral. Pengertian ini muncul mengingat etika berasal dari bahasa
Yunani kuno "ethos" (jamak: ta etha), yang berarti adat kebiasaan, cara berkikir, akhlak, sikap,
watak, cara bertindak. Kemudian diturunkan kata ethics (Inggris), etika (Indonesia). Sekaligus
lebih mampu memahami pengertian etika yang sering sekali muncul dalam pembicaraan sehari-
hari, baik secara lisan maupun tertulis. (Franz Magnis Suseno, 2007)

Referensi : Franz Magnis Suseno, Etika Politik: Prinsip-prinsip Moral Dasar Kenegaraan
Modern, Gramedia, Jakarta, 2007.

6 asas etik yang menjadi pedoman (Wahyudi Kumorotomo, 2007) :

1. Menunjukkan ukuran baku tertinggi tentang keutuhan watak pribadi, kebenaran,


kejujuran, dan ketabahan dalam semua kegiatan umum, agar supaya membangkitkan
keyakinan dan kepercayaan rakyat terhadap pranata- pranata negara.
2. Menghindari sesuatu kepentingan atau kegiatan yang berada dalam pertentangan dengan
penuaian dari kewajiban-kewajiban resmi.
3. Mendukung, melaksanakan, dan memajukan penempatan tenaga kerja menurut penilaian
kecakapan serta tata-acara tindakan yang tidak membeda-bedakan guna menjamin
kesempatan yang sama pada penerimaan, pemilihan, dan kenaikan pangkat terhadap
orang-orang yang memenuhi persyaratan dari segenap unsur masyarakat.
4. Menghapuskan semua pembedaan tak sah, kecurangan, dan salah pengurusan keuangan
negara serta mendukung rekan-rekan kalau mereka berada dalam kesulitan karena usaha
yang bertanggung jawab untuk memperbaiki pembedaan, kecurangan, salah urus, atau
salah penggunaan yang demikian.
5. Melayani masyarakat secara hormat, penuh perhatian, sopan, dan tanggap dengan
mengakui bahwa pelayanan kepada masyarakat adalah di atas pelayanan terhadap diri
sendiri.
Referensi : Wahyudi Kumorotomo, 2007, Etika, Rajawali Press, Jakarta
PROSES BELAJAR MENGAJAR DI KEPERAWATAN KOMUNITAS :
1. Menurut Adnani (2011) , pendidikan kesehatan adalah melakukan intervensi atau
perlakuan terhadap faktor perilaku pendidikan kesehatan, sehingga perilaku individu
sesuai nilai-nilai kesehatan.
Resfrensi: Adnani, Hariza. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta : Nuha
Medika, 2011

2. Unsur-unsur pendidikan yaitu :


a) input adalah sasaran pendidikan (individu kelompok, masyarakat)
b) proses (upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain)
c) output ( melakukan apa yang diharapkan atau perilaku)
Referensi : Notoatmodjo, S. (2007). Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta :
Rineka cipta

3. Faktor keberhasilan pendidikan kesehatan juga dapat didukung dengan adanya alat bantu atau
media untuk membantu memudahkan penyampaian pesan atau materi yang ingin disampaikan.
Salah satu media pendidikan kesehatan yang digunakan oleh penelit adalah media poster. Poster
merupakan media visual yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau materi melalui gambar,
warna, dan tulisan (Daryanto, 2015).
Referensi : Daryanto, 2015, Media Pembelajaran , Satu Nusa, Bandung

4. Menurut Arsyad (dalam Aziz, 2006), media adalah segala bentuk dan saluran yang
digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi, sedangkan pengertian alat peraga
adalah alat bantu yang digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar agar proses
belajar siswa lebih efektif dan efisien.
Referensi : Aziz, Abdul.dkk. 2006. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
Dengan Memanfaat Alat Peraga Sains Fisika (Materi Tata Surya) Untuk
Meninkatkan Hasil Belajar dan
Kerjasama Siswa. Dalam Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia Vol. 4, No 2. Tersedia
http://journal.unnes.ac.id/index.php/JPFI/article/download/162/167 . Diakses
Tanggal 2 Februari 2012
3 (tiga) TERAPI TRADISIONAL YANG ADA DI KOMUNITAS

1. Determinan Perilaku Pasien dalam Pengobatan Tradisional dengan Media Lintah


(Studi pada Pasien Terapi Lintah di Desa Rengel Kecamatan Rengel Kabupaten
Tuban)
The Determinant of Patient Behavior of Traditional Remedy with
Leeches Media (The Study of Leech Therapy Patient in Rengel
Village, Rengel District, Tuban Regency)
Ella Mardiana Safitri, Novia Luthviatin, Mury Ririanty
Bagian Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Jember , Jalan Kalimantan 37, Jember 68121
e-mail : EllaMardianaSafitri93@gmail.com

Akhir-akhir ini mulai banyak bermunculan klinik-klinik pengobatan tradisional


yang sangat diminati oleh masyarakat luas. Salah satu pengobatan tradisional yang ada
saat ini yaitu pengobatan tradisional dengan menggunakan media lintah sebagai
penyembuh penyakitnya. Sejak dahulu sampai sekarang,penggunaan lintah medis
(Hirudo medicinalis) untuk pengobatan, atau lebih dikenal dengan terapi lintah, sangat
menarik perhatian masyarakat. Terapi lintah sudah mulai banyak diterapkan di Indonesia
saat ini. Rahasia dari terapi lintah tersebut ada pada air liur lintah yang sarat dengan obat
berbagai penyakit.Salah satu tempat praktik pengobatan tradisional dengan media lintah
ialah yang terletak di Dusun Pereng Barat Desa Rengel Kecamatan Rengel Kabupaten
Tuban.

Perilaku pencarian pengobatan (health seeking behavior) adalah upaya atau


tindakan seseorang pada saat menderita penyakit dan/atau kecelakaan, mulai dari
mengobati sendiri (self-treatment) sampai mencari bantuan ahli. Pengobatan tradisional
menurut WHO adalah ilmu dan seni pengobatan berdasarkan himpunan dari pengetahuan
dan pengalaman praktik, baik yang dapat diterangkan secara ilmiah maupun tidak, dalam
melakukan diagnosis, pencegahan dan pengobatan terhadap ketidakseimbangan fisik,
mental, atau sosial. Salah satu teori yang telah dicoba untuk mengungkapkan determinan
perilaku dari analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku, khususnya perilaku
yang berhubungan dengan kesehatan yaitu Teori WHO.

2. PENGARUH TERAPI MUSIK TRADISIONAL KECAPI SULING SUNDA


TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI
THE EFFECT OF SUNDANESE TRADITIONAL KECAPI SULING MUSIC
THERAPY ON
BLOOD PRESSURE OF THE ELDERLY WITH HIPERTENSION
Dedi Supriadi1*
, Evangeline Hutabarat2
, Vera Monica3
STIKes Jenderal Achmad Yani, Cimahi,
*E-mail: Chan_dieta@yahoo.com

Perilaku pencarian pengobatan (health seeking behavior) adalah upaya atau


tindakan seseorang pada saat menderita penyakit dan/atau kecelakaan, mulai dari
mengobati sendiri (self-treatment) sampai mencari bantuan ahli. Pengobatan tradisional
menurut WHO adalah ilmu dan seni pengobatan berdasarkanhimpunan dari pengetahuan
dan pengalaman praktik, baik yang dapat diterangkan secara ilmiah maupun tidak, dalam
melakukan diagnosis, pencegahan dan pengobatan terhadap ketidakseimbangan fisik,
mental, atau social.

Selera seseorang terhadap musik tertentu akan menimbulkan efek yang bervariasi.
Dalam hal penurunan tekanan darah diduga bahwa konsentrasi katekolamin plasma
mempengaruhi pengaktifan simpatoadrenergik dan menyebabkan terjadinya pelepasan
hormon-hormon stres. Mendengarkan musik dengan irama lambat akan mengurangi
pelepasan katekolamin kedalam pembuluh darah, sehingga konsentrasi katekolamin
dalam plasma menjadi rendah. Hal ini mengakibatkan tubuh mengalami relaksasi, denyut
jantung berkurang dan tekanan darah menjadi turun (Muslim, 2009; Saing,2007).

Banyak musik yang dapat digunakan sebagai terapi untuk penyembuhan seperti
musik klasik ataupun musik tradisional, salah satunya yaitu musik tradisional kecapi
suling. Kecapi suling merupakan alat musik Sunda yang terdapat hampir di setiap daerah
di tatar Sunda. Alat musik tersebut terdiri dari kecapi dan suling. Kecapi suling disajikan
secara instrumental yang menghasilkan alunan nada yang harmoni dan indah. Selain
disajikan secara instrumental, kecapi suling juga dapat digunakan untuk mengiringi Juru
Sekar yang melantunkan lagu secara Anggana Sekar atau Rampak Sekar. Lagu yang
disajikannya di antaranya Sinom Degung, Kaleon, Talutur dan lain

3. Pemanfaatan dan Penggunaan Secara Rasional Tanaman Obat Tradisional Sebagai


Terapi Swamedikasi di Kampung KB, Magersari Kota Magelang
Ni Made Ayu Nila Septianingrum, Fitriana Yuliastuti, Widarika Santi Hapsari
Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah
Magelang
nimadeayunila@ummgl.ac.id, fitrianayuliastuti@ummgl.ac.id,
widarika@ummgl.ac.id

Obat yang berbahan dasar dari tanaman tradisional walaupun dipandang lebih
aman penggunaanya dibandingkan obat–obatan kimia akan tetap memberikan efek
samping yang merugikan bagi pengguna jika tidak digunakan sesuai dosis yang tepat dan
indikasi yang sesuai. Penggunaan obat kimia dan herbal secara bersamaan dapat
memberikan efek samping karena terjadi interaksi antara kandungan obat sintesis dengan
kandungan dari tanaman herbal tersebut, sehingga diperlukan jeda waktu antara
mengkonsumsi obat sintesis dengan obat herbal.

Hasil studi pendahuluan Tim, ditemukan data bahwa rata–rata warga Magersari
mengkonsumsi obat herbal untuk penyakit masuk angin, osteoarthritis, kolesterol,
diabetes melitus, asam urat, darah tinggi, hepatitis dan nyeri pada tubuh. Penggunaan
obat–obat sintesis dan tradisional untuk penyakit tersebut rutin dilakukan setiap harinya.

Tanaman obat tradisional, terbagi menjadi tiga golongan yaitu jamu, obat herbal
terstandar dan fitofarmaka. Masing–masing golongan tersebut memiliki logo dan
karakteristik yang berbeda–beda yang masyarakat berhak untuk mengetahuinya. Obat
tradisional memiliki tujuan sebagai upaya preventif, kuratif, rehabilitatif, paliatif dan
promotif. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1076 tahun 2003,
pengobatan tradisional merupakan salah satu upaya pengobatan atau perawatan selain
diluar ilmu kedokteran dan atau ilmu keperawatan, yang masih banyak dimanfaatkan oleh
masyarakat dalam pengobatan. Untuk mendukung kerasionalan penggunaan obat dalam
kehidupan sehari–hari warga dibekali dengan buku saku resep obat berserta dosisnya.

Anda mungkin juga menyukai