Anda di halaman 1dari 2

TENUN IKAT FLORES SIKKA MAUMERE

Oleh :

RIVALDO DA SILVA MARTINS


MERCIANA DARTI
GEMMA GALGANI KEWA KARANGORA
ANASTASYA M. M. USFINIT
GEMMA GALGANI OSE LAGA
APRIANTO NANA
REGINA ALUS
DINO F. E PANDIE
MARIA O. W. BUSA

AGROTEKNOLOGI 2
SEMESTER II

PROGRAM AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
Tenun Ikat Flores Sikka Khas Maumere

Kain Tenun Ikat Sikka

Tenun Ikat Sikka diproduksi di hampir seluruh desa dan kecamatan yang ada di Maumere,
desa-desa yang terkenal tenun ikatnya adalah Heopuat, Hewokloang, Watublapi, Bola, Nele,
Koting, Nita,dan Sikka. Diperkirakan ada 1000 pengrajin tenun ikat, baik untuk utang, lipa
maupun prenggi
Kerajinan yang hingga sekarang terus hidup di Sikka adalah kerajinan tenun, selain karena
fungsinya sebagai pakaian sehari-hari, kain tenun juga bagian dari adat budaya masyarakat
Sikka, seperti mas kawin (belis) dan upacara-upacara adat orang Sikka.

Warna kain tenun didominasi oleh warna coklat tua dan hitam, namun ada juga varian warna
biru atau merah. Pewarna kain tenun menggunakan pewarna alami dari akar mengkudu
(bur/buke) dan tarung (tarum hitam) yang diberi ramuan koja gelo. Kain ditenun diikat
dengan design hurang(g)-heren(g) ditambah motif simbol-simbol huran(g)-
kelan(g) seperti: Dala Mawarani: bintang kejora, Agi Pelikano: burung suci pelikan, Jarang
Atabiang: pasangan manusia berkuda, Koraseng Doberadu: manusia bagai pasangan
ayam, Naga Lalang: ular naga, Ruha: rusa, Patola: suluran kembang-pengaruh India.

Motif Kain Tenun juga mempunyai arti simbolikseperti Utang Moko: untuk upacara


perladangan, Utang Breke: upacara tolak bala, Utang Jarang Atabi’ang: upacara
kematian, Utang Merak: pakaian pengantin perempuan, Utang Mitang: motif untuk orang
tua, Utang Wenda: motif hidup bahagia, Utang Rempe Sikka: hidup rukun, Utang Mawarani:
bintang kejora, Utang Sesa We’or: untuk pengantin perlambang burung murai berpasangan.

Anda mungkin juga menyukai