Anda di halaman 1dari 4

Nama: Atalya Tukang

Nim: 502018015
Judul: UTS Kepribadian 1

1. Sinopsi film
Kartini (Dian Sastowardoyo) adalah seorang perempuan yang terlahir sebagai
perempuan jawa dan kartini pun harus taat akan tradisi baik itu dari cara berpakaian,
berjalan dan juga cara berpikir, khususnya yang berkaitan dengan perbedaan kasta antara
laki-laki dan perempuan maupun ningrat dan kaum biasa. Perbedaan itu lah yang
menimbulkan ketidak adilan yang menghampiri Kartini sejak kecil. Di masa kecil Kartini
harus menerima kenyataan bahwa tidak bisa tidur dengan Ibunya yang bernama Ngasirah
(Christine Hakim) dimana Ngasirah menjadi orang yang terbuang lantaran dia berstatus
sebagai pembantu. Sementara ayahnya yang keturunan ningrat yang bernama Raden
Sosroningrat (Deddy sutomo) pun tidak kuasa melawan tradisi tersebut. Kondisi ini pun
membuat hati dan juga pikiran Kartini bergejolak sebab Kartini merasa hal ini tidak adil.
Beranjak dewasa Kartini yang usai mengalami menstruasi pertama, kartini pun harus rela
dipingit oleh laki-laki yang melamarnya. Beruntung Kartini memiliki saudara laki-laki
yang bernama Kartono (Reza Rahadian) yang berpikiran terbuka, memperkenalkan
kartini dengan buku. Mulai dari sini pemikiran Kartini mulai terbuka dan berani
mengambil langkah mendobrak tradisi yang telah membelenggu perempuan. Kartini
berjuang menyetarakan hak untuk semua orang terutama dalam hak Pendidikan bagi
wanita. Kartini Bersama dengan kedua saudaranya yaitu Roekmini (Acha Septriasa) dan
Kardinah (Ayushita) berjuang untuk mendirikan sekolah bagi kaum miskin dan juga
menciptakan lapangan pekerjaan untuk semua masyarakat Jepara.
2. Classical Conditioning’s Pavlov
A. Proses awal pembentukan kepribadian tokoh
US = tidak bisa tidur dengan ibu kandungnya
UR = kartini menangis kemudian menentang dan bersikeras untuk tetap tidur bersama
dengan ibunya
NS = perbedaan kasta antara laki-laki dan perempuan maupun nigrat dan kaum biasa
CS = perbedaan kasta antara laki-laki dan perempuan maupun nigrat dan kaum biasa
CR = kartini menangis dan membuat hatinya bergejolak sebab merasa tidak adil
Pada awal pembentukkan kepribadian RA Kartini sudah diajarkan harus taat akan
tradisi baik itu dari cara berpakaian, berjalan dan juga cara berpikir, khususnya yang
berkaitan dengan perbedaan kasta antara laki-laki dan perempuan maupun ningrat dan
kaum biasa, itulah yang membuat kartini harus berpisah dengan ibunya dan kartini tidak
bisa lagi tidur bersama dengan ibunya, hal tersebut membuat kartini bersikeras untuk bisa
bersama dan tidur dengan ibunya tetapi ayahnya tidak mengijinkan hal tersebut terjadi
karena ibunya hanya seorang pembantu (kaum biasa), kemudian hati kartini bergejolak
sebab merasa tidak adil.
B. Proses perubahan kepribadian tokoh
US = memanggil ibunya dengan sebutan bibi dan ibunya memanggilnya dengan sebutan
Tuan Putri
UR = kartini menangis dan dengan keterpaksaannya membuat ibunya Bahagia kartini
menuruti apa kata ibunya.
NS = perubahan panggilan ibu menjadi bibi
CS = Perubahan panggilan ibu menjadi bibi
CR = Kartini pun menangis dan mengikuti perintah dari ibunya untuk memanggil dengan
sebutan bibi demi kebahagiaan ibunya dan dirinya.
Perubahan kepribadian yang terjadi pada kartini yaitu dia harus memanggil
ibunya dengan sebutan bibi tetapi kartini bersikeras tidak mau memanggil ibunya dengan
sebutan bibi dan dia ingin pulang ke mayong tetapi demi melihat ibunya senang Kartini
rela memanggil ibunya dengan sebutan bibi.
C. Operant Conditioning’s Skinner
A. Proses awal pembentukan kepribadian tokoh
Antecedent = kakaknya memberikan kunci
Behavior = mengambil kunci dan membuka lemari dan membaca buku
Consequence = pikiran menjadi terbuka, dan berani mengambil langkah kemudian
mendobrak tradisi yang telah membelenggu perempuan.
Pada awalnya Kartini menjalani pingitan yaitu dikurung di dalam rumah sejak
menstruasi pertama, menanti laki-laki bangsawan datang melamarnya untuk menjadi istri
pertama, kedua bahkan ketika. Kemudian kakaknya menghampirinya dan memberikan
sebuah kunci agar Kartini bisa melewati dari kamar pingitan tersebut, kartini pun
mengambil kunci tersebut dan membaca, dan pemikiran Kartini pun menjadi terbuka dan
berani mengambil langkah kemudian mendobrak tradisi yang telah membelenggu
perempuan.
B. Proses perubahan kepribadian tokoh
Antecedent = perintah
Behavior = menjalakan perintah yaitu berbagi ilmu dengan kedua adiknya dan juga
terhadap masyarakat Jepara
Consequence = mereka bisa mendirikan sekolah bagi kaum miskin dan juga lapangan
pekerjaan.
Kemudian berjalannya waktu kakaknya menyuruh kartini untuk membagikan
ilmu kemudian Kartini mulai mengajarkan adik-adiknya dan menyuruh mereka untuk
membaca kemudian Kartini bersama dengan kedua saudaranya yaitu Roekmini (Acha
Septriasa) dan Kardinah (Ayushita) berjuang untuk mendirikan sekolah bagi kaum miskin
dan juga menciptakan lapangan pekerjaan untuk semua masyarakat Jepara.

D. Social Cognitif’s Bandura


A. Proses awal pembentukan kepribadian tokoh
Environment = melihat majalah “De Hollandsche Lelie” sehingga membuat kartini ingin
menjadi penulis seperti majalah yang ditulis oleh “De Hollandsche Lelie”, dan ingin
tulisannya diterbitkan
Personal = kemudian De Hollandsche Lelie memberikan jurnal kepada kartini agar
kartini bisa melihat bagaimana mereka menuangkan isi pikiran mereka. Kemudian kartini
memikirkan hal tersebut jika dia mempelajari jurnal tersebut maka dia akan menjadi
penulis yang baik dan artikelnya bisa diterbitkan
Behavior = kartini mempelajari jurnal tersebut yang diberikan kepadanya.
Pada proses awal pembentukan kepribadian Kartini, Pada awalnya Kartini ingin
sekali agar artikelnya bisa diterbitkan dan dibaca oleh banyak orang seperti majalah yang
dituliskan oleh “De Hollandsche Lelie”, kemudian “De Hollandsche Lelie” memberikan
kepada Kartini agar Kartini bisa melihat bagaimana mereka menuangkan isi pikiran
mereka. Kemudian Kartini memikirkan hal tersebut jika dia mempelajari jurnal tersebut
maka dia akan menjadi penulis yang baik dan artikelnya bisa diterbitkan kemudian kartini
mengambil jurnal tersebut dan mempelajarinya.

B. Proses perubahan kepribadian tokoh


Environment = Kartini melihat bahwa laki-laki yang akan meminangnya sudah memiliki
tiga istri
Personal = kemudian kartini memikirkan tidak ada yang harus disyukuri menikah
dengan laki-laki yang sudah memiliki tiga istri dan misalnya dia mau menikah dengan
laki-laki tersebut ada syaratnya yang harus dipenuhi oleh laki-laki tersebut
Behavior = setelah itu Kartini menerima lamaran dari bupati yang sudah memiliki tiga
istri
Proses perubahan yang terjadi pada kepribadian Kartini yaitu dia tidak bisa melanjutkan
sekolahnya yaitu bersekolah di belanda karena surat yang ditunggu belum kunjung datang dan
akhirnya ibu tirinya menyuruhnya untuk menerima lamaran dari seorang bupati yang sudah
memiliki tiga istri. kemudian Kartini melihat bahwa laki-laki yang akan meminangnya sudah
memiliki tiga istri. kemudian Kartini memikirkan tidak ada yang harus disyukuri menikah
dengan laki-laki yang sudah memiliki tiga istri dan misalnya dia harus menikah dengan laki-laki
tersebut ada syaratnya yang harus dipenuhi oleh laki-laki tersebut, yaitu yang pertama kartini
tidak mau mencuci kaki RM Joyoadiningrat pada saat di palaminan, kedua Kartini tidak mau
dibebani dengan peraturan sopan santun yang rumit dan mau diperlakukan seperti orang biasa
saja, syarat yang ketiga saya mengharuskan calon suami saya untuk membantu saya untuk
mendirikan sekolah buat perempuan dan orang miskin, dan yang keempat, saya ingin Ngasirah
tidak lagi tinggal di rumah belakang tetapi tinggal di rumah depan dan saya ingin semua putra
dan putri romo memangging Ngasirah dengan sebutan Mas Ajeng bukan bibi lagi setelah semua
syarat yang diberikan kepada bupati dan semua syarat dipenuhi kartini pun menikah.

Anda mungkin juga menyukai