Anda di halaman 1dari 71

Anatomi dan Fisiologi

Sistem Pencernaan
Sudewi Mukaromah Khoirunnisa
Program Studi Farmasi
metabolism. Pencernaan dan arbsorpsi terjadi dalam saluran pencernaan. Setel
diserap makan mereka tersedia bagi semu sel dalam tubuh kita dan digunakan oleh
Pendahuluan metabolisme.

• Fungsi: mencerna dan menyerap makanan.


Menyediakan makanan, air, elektrolit bagi
tubuh dari nutrient yang dicerna hingga siap
diabsorbsi
• Pencernaan à pemecahan makanan secara
mekanik dan kimiawi menjadi bentuk yang
lebih sederhana sehingga dapat diserap oleh
sel tubuh
• Makanan mengalami 3 proses dalam tubuh :
pencernaan, absorpsi, metabolisme
• Rongga yang terlibat: mulut, farings,
esophagus, lambung/gastrik, usus halus, usus
besar
• Organ pelengkap: gigi, lidah, kelenjar ludah,
empedu, hati dan pankreas
Gambar 1. Organ utama dan sistem pencernaan
(Sumber: Booth Kathryn, Wyman Terri.Anantomy, Physiology, and Pathophysiology
Health Ebook-Career Education, 2007)
Empat proses pencernaan dasar:
1. Motilitas à kontraksi otot untuk
mencampur dan mendorong isi
saluran pencernaan
2. Sekresi à getah pencernaan
disekresikan ke dalam saluran
pencernaan oleh kelenjar
eksokrin
3. Pencernaan à menguraikan
makanan dari struktur kompleks
menjadi lebih kecil yang dapat
diserap oleh enzim sistem
pencernaan
4. Penyerapan à terjadi di usus
halus; air, vitamin, elektrolit,
hasil pencernaan dipindahkan
dari lumen sal pencernaan ke
darah atau limfe
Aktivitas dalam saluran cerna
• Ingesti : pengambilan makanan masuk ke saluran cerna
• Propulsi : menelan dan peristaltis
• Peristaltis : gerakan kontraksi dan relaksasi otot-otot pada dinding
organ
• Digesti mekanik : mengunyah, mencampur, mengaduk makanan.
Dilakukan oleh gigi. Makanan bercampur dengan saliva sebelum
ditelan
• Digesti kimia : penguraian makanan/katabolic secara hidrolisis
(molekul besar à kecil)
• Absorbsi : gerakan nutrient dari saluran cerna ke darah atau limpa
• Defekasi : eliminasi buangan padat yang tidak dapat dicerna
Dinding saluran pencernaan terdiri dari 4
lapisan atau tunika :
1. Mukosa adalah lapisan terdalam dari dinding dan sebagian besar terbuat dari
dinding dan sebagian besar terbuat dari jaringan epitel yang mensekresi
enzim dan mukus ke dalam dari kanal. Lapisan ini sangat aktif dalam
menyerap nutrisi
2. Submukosa adalah lapisan dalam dari mukosa. Mengandung jaringan ikat
longgar, pembuluh darah, kelenjar, dan saraf. Pembuluh darah di lapisan ini
mengangkut nutrisi yang diserap.
3. Lapisan muskuler. Lapisan ini terletak di luar submukosa. Terbuat dari
lapisan jaringan otot polos dan berkontraksi untuk menggerakkan material
melalui kanal.
• Rongga permulaan saluran
pencernaan
Mulut
• Berhubungan dengan bibir, pipi,
palatum, dan lidah
• Terdiri dari 2 bagian:
§ Bag luar, vestibula dan bag dalam
rongga mulut yang dibatasi sisinya
oleh tulang maksilatis dan gigi
§ Seb. Belakang bersambung dengan
orofaring
• Fungsi:
• Untuk menahan abrasi, mulut
dilapisi lapisan epitelium; gusi,
palatum keras dan dorsum lidah
yang sedikit mengandung keratin
Lidah
• Ada dasar mulut dan ada dalam rongga mulut pada saat mulut
tertutup, terikat pada tulang hyoid
• Fungsi:
• Memegang dan mereposisi makanan selama dikunyah
• Mencampur makanan dengan saliva dan membentuk bolus
• Inisiasi menelan dan berbicara, mendorong makanan ke
bagian belakang tenggorokan à memicu refleks menelan
Anatomi Lidah
• Sulcus terminalis, celah yang
membagi lidah menjadi 2 bagian:
• 2/3 anterior pada rongga mulut
• 1/3 posterior pada orofaring
• Permukaan superior lidah terbagi 3
jenis papilla
• Filiformis – memberikan
kekasaran dan friksi pada lidah
• Sirkumvalatum – bentuk V di
bagian belakang lidah
• Fungiformis – menyebar di
permukaan lidah dan memberi
warna kemerahan pada lidah
Kelenjar saliva/ludah
• Fungsi kelenjar ludah
• Mensekresi saliva/ludah
• Fungsi ludah
• Membersihkan mulut
• Membasahi & melarutkan bahan kimia dalam makanan
• Membantu membentuk bolus makanan --> mudah ditelan
• Mengandung enzim yang memecah makanan
• Mengandung zat antibakteri (lisozim) dan antibodi u/ membersihkan
rongga mulut dan mencegah kerusakan gigi
• Terdiri dari kelenjar ludah intrinsik dan ekstrinsik
• Kelenjar ludah intrinsik : kelenjar bukal, yang menyebar di mukosa
mulut
• Kelenjar ludah ekstrinsik : parotis, submandibularis, sublingualis
Ludah
• Disekresi dari sel serosa dan mukosa kelejar ludah, dikontrol oleh pusat
saliva di medula
• 97-99,5% air, larutan hipoosmotik, sedikit asam, mengandung:
• Elektrolit: Na+, K+, Cl-, PO42-, HCO3-
• Enzim pencernaan – amilase (menguraikan zat tepung menjadi polisakarida dan
maltose)
• Protein: mucin, lisosim, defensin, dan IgA
• Sisa metabolit: urea, asam urat
Pengendalian salivasi
Volume dan komposisi saliva bervariasi sesuai jenis stimulus dan jenis
inervasinya (sistem simpatis atau parasimpatis).
1. Stimulasi parasimpatis mengakibatkan vasodilatasi pembuluh darah dan
sekresi berair (serosa) yang banyak sekali.
2. Stimulasi simpatis mengakibatkan vasokonstriksi pembuluh darah dan
sekresi mucus yang lebih kental dan lengket. Obat-obatan yang
mengandung penghambat kolinergik (neuro transmitter parasimpatis)
mengakibatkan terjadinya sensasi mulut kering.
3. Pada manusia normal, saliva yang disekresi permenit adalah sebanyak 1
ml. Saliva yang disekresi dapat mencapai 1L sampai 1,5 L dalam 24 jam.
Gigi
• Terdiri dari 2 kelompok gigi
sementara/susu dan gigi tetap
• Gigi sementara (20 gigi), muncul pada
6-24 bulan. Tiap rahang terdapat:
• 4 gigi seri/insisivus
• 2 gigi taring/kanina
• 4 gigi geraham/molar
• Gigi tetap (32 gigi), uncul pada 6-12
tahun. Tiap rahang terdapat:
• 4 gigi seri/insisivus
• 2 gigi taring/kanina
• 4 gigi geraham depan/premolar
• 6 gigi gerham belakang/molar
Klasifikasi gigi
Dikelompokkan berdasarkan bentuk dan fungsi:
§ Gigi seri.insisivus à memotong
§ Gigi taring/kanina à merobek
§ Premolar dan molar à menggiling, menghancurkan

Fungsi gigi à proses mastikasi (pengunyahan).


Makanan yang masuk dalam mulut dipotong menjadi bagian-bagian kecil
dan bercampur dengan saliva untuk membentuk bolus makanan yang
dapat ditelan.
Struktur gigi
• Terdiri dari 2 bagian utama: mahkota dan
akar
• Mahkota : bagian gigi di atas gingival
(gusi)
• Akar: bagian gigi yang menempel pada
tulang rahang
• Leher – penghubung mahkota dan akar
• Enamel – bahan rapuh terdiri dari kristal
garam Ca & hidroksiapatit, melapisi
mahkota
• Ligamen periodontal : melekatkan gigi pada
alveolus rahang, membentuk sambungan
fibrosa yang disebut gomphosis
Struktur gigi
• Pulpa – jaringan penghubung, pembuluh darah
dan saraf
• Dentin – menyelubungi rongga pulpa dan
membentuk bagian terbesar gigi. Dentin pada
bagian mahkota tertutup oleh email dan di
bagian akar oleh sementum.
• Email terdiri dari 97% zat anorganik (terutama
kalsium fosfat) dan merupakan zat terkeras
dalam tubuh. Berfungsi untuk melindungi, tetapi
dapat tererosi oleh enzim dan asam yang
diproduksi bakteri mulut dan mengakibatkan
karies gigi.
• Fluorida dalam air minum atau yang sengaja
dikenakan pada gigi dapat memperkuat email.
Faring
• Dari mulut, oro dan laringofaring memungkinkan
• Makanan dan cairan masuk esophagus
• Udara ke trakhea
• Dibatasi oleh epitel dan kelenjar mucus
• Memiliki 2 lapisan otot skelet:
• Longitudinal dalam
• Konstriktor faringeal luar
Esofagus
• Tabung sepanjang 25 cm (10 inci) yang dimulai dari
laringofaring dan turun di belakang trakea melalui
mediastinum (rongga di antara paru-paru)
• Dinding terdiri dari 4 lapis:
• Lapisan luar – lapisan jaringan ikat yang renggang
• Lapisan otot yang terdiri dari 2 lapis serabut otot (sirkular
& longitudinal)
• 1 buah lap submucosa
• Dan paling dalam – selaput lendir/mukosa
• Makanan didorong ke esofagus menuju lambung secara
peristaltis
• Dua otot lingkar (sfingter), otot lingkar esofagus atas di
bagian atas esofagus dan otot lingkar kardia (otot lingkar
esofagus bawah) di dasar esofagus, mengendalikan
pergerakan makanan ke dalam dan ke luar esofagus.
Deglutisi (Penelanan)
• Dilakukan setelah mengunyah
• Terdiri dari 3 fase:
1.Fase bukal terjadi secara sadar di dalam mulut ketika lidah menggerakkan gumpalan
makanan ke dalam faring.
2.Fase faring terjadi secara tidak sadar ketika makanan memasuki faring, sebagai
berikut: langit-langit lunak dan tegak tertekuk ke atas menutup nasofaring untuk
mencegah masuknya makanan ke rongga hidung. Epiglotis, kelepak tulang rawan
yang fleksibel di atas laring, menekuk ke bawah sementara laring naik. Akibatnya,
lubang menuju laring tertutup, dan makanan hanya dapat masuk ke esofagus.
3.Fase esofagus terjadi secara tidak sadar di dalam esofagus. Otot lingkar esofagus,
yang biasanya tertutup, terbuka memungkinkan makanan lewat ketika laring naik
selama penelanan. Ketika makanan mencapai bagian bawah esofagus, otot lingkar
kardia terbuka memungkinkan makanan memasuki lambung.
Enzim Pencernaan
• Kompleks karbohidrat atau polisakarida (seperti tepung)
dipecah menjadi oligosakarida (mengandung 2-10 monosakarida
yang berhubungan), disakarida (seperti maltosa), atau
monosakarida tunggal (seperti glukosa dan fruktosa). Enzim
yang disebut amilase memecah amilum (tepung)
• Protein dipecah menjadi rantai asam amino pendek (peptida)
atau asam amino tunggal oleh enzim yang disebut protease.
• Lemak (lipida) dipecah menjadi gliserol dan asam lemak
(peptida) oleh enzim yang disebut lipase.
Lambung
• Organ berbentuk J, terletak pada bagian superior kiri rongga
abdomen di bawah diafragma
• Terdiri dari bagian kardia, fundus, bodi organ, dan bagian
pilorus.
• Lapisan lambung:
• Lapisan peritoneal luar: serosa
• Lapisan berotot: serabit longitudinal, serabut sirkular
(membentuk otot sfingter), serabut oblik
• Lapisan submucosa: pembuluh darah dan saluran limfe
• Lapisan mukosa: terdapat kerutan
Bagian lambung
1. Bagian kardia lambung adalah area di sekitar pertemuan esofagus dan
lambung (pertemuan gastroesofagus).
2. Fundus adalah bagian yang menonjol ke sisi kiri atas mulut esofagus.
3. Bodi lambung adalah bagian yang terdilatasi di bawah fundus, yang
membentuk dua pertiga bagian lambung. Tepi medial bodi lambung yang
konkaf disebut kurvatur kecil; tetapi lateral bodi lambung yang konveks
disebut kurvatur besar.
4. Bagian pilorus lambung yang menyempit di ujung bawah lambung dan
membuka ke duodenum. Antrum pilorus mengarah ke mulut pilorus yang
dikelilingi sfingter pilorus muskular tebal.
Lapisan pada lambung
• Lambung memiliki barrier mukosa à menjaga lambung tidak
terdigesti
• Lapisan tebal mukus kaya bikarbonat pada dinding
• Sel epitelium yang berikatan erat à kelenjar lambung yang
terdiri dari sel2 yang impermeable thp HCl
• Kerusakan sel epitelium dengan cepat akan diperbaiki
Fungsi Lambung
• Penyimpanan makanan à Menerima makanan, bekerja sebagai
penampung sementara (jangka pendek)
• Produksi kimus à Aktivitas lambung mengakibatkan terbentuknya
kimus (massa homogen setengah cair, berkadar asam tinggi yang
berasal dari bolus) dan mendorongnya ke dalam duodenum.
• Digesti protein à sekresi tripsin dan HCl. Mulai pencernaan protein,
diubah menjadi pepton
• Produksi faktor intrinsik (glikoprotein yang disekresi sel parietal)
• Produksi mucus à membentuk barrier 1 mm untuk melindungi
lambung
• Absorbsi à hanya sedikit. Obat larut lemak (aspirin) dan alkohol
dapat diabsorpsi di dinding lambung
Digesti dalam lambung
• Menguraikan makanan secara fisik dan kimia
• Menghantarkan kimus ke dalam usus halus
• Secara enzimatik mendisgesti protein (oleh pepsin)
• Mensekresi faktor intrinsik yang dibutuhkan untuk absorbs vitamin B12
Kelenjar dalam lambung
• Kelenjar gastrik kardia dan pylorus à sekresi mukus alkali
• Kelenjar gastrik antrum pilorik à sekresi hormon peptida (mucus
dan gastrin)
• Kelenjar fundus dan badan gastrik à berbagai sel sekretori:
• Mucus neck cell à sekresi mukus
• Parietal cell à sekresi HCl dan faktor intrinsik
• Chief cell (zimogenik) à sekresi pepsinogen. Pepsinogen diubah
menjadi pepsin oleh HCl dan pepsin itu sendiri melalui
mekanisme umpan balik positif
• Enteroendocrine cell à sekresi gastrin, endorphin, histamin,
serotonin, kolesitokinin dan somatostatin à ke lamina propria
Sekresi mukus
• Melindungi permukaan mukosa lambung yang berasal dari sel
epitel permukaan dan sel leher mukosa
• Berfungsi sebagai sawar protektif untuk mengatasi beberapa
bentuk cedera terhadap mukosa lambung
• Melindungi dinding lambung dari pencernaan-diri (self
digestion) karena pepsin dihambat apabila berkontak dengan
lapisan mucus
• Bersifat alkalis – melindungi lambung dari cedera asam dengan
menetralisir HCl yang terdapat di dekat mukosa lambung
Sekresi HCl
• Diproduksi oleh sel-sel parietal à menyebabkan pH lambung
<2
• Mengaktifkan enzim pepsinogen menjadi enzim aktif pepsin
dan membentuk lingkungan asam yang optimal untuk aktivitas
pepsin
• Membantu penguraian serat otot dan jaringan ikat, sehingga
partikel makanan yang berukuran besar dapat dipecah menjadi
partikel kecil (denaturasi protein)
• Bersama dengan lisozim air liur mematikan sebagian besar
mikroorganisme yang masuk bersama makanan
Sekresi pepsinogen
• Pepsinogen dibentuk di sitoplasma sel utama didalam vesikel sekretorik (granula
zymogen)
• Ketika disekresikan ke dalam lambung, pepsinogen diuraikan oleh HCl menjadi
enzim bentuk aktif, pepsin
• Setelah terbentuk, pepsin bekerja untuk menghasilkan lebih banyak pepsinogen.
Mekanisme suatu bentuk aktif enzim untuk mengaktifkan molekul enzim yang sama
disebut proses otokatalitik
• Pepsin dapat mencerna protein dengan memecah asam amino tertentu untuk
menghasilkan rantai peptida
• Pengaktifan pepsinogen tidak terjadi sampai enzim tersebut mencapai lumen dan
berkontak dengan HCl. Hal ini terjadi untuk mencegah pepsin mencerna struktur sel
tempat pepsin dihasilkan
Sekresi Faktor Intrinsik

• Suatu produk sekretorik sel parietal selain HCl, penting untuk penyerapan
vitamin B12
• Vitamin B12 diperlukan untuk pembentukan sel darah merah
• Apabila tidak terdapat faktor intrinsik, Vitamin B12 tidak dapat diserap à
produksi eritrosit terganggu à anemia pernisiosa
Regulasi sekresi asam lambung
• Sel parietal
• Reseptor asetilkolin, gastrin, dan histamin à menstimulasi produksi asam
lambung
• Reseptol PGE2 dan I2 à menginhibisi produksi asam lambung
• Gastrin: hormone di lambung dan duodenum à respon ingesti makanan
• Histamin: dilepaskan dari sel di mukosa lambung dan berdifusi ke sel
parietal, suatu stimulan asam kuat yang diproduksi dan disimpan dalam
jumlah besar di mukosa. Secara normal tidak disekresikan
• Pepsin : enzim proteolitik à mencerna protein
Pengaturan sekresi lambung
• Mekanisme neural dan hormonal mengatur pengeluaran cairan lambung
• Mekanisme stimulasi dan inhibisi terjadi dalam 3 fase:
• Fase sefalik (reflex) à sebelum makanan masuk
• Fase gastrik à makanan masuk ke lambung
• Fase intestinal à makanan masuk ke duodenum
Apa yang terjadi pada ketiga fase tersebut?
Fase Sefalik à melalui saraf vagus
• Mengacu pada peningkatan sekresi HCl dan pepsinogen yang terjadi
secara cepat sebagai respon terhadap rangsangan yang bekerja pada
kepala bahkan sebelum makanan mencapai lambung
• Eksitasi mencakup:
• Melihat dan memikirkan makanan
• Stimulasi reseptor dan bau
• Menuju hipotalamus, medulla oblongata (nucleus vagus) à stimulasi kelenjar
lambung (HCl dan pepsinogen)
• Inhibisi mencakup:
• Hilangnya nafsu makan dan depresi
• Penurunan dalam stimulasi bagian parasimpatik
Fase gastrik
• Terjadi ketika makanan sudah berada di dalam lambung
• Eksitasi mencakup:
§Distensi lambung
§Aktivasi kemoreseptor oleh peptide, kafein, dan peningkatan pH
§Pelepasan gastrin ke dalam darah à peningkatan pelepasan HCl
• Inhibisi mencakup:
• pH <2
• Gangguan emosional yang menurunkan kerja parasimpatis
Fase intestinal
• Fase eksitasi
• pH rendah; secara parsial makanan yang terdigesti masuk ke
duodenum dan mendorong aktivitas kelenjar gastrin melalui
gastrin intestinal
• Fase inhibisi (reflex enterogastric)
• Distensi duodenum, keberadaan khimus berlemak, asam atau
hipertonis, dan atau iritan dalam duodenum
Aktivitas kontraksi lambung
Motilitas lambung bersifat kompleks dan dikontrol oleh beberapa faktor:
1. Pengisian lambung (gastric filling)
2. Penyimpanan lambung (gastric storage)
3. Pencampuran lambung (gastric mixing)
4. Pengosongan lambung (gastric emptying)
Pengisian Lambung
• Dalam keadaan kosong, volume lambung ± 50 mL, namun dapat
mengembang dengan daya tampung lambung ± 1L
• Tekanan dalam lambung tetap rendah sampai mendekati daya tampung
1L à peran dari kelenturan otot polos lambung memungkinkan
ukurannya berubah pada tekanan yang tetap
• Plastisitas – kemampuan intrinsik otot polos untuk memberikan respon
tekanan-relaksasi
• Respon yang dimediasi oleh reflex:
• Relaksasi reseptif – makanan berjalan melalui esophagus, relaksasi otot lambung
• Relaksasi adaptif – lambung dilatasi pada saat terisi
Penyimpanan lambung
• Gelombang peristaltik bergerak ke pylorus dengan kecepatan 3
gelombang/menit
• Ritme eletrikal dasar ini diatus oleh sel pacemaker (sel Cajal) pada fundus à
mengatur kecepatan kontraksi
• Sel tersebut menghasilkan potensial gelombang lambat yang menyapu ke
bawah di sepanjang lambung menuju sfingter pylorus
• Gelombang peristaltik menyebar ke seluruh fundus dan korpus lalu ke antrum
dan sfingter pylorus.
• Lapisan otot di fundus dan korpus tipis sehingga kontraksi lemah. Saat
mencapai antrum, gelombang menjadi lebih kuat karena otot di antrum yang
tebal.
Pencampuran lambung
• Berlangsung di antrum yang berotot tebal à peristaltic kuat
• Kontraksi peristaltic lambung yang kuat merupakan penyebab makanan
bercampur dengan sekresi lambung menghasilkan kimus
• Gelombang peristaltic di antrum mendorong kimus ke arah sfingter pylorus
• Lubang sfingter pylorus cukup besar untuk air dan cairan lain lewat tetapi tidak
cukup untuk kimus. Dari 30ml kimus yang ditampung oleh antrum, hanya
beberapa milliliter yang dapat melalui sfingter
• Kimus akan:
• Dihantarkan sejumlah kecil ke duodenum
• Mendorong kembali ke lambung untuk pencampuran lebih lanjut
Gerakan tersebut disebut dengan retropulsi, menyebabkan kimus bercampur rata di antrum
Kontraksi lambung
Pengosongan lambung
• Pengosongan lambung diatur oleh:
• Refleks enterogastrik neural
• Mekanisme hormonal (enterogastrone)
• Mekanisme ini menginhibisi sekresi lambung dan pengisian duodenum
• Kimus kaya karbohidrat secara cepat bergerak melalui duodenum
• Kimus berlemak secara lambat dicerna sehingga lebih lama tinggal di
lambung
Faktor yang mempengaruhi pengosongan
lambung
• Jumlah kimus di lambung
• Derajat keenceran kimus
• Kesiapan duodenum menerima kimus (lemak, asam,
hipertonisitas, peregangan). Adanya satu atau lebih rangsangan
tersebut mengaktifkan reseptor duodenum yang sesuai,
kemudian memicu syaraf atau hormone yang mengerem
motilitas lambung dan memperlambat pengosongan lambung
dengan menurunkan eksitabilitas otot polos lambung
• Berlanjut di korpus lambung di bawah pengaruh amilase air liur yang ikut
tertelan
• Pencernaan protein dimulai di antrum lambung, tempat peristaltic yang
kuat mencampur makanan dengan getah lambung
Pankreas
• Berada dekat dengan
kurvatura besar lambung
• Bagian kepala dikelilingi oleh
duodenum & ekor berbatasan
dengan limpa
• Fungsi eksokrin
• Mensekresi cairan pankreatik
yang memecah makanan
• Sel asinus (bagian dari sel
sekretori) mengandung granul
zymogen dengan enzim
pencernaan
• Fungsi endokrin
• Melepaskan insulin dan glukagon
Komposisi dan fungsi cairan pankreatik
• Larutan air mengandung enzim dan elektrolit:
• Menetralkan kimus yang asam
• Memberikan lingkungan optimal untuk ensim pankreatik
• Mengandung natrium bikarbonat à menetralkan cairan asam yang datang dari
lambung à melindungi duodenum dari kerusakan oleh asam
• Bagian eksokrin dari pancreas terdiri dari sel sekretorik yang berhub
dengan ductus yang akhirnya bermuara ke duodenum
• Seperti pepsinogen, enzim pankreas aktif bila diperlukan: enzim
proteolitik (untuk pencernaan protein), amilase pancreas (pencernaan
karbohidrat), lipase pancreas (pencernaan lemak)
Enzim proteolitik pankreas
• Mensekresi trypsinogen, kimotripsinogen, dan
prokarboksipeptidase dalam bentuk inaktif
• Setelah mencapai duodenum, trypsinogen diaktifkan oleh
enterokinase à tripsin
• Tripsinogen harus tetap berada dalam bentuk inaktif di dalam
pankreas untuk mencegah mencerna sel dimana dia terbentuk
(di sel asinus)
• Pankreas menghasilkan inhibitor tripsin yang menghambat kerja
tripsin jika enzim ini tidak sengaja aktif
• Tripsin mengaktifkan:
• Kimotripsinogen à kimotripsin
• Prokarbiksipeptidase à karboksipeptidase
• Tiap enzim proteolitik menyerang ikatan peptida yang berbeda
• Produk akhir yang dihasilkan yaitu campuran asam amino dan rantai
peptida pendek
Amilase pankreas
• Berperan dalam pencernaan karbohidrat dengan mengubah polisakarida
menjadi disakarida
• Amilase disekresikan dalam bentuk aktif karena amilase tidak membahayakan
sel skretorik

Lipase pankreas
• Bertanggung jawab mencerna lemak
• Menghidrolisis trigliserida makanan menjadi monogliserida dan asam lemak
bebas
• Lipase disekresikan dalam bentuk aktif
Pengaturan sekresi pankreatik
• Sekretin dan CCK (kolesitokinin) dilepaskan ketika kimus lemak atau
asam masuk ke duodenum
• CCK dan sekretin masuk ke aliran darah
• Selama mencapai pankreas:
• CCK menginduksi sekresi cairan pankreatik yang mengandung enzim
• Sekretin menyebabkan sekresi cairan pankreatik mengandung bikarbonat
• Stimulasi vagus juga mengakibatkan pelepasan cairan pankreatik
Empedu
• Disekresi secara kontinyu oleh hati
• Tidak mengandung enzim pencernaan
• Garam2 empedu mengemulsikan globul lemak à memudahkan
pencernaannya oleh lipase
• Transpor produk akhir dari metabolisme lemak ke villi usus à dapat
diserap ke dalam pembuluh limfe
Komposisi empedu
• Warna kuning-hijau, larutan alkali mengandung garam empedu, pigmen
empedu, kolesterol, lemak netral, fosfolipid dan eletrolit
• Garam empedu adalah derivat kolesterol yang
• Mengemulsi lemak
• Memfasilitasi absorbs lemak dan kolesterol
• Membantu solubilisasi kolesterol
• Sirkulasi enterohepatic mendaur ulang garam empedu
• Pigmen empedu yang utama adalah bilirubin, produk buangan dari heme
Kandung empedu
• Kantung hijau pada permukaan ventral hati, berdinding tipis
• Menyimpan dan mengkonstentrasi empedu dengan
mengabsorbsi air dan ion2nya
• Melepaskan empedu melalui saluran sistis, yang mengalir ke
saluran empedu
Usus Halus
• Tembat berlangsungnya sebagian besar pencernaan dan penyerapan

• Setelah isi lumen meninggalkan usus halus, tidak terjadi lagi pencernaan
walaupun usus besar dapat menyerap sejumlah kecil garam dan air
• Panjang 6,3 m, diameter 2,5cm
• Dibagi menjadi 3 bagian: duodenum, jejunum, ileum
Pencernaan pada usus halus
• Saat masuk duodenum:
• Karbohidrat dan protein sebagian dicerna
• Pencernaan di usus halus
• Kimus dilepaskan perlahan ke duodenum
• Hipertonis dengan pH << à pencampuran diperlukan à untuk proses
pencernaan
• Absorbsi nutrisi terjadi disini
Motilitas pada usus halus
• Gerakan usus halus pada umumnya adalah segmentasi, bukan peristaltis.
Segmentasi : mencampur dan mendorong kimus, memejankan ke
permukaan absorptif
• Diinisiasi oleh sel pacemaker (sel cajal)
• Menggerakkan isi ke arah katup ileosekal
• Setelah nutrisi diabsorbsi
• Peristaltis dimulai sbg respon dari hormone mitilin dengan tiap gelombang mulai
distal ke bagian sebelumnya
• Bakteri, sel mukosa, dan debris bergerak ke usus besar
Segmentasi
usus halus
• Sekresi usus halus tidak mengandung enzim pencernaan, tapi pencernaan
di dalam lumen usus halus dilakukan oleh enzim pancreas. Enzim usus
halus bekerja intrasel di dalam membrane brush border
• Lumen usus halus menghasilkan mucus yang berfungsi sebagai proteksi
dan lubrikasi, dan menghasilkan H2O
• Akibat aktivitas enzim pankreas:
• Lemak direduksi à monogliserida dan asam lemak bebas yang dapat diserap
• Protein à peptida kecil dan asam amino
• Karbohidrat à disakarida dan monosakarida
• Permukaan luminal sel epitel usus halus terbentuk tonjolan seperti
rambut à brush border.
• Brush border mengandung:
• Enterokinase à mengaktifkan enzim pancreas trypsinogen
• Golongan disakaridase (sukrase, maltase, laktase) à menyelesaikan pencernaan
karbohidrat dengan menghidrolisis disakarida yang tersisa (sukrosa, maltose,
laktosa) menjadi monosakarida penyusunnya
• Aminopeptidase à hidrolisis fragmen peptide kecil menjadi komponen asam
aminonya
Penyerapan karbohidrat
• Karbohidrat sampai di usus halus untuk diserap dalam bentuk disakarida
maltose, sukrosa, dan laktosa
• Disakarida à monosakarida yang dapat diserap (glukosa, galaktosa, fruktosa)
• Glukosa dan galaktosa diserap oleh transport aktif. Pembawa di batas luminal
mengangkut monosakarida dan Na+ dari lumen ke dalam interior sel usus
• Setelah berada di dalam sel, keluar dari sel mengikuti penurunan gradien
konsentrasi untuk masuk ke darah
• Fruktosa diserap ke dalam darah melalui difusi terfasilitasi (transport pasif
yang diperantarai oleh pembawa
Proses Penyerapan
Karbohidrat
Penyerapan Protein
• Bukan hanya protein dari makanan, tetapi protein endogen (20-40 g)
yang masuk ke lumen
• Protein diubah menjadi asam amino dan fragmen peptide kecil
• Asam amino diserap menembus sel usus melalui transport aktif
• Peptida kecil masuk melalui pembawa lain dan diuraikan menjadi asm
amino oleh aminopeptidase di brush border atau oleh peptidase intrasel
• Proses penyerapan produk akhir karbohidrat dan protein melibatkan
sistem transportasi khusus yang diperantarai oleh pembawa dan
memerlukan pengeluaran energi serta transportasi Na+
Proses
Penyerapan
Protein
Penyerapan Lemak
• Lemak mengalami transformasi untuk diserap karena ada lemak yang
tidak larut dalam air
• Garam empedu membantu melarutkan lemak di sepanjang usus halus
• Kemudian garam empedu diserap di ileum terminal oleh transportasi
aktif (garam empedu berperan sebagai pembawa untuk direabsorpsi)
• Setelah berada di sel epitel, monogliserida dan asam lemak bebas
disintesis menjadi trigliserida à bergabung menjadi butir-butir dan
dibungkus oleh lapisan lipoprotein à larut dalam air dan dapat diserap
• Penyerapan lemak merupakan proses pasif karena lemak menjadi larut
dalam air dan dapat menembus membran
Proses
Penyerapan
Lemak
Usus Besar
ØTidak memiliki vili dan lipatan-lipatan sirkular, diameter lebih lebar,
panjang lebih pendek, daya rengang lebih besar dibanding usus halus
ØTerdiri dari sekum, kolon, apendiks, dan rektum
ØFungsi : mengabsorpsi 80% sampai 90% air dan elektrolit dari kimus
yang tersisa dan mengubah kimus dari cairan menjadi massa semi padat.
ØMemproduksi mucus, tidak mengandung enzim pencernaan
ØSejumlah bakteri dalam kolon mampu mencerna sejumlah kecil selulosa
dan memproduksi sedikit kalori nutrien bagi tubuh dalam setiap hari.
Bakteri juga memproduksi vitamin (K, riboflavin, dan tiamin) dan
berbagai gas.
• Usus besar mengekskresi zat sisa dalam bentuk feses.
1. Air mencapai 75% sampai 80% feses. Sepertiga materi padatnya adalah
bakteri dan sisanya yang 2% sampai 3% adalah nitrogen, zat sisa
organik dan anorganik dari sekresi pencernaan, serta mukus dan lemak.
2. Feses juga mengandung sejumlah materi kasar, atau serat dan selulosa
yang tidak tercerna. Warna coklat berasal dari pigmen empedu; bau
berasal dari kerja bakteri.
SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai