Anda di halaman 1dari 53

Modul Analisis Laporan Keuangan

Bab 1
LAPORAN KEUANGAN:
PENDAHULUAN

A. DEFINISI LAPORAN KEUANGAN


Analisis Laporan Keuangan sangat bergantung pada informasi yang disajikan
dalam Laporan Keuangan perusahaan. Laporan keuangan perusahaan
merupakan salah satu sumber informasi yang penting disamping informasi lain
seperti informasi industri, kondisi perekonomian, pangsa pasar perusahaan,
kualitas manajemen, dan lainnya.
Menurut Myer (1961 dalam Munawir, 2004) menyatakan bahwa
Laporan Keuangan adalah ” Dua daftar yang disusun oleh Akuntan pada akhir
periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah daftar neraca atau
daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar rugi-laba. Pada waktu
akhir-akhir ini sudah menjadi kebiasaan bagi perseroan-perseroan untuk
menambahkan daftar ketiga yaitu daftar surplus atau daftar laba yang tidak
dibagikan (Laba yang ditahan)”.
Selanjutnya sesuai dengan PSAK No. 1, Laporan Keuangan merupakan
bagian dari proses pelaporan keuangan, yang meliputi neraca, laporan laba rugi,
laporan perubahan posisi keuangan (laporan arus kas), catatan dan laporan lain
serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi, yang
meliputi tiga macam, yaitu (1) Laporan Laba/Rugi, (2) Neraca, dan (3)
Laporan Arus Kas. Selain ketiga laporan pokok tersebut, dihasilkan juga
laporan pendukung seperti Laporan Laba Ditahan, Perubahan Modal Sendiri,
dan diskusi-diskusi oleh pihak manajemen.

B. TUJUAN LAPORAN KEUANGAN


Laporan keuangan disusun dengan maksud untuk memberikan informasi
tentang hasil usaha, posisi finansial dan berbagai faktor yang menyebabkan

1
Modul Analisis Laporan Keuangan

terjadinya perubahan posisi finansial kepada berbagai pihak yang


berkepentingan dengan eksistensi perusahaan. Tujuan laporan keuangan bisa
dirumuskan ke dalam tujuan yang umum, yang kemudian diturunkan menjadi
tujuan-tujuan yang lebih spesifik.
1. Tujuan Umum
Tujuan yang paling umum adalah laporan keuangan harus memberikan
informasi yang bermanfaat untuk investor, kreditor, dan pemakai lainnya,
saat ini atau masa yang akan datang (potensial) untuk pembuatan keputusan
investasi, pemberian kredit, dan investasi atau keputusan semacam lainnya.

2. Tujuan Pemakai Eksternal


Laporan keuangan harus memberikan informasi yang bermanfaat untuk
pemakai eksternal untuk memperkirakan jumlah, waktu, dak ketidakpastian
(risiko) penerimaan kas yang berkaitan.

3. Tujuan Perusahaan (Lembaga)


Tujuan ketiga adalah laporan keuangan harus memberikan informasi untuk
membantu pihak eksternal untuk memperkirakan jumlah, waktu, dan
ketidakpastian aliran kas masuk bersih perusahaan.

4. Tujuan Spesifik_Informasi Mengenai Sumber Daya Ekonomi


dan Klaim Terhadap Sumber Daya Tersebut
Tujuan yang keempat merupakan tujuan yang paling spesifik. Tujuan ini
menandakan tipe informasi perusahaan yang harus diberikan dalam laporan
keuangan. Tujuan spesifik yang pertama adalah memberi informasi
mengenai sumber daya ekonomi perusahaan dan klaim-klaim atas
sumberdaya tersebut yang meliputi: hutang dan modal saham.

5. Tujuan Spesifik_Informasi Mengenai Pendapatan dan


Komponen-Komponennya
Tujuan spesifik kedua adalah bahwa laporan keuangan memberikan
informasi mengenai prestasi perusahaan selama periode tertentu untuk
membantu pihak eksternal menentukan harapannya (expectation) mengenai

2
Modul Analisis Laporan Keuangan

prestasi perusahaan pada masa-masa mendatang. Fokusnya pada informasi


mengenai pendapatan perusahaan yang komprehensif dan komponen-
komponennya.

6. Tujuan Spesifik_Informasi Aliran Kas


Tujuan spesifik lainnya adalah bahwa laporan keuangan memberi informasi
mengenai aliran kas perusahaan, bagaimana perusahaan menerima kas dan
mengeluarkan kas, mengenai pinjaman dan pelunasan pinjaman, dan
mengenai faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi likuiditas
perusahaan.

C. JENIS-JENIS LAPORAN KEUANGAN


Secara umum ada tiga bentuk laporan keuangan yang pokok yang dihasilkan
oleh suatu perusahaan, yaitu (1) Laporan Laba/Rugi, (2) Neraca dan (3)
Laporan Aliran Kas.

1. Laporan Laba/Rugi
Merupakan laporan prestasi (hasil usaha) perusahaan selama jangka waktu
tertentu. Tujuan utama penyajian laporan perhitungan laba/rugi adalah
untuk menentukan laba (rugi) yang dihasilkan oleh perusahaan dalam
jangka waktu (periode) yang tercakup dalam laporan keuangan tersebut.
Komponen yang disajikan di dalam Laporan Laba/Rugi terdiri dari
pendapatan dan biaya. Pendapatan meliputi semua sumber-sumber
ekonomi yang diterima oleh perusahaan dari transaksi penjualan barang dan
atau penyerahan jasa kepada pihak lain (pendapatan operasional/usaha),
serta pendapatan di luar usaha. Biaya adalah barang-barang dan jasa atau
aktiva yang dikorbankan dalam usaha perusahaan untuk merealisasikan
pendapatan dalam suatu periode akuntansi yang meliputi biaya yang terjadi
dalam rangka menjalankan usaha pokok perusahaan (biaya
operasional/usaha), dan biaya di luar usaha.

3
Modul Analisis Laporan Keuangan

2. Neraca
Yaitu suatu laporan yang disusun dengan tujuan untuk menggambarkan
posisi (kondisi) keuangan perusahaan pada suatu waktu tertentu (snapshot
keuangan perusahaan), yang meliputi aset (sumber daya atau resources)
perusahaan dan klaim atas aset tersebut (meliputi hutang dan saham
sendiri). Aset perusahaan menunjukkan keputusan penggunaan dana atau
keputusan investasi pada masa lalu, sedangkan klaim perusahaan
menunjukkan sumber dana tersebut atau keputusan pendanaan pada masa
lalu. Dana diperoleh dari pinjaman (hutang) dan dari penyertaan pemilik
perusahaan (modal).
Persamaan neraca bisa ditunjukkan sebagai berikut ini.
Aset = Hutang + Modal Pemilik

3. Laporan Aliran Kas


Laporan aliran kas atau laporan perubahan posisi keuangan yang
menyajikan informasi aliran kas masuk atau keluar bersih pada suatu
periode, hasil dari tiga kegiatan pokok perusahaan yaitu operasi, investasi,
dan pendanaan. Laporan aliran kas disusun terutama dari neraca perusahaan
(perubahan-perubahan dari dua neraca perusahaan pada tahun yang
berurutan. Tujuan utama dari laporan kas adalah untuk mengetahui
kemampuan perusahaan menghasilkan kas.

D. PENGGUNA LAPORAN KEUANGAN


Pengguna Laporan Keuangan secara umum bisa dikelompokkan ke dalam dua
kelompok yaitu (1) pemakai internal dan (2) pemakai eksternal.
a. Pemakai Internal
Pemakai internal adalah pihak manajemen yang bertanggungjawab terhadap
pengelolaan harian (jangka pendek) dan juga jangka panjang. Pemakai
informasi akuntansi internal bisa memperoleh baik laporan keuangan yang
dipublikasikan maupun informasi keuangan yang tidak dipublikasikan, serta
informasi non-keuangan lainnya yang relevan.

4
Modul Analisis Laporan Keuangan

b. Pemakai Eksternal
Pemakai eksternal adalah terdiri dari banyak pihak meliputi investor atau
calon investor (pembeli atau calon pembeli saham atau obligasi, kreditur
atau bank, pemasok (supplier), pelanggan (customer), dan pemakai lain
seperti karyawan, analis keuangan, pialang saham, pemerintah (berkaitan
dengan pajak), dan Bapepam (berkaitan dengan perusahaan yang go-
public).

LATIHAN 1
1. Apa tujuan Laporan Keuangan?
2. Sebutkan dan jelaskan Laporan Keuangan perusahaan yang pokok?
3. Jelaskan hubungan antar Laporan Keuangan?
4. Informasi apa saja yang diberikan oleh Laporan Keuangan?
5. Apa yang dilaporkan oleh Neraca?
6. Apa definisi Aset, Hutang, dan Modal Saham?
7. Jelaskan definisi dan contoh elemen-elemen Laporan Laba/Rugi?
8. Jelaskan tujuan dari Laporan Laba/Rugi?
9. Jelaskan hubungan akuntansi dengan pengambilan keputusan?
10. Sebutkan para pemakai informasi akuntansi?

5
Modul Analisis Laporan Keuangan

Bab 2
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

A. DEFINISI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN


Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya untuk
mengetahui prospek dan risiko perusahaan atau tingkat kesehatan suatu
perusahaan. Prospek bisa dilihat dari tingkat keuntungan (profitabilitas) dan
risiko bisa dilihat dari kemungkinan perusahaan mengalami kesulitan keuangan
atau mengalami kebangkrutan.
Analisis laporan keuangan berarti melakukan penelaahan atau
mempelajari hubungan-hubungan dan tendensi atau kecenderungan (trend)
untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasi serta perkembangan
perusahaan yang bersangkutan. Seorang Analis Keuangan harus melakukan
beberapa langkah sebagai berikut:
1. menentukan tujuan dari analisis keuangan,
2. memahami konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang mendasari
laporan keuangan, dan rasio-rasio keuangan yang diturunkan dari laporan
keuangan, dan
3. memahami kondisi ekonomi dan bisnis yang mempengaruhi usaha
perusahaan tersebut.
Setelah langkah-langkah di atas dilakukan, kemudian dapat dilakukan
analisis dengan menggunakan alat-alat analisis seperti analisis common size,
analisis perbandingan, analisis rasio, dan lain-lain.

B. TUJUAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN


Sesuai dengan tujuannya, seorang Analis Keuangan dapat menggunakan
Laporan Keuangan untuk melakukan analisis terhadap beberapa hal, antara lain:
1. Investasi Saham
Sertifikat saham merupakan bukti kepemilikkan suatu perusahaan. Investor
bisa membeli, menahan, dan kemudian menjual saham tersebut. Tujuan
analisis ini berkaitan dengan penilaian investor atau calon investor pada

6
Modul Analisis Laporan Keuangan

tingkat keuntungan (return) yang diharapkan untuk masa-masa mendatang


relatif terhadap risiko perusahaan tersebut. Perusahaan akan tetap menarik
apabila tambahan keuntungan bisa mengkompensasi tambahan risiko yang
muncul.

2. Pemberian kredit
Dalam analisis ini, yang menjadi tujuan pokok adalah menilai kemampuan
perusahaan untuk mengembalikan pinjaman yang diberikan beserta bunga
yang berkaitan dengan pinjaman tersebut (kemampuan perusahaan dalam
jangka panjang). Pihak pemberi pinjaman (kreditur) memperoleh
keuntungan dari bunga yang dibebankan atas pinjaman tersebut. Pinjaman
bisa bersifat jangka pendek, jangka menengah, atau jangka panjang.
Dengan kredit jangka pendek, analis akan memfokuskan pada kemampuan
perusahaan membayar kewajiban jangka pendeknya pada saat jatuh tempo.
Demikian juga dengan pinjaman jangka menengah dan pinjaman jangka
panjang.

3. Kesehatan Pemasok (Supplier)


Perusahaan yang tergantung pada “supply” pemasok akan mempunyai
kepentingan pada pemasok tersebut. Hal ini berkaitan dengan kelangsungan
usaha dari perusahaan pemasok tersebut. Dengan kemungkinan kerja sama
yang terus menerus, analis dari pihak perusahaan akan berusaha
menganalisis profitabilitas, kondisi keuangan, kemampuan untuk
menghasilkan kas untuk memenuhi operasi sehari-harinya, dan kemampuan
membayar kewajiban pada saat jatuh tempo. Pengetahuan akan kondisi
keuangan supplier juga akan bermanfaat bagi perusahaan dalam melakukan
negoisasi dengan supplier.

4. Kesehatan Pelanggan (Customer)


Penjualan kredit yang dilakukan perusahaan kepada pelanggan memerlukan
informasi keuangan pelanggan, terutama informasi mengenai kemampuan
pelanggan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Analisis yang

7
Modul Analisis Laporan Keuangan

dilakukan akan tergantung pada besarnya kredit, jangka waktu kredit, jenis
usaha pelanggan, besar kecilnya usaha pelanggan, dan lain-lain.

5. Kesehatan Perusahaan ditinjau dari Karyawan


Karyawan berkepentingan untuk menganalisis laporan keuangan
perusahaan untuk memastikan apakah perusahaan tempat dai bekerja atau
perusahaan yang akan dimasuki tersebut mempunyai prospek keuangan
yang bagus. Beberapa faktor yang bisa dianalisis antara lain profitabilitas
perusahaan, kondisi keuangan perusahaan, dan kemampuan menghasilkan
kas dari perusahaan.

6. Pemerintah
Pemerintah menganalisis keuangan perusahaan untuk menentukan besarnya
pajak yang dibayarkan, atau menentukan tingkat keuntungan yang wajar
bagi suatu industri. Selain itu, apabila perusahaan akan menjual sahamnya
ke pasar modal, maka pemerintah (Bapepam) akan menganalisis keuangan
perusahaan untuk menentukan layak tidaknya perusahaan tersebut untuk go
public.

7. Analisis Internal
Pihak internal perusahaan sendiri (pihak manajemen) akan memerlukan
informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan untuk menentukan sejauh
mana perkembangan perusahaan. Informasi tersebut digunakan sebagai
basis evaluasi manajemen, dasar pengambilan keputusan, perencanaan atau
untuk mengevaluasi perubahan strategi.

8. Analisis Pesaing
Kondisi keuangan pesaing dianalisis oleh perusahaan dengan tujuan untuk
menentukan sejauh mana kekuatan keuangan pesaing. Informasi tersebut
dipakai untuk penentuan strategi perusahaan seperti strategi harga, strategi
merebut pangsa pasar, atau keputusan lainnya.

8
Modul Analisis Laporan Keuangan

9. Penilaian Kerusakan
Analisis keuangan juga bisa dipakai untuk menentukan besarnya
kerusakan / kerugian yang dialami oleh perusahaan. Misalnya, pihak
perusahaan asuransi menggunakan informasi akuntansi untuk menentukan
besarnya kerusakan yang dialami perusahaan dan ganti rugi yang
dibayarkan kepada perusahaan.

C. METODA DAN TEKNIK ANALISIS LAPORAN


KEUANGAN
Metoda dan teknik analisis (alat-alat analisis) digunakan untuk menentukan dan
mengukur hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan sehingga dapat
diketahui perubahan-perubahan dari masing-masing pos tersebut apabila
diperbandingkan dengan laporan dari beberapa periode untuk satu perusahaan
tertentu, atau diperbandingkan dengan alat-alat pembanding lainnya (misalnya:
laporan keuangan perusahaan lainnya).
Tujuan dari setiap metoda dan teknik analisis adalah untuk
menyederhanakan data sehingga data lebih mudah dimengerti. Pertama-tama
penganalisis harus mengorganisir atau mengumpulkan data yang diperlukan,
mengukur, kemudian menganalisis dan menginterpretasikan sehingga data
menjadi lebih berarti. Ada dua metoda analisis yang digunakan yaitu analisis
vertikal dan analisis horizontal.
1. Analisis vertikal yaitu apabila laporan keuangan yang dianalisis
hanya meliputi satu periode atau satu saat saja, yaitu dengan
memperbandingkan antara pos yang satu dengan pos lainnya dalam laporan
keuangan tersebut, sehingga hanya akan diketahui keadaan keuangan atau
hasil operasi pada saat itu saja. Analisis vertikal disebut juga sebagai
metoda analisis statis karena kesimpulan yang dapat diperoleh hanya
untuk satu periode saja tanpa mengetahui perkembangannya.
2. Analisis horizontal yaitu analisa dengan melakukan perbandingan
laporan keuangan untuk beberapa periode atau beberapa saat, sehingga
akan diketahui perkembangannya. Analisis horizontal disebut juga sebagai
metoda analisis dinamis.

9
Modul Analisis Laporan Keuangan

Teknik analisis yang biasa digunakan dalam analisis keuangan adalah


sebagai berikut ini.
1. Common-Size Analysis
Analisis common size disusun dengan jalan menghitung tiap-tiap rekening
dalam Laporan Laba/Rugi dan Neraca menjadi proporsi dari total penjualan
(untuk Laporan Laba/Rugi) atau dari total aktiva (untuk Neraca). Analisis
common size dihitung dengan menghitung persentase setiap item dalam
Neraca terhadap total aktiva (dalam common size Neraca), atau menghitung
persentase setiap item Laporan Laba/Rugi terhadap total penjualan (dalam
common size Laporan Laba/Rugi). Analisis common size membuat laporan
keuangan menjadi lebih mudah dibaca dan memudahkan pembacaan data-
data keuangan untuk beberapa periode (untuk mencari trend-trend tertentu).

2. Comparative Analysis
Analisis berdasarkan laporan keuangan akan melibatkan beberapa
perbandingan baik terhadap perusahaan lainnya atau terhadap data pada
periode-periode sebelumnya. Rasio-rasio atau data-data keuangan yang
telah dihitung untuk suatu perusahaan bisa dibandingkan dengan data masa
lalu dan juga dengan data keuangan perusahaan lain agar diperoleh
interpretasi yang lebih baik. Analisis yang dilakukan dengan
membandingkan data keuangan dengan data-data masa lalu maka disebut
analisis time-series. Selain itu, analisis perbandingan juga bisa dilakukan
dengan membandingkan data keuangan perusahaan dengan data perusahaan
lain atau rata-rata industri yang disebut dengan analisis cross-section.

3. Ratio Analysis
Analisis rasio merupakan metoda analisa untuk mengetahui hubungan dari
pos-pos tertentu dalam Neraca atau Laporan Laba/Rugi secara individu
atau kombinasi dari kedua laporan tersebut. Rasio-rasio keuangan pada
dasarnya disusun dengan menggabung-gabungkan angka-angka di dalam
atau antara Laporan Laba/Rugi dan Neraca. Analisis rasio keuangan dapat
menghilangkan pengaruh ukuran perusahaan. Pada dasarnya analisis rasio
bisa dikelompokkan ke dalam lima macam kategori, meliputi rasio

10
Modul Analisis Laporan Keuangan

likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, rasio aktivitas, dan rasio


pasar. Kelima rasio tersebut ingin melihat prospek dan risiko perusahaan
pada masa yang mendatang. Faktor prospek dan risiko tersebut akan
mempengaruhi harapan investor terhadap perusahaan pada masa-masa
mendatang.

LATIHAN 2
1. Jelaskan lingkup analisis keuangan?
2. Informasi apakah yang diberikan kepada Analisis Keuangan?
3. Jelaskan beberapa tujuan dari analisis laporan keuangan?
4. Apakah yang perlu diperhatikan dalam analisis laporan keuangan?
5. Mengapa perlu membandingkan suatu rasio keuangan dengan standar
tertentu seperti standar industri?
6. Apakah yang dimaksud dengan analisis common-size?
7. Apakah yang dimaksud dengan analisis perbandingan (comparative
analysis)?
8. Apakah yang dimaksud dengan analisis rasio?
9. Sebutkan dan jelaskan teknik-teknik analisis rasio keuangan?
10. Sebutkan manfaat dari penggunaan analisis rasio?

11
Modul Analisis Laporan Keuangan

Bab 3
COMMON-SIZE ANALYSIS

A. DEFINISI COMMON-SIZE ANALYSIS


Laporan dengan persentase per komponen atau common size analysis adalah
suatu metoda analisis untuk mengetahui persentase investasi pada masing-
masing aktiva terhadap total aktivanya, juga untuk mengetahui struktur
permodalannya dan komposisi pembiayaannya yang terjadi dihubungkan
dengan total penjualannya.

B. TUJUAN COMMON-SIZE ANALYSIS


Tujuan common-size analysis adalah untuk memperoleh gambaran tentang
perubahan-perubahan dalam masing-masing pos dari tahun ke tahun dalam
hubungannya dengan total aktiva atau total penjualannya serta memudahkan
pembacaan data-data keuangan untuk beberapa periode (untuk mencari trend-
trend tertentu).
Hal ini akan bermanfaat dalam membandingkan bagaimana proporsi
suatu pos dari suatu perusahaan untuk dua waktu yang berbeda, atau dalam
membandingkan pos yang sama pada waktu yang sama untuk dua perusahaan
atau lebih yang sejenis. Apabila laporan keuangan disajikan dalam persentase-
persentase, yaitu persentase dari masing-masing pos aktiva terhadap total
aktivanya, masing-masing pos pasiva terhadap total pasivanya serta pos-pos
laba/rugi terhadap total penjualannya sehingga akan diperoleh suatu dasar atau
ukuran umum yang dapat digunakan sebagai pembanding.

C. METODA COMMON-SIZE ANALYSIS


Teknik untuk merubah jumlah-jumlah (pos/komponen) rupiah dalam suatu
laporan keuangan menjadi persentase-persentase dapat dilakukan sebagai
berikut:

12
Modul Analisis Laporan Keuangan

1. nyatakan total aktiva, total pasiva, serta total penjualan netto masing-
masing dengan 100%, dan
2. hitunglah rasio dari tiap-tiap pos atau komponen dalam laporan
keuangan dengan cara membagi jumlah rupiah dari masing-masing pos
aktiva dengan total aktivanya, jumlah rupiah masing-masing pos pasiva
dengan total pasivanya dan masing-masing pos rugi laba dengan total
penjualan nettonya, dikalikan 100%.
3. dalam analisis ini, semua komponen atau pos dihitung persentasenya
dari jumlah totalnya, tetapi untuk lebih meningkatkan mutu (kualitas data)
maka masing-masing pos tersebut tidak hanya dihitung persentase dari
jumlah totalnya tetapi juga dihitung persentase masing-masing komponen
terhadap sub totalnya, misalnya komponen aktiva lancar ditentukan
persentasenya terhadap jumlah aktiva lancar.
Untuk memperjelas berikut ini disajikan rumus perhitungannya dari
analisis common size.

Saldo piutang x 100% = %


Total aktiva

Saldo hutang dagang x 100% = %


Total pasiva

Harga pokok penjualan x 100% = %


Penjualan netto

D. CONTOH COMMON-SIZE ANALYSIS


Berikut ini disajikan contoh penerapan analisis common-size pada PT
Metrodata Electronics Tbk untuk periode yang berakhir 31 Desember 2004
(data laporan keuangan terlampir).
Penjelasan:
* Harga pokok penjualan x 100% = 809.985 = 85,8
Penjualan netto 944.300
** Kas x 100% = 46.733 = 10.3
Total Aktiva 452.368

13
Modul Analisis Laporan Keuangan

14
Modul Analisis Laporan Keuangan

15
Modul Analisis Laporan Keuangan

Tabel 3.1. di atas menunjukkan persentase Harga Pokok Penjualan mengalami


kenaikkan, hal ini dimungkinkan karena adanya kenaikan biaya angkut
pembelian barang dagangan, dan biaya-biaya lain yang terkait langsung dengan
barang dagangan. Namun secara keseluruhan kinerja keuangan perusahaan
mengalami kenaikan yaitu dengan adanya kenaikan laba dari 1,9% menjadi
Selanjutnya Tabel 3.2. di atas menunjukkan proporsi Piutang Usaha
mengalami kenaikan sebesar 7,1%. Kenaikan tersebut dapat meningkatkan risiko
tidak tertagihnya piutang, apabila perusahaan gagal dalam mengelola Piutang
Usaha.

LATIHAN 3
1. Apakah yang dimaksud dengan analisis common-size?
2. Apakah tujuan dari analisis common-size?
3. Metoda apa sajakah yang digunakan dalam analisis common-size?
4. Bagaimana membentuk laporan common-size?
5. Apakah manfaat dari analisis common-size?

Bab 4

16
Modul Analisis Laporan Keuangan

COMPARATIVE ANALYSIS

A. DEFINISI COMPARATIVE ANALYSIS


Analisis perbandingan laporan keuangan (comparative analysis) adalah metoda
dan teknik analisis dengan cara membandingkan data laporan keuangan untuk
dua periode atau lebih (perbandingan dengan data historis) ataupun dengan cara
membandingkan data tersebut terhadap data keuangan perusahaan lain atau
industri sejenis sehingga diperoleh interpretasi yang lebih baik. Analisis
perbandingan meliputi Perbandingan Laporan Laba/Rugi dan Perbandinga
Neraca.
Laporan Laba/Rugi yang diperbandingkan menunjukkan penghasilan,
biaya, laba atau rugi netto dari hasil operasi perusahaan dalam dua periode atau
lebih. Adapun Neraca yang diperbandingkan (comparative balance sheet)
menunjukkan aktiva, hutang serta modal perusahaan pada dua tanggal atau lebih
untuk satu perusahaan, atau pada tanggal tertentu untuk dua perusahaan yang
berbeda.

B. TUJUAN COMPARATIVE ANALYSIS


Analisis perbandingan (comparative analysis) bertujuan untuk melihat prestasi
keuangan suatu perusahaan yang nantinya akan menunjukkan perbaikan atau
sebaliknya menunjukkan suatu penurunan sehingga dapat diambil kebijakan
tertentu oleh pihak manajemen perusahaan.
Perubahan-perubahan yang terjadi merupakan hal yang penting untuk
diketahui manajemen untuk menunjukkan seberapa besar perubahan kondisi
keuangan perusahaan yang kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor,
misalnya perubahan di dalam posisi keuangan dalam suatu periode atau
kemungkinan disebabkan karena laba atau rugi yang bersifat operasional
maupun insidental.

C. METODA COMPARATIVE ANALYSIS

17
Modul Analisis Laporan Keuangan

Analisis keuangan akan lebih tajam apabila angka-angka dalam data keuangan
dibandingkan dengan standar tertentu. Standar tersebut bisa berupa (1) standar
internal yang ditetapkan oleh manajemen seperti target yang telah ditetapkan, (2)
perbandingan historis atau membandingkan angka-angka keuangan dengan
angka-angka sebelumnya (data historis), dan (3) perbandingan dengan
perusahaan atau industri yang sejenis.
Apabila laporan keuangan dianalisis dengan mengadakan pembandingan
dari laporan-laporan selama beberapa periode, maka analisis ini disebut analisis
horizontal atau analisis dinamis. Dengan mengadakan atau menggunakan
analisis dinamis akan diperoleh hasil analisis yang lebih memuaskan karena
dengan laporan keuangan yang diperbandingkan untuk beberapa periode akan
diketahui sifat dan tendensi perubahan yang terjadi dalam perusahaan. Dalam
teknik analisis perbandingan dapat dinyatakan dalam:
a. data absolut atau jumlah-jumlah dalam rupiah,
b. kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah,
c. kenaikan atau penurunan dalam persentase,
d. perbandingan yang dinyatakan dengan rasio, dan
e. persentase dari total.
Atas dasar beberapa hal tersebut, maka metoda comparative analysis terdiri
dari dua metoda yaitu sebagai berikut.
1. Analisis time-series yaitu apabila analisis dilakukan dengan
membandingkan data keuangan dengan data keuangan masa lalu (analisis
historis data keuangan). Analisis time-series bertujuan untuk melihat tren-
tren yang timbul berdasarkan data keuangan operasi perusahaan yang
kemudian dapat dilakukan analisis lebih lanjut dibalik tren tersebut.
2. Analisis cross-section yaitu apabila analisis perbandingan data
keuangan dilakukan antar perusahaan-perusahaan yang sejenis atau rata-rata
industri. Dalam analisis cross-section, tugas seorang analis adalah
mengidentifikasi industri yang relevan untuk perbandingan. Pada umumnya,
perusahaan yang dipilih sebagai perbandingan adalah perusahaan yang
mempunyai produk yang serupa (merupakan substitusi satu sama lain),
mempunyai strategi yang sama, mempunyai ukuran yang sama, dan
mempunyai umur yang sama.

18
Modul Analisis Laporan Keuangan

D. CONTOH COMPARATIVE ANALYSIS

19
Modul Analisis Laporan Keuangan

Berikut penjelasan dari contoh Comparative Analysis laporan keuangan (Neraca) PT


Metrodata Electronic Tbk:
Kolom (C) menunjukkan perubahan baik kenaikan maupun penurunan absolut
(jumlah dalam rupiah), sedang kolom (D) menunjukkan pertambahan atau pengurangan
yang dinyatakan dalam persentase. Kolom (E) atau kolom rasio dihitung dengan membagi
jumlah rupiah tiap pos dari tahun yang diperbandingkan (tahun 2004) dengan tahun
pembanding (tahun 2003). Kolom (F) dan (G) atau persentase dari total dihitung dengan
cara membagi masing-masing pos aktiva dengan jumlah aktivanya dan masing-masing pos
pasiva dibagi dengan jumlah pasiva. Untuk laporan laba rugi, dengan membagi pos-pos
pendapatan dan biaya dengan jumlah penjualan bersih.
CARA PERHITUNGAN
Kolom (C) = Kolom (B) – Kolom (A)
Kas dan setara kas 99.099 – 46.733 = 52.366

Kolom (D) = Kolom (C) x 100%


Kolom (A)
Kas dan setara kas 52.366 x 100% = 112%
46.733

Kolom (E) = Kolom (B)


Kolom (A)
Kas dan setara kas 99.099 = 2.12
43.733

Kolom (F) untuk (2003) = pos-pos aktiva x 100%


Total aktiva
Kas dan setara kas 46.733 x 100% = 10%
452.368

Kolom (G) untuk (2004) = pos-pos aktiva x 100%


Total aktiva
Kas dan setara kas 99.099 x 100% = 16%

20
Analisis Laporan Keuangan

611.042LATIHAN 4
1. Apakah yang dimaksud dengan analisis perbandingan (comparative
analysis) laporan keuangan?
2. Apakah tujuan dari analisis perbandingan (comparative analysis)?
3. Sebutkan dan jelaskan dua (2) metoda yang digunakan dalam (comparative
analysis)?
4. Kriteria apakah yang dijadikan dasar dalam melakukan analisis
perbandingan?
5. Apakah manfaat yang diperoleh dari analisis perbandingan (comparative
analysis)?
6. Apa yang dimaksud dengan perbandingan cross-section dan perbandingan
time-series?
7. Hal-hal apa yang harus dilakukan apabila kita akan melakukan analisis data
time-series?
8. Apakah manfaat analisis time-series?
9. Apakah manfaat analisis cross-section?

21
Analisis Laporan Keuangan

Bab 5
ANALISIS RASIO LIKUIDITAS

A. DEFINISI RASIO LIKUIDITAS


Istilah likuiditas berasal dari kata likuid yang berarti cair. Suatu perusahaan
dikatakan likuid apabila perusahaan itu sanggup membayar hutang jangka
pendeknya tepat pada waktunya. Dengan kata lain, rasio likuiditas adalah rasio
yang mengukur kemampuan perusahaan agar segera memenuhi kewajiban
jangka pendeknya. Rasio ini mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek
perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap hutang
lancarnya (hutang dalam hal ini merupakan kewajiban perusahaan).
Likuiditas perusahaan dianggap sangat penting sehingga sering
dikatakan bahwa likuiditas memberikan kesan pertama tentang baik buruknya
suatu perusahaan. Rasio untuk menilai posisi keuangan jangka pendek
(likuiditas) ini terdiri dari: Rasio Lancar (Curent Ratio), Rasio Cepat (Quick
Ratio atau Acid Test Ratio), dan Rasio Kas (Cash Ratio).
Rasio lancar mengukur kemampuan perusahaan memenuhi hutang
jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya (aktiva yang akan
berubah menjadi kas dalam waktu satu tahun atau satu siklus bisnis). Adapun
Rasio Quick merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan.
.Selanjutnya Rasio Kas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan hanya memperhitungkan uang
kas, setara kas, dan investasi jangka pendek.
Di antara ketiga komponen aktiva lancar (kas, piutang, dan persediaan),
persediaan biasanya dianggap merupakan aset yang paling tidak likuid. Hal ini
berkaitan dengan semakin panjangnya tahap yang dilalui untuk sampai menjadi
kas, yang berarti waktu yang diperlukan untuk menjadi kas semakin lama dan
adanya ketidakpastian nilai persediaan. Dengan alasan tersebut, persediaan
dikeluarkan dari aktiva lancar untuk perhitungan Rasio Quick.

22
Analisis Laporan Keuangan

B. TUJUAN ANALISIS RASIO LIKUIDITAS


Rasio likuiditas bertujuan untuk memperkirakan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kebutuhan jangka pendeknya. Rasio ini berkaitan dengan besarnya
sumber daya yang tersedia untuk memenuhi kewajiban jangka pendek
perusahaan yang dibedakan menjadi: (1) rasio lancar, (2) rasio quick, dan (3)
rasio kas.

C. METODA ANALISIS RASIO LIKUIDITAS


1. Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio lancar dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan hutang lancar.
Rasio ini menunjukkan besarnya kas yang dipunyai perusahaan ditambah
aset-aset yang bisa berubah menjadi kas dalam waktu satu tahun, relatif
terhadap besarnya hutang-hutang yang jatuh tempo dalam jangka waktu
dekat (tidak lebih dari satu tahun).
Berikut ini rumus perhitungan rasio lancar.

Rasio lancar = Aktiva Lancar


Hutang Lancar

2. Rasio Cepat (Quick Ratio/Acid Test Ratio)


Alternatif lain dari rasio lancar adalah rasio quick atau sering disebut sebagi
rasio acid-test. Rasio ini menggunakan aset-aset yang akan berubah
menjadi kas dengan lebih cepat. Karena persediaan dianggap sebagai aktiva
lancar yang paling lama untuk berubah menjadi kas, maka dalam
perhitungan rasio quick persediaan dikeluarkan dari angka yang dibagi
(numerator). Dengan demikian aktiva lancar yang dimasukkan adalah kas,
surat-surat berharga, dan piutang.
Pada umumnya persediaan barang dianggap memerlukan waktu
yang relatif lama untuk dapat direalisasi menjadi kas. Misalnya, persediaan
bahan baku harus dibuat menjadi barang jadi, kemudian dijual secara kredit
sehingga menimbulkan piutang dan selanjutnya piutang ditagih menjadi
uang kas. Demikian juga halnya biaya-biaya dibayar di muka, umumnya

23
Analisis Laporan Keuangan

tidak diharapkan akan diuangkan kembali. Oleh sebab itu, persediaan


barang dan biaya dibayar di muka tidak dimasukkan ke dalam aktiva cair
dan tidak dapat dipergunakan untuk membayar hutang lancar.
Untuk mendapatkan kepastian yang lebih jelas tentang kemampuan
suatu perusahaan dalam mambayar hutang lancarnya perlu dihitung acid
test ratio atau sering disebut Rasio Quick. Acid test ratio adalah
perbandingan antara harta lancar yang paling cepat dapat diuangkan seperti:
kas, surat berharga dan piutang dagang, dengan hutang lancar.
Rasio ini lebih tajam dari rasio lancar karena hanya membandingkan
harta yang sangat mudah diuangkan dengan hutang lancar. Mengenai
besarnya acid test ratio belum ada ketentuan yang mutlak, namun sebagai
pedoman dapat dikemukakan pendapat berikut :
Apabila kita menggunakan acid test ratio untuk menentukan tingkat
likuiditas, maka secara umum dapat dikatakan bahwa suatu perusahaan
yang mempunyai quick ratio kurang dari 1 : 1 atau 100 % dianggap kurang
baik tingkat likuiditasnya.
Berikut rumus perhitungan Rasio Cepat (Quick Ratio):

Rasio quick = Aktiva Lancar – Persediaan


Hutang Lancar

3. Rasio Kas (Cash Ratio).


Rasio ini menunjukkan aktiva lancar yang paling likuid (mudah dicairkan
atau diuangkan) dan dapat digunakan segera untuk memenuhi kewajiban
jangka pendek perusahaan. Dalam menghitung rasio ini, baik persediaan
maupun piutang dikeluarkan dari aktiva lancar. Rasio ini membandingkan
total kas dan setara kas dan investasi jangka pendek dengan total hutang
lancar. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

Cash Ratio = Kas dan Setara Kas + Inv. Jangka Pendek


Hutang Lancar

24
Analisis Laporan Keuangan

D. CONTOH ANALISIS RASIO LIKUIDITAS


Berikut contoh perhitungan rasio likuiditas dari PT Metrodata Electronics
Tbk (dalam jutaan Rupiah) pada tahun 2004:
1. Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio Lancar = Aktiva Lancar = 464.790 = 1,66
Hutang Lancar 280.760

Rasio di atas menunjukkan bahwa jumlah aktiva lancar yang dimiliki


perusahaan sebesar 1,66 kali hutang lancarnya, atau setiap Rp 1,00 hutang
lancar dijamin dengan Rp 1,66 aktiva lancar.

2. Rasio Quick (Acid test Ratio)


Rasio Quick = Aktiva Lancar – Persediaan = 464.790 – 71.385 = 1,40
Hutang Lancar 280.760

Rasio di atas menunjukkan bahwa setiap Rp 1,00 hutang lancar dijamin


dengan Rp 1,40 aktiva lancar setelah dikurangi persediaan.

3. Rasio Kas (Cash Ratio)


Rasio Kas = Aktiva Lancar – Persediaan – Piutang Usaha
Hutang Lancar
= 464.790 – 71.385 – 222.844 = 0,61
280.760
Rasio di atas menunjukkan bahwa setiap Rp 1,00 hutang lancar dijamin
dengan Rp 0.61 aktiva lancar setelah dikurangi persediaan dan piutang
usaha (kas dan setara kas beserta efek-efek).

25
Analisis Laporan Keuangan

LATIHAN 5
1. Sebutkan dan berikan pengertian singkat rasio-rasio yang termasuk dalam
analisis rasio likuiditas?
2. Bagaimana mengukur likuiditas suatu perusahaan?
3. Mengapa quick ratio digunakan untuk melengkapi rasio lancar?
4. Jelaskan rasio-rasio yang bisa dipakai untuk mengukur likuiditas jangka
pendek?
5. Jelaskan beberapa hal yang menjadi kesulitan dalam interpretasi rasio
lancar?

Bab 6
26
Analisis Laporan Keuangan

ANALISIS RASIO AKTIVITAS

A. DEFINISI RASIO AKTIVITAS


Rasio Aktivitas adalah rasio yang mengukur sejauh mana efektivitas
penggunaan aset dengan melihat tingkat aktivitas aset. Rasio ini melihat pada
beberapa aset kemudian menentukan berapa tingkat aktivitas aktiva-aktiva
tersebut pada tingkat kegiatan tertentu. Aktivitas yang rendah pada tingkat
penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin besarnya dana kelebihan yang
tertanam pada aktiva-aktiva tersebut. Dana kelebihan tersebut akan lebih baik
bila ditanamkan pada aktiva lain yang lebih produktif.

B. TUJUAN ANALISIS RASIO AKTIVITAS


Rasio aktivitas juga mengukur kemampuan perusahaan dalam menggunakan
dana yang tersedia yang tercermin dalam perputaran modalnya. Rasio aktivitas
menunjukkan seberapa efektif perusahaan dalam menggunakan sumber-sumber
dana yang yang ada dalam perusahaan. Rasio ini menyangkut sebagai investasi
dalam aktiva lancar dan aktiva tetap. Investasi yang terlalu besar akan
mengakibatkan rasio aktivitas semakin rendah. Ini berarti dana yang tertanam
akan lebih lambat perputarannya atau dengan kata lain penggunaan dana kurang
efektif.

C. METODA ANALISIS RASIO AKTIVITAS


Berikut ini adalah rasio-rasio yang termasuk dalam rasio aktivitas.
1. Rasio Perputaran Piutang
Rata-rata umur piutang melihat berapa lama yang diperlukan untuk
melunasi piutang (merubah piutang menjadi kas). Semakin lama rata-rata
piutang berarti semakin besar dana yang tertanam pada piutang. Rata-rata
umur piutang bisa dihitung melalui dua tahap yaitu dengan menghitung
perputaran piutang dan kemudian menghitung rata-rata umur piutang. Rasio
ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

27
Analisis Laporan Keuangan

Perputaran Piutang = Penjualan


Piutang

Rata-rata umur Piutang = 365/Perputaran Piutang , atau

Rata-rata umur piutang = Piutang Dagang


Penjualan/365

Perputaran piutang yang dimiliki suatu perusahaan mempunyai hubungan


yang erat dengan jumlah penjualan kredit. Jumlah piutang dagang dan
kegiatan taksiran waktu pengumpulannya dapat diketahui dengan
menghitung tingkat perputaran piutang tersebut yaitu dengan membagi
jumlah penjualan kredit dengan piutang rata-rata. Jika tersedia informasi
penjualan kredit, angka penjualan yang dipakai sebaiknya angka penjualan
kredit. Untuk melihat baik tidaknya angka tersebut, perusahaan bisa
membandingkan dengan angka industri atau membandingkan dengan
kebijakan kredit perusahaan.
Angka rata-rata piutang yang terlalu tinggi menunjukkan
kemungkinan tidak kembalinya piutang yang lebih tinggi. Sebaliknya,
angka yang terlalu rendah bisa jadi merupakan indikasi kebijakan piutang
yang terlalu ketat, dan ini akan menurunkan penjualan dari yang seharusnya
bisa dimanfaatkan.
Semakin tinggi tingkat perputaran piutang berarti semakin cepat
dana yang diinvestasikan pada piutang dagang dapat ditagih menjadi uang
tunai atau menunjukkan modal kerja yang ditanam dalam piutang rendah.
Sebaliknya jika tingkat perputaran piutang rendah berarti piutang dagang
membutuhkan waktu yang lebih lama untuk dapat ditagih dalam bentuk
uang tunai atau menunjukkan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang
besar.

2. Rasio Perputaran Persediaan

28
Analisis Laporan Keuangan

Perputaran persediaan menunjukkan berapa kali persediaan barang berputar


selama satu periode tertentu, tingkat perputaran persediaan ini dihitung
dengan membagi harga pokok penjualan dengan persediaan rata-rata
dengan rumus:

Perputaran Persediaan = Harga Pokok Penjualan


Persediaan

Rata-rata umur persediaan = 365/Perputaran Persediaan

Rata-rata umur persediaan bisa dihitung langsung sebagai berikut =

Rata-rata umur persediaan = Persediaan


HPP/365

Alternatif lain adalah dengan menggunakan rata-rata persediaan untuk


persediaan. Rata-rata persediaan bisa dihitung sebagai berikut:
(Persediaan Awal + Persediaan Akhir)/2
Besarnya tingkat perputaran persediaan tergantung pada sifat
barang, letak perusahaan, dan jenis perusahaan. Tingkat perputaran
persediaan yang rendah dapat disebabkan over invesment dalam persediaan.
Sebaliknya tingkat perputaran persediaan yang tinggi menunjukkan dana
yang diinvestasikan pada persediaan efektif menghasilkan laba. Dengan
demikian tingkat perputaran persediaan yang lebih tinggi menunjukkan
suatu keadaan yang baik, karena dana yang diinvestasikan pada persediaan
produktivitasnya rendah. Perputaran persediaan yang tinggi menandakan
semakin tingginya persediaan berputar dalam satu tahun dan ini
menandakan efektivitas manajemen persediaan. Sebaliknya, perputaran
persediaan yang rendah menandakan tanda-tanda mis-manajemen seperti
kurangnya pengendalian persediaan yang efektif.

3. Rasio Perputaran Aktiva Tetap

29
Analisis Laporan Keuangan

Rasio ini mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan


penjualan berdasarkan aktiva tetap yang dimiliki perusahaan. Rasio ini
memperlihatkan sejauh mana efektivitas perusahaan. Menggunakan aktiva
tetapnya. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin efektif penggunaan
aktiva tetap tersebut. Pada beberapa industri, seperti industri yang
mempunyai proporsi aktiva tetap yang tinggi, rasio ini cukup penting
diperhatikan, sedangkan pada beberapa industri yang lain seperti industri
jasa yang mempunyai proporsi aktiva tetap yang kecil, rasio ini barangkali
relatif tidak begitu penting untuk diperhatikan.

Perputaran aktiva tetap bisa dihitung dengan rumus =


Perputaran Aktiva Tetap = Penjualan
Aktiva Tetap

4. Perputaran Total Aktiva


Sama seperti halnya rasio perputaran aktiva tetap, rasio ini menghitung
efektivitas penggunaan total aktiva. Rasio yang tinggi biasanya
menunjukkan manajemen yang baik, sebaliknya rasio yang rendah harus
membuat manajemen mengevaluasi strategi, pemasarannya, dan
pengeluaran modalnya (investasi).

Rasio Perputaran Total Aktiva dihitung dengan rumus sebagai berikut :


Perputaran Total Aktiva = Penjualan
Total Aktiva

D. CONTOH ANALISIS RASIO AKTIVITAS


Berikut contoh perhitungan rasio likuiditas dari PT Metrodata Electronics Tbk
pada tahun 2004:
1. Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)
Perputaran Persediaan = Harga Pokok Penjualan = 1.101.047 = 15,42
Persediaan 71.385

30
Analisis Laporan Keuangan

Rasio di atas menunjukkan bahwa tingkat perputaran persediaan sebesar


15,42 kali atau dibulatkan 15 kali atau barang dagangan rata-rata baru dapat
terjual setelah tersimpan dalam gudang selama 24 hari ( 360 : 15).

2. Rasio Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Asets Turnover)


Perputaran Total Aktiva = Penjualan = 1.260.770 = 23
Aktiva Tetap 54.819

Rasio di atas menunjukkan bahwa tingkat perputaran aktiva tetap sebesar


23 kali yang menunjukkan bahwa tiap Rp 1,- aktiva tetap dapat
menghasilkan Rp 23,- penjualan netto.

LATIHAN 6
1. Apa yang dimaksud dengan analisis rasio aktivitas?
2. Rasio-rasio apa yang termasuk dalam rasio aktivitas, jelaskan!
3. Bagaimana mengukur rasio aktivitas suatu perusahaan?
4. Apa manfaat dari perhitungan analisis rasio aktivitas?
5. Apakah yang dimaksud perputaran aktiva?

Bab 7
31
Analisis Laporan Keuangan

ANALISIS RASIO PROFITABILITAS

A. DEFINISI ANALISIS RASIO PROFITABILITAS


Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan
(profitabilitas) pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham yang tertentu.

B. TUJUAN ANALISIS RASIO PROFITABILITAS


Rasio ini bertujuan untuk melihat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba (profitabilitas).

C. METODA ANALISIS RASIO PROFITABILITAS


Berikut ini adalah rasio-rasio yang termasuk dalam rasio profitabilitas:
1. Profit Margin
Profit margin menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan
menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio ini bisa
dilihat secara langsung pada analisis common-size untuk laporan laba rugi.
Rasio ini bisa diinterpretasikan juga sebagai kemampuan perusahaan
menekan biaya-biaya (ukuran efisiensi) di perusahaan pada periode tertentu.
Rasio profit margin bisa dihitung sebagai berikut.
Profit margin = Laba bersih
Penjualan

Profit margin yang tinggi menandakan kemampuan perusahaan


menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu. Profit
margin yang rendah menandakan penjualan yang terlalu rendah untuk
tingkat biaya yang tertentu, atau biaya yang terlalu tinggi untuk tingkat
penjualan yang tertentu, atau kombinasi dari kedua hal tersebut. Secara
umum rasio yang rendah bisa menunjukkan ketidakefisienan manajemen.
Rasio ini cukup bervariasi dari industri ke industri, sebagai contoh industri

32
Analisis Laporan Keuangan

retailer cenderung mempunyai profit margin yang lebih rendah


dibandingkan dengan industri manufaktur.

2. Return on Total Aset (ROA)


Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih
berdasarkan tingkat aset yang tertentu. ROA juga sering disebut juga
sebagai ROI (Return On Investment). Rasio ini bisa dihitung sebagai
berikut.
ROA = Laba bersih
Total Aset
Rasio yang tinggi menunjukkan efisiensi manajemen aset, yang berarti
efisiensi manajemen.

3. Return on Equity (ROE)


Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba
berdasarkan modal saham tertentu. Rasio ini merupakan ukuran
profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham, namun rasio ini tidak
memperhitungkan dividen maupun capital gain untuk pemegang saham.
Karena itu rasio ini bukan pengukur return pemegang saham yang
sebenarnya. ROE dipengaruhi oleh ROA dan tingkat leverage keuangan
perusahaan. Rasio ROE bisa dihitung sebagai berikut.
ROE = Laba bersih
Modal Saham

D. CONTOH ANALISIS RASIO PROFITABILITAS


Berikut contoh perhitungan rasio profitabilitas dari PT Metrodata Electronics
Tbk (dalam jutaan Rupiah) pada tahun 2004:
1. Rasio Net Profit Margin
Profit margin (%) = Laba bersih = 12.253 = 0,01 atau 1%.
Penjualan 1.260.770

Rasio di atas menunjukkan bahwa setiap Rp 1,- penjualan bersih mampu


menghasilkan laba bersih sebesar Rp 0,01.

33
Analisis Laporan Keuangan

2. Return on Total Aset (ROA)


ROA (%) = Laba bersih x 100% = 12.253 = 0,02 (2%)
Total Aktiva 611.042

Rasio di atas menunjukkan bahwa setiap Rp 1,- totak aktiva bersih mampu
menghasilkan laba bersih sebesar Rp 0,02.

3. Return on Equity (ROE)


ROE (%) = Laba bersih x 100% = 12.253 x 100% = 0,05 (5%)
Modal Saham 234.152

Rasio di atas menunjukkan bahwa setiap Rp 1,- modal saham mampu


menghasilkan laba bersih sebesar Rp 0,05.

LATIHAN 7
1. Apa tujuan analisis profitabilitas dan jelaskan metodanya?
2. Apa yang dimaksud dengan profit margin dan bagaimana menghitung
profit margin?
3. Apa perbedaan analisis ROE dengan ROA?
4. Apa tujuan analisis ROA dan bagaimana formula perhitungannya?
5. Apa tujuan analisis Rentabilitas Modal Sendiri atau ROE dan bagaimana
formulanya?

34
Analisis Laporan Keuangan

Bab 8
ANALISIS RASIO SOLVABILITAS

A. DEFINISI ANALISIS RASIO SOLVABILITAS


Rasio ini mengukur likuiditas jangka panjang perusahaan dan dengan demikian
memfokuskan pada sisi kanan neraca. Perusahaan yang tidak solvabel adalah
perusahaan yang total hutangnya lebih besar dibandingkan total asetnya.

B. TUJUAN ANALISIS RASIO SOLVABILITAS


Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban
jangka panjangnya.

C. METODA ANALISIS RASIO SOLVABILITAS


Ada beberapa macam rasio yang bisa dihitung:
1. Rasio Total Hutang terhadap Total Aset
Rasio ini sering disebut juga dengan leverage ratio. Rasio ini menghitung
seberapa jauh dana disediakan oleh kreditur. Rasio yang tinggi berarti
perusahaan menggunakan leverage keuangan (financial leverage) yang
tinggi. Penggunaan financial leverage yang tinggi akan meningkatkan
Rentabilitas Modal Saham (Return on Equity/ROE) dengan cepat, tetapi
sebaliknya apabila penjualan menurun, rentabilitas modal saham (ROE)
akan menurun cepat pula. Rumus perhitungannya adalah sebagai berikut
ini.
Rasio total hutang = Total hutang
terhadap total aset Total Aset

2. Rasio TIE (Time Interest Earned Ratio)


Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan membayar hutang dengan laba
sebelum bunga pajak atau menghitung seberapa besar laba sebelum bunga
dan pajak yang tersedia untuk menutup beban tetap bunga. Rasio yang
tinggi menunjukkan situasi yang “aman”, meskipunhal ini juga

35
Analisis Laporan Keuangan

menunjukkan terlalu rendahnya penggunaan hutang (penggunaan financial


leverage) perusahaan. Sebaliknya, rasio yang rendah memerlukan perhatian
dari pihak manajemen. Rumus perhitungannya adalah sebagai berikut ini.
TIE = Laba sebelum bunga dan pajak (EBIT)
Bunga

3. Rasio Fixed Charge Coverage


Rasio ini menghitung kemampuan perusahaan membayar beban tetap total,
termasuk biaya sewa. Rasio ini memperhitungkan sewa, karena meskipun
sewa bukan hutang , tetapi sewa merupakan beban tetap dan mengurangi
kemampuan hutang (debt capacity) perusahaan. Beban tetap tersebut
mempunyai efek yang sama dengan beban bunga. Rumus perhitungannya
adalah sebagai berikut ini.
Fixed Charge Coverage = EBIT + Biaya Sewa
Bunga + Biaya Sewa

D. CONTOH ANALISIS RASIO SOLVABILITAS


Berikut contoh perhitungan rasio solvabilitas dari PT Metrodata Electronics
Tbk pada tahun 2004:
1. Rasio Total Hutang terhadap Total Aset (Leverage Ratio)
Rasio total hutang = Total hutang = 332.079 = 0,54
terhadap total aset Total Aset 611.042

Rasio di atas menunjukkan bahwa setiap Rp 0,54 hutang perusahaan


dijamin oleh Rp 1 aset.

2. Rasio TIE (Time Interest Earned Ratio)


TIE = Laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) = 56.278 = 4,8
Bunga 11.817

Rasio di atas menginterpretasikan bahwa perusahaan mempunyai laba


sebelum bunga dan pajak yang besarnya 4,8 kali beban bunganya
(perusahaan mempunyai laba sebelum bunga dan pajak sebesar Rp 4,8 yang
tersedia untuk menutup setiap Rp 1 beban bunga.

36
Analisis Laporan Keuangan

LATIHAN 8
1. Sebutkan dan berikan pengertian singkat rasio-rasio yang termasuk dalam
analisis solvabilitas?
2. Bagaimana mengukur solvabilitas suatu perusahaan?
3. Jelaskan rasio-rasio yang bisa dipakai untuk mengukur likuiditas jangka
panjang?
4. Bagaimana laporan keuangan suatu perusahaan bisa dikatakan dalam
keadaan solvabel?
5. Apakah kecenderungan yang terjadi jika suatu perusahaan mempunyai
financial leverage yang tinggi?

37
Analisis Laporan Keuangan

Bab 9
ANALISIS RASIO PASAR

A. DEFINISI ANALISIS RASIO PASAR


Rasio yang terakhir adalah rasio pasar, adalah rasio yang mengukur harga pasar
relatif terhadap nilai buku. Sudut pandang rasio ini lebih banyak berdasar pada
sudut investor (atau calon investor), meskipun pihak manajemen juga
berkepentingan terhadap rasio-rasio ini.

B. TUJUAN ANALISIS RASIO PASAR


Rasio ini bertujuan untuk melihat perkembangan nilai perusahaan relatif
terhadap nilai buku perusahaan.

C. METODA ANALISIS RASIO PASAR


Ada beberapa rasio yang bisa dihitung, yaitu: PER (Price Earning Ratio),
dividend yield, dan pembayaran dividen (dividend payout).
1. Price Earning Ratio (PER)
Perusahaan yang diharapkan akan tumbuh tinggi (mempunyai prospek baik)
mempunyai PER yang tinggi, sebaliknya perusahaan yang diharapkan
mempunyai pertumbuhan rendah akan mempunyai PER yang rendah. Dari
segi investor, PER yang terlalu tinggi barangkali tidak menarik karena
harga saham barangkali tidak akan naik lagi, yang berarti kemungkinan
memperoleh capital gain akan lebih kecil. PER melihat harga saham realtif
terhadap earning-nya. Rumus perhitungan PER adalah sebagai berikut ini.

PER = Harga Pasar per lembar


Laba per lembar

38
Analisis Laporan Keuangan

2. Dividend Yield Ratio


Dari segi investor, rasio ini cukup berarti karena dividend yield merupakan
sebagian dari total return yang akan diperoleh investor. Bagian return yang
lain adalah capital gain, yang diperoleh dari selisih positif antara harga jual
dengan harga beli. Apabila selisih negatif yang terjadi, maka terjadi capital
loss. Biasanya perusahaan yang mempunyai prospek pertumbuhan yang
tinggi akan mempunyai dividend yield yang rendah, karena dividen
sebagian besar akan diinvestasikan kembali, dan juga karena harga dividen
yang tinggi (PER yang tinggi) yang mengakibatkan dividend yield akan
menjadi kecil. Sebaliknya, perusahaan yang mempunyai prospek
pertumbuhan yang rendah akan memberikan dividen yang tinggi dan
dengan demikian mempunyai dividend yield yang tinggi pula. Rumus
perhitungan Rasio Devidend Yield adalah sebagai berikut.

Dividend Yield = Dividen per lembar


Harga pasar saham per lembar

3. Dividend Pay-out Ratio


Rasio yang terakhir adalah rasio pembayaran dividen (dividend pay-out
ratio). Rasio ini melihat bagian earning (pendapatan) yang dibayarkan
sebagai dividen kepada investor. Bagian lain yang tidak dibagikan akan
diinvestasikan kembali ke perusahaan. Perusahaan yang mempunyai tingkat
pertumbuhan yang tinggi akan mempunyai rasio pembayaran dividen yang
rendah, sebaliknya perusahaan yang tingkat pertumbuhannya rendah akan
mempunyai rasio yang tinggi. Pembayaran dividen merupakan bagian dari
kebijakan dividen perusahaan. Rumus perhitungan Rasio Pembayaran
dividen (Dividend Pay-out Ratio) adalah sebagai berikut ini.
Dividend Pay-out = Dividen per lembar
Laba per lembar

D. CONTOH ANALISIS RASIO PASAR


Berikut contoh perhitungan rasio pasar dari PT Metrodata Electronics Tbk pada
tahun 2004:

39
Analisis Laporan Keuangan

1. Price Earning Ratio


PER = Harga Pasar per lembar (closing price) = 85 = 14,02
Laba per lembar 6,06*

* Laba per lembar = Laba setelah pajak = Rp 12.253.000.000 = 6,06.


Jumlah saham beredar 2.021.432.123 lb

Rasio di atas menunjukkan bahwa setiap Rp 14,02 harga pasar per lembar
saham menghasilkan Rp 1 laba per lembarnya.

2. Dividend Yield Ratio


Dividend Yield = Dividen per lembar = n.a = n.a*
Harga pasar saham per lembar 85
*
( not available/tidak ada dividen yang dibagikan kepada pemegang saham)
3. Dividend Pay-out Ratio
Dividend Pay-out = Dividen per lembar = n.a = n.a*
Laba per lembar 6,06
(* not available/tidak ada dividen yang dibagikan kepada pemegang saham)

LATIHAN 9
1. Apakah yang yang dimaksud dengan analisis rasio pasar?
2. Apa tujuan dan manfaat dari rasio pasar?
3. Sebut dan jelaskan metoda-metoda yang digunakan analisis rasio pasar?
4. Apakah kecenderungan yang terjadi jika perusahaan mempunyai PER yang
tinggi dan sebaliknya jika perusahaan mempunyai PER yang rendah?
5. Berikan penjelasan bagaimana suatu perusahaan yang mempunyai tingkat
pertumbuhan yang tinggi dari sudut pandang analisis rasio pasar?

40
Analisis Laporan Keuangan

Bab 10
LAPORAN KEUANGAN PROFORMA

A. DEFINISI LAPORAN KEUANGAN PROFORMA


Laporan keuangan bisa dipakai untuk menganalisis data masa lalu dan
kemudian memproyeksikan data tersebut ke masa depan. Teknik- teknik yang
sebelumnya dipelajari merupakan teknik yang digunakan untuk menganalisis
kondisi keuangan perusahaan pada masa yang lalu.
Pada bagian ini akan dibahas mengenai Laporan Keuangan Proforma, yaitu
suatu teknik untuk memproyeksikan kondisi keuangan untuk masa mendatang.

B. TUJUAN LAPORAN KEUANGAN PROFORMA


Pada umumnya, laporan keuangan mempunyai dua tujuan, yaitu:
1. Menganalisis kondisi keuangan perusahaan di
masa laludan masa sekarang.
2. Memproyeksikan kondisi keuangan (prestasi dan posisi keuangan)
perusahaan pada masa-masa mendatang.
Dalam bab ini dipelajari teknik laporan keuangan proforma, yaitu laporan
keuangan yang digunakan untuk melihat proyeksi kondisi keuangan di masa
mendatang.

C. METODA LAPORAN KEUANGAN PROFORMA


Penyusunan laporan keuangan proforma memerlukan banyak asumsi (seperti
tingkat pertumbuhan penjualan, perilaku biaya dari sejumlah pos rekening,
tingkat investasi pada modal kerja dan aktiva tetap, dan lain-lain). Para
stakeholder ingin melihat sensitivitas laporan keuangan proforma terhadap
perubahan-perubahan asumsi dan pengaruh asumsi-asumasi tersebut terhadap
laporan keuangan proforma.
Prosedur penyusunan laporan keuangan proforma meliputi beberapa
langkah:

41
Analisis Laporan Keuangan

1. Memproyeksikan
penjualan untuk sejumlah
periode pada masa mendatang.
2. Memproyeksikan biaya operasional (harga pokok penjualan, biaya
penjualan dan administrasi, biaya pajak di luar bunga) dan kemudian
menurunkan proyeksi pendapatan operasional.
3. Memproyeksikan total aset, hutang, dan modal saham yang
diperlukan untuk mendukung tingkat operasi yang diproyeksikan pada (1)
dan (2).
4. Menentukan biaya pendanaan (financing cost) dari hutang pada (3)
dna kemudian menurunkan dari pendapatan operasional untuk memperoleh
laba bersih proyeksi.
5. Menurunkan laporan aliran kas dari laporan keuangan yang
diproyeksikan (laporan laba rugi dan neraca).

C.1. Memproyeksikan Laporan laba rugi


Memproyeksikan Penjualan
Langkah pertama adalah dengan memproyeksikan penjualan, hasil
proyeksi penjualan ini kemudian dipakai untuk menurunkan angka-angka
dalam laporan keuangan proforma. Jika penjualan tumbuh dengan relative
stabil, maka tingkat pertumbuhan tersebut bisa dipakai untuk
memproyeksikan penjualan pada masa-masa mendatang.
Memproyeksikan Biaya Operasional
Proyeksi biaya operasional tergantung pada asumsi perilaku biaya. Jika
analis bisa mengasumsikan biaya operasional mempunyai perilaku
sebagai biaya variabel sepenuhnya, biaya operasional diproyeksikan pada
masa mendatang dengan menggunakan laporan keuangan common-size
(proporsional). Biaya-biaya operasional seperti harga pokok penjualan,
biaya administrasi, diperoleh dengan mengalikan proporsinya terhadap
penjualan saat ini (untuk masing-masing komponen biaya) dengan
penjualan yang diproyeksikan.
C.2. Memproyeksikan Neraca

42
Analisis Laporan Keuangan

Sesudah proyeksi penjualan dan laporan laba rugi dibuat, langkah


berikutnya adalah membuat proyeksi neraca. Cara yang paling mudah
membuat proyeksi ini dilakukan dengan memproyeksikan sisi kiri neraca
(sisi aktiva) terlebih dulu, langkah selanjutnya menyusun komposisi yang
diinginkan untuk sisi kanan (passiva atau pendanaan) neraca untuk tingkat
total aset yang diproyeksikan.
Ada dua pendekatan yang bisa dipakai untuk memproyeksikan aset:
1. Memproyeksikan total aset, kemudian memproyeksikan
neraca common-size untuk mengalokasikan total aset ke komponen-
komponennya.
2. Memproyeksikan aset secara individual, kemudian
menjumlahkan aset-aset individual tersebut untuk memperoleh total
aset.
Untuk memproyeksikan aset (baik total maupun individual), ada dua
cara yang bisa dilakukan, yaitu:
1. Memproyeksi aset dengan menggunakan tingkat
pertumbuhan.
2. Memproyeksi aset dengan menganggap perputaran aktiva
konstan untuk masa mendatang.
C.3. Memproyeksikan Total Aset
Total aset bisa diproyeksikan dengan menggunakan pendekatan tingkat
pertumbuhan aset pada masa lalu. Apabila pertumbuhan rata-rata aset
untuk beberapa tahun diasumsikan sama, maka tingkat pertumbuhan aset
yang terjadi di masa mendatang diasumsikan sama.
C.4. Memproyeksikan Aset Individual
Cara lain adalah dengan menggunakan metoda kedua yaitu memproyeksi
aset secara individual, kemudian menjumlahkan aset-aset tersebut
menjadi total aset. Untuk memproyeksi aset secara individual, sama
halnya seperti ketika memproyeksi total aset. Misalnya, piutang dagang
tumbuh dengan tingkat 10.5 % selama lima tahun terakhir, dan tingkat
pertumbuhan tersebut akan digunakan untuk memproyeksikan besarnya
piutang dagang untuk lima tahun mendatang.

43
Analisis Laporan Keuangan

C.5. Memproyeksikan Hutang dan Modal Saham


Setelah sisi kiri neraca proforma selesai disusun, tahap berikutnya adalah
menyusun sisi kanan neraca (sisi pasiva). Cara untuk menyusun
komposisi pasiva adalah dengan menggunakan common size sisi kanan.
Pendekatan ini diasumsikan apabila komposisi tersebut tidak berubah
untuk masa-masa mendatang.
D. CONTOH LAPORAN KEUANGAN PROFORMA
Berikut ini disajikan contoh penerapan Laporan Keuangan Proforma pada PT
Metrodata Electronics Tbk untuk 3 periode yang berakhir 31 Desember 2002,
2003, dan 2004 (data laporan keuangan terlampir).
CARA PERHITUNGAN
KOLOM (D) = KOLOM (B) – KOLOM (A) x 100%
KOLOM (A)

Kas dan Setara Kas = 46.733 – 42.015 x 100% = 11,23%


42.015

KOLOM (E) = KOLOM (C) – KOLOM (B) x 100%


KOLOM (A)

Kas dan Setara Kas = 99.099 – 46.733 x 100% = 124,64%


42.015

KOLOM (F) = KOLOM (D) + KOLOM (E)


2

Kas dan Setara Kas = 11,23% + 124,64% = 67,93%


2

KOLOM (G) = KOLOM (C) + { KOLOM (F) x KOLOM (C) }

Kas dan Setara Kas = 99.099 + (67,93 % x 99.099) = 166.420

KOLOM (H) = KOLOM (G) + { KOLOM (F) x KOLOM (G)

Kas dan Setara Kas = 166.420 + (67,93 % x 166.420) = 279.474

44
Analisis Laporan Keuangan

45
Analisis Laporan Keuangan

46
Analisis Laporan Keuangan

LATIHAN 10
1. Bagaimana prosedur dan langkah-langkah untuk menyusun laporan
keuangan proforma?
2. Apakah tujuan dari penyusunan laporan keuangan proforma?
3. Bagaimana menaksir atau memproyeksikan penjualan?
4. Bagaimana menaksir atau memproyeksikan hutang dan modal saham?
5. Pendekatan apa saja yang dipakai untuk penyusunan laporan keuangan
proforma?

Bab 11

47
Analisis Laporan Keuangan

ANALISIS ALIRAN KAS

A. DEFINISI ANALISIS ALIRAN KAS


Laporan aliran kas merupakan jenis laporan keuangan yang ketiga setelah neraca
dan laporan laba rugi. Laporan aliran kas atau yang biasa disebut laporan
perubahan posisi keuangan disusun atau diturunkan terutama dari neraca
perusahaan (perubahan dari dua neraca perusahaan pada tahun yang berurutan).

B. TUJUAN ANALISIS ALIRAN KAS


Analisis aliran kas juga dipakai untuk menganalisis risiko perusahaan. Tujuan
utama dari analisis aliran kas adalah menaksir kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan kas. Analisis aliran kas sangat penting untuk mengetahui
kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban-kewajibannya dengan kas
yang dimilikinya walaupun perusahaan memiliki cukup keuntungan dari hasil
usahanya. Oleh sebab itu, analisis aliran kas dipakai sebagai pelengkap analisis
risiko dengan menggunakan analisis rasio.

C. METODA PERHITUNGAN ANALISIS ALIRAN KAS


Pembahasan metoda aliran kas dimulai dengan persamaan akuntansi berikut ini.
Aktiva = Hutang + Modal saham
Persamaan akuntansi berlaku untuk neraca pada setiap periode (pada awal dan
pada akhir periode). Jika jumlah-jumlah aktiva, hutang, dan modal saham pada
awal periode dikurangkan dengan jumlah-jumlah pada akhir periode, maka akan
memperoleh persamaan untuk tambahan-tambahan komponen berikut pada
neraca:
tambahan aktiva = tambahan hutang + tambahan modal saham
kemudian tambahan aktiva bias dipecah lagi menjadi tambahan aktiva kas dan
tambahan aktiva non kas
tambahan + tambahan = tambahan + tambahan
aktiva kas aktiva non kas hutang modal saham
Persamaan di atas bias dirubah sebagai berikut:
tambahan = tambahan + tambahan - tambahan
aktiva kas hutang modal saham aktiva non kas

48
Analisis Laporan Keuangan

Laporan aliran kas melaporkan penyebab-penyebab perubahan kas pada


periode tertentu. Dari persamaan di atas, menunjukkan bahwa perubahan kas
dipengaruhi oleh perubahan komponen-komponen lain dalam neraca.
Berikut sebagai contohnya, komponen-komponen neraca PT. A pada tahun
2003 dan 2004 dengan menggunakan persamaan akuntansi di atas.
Kas + Aktiva non-kas = Hutang + Modal Saham
Tahun satu: 12.000 + 130.000 = 100.000 + 42.000
Tahun dua : 11.300 + 133.700 = 95.000 + 50.000
Kemudian, komponen-komponen tahun kedua dikurangkan terhadap
komponen kesatu, maka diperoleh persamaan sebagai berikut ini:
tambahan + tambahan = tambahan + tambahan
kas aktiva non-kas hutang modal saham
-700 + 3.700 -5.000 + 8.000
Persamaan di atas diubah sebagai berikut:
tambahan = tambahan + tambahan - tambahan
aktiva kas hutang modal saham aktiva non-kas
-700 = -5.000 + 8.000 - 3.700

D. MENGELOMPOKKAN PERUBAHAN-PERUBAHAN
DALAM NERACA
Dalam persamaan yang telah diuraikan di atas, penyebab–penyebab perubahan
kas berada di sisi kanan. Dalam analisis aliran kas, penyebab-penyebab tersebut
dikelompokkan ke dalam penyebab karena operasi, pendanaan (financing), dan
investasi. Langkah selanjutnya, mengelompokkan perubahan-perubahan non-kas
ke dalam salah satu dari tiga kelompok tersebut. Sebagai contoh, pembelian
aktiva tetap seperti peralatan bisa dikelompokkan ke dalam penyebab karena
kegiatan investasi.
Berikut ini akan diuraikan klasifikasi penyebab perubahan kas ke dalam tiga
kelompok perubahan yaitu operasi, investasi dan pendanaan.

49
Analisis Laporan Keuangan

E. CONTOH PENYUSUNAN LAPORAN ALIRAN KAS


Berikut ini contoh penyusunan laporan aliran kas PT A, setelah menghitung
perubahan aliran kas (positif atau negatif berdasarkan rekening-rekeningnya),
selanjutnya mengklasifikasi perubahan-perubahan tersebut ke dalam tiga
kelompok perubahan, yaitu operasi, investasi, dan pendanaan.

50
Analisis Laporan Keuangan

51
Analisis Laporan Keuangan

Aliran kas masuk bersih pada periode 2003-2004 adalah 1.800 -12.500 +
10.000 = -700. Hasil ini menunjukkan bahwa PT A menghasilkan aliran kas masuk
bersih (net) negatif sebesar 700, atau aliran kas keluar lebih besar dibandingkan
aliran kas masuk.

LATIHAN 11
1. Apa tujuan laporan aliran kas?

52
Analisis Laporan Keuangan

2. Mengapa laporan aliran kas diperlukan? Mengapa analisis rasio saja tidak
cukup?
3. Bagaimana cara pengelompokkan penyebab perubahan-perubahan
kas?
4. Bagaimana pengelompokkan untuk laba ditahan? Berikan
penjelasannya!
5. Berikan contoh-contoh perubahan yang termasuk kelompok investasi,
operasi, dan pendanaan?

Sumber:

https://www.academia.edu/31753641/bab_1_9_baru_ALK di download 27 Januari


2020

53

Anda mungkin juga menyukai