Disusun Oleh:
1. Zara Cahyamora Utami(172031SM)
2. Silvia Winata(172089SM)
3. Ni Putu Fertia Suwindasari(172033SM)
4. Devi Astuti(172043SM)
5. Arman Suwandi(172040SM)
6. Merlin Badri Lubis(172103SM)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat-Nya kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “ INFLASI DAN
PENGANGGURAN” dalam mata kuliah pengantar ekonomi makro.
Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
menyelesaikan tugas persentasi mata kuliah pengantar ekonomi makro.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat
kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih
yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini,
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran
bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang
diharapkan dapat tercapai, Amin.
1
Daftar Isi
KATA PENGANTAR....................................................................................................1
DAFTAR ISI .................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................3
A. Latar Belakang....................................................................................................3
B. Rumusan Masalah ..............................................................................................3
C. Tujuan.................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................................4
I Pengertian Inflasi..........................................................................................................5
A. Jenis-Jenis Inflasi................................................................................................5
B. Berdasarkan Sebabnya........................................................................................6
C. Berdasaran Asalnya............................................................................................6
D. Metode Pengukuran Inflasi.................................................................................7
E. Definisi Inflasi Merayap dan Hiperinflasi..........................................................8
F. Dampak dari Inflasi.............................................................................................8
G. Inflasi dan Perkembangan Ekonomi...................................................................9
H. Cara Mencegah Inflasi........................................................................................9
II Pengertian Pengangguran............................................................................................10
I. Jenis-Jenis Pengangguran...................................................................................11
J. Akibat Pengangguran..........................................................................................12
K. Hubungan antara Inflasi dan Pengangguran.......................................................13
L. Tujuan Kebijakan Ekonomi................................................................................14
M. Tujuan Bersifat Sosial dan Politik......................................................................14
BAB III PENUTUP........................................................................................................17
A. Kesimpulan.........................................................................................................17
B. Saran...................................................................................................................18
2
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dua indikator kinerja perekonomian yang terus-menerus diamati adalah
inflasi dan pengangguran. Bagaimana kedua ukuran kinerja perekonomian ini dapat
saling berkaitan? Kita melihat bahwa tingkat pengangguran alamiah bergantung
pada berbagai ciri pasar tenaga kerja, seperti peraturan upah minimum, kekuasaan
pasar serikat pekerja, peranan upah efisiensi dan seberapa efektifnya proses
pencarian kerja. Sebaliknya tingkat inflasi terutama sekali bergantung pada jumlah
uang yang beredar yang dikendalikan oleh bank sentral, oleh sebab itu, pada jangka
panjang, inflasi dan pengangguran secara garis besar bukanlah dua masalah yang
saling berkaitan.
Seperti yang kita ketahui sebelumnya bahwa kebijakan moneter dan
kebijakan fiskal dapat menggeser kurva permintaan agregat. Oleh sebab itu,
kebijakan moneter dan fiskal dapat memindahkan perekonomian sepanjang kurva
phillips. Kenaikan jumlah uang yang beredar, peningkatan pengeluaran pemerintah
atau pemotongan pajak meningkatkan permintaan agregat dan memindahkan
perekonomian ke suatu titik pada kurva phillips dengan tingkat pengangguran yang
lebih rendah dan inflasi yang lebih tinggi. Dan begitu juga sebaliknya. Dengan
pemahaman ini kurva phillips menawarkan pilihan-pilihan kombinasi antara inflasi
dan penangguran kepada para pembuat kebijakan.
2. Rumusan Masalah
Dalam pembahasan materi mengenai “Inflasi dan Pengangguran” kami mengangkat
rumusan masalah yaitu:
3. Tujuan
Tujuan dalam makalah ini adalah ingin mengetahui tentang konsep dan pengaruh
inflasi, deflasi dan staglasi serta hubungan antara tingkat harga dan pengangguran
3
BAB II
PEMBAHASAN
I. Pengertian Inflasi
4
A. Jenis-jenis Inflasi
Menurut Sifatnya
Berdasarkan sifatnya inflasi dibagi menjadi 3 kategori utama, yaitu sebagai
berikut:
B. Berdasarkan Sebabnya
Demand Pull Inflation. Inflasi ini timbul karena adanya permintaan
keseluruhan yang tinggi di satu pihak, di pihak lain kondisi produksi
telah mencapai kesempatan kerja penuh (full employment), akibatnya
adalah sesuai dengan hokum permintaan, bila permintaan banyak
sementara penawaran tetap, maka harga akan naik. Dan bila hal ini
berlangsung secara terus-menerus akan mengakibatkan inflasi yang
berkepanjangan. Oleh karena itu, untuk mengatasinya diperlukan
adanya pembukaan kapasitas produksi baru dengan penambahan tenaga
kerja baru.
Cost Push Inflation. Inflasi ini disebabkan turunnya produksi karena
naiknya biaya produksi (naiknya biaya produksi dapat terjadi karena
tidak efisiennya perusahaan, nilai kurs mata uang negara yang
bersangkutan jatuh/menurun, kenaikan harga bahan baku industri,
5
adanya tuntutan kenaikan upah dari serikat buruh yang kuat dan
sebagainya). Akibat naiknya biaya produksi, maka dua hal yang bisa
dilakukan oleh produsen, yaitu: pertama, langsung menaikkan harga
produknya dengan jumlah penawaran yang sama, atau harga produknya
naik (karena tarik menarik permintaan dan penawaran) karena
penurunan jumlah produksi.
C. Berdasarkan Asalnya
Berdasarkan asalnya inflasi dibagi menjadi dua, yaitu pertama inflasi yang
berasal dari dalam negeri (domestic inflation) yang timbul karena terjadinya defisit
dalam pembiayaan dan belanja negara yang terlihat pada anggaran belanja negara.
ConsumerPriceIndex (CPI)
Indeks yang digunakan untuk mengukur biaya atau pengeluaran rumah tangga
dalam membeli sejumlah barang bagi keperluan kebuthan hidup:
6
Produsen PriceIndex dikenal dengan Whosale Price Index
Index yang lebih menitikberatkan pada perdagangan besar seperti harga bahan
mentah (raw material), bahan baku atau barang setengah jadi. Indeks PPI ini sejalan
dengan indeks CPI.
GNP Deflator
GNP deflator ini merupakan jenis indeks yang berbeda dengan indeks CPI dan PPI,
dimana indeks ini mencangkup jumlah barang dan jasa yang termasuk dalam
hitungan GNP, sehingga jumlahnya lebih banyak dibanding dengan kedua indeks
diatas:
GNP Deflator = (GNP Nominal : GNP Riil) x 100%
7
F. Dampak dari inflasi
Inflasi umumnya memberikan dampak yang kurang menguntungkan dalam
perekonomian, akan tetapi sebagaimana dalam salah satu prinsip ekonomi bahwa
dalam jangka pendek ada trade off antara inflasi dan pengangguran menunjukkan
bahwa inflasi dapat menurunkan tinhgkat pengangguran, atau inflasi dapat
dijadikan salah satu cara untuk menyeimbangkan perekonomian Negara, dan lain
sebagainya. Secara khusus dapat diketahui beberapa dampak baik negatif maupun
positif dari inflasi adalah sebagai berikut.
Dampak Negatif
1) Bila harga secara umum naik terus-menerus maka masyarakat akan
panik, sehingga perekonomian tidak berjalan normal, karena disatu sisi ada
masyarakat yang berlebihan uang memborong sementara yang kekurangan uang
tidak bisa membeli barang akibatnya negara rentan terhadap segala macam
kekacauan yang ditimbulkannya.
2) Sebagai akibat dari kepanikan tersebut maka masyarakat cenderung untuk
menarik tabungan guna membeli dan menumpuk barang sehingga banyak bank di
rush akibatnya bank kekurangan dana berdampak pada tutup (bangkrut ) atau
rendahnya dana investasi yang tersedia
3) Produsen cenderung memanfaatkan kesempatan kenaikan harga untuk
memperbesar keuntungan dengan cara mempermainkan harga di pasaran.
Dampak Positif
1) Masyarakat akan semakin selektif dalam mengkonsumsi, produksi akan
diusahakan seefisien mungkin dan konsumtifme dapat ditekan.
2) Inflasi yang berkepanjangan dapat menumbuhkan industri kecil dalam negeri
menjadi semakin dipercaya dan tangguh.
3) Tingkat pengangguran cenderung akan menurun karena masyarakat akan
tergerak untuk melakukan kegiatan produksi dengan cara mendirikan atau
membuka usaha.
8
G. Inflasi dan Perkembangan Ekonomi
Kenaikan harga – harga menimbulkan efek yang buruk pula ke atas
perdagangan. Kenaikan harga menyebabkan barang – barang negara itu tidak dapat
bersaing di pasaran internasional. Maka ekspor menurun. Sebaliknya, harga – harga
produksi dalam negeri yang semakin tinggi sebagai akibat inflasi menyebabkan
barang – barang impor menjadi relatif murah. Maka lebih banyak impor akan di
lakukan. Ekspor yang menurun dan diikuti pula oleh impor yang bertambah
menyebabkan ketidakseimbangan dalam aliran mata uang asing. Kedudukan neraca
pembayaran akan memburuk.
b) Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal menyangkut pengaturan tentang pengeluaran pemerintah
serta perpajakan yang secara langsung dapat mempengaruhi permintaan total dan
dengan demikian akan mempengaruhi harga. Inflasi dapat dicegah melalui
penurunan permintaan total. Kebijakan fiskal yang berupa pengurangan
pengeluaran pemerintah serta kenaikan pajak akan dapat mengurangi permintaan
total, sehingga inflasi dapat ditekan.
9
c) Kebijakan yang Berkaitan dengan Output
Kenaikan output dapat memperkecil laju inflasi. Kenaikan jumlah output ini
dapat dicapai misalnya dengan kebijaksanaan penurunan bea masuk sehingga
impor cenderung meningkat. Bertambahnya jumlah barang dalam negeri cenderung
menurunkan harga.
PENGANGGURAN
10
I. Jenis-Jenis Pengangguran
Bedasarkan penyebab terjadinya :
Berdasarkan Cirinya :
Pengangguran Terbuka : Pengangguran ini tercipta sebagai akibat
pertambahan lowongan pekerjaan yang lebih rendah dari pertambahan
tenaga kerja. Sebagai akibatnya dalam perekonomian semakin banyak
jumlah tenaga kerja yang tidak dapat memperleh pekerjaan. Efek dari
keaadaan ini di dalam suatu jangka masa yang cukup panjang mereka tidak
melakukan sesuatu pekerjaan. Jadi mereka menganggur secara nyata dan
sepenuh waktu, dan oleh karenanya dinamakan pengangguran terbuka.
Pengangguran Tersembunyi : Di banyak negara berkembang, seringkali
didapati bahwa jumlah pekerja dalam suatu kegiatan ekonomi adalah lebih
banyak dari yang sebenarnya diperlukan supaya ia dapat menjalankan
kegiatannya dengan efisien. Kelebihan tenaga kerja yang digunakan
11
digolongkan dalam pengangguran tersembunyi. Contoh –contohnya ialah,
pelayan restoran yang lebih banyak dari yang diperlukan dan kluarga petani
dengan anggota kluarga yang besar yang mengerjakan luas tanah yang
sangat kecil.
Pengangguran Bermusim : Pengangguran ini terutama terdapat di
sektor pertanian dan perikanan. Pada musim hujan penyadap karet dan
nelayan tidak dapat melakukan pekerjaan mereka dan terpaksa
menganggur. Pada musim kemarau pula para pesawah tidak dapat
mengerjakan tanahnya. Di samping itu, pada umumnya para pesawah tidak
begitu aktif di antara waktu sesudah menanam dan sudah menuai. Apabila
dalam masa di atas penyadap karet, nelayan dan pesawah tidak melakukan
pekerjaan lain maka mereka terpaksa menganggur. Pengnggur seperti ini
digolongkan sebagai pengangguran bermusim.
Setengah Menganggur : Di negara – negara berkembang penghijrahan
atau migrasi dari desa ke kota adalah sangat pesat. Sebagai akibatnyatidak
semua orang yang pindah ke kota dapat memperoleh pekerjaan dengan
mudah. Sebagiannya menjadi penganggur sepenuh waktu. Di samping itu
ada pula yang tidak menganggur, tetapi tidak pula bekerja sepenuh waktu,
dan jam kerja mereka adalah jauh lebihrendah dari yang normal. Mereka
mungkin hnya bekerja satu hingga dua hari seminggu, atau satu hingga
empat jam sehari. Pekerja – pekerja yang mempunyai masa kerja seperti
yang dijelaskan ini digolongkan sebagai setengah menganggur atau dalam
bahasa Inggris : underemployed. Dan jenis penganggurannya dinamakan
underemplayment.
J. Akibat Pengangguran
Bagi perekonomian Indonesia :
1) Penurunan pendapatan perkapita.
2) Penurunan pendapatan pemerintah yang berasal dari pajak.
3) Meningkatnya biaya sosial yang harus dikeluarkan pemerintah.
Bagi masyarakat :
1) Menjadi beban psikologis dan psikis.
12
2) Dapat menghilangkan keterampilan karena tidak pernah dipakai untuk bekerja.
3) Menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik, sperti meningkatnya tindak
kriminalitas.
13
Secara teori, Lipsey menerangkan hubungan antara tingkat inflasi dengan
pengangguran melalui teori pasar tenaga kerja. Menurutnya, upah tenaga kerja akan
cenderung turun bila pengangguran relatif banyak, karena banyaknya tingkat
pengangguran mencerminkan adanya kelebihan penawaran tenaga kerja.
Sebaliknya upah tenaga kerja naik bila tingkat pengangguran relatif rendah, karena
adanya kelebihan permintaan tenaga kerja. Namun, meskipun pada suatu kondisi
terdapat keseimbangan anatara permintaan dan penawaran tenaga kerja yang
memberikan tingkat upah tertentu, pengangguran masih saja tetap ada, hal ini
dikarenakan informasi yang kurang keahlian yang tidak sesuai dengan lowongan
dan sebagainya. Jadi menurut Lipsey, sehubungan dengan teori Phillips, penawaran
dan permintaan itu menentukan tingkat upah dan perubahan tingkat upah
tergantung dari adanya kelebihan permintaan tenaga kerja. Dengan demikian,
makin besar kelebihan permintaan tenaga kerja, maka tingkat upah akan semakin
besar, ini berarti tingkat pengangguran akan semakin kecil/rendah. Karena
hubungan antara kelebihan permintaan tenaga kerja sebanding dengan kenaikan
upah, maka berarti bila tingkat upah tinggi maka pengangguran rendah, sebaliknya
bila tingkat upah rendah, maka pengangguran tinggi. Namun, bila dibalik
pernyataannya menjadi bila tingkat pengangguran tinggi, maka upah rendah dan
bila pengangguran rendah, maka upah tinggi. Perlu diingat bahwa asumsi dasar dari
teori ini adalah bahwa bila upah riil sama dengan upah nominal, dimana upah riil
adalah upah nominal dibagi dengan harga yang berlaku.
Yang menjadi pertanyaan adalah dimanakah hubungan antara tingkat upah
dengan inflasi sehubungan dengan penjelasan teoritis. Lihatlah kembali salah satu
penyebab inflasi yang dijelaskan di atas, yaitu cost push inflation, dimana salah
satu penyebab naiknya harga barang adalah adanya tuntutan kenaikan upah,
sehingga untuk mengatasi biaya produksi dan operasi, maka harga produk dijual
dengan harga relatif mahal dari sebelumnya (artinya manakala upah tinggi, maka
tingkat inflasi tinggi, dan sebaliknya)
14
utama : untuk menyediakan lowongan pekerjaan baru, untuk meningkatkan taraf
kemakmuran masyarakat dan memperbaiki kesamarataan pembagian pendapatan.
15
M. Tujuan Bersifat Sosial dan Politik
Tujuan untuk mengatasi masalah sosial dan politik tidak kalah pentingnya
dengan tujuan yang bersifat ekonomi. Tanpa kestabilan sosial dan politik, usaha –
usaha untuk mengatasi masalah ekonomi tidak dapat di capai dengan mudah.
Berikut ini diterangkan masalah sosial dan politik utama yang ingin diatasi melalui
kebijakan pemerintah mengurangi pengangguran.
16
cepat dan terus – menerus. Pengangguran merupakan salah satu sumber / penyebab
dari ketidakstabilan politik. Pengangguran menyebabkan masyarakat tidak merasa
puas dengan pihak pemerintah. Mereka merasa pemerintah tidak melakukan
tindakan yang cukup untuk masyarakat. Dalam perekonomian yang tingkat
penganggurannya tinggi masyarakat seringkali melakukan demonstrasi dan
mengemukakan kritik ke atas pemimpin – pemimpin pemerintah. Hal – hal seperti
itu akan menimbulkan halangan untuk melakukan investasi dan mengembangkan
kegiatan ekonomi. Sebagai akibatnya perkembangan ekonomi yang lambat semakin
berkepanjangan dan keadaan pengangguran semakin memburuk. Langkah
pemerintah untuk menghhindari masalh ini perlu dilakukan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Inflasi adalah suatu keadaan dalam mana terjadi senantiasa meningkatnya harga-
harga pada umumnya, atau suatu keadaan di mana terjadi senantiasa turunnya nilai
uang.
2. Deflasi adalah suatu keadaan semakin turunnya harga barang-barang atau semakin
meningkatnya nilai uang.
3. Stagflasi adalah kondisi dimana hubungan terbalik antara laju inflasi dan output ini
merupakan akibat dari pergeseran kurva penawaran aggregate yang disebabkan
oleh perubahan inflasi yang diharapkan.
4. Dari kurva phillips tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa semakin tinggi
tingkat pengangguran semakin cepat kenaikan tingkat upah dan harga; dan semakin
tinggi harapan inflasi akan semakin cepat pula kenaikan tingkat upah.
17
diperhatikan dengan lebih baik mengenai kdua masalah tersebut dan bentuk –
bentuk kebijakan pemerintah yang dapat digunakan untuk mengatasi kedua
masalah.
Ada dua cara yg di gunakan untuk melihat masalah pengangguran. Yang pertama
adalah dengan melihar sumber dari wujud masalah tersebut dan yang kedua adalah
berdasarkan ciri – cirinya. Berdasarkan sumbernya pengangguran dibedakan
kepada : pengangguran normal/friksional, pengangguran siklikal (kunjungtur),
pengangguran berstruktur dan pengangguran teknologi. Berdasarkan ciri – cirinya
pengangguran dibedakan kepada : pengangguran terbuka, pengangguran
tersembunyi, pengangguran bermusim dan setengah menganggur.
Mengapakah pengangguran perlu diatasi? Kebijakan pemerintah untuk mengatasi
pengangguran didorong oleh tujuan bersifat ekonomi dan tujuan bersifat sosial dan
politik. Dari segi ekonomi tujuan mengatasi pengangguran adalah : Menyediakan
kesempatan kerja, meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat dan memperbaiki
distribusi pendapatan.
Saran
Menurut kami sebaiknya pemerintah dapat mengatasi pengangguran yang terjadi di
Indonesia yaitu dengan membuka lapangan kerja atau menyediakan lapangan kerja.
Dalam menghadapi kemiskinan di zaman global diperlukan usaha-usaha yang lebih
kreatif, inovatif, dan eksploratif. Selain itu, globalisasi membuka peluang untuk
meningkatkan partisipasi masyarakat Indonesia yang unggul untuk lebih
eksploratif. Di dalam menghadapi zaman globalisasi ke depan mau tidak mau
dengan meningkatkan kualitas SDM dalam pengetahuan, wawasan, skill,
mentalitas, dan moralitas yang standarnya adalah standar global.
18