Anda di halaman 1dari 5

TUGAS METODOLOGI DAN TATA TULIS KARYA ILMIAH

Nama : Ibnu Cahyo Nugroho


NIM : 116190048

PROGRAM STUDI TEKNIK METALURGI


JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Daya hantar elektrolit merupakan parameter yang dipengaruhi oleh
salinitas tinggi rendahnya berkaitan erat dengan nilai salinitas. kemampuan
air untuk menghantarkan arus listrik yang dinyatakan dalam µmhos/cm
(µS/cm). Konduktivitas (Daya Hantar Listrik / DHL) adalah gambaran
numeric dari kemampuan air untuk meneruskan listrik.
Oleh karena itu, semakin banyak garam-garam terlarut yang dapat
terionisasi, semakin banyak pula nilai DHL. Reaktivitas, bilangan valensi,
dan kosentrasi ion-ion terlarut sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai DHL.
Senyawa organic adalah penghantar listrik (konduktor) yang baik, sedangkan
senyawa anorganik adalah penghantar listrik (konduktor) yang lemah.
Selain itu bermacam-macam alat elektronik di sekitar kita bekerja dengan
sumber energi yang berasal dari arus listrik. Seperti contohnya lemari es,
penanak nasi, setrika dan masih banyak lagi.
Di samping kegunaannya tersebut, listrik juga menyimpan bahaya besar.
Oleh karena itu diperlukan pembekalan diri dengan pengetahuan yang cukup
mengenai listrik dan sifat-sifatnya. Misalnya, jangan memasukkan kabel alat
elektronik ketika tangan dalam keadaan basah. Maka dari itu penting bagi kita
untuk mempelajari daya hantar listrik.

1.2 Perumusan Masalah


a. Identifikasi Masalah
1. Masih banyak mahasiswa yang mengalami kesulitan dalam
menghitung daya hantar elektrolit.

b. Rumusan Masalah
1. Apa prinsip kerja serta kegunaan galvanometer?
2. Apa nilai dari daya hantar elektrolit?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Mengetahui prinsip kerja serta kegunaan galvanometer.
2. Menentukan nilai dari daya hantar elektrolit.
1.4 Metodologi
A. Alat dan Bahan
1. Galvanometer
2. Tabung U
3. Jangka Sorong
4. Gelas ukur
5. Pipet
6. Elektroda
7. CuSo4
8. Aquadest
B. Prosedur Percobaan
1. Mengisi tabung U dengan larutan CuSo4 atau NaCl sampai
elektrodanya tercelup
2. Meletakkan galvanometer ditengah, aturlah R1 sehingga menunjukan
detektornya nol
3. Mengatur kontak galvanometer kekiri atau kekanan sehingga
detektornya menjadi nol, mencatat posisi R1 R2 dan R3 serta
temperatur ruangan
4. Mengulangi langkah 1 sampai 3 untuk larutan 80%, 60%
5. Menghitung daya hantar larutan elektrolit

1.5 Tinjauan Pustaka

Pengertian Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus


listrik, memberikan gejala berupa menyalanya lampu pada alat uji atau timbulnya
gelembung gas dalam larutan. Pada tahun 1884, Svante Arrhenius mengemukakan
teori elektrolit yang sampai saat ini teori tersebut tetap bertahan padahal ia hampir
saja tidak diberikan gelar doktornya di Universitas Upsala, Swedia, karena
mengungkapkan teori ini. Menurut Arrhenius, larutan elektrolit dalam air
terdisosiasi ke dalam partikel-partikel bermuatan listrik positif dan negatif yang
disebut ion (ion positif dan ion negatif) Jumlah muatan ion positif akan sama
dengan jumlah muatan ion negatif, sehingga muatan ion-ion dalam larutan netral.
Ion-ion inilah yang bertugas mengahantarkan arus listrik. Larutan yang dapat
menghantarkan arus listrik disebut larutan elektrolit.

Larutan ini memberikan gejala berupa menyalanya lampu atau timbulnya


gelembung gas dalam larutan.
Larutan elektrolit mengandung partikel-partikel yang bermuatan (kation dan
anion). Berdasarkan percobaan yang dilakukan oleh Michael Faraday, diketahui
bahwa jika arus listrik dialirkan ke dalam larutan elektrolit akan terjadi
proseselektrolisis yang menghasilkan gas. Gelembung gas ini terbentuk karena ion
positif mengalami reaksi reduksi dan ion negatif mengalami oksidasi.

Prinsip Kerja Galvanometer

Galvanometer pada umumnya dipakai untuk arus tetapi dalam mengukur kuat arus
listrik galvanometer bekerja berdasarkan prinsip bahwa sebuah kumparan yang
dialiri arus listrik dapat berputar ketika diletakkan dalam satu daerah medan
magnetic. Pada dasarnya kumparan terdiri dari banyak lilitan kawat. Sebuah
galvanometer yang digantungkan pada kumparan, kopel magnetic akan memutar
kumparan seperti yang telah kita ketahui kumparan hanya dapat berputar
maksimal seperempat putaran kedudukan kumparan tegak lurus terhadap medan
magnet.

Cara kerja galvanometer sama dengan motor listrik, tapi karena dilengkapi pegas,
maka kumparannya tidak berputar. Karena muatan dalam magnet dapat berubah,
karena arus listrik yang mengalir didalamnya. Galvanometer pada umumnya
dipakai untuk arus searah tetapi prinsipnya menggunakan konstruksi kumparan
putar.

Cara kerja galvanometer yaitu berputanya kumparan karena munculnya dua gaya
Lorentz sama besar tetapi berlawan arah. Yang bekerja pada dua sisi kumparan
yang saling berhadapan. Kawat tembaga dililitkan pada inti besi lunak berbentuk
selinder membentuk satu kumparan, dan diletakkan diantara kutub-kutub sebuah
magnet permanen. Arus listrik memasuki dan meninggalkan kumparan melalui
pegas spiral yang terpasang diatas dan dibawah kumparan, maka sisi kumparan
yang dekat dengan kutub utara dan kutub selatan mengalami gaya Lorentz yang
sama tetapi berlawanan arah, yang akan menyebabkan kumparan berputar jarum
untuk menunjukkan pada skala tertentu. Angka yang ditunjukkan oleh skala
menyatakan besar arus listrik yang diukur.

1.6 Batas Masalah

Pembatasan masalah digunakan untuk menghindari adanya penyimpangan


maupun pelebaran pokok masalah agar penelitian tersebut lebih terarah dan
memudahkan dalam pembahasan sehingga tujuan penelitian akan tercapai.
Beberapa batasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Menghitung daya hantar elektrolit.


2. Prinsip serta kerja galvanometer.

1.7 Manfaat
 Mahasiswa mengetahui prinsip kerja dari galvanometer.
 Mahasiswa mengetaui cara menghitung daya hantar elektrolit.

Anda mungkin juga menyukai