KMB (HIPERTENSI) Fiks
KMB (HIPERTENSI) Fiks
PENDAHULUAN
1.5 Manfaat
Untuk memperbanyak atau menambah ilmu bagi pembuat dan pendengar mengenai penyakit
hipertensi dan dapat lebih waspada dalam pencegahan dengan melakukan pola hidup yang
sehat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.1 Definisi
System kardiovaskuler merupakan organ sirkulsi darah yang terdiri dari jantung,
komponen darah dan pembuluh darah yang berfungsi memberikan dan mengalirkan suplai
oksigen dan nutrisi keseluruh jaringan tubuh yang di perlukan dalam proses metabolisme
tubuh. System kardiovaskuler memerlukan banyak mekanisme yang bervariasi agar fungsi
regulasinya dapat merespons aktivitas tubuh, salah satunya adalah meningkatkan aktivitas
suplai darah agar aktivitas jaringan dapat terpenuhi. Pada keadaan berat, aliran darah
tersebut, lebih banyak di arahkan pada organ-organ vital seperti jantung dan otak yang
berfungsi memelihara dan mempertahankan system sirkulasi itu sendiri.
System kardiovaskuler mulai berfungsi pada usia 3 minggu kehamilan. Dalam system
kardiovaskuler terdapat pembuluh darah terbesar yang di sebut Angioblast. Angioblast ini
timbul dari:
Dalam awal perkembangannya yaitu pada minggu ketiga, tabung jantung mulai
berkembang di splanknikus yaitu antara bagian pericardial dan IEC dan atap katup kuning
telur sekunder (kardiogenik area). Tabung jantung pasangkan membujur endotel berlapis
saluran. Tabung-tabung membentuk untuk menjadi jantung primordial. Jantung tubular
bergabung dalam pembuluh darah di dalam embrio yang menghubungkan tangkai, karian dan
yolk sac membentuk system kardiovaskuler purba. Pada janin, proses peredaran darah
melalui plasenta.
Jantung berbentuk seperti pir/kerucut seperti piramida terbalik dengan apeks (superior-
posterior) berada di bawah dan basis (anterior-inferior) berada di atas. Pada basis jantung
terdapat aorta, batang nadi paru, pembuluh balik atas dan bawah. Jantung sebagai pusat
system kardiovaskuler terletak di sebelah rongga dada (cavum thoraks) sebelah kiri yang
terlindung oleh costae tepatnya pada mediastinum. Untuk mengetahui denyutan jantung kita
dapat memeriksa dibawah papilla mamae 2 jari setelahnya. Berat pada orang dewasa sekitar
250-350 gram. Hubungan jantung dengan alat sekitarnya yaitu:
a. Dinding depan berhubungan dengan sternum dan kartilago kostalis setinggi kosta
III.
b. Samping berhubungan dengan paru dan fasies mediastilais.
c. Atas setinggi torakal IV dan servikal II berhubungan dengan aorta pulmonalis,
brongkus dekstra dan bronkus sinistra.
d. Belakang alat-alat mediastinum posterior, esophagus, aorta desendes, vena azigos,
dan kolumna vetebrata torakalis.
e. Bagian bawah berhubungan dengan diafragma.
Jantung difiksasi pada tempatnya agar tidak mudah berpindah tempat. Penyokong jantung
utama adalah paru yang menekan jantung dari samping, diafragma menyokong dari bawah,
pembuluh darah yang keluar masuk dari jantung sehingga jantung tidak mudah berpindah.
Factor yang mempengaruhi kedudukan jantung adalah:
a. Umur: Pada usia lanjut, alat-alat dalam rongga toraks termasuk jantung agak turun
kebawah.
b. Bentuk rongga dada: Perubahan bentuk tora yang menetap (TBC) menahun batas
jantung menurun sehingga pada asma toraks melebar dan membulat.
c. Letak diafragma: Jika terjadi penekanan diafragma keatas akan mendorong bagian
bawah jantung ke atas.
d. Perubahan posisi tubuh: proyeksi jantung normal di pengaruhi oleh posisi tubuh.
a. Margo dekstra: bagian jantung tepi kanan membentang mulai dari vena kava superior
sampai ke apeks kordisi
b. Margo sinistra: bagian ujung jantung sebelah tepi membentang dari bawah muara
vena pulmonalis sinistra inferior sampai ke apeks kordis.
Curah jantung Normal, jumlah darah yang dipompakan ventrikel kiri dan kanan sama
besarnya. Jumlah darah yang dipompakan ventrikel selama satu menit disebut curah
jantung (cardiac output).
1. Beban awal
2. Kontraktilitas
3. Beban akhir
4. Frekuensi jantung
1. Periode systole
2. Periode diastole
3. Periode istirahat
Bunyi Jantung
Tahapan bunyi jantung: Bunyi pertama: lup, Bunyi kedua : Dup, Bunyi ketiga: lemah
dan rendah 1/3 jalan diastolic individu muda, Bunyi keempat: kadang-kadang dapat
didengar segera sebelum bunyi pertama.
2.1.10 Anatomi sistem pembuluh darah
Pembuluh darah adalah prasarana jalan bagi aliran darah keseluruh tubuh. Aliran
darah dalam tubuh terdiri dari: Aliran darah coroner, Aliran darah portal, Aliran darah
pulmonal, Aliran darah sistemik.
2.2 Hipertensi
2.2.1 Definisi
2.2.3 Etiologi
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar
yaitu : ( Lany Gunawan, 2001 )
1. Faktor keturunan Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki
kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya
adalah penderita hipertensi.
2. Ciri perseorangan Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi
adalah: - Umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat ) - Jenis kelamin
( laki-laki lebih tinggi dari perempuan ) - Ras ( ras kulit hitam lebih banyak
dari kulit putih )
3. Kebiasaan hidup Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya
hipertensi adalah : - Konsumsi garam yang tinggi ( melebihi dari 30 gr ) -
Kegemukan atau makan berlebihan - Stress - Merokok - Minum alkohol -
Minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin)
3. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain.
Hipertensi primer terdapat pada lebih dari 90 % penderita hipertensi, sedangkan
10 % sisanya disebabkan oleh hipertensi sekunder. Hipertensi Sekunder Penyebab
hipertensi sekunder adalah :
a. Ginjal - Glomerulonefritis - Pielonefritis - Nekrosis tubular akut - Tumor
b. Vascular - Aterosklerosis - Hiperplasia - Trombosis - Aneurisma - Emboli
kolestrol - Vaskulitis
c. Kelainan endokrin - DM - Hipertiroidisme - Hipotiroidisme
d. Saraf - Stroke - Ensepalitis
e. Obat – obatan - Kontrasepsi oral - Kortikosteroid
2.2.4 Patofisiologi
Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai respon rangsangan emosi. Kelenjar adrebal juga terangsang, mengakibatan
tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang
menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan asteroid
lainnya, yang dapat memperkuat respon vasokonstriktor pembuluh darah.
Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal, menyebabkan
pelepasan renin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian
diubah menjadi agiotensisn II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya
merangsang sekresi aldosterone oleh korteks adrenal. Hormone ini menyebabkan
retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume
intravaskuler. Semua factor tersebut cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.
2.2.5 WOC
2.2.8 Penatalaksanaan
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan
mortalitas akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan
pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.(5)
Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :
Penatalaksanaan Medis : Penanggulangan hipertensi secara garis besar
dibagi menjadi dua jenis penatalaksanaan:
1. Penatalaksanaan Non Farmakologis.
a) Diet Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan
BB dapat menurunkan tekanan darah dibarengi dengan penurunan
aktivitas rennin dalam plasma dan kadar adosteron dalam plasma.
b) Aktivitas. Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan
disesuaikan dengan batasan medis dan sesuai dengan kemampuan
seperti berjalan, jogging, bersepeda atau berenang.
2. Penatalaksanaan Farmakologis. Secara garis besar terdapat bebrapa hal
yang perlu diperhatikan dalam pemberian atau pemilihan obat anti
hipertensi yaitu:
a) Mempunyai efektivitas yang tinggi.
b) Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.
c) Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
d) Tidak menimbulakn intoleransi.
e) Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.
f) Memungkinkan penggunaan jangka panjang.
2.2.9 Komplikasi
Dengan demikian kontrol dalam penyakit hipertensi ini dapat dikatakan sebagai
pengobatan seumur hidup bila ingin dihindari terjadinya komplikasi yang tidak baik.
Dengan adanya faktor-faktor yang dapat dihindarkan tersebut, tentunya hipertensi
dapat dicegah dan bagi penderita hipertensi agar terhindar dari komplikasi yang fatal.
Usahausaha pencegahan dan pengobatan yang dapat dilakukan yaitu sbb.:
2.2.10 Prognosis
Terdapat beberapa skor predictor yang dapat digunakan untuk menilai prognosis
jangka panjang. Tekanan darah termasuk salah satu komponen yang penting untuk
penilaian resiko kejadian kardiovaskular. Skor WHO/ISH memprediksi kejadian
kardiovaskular (invark miokard atau stroke) dalam jangka waktu 10 th berdasarkan
tekanan darah sistolik, kadar kolesterol total, diabetes, status merokok, jenis kelamin,
serta usia.
d. Kebiasaan sehari-hari
1. Kebiasaan Perorangan
2. Makan / minum
3. Tidur
2. Diagnose Keperawatan
1. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
peningkatan afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi
ventricular.
2. Potensial perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung
berhubungan dengan gangguan sirkulasi.
3. Intervensi
Intervensi
N Diagnose Keperawatan
O NOC NIC
1 Resiko tinggi terhadap Setelah dilakukan tindakan Afterload tidak meningkat,
penurunan curah asuhan keperawatan tidak terjadi vasokontriksi,
jantung berhubungan diharapkan dapat tidak terjadi iskemia
dengan peningkatan berpartisipasi dalam miokard.
afterload, menurunkan TD (tekanan 1. Berikan lingkungan
vasokonstriksi, iskemia darah), mempertahankan aman, nyaman dan
miokard, hipertropi TD dalam rentang yang kurangi aktifitas
ventricular. dapat diterima, 2. Pantau respon
memperlihatkan irama dan terhdap obat untuk
frekuensi jantung stabil. mengontrol tekanan
Kriteria hasil: darah
1. Pantau TD, ukur 3. Berikan pembatas
pada kedua tangan, cairan dan diet
gunakan teknik natrium sesuai
yang benar imdikasi
2. Catat keberadaan, 4. Kolaborai untuk
kualitas denyutan bpemberian obat-
sentral dan perifer obat sesuai indikasi
3. Auskultasi tonus
jantung dan bunyi
napas
4. Amati warna kulit,
kelembaban, suhu
dan masa pengisian
kapiler.
4. Implementasi
Implementasi yang dikerjakan semua didasarkan oleh intervensi yang telah
direncanakan.
5. Evaluasi
Evaluasi dibuat berdasarkan S.O.A.P dan ditentukan keberhasilannya berdasarkan
tujuan dan kriteria hasil yang diharapkan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolic di atas 90 mmHg. Pada populasi manula,
hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan darah diastolic 90
mmHg. Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung, stoke, dan gagal ginjal.
Hipertensi disebut sebagai “pembunuh diam-diam” karena orang dengan hipertensi sering
tidak menampakkan gejala. Institute Nasional Jantung, Paru dan Darah memperkirakan
separuh orang yang menderita hipertensi tidak sadar akan kondisinya. Begitu penyakit ini
diderita, tekanan darah pasien harus dipantau dengan interval teratur karena hipertensi
merupakan kondisi seumur hidup.
Sekitar 20% populasi dewasa mengalami hipertensi lebih dari 90% diantara mereka
menderita hipertensi esensial (primer), dimana tidak dapat ditentukan penyebab medisnya.
Sisanya mengalami kenaikan tekanan darah dengan penyebab tertentu (hipertensi sekunder),
seperti penyempitan arteri renalis atau penyakit parenkhin ginjal, berbagai obat, disfungsi
organ, tumor dan kehamilan.
Hipertensi merupakan resiko morbiditas dan mortalitas premature, yang meningkat sesuai
dengan peningkatan tekanan sistolik dan diastolic. Laporan Joint National Committee on
Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Presure (1993) yang kelima
mengeluarkan panduan baru mengenai deteksi, evaluasi dan penanganan hipertensi. Komite
ini juga memberikan klasifikasi tekanan darah pada individu berumur 18 tahun ke atas, yang
akan sangat berguna sebagai kriteria tindak lanjut bila digunakan berdasarkan pemahaman
bahwa diagnosis didasarkan pada rata-rata dua pengukuran yang dilakukan secara terpisah
(Tabel 31-3). The American College of Physician telah menyusun algoritma yang
memaparkan strategi untuk mengukur tekanan darah pada situasi ambulatory oleh orang
awam sebagai suatu cara diagnose hipertensi. The Joint National Committee juga menyusun
petunjuk untuk pemantauan tindak lnjut bagi individu yang tekanan darah awalnya tinggi.
Hipertensi esensial biasanya dimulai sebagai proses labil (intermiten) pada individu pada
akhir 30-an dan awal 50-an dan secara bertahap “menetap”. Pada suatu saat dapat juga tejadi
mendadak dan berat, perjalanannya dipercepat (maligna) yang menyebabkan kondisi pasien
memburuk dengan cepat.
Gangguan emosi, obesitas, konsumsi alcohol yang berlebihan dan rangsangan kopi yang
berlebihan kopi, tembakau dan obat-obatan yang merangsang dapat berperan disini, tetapi
penyakit ini sangat dipengaruhi factor keturunan. Penyakit ini lebih banyak menyerang
wanita dari pada pria, tetapi pria khususnya di Amerika keturunan Afrika, lebih tidak mampu
mentoleransi penyakit ini. Di Amerika Serikat, insiden hipertensi meningkat sesuai proses
penuaan dan insidens pada orang Amerika keturunan Afrika jauh melebihi orang kulit putih.
Tingginya tekanan darah yang lama tentu saja akan merusak pembuluh darah di seluruh
tubuh, yang paling jelas pada mata, jantung, ginjal dan otak. Maka konsekuensi yang biasa
pada hipertensi yang lama tidak terkontrol adalah gangguan penglihatan, oklusi coroner,
gagal ginjal, dan stroke. Selain itu jantung membesar karena dipaksa meningkatkan beban
kerja saat memompa melawan tingginya tekanan darah. Hipertrofi ini dapat diperiksa dengan
elektro kardiogram atau sinar-X pada dada.
Peningkatan tahanan perifer yang dikontrol pada tingkat arteriola adalah dasar penyebab
tingginya tekanan darah. Penyebab tingginya tahanan tersebut belum banyak diketahui.
Tetapi obat-obatan ditunjukan untuk menurunkan tahanan perifer untuk menurunkan tekanan
darah dan mengurangi stres pada system vaskuler.
3.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini, saya merasa masih bnayak kesalahan dan kekeliruan
dalam penulisan nama ataupun yang lainnya. Saya sangat mengharapkan saran untuk
memperbaiki makalah kami ini dan bisa menjadi pelajaran dalam pembuatan makalah yang
lainnya.Tarima kasih.
Daftar Pustaka