Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PENELITIAN

ASPEK HUKUM PEMBANGUNAN NASIONAL


“Analisis Pengaruh Pelatihan dan Sertifikasi terhada Produktivitas
Pekerja”

OLEH
KELOMPOK II

TATIANA ANGGI SASMITHA


PIPIT PUSPITA SARI
AHMAD JAMIL
SYAMSUL RIJAL
ALDRIA YP
ABDUL HASIM
MUHAMMAD AYYUB
ABDUL KARIM
AWALUDDIN
SYAMSUDDIN

PRODI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan nikmat, taufik serta hidayah-Nya yang sangat besar
sehingga saya pada akhirnya bisa menyelesaikan laporan Penelitian “Analisis
Pengaruh Pelatihan dan Sertifikasi terhadap Produktivitas Pekerja” ini tepat
pada waktunya.
Rasa terima kasih juga kami ucapkan kepada Dosen Pengampuh Mata
Kuliah ini yang selalu memberikan dukungan serta bimbingannya sehingga
Laporan Penelitian ini dapat disusun dengan baik.
Semoga Laporan Penelitian yang telah kami susun ini turut memperkaya khazanah
ilmu Jasa Konstruksi serta bisa menambah pengetahuan dan pengalaman para
pembaca.
Selayaknya kalimat yang menyatakan bahwa tidak ada sesuatu yang
sempurna. Kami juga menyadari bahwa Laporan Penelitian ini juga masih memiliki
banyak kekurangan. Maka dari itu kami mengharapkan saran serta masukan dari
para pembaca sekalian demi penyusunan Laporan Penelitian ini dengan tema serupa
yang lebih baik lagi.

Analisis Pengaruh Pelatihan & ii Kelompok II


Sertifikasi terhadap Produktivitas Kerja
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDU

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................v

A. Latar Belakang..........................................................................................v

B. Rumusan Masalah....................................................................................vi

C. Tujuan Penelitian......................................................................................vi

D. Manfaat Penelitian....................................................................................vi

E. Batasan Masalah.........................................................................................vii

BAB II TINAJUAN PUSTAKA.....................................................................viii

A. Produktivitas Pekerja.............................................................................viii

1. Pengertian Produktifitas Pekerja............................................................viii

2. Teknik Pengukuran Produktivitas............................................................ix

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas....................................x

4. Pelatihan...................................................................................................xi

5. Metode-metode Pelatihan........................................................................xv

6. Manfaat pelatihan..................................................................................xvii

7. Tahap-Tahap penyusunan pelatihan......................................................xvii

8. Hubungan Antara Pelatihan Dengan Produktivitas Kerja.....................xvii

9. Kerangka Pemikiran.............................................................................xviii

Analisis Pengaruh Pelatihan & iii Kelompok II


Sertifikasi terhadap Produktivitas Kerja
BAB III PEMBAHASAN..................................................................................xx

A. Produktivitas Tukang Batu berdasarkan Observasi Lapangan................xx

B. Produktivitas tukang batu bata ringan berdasarkan SNI.......................xxv

C. Produktivitas tukang besi beton berdasarkan observasi lapangan.......xxvi

D. Produktivitas tukang besi beton berdasarkan SNI................................xxxi

BAB IV PENUTUP......................................................................................xxxiv

A. Kesimpulan.........................................................................................xxxiv

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................xxxv

Analisis Pengaruh Pelatihan & iv Kelompok II


Sertifikasi terhadap Produktivitas Kerja
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberhasilan pembangunan infrastruktur dan pengembangan sumber daya


manusia, salah satunya ditentukan oleh tingkat produktivitas tenaga kerja. Karena
menurut Shehata et al (2011) untuk mencapai pendapatan yang diharapkan dari
proyek konstruksi pada umumnya, penting untuk memiliki kendali yang baik
terhadap faktor produktivitas yang berkontribusi dalam komposisi produksi
terpadu, seperti tenaga kerja, dan sebagainya. Selanjutnya menurut Soekiman et al
(2011) industri konstruksi menghadapi tantangan berkenaan dengan masalah yang
terkait dengan produktivitas dan biasanya masalah itu adalah kinerja tenaga kerja,
adapun produktivitas itu dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah
keterampilan tenaga kerja, motivasi kerja, cara kerja, manajemen dan kondisi
lingkungan kerja. Semua faktor itu merupakan bagian penting dari pelatihan
kompetensi dan sertifikasi profesi. Sehubungan dengan pembangunan sumber
daya manusia tersebut, kementerian PUPR menargetkan pada tahun 2015-2019
akan disertifikasi sebanyak 750.000 orang bersertifikat hal ini dikarenakan
serapan tenaga kerja dari sektor konstruki mencapai tujuh juta jiwa, dari tujuh juta
jiwa tersebut komposisi tenaga kerja terampil mencapai 30%, namun yang
memiliki sertifikat keterampilan sesuai dengan UndangUndang nomor 18 tahun
1999 baru sekitar 5,1% dari tenaga kerja terampil tersebut (Masrianto, 2015)..
Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis adakah pengaruh pelatihan dan sertifikasi
terhadap produktivitas pekerja, dalam hal ini dilakukan studi kasus pada tenaga
kerja yang ada di Kabupaten Majene.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka peneliti berminat mengangkat
permasalahan tersebut sebagai bahan penelitian dengan Judul “Analisis Pengaruh
Pelatihan Dan Sertifikasi Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja Di Kab. Majene”.

Analisis Pengaruh Pelatihan & 5 Kelompok II


Sertifikasi terhadap Produktivitas Kerja
B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana pengaruh pelatihan dan sertifikasi terhadap nilai produktivitas
tukang?
2. Faktor apakah yang mempengaruhi produktivitas pekerja di proyek ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut ;


1. Untuk menganalisa pengaruh pelatihan dan sertifikasi terhadap nilai
produktivitas tukang.
2. Untuk mengetahui mempengaruhi produktivitas pekerja di proyek.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis
Memberikan pengetahuan paling tidak informasi mengenai pengaruh
pelatihan dan sertifikasi terhadap nilai produktivitas tukang. Dengan
demikian diharapkan dapat memberikan peluang bagi pengembangan
penelitian berikutnya.
2. Manfaat Praktis
Memberikan pengetahuan dan informasi mengenai pengaruh pelatihan dan
sertifikasi terhadap nilai produktivitas tukang. Dengan demikian
diharapkan para praktisi jasa konstruksi dalam hal ini kontraktor
menyadari pentingnya mengetahui factor-faktor tersebut agar dapat
menemukan solusi yang tepat sehingga pelaksanaan proyek selanjutnya
tidak mengalami keterlambatan.

Analisis Pengaruh Pelatihan & 6 Kelompok II


Sertifikasi terhadap Produktivitas Kerja
E. Batasan Masalah

Untuk membatasi meluasnya masalah di pembahasan penelitian ini, maka


diperlukan sebuah batasan masalah. Batasan masalah pada penelitian ini adalah
hanya meliputi pelaksanaan proyek di Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi
Barat.

Analisis Pengaruh Pelatihan & 7 Kelompok II


Sertifikasi terhadap Produktivitas Kerja
BAB II

TINAJUAN PUSTAKA

A. Produktivitas Pekerja

1. Pengertian Produktifitas Pekerja


a. Definisi Produktivitas menurut Sinungan (1987)
Produktivitas kerja adalah hasil (output)yang diperoleh seimbang
dengan memasukan (input)yang diolah dengan melalui perbaikan cara
kerja.Sehingga pemborosan waktu,tenaga dan berbagai input lainnya
dapat dikurangi sejauh mungkin dan hasilnya tentu lebih baik dan banyak
hal yang dapat dihemat.Sehingga pencapaian tujuan usaha atau sasaran
yang telah ditetapkan oleh perusahaan dapat terselenggara dengan
baik,efektif dan efisien. Dari definisi diatas tampak bahwa produktivitas
kerja merupakan perbandingan antara hasil yang diperoleh (output)
dengan tenaga kerja(sumber kerja) yang dipergunakan dengan melalui
perbaikan cara kerja.Dengan kata lain produktivitas mempunyai dua
dimensi.Dimensi pertama adalah efektifitas yang mengarah kepada
pencapaian kinerja yang maksimal.pencapaian target yang berkaitan
dengan kualitas dan waktu.Yang kedua yaitu efisiensi yang berkaitan
dengan upaya membandingkan input dengan bagaimana pelaksanaan
pekerjaan dilaksanakan.(Umar, dikutip dari Triton PB, 2005, Paradigma
Baru Sumber Daya Manusia).
Efisiensi merupakan suatu ukuran dalam membandingkan
penggunaan masukan (input) yang direncanakan dengan penggunaan
masukan yang sebenarnya terlaksana. Apabila masukan yang sebenarnya
digunakan semakin besar penghematannya, maka tingkat efisiensi
semakin tinggi, tetapi semakin kecil masukan yang dapat dihemat,
sehingga semakin rendah tingkat efisiensi. Pengertian efisiensi disini

Analisis Pengaruh Pelatihan & 8 Kelompok II


Sertifikasi terhadap Produktivitas Kerja
lebih berorientasi kepada masukan sedangkan masalah keluaran (output)
kurang menjadi perhatian utama.
Efektivitas merupakan suatu ukuran yang memberikan gambsran
seberapa jauh target dapat tercapai. Pengertian efektivitas inilebih
berorientasi kepada keluiaran sedangkan masalah penggunaan masukan
kurang menjadi perhatian utama. Apabila efisisensi dikaitkan dengan
efektivitas maka walaupun terjadi peningkatan efektivitas belum tentu
efisien meningkat. Kualitas merupakan suatu ukuran yang menyatakan
seberapa jauh telah dipenuhi berbagai persyaratan, spesifikasi dan
harapan. konsep ini hanya dapat berorientasi kepada masukan, keluaran
atau keduanya. di samping itu kualitas juga berkaitan dengan proses
produksi yang akan berpengaruh pada kualitas hasil yang dicapai secara
keseluruhan.
2. Teknik Pengukuran Produktivitas
Menurut Umar (dikutip dari Triton PB, 2005, Paradigma Baru Sumber
Daya Manusia) pengukuran produktivitas dapat dirumuskan dengan
perumusan sebagai berikut:
Efektivitas menghasilkan output
Produktivitas =
Efektivitas menghasilkan input

Produktivitas berarti keseimbangan antara semua faktor-faktor


produksi yang memberikan output paling besar dengan usaha tertentu.Jadi
produktivitasd kerja dapat dirumuskan sebagai berikut:
Jumlah produksi pertahun
Produktivitas kerja =
Jamkerja yang ditetapkan

Untuk mengetahui sejauhmana produktivitas dalam sebuah organisasi


perlu dilakukan pengukuran produktivitas. Secara umum pengukuran
produktivitas berarti perbandingan yang dapat dibedakan 3 (tiga) jenis
yang berbeda, diantaranya:

Analisis Pengaruh Pelatihan & 9 Kelompok II


Sertifikasi terhadap Produktivitas Kerja
a. Perbandingan antara pelaksanaan sekarang dengan pelaksanaan
secara historis yang tidak menunjukan apakah pelaksanaan saat ini
memuaskan namun hanya mengetengahkan apakah meningkat atau
berkurang tingkatannya.

b. Perbandingan pelaksanaan antara satu unit (perseorangan tugas,


proses) dengan lainnya.Pengukuran seperti menunjukan pencapaian
relative.
c. Perbandingan pelaksanaan saat ini dengan pencapaian target yang
ditetapkan dan pengukuran ini yang terbaik karna memusatkan
perhatian pada sasaran atau tujuan.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas
a. Knowledge
Pengetahuan dan keterampilan sesungguhnya yang mendasari
pencapaian produktivitas.Ada perbedaan antara pengetahuan dan
keterampilan,konsep pengetahuan lebih berorientasi pada daya pikir
dan penguasaan ilmu serta luas sempitnya wawasan yang dimiliki
seseorang.Dengan demikian pengetahuan adalah merupakan
akumulasi hasil proses pendidikan,baik yang di peroleh secara formal
maupun nonformal yank memberikan kontribusi pada seseorang
didalam pemecahan masalah termasuk dalam penyelesaian
pekerjaan.Dengan pengetahuan yang luas dan pendidikan seorang
pegawai diharapkanmampu melakukan pekerjaan dengan baik dan
produktif.

Analisis Pengaruh Pelatihan & 10 Kelompok II


Sertifikasi terhadap Produktivitas Kerja
b. Skil
Keterampilan adalah kemampuan dan penguasaan teknis operasional
mengenai bidang tertentu,yang bersifat kekaryaan.Keterampilan
diperoleh melalui proses belajar dan berlatih.Keterampilan berkaitan
dengan kemampuan seseorang untuk melakukan atau menyelasaikan
pekerjaan-pekerjaan yang bersifat teknis,seperti keterampilan
computer,dll.Dengan keterampilan yang dimiliki seorang pegawai
diharapkan mampu menyelesaikan pekerjaan secara produktif.
c. Abilities
Kemampuan terbentuk dari sejumlah kompetensi yang dimiliki oleh
seorang pegawai Pengetahuan dan keterampilan termasuk factor
pembentuk kemampuan.Dengan demikian apabila seseorang
mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang tinggi,di harapkan
memiliki kemampuan yang tinggi.
d. Attitude
Sangat erat hubungan antara kebiasaan dan prilaku.Attitude
merupakan suatu kebiasaan yang terpolakan.apabila kebiasaan
pegawai baik maka dapat menjamin perilaku kerja yang baik
juga.Dengan demikian prilaku manusia juga juga akan ditentukan oleh
kebiasaan-kebiasaan yang telah tertanam dlam diri pegawai sehingga
dapat mendukung kerja yang efektif atau sebaliknya.
4. Pelatihan
Pelatihan merupakan wahana untuk membangun SDM menuju era
globalisasi yang penuh dengan tantangan.Karena itu,kegiatan pelatihan
tidak dapat diabaikan begitu saja terutama dalam memasuki era persaingan
yang semakin ketat.Pelatihan bertujuan untuk memperbaiki penguasaan
berbagai keterampilan dan teknik pelaksanaan kerja tertentu untuk
kebutuhan sekarang. Pelaksanaan pelatihan diharapkan dapat memberikan

Analisis Pengaruh Pelatihan & 11 Kelompok II


Sertifikasi terhadap Produktivitas Kerja
bekal pengetahuan dan keterampilan bagi setiap pegawai untuk dapat
melakukan pekerjaan baru atau memperbaiki mutu pekerjaan yang lama.
Jadi dapat dikatakan, bahwa pelatihan merupakan salah satu cara untuk
meningkatkan mutu sumber daya manusia yang harus dijalankan
perusahaan, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Dengan
kata lain, pelatihan dilaksanakan perusahaan agar bisa mempertahankan
eksistensinya dalam lingkungan bisnis dan tumbuh sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan.
a. Pengertian Pelatihan
Definisi Pelatihan menurut Martoyo (1994): Pelatihan dimaksudkan
untuk memperbaiki penguasaan berbagai keterampilan dan teknik
pelaksanaan kerja tertentu dalam waktu yang relative singkat
(pendek).umumnya suatu pelatihan berupaya menyiapkan para
karyawan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang pada saat itu
dihadapi. Dari definisi diatas jelas bahwa kegiatan pelatihan
menekankan pada peningkatan keterampilan atau jenis kemampuan
tertentu untuk mengerjakan pekerjaan yang sedang dihadapi, sehingga
karyawan akan dapat melaksanakan jenis pekerjaan khusus tersebut
dengan baik sesuai dengan jenis pelatihan yang telah diberikan.
b. Tujuan Pelatihan
Tujuan suatu pelatihan berhubungan erat dengan jenis pelatihan. juan
pelatihan seorang manajer berbeda dengan tujuan pelatihan manajer
bawahan, demikian pula tujuan pelatihan seorang manajer tidak sama
dengan seorang staf. Akan tetapi pada hakekatnya tujuan dari berbagai
pelatihan adalah sama. Sedangkan menurut Prabu A. (2003), ahwa
tujuan pelatihan antara lain:
1) Meningkatkan penghayatan jiwa dan ideologi
2) Meningkatkan produktivitas kerja

Analisis Pengaruh Pelatihan & 12 Kelompok II


Sertifikasi terhadap Produktivitas Kerja
3) Meningkatkan kualitas kerja
4) Meningkatkan ketetapan perencanaan sumber daya manusia
5) Meningkatkan sikap moral dan semangat kerja
6) Meningkatkan rangsangan agar pegawai mampu berprestasi secara
maksimal
7) Meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja
8) Menghindarkan keusangan (obsolescence)
9) Meningkatkan perkembangan pribadi pegawai
c. Prinsip-Prinsip Pelatihan
Pendidikan dapat dipandang sebagai salah satu bentuk investasi, oleh
karena itu bagi setiap organisasi yang ingin berkmbang, maka
pelatihan bagi pegawai pharus memperoleh perhatian yang besar.
Beberapa hal yang penting untuk diperhatiakan di dalam
menyelenggarakan pelatihan adalah:
1) Perbedaan Individu
Di dalam merencanakan suatu program pelatihan, seorang
instruktur harus menyadari akan adanya individu dari masing-
masing peserta. Daya tangkap dari setiap peserta berbeda-beda dan
selain itu masih ada perbedaan lainnya seperti perbedaan laikan
yaitu belakang, pendidikan, pengalaman, dan minat.
2) Motivasi
Motivasi merupakan faktor penting dalam membangkitkan
semangat belajar, Setiap individu yang mempunya tujuan tertentu
di hubungkan dengan keprluan sehingga individu tersebut akan
lebih tepat menyesuaikan diri dalam proses belajar.
3) Hubungan dengan analisis jabatan
Keterangan dari analisis jabatan harus menunjukan pengetahuan
dan kecakapan apa yang diperlukan pengetahuan dan kecakapan

Analisis Pengaruh Pelatihan & 13 Kelompok II


Sertifikasi terhadap Produktivitas Kerja
apa yang diperlukan oleh masing-masing jabatan tersebut,
kemudian pelatihan harus disesuaikan denagn kebutuhan tersebut.
4) Pemilihan peserta pelatihan
Selain ditujukan untuk karyawan baru, pelatihan juga diperuntukan
untuk mempersiapkan pegawai lama yang mempunyai minat dan
bakat untuk memenuhi jabatan-jabatan pentingdi perusahaan. Oleh
karena itu, untuk memenuhi keperluan tersebut maka perlu dipilih
yang benar-benar tepat dapat mengajar dengan baik.
1) Prinsip-prinsip Belajar
Di dalam pelatihan ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan
yaitu:
a) Participation, artinya dalam pelaksanaan pelatihan para peserta
harus ikut aktif karena dengan partisipasi peserta maka akan
lebih cepat menguasai dan mengetahui berbagai materi yang
diberikan.
b) Repetition, artinya senantiasa dilakukan secara berulang
karena dengan ulangan ulangan ini peserta-peserta akan lebih
cepat untuk memahami dan mengingat apa yang telah
diberikan.
c) Relevance, artinya harus saling berhubungan sebagai contoh
para peserta pelatihan terlebih dahulu diberikan penjelasan
secara umum tentang suatu pekerjaan sebelum mereka
mempelajari hal-hal khusus dari pekerjaan tersebut.
d) Transference, artinya program pelatihan harus disesuaikan
dengan kebutuhan-kebutuhan yang nantinya akan dihadapi
dalam pekerjaan yang sebenarnya.
e) Feedback, artinya setiap program pelatihan yang dilaksanakan
selalu dibutuhkan adanya umpan balik yaitu untuk mengukur
sejauh mana keberhasilan dari program pelatihan tersebut.

Analisis Pengaruh Pelatihan & 14 Kelompok II


Sertifikasi terhadap Produktivitas Kerja
Dengan adanya umpan balik ini maka peserta akan dapat
memperoleh informasi tentang hasil yang dicapai dan hal ini
akan meningkatkan motivasi mereka dalam bekerja serta dapat
mengetahui hasil kerja mereka.
5. Metode-metode Pelatihan
Metode-metode pelatihan menurut Andrew F. Sikula diterjemahkan oleh
Malayu S.P Hasibuan (2002):
a. On the job
Para peserta latihan langsung bekrja di tempat untuk belajar dan
meniru suatu pekerjaan di bawah seorang pengawas. Metode latihan di
bedakan dalam 2 cara :
1) Cara informal yaitu pelatih menyuruh peserta pelatihan untuk
memperhatikan orang lain yang sedang melakukan pekerjaan,
kemudian ia diperintahkan untuk mempraktekkan.
2) Cara formal yaitu supervisor menunjuk karyawan senior untuk
melakukan pekerjaan tersebut, selanjutnya para peserta latihan
melakukan pekerjaan sesuai dengan cara-cara yang dilakukan
karyawan senior.
b. Off the job
Para peserta latihan dilukan diluar tempat kerja sebenarnya. Yang
termasuk dalam klasifikasi of the job training yaitu :
1) Vestibule
Vestibule adalah metode pelatihan yang dilakukan dalam kelas
atau bengkel yang biasanya diselenggarakan dalam suatu
perusahaan industri untuk memperkenalkan pekerjaan kepada
karyawan baru dan melatih mereka mengerjakan pekerjaan
tersebut. Melalui percobaan dibuat suatu duplikat dari bahan, alat-

Analisis Pengaruh Pelatihan & 15 Kelompok II


Sertifikasi terhadap Produktivitas Kerja
alat dan kondisi yang akan mereka temui dalam situasi kerja yang
sebenamya.
2) Demonstration and example
Adalah metode latihan yang dilakukan dengan cara peragaan dan
penjelasan bagaimana cara-cara mengerjakan sesuatu pekerjaan
melalui contoh yang didemonstrasikan. Demonstrasi merupakan
metode latihan yang efektif karena peserta melihat sendiri teknik
mengerjakannya dan diberikan penjelasannya, bahkan jika perlu
boleh dicoba mempraktekkannya. Dalam banyak hal, dengan
menunjukkan bagaimana sesorang harus mengerjakan tugasnya
adalah lebih mudah daripada menceritakan atau menyuruhnya
mempelajari langkah-langkah pengerjaannya. Biasanya
demonstrasi dilengkapi dengan gambar, teks, diskusi, video dan
lain-lain.
3) Simulation
Simulasi merupakan situasi atau kejadian yang ditampilkan
semirip mungkin dengan siatuasi yang sebenamya tapi hanya
merupakan tiruan saja. Simulasi merupakan suatu teknik untuk
mencontohkan semirip mungkin terhadap konsep sebenarnya dari
pekerjaan yang dijumpai.
4) Apprenticeship
Metode ini Adalah cara untuk mengembangkan keahlian
pertukangan sehingga para karyawan yang bersangkutan dapat
mempelajari segala aspek dari pekerjaan.

5) Classroom Methods

Analisis Pengaruh Pelatihan & 16 Kelompok II


Sertifikasi terhadap Produktivitas Kerja
Metode pertemuan dalam kelas meliputi lecture (pengajaran),
conference (rapat), programmed instruction, metode studi kasus,
role playing, metode diskusi dan metode seminar.
6. Manfaat pelatihan
Manfaat pelatihan untuk karyawan menurut Rivai (2005)
a. Membantu karyawan dalam membuat keputusan dan pemecahan
masalah yang lebih efektif
b. Membantu mendorong dan mencapai rasa percaya diri
c. Membantu karyawan mengatasi stress, tekanan, dan konflik
d. Meningkatkan kepuasan kerja
e. Membantu menghilangkan rasa takut melaksanakan tugas
7. Tahap-Tahap penyusunan pelatihan
a. mengidentifikasi kebutuhan pelatihan
b. menetapkan tujuan dan sasaran pelatihan
c. menetapkan kriteria keberhasilan dengan alat ukurnya
d. menetapkan metode pelatihan
e. mengadakan percobaan dan revisi
f. mengimplementasikan dan mengevaluasi
8. Hubungan Antara Pelatihan Dengan Produktivitas Kerja
Dari definisi yang telah dikemukakan, maka di setiap perusahaan perlu
diadakan pelatihan bagi pegawai-pegawainya. Dengan dilaksanakannya
pelatihan dalam suatu perusahaan, diharapkan akan menambah
produktivitas kerja pegawai karena pelatihan merupakan salah satu unsur
penggerak produktivitas kerja pegawai. Dengan produktivitas kerja
pegawai yang tinggi, maka tujuan perusahaan akan tercapai.

Analisis Pengaruh Pelatihan & 17 Kelompok II


Sertifikasi terhadap Produktivitas Kerja
Menurut Sedarmayanti (dikutip dari Triton PB, 2005, Paradigma Baru
Sumber Daya Manusia) : 6 faktor utama yang mempengaruhi
produktivitas kerja pegawai, yaitu :
a. Sikap/mental kerja seperti : kesediaan bekerja secara bergilir, dapat
menerima tambahan tugas,dan bekerja dalam suatu tim.
b. Tingkat keterampilan, yang ditentukan oleh pendidikan, latihan
dalam manajemen dan supervisi serta keterampilan dalam teknik.
c. Hubungan antara pegawai dan pimpinan organisasi yang tercermin
dalam usaha bersama antara pimpinan organisasi dan pegawai.
d. Manajemen produktivitas yaitu : manajemen yang efisien
mengenai sumber dan sistem kerja untuk meningkatkan produktivitas.
e. Efisiensi tenaga kerja, seperti : perencanaan tenaga kerja dan
tambahan tugas.
f. Kewiraswastaan, yang tercermin dalam pengambilan resiko,
kreatifitas dalam berusaha, dan berada pada jalur yang benar dalam
bekerja.
Menurut Sedarmayanti (dikutip dari Triton PB, 2005, Paradigma Baru
Sumber Daya Manusia),mengemukakan bahwa : Produktivitas kerja
individu, perlu ditingkatkan secara terus menerus, baik melalui pendidikan
formal maupun latihan dan pengembangan, agar produktivitas orgasisasi
dapat meningkat. Uraian di atas memberikan pemahaman bahwa apabila
dalam suatu perusahaan dimana pegawainya kurang keterampilan atau
kurang cakap dalam melakukan tugasnya maka produktivitas kerjanya
akan rendah. Demikian pula sebaliknya, bila dalam suatu perusahaan
pegawainya memiliki keterampilan dan kecakapan yang tinggi maka
produktivitas kerja pegawainya pun akan tinggi.

Analisis Pengaruh Pelatihan & 18 Kelompok II


Sertifikasi terhadap Produktivitas Kerja
9. Kerangka Pemikiran
Di dalam perusahaan,sumber daya manusia dapat berperan baik secara
perorangan maupun kelompok dalam pelaksanaan proses produksi, bahkan
menentukan maju dan mundurnya suatu perusahaan. Guna meningkatkan
kualitas sumber daya manusia, banyak faktor yang perlu dilakukan antara
lain melalui kegiatan training / pelatihan karena pelatihan merupakan salah
satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap produktivitas kerja pegawai.
Keterampilan dan kecakapan serta kemampuan pegawai dalam
melaksanakan suatu pekerjaan turut menentukan hasil yang diharapkan
baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Definisi Pelatihan menurut
Martoyo (1994): Pelatihan dimaksudkan untuk memperbaiki penguasaan
berbagai keterampilan dan teknik pelaksanaan kerja tertentu dalam waktu
yang relative singkat (pendek).umumnya suatu pelatihan berupaya
menyiapkan para karyawan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang
pada saat itu dihadapi.
Definisi Produktivitas menurut Sinungan (2003): Produktivitas kerja
adalah hasil (output)yang diperoleh seimbang dengan memasukan
(input)yang diolah dengan melalui perbaikan cara kerja.Sehingga
pemborosan waktu,tenaga dan berbagai input lainnya dapat dikurangi
sejauh mungkin dan hasilnya tentu lebih baik dan banyak hal yang dapat
dihemat.Sehingga pencapaian tujuan usaha atau sasaran yang telah
ditetapkan oleh perusahaan dapat terselenggara dengan baik,efektif dan
efisien.
Secara umum, produktivitas mengandung pengertian perbandingan
antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang
digunakan (input) atau dapat dirumuskan sebagai berikut:
Efektivitas menghasilkan keluaran
Produktivitas =
Efisiensi penggunaanmasukan

Analisis Pengaruh Pelatihan & 19 Kelompok II


Sertifikasi terhadap Produktivitas Kerja
Oleh karena itu, dengan dilaksanakannya pelatihan dalam suatu
perusahaan diharapkan akan menambah produktivitas kerja pegawai
karena pelatihan merupakan salah satu unsur penggerak produktivitas
kerja pegawai. Dengan produktivitas kerja pegawai yang tinggi, maka
tujuan perusahaan akan tercapai.

Analisis Pengaruh Pelatihan & 20 Kelompok II


Sertifikasi terhadap Produktivitas Kerja
BAB III

PEMBAHASAN

A. Produktivitas Tukang Batu berdasarkan Observasi Lapangan

Untuk menghitung produktivitas tukang batu bata ringan terlebih dahulu


dilakukan observasi lapangan pada tukang yang sedang bekerja, seperti
terlihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Pengamatan Kerja Tukang Batu (Pemasangan Bata Ringan)

Data awal yang didapatkan dari lapangan adalah hasil pekerjaan dan waktu
bekerja, yang ditampilkan pada Tabel 1 dan 2.
Dari Tabel 1 dan 2, dilakukan perhitungan produktivitas, pada uraian ini
akan diambil salah satu contoh perhitungan. Untuk menghitung produktivitas
tukang batu bata ringan pada proyek Danau Dayung saja dengan nama inisial
C1 bekerja pada hari senin tanggal 31-7-2017 dengan waktu kerja selama

Analisis Pengaruh Pelatihan & 21 Kelompok II


Sertifikasi terhadap Produktivitas Kerja
delapan jam, tukang tersebut menghasilkan output dinding batu bata ringan
terpasang sebesar 13,30 m2 yang didapatkan dari mengalikan panjang kali
lebar dinding batu bata ringan terpasang. Selanjutnya, setelah mendapatkan
data awal tersebut berupa output pekerjaan dan waktu mengerjakan, maka
dilakukan perhitungan nilai produktivitas dari masing-masing tukang baik TS
maupun BTBS.

Tabel 1
Data observasi lapangan untuk tukang batu bata ringan STAIN.

Analisis Pengaruh Pelatihan & 22 Kelompok II


Sertifikasi terhadap Produktivitas Kerja
Berikut diberikan salah satu contoh perhitungan untuk tukang inisial C1
bekerja pada hari senin tanggal 31-7-2017. Perhitungan produktivitas dalam
satuan m2/jam tukang inisial C1 tersebut adalah sebagai berikut :

Analisis Pengaruh Pelatihan & 23 Kelompok II


Sertifikasi terhadap Produktivitas Kerja
Selanjutnya dengan cara yang sama dapat dilakukan perhitungan besarnya
produktivitas pekerja lainnya dan pada hari berikutnya untuk jenis pekerjaan
tukang batu bata ringan baik untuk proyek Shooting Range maupun proyek
Danau Dayung.

Rata – rata Produktivitas perhari untuk kompetensi tukang TS pada hari senin
tanggal 31-7-2017 adalah sebesar 1,67 m2/jam. Perhitungan nilai rata–rata
produktivitas per orang untuk tukang TS perhari dalam satuan m2/jam, adalah
sebagai berikut:

Analisis Pengaruh Pelatihan & 24 Kelompok II


Sertifikasi terhadap Produktivitas Kerja
Tabel 2. Data observasi lapangan untuk tukang batu bata ringan di
RSUD

Selanjutnya dengan cara yang sama dapat dilakukan perhitungan besarnya


nilai rata – rata produktivitas per orang perhari pada hari berikutnya untuk
tukang kompetensi TS, sehingga apabila diambil contoh untuk pekerjaan
tukang
batu bata ringan pada proyek Danau Dayung adalah sebagai berikut:

Analisis Pengaruh Pelatihan & 25 Kelompok II


Sertifikasi terhadap Produktivitas Kerja
Dengan cara yang sama dapat digunakan untuk menghitung produktivitas
untuk pekerja BTBS pada proyek Danau Dayung, dan untuk pekerjaan batu
bata ringan untuk tukang TS dan BTBS pada proyek Shooting Range.

B. Produktivitas tukang batu bata ringan berdasarkan SNI

Untuk mendapatkan produktivitas aktual dengan satuan m2/hr/org adalah


dengan mengalikan produktivitas hasil observasi lapangan (m/jam/hr) kali
waktu pengamatan (jam/hr). Contoh untuk mendapatkan nilai produktivitas
hasil observasi lapangan (aktual) sebesar 12,67 m2/hr/org adalah dengan
mengalikan 1,66 m2/jam/org/hr x 8 jam/hr = 13,27 m2/hr/org. Dengan cara
yang sama untuk mendapatkan nilai produktivitas aktual lainnya untuk tukang
TS dan BTBS dan lokasi lainnya.
Contoh perhitungan produktivitas hasil SNI untuk pekerjaan batu bata
ringan Pembanguna STAIN dan Pembanguna RSUD adalah sebesar 10
m/hr/org didapatkan dari analisa harga satuan untuk tukang batu bata ringan
per m2 nya dibagi koefisien tukang pasang batu bata ringan, sebagai berikut:

Analisis Pengaruh Pelatihan & 26 Kelompok II


Sertifikasi terhadap Produktivitas Kerja
Sehingga hasil perhitungan produktivitas untuk pekerjaan tukang batu bata
ringan baik versi lapangan maupun berdsarkan SNI pada proyek STAIN dan
RSUD ditampilkan pada Tabel di bawah ini.
Berdasarkan Tabel 1 dan 2 di atas, rata – rata produktivitas tukang batu
bata ringan TS > tukang BTBS, selanjutnya berdasarkan Tabel 5,
produktivitas tukang TS dan BTBS di lapangan ada yang memenuhi standar
produktivitas dalam SNI dan ada juga yang tidak memenuhi standar
produktivitas dalam SNI.
Tabel 3. Perbandingan produktivitas aktual dengan SNI untuk
pekerjaan batu bata ringan pada proyek RSUD dan STAIN.

C. Produktivitas tukang besi beton berdasarkan observasi lapangan

Untuk menghitung produktivitas tukang besi beton terlebih dahulu


dilakukan observasi lapangan untuk mengamati pekerja tukang besi beton
tersebut bekerja, seperti terlihat pada Gambar 2. Data awal yang didapatkan
dari lapangan adalah hasil pekerjaan dan waktu bekerja, yang ditampilkan
pada Tabel 4 dan 5.

Analisis Pengaruh Pelatihan & 27 Kelompok II


Sertifikasi terhadap Produktivitas Kerja
Gambar 2. Contoh pengamatan unjuk kerja tukang besi beton

Analisis Pengaruh Pelatihan & 28 Kelompok II


Sertifikasi terhadap Produktivitas Kerja
Tabel 4. Data observasi lapangan untuk tukang besi beton STAIN

Analisis Pengaruh Pelatihan & 29 Kelompok II


Sertifikasi terhadap Produktivitas Kerja
Analisis Pengaruh Pelatihan & 30 Kelompok II
Sertifikasi terhadap Produktivitas Kerja
Tabel 7. Data observasi lapangan untuk tukang besi beton RSUD

Dari Tabel 4 dan 5, dilakukan perhitungan produktivitas. Pada uraian ini


diambil salah satu contoh perhitungan, yaitu untuk menghitung produktivitas
tukang besi beton pada proyek Danau Dayung dengan nama inisial D1

Analisis Pengaruh Pelatihan & 31 Kelompok II


Sertifikasi terhadap Produktivitas Kerja
bekerja pada hari Kamis tanggal 3-8-2017 dengan waktu kerja selama 8 jam.
Tukang tersebut menghasilkan output besi beton sebesar 225,8 kg, yang
didapatkan dari output pekerjaan berupa berapa kilogram (kg) besi beton
terpasang yang dipakai pada pekerjaan struktur kolom dan balok di lantai satu
gedung perkuliahan STAIN.

Ukuran besi beton yang dipakai adalah besi beton diameter 12 mm untuk
cincin dan diameter 19 mm untuk tulangan pokoknya. Jumlah kilogram besi
terpasang diameter 19 mm = berat jenis besi x diameter x diameter = 0,0061 x
19 x 19 = 1,5616 kg/m. Untuk pembesian cincin kolom dan balok dipakai
besi dengan diameter 12 mm. Berat besi = 0,0061 x 12 x 12 = 0,8784 kg/m.
Kemudian berat besi tersebut dikalikan dengan panjang besi yang terpasang
baik itu besi beton untuk tulangan pokoknya (misalnya = 72 m l) maupun
untuk besi beton sebagai cincin (misalnya = 110,7 m) yang telah diukur
dengan menggunakan alat ukur panjang yaitu meteran. Selanjutnya
dijumlahkan berapa kilogram hasil tukang tersebut selama waktu total
pengamatan.

Setelah mendapatkan data awal tersebut, maka dilakukan perhitungan nilai


produktivitas dari masing-masing tukang baik TS maupun BTBS dengan
menggunakan Persamaan 1. Berikut ini diberikan salah satu contoh
perhitungan untuk tukang inisial tukang D1 bekerja pada hari kamis tanggal
3-8-2017. Perhitungan nilai produktivitas dalam satuan kg/jam adalah sebagai
berikut:

Analisis Pengaruh Pelatihan & 32 Kelompok II


Sertifikasi terhadap Produktivitas Kerja
Dengan cara yang sama dapat dilakukan perhitungan besarnya produktivitas
pekerja tukang besi beton lainnya pada hari berikutnya.

Kemudian dihitung rata – rata produktivitas perhari untuk kompetensi TS


pada hari Kamis tanggal 3-8-2017 adalah sebesar 26,55 kg/jam/org untuk
tukang TS. Perhitungan nilai rata – rata produktivitas kelompok perhari
dalam satuan kg/jam/org tukang TS dapat dirumuskan sebagai berikut:

Selanjutnya dengan cara yang sama dapat dilakukan perhitungan besarnya


nilai rata – rata produktivitas per orang perhari pada hari berikutnya untuk
tukang kompetensi TS, sehingga apabila diambil contoh untuk pekerjaan
tukang besi beton pada proyek RSUD adalah sebagai berikut:

Dengan cara yang sama dapat digunakan untuk menghitung produktivitas


untuk pekerja BTBS pada proyek Danau Dayung lainnya dan untuk pekerjaan
besi beton untuk tukang TS dan BTBS pada proyek STAIN.

Analisis Pengaruh Pelatihan & 33 Kelompok II


Sertifikasi terhadap Produktivitas Kerja
D. Produktivitas tukang besi beton berdasarkan SNI

Untuk mendapatkan produktivitas aktual dengan satuan kg/hr/org adalah


dengan mengalikan produktivitas hasil observasi lapangan (kg/jam/hr) kali
waktu pengamatan (jam/hr). Nilai produktivitas hasil observasi lapangan atau
actual sebesar 178,69 kg/hr/org adalah dengan mengalikan 22,34 kg/jam/org
x 8 jam/hr = 178,69 kg/hr/org. Dengan cara yang sama didapat nilai
produktivitas aktual untuk tukang bersertifikat dan belum bersertifikat, serta
untuk lokasi lainnya.

Produktivitas hasil SNI untuk pekerjaan besi beton pada proyek RSUD
dan STAIN adalah 142,86 kg/hr/org. Nilai ini didapatkan dari analisa harga
satuan untuk tukang besi beton per kg nya dibagi dengan koefisien tukang
pasang besi beton, sebagai berikut :

Hasil perhitungan produktivitas untuk pekerjaan tukang besi beton baik


versi lapangan maupun berdasarkan SNI pada proyek RSUD dan proyek
STAIN ditampilkan pada Tabel 6.

Berdasarkan Tabel 4 dan 5 di atas, rata – rata produktivitas tukang besi


beton TS > tukang BTBS, selanjutnya berdasarkan Tabel 6, produktivitas
tukang TS dan BTBS di lapangan ada yang memenuhi dan ada juga yang
tidak memenuhi standar produktivitas dalam SNI.

Analisis Pengaruh Pelatihan & 34 Kelompok II


Sertifikasi terhadap Produktivitas Kerja
Tabel 6. Perbandingan produktivitas aktual dengan SNI untuk
pekerjaan besi beton pada proyek RSUD dan STAIN.

Analisis Pengaruh Pelatihan & 35 Kelompok II


Sertifikasi terhadap Produktivitas Kerja
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian observasi lapangan dan analisa data maka didapatkan
rata – rata produktivitas tukang batu bata ringan dan tukang besi beton TS >
tukang BTBS, jadi dapat disimpulkan bahwa pelatihan dan sertifikasi berpengaruh
terhadap produktivitas tukang, namun produktivitas tukang TS dan BTBS di
lapangan ada yang memenuhi standar produktivitas dalam SNI dan ada juga yang
tidak memenuhi standar produktivitas dalam SNI. Hal ini dikarenakan adanya
pengaruh faktor lain di luar pelatihan dan sertifikasi terhadap nilai produktivitas
tukang. Sehingga disarankan kedepan untuk melakukan penelitian terhadap faktor
lain dan jenis pekerjaan lainnya yang mempengaruhi produktivitas tukang.

Analisis Pengaruh Pelatihan & 36 Kelompok II


Sertifikasi terhadap Produktivitas Kerja
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pekerjaan Umum. (2006). Standar dan rencana kerja


pembuatan pembesian/penulangan beton. Jakarta: Pusat Pembinaan Kompetensi
dan Pelatihan Konstruksi.
Shehata, M. E., & El-Gohary, K. M. (2011). Towards improving
construction labor productivity Analisis Pengaruh Pelatihan…

Haryadi, B. (2010). Kompetensi tenaga kerja konstruksi dalam


menghadapi era liberalisasi. Inersia, 6(1), 33-40.

Loera, I., Espinosa, G., Enríquez, C., & Rodriguez, J. (2013). Productivity
in construction and industrial maintenance. Procedia Engineering, 63, 947-955.

Masrianto. (2015, Edisi III). Sertifikasi tukang untuk kemandirian bangsa.


Buletin Dwi Wulan Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat, 18-19.

Priyatno, D. (2012). Belajar analisis data dengan SPSS 20. Yogyakarta:


Andi.

Analisis Pengaruh Pelatihan & xxxv Kelompok II


Sertifikasi terhadap Produktivitas Kerja
ii

Anda mungkin juga menyukai