Anda di halaman 1dari 4

Khutbah Jumat:

Tujuh Golongan yang Mendapatkan Naungan Allah pada Hari Kiamat

Khutbah Pertama

ِ ‫ُور أَ ْنفُ ِسنَا َو ِم ْن َسيِّئَا‬


‫ت‬ ِ ‫إِ َّن ْال َح ْم َد هَّلِل ِ نَحْ َم ُدهُ َونَ ْستَ ِعينُهُ َونَ ْستَ ْغفِ ُرهُ َونَعُو ُذ بِاهللِ ِم ْن ُشر‬
ُ‫ى لَه‬ ِ ‫أَ ْع َمالِنَا َم ْن يَ ْه ِد هَّللا ُ فَالَ ُم‬
َ ‫ض َّل لَهُ َو َم ْن يُضْ لِلْ فَالَ هَا ِد‬
َ ‫َوأَ ْشهَ ُد أَ ْن الَ إِلَهَ إِالَّ هَّللا ُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْي‬
ُ‫ك لَه‬
ُ‫َوأَ ْشهَ ُد أَ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُولُه‬
‫ان إِلَى يَ ْو ِم ال ِّدي ِْن‬ َ ‫اللّهُ َّم‬
ٍ ‫صلِّ َعلَى نَبِيِّنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َو َم ْن تَبِ َعهُ ْم ِبإِحْ َس‬
َّ ‫ َوأَ َرنَا ال َح‬،ً‫ َو ِز ْدنَا ِع ْلما‬،‫ َوا ْنفَ َعنَا ِب َما َعلَّ ْمتَنَا‬،‫اللّهُ َّم َعلِّ ْمنَا َما يَ ْنفَ ُعنَا‬
‫ق َحقّا ً َوارْ ُز ْقنَا‬
ُ‫اطالً َوارْ ُز ْقنَا اجْ تِنَابَه‬ ِ َ‫ َوأَ َرنَا الب‬،ُ‫اتِّبَا َعه‬
ِ َ‫اط َل ب‬
Amma ba’du

Ma’asyirol muslimin jama’ah shalat Jumat rahimani wa rahimakumullah …

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam yang telah memberikan kita berbagai karunia.
Karunia terbesar yang Allah berikan adalah karunia Iman dan Islam. Karena Islam adalah
nikmat terbesar dibandingkan lainnya seperti nikmat harta dan kenikmatan dunia.

Bagaimana cara mensyukuri nikmat yang telah Allah karuniakan?

Kita diperintahkan untuk menikmatan takwa kita pada Allah,

َ ‫ق تُقَاتِ ِه َواَل تَ ُموتُ َّن إِاَّل َوأَ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُم‬


‫ون‬ َ ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذ‬
َّ ‫ين آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َح‬
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya;
dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS. Ali
Imran: 102)

Shalawat dan salam semoga tercurah pada junjungan dan suri tauladan kita, Nabi akhir
zaman, Nabi besar kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, kepada Ummahatul
Mukmin, kepada para sahabat tercinta, kepada khulafaur rosyidin (Abu Bakr, ‘Umar,
‘Utsman dan ‘Ali radhiyallahu ‘anhum) serta yang mengikuti para salaf tadi dengan baik
hingga akhir zaman.

Para jama’ah shalat jumat rahimani wa rahimakumullah …


Ada hadits yang patut direnungkan pada kesempatan Jumat kali ini yaitu mengenai mereka
yang akan mendapatkan naungan Allah pada hari kiamat.
Yang dimaksudkan naungan di sini adalah naungan ‘Arsy Allah sebagaimana dikuatkan
riwayatnya oleh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari (2: 144).
Hadits lengkapnya berbunyi sebagai berikut.
ُ‫ َس ْب َعةٌ ي ُِظلُّهُ ُم هللا‬: ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل‬ ِ ‫َع ْن أَبِ ْي هُ َر ْي َرةَ َر‬
َ ‫ض َي هللاُ َع ْنهُ َع ِن النَّبِ ِّي‬
ُ‫فِ ْي ِظلِّ ِه يَ ْو َم اَل ِظ َّل إِاَّل ِظلُّه‬
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tujuh golongan yang dinaungi Allâh dalam
naungan-Nya pada hari di mana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya:
‫اَإْل ِ َما ُم ْال َعا ِد ُل‬
(1) imam yang adil,
ِ‫َو َشابٌّ نَ َشأ َ ِب ِعبَا َد ِة هللا‬
(2) seorang pemuda yang tumbuh dewasa dalam beribadah kepada Allâh,
ِ ‫ق فِي ْالـ َم َس‬
‫اج ِد‬ ٌ َّ‫َو َر ُج ٌل قَ ْلبُهُ ُم َعل‬
(3) seorang yang hatinya bergantung ke masjid,
‫َو َر ُجاَل ِن تَ َحابَّا فِي هللاِ اِجْ تَ َم َعا َعلَ ْي ِه َوتَفَ َّرقَا َعلَ ْي ِه‬
(4) dua orang yang saling mencintai di jalan Allâh, keduanya berkumpul karena-Nya dan
berpisah karena-Nya,
ُ ‫ إِنِّ ْي أَ َخ‬: ‫ فَقَا َل‬، ‫ال‬
َ‫اف هللا‬ ٍ ‫ب َو َج َم‬
ٍ ‫ص‬ ُ ‫َو َر ُج ٌل َد َع ْتهُ ا ْم َرأَةٌ َذ‬
ِ ‫ات َم ْن‬
(5) seorang laki-laki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan
lagi cantik, lalu ia berkata, ‘Aku benar-benar takut kepada Allâh.’
ُ ِ‫ص َدقَ ٍة فَأ َ ْخفَاهَا َحتَّى اَل تَ ْعلَ َم ِش َمالُهُ َما تُ ْنف‬
ُ‫ق يَ ِم ْينُه‬ َ ‫ص َّد‬
َ ِ‫ق ب‬ َ َ‫َو َر ُج ٌل ت‬
(6) seseorang yang bershadaqah dengan satu shadaqah lalu ia menyembunyikannya sehingga
tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfaqkan tangan kanannya, serta
ْ ‫ض‬
ُ‫ت َع ْينَاه‬ َ ‫َو َر ُج ٌل َذ َك َر هللاَ َخالِيًا فَفَا‬
(7) seseorang yang berdzikir kepada Allâh dalam keadaan sepi lalu ia meneteskan air
matanya.” (HR. Bukhari, no. 1423 dan Muslim, no. 1031)
Pertama yang akan mendapatkan naungan Allah adalah pemimpin yang adil.
Pemimpin ini bersikap adil. Dalam hal amanat ia benar-benar mengembannya dengan baik,
tidak melampaui batas dan tidak meremehkan. Keadilannya tidak beralih pada harta dan tidak
beralih pada kesenangan dunia. Itulah pemimpin yang akan mendapatkan naungan Allah pada
hari kiamat.
Kedua adalah pemuda yang tumbuh dalam ketaatan pada Allah.
Kenapa disebut pemuda? Karena pemuda asalnya nafsunya begitu tinggi pada dunia dan
kebanyakan itu lalai dari akhirat. Kalau ada pemuda yang rajin berjamaah di masjid, rajin
menghadiri shalat fajar, akhlaknya pun bagus pada bapak-ibunya, dialah pemuda yang jadi
harapan akan mendapatkan naungan Allah pada hari kiamat.
Pemuda seperti itu sangat jarang kita temui saat ini karena kebanyakan pemuda itu lalai, di
antara mereka lebih suka bersenang-senang dan berfoya-foya. Ada kesempatan untuk
bermain game, atau ngebut-ngebutan di sore hari, atau bermain band, waktu mereka habis
untuk hal-hal sia-sia semacam itu, bahkan maksiat pun ada yang dijadikan hobi. Untuk saat
ini jarang sekali kita lihat pemuda yang mau sadar untuk ke masjid kecuali yang dirahmati
oleh Allah subhanahu wa ta’ala.
Maka pantas saja, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memasukkan pemuda yang rajin ibadah
dalam golongan yang akan mendapatkan naungan Allah pada hari kiamat.
Ketiga adalah ada orang yang hatinya selalu terkait dengan masjid.
Yang dimaksud di sini adalah laki-laki. Karena wanita lebih layak tempatnya di rumah.
Sampai pun untuk shalat lima waktu, wanita lebih utama mengerjakannya di rumah dan
pahalanya lebih besar. Sedangkan laki-laki, tempat shalatnya itu di masjid.
Laki-laki yang hatinya terkait dengan masjid adalah yang biasa menunggu shalat setelah
shalat, misalnya ia menunggu waktu antara Maghrib dan Isya dengan berada dalam majelis
ilmu dengan mendengar kajian Quran atau hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Bisa juga pengertian orang yang hatinya terkait dengan masjid adalah mereka yang selalu
mengingat shalat berjamaah walau dalam keadaan super sibuk. Sopir kendaraan ketika
mendengar suara azan segera memarkirkan kendaraannya untuk mengerjakan shalat. Pegawai
kantoran bergegas ke masjid ketika berkumandang hayya ‘alash sholah, hayya ‘alash sholah.
Contoh-contoh seperti ini itulah mereka yang hatinya selalu terkait masjid.
Keempat adalah dua orang yang saling mencintai di jalan Allah, keduanya berkumpul
karena-Nya dan berpisah karena-Nya.
Yang dimaksud adalah mereka yang berteman karena Allah. Sehingga teman yang dipilih
adalah karena tertarik pada keshalihan, bukan tertarik pada dunia dan harta. Pertemanan
tersebut dibangun di atas iman sampai maut menjemput.
Kelima, ada seorang laki-laki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang mempunyai
kedudukan lagi cantik, lalu ia berkata, ‘Aku benar-benar takut kepada Allâh.’
Ada wanita yang kaya raya, terhormat dan begitu cantik. Ia menggoda dan mengajak laki-laki
untuk berzina. Namun karena takut pada Allah, laki-laki tersebut tidak melakukannya.
Hadits ini mengisyaratkan tentang kisah Nabi Yusuf ‘alaihis salam dengan permaisuri Raja
Mesir yang menggodanya. Kalau tidak dengan pertolongan dan perlindungan Allah tentu
Nabi Yusuf bisa saja terjerumus dalam zina.
Maka kita bisa selamat dari maksiat hanya dengan pertolongan Allah. Ingatlah kalimat “Laa
hawla wa laa quwwata illa billah”. Apa maksud kalimat tersebut?
Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata,
َ ‫ َوالَ قُ َّوةَ َعلَى‬،‫ْصيَ ِة هللاِ إِالَّ بِ ِعصْ َمتِ ِه‬
‫طا َعتِ ِه إِالَّ بِ َمع ُْونَتِ ِه‬ ِ ‫الَ َح ْو َل َع ْن َمع‬
“Tidak ada daya untuk menghindarkan diri dari maksiat selain dengan perlindungan dari
Allah. Tidak ada kekuatan untuk melaksanakan ketaatan selain dengan pertolongan Allah.”
Ini lima golongan yang mendapatkan naungan Allah pada hari kiamat.
Demikian khutbah pertama ini.
‫أَقُ ْو ُل قَ ْولِي هَ َذا َ َوا ْستَ ْغفِ ُر هللاَ لِي َولَ ُك ْم َولِ َسائِ ِر ال ُم ْسلِ ِمي َْن إِنَّهُ هُ َو ال َس ِم ْي ُع ال َعلِ ْي ُم‬
Khutbah Kedua
‫اف األَ ْنبِيَا ِء َوالمرْ َسلِي َْن نَبِيِّنَا ُم َح َّم ٍد‬ ِ ‫صالَةُ َوال َّسالَ ُم َعلَى أَ ْش َر‬ َّ ‫ال َح ْم ُد هللِ َربِّ ال َعال ِمي َْن َوال‬
‫صحْ بِ ِه أَجْ َم ِعي َْن‬
َ ‫َو َعلَى آلِ ِه َو‬
Amma ba’du
Ma’asyirol muslimin jama’ah shalat Jumat rahimani wa rahimakumullah …
Golongan keenam yang nantinya akan mendapatkan naungan Allah pada hari kiamat adalah
ُ ِ‫ص َدقَ ٍة فَأ َ ْخفَاهَا َحتَّى اَل تَ ْعلَ َم ِش َمالُهُ َما تُ ْنف‬
ُ‫ق يَ ِم ْينُه‬ َ ‫ص َّد‬
َ ِ‫ق ب‬ َ َ‫َو َر ُج ٌل ت‬
(6) seseorang yang bershadaqah dengan satu shadaqah lalu ia menyembunyikannya
sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfaqkan tangan kanannya.
Maksudnya, sedekah yang paling utama adalah sedekah yang dilakukan sembunyi-sembunyi.
Lihatlah ibarat yang dinyatakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, tangan kanan yang
berinfak lantas tangan kiri tidak mengetahuinya. Ini menunjukkan bahwa yang paling dekat
saja tidak mengetahui kalau ia bersedekah.
Namun boleh saja seseorang bersedekah terang-terangan untuk memberikan contoh pada
orang lain. Juga sedekah boleh dilakukan terang-terangan jika yang dimaksud adalah sedekah
wajib (seperti zakat dan nafkah keluarga).
Lalu golongan ketujuh yang akan mendapatkan naungan Allah adalah,
ْ ‫ض‬
ُ‫ت َع ْينَاه‬ َ ‫َو َر ُج ٌل َذ َك َر هللاَ َخالِيًا فَفَا‬
(7) seseorang yang berdzikir kepada Allâh dalam keadaan sepi lalu ia meneteskan air
matanya.
Maksudnya adalah orang yang rajin berdzikir pada Allah dengan benar-benar menghayati,
hingga terkadang air matanya menetes ketika menyendiri karena takutnya pada Allah.
Dikatakan ia berdzikir seorang diri (ketika sepi) menunjukkan bahwa dzikir yang utama itu
disembunyikan, karena lebih akan terjaga dari riya’.
Semoga Allah menggolongkan kita masuk dalam tujuh golongan di atas yang tidak ada
naungan kecuali naungan-Nya.
Di akhir khutbah ini, kami ingatkan untuk bershalawat pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam. Siapa yang bershalawat pada beliau sekali, akan dibalas sepuluh kali.
ً ‫صلُّوا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُموا تَ ْسلِيما‬ َ ‫ين آ َمنُوا‬ َ ‫ون َعلَى النَّبِ ِّي يَا أَيُّهَا الَّ ِذ‬ َ ُّ‫صل‬ َ ُ‫إِ َّن هَّللا َ َو َماَل ئِ َكتَهُ ي‬
ِ ‫ْت َعلَى إِ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى‬
،‫آل إِ ْب َرا ِه ْي َم‬ َ ‫صلَّي‬ َ ‫آل ُم َح َّم ٍد َك َما‬ ِ ‫صلِّ َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى‬ َ ‫اَللَّهُ َّم‬
‫ت َعلَى إِ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى‬ َ ‫آل ُم َح َّم ٍد َك َما بَا َر ْك‬ ِ ‫ار ْك َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى‬ ِ َ‫ َوب‬.‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬ َ َّ‫إِن‬
‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬َ َّ‫ إِن‬،‫آل إِ ْب َرا ِه ْي َم‬
ِ
Marilah kita berdoa pada Allah, moga setiap doa kita diperkenankan di Jumat penuh berkah
ini.
‫ك‬ ِ ‫ت األَحْ يَا ِء ِم ْنهُ ْم َواألَ ْم َوا‬
َ َّ‫ت إِن‬ ِ ‫المؤ ِمنَا‬ْ ‫المؤ ِمنِي َْن َو‬
ْ ‫ت َو‬ ِ ‫اللهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُم ْسلِ ِمي َْن َوالم ْسلِ َما‬
‫َس ِم ْي ٌع قَ ِريْبٌ ُم ِجيْبُ ال َّد ْع َو ِة‬
‫ت إِلَى‬ ُّ ‫ َونَجِّ نَا ِم َن‬،‫ َوا ْه ِدنَا ُسبُ َل ال َّساَل ِم‬،‫ات بَ ْينِنَا‬
ِ ‫الظلُ َما‬ َ ‫ َوأَصْ لِحْ َذ‬،‫ف بَي َْن قُلُوبِنَا‬ ْ ِّ‫اللَّهُ َّم أَل‬
،‫ارنَا‬
ِ ‫ص‬ َ ‫ َوأَ ْب‬،‫ار ْك لَنَا فِي أَ ْس َما ِعنَا‬ ِ َ‫ َوب‬،‫ش َما ظَهَ َر ِم ْنهَا َو َما بَطَ َن‬ ِ ‫ َو َجنِّ ْبنَا ْالفَ َو‬،‫ور‬
َ ‫اح‬ ِ ُّ‫الن‬
‫َّحي ُم‪َ ،‬واجْ َع ْلنَا َشا ِك ِر َ‬
‫ين‬ ‫ت التَّ َّوابُ الر ِ‬ ‫ك أَ ْن َ‬
‫اجنَا‪َ ،‬و ُذرِّ يَّاتِنَا‪َ ،‬وتُبْ َعلَ ْينَا إِنَّ َ‬ ‫َوقُلُوبِنَا‪َ ،‬وأَ ْز َو ِ‬
‫ين لَهَا‪َ ،‬وأَتِ ِم ْمهَا َعلَ ْينَا‬ ‫ك‪ ،‬قَابِلِ َ‬ ‫ك ُم ْثنِ َ‬
‫ين بِهَا َعلَ ْي َ‬ ‫لِنِ َع ِم َ‬
‫ت ْال َوهَّابُ‬ ‫ك أَ ْن َ‬‫ك َرحْ َمةً إِنَّ َ‬ ‫َربَّنَا اَل تُ ِز ْغ قُلُوبَنَا بَ ْع َد إِ ْذ هَ َد ْيتَنَا َوهَبْ لَنَا ِم ْن لَ ُد ْن َ‬
‫اب النَّ ِ‬
‫ار‬ ‫َربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِي اآْل ِخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ َ‬
‫ان إِلَى يَ ْو ِم ال ّديْن‪.‬‬ ‫صحْ بِ ِه و َ َم ْن تَبِ َعهُ ْم ِبإِحْ َس ٍ‬ ‫صلَّى هللاُ َعلَى نَبِيِّنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َو َ‬ ‫َو َ‬
‫آخ ُر َد ْع َوانَا أَ ِن ْال َح ْم ُد هلل َربِّ ْال َعالَ ِمي َْن‬ ‫َو ِ‬

Anda mungkin juga menyukai