Bab Ii PDF
Bab Ii PDF
A. Kerjasama
1. Pengertian Kerjasama Dalam Islam (Syirkah)
Secara harfiah, dalam Islam makna syirkah (kerjasama)
berarti al-ikhtilath (penggabungan atau percampuran).
Percampuran di sini memiliki pengertian pada seseorang yang
mencampurkan hartanya dengan harta orang lain, sehingga
tidak mungkin untuk dibedakan.1 Menurut istilah, syirkah
adalah kerjasama antara dua orang atau lebih dalam hal
permodalan, keterampilan, atau kepercayaan dalam usaha
tertentu dengan pembagian keuntungan berdasarkan
kesepakatan bersama.2 Dalam bisnis syariah, kerjasama
(syirkah) adalah kerjasama dua orang atau lebih yang sepakat
menggabungkan dua atau lebih kekuatan (aset modal, keahlian
dan tenaga) untuk digunakan sebagai modal usaha, misalnya
1
Qamarul Huda, Fiqh Muamalah, Yogyakarta: Teras, Cet. 1, 2011,
h. 99.
2
Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah: Fiqh Muamalah, Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, Cet. 1, 2012, h. 218.
22
23
6
Mohammad Nadzir, Fiqh Muamalah Klasik, Semarang: CV. Karya
Abadi Jaya, Cet. 1, 2015, h. 118.
7
Huda, Fiqh..., h. 101.
8
Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fiqh, Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, Cet. 3, 2010, h. 239.
25
9
Ibid, h. 242.
10
Hasan, Manajemen..., h. 241.
26
11
Ibid, h. 242.
12
Lukman Hakim, Pinsip-Pinsip Ekonomi Islam, Jakarta: Erlangga,
2012, h. 106.
13
Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya, Jakarta:
PT. Panca Cemerlang, 2010, h. 454.
27
2) Hadits
14
Hasan, Manajemen..., h. 243.
28
15
Mardani, Fiqh..., h. 222.
16
Huda, Fiqh..., h. 102.
17
Hakim, Pinsip..., h. 106.
29
18
Mardani, Fiqh..., h. 218.
19
Ghazaly, et al, Fiqh..., h. 129.
20
Huda, Fiqh..., h. 104.
30
21
Mardani, Fiqh..., h. 218.
22
Huda, Fiqh..., h. 104.
31
23
Mardani, Fiqh..., h. 219.
32
24
Huda, Fiqh..., h. 109.
33
25
Rozalinda, Fiqh..., h. 194.
26
Ibid. h. 195.
34
27
Hakim, Pinsip..., h. 107.
28
Rozalinda, Fiqh..., h. 196.
35
29
Mardani, Fiqh..., h. 223.
36
30
Hakim, Pinsip..., h. 107.
31
Mardani, Fiqh..., h. 224.
32
Rozalinda, Fiqh..., h. 199.
33
Ghazaly, et al. Fiqh..., h. 134.
37
B. Modal
1. Pengertian Modal
Modal (capital) mengandung arti barang yang
dihasilkan oleh alam atau buatan manusia yang diperlukan
bukan untuk memenuhi secara langsung keinginan manusia,
tetapi untuk membantu memproduksi barang lain yang pada
gilirannya akan dapat memenuhi kebutuhan manusia secara
langsung dan menghasilkan keuntungan.35 Dengan kata lain,
modal adalah semua bentuk kekayaan yang didapatkan oleh
manusia melalui tenaganya sendiri dan kemudian
menggunakannya untuk menghasilkan kekayaan lebih lanjut.36
Modal juga merupakan aset yang digunakan untuk membantu
distribusi aset yang berikutnya.37
Secara fisik terdapat dua jenis modal yaitu: modal tetap
(fixed capital) dan modal sirkulasi (circulating capital). Fixed
capital yaitu benda-benda yang ketika manfaatnya dinikmati,
34
Hakim, Pinsip..., h. 107.
35
Mustafa Edwin Nasution, Pengenalan Eksklusif: Ekonomi Islam,
Jakarta: Kencana Prenada Media Group, Cet. 1, 2006, h. 253.
36
Muhammad Sharif Chaudhry, Sistem Ekonomi Islam, Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, Cet. 1, 2012, h. 201.
37
Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam Jilid 1, Yogyakarta: PT.
Dana Bhakti Wakaf, 1995, h. 285.
38
38
Nasution, Pengenalan..., h. 253.
39
Ibid. h. 254.
40
42
Departemen Agama RI, Al-Qur‟an..., h. 51.
43
Muhammad Djakfar, Etika Bisnis Dalam Perspektif Islam,
Malang: Universitas Islam Negeri, Cet. 1, 2007, h. 39.
42
44
Ibid. h. 40-41.
43
1) Peningkatan pendapatan
Faktor utama pengumpulan modal adalah peningkatan
pendapatan. Islam menyarankan berbagai cara untuk
meningkatkan pendapatan, antara lain sebagai berikut:
a. Larangan mengenakan bunga
Bunga dilarang dalam Islam dan masyarakat tidak
dibenarkan menghasilkan uang dari peminjaman modal
dengan bunga. Oleh karena itu, seseorang menanamkan
modalnya ke dalam hal-hal yang produktif yang dapat
meningkatkan pendapatan dan keuntungan.45 Di dalam
perekonomian Islam, tidak diragukan lagi bahwa
tabungan didorong, tetapi dilarang seseorang menabung
di bank untuk mendapatkan bunga, dan tidak boleh pula
menyertakan modalnya itu ke dalam bisnis secara
berbunga. Penabung dapat menginvestasikan modalnya
dengan mendirikan bisnis sendiri atau ia investasikan
dalam bentuk musyarakah atau mudlarabah.
Dalam musyarakah atau syirkah, semua pihak
menyediakan modal lalu berbisnis, membagi laba
maupun rugi sesuai dengan porsi modal masing-masing.
Sedangkan di dalam mudlarabah, seseorang
menyediakan modal dan yang lainnya menyediakan
tenaga kerja atau keahlian, lalu keduanya membagi laba
45
Rahman, Doktrin..., h. 288.
44
ُّ ٰي بَنِ ْْۤي ٰا َد َم ُخ ُذ ْوا ِزيْنَتَ ُك ْم ِع ْن َد ُك ِّل َم ْس ِج ٍد َّوُكلُ ْوا َوا ْش َربُ ْوا َوََّل تُ ْس ِرفُ ْوا ٖ اِنَّو ََّل يُ ِح
ب
ال ُْم ْس ِرفِ ْي َن
Artinya: "Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu
yang bagus pada setiap (memasuki) masjid,
makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan.
46
Chaudhry, Sistem..., h. 206.
47
Rahman, Doktrin..., h. 289.
48
Ibid, h. 290.
45
49
Departemen Agama RI, Al-Qur‟an..., h. 154.
50
Chaudhry, Sistem..., h. 205.
51
Djakfar, Etika..., h. 47.
46
ش ْوا فِ ْي َمنَاكِبِ َها َوُكلُ ْو ِام ْن ِّر ْزقِوٖ ٖ َواِل َْي ِو ِ
َ ُى َوالَّذ ْي َج َع َل لَ ُك ُم ْاَّلَ ْر
ُ ض ذَل ُْوًَّل فَ ْام
ش ْوُر
ُ ُّالن
Artinya: "Dialah yang menjadikan bumi untuk kamu yang
mudah dijelajahi, maka jelajahi lah di segala
penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-
Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali
setelah) dibangkitkan." (QS. Al-Mulk (67): 15).52
52
Departemen Agama RI, Al-Qur‟an..., h. 563.
53
Djakfar, Etika..., h. 49.
47
C. Distribusi Pendapatan
1. Pengertian Distribusi Dalam Islam
Distribusi atau pembagian adalah klasifikasi
pembayaran-pembayaran berupa sewa, upah, dan laba yang
berhubung dengan tugas-tugas yang dilasanakan oleh tanah,
tenaga kerja, modal dan pengusaha-pengusaha. Distribusi juga
berarti sinonim untuk pemasaran (marketing).54 Dengan kata
lain, distribusi merupakan kegiatan ekonomi lebih lanjut
setelah produksi dan konsumsi. Hasil produksi yang diperoleh
kemudian disebarkan dan dipindahtangankan dari satu pihak
ke pihak lain. Mekanisme yang digunakan dalam distribusi ini
adalah dengan cara pertukaran antara hasil produksi dengan
alat tukar (uang).
Di dalam syariat Islam bentuk distribusi ini
dikemukakan dalam pembahasan tentang „aqad (transaksi).
Secara umum distribusi artinya proses yang menunjukkan
penyaluran barang atau jasa dari produsen ke konsumen.
Untuk memperlancar arus barang atau jasa dari produsen ke
konsumen, maka salah satu faktor penting yang tidak boleh
diabaikan adalah pendistribusian.55 Dasar karakteristik
pendistribusian adalah adil dan jujur, karena dalam Islam
54
Choirul Huda, Ekonomi Islam, Semarang: CV. Karya Abadi Jaya,
2015, h. 59.
55
Abdul Aziz, Etika Bisnis Perspektif Islam, Bandung: Alfabeta,
Cet. 1, 2013, h. 176.
48
56
Huda, Ekonomi..., h. 60.
57
Aziz, Etika..., h. 177.
58
Huda, Ekonomi..., h. 63.
49
59
Aziz, Etika..., h. 179.
60
Nasution, Pengenalan..., h. 132.
50
61
Ibid. h. 133.
62
Ruslan Abdul Ghofur Noor, Konsep Distribusi dalam Ekonomi
Islam dan Format Keadilan Ekonomi di Indonesia , Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, Cet. 1, 2013, h. 76.
51
63
Departemen Agama RI, Al-Qur‟an..., h. 408.
52
66
Ibid. h. 83.
67
Departemen Agama RI, Al-Qur‟an..., h. 546.
55
68
Zaki Fuad Chalil, Pemerataan Distribusi Kekayaan dalam
Ekonomi Islam, Jakarta: Erlangga, 2009, h. 392.
69
Abdul Aziz, Ekonomi Islam: Analisis Mikro dan Makro,
Yogyakarta: Graha Ilmu, Cet. 1, 2008, h. 97.
56
70
Noor, Konsep...,h. 83-84.
71
Chalil, Pemerataan..., h. 393.
57
72
Aziz, Ekonomi..., h. 101.
73
Ibid. h. 102.
58
D. Risiko
1. Pengertian Risiko
Menurut kamus ekonomi, risiko adalah peluang dimana
hasil yang sesungguhnya bisa berbeda dengan hasil yang
diharapkan atau kemungkinan nilai yang hilang atau diperoleh
yang dapat diukur. Risiko berbeda dengan ketidakpastian yang
tidak dapat diukur. Sebagian orang menganggapnya sama,
namun sebagian lagi menganggapnya berbeda. Disini yang
membedakan kedua istilah tersebut adalah pengelolaannya
berbeda. Ketidakpastian mengacu kepada pengertian risiko
yang tidak diperkirakan atau tidak terduga (unexpected risk),
sedangkan istilah risiko itu sendiri mengacu kepada risiko
yang diperkirakan (expected risk).74
Risiko menurut wikipedia Indonesia adalah bahaya
yang dapat terjadi akibat dari sebuah proses yang sedang
berlangsung atau kejadian yang akan datang. Adapun
pengertian risiko secara umum, antara lain sebagai berikut:
a. Menurut Arthur Williams dan Richard, risiko adalah suatu
variasi dari hasil-hasil yang dapat terjadi selama periode
tertentu.
74
Ari Kristin Prasetyoningrum, Risiko Bank Syari‟ah, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, Cet. 1, 2015, h. 37.
59
75
Prasetyoningrum, Risiko..., h. 38.
76
Herman Darmawi, Manajemen Risiko, Jakarta: PT. Bumi Aksara,
Cet. 11, 2008, h. 21.
77
Prasetyoningrum, Risiko..., h. 39.
60
78
Imam Wahyudi, et al, Manajemen Bank Islam, Jakarta: Salemba
Empat, 2013, h. 3.
79
Prasetyoningrum, Risiko..., h. 39.
61
82
Ibid.
65
83
Soeisno Djojosoedarso, Prinsip-Prinsip Manajemen Risiko dan
Asuransi, Jakarta: PT. Salemba Empat, Cet. 1, 2003, h. 3.
67
84
Djojosoedarso, Prinsip..., h. 4.