Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

Hadis hukum pidana


(Pengguguran janin atau aborsi)

DISUSUN OLEH

KELOMPOK : 9

SURYAMAL (180307052)

KASMAN (180307045)

RUANGAN ’’B’’ SEMESTER 3

PROGRAM STUDY HUKUM PIDANA ISLAM

FAKULTAS EKONOMI DAN HUKUM ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM MUHAMMADIYAH SINJAI


T.P 2019/2020

1
DAFTAR ISI

SAMPUL..........................................................................................................

KATA PENGANTAR.......................................................................................

DAFTAR ISI.....................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................

A. Latar Belakang.....................................................................................
B. Rumusan Masalah................................................................................
C. Tujuan..................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN................................................................................

A. Pengertian pengguguran janin atau aborsi......................................................................


B. Macam-macam dan syarat aborsi....................................................
C. Hukum aborsi menurut syariat islam
D. Hukum aborsi dalam perspektif hukum positif .........................................................................

BAB III PENUTUP.........................................................................................

A. Kesimpulan....................................................................................
B. Saran................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................

2
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah mencurahkan Rahmat-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang diberikan oleh dosen pembimbing mata kuliah hadis hukum
pidana. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada pemimpin paling mulia,
manusia yang paling baik akhlaknya yaitu Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para
sahabat serta pengikutnya yang setia hingga akhir zaman. Amin

Makalah ini berjudul “pengguguran janin atau aborsi” yang nantinya akan
memberikan pemahaman kepada pembaca tentang hal-hal yang berkaitan dengan pengguguran
janin atau aborsi. Mungkin penulis tidak bisa membuat makalah ini sesempurna mungkin. Oleh
karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan dari para pembaca. Khususnya dari dosen
yang telah membimbing penulis dari mata kuliah ini.

Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada dosen pembimbing saya telah memberikan
arahan dan juga kepada orang-orang di sekitar saya yang telah membantu saya dalam mendapatkan
sumber-sumber materi yang bisa saya jadikan pedoman untuk menyelesaikan makalah ini.

Sinjai, 13 Oktober 2019

Kelompok 9

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Saat ini Aborsi menjadi salah satu masalah yang cukup serius, dilihat dari tingginya angka
aborsi yang kian meningkat dari tahun ke tahun. Di Indonesia sendiri, angka pembunuhan janin
per tahun sudah mencapai 3 juta. Angka yang tidak sedikit mengingat besarnya tingkat kehamilan
di Indonesia. Selain itu, ada yg mengkategorikan aborsi itu pembunuhan. Ada yang melarang atas
nama agama. Ada yang menyatakan bahwa jabang bayi juga punya hak hidup sehingga harus
dipertahankan, dan lain-lain.

Aborsi merupakan masalah kesehatan masyarakat karena memberikan dampak pada kesakitan
dan kematian ibu. Sebagaimana diketahui penyebab utama kematian ibu hamil dan melahirkan
adalah perdarahan, infeksi dan eklampsia.

Namun sebenarnya aborsi juga merupakan penyebab kematian ibu, hanya saja muncul dalam
bentuk komplikasi perdarahan dan sepsis. Akan tetapi, kematian ibu yang disebabkan komplikasi
aborsi sering tidak muncul dalam laporan kematian, tetapi dilaporkan sebagai perdarahan atau
sepsis. Hal itu terjadi karena hingga saat ini aborsi masih merupakan masalah kontroversial di
masyarakat. Di satu pihak aborsi dianggap ilegal dan dilarang oleh agama sehingga masyarakat
cenderung menyembunyikan kejadian aborsi, di lain pihak aborsi

20 juta aborsi tidak aman, 70.000 wanita meninggal akibat aborsi tidak aman, dan 1 dari 8
kematian ibu disebabkan oleh aborsi tidak aman. Di Asia tenggara, WHO memperkirakan 4,2 juta
aborsi dilakukan setiap tahunnya, di antaranya 750.000 sampai 1,5 juta terjadi di Indonesia. Risiko
kematian akibat aborsi tidak aman di wilayah Asia diperkirakan antara 1 dari 250, negara maju
hanya 1 dari 3700. Angka tersebut memberikan gambaran bahwa masalah aborsi
di Indonesia masih cukup besar.

Kecenderungan melakukan aborsi ini tak lepas dari pandangan terhadap hakikat kapan
kehidupan anak manusia dimulai.

Aborsi merupakan masalah yang kompleks, mencakup nilai-nilai religius, etika, moral dan ilmiah
serta secara spesifik sebagai masalah biologi.

4
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian aborsi?
2. Apa macam –macam aborsi dan syarat aborsi?
3. Bagaimana hukum aborsi menurut syariat islam?
4. Bagaimana hukum aborsi dalam perspektif hukum positif?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan aborsi
2. untuk mengetahui macam-macam dan syarat aborsi
3. untuk mengetahui hukum aborsimenurut syariat islam
4. untuk mengetahui hukum aborsi dalam perspektif hukum positif

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ABORSI

Aborsi dalam bahasa arab disebut “ijhadh"yang memiliki beberapa sinonim yakni; isqath
(menjahtuhkan), (membuang), tharah (melempar),dan imlash (menyingkirkan ). Aborsi secra
terminologi adalah keluarnya hasil konsepsi (janin,mudgha) sebelum bisa hidup sendiri (viable)
atau aborsi didefinisikan sebagai berakhirnya kehamilan, dapat terjadi secara spontan akibat
kelainan fisik wanita /akibat penyakit biomedis internal atau sengaja melalui campur tangan
manusia.
Berbeda dengan aborsi yang disengaja atau akibat campur tangan manusia, yang jelas-jelas
merupakan tindakan yang “menggugurkan” yakni; perbuatan yang dengan sengaja membuat
gugurnya janin. Dlam hal ini, menggugurkan menimbulkan kontroversi dan berbagai pandangan
tentang “boleh” dan “tidak boleh”nya menggugurkan kandungan.
Terdapat sejumlah pendapatyang berbeda mengenai aborsi, diantaranya adalah:
1. fact about abortion, info kit on woman’s health, mendefinisikan aborsi sebagai
penghentian kehamilan setelah tertanamnya telur (ovum) yang telah dibuahi dalam rahim (uterus ),
sebelum usia janin (fetus) mencapai usia 20 minggu.
2. terjadinya keguguran janin; melakukan abortus sebagai melakukan pengguguran (dengaqn
sengaja karena tidak menginginkan bakal bayi yang dikandung itu).
3. secara umum, istilah aborsi diartikan sebagai pengguguran kandungan, yaitu dikeluarkan janin
sebelum waktunya, baik itu secara sengaja ataupun tidak.
Sedangkan di dalam hukum pidana islam, aborsi yang dikenal sebagai suatu tindak pidana atas
janin atau pengguguran kandungan terjadi apabila terdapat suatu perbuatan maksiat yang
mengakibatkan terpisahnya janin dari ibunya.
Aborsi secara umum adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu ) sebelum
buah kehamilan tersebut mampu untuk hidup diluar kandungan.
Merujuk pada surah Al-Maidah ayat 32 yaitu;
َ َ ‫أْل‬ َ َ $َ ‫ك كَتبنا ع َلَى بنِي إسرائِي‬ َ ‫م‬
‫ل‬ َ َّ ‫ض فَكَأن‬
َ َ ‫ما قَت‬ ِ ‫ساد ٍ فِي ا ْر‬ َ َ‫ْس أوْ ف‬ ٍ ‫سا بِغَيْرِ نَف‬ ً ْ‫ل نَف‬ َ َ ‫ن قَت‬ْ ‫م‬َ ‫ه‬
ُ َّ ‫ل أن‬ َ ْ ِ َ ٰ َ ْ َ َ ِ ‫ل ذَٰل‬ ِ ‫ج‬
ْ ‫نأ‬ْ ِ
َ َ َ
َ ‫م بَعْد‬ْ ُ‫منْه‬
ِ ‫يرا‬ ً ِ ‫ن كَث‬
َّ ِ ‫م إ‬ ِ َ ‫سلُنَا بِالْبَيِّن‬
َّ ُ ‫ات ث‬ ُ ‫م ُر‬ َ ْ ‫ميعًا ۚ وَلَقَد‬
ْ ُ‫جاءَتْه‬ ِ ‫ج‬َ ‫س‬ َ ‫حيَا النَّا‬ ْ ‫ما أ‬ َ َّ ‫حيَاهَا فَكَأن‬
ْ ‫نأ‬ ْ ‫م‬ َ َ‫ميعًا و‬ ِ ‫ج‬
َ ‫س‬ َ ‫النَّا‬
َ
َ ‫سرِفُو‬
‫ن‬ ْ ‫م‬ُ َ‫ض ل‬ ‫أْل‬
ِ ‫ك فِي ا ْر‬ َ ِ ‫ذَٰل‬

Terjemah Arti: Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: barangsiapa

____________________________________

Sun choirol ummah,tindakan aborsi di indonesia menurut hukum islam.hal.1

https://www.academia.edu/6194343/MAKALAH_ABORSI_DALAM_PANDANGAN_ISLAM_MARYANI

6
https://tafsirweb.com/1916-surat-al-maidah-ayat-32.html

yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan
karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia
seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia
telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka
rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara
mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi.

B. MACAM-MACAM DAN SYARAT ABORSI

Macam-Macam Aborsi

1. Al-Ijhâdh at-Tilqâ’i atau al-‘Afwi ( Abortus spontanea) aborsi spontan/alamiah yaitu proses alami
yang dilakukan rahim untuk mengeluarkan janin yang tidak mungkin sempurna unsur-unsur
kehidupan padanya. Bisa jadi ini terjadi dengan sebab kecacatan besar yang menimpanya karena
akibat sakitnya sang ibu yang terkena penyakit beragam seperti diabetes atau lainnya.

2. Al-Ijhâdh al-‘Ilâji (Abortus Provokatus Medisinalis/Artificialis/Therapeuticus) aborsi


terapeutik/medis adalah abortus (keguguran) yang sengaja dilakukan para medis (dokter) demi
menyelamatkan nyawa ibu yang dalam keadaan sangat jarang bahwa kehamilannya dapat
berlanjut dengan selamat.

3. Al-Ijhâdh al-Ijtimâ–’i dinamakan juga al-Ijhâdh al-Jinâ`i atau al-Ijrâmi (Abortus Provoka tus
Kriminalis) aborsi buatan/sengaja adalah aborsi yang sengaja dilakukan tanpa adanya indikasi
medik (ilegal). Tujuannya hanya untuk tidak melahirkan bayi atau untuk menjaga penampilan
atau menutupi aib dan sejenisnya. Biasanya pengguguran dilakukan dengan menggunakan
berbagai cara termasuk dengan alat-alat atau obat-obat tertentu.

Syarat Bolehnya Aborsi (Menggugurkan Kandungan)


Otoritas Negara harus dapat menjamin perlindungan dan kemaslahatan bagi rakyatnya. Dan
rakyat harus patuh terhadap Negara da n seluruh perangkat undang-undang yang telah ditetapkan
yang tidak bertentangan dengan hukum syari'at Islam yang telah disepakati oleh lembaga ulama
yang berkompeten. Allah Swt mengisyaratkan didalam firman-Nya,

‫ىءٍ فَ ُردُّوه ُ إِلَى‬ َ ُ َ َ َ


ْ َ‫م فِي ش‬ ْ ُ ‫منك‬
ْ ُ ‫م فَإِن تَنَا َزعْت‬ ِ $ِ‫مر‬ْ ‫ل وَ أوْلِى اْأل‬ َ ‫سو‬ ُ ‫الر‬َّ ‫ه وَأطِيعُوا‬ َ ‫منُوا أطِيعُوا الل‬ َ ِ ‫يَاأيُّهَا الَّذ‬
َ ‫ين ءَا‬
}٥٩ : ]٤[ ‫ن تَأْوِيال ً {النسآء‬ ُ ‫س‬َ ‫ح‬
َ
ْ ‫خي ْ ُر وَأ‬ َ ِ ‫خرِ ذَل‬
َ ‫ك‬ ِ َ ‫ن بِاللهِ وَالْيَوْم ِ اْأل‬
َ ‫منُو‬ ْ ُ ‫ول إِن كُنت‬
ِ ْ ‫م تُؤ‬ ِ ‫س‬ ُ ‫الر‬
َّ َ‫اللهِ و‬

"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri (para
ulama & pemerintah) di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang
sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu
benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama
(bagimu) dan lebih baik akibatnya" (QS. Annisa' [4] : 59)

7
Begitu juga di dalam Ayat lain diwajibkannya rakyat untuk patuh terhadap keputusan
ulama dan pemerintah, sebagaimana Firman Allah Swt sebagai berikut,
َ ُ َ َ ‫وإذ َا جآءَهُم أَمر من اْألَم‬
‫ه‬ َ ِ ‫م لَعَل‬
ُ ‫م‬ ْ ُ‫منْه‬ ْ ‫ول وَإِلَى أوْلِى اْأل‬
ِ ِ‫مر‬ ِ ‫س‬ َّ ‫ف أذ َاع ُوا بِهِ وَلَوْ َردُّوه ُ إِلَى‬
ُ ‫الر‬ ِ ْ‫ن أوْ الْخَو‬ ِ ْ َ ِّ ُ ْ ْ َ َِ
}٨٣ : ]٤[ ‫ن إِال َّ قَلِيال ً {النسآء‬ َ ‫ا‬َ ‫ط‬ ْ ‫ي‬ َّ‫الش‬ ‫م‬ ُ
ُ َْ‫ت‬‫ع‬ ‫ب‬َّ َ
‫ت‬ ‫ال‬ $
‫ه‬ ُ ‫ت‬‫م‬‫ح‬‫ر‬‫و‬ ‫م‬ُ
ُ َ ْ ََ ْ ْ ‫ك‬‫ي‬َ ‫َل‬ ‫ع‬ ِ ‫ه‬ ‫الل‬ ُ
‫ل‬ ‫ض‬
ْ َ ‫ف‬ َ ‫ال‬ ‫و‬َ ‫ل‬ ‫و‬
ْ َ ْ ُ ‫م‬ ‫ه‬ْ ‫ن‬ ‫م‬
ِ ‫ه‬
ُ َ ‫ن‬‫و‬ُ ‫ط‬ِ ْ َ َ َّ ‫ال‬
‫نب‬َ ‫ت‬‫س‬‫ي‬ ‫ين‬ِ ‫ذ‬

"Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka
lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri (Para ulama &
pemerintah) di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan
dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan para ulama & pemerintah]). Kalau tidaklah karena
karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikut syaitan, kecuali sebahagian kecil
saja (di antaramu)" (QS. Annisa' [4] : 83)
Dari Ayat Alqur'an di atas maka jelaslah, diantara syarat diperbolehkannya menggugurkan
kehamilan jika undang-undang Negara (undang-undang kesehatan) yang membolehkan aborsi
tidak bertentangan dengan keputusan dari kesepakatan fatwa ulama yaitu dari lembaga ulama
yang berkompeten. Jika undang-undang Negara (undang-undang kesehatan) bertentangan dengan
hasil keputusan lembaga ulama yang berkompeten maka mutlak hukumnya adalah "Haram".
Aborsi yang diperbolehkan selagi usia kandungan belum mencapai setelah umur 120 hari dari
awal kehamilannya (sebelum adanya ruh pada janin), dan menggugurkan setelah janin berusia
diatas 120 hari (sudah adanya ruh), maka hukumnya adalah 'Haram'.
Bagi pelakunya yang menggugurkan dan yang meminta digugurkan dapat dijerat dengan hukum
pidana, sama hukumnya seperti pelaku pembunuhan (menghilangkan nyawa orang lain).
Di antara Aborsi yang boleh atau tidak boleh dilakukan diantaranya sebagai berikut:
1. Malu karena hamil di luar nikah sebab perzinahan, meskipun usia wanita yang hamil masih anak
di bawah umur. Maka hukumnya mutlak adalah "Haram". Jika alasannya karena usia anak masih di
bawah umur, masih sekolah, masih labil, dan lain sebagainya. Kondisi seperti ini, maka kedua
orang tua baik dari pihak laki-laki dan wanita harus ikut bertanggung jawab menjaga, memelihara
dan melindunginya. Jika kedua orang tua mereka wafat atau tidak ada, maka pemerintah wajib
memberikan perlindungan kepada mereka sampai mereka bisa mandiri. Jadi hamil sebab karena
pezinahan (suka sama suka) sama ada usianya masih di bawah umur apalagi usia sudah dewasa
(apapun alasannya), maka Haram hukumnya digugurkan.

2. Malu hamil karena sebab pemerkosaan dan usia wanita yang hamil masih di bawah umur atau
sudah dewasa, maka menggugurkan kandungannya diperbolehkan dengan syarat:
a. Sebagaimana pendapat mayoritas Ulama, boleh menggugurkan kandungan selama janin belum
ada ruh (sebelum usia janin mencapai lebih 120 hari dari awal kehamilan), dan mutlak hukumnya
adalah "Haram" jika menggugurkan janin yang sudah memiliki ruh".
b. Bagi yang ingin menggugurkan kehamilannya harus ada izin dari lembaga yang berkompeten
dan payung hukum undang-undang Negara yang membolehkannya.
c. Tempat menggugurkannya (rumah sakit atau tempat bersalin) harus yang sudah mendapat izin
dan payung hukum dari pemerintah.

8
3. Sebab penyakit ganas (seperti penyakit HIV/AIDS, kanker, dan penyakit ganas lainnya). Namun
jika usia janin sudah berusia di atas 120 hari (sudah adanya ruh), maka tidak boleh digugurkan dan
hukumnya adalah tetap "Haram".
4. Bolehnya menggugurkan kandungan karena udzur yaitu karena alasan kesehatan, seperti dapat
menyebabkan kematian sang Ibu, jika janin yang dikandung tidak digugurkan malah keduanya
akan mati (anak dan ibunya). Kondisi ini berlaku Kidah "I'tibar Almashalih Wa Dar-ull Mafasid;
mendahulukan kemaslahatan, dan meninggalkan kerusakan". Sebab 'udzur Syar'I, maka boleh
digugurkan meskipun janin sudah ada ruh (usia janin di atas 120 hari).

C. HUKUM ABORSI MENURUT SYARIAT ISLAM

Pandangan Syariat Islam secara umum mengharamkan praktek aborsi. Hal itu tidak
diperbolehkan karena beberapa sebab :

a. Syariat Islam datang dalam rangka menjaga adhdharuriyyaat al-khams,lima hal yang
urgen,seperti telah dikemukakan.

b. Aborsi sangat bertentangan sekali dengan tujuan utama pernikahan.Dimana tujuan penting
pernikahan adalah memperbanyak keturunan.Oleh sebab itu Allah memberikan karunia kepada
Bani Israil denganmemperbanyak jumlah mereka, Allah berfirman :

“Dan Kami jadikan kamu kelompok yang lebih besar “ (Al-isra : 6 )

Nabi juga memerintahkan umatnya agar memperbanyak pernikahan yang diantara tujuannya
adalah memperbanyak keturunan. Beliau bersabda :

‫تزوجوا الودود الولود فإني مكاثر بكم األمم يوم القيامة‬

“Nikahilah wanita penyayang nan banyak melahirkan, karena dengan banyaknya jumlah kalian
aku akan berbangga-bangga dihadapan umat lainnya pada hari kiamat kelak”.

c. Tindakan aborsi merupakan sikap buruk sangka terhadap Allah.

Seseorang akan menjumpai banyak diantara manusia yang melakukan aborsi karena didorong
rasa takut akan ketidak mampuan untuk mengemban beban kehidupan, biaya pendidikan dan
segala hal yang berkaitan dengan konseling dan pengurusan anak. Ini semua merupakan sikap
buruk sangka terhadap Allah.Padahal, Allah telah berfirman :

“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya”

Maka, Syariat Islam memandang bahwa hukum aborsi adalah haram kecuali beberapa kasus
tertentu. Dalam kalangan Ulama terdapat perbedaan pendapat tentang praktek aborsi tersebut,
dan mer eka memiliki dalil-dalil yang sama kuat pula, yaitu sebagi berikut:

9
_________________________________
 https://almanhaj.or.id/3362-islam-dan-aborsi-satu-tinjaun-hukum-fikih.html

https://news.detik.com/berita/d-4076074/begini-hukum-aborsi-dalam-islam

1. Dalil-dalil yang melarang dilakukannya AborsiSebelum Islam datang, pada masa jahiliyah ,
kaum Arab mempunyai tradisi mengubur hidup-hidup bayi yang baru dilahirkan. Allah SWT
berfirman:
َ
ْ َ ‫ب قُتِل‬
)٩( ‫ت‬ ْ َ ‫سئِل‬
ٍ ْ ‫)بِأيِّ ذَن‬٨( ‫ت‬ َ ْ ‫وَإِذ َا ال‬
ُ ُ ‫موْءُودَة‬

“Dan apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup- hidup ditanya, . karena dosa Apakah Dia
dibunuh”.( At Takwiir 8-9)

Islam membawa ajaran yang menentang dan mengutuk tradisi jahiliyyah ini. Allah SWT berfirman:
َ
ً ِ ‫خطْئًا كَب‬
‫يرا‬ ِ ‫ن‬ ْ ُ‫ن قَتْلَه‬
َ ‫م كَا‬ ْ ُ ‫م وَإِيَّاك‬
َّ ِ ‫م إ‬ ْ ُ‫ن ن َ ْر ُزقُه‬
ُ ‫ح‬
ْ َ ‫الق ن‬
ٍ ‫م‬ َ َ ‫خشْ ي‬
ْ ِ‫ة إ‬ ْ ُ ‫وَال تَقْتُلُوا أوْالدَك‬
َ ‫م‬

“Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. kamilah yang akan
memberi rezki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah
suatu dosa yang besar”. (Al-Isra’ 31)

 ‫ق‬ َ ‫م الل ّ ُه إِال َّ بِال‬


ِّ ‫ح‬ َ ‫ح َّر‬ َ ‫َوال َ تَ ْق ُتلُو ْا ال َّن ْف‬
َ ‫س الَّتِي‬

“ Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan
dengan suatu (alasan) yang benar. “ ( Q.S. Al Israa’: 33 )

‫ما‬ ِ ‫ه َولَ َع َن ُه َوأَ َع َّد لَ ُه َعذَابًا َع‬


ً ‫ظي‬ ِ ‫ب الل ُّه َعلَ ْي‬
َ ‫ض‬
ِ ‫خالِ ًدا فِي َها َو َغ‬
َ ‫م‬
ُ ‫ج َه َّن‬ َ ‫م ًدا َف‬
َ ‫ج َزآ ُؤ ُه‬ ّ ِ ‫ل ُم ْؤ ِم ًنا ُّم َت َع‬
ْ ‫َو َمن يَق ُْت‬

“ Dan barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya adalah
neraka Jahanam, dan dia kekal di dalamnya,dan Allah murka kepadanya dan melaknatnya serta
menyediakan baginya adzab yang besar( Qs An Nisa’ : 93 )

Pada perkembangan selanjutnya, pembunuhan tidak hanya dilakukan pada bayi-bayi yang baru
dilahirkan. Tetapi juga dilakukan dengan cara membunuh calon-calon bayi yang akan dilahirkan.
Dalam istilah fiqh disebut:

‫ إسقاط الطرح‬,‫ إمالص‬, ‫إجهاض‬.

Sementara ulama lain berpendapat, hukum menggugurkan kandungan tidak dapat disamakan
persis dengan membunuh bayi yang sudah dilahirkan. Karena ketika sperma sudah memasuki
rahim perempuan, masih ada proses panjang sebelum akhirnya keluar menjadi bayi yang
dilahirkan. Allah SWT berfirman:

َ َ‫م خَلَقْنَا النُّطْف‬


‫ة‬ َّ ُ ‫) ث‬١٣( ‫ين‬ٍ ِ ‫مك‬ َ ٍ‫ة فِي قَ َرار‬ً َ‫جعَلْنَاه ُ نُطْف‬
َ ‫م‬َّ ُ ‫)ث‬١٢( ‫ين‬ ٍ ِ‫ن ط‬ ْ ‫م‬ ِ ٍ‫ساللَة‬ُ ‫ن‬ ْ ‫م‬ِ ‫ن‬ َ ‫سا‬َ ْ ‫وَلَقَد ْ خَلَقْنَا اإلن‬
ْ َ
َ ‫ار‬
‫ك‬ َ َ ‫م أنْشَ أنَاه ُ خَلْقًا آخ ََر فَتَب‬
َّ ُ ‫ما ث‬ ْ َ‫م ل‬
ً ‫ح‬ َ ‫سوْنَا الْعِظَا‬
َ َ ‫ما فَك‬ً ‫عظَا‬ ِ ‫ة‬
َ َ ‫ضغ‬
ْ ‫م‬ُ ْ ‫ة فَخَلَقْنَا ال‬
ً َ ‫ضغ‬
ْ ‫م‬ُ ‫ة‬ َ َ‫ة فَخَلَقْنَا الْعَلَق‬ ً َ‫عَلَق‬
َ
)١٤( ‫ين‬ َ ِ‫ن الْخَالِق‬ ُ ‫س‬َ ‫ح‬ْ ‫هأ‬ ُ َّ ‫الل‬

10
“Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.
kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan
segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu
Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka
Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik”. (Al-mu’minun:12-14.)

(H.R al- Bukhari dan muslim)

‫َات قَالُوا يَا‬ َ ‫ع‬


ِ ‫موبِق‬ُ ْ ‫سبْعَ ال‬
َّ ‫جتَنِبُوا ال‬ ْ ‫لا‬ َ ‫م قَا‬َ َّ ‫سل‬ َ َ‫ه ع َلَيْهِ و‬ُ َّ ‫صلَّى الل‬
َ ‫ي‬ ِّ ِ ‫َن النَّب‬ْ ‫هع‬ ُ ْ ‫ه عَن‬ُ َّ ‫ي الل‬ َ ‫ض‬ ِ ‫َن أبِي هُ َري ْ َرة َ َر‬ ْ
ْ َ
ُ ‫حقِّ وَأك‬ ْ ‫اَّل‬ َّ َّ ُ ْ ‫ح ُر وَقَت‬ َّ ُ َ ‫ن قَا‬ َّ َ ‫سو‬
‫الربَا‬
ِّ ‫ل‬ َ ‫ه إ ِ بِال‬ ُ ‫م الل‬ َ ‫ح َّر‬َ ‫ْس التِي‬ ِ ‫ل النَّف‬ ْ ‫س‬ِّ ‫ل الشِّ ْرك بِاللهِ وَال‬ َّ ُ‫ما ه‬ َ َ‫ل اللهِ و‬ ُ ‫َر‬
‫ت‬ ‫اَل‬
ِ ِ‫ات الغَاف‬ ْ ِ َ ‫من‬ ِ ْ ‫مؤ‬ ْ
ُ ‫ات ال‬
ِ َ ‫صن‬ َ ‫ح‬ ْ ‫م‬ ْ ُ ْ ‫ف وَقَذ‬
ُ ‫ف ال‬ ِ ‫ح‬ ْ ‫م ال َّز‬ ِّ
َ ْ‫ال اليَتِيم ِ وَالتَّوَلي يَو‬ْ ِ ‫م‬
َ ‫ل‬ ُ ‫وَأَك‬
ْ

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , beliau bersabda:
“Jauhilah tujuh (dosa) yang membinasakan!” Mereka (para sahabat) bertanya, “Wahai
Rasûlullâh, apakah itu?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa s allam menjawab, “Syirik kepada Allâh,
sihir, membunuh jiwa yang Allâh haramkan kecuali dengan haq, memakan riba, memakan harta
anak yatim, berpaling dari perang yang berkecamuk, menuduh zina terhadap wanita-wanita
merdeka yang menjaga kehormatan, yang beriman, dan yang bersih dari zina”. [HR al-Bukhâri,
no. 2615, 6465; Muslim, no. 89].

َ ْ‫ما ِء َوأَه‬
‫ل‬ َ ‫س‬ َ ْ‫ن أَه‬
َّ ‫ل ال‬
َ
َّ ‫ لَوْ أ‬: ‫ل‬ َ ‫ قَا‬، ‫م‬ َ َّ ‫سل‬ َ َ‫ه عَلَيْهِ و‬ ُ َّ ‫صلَّى الل‬ َ ‫ي‬ ِّ ِ ‫َن النَّب‬ِ ‫ع‬،‫ه‬ ُ َّ ‫ي الل‬
ُ ْ ‫ه عَن‬ َ ‫ض‬
َ ‫ع‬
ِ ‫َن أبِي بَك َ َرة َ َر‬
ْ
ِ ‫ار‬َّ ‫الن‬ ‫ي‬ ِ ‫ف‬ ‫م‬
ْ ِ ‫ه‬ ِ ‫ه‬ ‫و‬ ‫ج‬
ُ ُ ‫و‬ ‫ى‬ َ ‫َل‬ ‫ع‬ ‫ا‬ ‫ع‬ ‫ي‬
ً َ ُ‫م‬
ِ ‫ج‬ ‫ه‬‫الل‬ ‫م‬ ‫ه‬ ‫ب‬َ ‫ك‬َ ‫ل‬
ُ َ َّ ٍ ْ ُ ِ‫م‬ِ ‫ل‬ ‫س‬ ‫م‬ ‫ل‬ ْ ‫ت‬ َ ‫ق‬ ‫ى‬ َ ‫َل‬ ‫ع‬ ‫وا‬ ُ َ ْ ِ ْ َ ‫األ‬
‫ع‬ ‫م‬ َ ‫ت‬‫ج‬‫ا‬ ‫ض‬ ‫ر‬

Dari Abu Bakrah Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , beliau bersabda:
“Seandainya penduduk langit dan penduduk bumi berkumpul membunuh seorang muslim,
sungguh Allâh akan menjerumuskan mereka semua di atas wajah mereka di dalam neraka”

Rasuluiiah saw bersabda:

“sesungguhnya allah swt bila ingin menciptakan manusia (al-‘abd), ia mempertemukan laki-
laki dan perempuan yang kemudian akan memancar sperma ke setiap pembuluh dan
anggotanya. Jika sudah sampai hari ketujuh, allah swt menghimpunnya lalu mendatangkan pada
setiap pembuluhnya, kecuali penciptaan adam. (HR. Al-Thabrani).

Secara sederhana, pendapat para ulama mengenai hukum aborsi dapat disimpulkan sebagai
berikut: Apabila kandungan masih dalam bentuk gumpalan darah (40-80 hari) atau masih dalam
bentuk gumpalan daging (80-120 hari), maka hukumnya adalah sebagai berikut:Menurut Ibnu
Immad dan Imam Al-Ghozali, haram hukumnya, karena gumpalan itu akan menjadi makhluq yang
bernyawa. Pendapat ini di dukung oleh Imam Ibnu Hajar Al-Haytami.

________________________________________

AL-Qur’an dan Terjamahan

11
Sun choirol ummah, Tindakan aborsi di indonesia menurut hukum islam, hal.11.

https://www.ahmadzain.com/read/karya-tulis/258/hukum-aborsi-dalam-islam/
 https://almanhaj.or.id/4293-membunuh-dosa-besar.html

2. Dalil-Dalil Yang Membolehkan Dilakukannya Aborsi

Hukum asal aborsi, sebagaimana yang telah dikemukakan adalah haram. Akan tetapi

dikarenakan kaidah:

‫ المحظورات‬$‫الضرورات تبيح‬

“Hal-hal yang darurat dapat menyebabkan dibolehkannya hal-hal yang dilarang”

ً ‫ف هَّللا ُ َن ْف‬
‫سا إِاَّل ُو ْس َع َها‬ ُ ِّ‫اَل ُي َكل‬

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.[al-Baqarah/2:168]

Dan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :


ُ ُ ‫وضع ع‬
ِ‫ستُكْرِهُوْا ع َلَيْه‬
ْ ‫ما ا‬
َ َ‫ن و‬ ْ ِّ ‫ي الخَطَأ وَ الن‬
ُ ‫سيَا‬ ْ ِ ‫مت‬
َّ ‫َن أ‬
ْ َ ِ ُ

“Dimaafkan dari umatku kesalahan (tanpa sengaja), lupa dan keterpaksaan [HR al-Baihaqi
dalam Sunannya dan dishahîhkan Syaikh al-Albâni dalam Shahîhul-Jâmi no. 13066]

Sedangkan jenis kedua tidaklah dilakukan kecuali dalam keadaan darurat yang menimpa sang
ibu, sehingga kehamilan dan upaya mempertahankannya dapat membahayakan kehidupan sang
ibu. Sehingga aborsi menjadi satu-satunya cara mempertahankan jiwa sang ibu; dalam keadaan
tidak mungkin bisa mengupayakan kehidupan sang ibu dan janinnya bersama-sama. Dalam
keadaan seperti inilah mengharuskan para medis spesialis kebidanan mengedepankan nyawa ibu
daripada janinnya. Memang nyawa janin sama dengan nyawa sang ibu dalam kesucian dan
penjagaannya, namun bila tidak mungkin menjaga keduanya kecuali dengan kematian salah
satunya maka hal ini masuk dalam kaedah “Melanggar yang lebih ringan dari dua madharat untuk
menolak yang lebih berat lagi” (Irtikâbul khaffi ad-Dhararain Lidaf’i A’lahuma).

Di sini jelaslah kemaslahatan mempertahankan nyawa sang ibu didahulukan daripada


kehidupan sang janin, karena ibu adalah induk dan tiang keluarga. Dengan takdir Allah Azza wa
Jalla ia bisa melahirkan berulang kali, sehingga didahulukan nasib sang ibu dari janinnya.

Sedangkan hukum aborsi pada kandungan yang sudah berusia 120 hari hukumnya adalah
haram dan tergolong dosa besar, karena pada usia itu kandungan sudah berbentuk makhluk hidup
dan bernyawa sehingga hukumnya sama dengan membunuh manusia. Dalam hadits dinyatakan:

‫ة‬
ً َ ‫ضغ‬
ْ ‫م‬ ُ ‫م يَكُو‬
ُ ‫ن‬ َ ِ ‫ل ذَل‬
َّ ُ ‫ ث‬, ‫ك‬ َ ْ ‫مث‬ ً َ‫ن ع َلَق‬
ِ ‫ة‬ ُ ‫م يَكُو‬ ً َ‫ما نُطْف‬
َّ ُ ‫ ث‬, ‫ة‬ $َ ِ‫مهِ أ َ ْربَع‬
ً ْ‫ين يَو‬
ُ ْ ‫إن أَحدكُم يجمع خَلْقُه في بط‬
ِّ ‫ن أ‬ ِ َ ِ ُ ُ َ ْ ُ ْ َ َ َّ
‫ رواه الشيخان‬. ‫ح‬ َ ‫الرو‬
ُّ ِ‫خ فِيه‬ ُ ُ‫ك فَيَنْف‬ َ
َ ‫مل‬ ْ ُ ‫س‬
َ ‫ل ال‬ ِ ‫م ي ُ ْر‬ َ ِ ‫ل ذَل‬
َّ ُ ‫ ث‬, ‫ك‬ َ ْ ‫مث‬
ِ

12
“Sesungguhnya kalian dikumpulkan didalam rahim ibu selama 40 hari dalam bentuk air mani, dan
40 hari dalam bentuk gumpalan darah, dan 40 hari dalam bentuk gumpalan daging, lalu Allah
SWT mengutus malaikat meniupkan ruh” (HR.Bukhori,Muslim)

Pelaku aborsi pada kandungan yang sudah berusia 120 hari juga tergolong pembunuhan yang
mewajibkan kaffaroh, yakni puasa dua bulan secara berturut-turut atau memberi makan 60 orang
miskin bagi yang tidak mampu puasa. Disamping itu juga wajib membayar denda jinayah 5% diyat
atau setara dengan harga emas seribu dinar. Satu dinar setara dengan emas 4.250 gr.

Hukum aborsi menurut Madzhab Ahlussunnah Wal jamaah


1.Madzhab Imam Hanafi:
Hukumnya adalah "Mubah;boleh" yaitu diperbolehkan menggugurkan kandungan (tanpa sebab
ada 'udzur) selagi belum ada tanda-tanda kehidupan, dan belum mencapai usia kandungan setelah
berumur 120 hari, sebab janin yang belum mencapai usia ini belum dikatakan manusia, karena
belum adanya ruh pada janin. Ada pendapat sebahagian ulama Madzhab ini hukumnya adalah
"Makruh" jika menggugurkannya tanpa sebab ada 'udzur. Namun jika dalam penggugurannya
tanpa sebab 'udzur malah mendatangkan mudorat maka hukumnya adalah berdosa.
Sebab-sebab 'udzur diantaranya, dikhawatirkan karena mengancam kesehatan ibu sebab
penyakit yang ganas, atau dapat menyebabkan janin cacat, dan sebagainya. Sebagian ulama ini
pula menyatakan mutlak hukumnya adalah "Mubah ; boleh" jika menggugurkan kandungan
karena sebab 'udzur (darurat).
2.Madzhab Imam Malik
Menggugurkan kandungan menurut pendapat yang mu'tamad (‫ ; المعتمد‬reliable, trustworthy;
authentic) dalam madzhab ini hukumnya adalah "Haram" meskipun usia kandungan belum
mencapai 40 hari. Karena seperma yang sudah masuk kedalam rahim wanita tidak boleh
dikeluarkan. Sebahagian kecil ulama Madzhab ini memandangnya hanya "Makruh" saja. Namun
mereka semua sepakat secara Ijma' (‫ ; اإلجماع‬consensus [of Moslem legal scholars on a legal
question]) jika kandungan yang digugurkan sudah ada ruh, maka mutlak hukumnya adalah
"Haram". Pendapat ini juga didukung oleh Imam Al-Ghazali dan Madzhab Zhahiriyah (Imam Dawud
Zhahiri; w, 270H-883M).
3.Madzhab Imam Syafi'i
Diperbolehkan namun hukumnya adalah "Makruh" menggugurkan kandungan apabila sudah
mencapai pada usia antara 40, 42, dan 45 hari dari awal kehamilannya, dengan syarat jika ada
persetujuan dari suami dan isteri, dan jika tidak mendatangkan kemudoratan dalam
penggugurannya. Namun jika usia kandungan seteleh diatas empat puluh harian (antara 40, 42,
dan 45 hari dari awal kehamilan) digugurkan, maka mutlak hukumnya adalah "Haram".
Menurut Imam Ar-Ramli (Imam Syamsuddin Ar-Ramli ulama Madzhab Imam Syafi'I asal Mesir,
w: 1004H/1596M, diantara karya beliau "Nihayah Aalmuhtaj Ila Syarh Almuhtaj"):

____________________________

Yanggo,Huzaemah T. dan Hafiz Anshary, 1994. Problematika hukum islam kontemporer.jakarta:LSIK.Hal 126-127).

13
https://news.detik.com/berita/d-4076074/begini-hukum-aborsi-dalam-islam

"Boleh menggugurkan kandungan selama janin belum ada ruh. Dan mutlak hukumnya adalah
"Haram" jika menggugurkan janin yang sudah memiliki ruh". Pendapat ini sama dengan
Madzhab Imam Hanafi.
Menurut Imam Al Ghazali (Abu Hamid Muhammad Alghazali ulama Madzhab Imam Syafi'I,
W: 505H/1111M): "Menggugurkan kandungan m utlak hukumnya adalah "Haram", ini sama
dengan perbuatan pidana pembunuhan terhadap bakal calon janin manusia"
4.Madzhab Imam Ahmad bin Hanbam (Hanabilah)
Pendapat madzhab Hanabilah sama dengan pendapat Madzhab Imam Hanafi. Mereka
perpegang bolehnya menggugurkan kandungan selama masa 4 bulan pertama (120 hari) dari
awal kehamilan. Namun jika janin berusia sudah mencapai lebih dari 120 hari atau sudah ada
ruh (tanda-tanda kehidupan) hukumnya adalah "Haram". (lihat dalam kitab, Bujairimi
Alkhatib, Syarah Shahih Muslim, Nihayah Almutaj, Tuhfatul Muhtaj Ibnu Hajar, Ihya'
Ulumuddin Imam Al-Ghazali, Alfiqhu Alislami Wa-Adillatuhu, dll)

D. HUKUM ABORSI DALAM PERSPEKTIF HUKUM POSITIF

Menurut hukum-hukum yang berlaku di Indonesia, aborsi atau pengguguran janin termasuk
kejahatan, yang dikenal dengan istil ah “Abortus Provocatus Criminalis” Yang menerima hukuman
adalah: 

1. Ibu yang melakukan aborsi

2. Dokter atau bidan atau dukun y ang membantu melakukan aborsi

3. Orang-orang yang mendukung terlaksananya aborsi.

Beberapa pasal yang terkait adalah:

Pasal 229
1.   Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau menyuruhnya 
     supaya diobati, dengan diberitahukan atau ditimbulkan harapan, bahwa karena 
     pengobatan itu hamilnya dapat digugurkan, diancam dengan pidana penjara paling 
     lama empat tahun atau denda paling banyak tiga ribu rupiah.
2.   Jika yang bersalah, berbuat demikian untuk mencari keuntungan, atau menjadikan 
     perbuatan tersebut sebagai pencarian atau kebiasaan, atau jika dia seorang tabib, 
     bidan atau juru obat, pidananya dapat ditambah sepertiga.
3.   Jika yang bersalah, melakukan kejahatan tersebut, dalam menjalani pencarian maka 
     dapat dicabut haknya untuk melakukan pencarian itu.

Pasal 346: “Seorang wanita yang sengaja menggugurkan a tau mematikan kandungannya atau
menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun.”

14
Pasal 347 1. Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang
wanita tanpa persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling la ma dua belas tahun. 2.
Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana penjara paling lama
lima belas tahun.

Pasal 348 1. Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang
wanita dengan persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun
enambulan. 2. Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana
penjara paling lama tujuh tahun.

Pasal 349 Jika seorang tabib, bidan atau juru obat m embantu melakukan kejahatan yang tersebut
pasal 346, ataupun melakukan atau membantu melakukan salah satu kejahatan yang diterangkan
dalam pasal 347 dan 348, maka pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah dengan
sepertiga dan dapat dicabut hak untuk menjalankan pencarian dalam mana kejahatan dilakukan.

Pasal 535 : Barang siapa secara terang-terangan mempertunjukkan suatu sarana untuk
menggugurkan kandungan, maupun secara terang-terangan atau tan a diminta menawarkan,
ataupun secara terang-terangan atau dengan menyiarkan tulisan tanpa diminta menunjuk
sebagai bisa didapat, sarana atau perantaraan yang demikian itu, diancam dengan kurungan
paling lama tiga bulan atau denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.

 UU No. 36Tahun 2009 tentang Kesehatan ("UU Kesehatan")

Pasal 75

(1) Setiap orang dilarang melakukan aborsi.

(2) Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikecualikan


berdasarkan:

a. indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini kehamilan, baik
yang mengancam nyawa ibu dan/atau janin, yang menderita penyakit
genetik berat dan/tau cacat bawaan, maupun yang tidak dapat diperbaiki
sehingga menyulitkan bayi tersebut hidup di luar kandungan; atau

b. kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan trauma psikologis


bagi korban perkosaan.

(3) Tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya dapat dilakukan
setelah melalui konseling dan/atau penasehatan pra tindakan dan diakhiri
dengan konseling pasca tindakan yang dilakukan oleh konselor yang
kompeten dan berwenang.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai indikasi kedaruratan medis dan perkosaan,
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diatur dengan Peraturan
Pemerintah.

15
Pasal 76

Aborsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 hanya dapat dilakukan:

a. sebelum kehamilan berumur 6 (enam) minggu dihitung dari hari pertama


haid terakhir, kecuali dalam hal kedaruratan medis;

b. oleh tenaga kesehatan yang memiliki keterampilan dan kewenangan yang


memiliki sertifikat yang ditetapkan oleh menteri;

c. dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan;

d. dengan izin suami, kecuali korban perkosaan; dan

e. penyedia layanan kesehatan yang memenuhi syarat yang ditetapkan oleh


Menteri.

Pasal 77

Pemerintah wajib melindungi dan mencegah perempuan dari aborsi


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (2) dan ayat (3) yang tidak
bermutu, tidak aman, dan tidak bertanggung jawab serta bertentangan dengan
norma agama dan ketentuan peraturan perundang-undangan.

____________________________

R. SUESILO. (K.U.H.P. 299,346,347,348,349,535,Hal.218,243-244,343).POLITEIA.BOGOR.

http://othoy09.blogspot.com/2012/02/aborsi-menurut-pandangan-fiqh.html

https://www.aborsi.org/hukum-aborsi.htm

https://jdih.kemenkeu.go.id/fullText/2009/36TAHUN2009UU.htm

16
A. KESIMPULAN
1. Aborsi secara umum adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu ) sebelum
buah kehamilan tersebut mampu untuk hidup diluar kandungan.
2. a. macam macam aborsi

1. Al-Ijhâdh at-Tilqâ’i atau al-‘Afwi ( Abortus spontanea) aborsi spontan/alamiah

2. Al-Ijhâdh al-‘Ilâji (Abortus Provokatus Medisinalis/Artificialis/Therapeuticus) aborsi


terapeutik/medis

3. Al-Ijhâdh al-Ijtimâ–’i dinamakan juga al-Ijhâdh al-Jinâ`i atau al-Ijrâmi (Abortus Provoka tus
Kriminalis) aborsi buatan/sengaja

b. syarat boleh atau tidak boleh dilakukan aborsi

1. Malu karena hamil di luar nikah sebab perzinahan, meskipun usia wanita yang hamil masih
anak di bawah umur. Maka hukumnya mutlak adalah "Haram".

2. Malu hamil karena sebab pemerkosaan dan usia wanita yang hamil masih di bawah umur atau
sudah dewasa, maka menggugurkan kandungannya diperbolehkan

3. Sebab penyakit ganas (seperti penyakit HIV/AIDS, kanker, dan penyakit ganas lainnya). Namun
jika usia janin sudah berusia di atas 120 hari (sudah adanya ruh), maka tidak boleh digugurkan
dan hukumnya adalah tetap "Haram".
4. Bolehnya menggugurkan kandungan karena udzur yaitu karena alasan kesehatan

3. hukum aborsi menurut syariat islam pada kandungan yang sudah berusia 120 hari hukumnya
adalah haram dan tergolong dosa besar, karena pada usia itu kandungan sudah berbentuk
makhluk hidup dan bernyawa sehingga hukumnya sama dengan membunuh manusia.

4. Dalam KUHP tentang aborsi Pasal 229


1.   Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau menyuruhnya 
     supaya diobati, dengan diberitahukan atau ditimbulkan harapan, bahwa karena 
     pengobatan itu hamilnya dapat digugurkan, diancam dengan pidana penjara paling 
     lama empat tahun atau denda paling banyak tiga ribu rupiah.
2.   Jika yang bersalah, berbuat demikian untuk mencari keuntungan, atau menjadikan 
     perbuatan tersebut sebagai pencarian atau kebiasaan, atau jika dia seorang tabib, 
     bidan atau juru obat, pidananya dapat ditambah sepertiga.
3.   Jika yang bersalah, melakukan kejahatan tersebut, dalam menjalani pencarian maka 
     dapat dicabut haknya untuk melakukan pencarian itu.

17
B. SARAN
Saran penulis, seorang perawat yang sedang merawat klien yang akan melakukan aborsi,
hendaknya ciptakan suasana yang membuat klien dapat berdiskusi secara terbuka tentang
aborsi, agar tidak terjadi pelanggaran terhadap asas-asas yang ada serta memiliki izin kepada
pihak berwenang

DAFTAR PUSTAKA
Yanggo,Huzaemah T. dan Hafiz Anshary, 1994. Problematika hukum islam
kontemporer.jakarta:LSIK.Hal 126-127).

Sun choirol ummah,tindakan aborsi di indonesia menurut hukum islam

R. SUESILO. (K.U.H.P. 299,346,347,348,349,535,Hal.218,243-244,343).POLITEIA.BOGOR

https://www.academia.edu/6194343/MAKALAH_ABORSI_DALAM_PANDANGAN_ISLAM_MARYAN
I

https://tafsirweb.com/1916-surat-al-maidah-ayat-32.html

 https://almanhaj.or.id/3362-islam-dan-aborsi-satu-tinjaun-hukum-fikih.html

https://news.detik.com/berita/d-4076074/begini-hukum-aborsi-dalam-islam

https://www.ahmadzain.com/read/karya-tulis/258/hukum-aborsi-dalam-islam/

http://othoy09.blogspot.com/2012/02/aborsi-menurut-pandangan-fiqh.html

https://www.aborsi.org/hukum-aborsi.htm

https://jdih.kemenkeu.go.id/fullText/2009/36TAHUN2009UU.htm

18

Anda mungkin juga menyukai