Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

“PENGGUNAAN ALAT –ALAT GELAS BERDASARKAN KONSEP K3”

Nama Penyusun Laporan:


Khofia Lutvifa Permatasari Nim 16013007

Nama Kelompok:
Adelia Channa F Nim 16013001
Adhi Suprayitno Nim 16013002
Aprila Ayu Dwi N Nim 16013004
Diah Ajeng Tri R Nim 16013007
Dwi Suwarni Nim 16013008
Khofia Lutfiva P Nim 16013010
Lia Fitriana Dewi Nim 16013011
M. Taufik Nim 16013012
Ravelya Samponu Nim 16013014
Toni Erfandi Nim 16013015
Topan Firdaus Nim 16013016

Tanggal/Tempat Praktikum: 26/Februari/2016/ Laboratorium Sekolah Tinggi


Teknologi Industri dan Farmasi Bogor

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI DAN FARMASI BOGOR
2016-2017
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Tujuan
Tujuan dari praktikum ini dalah:
1. Dapatmengenalidan mengetahuialat-alatlabotarium kimia.
2. Dapat menggunakan dan memahami cara kerja alat-alat labotarium kimia
dengan aturan K3(Kesehatan dan Keselamatan Kerja)
3. Setiap bahan kimia atau peralatan dapat dipakai, dipergunakan secara
aman dan efisien.
4. Mencegah terjadinya kecelakaan saat praktikum atau kerja.

1.2  Dasar Teori


Alat – alat yang sering digunakan di laboratorium :
1. Gelas Kimia (Beaker Glass)

Biasanya terbuat dari tipe boroksilikat. Bentuk beaker glass memiliki beberapa
tipe, tinggi dan pendek. Mempunyai kapasitas ukuran volume dari 5 – 6000 mL.
Prinsip kerja : Wadah larutan, skala pada badan gelas digunakan untuk
mengukur larutan secara tidak teliti.
Fungsi :
 Sebagai tempat melarutkan zat.
 Tempat memanaskan.
 Menguapkan larutan / air.
K3 :
 Menggunakan lap halus saat mengangkat beaker gelas dari kompor listrik.
 Merendam beaker gelas dalam aquadest atau air saat menuangkan larutan
asam dengan konsentrasi tinggi.
2. Labu Erlenmeyer (Erlenmeyer Flask)

Terbuat dari jenis gelas boroksilikat, labu erlenmeyer ada yang dilengkapi dengan
tutup dan tanpa tutup. Tutup labu dan mulut labur erlenmeyer terbuat dari kaca
asah. Labu erlenmeyer mempunyai kapasitas ukuran volume dari 25 – 2000 mL.
Prinsip kerja : labu erlenmeyer dengan tutup asah digunakan untuk pencampuran
reaksi dengan pengocokkan kuat sedangkan labu erlenmeyer tanpa tutup asah
biasanya digunakan untuk mencampurkan reaksi dengan kecepatan lemah.
Fungsi :
 Labu erlenmeyer dengan tutup asah digunakan untuk titrasi dengan
pengocokkan kuat, dihubungkan dengan alat ekstraksi, alat destilasi dan
sebagainya.
 Labu erlenmeyer tanpa tutup asah digunakan untuk titrasi dengan
pengocokkan lemah hingga sedang.
K3 : Menggunakan lap halus saat mengangkat Erlenmeyer dari kompor listrik.

3. Tabung Reaksi (Test Tube)

Tabung reaksi umumnya terbuat dari berbagai macam jenis gelas antara lain ;
Boroksilikat, Soda, Fiolax dan Supermax. Soda Glass tidak tahan pemanasan,
Fiolax Glass tidak peka terhadap perubahan panas dan pemanasan setempat.
Tabung reaksi yang terbuat dari Fiolax dan Soda glass umumnya berdinding tipis,
sedangkan tabung reaksi yang terbuat dari Boroksilikat dan Supermax tahan
pemanasan. Ukuran tabung reaksi ditetapkan berdasarkan atas diameter mulut
tabung bagian dalam dan panjang tabung, diameter antara 70 – 200 mm.
Prinsip Kerja : Sebagai wadah larutan, beberapa memiliki tutup yang digunakan
untuk meletakkan sampel (darah).
Fungsi :
 Mereaksikan larutan.
 Untuk memanaskan sampel atau cairan.
K3:
 Membawa serta dengan rak tabung sesuai dengan ukuran tabungnya agar
tidak jatuh.
 Gunakan penjepit tabung saat akan melakukan pemanasan.

4. Labu Ukur (Volumetrik Flask)

Terbuat dari jenis gelas boroksilikat, mempunyai mulut labu dengan ukuran
standar yang dilengkapi dengan tutpnya. Tutup labu dapat terbuat dari gelas asah
atau teflon. Labu ukur mempunyai kapasitas volume 5 – 2000 mL.
Prinsip kerja : Labu ukur memiliki ketelitian tinggi sehingga sering digunakan
untuk mengukur larutan secara teliti.
Fungsi : Digunakan untuk mencampurkan larutan.
K3 :
 Tidak boleh dipanaskan.
 Gunakan kedua tangan saat mencampurkan larutan.
5. Gelas Ukur (Measuring Cylinders)

Gelas ukur berbentuk silinder, terbuat dari jenis gelas boroksilikat. Kapasitas
volume gelas ukur 5 – 2000 mL.
Prinsip Kerja : Mengukur cairan secara tidak teliti dan tidak masuk dalam
perhitungan.
Fungsi :
 Dapat digunakan untuk merendam pipet dalam asam pencuci
 Gelas ukur yang dilengkapi dengan tutup asah digunakan untuk
melarutkan zat hingga volume tertentu.
K3 : perhatikan saat menuangkan larutan, jangan sampai larutannya mengalir
pada tepi gelas ukur.

6. Buret (Burettes)

Buret berbentuk silinder, terbuat dari jenis gelas soda, boroksilikat, amber. Bentuk
buret dibedakan dengan ujung kran lurus (Burettes with straight stopcock) dan
buret dengan keran bengkok (Burettes with lateral stopcock). Mempunyai
kapasitas 1 – 100 mL dengan pembagian skala 0,01 – 0,2 m.
Prinsip Kerja : Buret harus bersih, kering dan bebas lemak sebelum digunakan.
Sebelum titrasi dimulai, pastikan tidak ada gelembung udara di bawah kran karena
menyebabkan kesalahan saat melakukan titrasi.
Fungsi : Memberikan secara tetes demi tetes sejumlah volume larutan yang
diketahui dengan teliti pada proses titrasi.
K3 :
 Letakkan pada keranjang plastik.
 Perhatikkan kran buret, gunakan pelumas untuk memudahkan putaran kran
buret dan mencegah kebocoran.

7. Corong (Funnels)

Terbuat dari jenis boroksiliat atau plastic. Corong mempunyai garis tengah 35 –
300 mm dan ada yang mempunyai tangkai corong panjang, sedang dan pendek.
Prinsip Kerja : membantu memasukkan cairan dalam suatu wadah dengan
ukuran mulut kecil.
Fungsi : digunakan untuk menyaring zat cair atau sampel padat.
K3 : saat menuangkan larutan, corong sebaiknya tidak bersentuhan dengan mulut
wadah usahakan menjauh sedikit.

8. Pipet Volume (Volumentric Pipettes)

Pipet terbuat dari gelas jenis soda jernih, mempunyai kapasitas 0,5 – 100 mL.
Prinsip Kerja : memipet atau memindahkan volume cairan dengan teliti atau
seksama.
Fungsi : memipet atau memindahkan volume cairan dengan teliti.
K3 :
 Tidak menggoyangkan pipet untuk mengeluarkan sisa larutan yang
tertinggal pada pipet, tetapi sebaiknya ditiup atau menggoreskan ujung
pipet pada dinding dalam dari wadah sebanyak 3x.
 Menggunakan ball pipet saat memipet larutan berbahaya dan beracun.
 Penghisapan larutan menggunakan pipet melalui mulut usahakan pipet
berada pada dasar wadah, agar tidak ada gelembung yang masuk saat
memipet.

9. Pipet Ukur (Graduated Pipettes)

Pipet ukur terbuat dari gelas jenis soda jernih, mempunyai kapasitas 0,01 – 50 mL
dilengkapi dengan pembagian skala pada dinding pipet 0,001 – 0,5 mL.
Prinsip Kerja : memipet cairan secara kurang teliti dan tidak masuk dalam
perhitungan pada penetapan kadar.
Fungsi : digunakan untuk mengambil, memindahkan atau memipet sejumlah
volume secara tidak teliti.
K3 :
 Tidak menggoyangkan pipet untuk mengeluarkan sisa larutan yang
tertinggal pada pipet, tetapi sebaiknya ditiup atau menggoreskan ujung
pipet pada dinding dalam dari wadah sebanyak 3x.
 Menggunakan ball pipet saat memipet larutan berbahaya dan beracun.
 Penghisapan larutan menggunakan pipet melalui mulut usahakan pipet
berada pada dasar wadah, agar tidak ada gelembung yang masuk saat
memipet.
10. Desikator (Desiccators)

Desikator terbuat dari gelas jenis semi-boroksilat, plastik atau mika. Tipe gelas
jenis atau amber. Di dalam desikator terdapat piringan berpori yang terbuat dari
porselin yang digunakan untuk meletakkan alat – alat gelas. Di bawah piringan
porselin terdapat bahan pengering yang umumnya terbuat dari ; silikagel, asam
sulfat pekat, fofor pentaoksida, kalsium oksida dan sebagainya. Pengering
silikagel biasanya diberi indicator warna biru yang keriing dan jika telah mengikat
uap air warna akan berubah menjadi merah. Silikagel yang telah jenuh dengan uap
air dapat dikeringkan lagi dengan cara dipanaskan dalam oven dengan suhu 100 o.
Tutup desikator pada bagian permukaan harus diberi bahan pelican missal : silicon
grease, agar dapat tertutup lebih rapat.
Prinsip kerja : Mendinginkan, mengeringkan serta menyimpan zat atau bahan.
Fungsi :
 Digunakan untuk mendinginkan bahan atau alat gelas (misalnya ; krus
porselin, botol timbang) setelah dipanaskan dan akan ditimbang.
 Mengeringkan bahan atau menyimpan zat atau bahan yang harus
diliindungi terhadap pengaruh kelembapan udara.
K3 : Gunakan dua buah tangan untuk membawa desikator atau untuk
membukanya, tangan pertama digunakan sebagai penahan desikator dan tangan
yang lain digunakan untuk mendorong tutup desikator. Jika desikator dihampa
udarakan, sebelum dibuka kran harus dibuka terlebih dahulu agar tekanan udara di
dalam dan diluar desikator sama hingga akan memudahkan untuk membukanya.
11. Batang Pengaduk (Strirring Rod)

Terbuat dari gelas, polietilen atau logam yang dibungkus dengan polietilen.
Batang pengaduuk mempunyai panjang sesuai dengan keperluan. Batang
pengaduk umumnya bergaris tengah 2 – 4 mm dan mempunyai panjang yang
bervariasi 6 – 30 cm.
Prinsip Kerja : Mengaduk larutan atau suspense dalam wadah.
Fungsi :
 Digunakan untuk mengaduk larutan atau suspensi yang umumnya berada
pada gelas kimia, Erlenmeyer atau tabung reaksi.
 Digunakan pula sebagai alat bantu untuk memindahkan cairan dari suatu
bejana ke bejana lain.
K3 : dalam mengaduk tidak bolek terlalu kuat atau kasar agar larutan tidak
terpecik dan wadah tidak pecah.

12. Gelas Arloji (Watch Glasses)

Terbuat dari gelas boroksilat, mempunyai diameter yang bervariasi antara 30 –


200 mm.
Prinsip Kerja : wadah penimbangan zat padat
Fungsi : wadah menimbang zat padat dan untuk menutup labu pada proses
pemanasan.
K3 : berhati – hati saat menempatkan wadah
13. Corong Pisah (Separatory Funnels)

Terbuat dari gelas boroksilat, tidak berwarna dan amber. Berbentuk kerucut (buah
per) bulaat dan silinder, dilengkapi dengan kran dan tutup yang terbuat dari bahan
gelas asah atau teflon. Mempunyai kapasitas 50 – 2000 mL. Corong pisah
mempunyai tangkai bermacam – macam ada yang bertangkai pendek, panjang
dilengkapi dengan penyambung gelas asah standar, dilengkapi dengan pengatur
tetesan.
Prinsip Kerja : mengekstraksi zat cair dengan zat cair.
Fungsi : digunakan untuk ektraksi zat, dapat pula mengatur aliran zat cair pada
proses kromatografi kolom dan reaksi kimia lainnya.
K3 :
 Sebelum menggunakan, lakukan pengecekan tutup dan kran corong pisah
sudah tepat dan tidak bocor.
 Dalam pengocokkan corong pisah dilakukan dengan cara memegang
bagian atas berikut tutupnya dengan tangan kanan dan tangan kiri
memegang tangkai corong berikut kerannya.

14. Corong Buchner (Buchner Funnels)

Corong Buchner dari porselin atau gelas boroksilikat. Corong penggunaannya


dibantu dengan labu hisap yang dihubungkan dengan pompa hisap / vakum.
Diameter corong Buchner 26 – 380 mm. Corong mempunyai dasar yang berpori
kasar dan jika akan digunakan harus diletakkan kertas saring yang mempunyai
diameter sama dengan corong atau lempeng berpori.
Prinsip Kerja: Menyaring bahan kasar dengan cairan penyaring atau pelarut.
Fungsi : digunakan untuk menyaring dengan cepat terutama jika digunakan
pelarut yang mudah menguap.
K3 :
 Memperhatikan kedudukan tangkai corong dengan arah hisapan pompa
agar diatur sedemikian rupa sehingga cairan yang keluar dari corong tidak
terhisap oleh pompa.
 Saat menghentikan penghisapan, terlebih dahulu lepaskan hubungan alat
gelasnya agar tidak berhubungan dengan udara, sehingga tidak terjadi
tekanan yang berbalik.

15. Krus (Crucible)

Krus dapat dipanaskan hingga suhu tinggi dalam tanur (Muffle Furnance) 1900 o.
Krus mempunyai kapasitas 2 – 250 mL. Mempunyai bentuk tinggi atau pendek ,
krus dilengkapi denan tutup. Krus terbuat bahan Porselin, Platina, tanah liat yang
dibakar, campuran Platina-Tembaga, Baja tahan karat, Nikel, Graphite.
Prinsip Kerja : praktikum analisis laboratorium sehari – hari untuk pengabuan
zat pada analisis gravimetri.
Fungsi : umumnya digunakan untuk membakar / mengarangkan / mengabungkan
zat pada analisis gravimetri.
K3 :
 Sebelum digunakan, krus di cuci dan di rendam dengan asam pencuci.
 Untuk mengambil, memasukkan, memindahkan krus dari tanur
menggunakan tang krus tangkai panjang dan pendek.
16. Kondensor (Condensers)

Kondensor mempunyai bentuk panjang yang berbeda – beda sesuai dengan


kegunaan masing – masing. Kondensor terbuat dari gelas boroksilat , umumnya
dapat dirangkai dengan alat gelas lain untuk berbagai keperluan.
Prinsip Kerja :zat dipanaskan, kemudian uap panas akan naik lalu dialirkalah air
dinginmelalui selang sehingga uap panas tadi tidak lepas ke udara tetapi kembali
mengembun dan jatuh lagi ke bawah. Pada prinsip kerja kondensor, volume dari
larutan yang dipanaskan akankonstan karena tidak ada uap yang lepas ke udara.
Fungsi : digunakan intuk menggembungkan atau mendinginkan uap yang terjadi
pada proses reaksi, sintesa, atau pada sistem destilasi, ekstraksi, saponifikasi,
esterifikasi, metilasi dan sebagainya.
K3 :Pada saat melakukan destilasi, kita harus memperhatikan suhunya. Apabila
terlalu tinggi maka akan menyebabkan endapan yang seharusnya didapat akan
gosong dantidsak dapat dilanjutkan prosesnya ke rekristalisasi.

17. Cawan Porselin (Dishes Porcelin)

Cawan porselin mempunyai kapasitas 4 – 2900 mL. Sebagian cawan petri tidak
tahan pada suhu di atas 300o.
Fungsi : untuk menguapkan cairan pada suhu yang tidak terlalu tinggi (oven, di
atas tangas air, uap, pasir dan sebagainya).
K3 : memperhatikan suhu saat menguapkan cairan.
18. Botol Pereaksi (Reagent Bottles)

Botol pereaksi terbuat dari boroksilikat, atau gelas soda, ada yang jernih-
transparan dan amber. Botol mempunyai mulut atau leher lebar dan normal
dengan kapasitas 50 – 10.000 mL dilengkapi dengan tutup yang terbuat dari kaca
asah.
Fungsi : menyimpan larutan, khusus untuk penyimpanan asam yang berasap botol
dilengkapi dengan penutup bahan atau kap asam.
K3 :
 Khusus untuk larutan asam, botol pereaksi diletakkan pada lemari asam.
 Pasang tutup botol agar larutan tidak bercampur dengan udara.

19. Botol Penetes (Dropping Bottles)

Terbuat dari gelas boroksilikat , ada yang jernih-transparan dan amber. Kapasitas
30 – 250 mL dilengkapi dengan tutup yang mempunyai tempat mengalirkan
cairan / meneteskan cairan atau tutup yang dilengkapi dengan pipet.
Prinsip Kerja : menyimpan dan meneteskan cairan.
Fungsi : digunakan untuk menyimpan cairan indikator, cairan pewarnaan dan
sebagainya.
K3 : saat mengangkat pipet dalam botol, harus hati – hati jika tidak maka cairan
akan berceceran.
20. Cawan Petri

Cawan Petri atau telepa Petri adalah sebuah wadah yang bentuknya bundar dan
terbuat dari plastik atau kaca yang digunakan untuk membiakkan sel. Cawan Petri
selalu berpasangan, yang ukurannya agak kecil sebagai wadah dan yang lebih
besar merupakan tutupnya.
Fungsi : digunakan sebagai wadah untuk penyelidikan tropi dan juga untuk
mengkultur bakteri,khamir, spora, atau biji-bijian. Cawan Petri plastik dapat
dimusnahkan setelah sekali pakai untuk kultur bakteri.\
K3 : menutup cawan petri setelah memasukkan biakan bakteri agar tidak
terkontaminasi dengan udara.

21. Pipet Tetes (Dropping Pipettes)

Pipet tanpa skala, mempunyai bentuk pendek atau panjang dan dilengkapi dengan
karet penghisapnya.
Prinsip Kerja : menambahkan cairan tetes demi tetes hingga volume tepat.
Fungsi : memindahkan larutan dari satu wadah ke wadah lainnya
K3 : setelah memipet miringkan sedikit pipet agar larutan yang dipindahkan tidak
menetes dan luruskan kembali pipet saat akan memindahkannya pada wadah
lainnya.
22. Botol Timbang (Wlighting Bottles)

Botol timbang terbuat dari jenis gelas boroksilikat, dilengkapi dengan tutup asah.
Botol timbang mempunyai tipe bentuk tinggi dan pendek. Kapasitas botol
timbang mulai 15 – 80 mL.
Fungsi :
 Digunakan di dalam menentukan kadar air suatu bahan.
 Selain itu digunakan untuk menyimpan bahan yang akan ditimbang
terutama untuk bahan cair.

23. Labu iodium (Iodium Determination Flask)

Labu iodium atau disebut juga sebagai labu iod merupakan salah satu alat gelas
laboratorium yang terbuat dari kuarsa/silikat oksida, boron oksida, aluminium
oksida dan natrium oksida. Labu iodium mirip labu Erlenmeyer bertutup asah dan
pada mulut labu dilengkapi oleh suatu piringan kaca yang digunakan untuk
menempatkan cairan/larutan atau air yang berguna untuk mengikat uap iodium
hasil reaksi. Labu iodium mempunyai kapasitas ukuran 100 sampai 500.
Prinsip Kerja : memasukkan sampel dalam labu iodium dan tutup dengan rapat,
jangan sampai ada gelembung udara di dalamnya.
Fungsi : adapun kegunaan labu iodium adalah untuk mereaksikan zat yang
biasanya menghasilkan iodium.
K3 :
 Pecahnya labu yang dpat diatasi dengan mengganti yang baru.
 Retaknya labu yang dapat diperbaiki dengan lem.
 Apabila tutup labu kurang rapat ketika sedang digunakan dalam
mereaksikan, maka aroma iodium yang menyenngat akan terhirup dan
akan mengganggu kerja sehingga tutp labu harus ditutup rapat.

24. Labu Kjeldahl (Kjeldahl Flasks)

Terbuat dari gelas boroksilikat, dengan kapasitas 50 – 1000 mL.


Prinsip Kerja : posisi labu harus miring dengan mulut menyandar pada
penampung uap asam.
Fungsi : digunakan untuk destruksi atau digesti protein dan dapat pula digunakan
sebagai labu destilasi pada hasil destruksi protein.
K3 : saat memasangkan labu pada mulut penampung uap harus rapat agar uap
asam tidak menyebar saat melakukan proses destruksi.

25. Bunsen

Pemanas yang bentuknya seperti tabung yang berisi bahan bakar dan memiliki
sumbu yang dapat menghasilkan api. Bahan bakarnya macam-macam, ada yang
dari alcohol, spiritus, dan minyak gas..
Fungsi : fungsinya untuk menciptakan suasana steril
BAB II
ALAT DAN BAHAN

No Nama Alat Jumlah


1 Gelas kimia (beaker glass) 1 buah
2 Labu erlemeyer 1 buah
3 Tabung reaksi 1 buah
4 Labu ukur 1 buah
5 Gelas ukur 1 buah
6 Buret 1 buah
7 Corong 1 buah
8 Pipet Volum 1 buah
9 Piper ukur 1 buah
10 Dexikator 1 buah
11 Batang pengaduk 1 buah
12 Gelas arloji 1 buah
13 Corong pisah 1 buah
14 Corong bunchaer 1 buah
15 Krus 1 buah
16 Kondenxator 1 buah
17 Cawan porselin 1 buah
18 Botol pereaksi 1 buah
19 Botol penetes 1 buah
20 Pipet tetes 1 buah
21 Cawan petri 1 buah
22 Botol timbang 1 buah
23 Labu iodium 1 buah
24 Labu kjeldahl 1 buah
25 bunsen 1 buah
BAB III
METODE DAN CARA KERJA
Penjelasan dari asisten dosen praktikum tentang alat-alat praktikum dan alat
atau kesehatan dan keselamatan kerja (k3) harus diperhatikan dengan seksama.
Setelah itu berbagai alat-alat yang sudah dijelaskan tersebut kemudian digambar,
ditulis fungsinya dan bagaimana memperlakukanya sesuai K3.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PRAKTIKUM

Hasil Praktikum
1. Beaker glass
ada 3 fungsi utama beaker gelas yang biasa di manfaatkan di laboratorium,
yaitu:
a. Untuk mengukur volume larutan atau bahan yang tidak membutuhkan
tingkat ketelitian yang tinggi.
b. Sebagai wadah untuk menyimpan dan membuat larutan.
c. Sebagai wadah untuk memanaskan bahan diatas hot plate, khusus untuk
beker glass yang terbuat dari kaca borosilat.
K3:
a. Menggunakan lap halus saat mengangkat beaker gelas dari kompor listrik.
b. Merendam beaker gelas dalam aquadest atau air saat menuangkan larutan
asam dengan konsentrasi tinggi.

2. Erlemeyer
Fungsi :
a. Labu erlenmeyer dengan tutup asah digunakan untuk titrasi dengan
pengocokkan kuat, dihubungkan dengan alat ekstraksi, alat destilasi dan
sebagainya.
b. Labu erlenmeyer tanpa tutup asah digunakan untuk titrasi dengan
pengocokkan lemah hingga sedang.
K3 : Menggunakan lap halus saat mengangkat Erlenmeyer dari kompor listrik.

3. Gelas ukur
Fungsi :
a. Dapat digunakan untuk merendam pipet dalam asam pencuci
b. Gelas ukur yang dilengkapi dengan tutup asah digunakan untuk melarutkan
zat hingga volume tertentu.
K3 : perhatikan saat menuangkan larutan, jangan sampai larutannya mengalir
pada tepi gelas ukur.
4. Corong pisah
Fungsi : digunakan untuk ektraksi zat, dapat pula mengatur aliran zat cair pada
proses kromatografi kolom dan reaksi kimia lainnya.
K3 :
a. Sebelum menggunakan, lakukan pengecekan tutup dan kran corong pisah
sudah tepat dan tidak bocor.
b. Dalam pengocokkan corong pisah dilakukan dengan cara memegang
bagian atas berikut tutupnya dengan tangan kanan dan tangan kiri
memegang tangkai corong berikut kerannya.

5. Labu ukur
Fungsi : Digunakan untuk mencampurkan larutan.
K3 :
a. Tidak boleh dipanaskan.
b. Gunakan kedua tangan saat mencampurkan larutan.

6. Kolom
Fungsi : untuk melakukan pemisahan metode kromatografi.
K3:
7. Buret
Fungsi : Memberikan secara tetes demi tetes sejumlah volume larutan yang
diketahui dengan teliti pada proses titrasi.
K3 :
a. Letakkan pada keranjang plastik.
b. Perhatikkan kran buret, gunakan pelumas untuk memudahkan putaran kran
buret dan mencegah kebocoran.

8. Batang pengaduk
Fungsi :
a. Digunakan untuk mengaduk larutan atau suspensi yang umumnya berada
pada gelas kimia, Erlenmeyer atau tabung reaksi.
b. Digunakan pula sebagai alat bantu untuk memindahkan cairan dari suatu
bejana ke bejana lain.
K3 : dalam mengaduk tidak bolek terlalu kuat atau kasar agar larutan tidak
terpecik dan wadah tidak pecah.

9. Pipet volumetrik
Fungsi : memipet atau memindahkan volume cairan dengan teliti.
K3 :
a. Tidak menggoyangkan pipet untuk mengeluarkan sisa larutan yang
tertinggal pada pipet, tetapi sebaiknya ditiup atau menggoreskan ujung
pipet pada dinding dalam dari wadah sebanyak 3x.
b. Menggunakan ball pipet saat memipet larutan berbahaya dan beracun.
c. Penghisapan larutan menggunakan pipet melalui mulut usahakan pipet
berada pada dasar wadah, agar tidak ada gelembung yang masuk saat
memipet.

10. Pipet morh


Fungsi : digunakan untuk mengambil, memindahkan atau memipet sejumlah
volume secara tidak teliti.
K3 :
a. Tidak menggoyangkan pipet untuk mengeluarkan sisa larutan yang
tertinggal pada pipet, tetapi sebaiknya ditiup atau menggoreskan ujung
pipet pada dinding dalam dari wadah sebanyak 3x.
b. Menggunakan ball pipet saat memipet larutan berbahaya dan beracun.
c. Penghisapan larutan menggunakan pipet melalui mulut usahakan pipet
berada pada dasar wadah, agar tidak ada gelembung yang masuk saat
memipet.
11. Desikator
Fungsi :
a. Digunakan untuk mendinginkan bahan atau alat gelas (misalnya ; krus
porselin, botol timbang) setelah dipanaskan dan akan ditimbang.
b. Mengeringkan bahan atau menyimpan zat atau bahan yang harus
diliindungi terhadap pengaruh kelembapan udara.
K3 : Gunakan dua buah tangan untuk membawa desikator atau untuk
membukanya, tangan pertama digunakan sebagai penahan desikator dan
tangan yang lain digunakan untuk mendorong tutup desikator. Jika desikator
dihampa udarakan, sebelum dibuka kran harus dibuka terlebih dahulu agar
tekanan udara di dalam dan diluar desikator sama hingga akan memudahkan
untuk membukanya.

12. Cawan porselin


Fungsi : untuk menguapkan cairan pada suhu yang tidak terlalu tinggi (oven,
di atas tangas air, uap, pasir dan sebagainya).
K3 : memperhatikan suhu saat menguapkan cairan

13. Bunsen
Fungsi : fungsinya untuk menciptakan suasana steril
14. Crush porselin
Fungsi : umumnya digunakan untuk membakar / mengarangkan /
mengabungkan zat pada analisis gravimetri.
K3 :
a. Sebelum digunakan, krus di cuci dan di rendam dengan asam pencuci.
b. Untuk mengambil, memasukkan, memindahkan krus dari tanur
menggunakan tang krus tangkai panjang dan pendek

15. Corong
Fungsi : digunakan untuk menyaring zat cair atau sampel padat.
K3 : saat menuangkan larutan, corong sebaiknya tidak bersentuhan dengan
mulut wadah usahakan menjauh sedikit.
16. Viskometer osword
Fungsi :untuk melakukan uji kekentalah atau viskositas pada suatu sediaan
K3 :
a. Tidak boleh dipanaskan
b. Hanya untuk mengukur kekentalan sediaan cair

17. Piknometer
Fungsi :untuk mengukur berat jenis suatu zat.
K3:
a. Letakkan dengan hati-hati
b. Tidak boleh dipanaskan, karena mudah memuai

Pembahasan
Pada saat praktikum, mahasiswa menggunakan APD tidak lengkap,
sehingga praktikan tidak terlindungi secara aman .kurangnya kesadaran praktikan
dalam mnggunakan APD menyebabkan rentanya terjadi kecelakaan dan tidak
terlindungi saat praktikum. mahasiswa atau praktikan menggunakan alat- alat
(glassware) saat praktikum tidak dicuci secara benar terkadang terdapat praktikan
yang menggunakan glassware tidak di cuci dan saat selesai menggunakanya juga
tidak dicuci. Hal tersebut menyebabkan pada saat praktikum sering terjadinya
kontaminasi. Dan penyimpana dan penggunaan glassware pada saat praktikum
masih belum baik sehingga terjadinya kecelakaan atai kerusakan saat
menggunakan glassware sering terjadi hal tersebut meyebabkan terancamnya
keselamatan praktikan dan kerugian materi praktikan untuk mengganti glassware
laboratorium. Setelah mendapatkan materi bagaimana cara menggunakan
glassware menurut K3 mahasiswa atau praktikan memdapatkan wawasan bagai
mana menggunakan glassware tersebut yang baik dan benar sehingga dapat
diterapkan saat praktikum dan mencegah terjadinya kecelakaan dan kerugian saat
praktikum.
Kesimpulan
Kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium bertujuan agar
petugas,  pengguna, dan lingkungan laboratorium saat bekerja selalu dalam
keadaan sehat,nyaman, dan selamat. Untuk dapat mencapai tujuan
tersebut, perlu kemauan, kemampuan dan kerjasama yang baik dari semua
pihak.Keterlibatan dan komitmen yang tinggi dari pengguna maupun
pelaksanamerupakan langkah yang penting untuk mewujudkan tujuan tersebut..
Hal utama yang perlu dilakukan adalah dengan mematuhi peraturan bekerja
dilaboratorium dan bekerja dengan aman serta didukung oleh infrastruktur
yangmemadai sesuai dengan prosedur yang ada. Melalui kegiatan Kesehatan
dankeselamatan Kerja, diharapkan pengguna laboratorium yang bekerja
dilaboratorium kesehatan dapat bekerja dengan lebih produktif, sehingga tugas
dapatdijalankan se1ara maksimal, baik itu untuk pendidikan maupun dalam
hal pelayanan publik. Di dalam laboratorium terdapat bahan-bahan yang dapat
membahayakan tubuh baik luar maupun dalam. Oleh sebab itu, bekerja di dalam
laboratorium harus  berhati-hati. Dari hal tersebut, keselamatan dan keamanan
kerja harus selalu diperhatikan. Penggunaan APD ketika bekerja dan di dalam
laboratorium merupakan hal yang wajib, hal tersebut di sebabkan untuk
menghindari kecelakaan saat kerja.Perlunya pengenalan alat – alat laboratorium
pada mahasiswa, agar mahasiswa dapat merawat dan menggunakan alat – alat

laboratorium secara benar.


Daftar pustaka
Departemen Kesehatan, 1995.
http://qualitycontrol-07.blogspot.com/2010/02/peralatan-gelas-kimia-glass-
ware.html
http://instrumenalatbahan.blogspot.com/2011/01/penjepit-tabung-reaksi.html
http://instrumenalatbahan.blogspot.com/2011/01/labu-iodium-labu-iod.html
http://www.scribd.com/doc/86879201/101/Rak-Tabung-Reaksi-16-mm
http://senutyokukuh.wordpress.com/2010/10/10/fungsi-dari-peralatan-inokulasi/
http://muthiaura.wordpress.com/2012/02/28/angka-penting-dan-angka-pasti-2/

Anda mungkin juga menyukai