Anda di halaman 1dari 8

Fisiologi Sistem Gastro-Intestinal

Sebelum dan Sesudah Puasa

Disusun oleh :

Anak Agung Istri Nada Iswari 1906309131

Ivancha Anna Ratri Suroyo 1906401485

Resky Rahmatya 1906309831

PROGRAM STUDI OKUPASI TERAPI

PROGRAM VOKASI UNIVERSITAS INDONESIA

KOTA DEPOK

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur yang sebesar-besarnya kami haturkan kepada Tuhan YME, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya, kami dapat mengerjakan makalah ini dengan maksimal.

Terimakasih juga kami ucapkan kepada dr. Sefni Gusmira, M.Farm selaku dosen mata kuliah
Fisiologi serta teman-teman yang telah berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga
makalah ini bisa di susun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya
makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Depok,5 Oktober 2019

Penulis

1
DAFTAR ISI

1. Kata Pengantar
2. BAB I
-
-
-
3. BAB II - ISI
-
-
-
4. BAB III - HASIL & KESIMPULAN
-
-
5. PENUTUP

6. DAFTAR PUSTAKA

7. Dokumentasi

2
BAB 1

PENDAHULUAN

Pengaruh Puasa Ramadhan pada Fungsi Pencernaan


Dengan niat yang kuat dan ikhlas, ibadah puasa dapat kita jalani dengan maksimal sekaligus
memberikan manfaat yang maksimal pula bagi diri kita. Selain menjadi ladang pahala bagi umat muslim,
berpuasa juga memiliki manfaat yang luar biasa bagi kesehatan tubuh manusia itu sendiri. PUASA dalam
ilmu kedokteran dan kesehatan berarti mengistirahatkan saluran pencernaan (usus) beserta enzim dan
hormon yang biasa bekerja mencerna makanan terus menerus dalam periode waktu tertentu. Ketika
kita puasa pada siang hari, organ pencernaan akan beristirahat. Fungsi sistem pencernaan akan tetap
berjalan normal terutama produksi sekresi pencernaan. Karena itu, agar makin termotivasi dalam
menjalani puasa Ramadhan, makalah ini akan menguraikan manfaat berpuasa bagi fungsi organ
pencernaan secara latar belakang ilmiah.Proses puasa dan pengaruhnya pada sistem pencernaan.

Tubuh manusia memiliki mekanisme alamiah yang digunakan untuk mangatasi kondisi-kondisi yang tak
diinginkan, agar tetap dalam kondisi normal. Mekanisme alamiah ini disebut sebagai Homeostatis.
Dalam keadaan puasa selama 14 jam tubuh tidak mendapatkan supplay makanan, akan tetapi tubuh
tetap bertahan. Ini disebabkan tubuh masih memiliki cadangan energi yang berasal dari karbohidrat
yang disimpan dalam bentuk glikogen. Cadangan energi ini mampu bertahan sampai 25 jam. Dengan
demikian, mereka yang berpuasa dapat bertahan dan tidak menimbulkan bahaya ataupun kematian,
karena adanya mekanisme alamiah untuk mempertahankan mekanisme agar metabolisme tubuh
berjalan dengan baik.Makanan yang masuk ke dalam tubuh memerlukan proses pencernaan kurang
lebih delapan jam, yaitu empat jam diproses di dalam lambung dan empat jam di dalam usus kecil. Jika
makan sahur dilakukan pada pukul empat pagi, berarti pukul 12 siang alat pencernaan selesai bekerja.
Dari pukul 12 siang sampai berbuka kurang lebih selama 6 jam, alat pencernaan mengalami istirahat
total. Hal ini akan terjadi selama satu bulan lamanya (selama ibadah puasa ramadhan).

Masa ini cukup untuk membersihkan makanan yang tertimbun dalam usus besar dan memberikan
kepada usus besar untuk beristirahat dari proses pencernaan. Oleh karena itu dalam bulan puasa usus
besar bersih dari makanan yang bertumpuk, suatu hal yang menjadikan makanan tidak masam karena
tidak dicerna dan membebaskan seseorang dari gas dan bau yang tidak sedap dan rusaknya alat
pencernaan.Selama proses pencernaan di dalam lambung, makanan berubah wujud menjadi seperti
bubur dengan tingkat keasaman tertentu. Selanjutnya di dalam usus kecil diproses, disaring dan diserap
sampai tingkat molekular yang amat lembut, yang disebut sari-sari makanan. Setelah proses ini, sari-sari
makanan yang mengandung gizi berproses menjadi darah, yang kemudian disupplai keseluruh tubuh.

Mekanisme kerja lambung pada saat puasa


Selama empat jam setelah makanan berada di lambung yang disiapkan dalam keasaman tertentu dan
dirubah menjadi wujud bubur untuk dikirim ke usus halus.Di usus halus makanan yang sudah berbentuk
bubur dipilah menjadi sari-sari makanan agar dapat diserap dan dikirim keseluruh tubuh melalui
pembuluh darah. Kejadian ini berlangsung sekitar 8 jam setelah kita makan, maka jika kita makan sahur
sekitar jam 4 pagi, maka saluran pencernaan kita khususnya lambung dan usus halus akan kosong dari

3
bahan makan, (Kurang lebih pukul 12.00 siang) Enam jam berikutnya (pukul 12.00-18.00) Alat-alat
pencernaan (lambung dan usus kecil) mengalami istirahat, dan supplay energi tubuh diberikan dari
pemecahan cadangan energy yang tersimpan didalam liver dan otot yang berupa glikogen, protein dan
cadangan lemak tubuh. Dengan beristirahatnya organ pencernaan seperti lambung dan usus halus
tersebut berarti tubuh memberi kesempatan kepada organ tersebut untuk melakukan mekanisme
perbaikan pada sel-sel organ tersebut. Hal ini berarti puasa memberikan pengaruh yang baik dan
menguntungkan terhadap organ pencernaan dan fungsinya.

Bagaimana sebaiknya mengatur makan saat berpuasa?


Berpuasa adalah ibadah yang wajib dilakukan oleh umat muslim pada bulan Ramadhan. Selain itu ada
juga puasa sunnah yang dilakukan diluar bulan Ramadhan.

Inti dari berpuasa adalah menahan diri dari keinginan yang sebenarnya boleh dilakukan pada saat
sedang tidak berpuasa seperti keinginan untuk makan, minum, merokok dan lain-lain. Artikel ini
membahas pengaturan makan dan minum pada saat berpuasa agar tubuh tetap sehat, bugar dan
produktif.

Agar saat berpuasa tubuh tetap sehat, bugar dan produktif perlu dilakukan persiapan tenaga dan zat gizi
yang didapatkan pada saat makan sahur. Makan sahur seyogyanya dikonsumsi dengan komposisi yang
lengkap dan seimbang. Artinya makanan harus tetap terdiri dari nasi 75 - 100 gram atau 4 - 6 sendok
makan, lauk hewani dan nabati masing-masing 1 potong (misalnya ikan pepes dan tempe goreng 1
potong), sayur 1 mangkok. Apabila ingin sahur dengan roti maka bisa mengkonsumsi sandwich yang
terdiri dari 2 lembar roti gandum, 1 lembar keju atau telur mata sapi, potongan daun selada dan tomat.
Hindari makanan yang asin dan terlalu berminyak untuk menghindari rasa haus saat berpuasa.

Setelah berpuasa tibalah waktu berbuka. Pada saat adzan berkumandang disarankan untuk berbuka
dengan makanan yang ringan (ta’jil) dahulu bagi mereka yang tidak terbiasa untuk langsung makan nasi
lengkap. Setelah shalat Maghrib barulah disarankan untuk makan nasi lengkap dengan komposisi seperti
sahur. Bagi mereka yang khawatir menjalani shalat Tarawih dalam keadaan terlalu kenyang maka porsi
makan lengkap bisa dibagi dua untuk dimakan sebagian lagi sesudah shalat Tarawih. Menunda makan
lengkap sesudah Tarawih dengan mengkonsumsi makanan ringan (ta’jil) banyak-banyak sangat tidak
disarankan. Hal yang demikian bisa mengganggu proses pembakaran dan bisa meningkatkan gula darah
karena makanan ringan tidak mengenyangkan namun mengandung kalori yang besar.

Apabila makanan lengkap sudah dikonsumsi setelah shalat Magrib maka konsumsi buah segar dan 1
potong kue bisa dilakukan setelah selesai shalat Tarawih. Hal ini dilakukan untuk mencegah lambung
yang terlalu penuh saat menjelang tidur.

Siapa yang boleh berpuasa? Pada orang sehat yang tidak ada halangan tentu saja wajib berpuasa namun
pada orang yang mempunyai masalah pada kesehatannya terdapat kriteria yang harus dipenuhi untuk
boleh menjalani ibadah puasa. Misalnya penderita Diabetes Melitus diperbolehkan berpuasa bila nilai
gula darahnya normal yaitu gula darah puasa ada pada rentang 70 - 100 mg/dL dan gula darah 2 jam
setelah makan 101 - 140 mg/dL. Penderita penyakit ginjal dan hati terutama yang sudah kronik/lanjut
umumnya disarankan untuk tidak berpuasa karena dapat menyebabkan gangguan organnya menjadi
lebih berat.

4
BOLEHKAH BERPUASA BAGI IBU HAMIL ?
Berpuasa bagi ibu hamil terkadang menjadi sebuah hal sulit dan merupakan sebuah dilema
antara keinginan berpuasa dan kepentingan kesehatan janin yang ada dalam kandungannya. Ditinjau
dari sisi medis, Ibu hamil boleh berpuasa karena tidak ada masalah bila ibu hamil bermaksud
menjalankan ibadah puasa Ramadan. Karena pada prinsipnya kebutuhan asupan ibu hamil adalah 2.200-
2.300 kalori per hari.

Selama kebutuhan tersebut terpenuhi, tidak akan ada kendala yang berarti. Pada awal
kehamilan biasanya ibu hamil akan sering mengalami mual dan beberapa efek samping lainya. Bahkan
ada yang sampai muntah-muntah parah dan sampai tidak dapat makan sama sekali. Mual muntah
secara berlebihan di trimester awal bisa menyebabkan dehidrasi pada ibu hamil, sedangkan pada janin
bisa menyebabkan kurangnya nutrisi yang masuk. Padahal nutrisi yang cukup sangat dibutuhkan janin di
awal masa pembentukan, pertumbuhan dan penyempurnaan organ tubuhnya. Kalau termasuk kondisi
seperti ini sebaiknya ibu hamil jangan berpuasa dahulu karena dikhawatirkan akan mengakibatkan efek
yang berpengaruh buruk terhadap janin didalam kandungan anda. Karena alasan medis, janin diusia 1 –
3 bulan (trisemester 1) masih rawan dan sebaiknya anda tidak berpuasa dahulu. Secara umum kondisi
ibu hamil paling “fit” untuk berpuasa setelah kehamilannya usia kandungan 4-7 bulan atau masuk
minggu 16-28 (trisemester 2-3). Pada masa inilah tubuh ibu sudah dapat beradaptasi dengan perubahan
hormonal yang terjadi sehingga keluhan selama kehamilan dapat diminimalisasi, asalkan tidak
mengganggu kesehatan anda sebagai ibu dan kesehatan janin dalam kandungan maka berpuasa
diperbolehkan. Bagaimana apakah siap menyambut datangnya bulan suci Ramadhan? Bila ibu merasa
siap, Ibu hamil boleh berpuasa di trimester kedua ini.

Hal-hal yang harus diperhatikan jika ibu hamil berpuasa:

 Idealnya kenaikan berat badan di trimester ini sekitar 0,5 kg per minggu. Sebaiknya puasa
dihentikan bila ada indikasi penurunan berat badan
 Jika terdapat tanda-tanda atau keluhan lemas, pusing, gemetaran, tenggorakan kering dan
sebagainya, kemungkinan kadar gula dalam darah sedang drop, sebaiknya segerakan berbuka
untuk kepentingan janin dalam kandungan beserta ibunya
 Pastikan gerakan janin tetap terasa, apabila dirasakan terjadi penurunan gerakan janin segera
konsultasikan ke dokter.Intinya ibu hamil harus terus memerhatikan kondisi diri dan janinnya
selama puasa.

Bila semuanya dipastikan baik-baik saja, ibu hamil dipersilakan untuk tetap berpuasa.

AMANKAH BERPUASA UNTUKPASIEN DENGAN PENYAKIT JANTUNG?


Memasuki Bulan Ramadhan, tentunya setiap umat Islam dewasa dan sehat diwajibkan untuk
menjalankan Ibadah puasa. Tentunya timbul pertanyaan, apakah pasien yang menderita penyakit
jantung dapat tetap menjalankan puasa? Berikut ini penjelasan dari dr. Kurniawan Iskandarsyah, Sp,JP
kepada Media RSPP.

Apakah dampak puasa Ramadhan untuk pasien dengan penyakit jantung?

5
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa puasa Ramadhan pada pasien dengan penyakit jantung yang
stabil tidak memberikan dampak buruk terhadap kondisi jantung. Tentunya dengan catatan kepatuhan
dalam mengkonsumsi obat sangat diperlukan. Pada pasien penyakit jantung yang stabil, angka kejadian
serangan jantung saat puasa tidak berbeda dibanding saat tidak berpuasa. Untuk pasien gagal jantung,
penelitian retrospektif pada 2160 pasien di Qatar dalam periode 10 tahun ternyata menunjukkan tidak
adanya perbedaan jumlah perawatan akibat gagal jantung pada bulan Ramdhan dibanding dengan bulan
lainnya. Sedangkan untuk pasien hipertensi pada penelitian lainnya juga menunjukkan tidak adanya
perubahan bermakna pada tekanan darah 24 jam bila berpuasa. Konsumsi obat hipertensi dengan
aturan dua kali sehari dapat dilakukan saat makan sahur dan setelah berbuka puasa.

Apakah dampak puasa Ramadhan pada faktor resiko kejadian penyakit jantung?

Puasa Ramadhan memberikan dampak positif terhadap faktor resiko penyakit jantung berdasarkan skor
Framingham. Kadar kolesterol total, LDL-c (kolesterol jahat) dan trigliserida akan menurun saat puasa.
Tekanan darah sistolik , indeks masa tubuh dan lingkar perut juga menurun. Ketenangan emosi saat
berpuasa ikut berperan dalam menurunkan tekanan darah akibat rendahnya kadar katekolamin dalam
darah. Katekolamin adalah hormon tubuh yang meningkat saat kecemasan atau stress dan
menimbulkan dampak terhadap kenaikan tekanan darah

Jenis penyakit jantung apa yang tidak dianjurkan untuk berpuasa?

Pasien penyakit jantung yang dilarang berpuasa adalah pasien dengan gagal jantung akut dalam terapi
diuretik, serangan jantung dan kelainan jantung yang mengganggu hemodinamik tidak dianjurkan untuk
berpuasa

Apa tips berpuasa sehat untuk pasien penyakit jantung?

Puasa Ramadhan dapat dilakukan pada pasien penyakit jantung yang stabil. Kepatuhan dalam
mengkonsumsi obat yang diberikan dokter dan tidak lupa minum yang cukup serta makanan yang sehat
seperti rendah lemak, ren-dah garam dan tinggi serat sangat dianjurkan.

TIPS SEHAT SELAMA BERPUASA


Bulan Ramadhan telah tiba, di mana seluruh umat muslim diwajibkan untuk berpuasa, menahan lapar
dan haus selama kurang lebih 12 jam, selama sebulan penuh. Walaupun begitu, tentu jika dijalankan
dengan cara yang sehat pula. Berpuasa di siang hari tidak lantas menjadikan tubuh menjadi lesu. Pola
makan yang berubah selama Bulan Puasa harus disiasati dengan benar agar tubuh tetap sehat dan bugar
dalam menjalankan aktifitas di siang hari. Terlebih lagi, setelah melewati Ramadhan, selain menjadi
lebih dekat kepada Allah, kita juga menjadi individu yang lebih sehat daripada sebelumnya. Berikut
adalah beberapa tips sehat selama Bulan Puasa Ramadhan:

Tips Puasa Ramadhan:

Makan Sahur

1. Atur waktu anda untuk menyantap sahur di akhir waktu. Selain berguna untuk menunjang puasa
anda di siang hari, makan sahur di akhir waktu lebih diutamakan berdasarkan sunnah Rasul.
2. Makanlah dengan porsi normal, jangan berlebihan. Fokuslah untuk mengkonsumsi makanan
yang kaya akan karbohidrat kompleks dan protein, serta buah dan sayuran. Menyantap

6
makanan yang mengandung banyak air selama sahur juga sangat baik untuk hidrasi tubuh anda
sepanjang hari.
3. Akhiri santap sahur dengan segelas susu untuk melengkapi nutrisi tubuh anda. Minumlah
suplemen ataupun multivitamin yang biasa anda konsumsi ataupun yang disarankan oleh dokter
anda.
4. Batasi konsumsi makanan yang terlalu manis dan mengandung banyak gula, karena justru dapat
membuat tubuh lemas di siang hari.
5. Minum air yang cukup. Sebelum waktu adzan tiba, minumlah air yang cukup. Sebaiknya hindari
minuman berkafein seperti kopi dan teh karena bersifat diuretik dan membuat cepat melalui
urinasi.

Selama Berpuasa

1. Di waktu terpanas di siang hari, hindari berlama-lama di terik matahari dan kurangi aktifitas fisik.
2. Jika ada waktu, sempatkan untuk mengistirahatkan tubuh anda, dan mengganti waktu tidur
yang kurang karena bangun lebih awal untuk sahur. Waktu setelah sholat zuhur merupakan saat
yang tepat untuk beristirahat.
3. Jika memiliki waktu luang di sore hari, sempatkan untuk berolahraga ringan seperti jalan sore,
bersepeda santai, ataupun yoga. Hal ini sangat baik untuk menjaga kebugaran tubuh dan
memperlancar peredaran darah.

Buka Puasa

1. Kurma kering, baik untuk berbuka. Saat waktu buka puasa tiba, jangan makan dengan
berlebihan. Sebaiknya ikuti sunnah, yaitu dengan dan minuman yang manis: bisa dengan susu,
jus buah, ataupun sekedar air. Minumlah cukup air untuk mengganti cairan tubuh yang hilang
selama berpuasa.
2. Setelah magrib, lanjutkan dengan menyantap hidangan utama, dengan menu yang seimbang.
Makanlah sesuai dengan porsi anda yang biasa, tidak perlu berlebihan. Cukupkan dengan
karbohidrat, protein, serta sayuran dan buah-buahan.
3. Hindari makan gorengan berlebihan, serta batasi makanan yang pedas, agar perut tidak menjadi
mules dan mengganggu pencernaan tubuh anda.
4. Cukupi asupan air tubuh anda, usahakan untuk meminum air secukupnya.Dengan menjalankan
tips-tips sehat di atas, semoga puasa kita semua menjadi lebih hikmat dan sehat.

Anda mungkin juga menyukai