Anda di halaman 1dari 17

Jurnal Psikologi, Volume 13 Nomor 2, Desember 2017

Pengembangan Instrumen Temperamen (Carita) Dalam


Perspektif Buddhis Berdasar Kitab Visuddhimagga
(Studi Pada Mahasiswa Perguruan Tingggi Keagamaan Buddha
Indonesia)

Kemanya Karbono

STAB Negeri Sriwijaya Tangerang Banten


email:akarbono@yahoo.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan instrumen alat ukur klasifikasi tempera-
men (carita) yang valid dan reliabel. Proses pengujian melalui dua tahap, yakni secara
teoritis dan empiris. Pengujian empiris melibatkan 103 mahasiswa dari 6 Perguruan
Tinggi Keagamaan Buddha di Indonesia. Teknik pengambilan sampling menggunakan
metode simple random sampling. Validasi empiris dan pengukuran model dikonfirmasi
menggunakan Confirmatory Factor Analysis (CFA) dengan bantuan software Lisrel
8.80. Reliabilitas instrumen diukur dengan Construct Reliability (CR) dan Varian Ex-
traced (VE). Hasil penelitian menunjukan bahwa instrumen temperamen (carita) terdiri
dari enam dimensi, yaitu: (1) Ragacarita (serakah); (2) Dosacarita (benci); (3) Moha-
carita (bodoh) dengan; (4) Saddhacarita (yakin); (5) Buddhicarita (pandai); (6) Vitak-
kacarita (spekulatif).

Kata Kunci: pengembangan instrumen, temperamen (carita), visuddhimagga

Development Of Temperamen Instruments (Carita) In Buddhis


Perspective Based On The Visuddhimagga
(Study On Students Of Religious Higher Education Buddha
Indonesia)

Abstract

This study aims to develop a valid and reliable instrument of temperament (carita). The
testing process through two stages, namely theoretically and empirically.The empirical
test involved 103 students from 6 Buddhist Religious Universities in Indonesia. Sam-
pling technique using simple random sampling method. Empirical validation and model
measurements were confirmed using Confirmatory Factor Analysis (CFA) with the help
of Lisrel 8.80 software. Instrument reliability is measured by Construct Reliability (CR)
and Varian Extraced (VE). The results showed that the instrument of temperament
(carita) consists of six dimensions, namely: (1) Ragacarita (greedy); (2) Dosacarita
(hate); (3) Mohacarita (stupid) with; (4) Saddhacarita (sure); (5) Buddhicarita (clever);
(6) Vitakkacarita (speculativ

Keywords: development of instruments, temperament (carita), visuddhimagga

Pendahuluan dapkan pada situasi tertentu. Usaha untuk


memahami manusia dengan menggolongkan
Manusia dilahirkan berbeda adalah temperamen ke dalam tipe-tipe tertentu su-
ketentuan hukum alam dan menjadi suatu re- dah dilakukan sejak dulu kala, hal tersebut di-
alitas yang tak terbantahkan. Dari sekian ban- anggap sebagai cara yang efektif untuk lebih
yak perbedaan, temperamen menjadi salah memahami karakteristik manusia. Salah satu
satu yang menjadi perhatian. Hal tersebut contoh ahli yang familiar dalam pengklasifi-
didasarkan atas asumsi bahwa temperamen kasian temperamen adalah Hippocrates, ia
cenderung menentukan cara berpikir, bertin- membaginya ke dalam empat kelompok ber-
dak, dan merasa. Dengan mengenali temper- dasarkan segi kejiwaan yaitu: kholeris, mel-
amen seseorang, maka dapat diperkirakan ankolis, phlegmatis, dan sanguis.
bagaimana reaksi orang tersebut jika diha-

126
Pengembangan Instrumen Temperamen (Carita) Dalam Perspektif Buddhis......Kemanya Karbono

Dimasa kontemporer penggolongan dividu sebagai milik temperamen (Angleit-


temperamen banyak dimanfaatkan dalam ner, Alois & Rainer Riemann, 1991: 192).
berbagai bidang. Dunia pendidikan misalnya, Dalam pandangan Alport (1937) temperamen
menggunakannya sebagai instrumen untuk didefinisikan sebagai gejala karaktersitik dari
memahami peserta didik sehingga pendidik sifat emosi individu, termasuk kerentanan
mampu memperlakukan siswa sesuai kead- untuk stimulasi emosional, kekuatan dan ke-
aannya dengan memberikan treatmen yang cepatan bereaksi, kualitas kekuatan suasana
tepat sehingga kemajuan dalam belajar ter- hati secara fluktuasi dan intensitas mood,
capai. contoh lain adalah bidang kesehatan serta bergantung pada faktor konstitusional,
mental atau psikologi. Ketika memberikan yang karenanya terutama berasal dari ketu-
konseling, seorang psikolog akan meresep- runan. Dalam publikasi yang lebih baru, Buss
kan saran untuk memecahkan masalah men- dan Poley mendefinisikan temperamen seba-
tal pasiennya dengan menyesuaikan karak- gai karaktersitik yang sebagian besar adalah
teristik pribadinya. cara gaya berperilaku dalam situasi sosial
Dalam keagamaan Buddha, peng- (Angleitner, Alois & Rainer Riemann, 1991:
golongan temperamen sudah digunakan oleh 195). Dari berbagai definisi temperamen yang
Sang Buddha lebih dari 2500 tahun yang lalu. dikemukakan oleh para ahli, dapat disintesis-
Teori buddhis tentang temperamen muncul kan bahwa temperamen adalah karaketrsitik
dalam teks Visuddhimagga. Teks ini men- sifat emosi seseorang yang relatif tetap (bi-
yajikan klasifikasi temperamen sebagai alat asanya faktor genetik) terdapat di dalam ke-
yang berguna untuk menyesuaikan inter- pribadian dan watak dan berkaitan erat den-
vensi bagi individu tertentu untuk mencapai gan determinan biologik atau fisiologik yang
manfaat maksimal dalam kehidupan spiritual, dapat mempengaruhi perbuatan, perasaan,
menentukan gaya hidup berkaitan dengan dan pikiran.
tempat tinggal, pakaian, dan makanan. Na- Dalam perspektif buddhis, tempera-
mun yang paling menonjol adalah digunakan men dikenal dengan nama carita. Istilah terse-
untuk menentukan objek meditasi agar se- but berasal dari Bahasa Pali yang merupakan
seorang sukses dalam menjalankan praktik kombinasi dari kata depan ‘car’ dan akhiran
meditasi. Manfaat terakhir masih banyak di- ‘ta’. Menurut Pali English Dictionary, carita
gunakan diberbagai tempat retreat meditasi, diartikan sebagai perilaku, temperamen, sifat
hanya saja penentuan subjek meditasi ber- atau karakter seseorang. Jika mendapat awa-
dasar jenis tempramen diputuskan oleh pem- lan ‘su’ atau ‘du’ maka artinya menjadi per-
bimbing meditasi senior. Penentuan tersebut ilaku yang baik (sucarita) dan perilaku tidak
didasarkan pada pernyataan bahwa seorang baik (ducarita) yang timbul melalui pikiran,
guru yang telah mencapai penembusan ba- ucapan, dan perbuatan (Davids & William
tin akan mengetahui temperamen dan ob- Stede, The Pali Text Society’s Pali-English
jek meditasi yang sesuai, orang yang belum Dictionary”. www.dharma.org.ru). Tempera-
mencapai penembusan harus menanyai mu- men (carita) diartikan sebagai perbuatan baik
ridnya (Buddhaghosa, 1996: 68). atau perbuatan jahat. Dalam pengertian lain,
Istilah kepribadian dan temperamen dapat dinyatakan bahwa carita adalah ke-
seringkali digunakan untuk merujuk per- cenderungan yang termanifestasi dalam se-
bedaan perilaku individu yang relatif stabil. buah kebiasaan yang sering muncul (perbua-
Meskipun batasan antara kepribadian dan tan baik/jahat)(Mingun, 2008: 2299).
temperamen kabur, makna kedua konsep Sedangkan Bodhi menyatakan bahwa
tersebut dapat dibedakan. Wundt (1903) men- “Temperament (carita) means personal na-
definisikan temperamen sebagai reaktivitas ture, the character of a person as revealed by
emosional dari kebiasaan individu. Sedang- his or her natural attitudes and conduct (tem-
kan McDougall (1923) lebih menekankan peramen (Bodhi, 2012: 330-331). Tempera-
faktor fisiologis dan biokimia, ia menyatakan men setiap orang berbeda-beda dikarenakan
bahwa reaksi psikomotor khas seorang in- keragaman kamma masa lampau mereka.

127
Jurnal Psikologi, Volume 13 Nomor 2, Desember 2017

Dalam Vimuttimagga disebutkan ‘Melalui cara makan (bhojana), cara melihat,


bahwa ada dua penyebab temperamen (cari- dan sebagainya (dassanadito),
ta) yaitu kebiasaan sebelumnya (puddācinna) ‘Melalui jenis-jenis keadaan (mental) yang
dan elemen (dhātudosa). Bagaimana kebi- muncul (dhammappavatti),
asaan sebelumnya (puddācinna) menjadi pe- ‘Maka temperamen dapat dikenali’. (Nana-
nyebab carita? Dikatakan bahwa seseorang moli, 2011: 96).
yang telah mengumpulkan perbuatan baik
dengan cara yang benar terlahir di alam sur- Visuddhimagga mengklasifikasikan
ga setelah meninggal jika terlahir kembali di temperamen menjadi enam jenis, yakni: ra-
alam manusia menjadi temperamen serakah gacarita (serakah), dosacarita (benci), moha-
(ragacarita). Jika pada kehidupan lampau carita (bodoh), saddhācarita (yakin), buddhi-
banyak melakukan perbuatan pembunuhan, carita (pandai), dan vitakkacarita (spekulatif)
perbuatan kejam akan menjadi temperamen (Nanamoli, 2011: 96). Namun demikian teks
kebencian (dosacarita). Dalam kehidupan menunjukan bahwa enam jenis temperamen
masa lampau senang dengan minuman yang ini dapat dikelompokkan menjadi tiga pasang
memabukan akan terlahir di alam binatang sifat bertentangan untuk tiga kategori yakni
setelah meninggal jika terlahir di alam manu- mendekati/menyenangi, menghindari/mem-
sia maka akan menjadi temperamen kebodo- benci, atau netral/acuh, yakni: (1) ragacarita
han (mohacarita) (Upatissa, 1961: 57). (tamak)/saddhācarita (yakin); (2) dosacarita
Berkaitan dengan pertanyaan bagai- (benci)/buddhicarita (pandai); (3) mohacarita
manakah elemen (dhātudosa) menjadi pe- (bodoh)/vitakkacarita (spekulatif). Dua kutub
nyebab carita?. Jika elemen ekstensi dan masing-masing umumnya mewakili aspek
kohesi ditingkatkan maka cenderung menjadi terampil dan tidak terampil dari setiap jenis
mohacarita, jika unsur mobilitas dan panas karakter tersebut.
ditingkatkan maka akan menjadi dosacarita, Istilah ragacarita dapat didefinisikan
jika menyeimbangkan semua elemen maka sebagai orang yang memiliki keserakahan,
cenderung menjadi ragacarita. Dengan de- orang yang memiliki sifat pribadi serakah.
mikian unsur-unsur yang berbeda dapat men- Dalam diri seorang lobhacarita sering terjadi
jadi penyebab perilaku/temperamen (Upatis- keadaan-keadaan seperti: munafik/inkonsist-
sa, 1961: 58). ensi (māyā), sombong (māna), banyak keingi-
Buddhaghosa dalam Visuddhimagga nan (atricchatā), ketidakpuasaan (asantuṭṭhī),
menyatakan bahwa berdasar beberapa pern- penipu (sāṭheyya), pesolek (siṅga), pikiran
yataan (mengacu pada Upatissa Thera) pe- berubah-ubah (cāpalya).
nyebab temperamen (carita) ada empat yakni: Dosacarita adalah karakteristik se-
kebiasaan sebelumnya, elemen (unsur), ke- seorang yang dominan sifat kebenciannya
beradaan masa lalu, kamma dan akar terkait atau orang yang mengambil obyek dengan
(hetu). Diantara keempat penyebab tersebut kemarahan. Dalam diri seorang dosacari-
YM. Buddhaghosa hanya setuju kamma dan ta sering terjadi keadaan-keadaan seperti:
hetu sebagai penyebab temperamen (carita), pemarah (kodha), pendendam (upanāha),
penyebab lainnya beliau menyatakan tidak meremehkan (makkha), dengki (paḷāsa), iri
ada referensi pasti dalam teks Pali (Buddhag- hati (issā), dan kikir (macchariya).
hosa, 1996: 45). Mohacarita adalah seseorang yang
Temperamen (Carita) dapat diketahui memiliki sifat pribadi khayalan serta orang
memalui berbagai cara, dalam Visuddhim- yang mengambil obyek dengan delusi, dalam
agga disebutkan bahwa: “bagaimana dapat dirinya sering terjadi keadaan-keadaan se-
diketahui bahwa ‘orang ini memiliki tempera- perti: malas (thīna), lamban (midha), penuh
men serakah (lobha)’ dan sebagainya”. Hal kegelisahan (uddhacca), kekhawatiran (kuk-
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: kucca), penuh keraguan (vicikicchā), melekat
‘Melalui sikap badan (iriyāpatha), melalui tin- (duppatinissaggita), tidak penuh kesadaran
dakan (kicca), (asampajañña).

128
Pengembangan Instrumen Temperamen (Carita) Dalam Perspektif Buddhis......Kemanya Karbono

Saddhācarita adalah karakteristik se- alui tanda-tanda keprilakuan yang mencer-


seorang yang memiliki sifat penuh keyaki- minkan adanya atribut yang akan diukur, bi-
nan, dalam dirinya sering terjadi keadaan- asanya disebut behavioral indicator (Azwar,
keadaan seperti: murah hati (muttacāgatā), 2012: 22).
mudah percaya terhadap hal-hal yang patut Pengukuran ciri terpendam seperti
dipercaya (pasādaniyesu ṭhānesu pāsado), temperamen pada responden menggunakan
keinginan mengunjungi orang suci (ariyānam stimulus yang akan ditanggapi dengan hara-
dassanakāmatā), keinginan mendengarkan pan respon mencerminkan atribut yang diukur,
dhamma (saddhammamsotukāmatā), keju- hasil pengukuran tersebut akan diskor dan di-
juran (amāyāvitā), sederhana (asaṭhāta), dan tafsirkan. Hanya saja sering muncul keragu-
periang (pāmojjabahulata). an apakah instrument yang dipakai sebagai
Buddhicarita mengacu pada se- stimulus itu mampu mengungkapkan dengan
seorang yang memiliki sifat pribadi cer- benar ciri yang terpendam. Seyogyanya se-
das, dalam dirinya sering terjadi keadaan- belum instrumen sebelum digunakan harus
keadaan seperti: Suka memiliki teman baik divalidasi sehingga hasil pengukuran melalui
(kalyānamittatā), penuh perhatian dan kesa- instrumen tersebut dipercaya, instrumen ter-
daran (satisampajaňnatā), mudah menyapa lebih dahulu dikembangkan melalui berba-
(savacassatā), terlatih dalam kewaspadaan gai pengujian, baik teoritis maupun empiris.
(jāgariyānuyogo), batin mudah tergugah Untuk menghasilkan instrumen yang valid
dalam hal kebenaran (saṁvega), memiliki dan reliabel diperlukan langkah-langkah yang
kesederhanaan dalam hal makanan (bhojane sistematis dan prosedural sehingga hasilnya
mattaññutatā). dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
Vitakkacarita adalah karakteristik se- Azwar (2012) menyatakan bahwa alur kerja
seorang yang memiliki sifat spekulatif, dalam dalam penyusunan skala psikologis yang
dirinya sering terjadi keadaan-keadaan seper- merupakan langkah dasar proses pengem-
ti: banyak bicara (bhassabahulatā), perencana bangan instrumen terdiri dari beberapa lang-
(rattim dhūmayānā), gagal menyelesaikan tu- kah, yakni:
gas (anavaṭṭhitakiccatā), gelisah (hurahuram
dhāvanā), suka berkumpul (gaṇārāmatā), ak- (1) melakukan identifikasi tujuan ukur;
(2) membatasi kawasan domain ukur ber-
tif (divāpajjalanā), dan bosan melakukan hal dasarkan konstruk yang didefinisikan oleh
yang bermanfaat (kusalānuyoge). teori yang dipilih; (3) mengoperasionalkan
aspek ke dalam bentuk indikator keperilakuan;
Dalam praktik meditasi buddhis jenis (4) menuangkan indikator-indikator keper-
Samatha Bhavana yang memiliki 40 jenis ilakuan beserta dimensi ke dalam kisi-kisi
objek, seorang meditator harus memahami atau blue print, sebelum menentukan metode
penskalaan; (5) tahap penulisan item, dalam
satu objek yang sesuai dengan temperamen- tahap ini harus memperhatikan kaidah-kaidah
nya (carita) sendiri sehingga ia dapat meraih penulisan yang telah ditentukan; (6) review
pertama dilakukan oleh peneliti, review kedua
hasil yang optimal. Proses penentuan objek dilakukan oleh para ahli (expert judgement)
meditasi yang sesuai dengan temperamen untuk meloloskan item dalam tahap evalu-
meditator akan lebih praktis dan efektif jika asi kualitatif. Hanya item yang dinyatakan
valid yang boleh diujicobakan secara empirik
ada instrumen yang valid dan reliabel. Namun di lapangan; (7) mengestimasi reliabilitas;
demikain, bukanlah perkara mudah untuk me- (8) melakukan validasi konstruk; (9) kompilasi
final yaitu merakit instrumen dengan tampilan
nyusun sebuah instrumen pengklasifikasian menarik.
temperamen. Temperamen merupakan se-
buah psychological concept yang dirumuskan Instrument yang dikembangkan harus
secara hipotetik untuk menjelaskan fenom- memenuhi unsur validitas dan reliabilitas.
ena psikologis yang nampak pada perilaku Validitas mengacu pada sejauh mana hasil
manusia. Atribut psikologis lebih abstrak dan pengukuran suatu instrumen dapat ditafsir-
batasannya tidak selalu dapat diterima dan kan terhadap atribut yang diukur. Salah satu
diberlakukan secara umum. Pengukuran ter- validitas yang harus terpenuhi dalam sebuah
hadap atribut psikologis dapat dilakukan mel- instrumen adalah validitas konstruk. Allen &

129
Jurnal Psikologi, Volume 13 Nomor 2, Desember 2017

Yen, dalam Azwar (2013: 45) menyatakan analisis faktor.


bahwa validitas konstruk adalah validitas yang Secara umum analisis faktor dibagi
menunjukan sejauh mana hasil tes mampu menjadi dua bagian yakni analisis faktor ek-
mengungkap suatu trait atau suatu konstrak ploratori (Exploratory Factor Analysis) dan
teoretik yang hendak diukurnya. Naga (2013: analisis faktor konfimatori (Confirmatory Fac-
321) menyatakan bahwa validitas konstruk tor Analysis). Heck dalam Supranto men-
mirip dengan validitas isi dan wajah, jika va- guraikan analisis konfirmatori sebagai pen-
liditas isi memperhatikan materi di dalam alat dekatan validasi konstruk/konsep (approach
ukur, maka validitas konstruk memperhati- to construct validation) artinya, kesimpulan
kan atribut konstruk di dalam alat ukur. Untuk mengenai konsep yang tidak terlihat dapat
pemeriksaan validitas konstruk dapat diguna- dibuat berdasar pada analisis faktor konfirm-
kan beberapa metode yakni, metode konver- atori (Supranto, 2010: 255-256). Salah satu
gensi, metode diskriminan, dan dapat meng- program yang dapat digunakan dalam pen-
gunakan analisis faktor. dekatan dengan Confirmatory Faktor Analysis
Istilah reliabilitas mempunyai berba- (CFA) adalah Struktural Equation Modeling
gai nama, namun gagasan pokok yang ter- (SEM), softwarenya LISREL (Latan, 2013:
kandung dalam konsep reliabilitas adalah 1). Dalam penelitian ini tipe SEM yang digu-
sejauh mana hasil suatu proses pengukuran nakan adalah tipe CB-SEM. Menurut Bollen
dapat dipercaya (Abdullah), 2007: 7). Tinggi dan Long, ada lima proses yang harus diana-
rendahnya reliabilitas sesungguhnya tidak lisis dalam CB-SEM, yaitu: spesifikasi model,
dapat diketahui secara pasti, namun dapat identifikasi model, estimasi model, evaluasi
diestimasi. Berbagai teknik estimasi telah model, dan respesifikasi model (Latan, 2013:
dikembangkan oleh para ahli dengan tujuan 42-54).
memberikan indikasi akurasi dan kecermatan Penelitian berkaitan dengan tema
hasil ukur, salah satu indikator adanya akurasi temperamen (carita) pernah dilakukan oleh
dan kecermatan adalah koefisien reliabilitas Nicholas T. Van Dam, Anna Brown, Tom B.
(Uno, Hamzah. B, Herminanto Sofyan, dan I Mole, Jake H. Davis, Willoughby B. Britton,
Made Candiasa, 2001: 141). dan Judson A. Brewer dengan judul “Devel-
Wahyu Widhiarso menyatakan opment and Validation of the Behavioral Ten-
bahwa untuk mengestimasi reliabilitas data dencies Questionnaire”. Dalam penelitian
hasil pengukuran yang bersifat multidimen- tersebut dikembangkan instrumen berupa
si dapat menggunakan koefisien reliabili- kuesioner berdasarkan kategori temperamen
tas komposit McDonald (Widhiarso, 2015). menurut persepktif buddhis dan mengait-
Dalam penelitian ini untuk mengestimasi kannya dengan taksonomi dan kecenderun-
reliabilitas data hasil pengukuran meng- gan perilaku. Instrumen yang dikembangkan
gunakan koefisien reliabilitas komposit Mc- berupa kuesioner tertutup, preferensi untuk
Donald yang diberi nama Construct Reliabil- item dimodelkan menggunakan Latent Class
ity (CR) yang juga disebut koefisien Omega Analysis dengan melakukan dua kali uji coba.
(ω). Koefisien reliabilitas ini berbasis pada Sampel pada uji coba pertama berjumlah 394
analisis faktor konfirmatori yang merupakan dan uji coba kedua 504 responden. Kuesioner
bagian dari Structur Equation Modeling (SEM). berisi sejumlah pernyataan tentang kecend-
Abdullah menyatakan, untuk mendapatkan erungan yang dimiliki orang. Responden di-
reliabilitas instrumen pada menu pemodelan haruskan memilih opsi jawaban paling benar
SEM dapat dihitung berdasarkan factor load- dan tidak benar untuk tiga pilihan atas sebuah
ing dan measurement error yang didapat dari pernyataan. Hasil akhir diperoleh instrumen
second order CFA. Rumus yang digunakan uji 13 blok yang merupakan kuesioner psikolo-
reliabilitas adalah rumus Construct Reliability gis yang valid dan reliabel secara historis ber-
(CR) dan Variance Extracted (VE) (Abdullah, dasarkan kecenderungan perilaku yang diberi
2007: 35). Untuk pemeriksaan validitas dan nama Behavioral Tendencies Questionnaire.
reliabilitas instrumen dapat menggunakan

130
Pengembangan Instrumen Temperamen (Carita) Dalam Perspektif Buddhis......Kemanya Karbono

Metode pengukur kategorisasi temperamen (carita)


dalam perspektif buddhis berdasar Kitab Visu-
Prosedur ddhimagga yang valid dan reliable. Prosedur
Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan instrument dalam penelitian
Research and Development yang berusaha ini adalah sebagai berikut:
menghasilkan produk berupa instrument

Menetapkan Menyusun Menentukan Membuat draf


variabel definisi spesifikasi alat instrumen
konseptual ukur

Uji Coba II Uji daya Beda Revisi & Uji Revisi kemudian Validasi pakar
Jika dilanjut Uji Coba Empiris validasi panelis (analisis
diperlukan Validitas Tahap 1 kualitatif)
konstruk CFA

Analisi data Revisi dan


Menggunakan penyususnan
CFA
Instrumen Baku
Jika diperlukan

Gambar 1. Prosedur Pengembangan Instrumen

Proses pengujian dalam penelitian sebanyak 100-200. Tahap pengujian empiris


ini melalui dua tahap, yakni pengujian se- melibatkan 103 mahasiswa Perguruan Tinggi
cara teoritis dan empiris. Pengujian teoritis Keagamaan Buddha (PTKB) baik negeri mau-
dilakukan oleh pakar (expert judgement) dan pun swasta di Indonesia terutama di Pulau
panelis. Validasi pakar dianalisis secara kuali- Jawa, yaitu: (1) STAB Syailendra Semarang,
tatif sedangkan validasi panelis diuji secara (2) STAB Negeri Raden Wijaya, Wonogiri, (3)
kuantitatif menggunakan koefisien validitas isi STAB Maha Prajna Jakarta, (4) STAB Nalan-
Aiken’s V untuk validasi butir dan reliabilitas
da, Jakarta, (5) STAB Dutavira, Jakarta, dan
antarrater diuji menggunakan rumus Hoyt.
(6) STAB Negeri Sriwijaya Tangerang Banten.
Pengujian empiris melalui analisis statistik
menggunakan Structural Equation Modeling
(SEM). Pengukuran
Untuk mengkategorisasikan tempera-
Subjek Penelitian men (carita) digunakan instrumen berupa
Jumlah sampel yang dijadikan re- kuesioner, yang terdiri dari enam dimensi dan
sponden untuk pengujian empiris dalam pe- 34 indikator. Berikut adalah blue print alat
nelitian mengikuti apa yang disarankan oleh ukur kategorisasi temperamen (carita)
Loehlin dalam Latan yang menyatakan bahwa
untuk SEM sampel yang dibutuhkan adalah

131
Jurnal Psikologi, Volume 13 Nomor 2, Desember 2017

Tabel 1 Blue Print Alat Ukur Kategorisasi Temperament (Carita)

DIMENSI INDIKATOR NOMOR BUTIR PERNYATAAN


(+) (-)

A. Ragacarita 1. Munafik/inkonsistensi(Sātheya) 1 2,3


2. Sombong (Māna) 4 5,6
3. Banyak Keinginan (Atricchatā) 7,8
4. Ketidakpuasaan (Asantutthī) 10 9
5. Penipu (Sātheya) 11,12
6. Pesolek (Siňga) 13,14
B. Dosacarita 7. Pemarah (Kodha) 15,17 16
8. Pendendam (Upanāha) 19 18
9. Bersyukur (Makkha) 20,21
10. Meremehkan (Palasa) 23 22
11. Iri Hati(Issā) 24 25
12. Kikir (Macchariya) 27 26,28,29
C. Mohacarita 13. Malas (Thina) 31,32 30
14. Lamban (Middha) 33,35 34
15. Penuh Kegelisahan (Uddhacca) 36,37,38
16. Penuh Keraguan (vicikicca) 39,40,41
17. Melekat (Duppatinissaggita) 43,44,45 42
18. Tidak Penuh Kesadaran 48,49 46,47
(Asampajanna)
D. Saddhacarita19. Murah Hati (Muttacāgatā) 50,51,52,53
20. Mudah Percaya 54,55,56
(Pasādaniyesuthānesu pasādo)
21. Keinginan mengunjungi orang suci 57,58,59
(Ariyānandassana Kāmatā)
22. Keinginan Mendengarkan dhamma 62 60,61
(Saddhammamsotukāmatā)
23. Kejujuran (Amāyāvitā) 63,66 64,65
24. Sederhana (Assatthata) 68,69 67
25. Periang (Pāmojjabahulatā) 70,71,72
E. Buddhicarita 26. Mudah Bergaul (Kalyānamittatā) 73,74,75,76
27. Penuh perhatian dan kesadaran 77,78,79 80
(Satisampajaňnatā)
28. Mudah menyapa (Savacassatā) 84,85 81,82,83
29. Memiliki usaha benar 86,87
(Jāgariyānuyogo)
30. Memiliki kemendesakan (Saṁvega) 88,89,90,91
F. Vittakacarita 31. Banyak bicara (Bhassabahulata) 93,94,95 92
32. Perencana 96,97,98
33. Gagal menyelesaikan tugas 101 99,100,102
(Anavathitakiccata)
34. Pikiran Gelisah (Hurahuramdhavana) 103,104

Validitas melihat nilai factor loading. Sebelum analisis


Analisis statsistik digunakan pada dengan CFA, dilakukan seleksi butir dengan
tahap validasi empiris dan pengukuran mod- uji daya beda (daya diskriminasi) mengguna-
el dikonfirmasi menggunakan Confirmatory kan formula koefisien korelasi product momen
Factor Analysis (CFA) dengan bantuan soft- Pearson yang kemudian dikoreksi dengan
ware Lisrel 8.80. Validitas butir diukur dengan Item Correlated Total Correlation. Item yang

132
Pengembangan Instrumen Temperamen (Carita) Dalam Perspektif Buddhis......Kemanya Karbono

memiliki daya beda memuaskan diseleksi Hasil


lanjut untuk tabulasi menggunakan second
order CFA untuk mengkonfirmasi kesesua- Pengujian Teoritis
ian konstruk teori yang dijadikan acuan dalam 1. Validasi Melalui Expert Judgement
pengembangan instrumen dengan data em- Validasi teoritis melibatkan dua orang
piris (kelayakan model/Goodness of Fit). expert, yakni Bhikkhu Santacitto, P.hD pakar
dalam bidang buddhis studies dan Waluyo,
Reliabilitas M.Pd ahli dalam bidang pengembangan isnt-
Rumus yang digunakan uji reliabilitas rumen. Pakar memberikan penilaian terhadap
adalah rumus Construct Reliability (CR) dan kesesuaian butir mengukur indikator dengan
Variance Extracted (VE). Nilai reliabilitas kon- lima alternatif pilihan, dari sangat tepat sam-
struk (CR) yang disarankan adalah ≥ 0,7, se- pai sangat tidak tepat. Jumlah butir perny-
dangkan ukuran kelayakan variance extracted ataan dalam draft instrumen yang divalidasi
(VE) disarankan ≥ 0,5 (Hendryadi & Suryani, sebanyak 109 butir hasil pengembangan dari
2014: 18). Untuk mengetahui hubungan antar 34 indikator. Selain itu, ahli juga diminta agar
variabel digunakan structural model fit, yaitu memberikan masukan terkait draft instrumen
untuk menguji signifikansi dari koefisien esti- awal yang kemudian dianalisis secara kuali-
masi. Nilai t value > 1,96 (alpha 0,05) dapat tatif.
dinyatakan bahwa hubungan antar variabel Hasil telaah pakar pertama mem-
signifikan. Uji coba akan direncanakan dua berikan beberapa masukan antara lain: 1)
kali namun jika dalam uji coba pertama sudah penulisan bahasa Pali harus sesuai dengan
mendapatkan instrumen valid dan reliabel tanda baca; 2) penambahan beberapa indi-
maka uji coba kedua tidak dilakukan. kator (dari 34 indikator menjadi 40 indikator).
Indikator yang ditambahkan yaitu:

Tabel 2. Penambahan Indikator Hasil Expert Judgement


Dimensi Indikator
Ragacarita Pikiran Berubah-ubah (Cāpalya)
Mohacarita Kekhawatiran (Kukkucca)
Saddhacarita Sederhana (Asaṭhāta)
Buddhicarita Sederhana dalam hal makan
(Bhojane Mattaññutatā)
Vitakkacarita Suka berkumpul (Gaṇārāmatā)
Aktif (Divāpajjalanā

Hasil telaah pakar kedua (Bapak Validasi oleh Panelis


Waluyo, M.Pd) memberikan beberapa masu- Validasi teoritis dilanjutkan melalui
kan antara lain: 1) perbaikan kalimat dalam penilaian kepada 15 orang panelis yang ber
definisi operasional; 2) perbaikan kalimat kenan memvalidasi, terdiri dari dosen pendidi-
dalam butir penyataan yang efektif; 3) penam- kan agama Buddha, romo pandita, dan guru
bahan kolom untuk pernyatan yang favorable pendidikan agama Buddha (SD, SMP, SMA/
dan unfavorable; 4) kesalahan dalam penge- SMK). Panelis dimintakan menilai kesesuaian
tikan. Setelah mendapat masukan dari kedua antara butir dengan indikator dengan alter-
pakar, draft instrumen direvisi yang selan- natif pilihan dari sangat tepat sampai sangat
jutnya dimintakan validasi kepada panelis. tidak tepat.
Jumlah butir pernyataan untuk divalidasi oleh Pemeriksaan validitas butir yang di-
panelis berjumlah 112 butir hasil dari pengem- lakukan oleh panelis menggunakan indeks
bangan 40 indikator. validitas Aiken. Butir dipertahankan (butir
valid) jika nilai V ≥ 0.2. Hasil analisis Indeks
Kecocokan Aiken ada 19 indikator yang me-

133
Jurnal Psikologi, Volume 13 Nomor 2, Desember 2017

miliki nilai V < 0,2 yaitu antara 0,17 sampai gukuran yang dalam hal ini adalah mengukur
0,18. Nomor butir yang memiliki nilai Indeks temperamen (carita). Data hasil uji empiris
Kecocokan Aiken <0,2 secara bertutut-turut yang diambil dari 103 mahasiswa PTKB akan
yaitu nomor butir: 12,17,28,30,34,39,45,46,4 dianalisis menggunakan Confirmatory Fac-
8,53,65,69,71,73,80,82,95,102, dan 111. tor Analysis (CFA) dengan bantuan software
Pengujian reliabilitas antarrater (r^11) Lisrel 8.80, namun sebelum dianalisis dengan
menggunakan rumus Hoyt, berikut adalah CFA terlebih dahulu dilakukan seleksi butir
hasil penghitungan reliabilitas antarrater ber- menggunakan uji daya beda.
dasarkan Rumus Hoyt:
RJK b − RJK e 0.973044 − 0.214598
Uji Daya Beda
r11 = = = 0,779457 Pengujian daya diskriminasi item di-
RJK b 0.973044
lakukan dengan cara menghitung koefisien
Total ada 93 butir yang dinyatakan korelasi antara distribusi skor butir dengan
valid dari 112 butir yang divalidasi secara te- distribusi skor skala itu sendiri, penghitungan
oritik oleh panelis. Namun demikian, karena tersebut akan menghasilkan koefisien kore-
indikator dari instrumen yang dikembangkan lasi item total (r_ix). Formulasi korelasi yang
berjumlah 40 indikator, maka hanya dipilih digunakan untuk penghitungan daya beda
80 butir instrumen yang valid. Setiap indika- sebagai bentuk validitas item dalam peneli-
tor dipilih 2 butir valid sebagai instrumen yang tian ini menggunakan formula koefisien kore-
akan diuji coba untuk pengujian empiris ke- lasi product moment Pearson dan Corrected
pada responden. Item Total Correlation. Item dikatakan valid
jika terjadi korelasi yang kuat dengan skor
Pengujian Empiris totalnya (Priyanto, 2009: 119). Berdasarkan
Pengujian empiris dilakukan dengan hasil analisis ada 32 butir yang memiliki daya
tujuan untuk mengetahui validitas instrumen beda tidak memuaskan. Di bawah ini adalah
apakah benar-benar mengukur apa yang se- tabel rekapitulasi hasil uji daya beda butir in-
harusnya diukur sesuai dengan tujuan pen- strumen temperamen (carita) yang tidak me-
gukuran yang dalam hal ini adalah mengukur muaskan sebelum dan sesudah dikoreksi:

134
Pengembangan Instrumen Temperamen (Carita) Dalam Perspektif Buddhis......Kemanya Karbono

Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Uji daya Beda yang Tidak Memuaskan

NO. KRITERIA KRITERIA STATUS


BUTIR PENILAIAN BATASAN
r_ix Sebelum dikoreksi r_ix Setelah dikoreksi

3 0.12 0.097 0.2 Tidak Memuaskan


6 0.158 0.132 0.2 Tidak Memuaskan
7 0.192 0.167 0.2 Tidak Memuaskan
10 0.078 0.053 0.2 Tidak Memuaskan
13 0.1 -0.017 0.2 Tidak Memuaskan
15 -0.111 -0.133 0.2 Tidak Memuaskan
17 0.065 0.041 0.2 Tidak Memuaskan
19 0.164 0.143 0.2 Tidak Memuaskan
22 0.181 0.155 0.2 Tidak Memuaskan
26 0.086 0.061 0.2 Tidak Memuaskan
28 0.106 0.085 0.2 Tidak Memuaskan
29 0.198 0.17 0.2 Tidak Memuaskan
34 0.106 0.081 0.2 Tidak Memuaskan
40 -0.01 -0.021 0.2 Tidak Memuaskan
41 -0.041 -0.067 0.2 Tidak Memuaskan
43 0.066 0.041 0.2 Tidak Memuaskan
46 0.036 0.011 0.2 Tidak Memuaskan
48 0.017 -0.006 0.2 Tidak Memuaskan
50 -0.024 -0.05 0.2 Tidak Memuaskan
51 0.034 0.007 0.2 Tidak Memuaskan
54 0.052 0.031 0.2 Tidak Memuaskan
55 -0.047 -0.072 0.2 Tidak Memuaskan
57 -0.27 -0.293 0.2 Tidak Memuaskan
60 -0.064 -0.087 0.2 Tidak Memuaskan
61 0.022 -0.001 0.2 Tidak Memuaskan
63 0.047 0.021 0.2 Tidak Memuaskan
66 0.061 0.034 0.2 Tidak Memuaskan
67 -0.114 -0.137 0.2 Tidak Memuaskan
69 0.026 0.001 0.2 Tidak Memuaskan
72 0.108 0.084 0.2 Tidak Memuaskan
76 0.089 0.064 0.2 Tidak Memuaskan
77 0.08 0.057 0.2 Tidak Memuaskan

32 butir yang memiliki daya beda rendah aan yang terlalu ‘vulgar’ seperti itu. Karena
didroop karena butir tersebut tidak mampu responden tidak mengungkapkan kondisi
membedakan individu yang memiliki dan sesungguhnya yang ada pada dirinya be-
tidak memiliki atribut yang diukur. Meskipun rakibat saat data dianalisis secara empiris
demikian, semua indikator memiliki wakil menggunakan ujibeda, butir tersebut menjadi
butir yang valid. Dimensi Ragacarita yang tidak mampu membedakan antara responden
terdiri dari 14 butir hasil pengembangan dari yang memiliki karakter sombong atau tidak.
7 indikator, ada 5 butir yang tidak valid yaitu Dimensi Dosacarita yang terdiri dari 12 butir
butir no 3,6,7,10,13. Contoh butir yang tidak hasil pengembangan dari 6 indikator, ada 5
valid dari dimensi Ragacarita yaitu butir no butir yang tidak valid. Contoh butir valid dari
3 hasil pengembangan indikator sombong dimensi Dosacarita adalah butir no 16 yang
(māna), dengan pernyataan “Saya merasa merupakan pengembangan indikator pema-
lebih superior dibanding orang lain dalam rah (Kodha) dengan pernyataan “Saya mu-
banyak hal”. Analisis mengapa butir ini tidak dah tersinggung untuk hal sepele sekalipun”.
valid ditengarai karena responden cenderung Butir tersebut jelas mencerminkan dari sikap
tidak mengakui jika ditanya dengan pernyat- pemarah (kodha) karena bentuk asli dari

135
Jurnal Psikologi, Volume 13 Nomor 2, Desember 2017

pemarah adalah keadaan seseorang yang ‘berasap di malam hari’. Ini sebenarnya men-
tidak mampu menanggung objek atau keingi- gacu kepada orang yang selalu berpikir un-
nan meninggalkan objek (keengganan yang tuk merencanakan sesuatu. Jadi pikirannya
berlebihan). selalu berasap. Dalam konteks ini, meskipun
Hasil uji beda dimensi Mohacarita berencana itu hal yang terkadang baik dilaku-
ada 4 butir yang tidak valid total 14 butir hasil kan, ini bukan kualitas positif.
pengembangan 7 indikator. Contoh butir tidak
valid dimensi Mohacarita adalah no 34 dari 2. Uji Validitas Konstruk Menggunakan
indikator kekhawatiran (kukkucca) dengan Second Order Confirmatory Factor
pernyataan ‘”aya sulit fokus ketika menger- Analysis (CFA).
jakan sesuatu karena perasaan khawatir”. Setelah dilakukan uji daya beda, 48
Butir ini tidak valid lebih karena konstruksi butir yang memilik uji daya beda memuaskan
butir yang bermakna ganda sehingga tidak digunakan untuk uji validitas konstruk. Uji va-
valid, bisa saja responden tidak fokus tapi bu- liditas konstruk menggunakan second order
kan karena khawatir tapi karena sebab lain. confirmatory factor analysis. Hanya 40 butir
Dimensi Sadhacarita ada 5 butir yang tidak yang dikutsertakan dalam uji validitas kon-
valid. Contoh butir yang tidak valid adalah struk (setiap indikator diambil satu butir yang
nomor 48 dari indikator senang mendengar- memiliki daya beda paling memuaskan). Imp-
kan Dhamma (Saddhammamsotukāmatā) likasi dari hal tersebut adalah adanya peruba-
dengan pernyataan ‘Saya senang melakukan han pengkodean indikator.
sharing Dhamma (Dhammasakacca), butir ini Proses pengujian pada second order
tidak valid karena memang kurang mewakili CFA dilakukan melalui dua jenjang yakni:
indikator. Dalam dhammasakacca meskipun (1) analisis dari dimensi ke indikator-indika-
ada mendengarkan Dhamma namun dalam tornya. Dalam penelitian ini menguji enam
kegiatan tersebut lebih mengarah kepada dis- dimensi ke indikatornya yang berjumlah 40
kusi Dhamma secara aktif yang tidak hanya indikator; (2) analisis dari konstruk laten ke
mendengarkan. Dimensi Buddhicarita ada 5 dimensinya, dalam hal ini adalah analisis dari
butir yang tidak valid dari total 12 butir hasil konstruk temperamen/carita (C) ke konstruk
pengembangan 6 indikator. Contoh butir valid dimensinya.
dari dimensi ini adalah butir no 59 dari indi- Langkah pertama dalam pengujian
kator Mudah menyapa (Savacassatā) den- melalui CFA adalah menguji kesesuaian (fit)
gan pernyataan “Saya sering menyapa orang model antara konsep teoritis dengan data
lain terlebih dahulu”. Butir tersebut secara empirik (data hasil uji coba). Model dikatakan
teoritis pun jelas mencerminkan dari sikap sesuai antara teori dengan data empirik jika
mudah menyapa yang merupakan perilaku memenuhi apa yang dipersyaratkan dalam
nyata dari karakter seseorang yang menun- goodness of fit. Hasil output second order
jukan keramahan tanpa kesombongan. Di- CFA pertama kali terdapat Heywood cases
mensi Vitakkacarita ada 5 butir tidak valid dan model belum fit dikarenakan persyaratan
dari total 14 butir hasil pengembangan dari 7 Goodnes of Fit tidak terpenuhi. Hal tersebut
indikator. Contoh butir yang tidak valid ada- juga nampak dalam diagram second order
lah butir no 69 indikator Perencana (Rattiṃ CFA berdasarkan standard solution ada fac-
Dhūmayānā) dengan pernyataan “Setiap tor loading yang kurang dari 0,5 yaitu indika-
kegiatan yang saya lakukan selalu diren- tor F7 dengan nilai factorloading 0,49. Berikut
canakan dengan matang”. Meskipun indikator adalah gambar diagram second order CFA
Rattiṃ Dhūmayānā diterjemahkan perencana berdasar standard solution:
namun secara harfiah frase tersebut berarti

136
Pengembangan Instrumen Temperamen (Carita) Dalam Perspektif Buddhis......Kemanya Karbono

Gambar 2. Diagram Second Order CFA Instrumen


Temperamen (Carita) Berdasar Visudhi Magga Berdasarkan
Standardized Solution
Untuk mendapatkan model yang fit lum terpenuhi sehingga perlu memodifikasi
maka perlu dilakukan modifikasi model yaitu model agar diperoleh model yang fit. Modifi-
dengan mengeluarkan indikator yang tidak kasi dilakukan berdasarkan saran pada mod-
valid (yang mempunyai nilai factorloading < ification indicies yaitu dengan membiarkan
0,5). Setelah itu kemudian dianalisis kembali kesalahan pengukuran saling berkorelasi.
dengan menggunakan second order CFA. Berikut adalah rekapitulasi dari output Lis-
Setelah indikator F7 dikeluarkan ternyata rel tentang goodnes of fit setelah modifikasi
model belum fitt, hal tersebut nampak pada dibandingkan dengan sebelum modifikasi
kriteria persyaratan goodnes of fit model be- dengan indikator F7 didroop:

Tabel 4. Goodnes of Fit Model Sesudah Modifikasi Uji Empirik Instrumen Temperamen
(Carita) Berdasarkan Visuddhimagga
Goodnes of Fit Cut of Value Setelah Modifikasi
Hasil Evaluasi

Absolute Fit Indices Chi Square (χ^2) (≤0 1277,24


Probability ≥0.05 0,00000 Tidak fit
GFI ≥0.9 gf, ≤0.9 mf 0,61 Marginal Fit
RMSEA 0.05-0.08 gf,≥0.08 mf. 0,0093 Acceptable fit
RMR ≤0.05 gf, 0,097 Marginal fit
NCP Semakin kecil baik 601, 24 Semakin kecil

Incremental Fit Indices AGFI ≥0.9 0,55


NFI >0.90;>0.95 0,96 Fit
CFI ≥0.9 0,98 Fit
IFI >0.90;>0.95 0,98 Fit
RFI >0.90;>0.95 0,95 Fit

Parsimony Fit indices PGFI ≥0.60 0,53 Tidak fit


PNFI 0.06 – 0.09 0,87 Tidak fit
AIC Semakin kecil baik M*=1485,24 Fit
S*= 1560,00
I*=28497,69

3. Structural Model Fit seluruh indikator laten ((t_hitung) dibanding-


Structural model fit digunakan untuk kan dengan kriteria 1,96 sebagai (t_tabel)
menguji sifgnifikansi dari koefisien estimasi dengan taraf signifikansi 0,05 (5%). Berikut
atau untuk melihat hubungan antar konstruk adalah rekapitulasi dari nilai t-value, factor-
laten dengan indikatornya. Nilai t value dari loading, std error dan lain-lain yang akan di-

137
Jurnal Psikologi, Volume 13 Nomor 2, Desember 2017

gunakan untuk analisis struktural model fit:


Tabel 5. Rekapitulasi Instrumen Temperamen (Carita) Berdasar Visuddhimagga
Pengujian Empirik

Nama Goodnes of Fit Variabel Factor Std. Error t value R^2


Konstruk χ^2 Df P value Endogen Loading

RC 1277,24 676 0,00000 A1 0,66 0,44


A2 0,66 0,16 6,21 0,43
A3 0,71 0,17 6,67 0,51
A4 0,69 0,17 6,50 0,48
A5 0,93 0,19 8,35 0,86
A6 0,77 0,17 7,15 0,60
A7 0,68 0,17 6,42 0,47
DC 1277,24 676 0,00000 B1 0,80 0,63
B2 0,90 0,12 11,03 0,81
B3 0,73 0,11 8,26 0,53
B4 0,83 0,11 9,82 0,69
B5 0,59 0,091 7,70 0,35
B6 0,66 0,11 7,26 0,43
MC 1277,24 676 0,00000 C1 0,77 0,59
C2 0,70 0,10 7,62 0,49
C3 0,67 0,096 7,25 0,45
C4 0,60 0,096 6,34 0,36
C5 0,79 0,12 8,83 0,63
C6 0,95 0,12 11,17 0,90
C7 0,76 0,090 8,41 0,58
SC 1277,24 676 0,00000 D1 0,74 0,55
D2 0,59 0,11 6,19 0,35
D3 0,71 0,13 7,45 0,50
D4 0,70 0,13 7,44 0,50
D5 0,97 0,14 10,84 0,95
D6 0,85 0,10 10,67 0,73
D7 0,73 0,13 7,68 0,53
BC 1277,24 676 0,00000 E1 0,87 0,76
E2 0,91 0,073 13,76 0,82
E3 0,91 0,050 19,84 0,82
E4 0,82 0,080 11,22 0,67
E5 0,94 0,074 15,16 0,89
E6 0,89 0,076 13,33 0,80
VC 1277,24 676 0,00000 F1 0,94 0,89
F2 0,85 0,050 14,00 0,72
F3 0,69 0,065 9,13 0,48
F4 0,67 0,069 8,72 0,46
F5 0,63 0,064 7,85 0,40
F6 0,94 0,053 19,24 0,88
CARITA 1277,24 676 0,00000 RC 0,99 0,12 7,50 0,99
DC 0,99 0,11 9,62 0,99
MC 0,99 0,11 9,15 0,98
SC 1,00 0,12 8,80 1,00
BC 0,99 0,12 11,08 0,99
VC 1,00 0,12 12,71 1,00

4. Pengujian Reabilitas Konsistensi Internal Extraced (VE) dengan menggunakan factor


Pengujian reabilitas konsistensi in- loading dan error. Berdasarkan hasil perhi-
ternal dilakukan berdasarkan penghitungan tungan, nilai Construct Reliability (CR) dan
nilai Construct Reliability (CR) dan Variance Variance Extraced (VE) melebihi nilai cut off

138
Pengembangan Instrumen Temperamen (Carita) Dalam Perspektif Buddhis......Kemanya Karbono

(CR ≥ 0,7 dan VE ≥ 0,5). Berikut adalah reak-


pitulasinya:
Tabel 6. Rekapitulasi Construct Reliability (CR) dan Variance
Extraced (VE)
Variabel CR ≥0,70 VE ≥0,50 Keterangan

RC 0,89 0,53 Valid dan reliabel


DC 0,88 0,54 Valid dan reliabel
MC 0,90 0,57 Valid dan reliabel
SC 0,91 0,59 Valid dan reliabel
BC 0,96 0,79 Valid dan reliabel
VC 0,91 0,64 Valid dan reliabel

Berdasarkan pengujian secara teoritis uddhacca dengan kukkucca meskipun kondi-


dan empiris maka dapat disimpulkan bahwa si mental ini munculnya biasanya bersamaan
instrumen temperamen (carita) berdasarkan namun itu adalah dua hal yang berbeda. Hal
Visuddhimagga yang memenuhi kriteria valid tersebut juga sesuai dengan pernyataan
dan reliabel adalah berjumlah 39 indikator. Piya Tan yang menyatakan bahwa uddhacca
Satu indikator yaitu F7 tidak valid karena me- adalah sebuah keadaan agitasi mental yaitu
miliki nilai factorloading < 0,5 sehingga indika- kegelisahan jiwa (yang timbul, misalnya, dari
tor tersebut didroop. Rangkuman validitas dan berpikir tentang masa depan) kemudian mer-
reliabilitas instrumen temperamen (carita) be- angsang kegelisahan tubuh. sedangkan kuk-
radasar Visuddhimagga yang dikembangkan kucca adalah penyesalan yang muncul dari
berdasarkan pengujian teortis dan empiris mengomel pada masa lalu, kenangan atau
adalah validitas (factor loading antara 0,99 imajinasi (Piya Tan. 2014.).
– 1; nilai Construct Reliability: 0,99; dan nikai Validasi teoritis oleh panelis untuk
Varian Extraced: 0,99 yang dapat disimpulkan validasi butir menggunakan Indeks Kecoco-
bahwa instrumen yang dikembangkan adalah kan Aiken berdasarkan hasil analisis ada 19
valid dan reliabel. butir yang didroop. Hal tersebut dilakukan ka-
rena butir tersebut memiliki nilai V < 0,2 yang
Pembahasan berarti butir tersebut tidak valid berdasarkan
penilaian 15 panelis. Berdasarkan penghitun-
Validasi teoritis berdasarkan expert gan reliabilitas antarrater mengunakan rumus
judgement, dapat dimpulkan bahwa kedua Hoyt nilai r^11: 0,779 itu berarti instrumen
pakar banyak memberikan banyak sekali ko- temperamen (carita) yang dikembangkan me-
reksi dan masukan terhadap draft instrumen. miliki keajegan.
Namun demikian secara keseluruhan hasil uji Pada tahap pengujian empiris, proses
dari pakar (expert judgement) menyatakan pertama yang dilakukan yaitu dengan me-
bahwa terdapat kesesuaian antara variabel nyeleksi butir butir dengan pengujian daya
dengan dimensi, dimensi dengan indikator, beda. Seleksi butir menggunakan uji daya
indikator dengan butir pernyataan. Penam- beda (daya diskriminasi) dilakukan untuk
bahan enam indikator dari ahli seperti tertu- mengetahui sejauh mana item mampu mem-
ang pada tabel 2 di atas setelah dilakukan bedakan antara individu atau kelompok in-
croscheck terhadap Kitab Visuddhimagga dividu yang memiliki dan tidak atribut yang
dan Kitab Vimuttimagga memang benar. Ber- diukur. Batasan pemilihan item adalah 0,3,
dasarkan analisis peneliti, ada beberapa in- namun sesuai pernyataan Azwar (2012: 83)
dikator yang seharusnya dipisahkan menjadi batasan ini adalah konvensi yang artinya pe-
dua, sedangkan oleh peneliti digabung, mis- neliti dapat menentukan batasan tersendiri
alnya indikator penuh kegelisahan dan kekha- disesuaikan dengan karakteristik penelitian-
watiran (uddhaccakukkucca). Seharusnya nya. Batasan minimal daya diskriminasi item
indikator tersebut dipisahkan, karena antar dalam penelitian ini yaitu sebesar ≥ 0.2, hal

139
Jurnal Psikologi, Volume 13 Nomor 2, Desember 2017

ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa lute fit indicies yaitu nilai RMSEA 0,0093 yang
butir yang dikembangkan tidak terlalu banyak, berarti acceptabel fit. Pada kelompok Incre-
kemudian batasan tersebut dianggap wajar mental fit indicies, yang memenuhi standar
karena penelitian ini termasuk dalam bidang antara lain NFI, CFI, IFI, dan RFI dan parsi-
psikologi pendidikan keagamaan yang tidak mony fit indicies. Dan pada kelompok parsi-
mengharuskan batasan yang sangat ketat mony fit indicies yaitu nilai AIC bernilai positif
seperti pada penelitian di bidang kedokteran. dan lebih kecil dibandingkan dengan sebelum
Uji daya beda dalam penelitian ini dengan ko- dimodifikasi yang berarti memenuhi standar
relasi product moment Pearson yang kemu- fit. Sesuai pernyataan Hair et al dalam Latan
dian dikoreksi dengan Corrected Item Total. bahwa penggunaan 4-5 kriteria goodnes of fit
Koreksi dengan Corrected Item Total dilaku- sudah cukup memadai untuk menilai kelaya-
kan untuk menghindari overestimed. Sesuai kan suatu model.
pernyataan Azwar (2012: 83) formula kore- Berdasarkan rekapitulasi dari nilai t-
ksi terhadap efek spurious overlap menggu- value, factorloading, std error pada tabel 5 di
nakan Corrected Item Total Correlation. Dari atas dapat dinyatakan bahwa setelah dimodi-
80 butir yang dikembangkan sesuai dengan fikasi, seluruh indikator memiliki nilia factor
tabel 3 di atas ada 32 butir yang memiliki uji loading ≥ 0,5 yang berarti semua indikator
daya beda tidak memuaskan, butir tersebut yang dikembangkan adalah valid. Berdasar
didroop karena dianggap tidak mampu mem- tabel 5 nampak pula bahwa semua hubun-
bedakan antara individu yang memiliki atribut gan konstruk dan indikatornya signifikan. Hal
yang diukur dengan yang tidak memiliki. tersebut ditunjukan oleh nilai t-value (t-statis-
Pengujian validitas konstruk dalam tik) lebih besar dari 1,96. Seperti yang ditun-
penelitian ini menggunakan second order jukan oleh indikator A2, A3, A4, A5, A6, dan
CFA. Hal tersebut dilakukan karena instrumen A7, itu berarti bahwa masing-masing indikator
yang dikembangkan terdiri dari multidimensi, adalah pembentuk konstruk dari ‘RC’ (Raga-
ini sesuai yang dinyatakan Latan (2013: 74) carita) demikian pula dengan dimensi lainnya.
jika konstruk berbentuk multidimensi maka Uji reabilitas butir dilakukan dengan
pengujiannya menggunakan second or- melihat nilai squared multiple correlation
der CFA. Berdasarkan output second order pada output lisrel. Berdasarkan tabel 5 terlihat
CFA pertama kali terdapat Heywood cases. bahwa pada dimensi RC indikator A5 memiliki
Untuk mengatasi hal tersebut dilakukan es- nilai reabilitas paling tinggi dibanding indikator
timasi ulang setelah menetapkan variance lainnya yaitu 0,86. Hal tersebut berarti bahwa
error dengan nilai positif kecil dan hasilnya dimensi RC berkontribusi terhadap varaians
semua tanda “WARNING” hilang. Namun de- A5 sebesar 86% sedangkan sisanya 14%
mikian sesuai dengan diagram second order djelaskan oleh variabel lainnya yang tidak ter-
CFA berdasarkan standardized solution sep- masuk dalam model. Penjelasan ini juga ber-
erti ada pada gambar 2 di atas, ada indikator laku bagi dimensi lainnya. Kontribusi konstruk
yaitu F7 yang mempunyai nilai factor loading laten temperamen (carita) terhadap dimensi
< 0,5. Hal tersebut berarti indikator tersebut ragacarita (RC), dosacarita (DC), mohacarita
tidak valid dan harus didroop. Setelah indi- (MC), saddhacarita (SC), buddhicarita (BC),
kator F7 dibuang dan memodifikasi model dan vitakacarita (VC) berturut-turut sebesar
sesuai dengan modification indicies kemu- 99%, 99%, 98%, 100%, 99%, dan 100%. Hal
dian mengestimasi ulang dengan second tersebut dapat dilihat dari nilai R^2, nampak
order CFA berdasarkan tabel Goodnes of Fit bahwa dimensi yang paling kurang reliabel
Model pada tabel 4 diatas dan membanding- adalah mohacarita (MC) karena memiliki nilai
kannya dengan cut of value dapat dinyakan yang paling kecil (0,98).
bahwa model telah fit. Hal tersebut dapat dili- Pengujian reliabilitas konsistensi inter-
hat pada tabel 4 diatas terdapat enam kriteria nal dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan
yang memenuhi standar dan mewakili ketiga penghitungan nilai Construct Reliability (CR)
kelompok kriteria yaitu: pada kelompok Abso- dan Variance Extraced (VE) dengan meng-

140
Pengembangan Instrumen Temperamen (Carita) Dalam Perspektif Buddhis......Kemanya Karbono

gunakan factor loading dan error. Semakin nakan oleh masyarakat pada umumnya untuk
besar nilai CR dan VE menunjukan bahwa menentukan jenis tempermen. Dengan meng-
indikator penyusun bagi suatu konstruk laten etahui jenis temperamennya maka seseorang
merupakan indikator yang handal dalam men- akan dapat mengeliminasi karakter negatif
gukur konstruk laten tersebut. Berdasarkan yang sering muncul dan dapat mengembang-
tabel 6 di atas terlihat bahwa nilai CR dan VE kan karakter positif yang ada dalam dirinya,
berdasarkan perhitungan melebihi nilai cut off bahkan dengan mengetahui jenis tempera-
(CR ≥ 0,7 dan VE ≥ 0,5), dapat disimpulkan mennya maka ia juga dapat memilih jenis
bahwa seluruh indikator yang berjumlah 39 makanan, gaya pakaian, dan tempat tinggal
dinyatakan reliabel. Demikian juga dengan yang sesuai temperamen.
dimensi ragacarita (RC), dosacarita (DC),
mohacarita (MC), saddhacarita (SC), buddhi- Daftar Pustaka
carita (BC), dan vitakacarita (VC) semuanya
reliabel. Jadi ada 39 indikator dari isntrumen Abdullah. (2007). Pemodelan Persamaan
yang dikembangkan yang memenuhi kriteria Struktural dan Paket Program Lisrel.
valid dan reliabel. Jakarta: Universitas Prof DR
Moestopo (BERAGAMA).
Kesimpulan Angleitner, Alois & Rainer Riemann. (1991).
What Can We Learn from the
Berdasarkan hasil pengujian secara Discussion of Personality
teoritis dan empiris dapat disimpulkan bahwa Questionnaires for the Construction
instrumen temperamen (carita) dalam pers- of Temperament Inventories?,
pektif buddhis berdasarkan Kitab Visuddhim- Exporation in Temperament
agga maka terdapat enam temperamen (cari- International Perspectives on Theory
ta) yaitu: Ragacarita, Dosacarita, Mohacarita, and Measurement. Ed Jan Strelau &
Saddhacarita, Budicarita, dan Vittakacaritay- Alois Angleitner. New York: Springer
ang terdiri dari 39 indikator. Validitas instru- Science + Busines Media.
men temperamen (carita) berdasar nilai fac- Azwar, Saifuddin. (2012) Penyusunan Skala
tor loading pada pengujian empiris berkisar Psikologis. Yogyakarta: Pustaka
antara 0,99 – 1 yang berarti instrumen tem- Pelajar.
peramen (carita) yang dikembangkan valid. Azwar, Saifuddin. (2013). Reliabilitas dan
Reliabilitas instrumen temperamen (carita) Validitas. Yogyakarta: Pustaka
berdasarkan nilai Construct Reliability (CR) Bodhi. (2012). Abhidhammattha Sangaha
sebesar 0,99 dan berdasar Varian Extraced a Comprehensive Manual of
(VE) sebesar 0,99 yang berarti instrumen Abhidhamma. Washington: Pariyatti.
yang dikembangkan adalah reliabel Buddhaghosa, Bhadantacariya.(1996). Jalan
Instrumen ini dapat digunakan un- Kesucian 2 (Visuddhi Magga).
tuk menentukan jenis temperamen dari re- Terjemahan ke dalam Bahasa Inggris
sponden yang mengisi kuesioner. Instrumen oleh: Nanamoli, terjemahan ke dalam
yang dikembangkan dikhususkan untuk ma- Bahasa Indonesia oleh: Team
hasiswa buddhis, namun demikian dengan Penterjemah Jalan Kesucian
sedikit modifikasi pernyataan/pertanyaan (Koordiator Lindawati T.) Bali: PT.
yang ada dalam kuesioner, instrumen ini da- Indografika Utama.
pat digunakan untuk umat Buddha pada um- Davids, Rhys & William Stede. “The Pali Text
umnya sehingga mereka dapat mengetahui Society’s Pali-English Dictionary”.
jenis temperamen mereka. Dengan mengeta- www.dharma.org.ru
hui jenis temperamennya maka ia akan dapat Latan, Hengky. (2013). Struktural Equation
memilih objek meditasi yang sesuai dengan Modeling Konsep dan Aplikasi
karakter dirinya sehingga ia dapat mencapai Menggunakan Program LISREL 8.80.
keberhasilan. Instrumen ini juga dapat digu- Bandung: Alfabeta.

141
Jurnal Psikologi, Volume 13 Nomor 2, Desember 2017

Mingun. (2009). The Great Chronicle of Pengembangan Instrumen. Jakarta:


Buddhas. Jakarta: Ehipassiko CV Tursina.
Foundations & Girimangala Supranto, J. (2010). Analisis Multivariat Arti
Publications. dan Interpretasi. Jakarta: Rineka
Naga, Dali Santun (2013). Teori Skor Pada Cipta.
Pengukuran Mental. Jakarta: PT Uno, Hamzah B., Herminanto Sofyan, dan
Nagarani Citrayasa. I Made Candiasa. (2001).
Nànamoli. (2011). Visuddhimagga The Path Pengembangan Instrumen Untuk
of Purification. Kandy Sri Lanka: Penelitian. Jakarta: Delima Press.
Buddhist Publication Society. Upatissa. (1961). The Path of Freedom
Piya Tan. (2014). Uddhacca, kukkucca. (Vimuttimagga). Ceylon: The Saman
http://dharmafarer.org/wordpress/ Press.
wp-content/uploads/2010/02/32.7- Widhiarso, Wahyu. (2012). “Koefisien
Uddhaccakukkucca-piya.pdf. Reliabilitas Untuk Pengukuran
diakses 20 Februari 2016). Multidimensi,” https://www.elisa1.
Priyatno, Duwi. (2009). 5 Jam Belajar Olah ugm.ac.id.widhiarso. (diakses 29
Data dengan SPSS 17. Yogyakarta: Januari 2015).
ANDI. Yamin, Sofyan. (2014). Seri Buku Stattistik:
Soeprijanto. (2010). Pengukuran Kinerja Guru Structural Equation Modeling Untuk
Praktik Kejuruan Konsep dan Teknik Pemula Rahaisa Olah Data Lisrel.
Pengembangan Instrumen. Jakarta: Jakarta: Mitra Vacana Media
CV Tursina.

142

Anda mungkin juga menyukai