Kemanya Karbono
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan instrumen alat ukur klasifikasi tempera-
men (carita) yang valid dan reliabel. Proses pengujian melalui dua tahap, yakni secara
teoritis dan empiris. Pengujian empiris melibatkan 103 mahasiswa dari 6 Perguruan
Tinggi Keagamaan Buddha di Indonesia. Teknik pengambilan sampling menggunakan
metode simple random sampling. Validasi empiris dan pengukuran model dikonfirmasi
menggunakan Confirmatory Factor Analysis (CFA) dengan bantuan software Lisrel
8.80. Reliabilitas instrumen diukur dengan Construct Reliability (CR) dan Varian Ex-
traced (VE). Hasil penelitian menunjukan bahwa instrumen temperamen (carita) terdiri
dari enam dimensi, yaitu: (1) Ragacarita (serakah); (2) Dosacarita (benci); (3) Moha-
carita (bodoh) dengan; (4) Saddhacarita (yakin); (5) Buddhicarita (pandai); (6) Vitak-
kacarita (spekulatif).
Abstract
This study aims to develop a valid and reliable instrument of temperament (carita). The
testing process through two stages, namely theoretically and empirically.The empirical
test involved 103 students from 6 Buddhist Religious Universities in Indonesia. Sam-
pling technique using simple random sampling method. Empirical validation and model
measurements were confirmed using Confirmatory Factor Analysis (CFA) with the help
of Lisrel 8.80 software. Instrument reliability is measured by Construct Reliability (CR)
and Varian Extraced (VE). The results showed that the instrument of temperament
(carita) consists of six dimensions, namely: (1) Ragacarita (greedy); (2) Dosacarita
(hate); (3) Mohacarita (stupid) with; (4) Saddhacarita (sure); (5) Buddhicarita (clever);
(6) Vitakkacarita (speculativ
126
Pengembangan Instrumen Temperamen (Carita) Dalam Perspektif Buddhis......Kemanya Karbono
127
Jurnal Psikologi, Volume 13 Nomor 2, Desember 2017
128
Pengembangan Instrumen Temperamen (Carita) Dalam Perspektif Buddhis......Kemanya Karbono
129
Jurnal Psikologi, Volume 13 Nomor 2, Desember 2017
130
Pengembangan Instrumen Temperamen (Carita) Dalam Perspektif Buddhis......Kemanya Karbono
Uji Coba II Uji daya Beda Revisi & Uji Revisi kemudian Validasi pakar
Jika dilanjut Uji Coba Empiris validasi panelis (analisis
diperlukan Validitas Tahap 1 kualitatif)
konstruk CFA
131
Jurnal Psikologi, Volume 13 Nomor 2, Desember 2017
132
Pengembangan Instrumen Temperamen (Carita) Dalam Perspektif Buddhis......Kemanya Karbono
133
Jurnal Psikologi, Volume 13 Nomor 2, Desember 2017
miliki nilai V < 0,2 yaitu antara 0,17 sampai gukuran yang dalam hal ini adalah mengukur
0,18. Nomor butir yang memiliki nilai Indeks temperamen (carita). Data hasil uji empiris
Kecocokan Aiken <0,2 secara bertutut-turut yang diambil dari 103 mahasiswa PTKB akan
yaitu nomor butir: 12,17,28,30,34,39,45,46,4 dianalisis menggunakan Confirmatory Fac-
8,53,65,69,71,73,80,82,95,102, dan 111. tor Analysis (CFA) dengan bantuan software
Pengujian reliabilitas antarrater (r^11) Lisrel 8.80, namun sebelum dianalisis dengan
menggunakan rumus Hoyt, berikut adalah CFA terlebih dahulu dilakukan seleksi butir
hasil penghitungan reliabilitas antarrater ber- menggunakan uji daya beda.
dasarkan Rumus Hoyt:
RJK b − RJK e 0.973044 − 0.214598
Uji Daya Beda
r11 = = = 0,779457 Pengujian daya diskriminasi item di-
RJK b 0.973044
lakukan dengan cara menghitung koefisien
Total ada 93 butir yang dinyatakan korelasi antara distribusi skor butir dengan
valid dari 112 butir yang divalidasi secara te- distribusi skor skala itu sendiri, penghitungan
oritik oleh panelis. Namun demikian, karena tersebut akan menghasilkan koefisien kore-
indikator dari instrumen yang dikembangkan lasi item total (r_ix). Formulasi korelasi yang
berjumlah 40 indikator, maka hanya dipilih digunakan untuk penghitungan daya beda
80 butir instrumen yang valid. Setiap indika- sebagai bentuk validitas item dalam peneli-
tor dipilih 2 butir valid sebagai instrumen yang tian ini menggunakan formula koefisien kore-
akan diuji coba untuk pengujian empiris ke- lasi product moment Pearson dan Corrected
pada responden. Item Total Correlation. Item dikatakan valid
jika terjadi korelasi yang kuat dengan skor
Pengujian Empiris totalnya (Priyanto, 2009: 119). Berdasarkan
Pengujian empiris dilakukan dengan hasil analisis ada 32 butir yang memiliki daya
tujuan untuk mengetahui validitas instrumen beda tidak memuaskan. Di bawah ini adalah
apakah benar-benar mengukur apa yang se- tabel rekapitulasi hasil uji daya beda butir in-
harusnya diukur sesuai dengan tujuan pen- strumen temperamen (carita) yang tidak me-
gukuran yang dalam hal ini adalah mengukur muaskan sebelum dan sesudah dikoreksi:
134
Pengembangan Instrumen Temperamen (Carita) Dalam Perspektif Buddhis......Kemanya Karbono
32 butir yang memiliki daya beda rendah aan yang terlalu ‘vulgar’ seperti itu. Karena
didroop karena butir tersebut tidak mampu responden tidak mengungkapkan kondisi
membedakan individu yang memiliki dan sesungguhnya yang ada pada dirinya be-
tidak memiliki atribut yang diukur. Meskipun rakibat saat data dianalisis secara empiris
demikian, semua indikator memiliki wakil menggunakan ujibeda, butir tersebut menjadi
butir yang valid. Dimensi Ragacarita yang tidak mampu membedakan antara responden
terdiri dari 14 butir hasil pengembangan dari yang memiliki karakter sombong atau tidak.
7 indikator, ada 5 butir yang tidak valid yaitu Dimensi Dosacarita yang terdiri dari 12 butir
butir no 3,6,7,10,13. Contoh butir yang tidak hasil pengembangan dari 6 indikator, ada 5
valid dari dimensi Ragacarita yaitu butir no butir yang tidak valid. Contoh butir valid dari
3 hasil pengembangan indikator sombong dimensi Dosacarita adalah butir no 16 yang
(māna), dengan pernyataan “Saya merasa merupakan pengembangan indikator pema-
lebih superior dibanding orang lain dalam rah (Kodha) dengan pernyataan “Saya mu-
banyak hal”. Analisis mengapa butir ini tidak dah tersinggung untuk hal sepele sekalipun”.
valid ditengarai karena responden cenderung Butir tersebut jelas mencerminkan dari sikap
tidak mengakui jika ditanya dengan pernyat- pemarah (kodha) karena bentuk asli dari
135
Jurnal Psikologi, Volume 13 Nomor 2, Desember 2017
pemarah adalah keadaan seseorang yang ‘berasap di malam hari’. Ini sebenarnya men-
tidak mampu menanggung objek atau keingi- gacu kepada orang yang selalu berpikir un-
nan meninggalkan objek (keengganan yang tuk merencanakan sesuatu. Jadi pikirannya
berlebihan). selalu berasap. Dalam konteks ini, meskipun
Hasil uji beda dimensi Mohacarita berencana itu hal yang terkadang baik dilaku-
ada 4 butir yang tidak valid total 14 butir hasil kan, ini bukan kualitas positif.
pengembangan 7 indikator. Contoh butir tidak
valid dimensi Mohacarita adalah no 34 dari 2. Uji Validitas Konstruk Menggunakan
indikator kekhawatiran (kukkucca) dengan Second Order Confirmatory Factor
pernyataan ‘”aya sulit fokus ketika menger- Analysis (CFA).
jakan sesuatu karena perasaan khawatir”. Setelah dilakukan uji daya beda, 48
Butir ini tidak valid lebih karena konstruksi butir yang memilik uji daya beda memuaskan
butir yang bermakna ganda sehingga tidak digunakan untuk uji validitas konstruk. Uji va-
valid, bisa saja responden tidak fokus tapi bu- liditas konstruk menggunakan second order
kan karena khawatir tapi karena sebab lain. confirmatory factor analysis. Hanya 40 butir
Dimensi Sadhacarita ada 5 butir yang tidak yang dikutsertakan dalam uji validitas kon-
valid. Contoh butir yang tidak valid adalah struk (setiap indikator diambil satu butir yang
nomor 48 dari indikator senang mendengar- memiliki daya beda paling memuaskan). Imp-
kan Dhamma (Saddhammamsotukāmatā) likasi dari hal tersebut adalah adanya peruba-
dengan pernyataan ‘Saya senang melakukan han pengkodean indikator.
sharing Dhamma (Dhammasakacca), butir ini Proses pengujian pada second order
tidak valid karena memang kurang mewakili CFA dilakukan melalui dua jenjang yakni:
indikator. Dalam dhammasakacca meskipun (1) analisis dari dimensi ke indikator-indika-
ada mendengarkan Dhamma namun dalam tornya. Dalam penelitian ini menguji enam
kegiatan tersebut lebih mengarah kepada dis- dimensi ke indikatornya yang berjumlah 40
kusi Dhamma secara aktif yang tidak hanya indikator; (2) analisis dari konstruk laten ke
mendengarkan. Dimensi Buddhicarita ada 5 dimensinya, dalam hal ini adalah analisis dari
butir yang tidak valid dari total 12 butir hasil konstruk temperamen/carita (C) ke konstruk
pengembangan 6 indikator. Contoh butir valid dimensinya.
dari dimensi ini adalah butir no 59 dari indi- Langkah pertama dalam pengujian
kator Mudah menyapa (Savacassatā) den- melalui CFA adalah menguji kesesuaian (fit)
gan pernyataan “Saya sering menyapa orang model antara konsep teoritis dengan data
lain terlebih dahulu”. Butir tersebut secara empirik (data hasil uji coba). Model dikatakan
teoritis pun jelas mencerminkan dari sikap sesuai antara teori dengan data empirik jika
mudah menyapa yang merupakan perilaku memenuhi apa yang dipersyaratkan dalam
nyata dari karakter seseorang yang menun- goodness of fit. Hasil output second order
jukan keramahan tanpa kesombongan. Di- CFA pertama kali terdapat Heywood cases
mensi Vitakkacarita ada 5 butir tidak valid dan model belum fit dikarenakan persyaratan
dari total 14 butir hasil pengembangan dari 7 Goodnes of Fit tidak terpenuhi. Hal tersebut
indikator. Contoh butir yang tidak valid ada- juga nampak dalam diagram second order
lah butir no 69 indikator Perencana (Rattiṃ CFA berdasarkan standard solution ada fac-
Dhūmayānā) dengan pernyataan “Setiap tor loading yang kurang dari 0,5 yaitu indika-
kegiatan yang saya lakukan selalu diren- tor F7 dengan nilai factorloading 0,49. Berikut
canakan dengan matang”. Meskipun indikator adalah gambar diagram second order CFA
Rattiṃ Dhūmayānā diterjemahkan perencana berdasar standard solution:
namun secara harfiah frase tersebut berarti
136
Pengembangan Instrumen Temperamen (Carita) Dalam Perspektif Buddhis......Kemanya Karbono
Tabel 4. Goodnes of Fit Model Sesudah Modifikasi Uji Empirik Instrumen Temperamen
(Carita) Berdasarkan Visuddhimagga
Goodnes of Fit Cut of Value Setelah Modifikasi
Hasil Evaluasi
137
Jurnal Psikologi, Volume 13 Nomor 2, Desember 2017
138
Pengembangan Instrumen Temperamen (Carita) Dalam Perspektif Buddhis......Kemanya Karbono
139
Jurnal Psikologi, Volume 13 Nomor 2, Desember 2017
ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa lute fit indicies yaitu nilai RMSEA 0,0093 yang
butir yang dikembangkan tidak terlalu banyak, berarti acceptabel fit. Pada kelompok Incre-
kemudian batasan tersebut dianggap wajar mental fit indicies, yang memenuhi standar
karena penelitian ini termasuk dalam bidang antara lain NFI, CFI, IFI, dan RFI dan parsi-
psikologi pendidikan keagamaan yang tidak mony fit indicies. Dan pada kelompok parsi-
mengharuskan batasan yang sangat ketat mony fit indicies yaitu nilai AIC bernilai positif
seperti pada penelitian di bidang kedokteran. dan lebih kecil dibandingkan dengan sebelum
Uji daya beda dalam penelitian ini dengan ko- dimodifikasi yang berarti memenuhi standar
relasi product moment Pearson yang kemu- fit. Sesuai pernyataan Hair et al dalam Latan
dian dikoreksi dengan Corrected Item Total. bahwa penggunaan 4-5 kriteria goodnes of fit
Koreksi dengan Corrected Item Total dilaku- sudah cukup memadai untuk menilai kelaya-
kan untuk menghindari overestimed. Sesuai kan suatu model.
pernyataan Azwar (2012: 83) formula kore- Berdasarkan rekapitulasi dari nilai t-
ksi terhadap efek spurious overlap menggu- value, factorloading, std error pada tabel 5 di
nakan Corrected Item Total Correlation. Dari atas dapat dinyatakan bahwa setelah dimodi-
80 butir yang dikembangkan sesuai dengan fikasi, seluruh indikator memiliki nilia factor
tabel 3 di atas ada 32 butir yang memiliki uji loading ≥ 0,5 yang berarti semua indikator
daya beda tidak memuaskan, butir tersebut yang dikembangkan adalah valid. Berdasar
didroop karena dianggap tidak mampu mem- tabel 5 nampak pula bahwa semua hubun-
bedakan antara individu yang memiliki atribut gan konstruk dan indikatornya signifikan. Hal
yang diukur dengan yang tidak memiliki. tersebut ditunjukan oleh nilai t-value (t-statis-
Pengujian validitas konstruk dalam tik) lebih besar dari 1,96. Seperti yang ditun-
penelitian ini menggunakan second order jukan oleh indikator A2, A3, A4, A5, A6, dan
CFA. Hal tersebut dilakukan karena instrumen A7, itu berarti bahwa masing-masing indikator
yang dikembangkan terdiri dari multidimensi, adalah pembentuk konstruk dari ‘RC’ (Raga-
ini sesuai yang dinyatakan Latan (2013: 74) carita) demikian pula dengan dimensi lainnya.
jika konstruk berbentuk multidimensi maka Uji reabilitas butir dilakukan dengan
pengujiannya menggunakan second or- melihat nilai squared multiple correlation
der CFA. Berdasarkan output second order pada output lisrel. Berdasarkan tabel 5 terlihat
CFA pertama kali terdapat Heywood cases. bahwa pada dimensi RC indikator A5 memiliki
Untuk mengatasi hal tersebut dilakukan es- nilai reabilitas paling tinggi dibanding indikator
timasi ulang setelah menetapkan variance lainnya yaitu 0,86. Hal tersebut berarti bahwa
error dengan nilai positif kecil dan hasilnya dimensi RC berkontribusi terhadap varaians
semua tanda “WARNING” hilang. Namun de- A5 sebesar 86% sedangkan sisanya 14%
mikian sesuai dengan diagram second order djelaskan oleh variabel lainnya yang tidak ter-
CFA berdasarkan standardized solution sep- masuk dalam model. Penjelasan ini juga ber-
erti ada pada gambar 2 di atas, ada indikator laku bagi dimensi lainnya. Kontribusi konstruk
yaitu F7 yang mempunyai nilai factor loading laten temperamen (carita) terhadap dimensi
< 0,5. Hal tersebut berarti indikator tersebut ragacarita (RC), dosacarita (DC), mohacarita
tidak valid dan harus didroop. Setelah indi- (MC), saddhacarita (SC), buddhicarita (BC),
kator F7 dibuang dan memodifikasi model dan vitakacarita (VC) berturut-turut sebesar
sesuai dengan modification indicies kemu- 99%, 99%, 98%, 100%, 99%, dan 100%. Hal
dian mengestimasi ulang dengan second tersebut dapat dilihat dari nilai R^2, nampak
order CFA berdasarkan tabel Goodnes of Fit bahwa dimensi yang paling kurang reliabel
Model pada tabel 4 diatas dan membanding- adalah mohacarita (MC) karena memiliki nilai
kannya dengan cut of value dapat dinyakan yang paling kecil (0,98).
bahwa model telah fit. Hal tersebut dapat dili- Pengujian reliabilitas konsistensi inter-
hat pada tabel 4 diatas terdapat enam kriteria nal dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan
yang memenuhi standar dan mewakili ketiga penghitungan nilai Construct Reliability (CR)
kelompok kriteria yaitu: pada kelompok Abso- dan Variance Extraced (VE) dengan meng-
140
Pengembangan Instrumen Temperamen (Carita) Dalam Perspektif Buddhis......Kemanya Karbono
gunakan factor loading dan error. Semakin nakan oleh masyarakat pada umumnya untuk
besar nilai CR dan VE menunjukan bahwa menentukan jenis tempermen. Dengan meng-
indikator penyusun bagi suatu konstruk laten etahui jenis temperamennya maka seseorang
merupakan indikator yang handal dalam men- akan dapat mengeliminasi karakter negatif
gukur konstruk laten tersebut. Berdasarkan yang sering muncul dan dapat mengembang-
tabel 6 di atas terlihat bahwa nilai CR dan VE kan karakter positif yang ada dalam dirinya,
berdasarkan perhitungan melebihi nilai cut off bahkan dengan mengetahui jenis tempera-
(CR ≥ 0,7 dan VE ≥ 0,5), dapat disimpulkan mennya maka ia juga dapat memilih jenis
bahwa seluruh indikator yang berjumlah 39 makanan, gaya pakaian, dan tempat tinggal
dinyatakan reliabel. Demikian juga dengan yang sesuai temperamen.
dimensi ragacarita (RC), dosacarita (DC),
mohacarita (MC), saddhacarita (SC), buddhi- Daftar Pustaka
carita (BC), dan vitakacarita (VC) semuanya
reliabel. Jadi ada 39 indikator dari isntrumen Abdullah. (2007). Pemodelan Persamaan
yang dikembangkan yang memenuhi kriteria Struktural dan Paket Program Lisrel.
valid dan reliabel. Jakarta: Universitas Prof DR
Moestopo (BERAGAMA).
Kesimpulan Angleitner, Alois & Rainer Riemann. (1991).
What Can We Learn from the
Berdasarkan hasil pengujian secara Discussion of Personality
teoritis dan empiris dapat disimpulkan bahwa Questionnaires for the Construction
instrumen temperamen (carita) dalam pers- of Temperament Inventories?,
pektif buddhis berdasarkan Kitab Visuddhim- Exporation in Temperament
agga maka terdapat enam temperamen (cari- International Perspectives on Theory
ta) yaitu: Ragacarita, Dosacarita, Mohacarita, and Measurement. Ed Jan Strelau &
Saddhacarita, Budicarita, dan Vittakacaritay- Alois Angleitner. New York: Springer
ang terdiri dari 39 indikator. Validitas instru- Science + Busines Media.
men temperamen (carita) berdasar nilai fac- Azwar, Saifuddin. (2012) Penyusunan Skala
tor loading pada pengujian empiris berkisar Psikologis. Yogyakarta: Pustaka
antara 0,99 – 1 yang berarti instrumen tem- Pelajar.
peramen (carita) yang dikembangkan valid. Azwar, Saifuddin. (2013). Reliabilitas dan
Reliabilitas instrumen temperamen (carita) Validitas. Yogyakarta: Pustaka
berdasarkan nilai Construct Reliability (CR) Bodhi. (2012). Abhidhammattha Sangaha
sebesar 0,99 dan berdasar Varian Extraced a Comprehensive Manual of
(VE) sebesar 0,99 yang berarti instrumen Abhidhamma. Washington: Pariyatti.
yang dikembangkan adalah reliabel Buddhaghosa, Bhadantacariya.(1996). Jalan
Instrumen ini dapat digunakan un- Kesucian 2 (Visuddhi Magga).
tuk menentukan jenis temperamen dari re- Terjemahan ke dalam Bahasa Inggris
sponden yang mengisi kuesioner. Instrumen oleh: Nanamoli, terjemahan ke dalam
yang dikembangkan dikhususkan untuk ma- Bahasa Indonesia oleh: Team
hasiswa buddhis, namun demikian dengan Penterjemah Jalan Kesucian
sedikit modifikasi pernyataan/pertanyaan (Koordiator Lindawati T.) Bali: PT.
yang ada dalam kuesioner, instrumen ini da- Indografika Utama.
pat digunakan untuk umat Buddha pada um- Davids, Rhys & William Stede. “The Pali Text
umnya sehingga mereka dapat mengetahui Society’s Pali-English Dictionary”.
jenis temperamen mereka. Dengan mengeta- www.dharma.org.ru
hui jenis temperamennya maka ia akan dapat Latan, Hengky. (2013). Struktural Equation
memilih objek meditasi yang sesuai dengan Modeling Konsep dan Aplikasi
karakter dirinya sehingga ia dapat mencapai Menggunakan Program LISREL 8.80.
keberhasilan. Instrumen ini juga dapat digu- Bandung: Alfabeta.
141
Jurnal Psikologi, Volume 13 Nomor 2, Desember 2017
142