Anda di halaman 1dari 12

JURNAL PRAKTIKUM VENTILASI TAMBANG

KOMPONEN KUALITAS UDARA

Andi Tato Oddang, Uswatul Khaerah 2, Uswatul Khaerah3.


1.Praktikan, Laboratorium Ventilasi Tambang,Universitas Muslim Indonesia
2. Asisten, Laboratorium Ventilasi Tambang,Universitas Muslim Indonesia
3. Koordinator, Laboratorium Ventilasi Tambang,Universitas Muslim Indonesia
(*Email: anditatooddang@gmail.com)(09320170180)

SARI
Aliran Fluida yang mengalir melalui belokan Hanging duct menyebabkan terjadinya
pengurangan debit atau hilangnya udara sehingga harus diminimalisir. Pengurangan ini
ditandai dengan penurunan tekanan yang besar pada bagian hilir belokan Hanging duct.
Praktikum ini dilakukan untuk memenuhi syarat kelulusan mata kuliah ventilasi tambang
di jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Muslim
Indonesia. Tujuan utama diadakannya adalah untuk mengetahui pengambilan dan
pengolahan data Head loss, Velocity loss, Friction loss dan Shock loss. Dimana,
penyediaan udara yang diperlukan untuk pernapasan pekerja adalah hal yang penting,
namun pengaturan temperatur di dalam tambang bawah tanah juga hal yang penting
dilihat dari segi pelaksanaan pekerjaan. Dalam proses penambangan bawah tanah, salah
satu hal yang penting adalah dibuatnya ventilasi tambang, agar para pekerja di dalam
tambang tidak kehabisan udara segar. Karena dapat menyebabkan hilangnya nyawa
para pekerja oleh karena itu perlunya pengaturan ventilasi yang sesuai dengan
kebutuhan.
Kata Kunci: Hanging duct, Head loss,Velocity loss, Friction loss, Shock loss, Ventilasi
tambang.

ABSTRACT
Flow Fluid flowing through Hanging duct turns causes a debit reduction or loss of air so it
must be minimized. This reduction is characterized by a large pressure drop in the lower
part of the hanging duct bend. This practicum is carried out to fulfill the graduation
requirements of mine ventilation courses in the Department of Mining Engineering,
Faculty of Industrial Technology, University of Muslim Indonesia. The main objective is to
find out the data collection and processing of Head loss, Velocity loss, Friction loss and
Shock loss. Where, the supply of air needed for breathing workers is important, but
setting the temperature in underground mines is also important in terms of carrying out
work. In the underground mining process, one of the important things is to make mine
ventilation, so that the workers in the mine do not run out of fresh air. Because it can
cause the loss of lives of workers, therefore the need for ventilation arrangements that
are in accordance with needs.
Keywords: Hanging duct, Head loss, Velocity loos, Friction loss, Shock loss, Mine
ventilation.

PENDAHULUAN

1. Head Loss
Head Loss adalah kerugian tekanan yang terjadi pada aliran internal. Aliran internal
seperti pada pemipaan sangat sering mengalami Head loss. Head loss terjadi karena
berbagai hal seperti gesekan fluida dengan dinding pipa dan adanya hambatan pada
pipa seperti belokan, percabangan, katup, dan lain sebagainya. Analisa Head loss atau
kerugian dalam aliran pipa dibagi untuk aliran turbulen dan laminar. Aliran laminar dan
turbulen dibedakan berdasarkan bilangan Reynold. Aliran dikatakan laminar apabila
bilangan Reynold nya kurang dari 2100, selebihnya adalah aliran turbulen. Kerugian juga
dibagi menjadi major dan minor loss. Major loss diakibatkan oleh Friction antara fluida
dan pipa. Minor loss diakibatkan oleh katup, tikungan, dan lain sebagainya. (Jurnal Teknik
Mesin Vol. 12, No. 1, April 2010: 51–57)
Head loss dapat disederhanakan sebagai berikut:
Hs = Ʃ HL
Atau
HL = Ʃ (Hf + Hx)
Hv = Hv pada keluaran
Ht = Hs + Hv
Dimana:
Hs = Mine Static Head
HL = Head Loss
Hf = Friction Loss
Hv = Mine Velocity Head
Ht = Mine Total Head
Hx = Shock Loss
Ʃ = Sigma (total)

2. Velocity Loss
Yang dimaksud Velocity Loss adalah kehilangan kecepatan dan stres metabolik jelas
berbeda ketika memanipulasi jumlah pengulangan yang sebenarnya dilakukan di setiap
set pelatihan. Korelasi yang tinggi ditemukan antara kehilangan kecepatan lompatan
mekanik dan kecepatan gerak dan langkah-langkah kelenturan metabolisme (laktat,
amonia) mendukung validitas menggunakan kehilangan kecepatan untuk mengukur
kelelahan neuromuskuler secara obyektif selama pelatihan ketahanan.
Dinyatakan sebagai Velocity loss pada titik keluaran sistem. Velocity  loss akan
berubah dengan adanya luas penampang dan jumlah saluran dan hanya merupakan
fungsi dari bobot isi udara dan kecepatan aliran udara. Jadi bukan merupakan suatu
Head loss komulatif, namun untuk suatu sistem merupakan kehilangan, karena energi
kinetik dari udara dilepaskan ke atmosfer.
Velocity loss merupakan fungsi dari kecepatan aliran udara, yakni:

Hv = V2 / 2g

Dimana:
Hv = Velocity loss
V = Kecepatan aliran (fps)
g = Percepatan gravitasi (ft/dt2)
3. Friction Loss
Yang dimaksud dengan "Friction Loss" adalah tahanan (kerugian) terhadap liquid yang
mengalir di dalam pipa serta turbulensi yang di akibatkan adanya pergesakan liquid
dengan kekasaran permukaan dinding pipa bagian dalam. Biasa juga disebut "Head
Loss" dan diukur dalam satuan meter head (vertikal).
Hal-hal yang mempengaruhi daripada nilai Friction loss antara lain :

a. Diamater Pipa (OD dan ID)


Semakin kecil diameter pipa maka nilai Frictionnya akan semakin besar, demikian
juga sebaliknya.
b. Nilai "PN", "PE" dan "SDR" sebuah pipa (untuk pipa HDPE). Nilai "PN", "PE" dan "SDR"
pipa juga sangat mempengaruhi nilai Friction loss pipa. Kode-kode tersebut erat
kaitannya dengan ukuran tebal pipa dan diameter pipa, jadi jelas kode-kode tersebut
mempunyai pengaruh terhadap besar dan kecilnya nilai Friction loss sebuah pipa.
Persamaan untuk Friction loss pada saluran berbentuk lingkaran adalah sebagai
berikut:

Hf = F (L/D) (V2 /2g)

Dimana:
L = Panjang Saluran
D = Dimensi Saluran (ft)
V = Kecepatan (fpm)
F = Koefisien Gesekan

4. Shock Loss
Yang dimaksud dengan Shock Loss adalah kehilangan yang dihasilkan akibat
perubahan aliran atau luas penampang dari saluran, juga dapat terjadi pada inlet atau
titik keluaran dari sistem, belokan atau percabangan dan halangan-halangan yang
terdapat pada saluran.
Perhitungan shock loss dapat dilakukan sebagai berikut:

Hx = X.Hv
Dimana:
Hx = Shock Loss
X = Factor Shock Loss
Hv = Velocity Loss

METODE PENELITIAN
Pertama menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam penelitian, dalam hal
ini mempersiapkan alat ukur yang menunjang dalam pengambilan data penelitian.
Pengukuran yang dilakukan pertama adalah pada ventilasi mode hisap (alat hisap yang
digunakan adalah Axial fan) sedangkan alat ukur yang digunakan adalah Vane
anemometer dan Humidity meter). Data-data yang diambil berupa kode, yang menjadi
tanda pada pengambilan data, jarak yang diukur dari diameter Axial fan. Dan yang
paling utama adalah data debit dan temperatur (terdiri dari nilai maximum, minimum
dan middle). Data ini kita dapatkan dengan menggunakan alat Vane anemometer.
Selanjutnya yaitu mengambil data ventilasi (Hanging duct). Data-data yang diambil
berupa data panjang duct (dari panjang setiap duct yang membentuk sudut atau
percabangan). Berikutnya, mengambil data kelembaban, temperatur dan debit. Data
kelembaban sendiri diambil dengan menggunakan Humidity meter. Pengukuran
kelembaban Hanging duct dengan menggunakan alat Humidity meter yaitu dengan cara,
Pertama mencatat kode, selanjutnya mengukur panjang bagian Hanging duct dengan
menggunakan pita meter. Letakkan Humidity meter dalam duct selama waktu yang telah
ditentukan. Kemudian mencatat nilai kelembabannya. Setelah pengukuran kelembaban
selesai, yang selanjutnya yaitu pengukuran debit dan temperatur udara menggunakan
alat Vane anemometer.
Selanjutnya melakukan pengukuran Shock loss, data-data yang diambil adalah
panjang duct dan deflection jarak. Data yang berpengaruh dalam keadaan Shock loss
sendiri adalah sudut defleksi, tinggi saluran duct, lebar saluran duct, aspek rasio dan
terakhir yaitu radius rasio.
Tabel berikutnya yaitu data Friction Loss, dimana data yang diambil yaitu panjang
saluran (ft), dimensi saluran (ft), kecepatan (f/m) dan koefisien gesekan. Dalam
pengisian data Friction loss alat yang digunakan yaitu Vane anemometer. Untuk tabel
Velocity loss sendiri, data yang digunakan sesuai dengan tabel data ventilasi (Hanging
duct). Untuk lokasi, sesuai dengan kode pada tabel data ventilasi (Hanging duct), untuk
nilai kecepatan total pengukuran V (fps) diambil dari nilai rata-rata debit pada tabel data
ventilasi (Hanging duct), sedangkan untuk nilai gravitasinya yaitu 9,8 m/s.
HASIL PENELITIAN

Tabel 1. Data Ventilasi (Axial Fan Hisap)

Average
Debit dan Temperatur (m/s & Co) Debit
Kode Jarak Kondisi Temperatur
Tem Tem Tem
Max Middle Min
p p p
33,4 33,6
A1 6 cm Hisap 88,6 33,7 11,7 33,6 0,0 33,6
3 3
10,2 1,2 33,5
A2 9 cm Hisap 33,6 10,38 33,6 33,5 7,29
4 7 6
15c 2,7 33,5
A3 Hisap 9,3 33,1 9,86 33,8 33,8 7,29
m 3 6

Tabel 2. Data Ventilasi (Hanging Duct)

Kode Panjang Kondisi Kelembaban Debit Avarage


Debit
Dry Wet Max Min Mid
A-B 70 cm Hembu 55 % 32, 2,1 10,8 1,1 10,3 11,36
s 2 8 3 8 1
B-C 70 cm Hembu 54% 32, 22, 9,24 9,2 9,24 16,456
s 5 1 0
C-D 95 cm Hembu 54% 33, 22, 8,05 3,8 8,05 15,012
s 0 1 6
Tabel 3. Shock Loss
Panjang Deflectio Shock Loss
Duct n Jarak
ɵ d b a r m
2m 167 cm 90° 15 45 0,33 26 0,57
4m 302 cm 55° 15 45 0,33 43 0,95
6m 350 cm 80° 15 40 0,37 37 0,92
8m 576 cm 75° 18 46 0,39 40 0,86
10 m 726 cm 60° 17 46 0,36 22 0,47

Mencari X
0,25 θ 2
X = 2 0,5 (
¿
m ×a 90
Untuk mencari nilai a adalah Untuk mencari nilai m adalah
15 26
a 1= =0,33 m1= =0,57
45 45
15 43
a 2= =0,33 m 2= =0,95
45 45
15 37
a 3= =0,37 m 3= =0,92
40 40
18 40
a 4= =0,39 m 4= =0,86
46 46
17 22
a 5= =0,36 m5= =0,47
46 17

0,25 θ 2 0,25 θ 2
X1 = 2 0,5 (
¿ X4 = 2 0,5 (
¿
m ×a 90 m ×a 90
0,25 90 2 0,25 75 2
= 2 0,5 (
¿ = 2 0,5 (
¿
0,57 ×0,33 90 0,86 × 0,39 90
0,25 0,25
= (1 ¿2 = (0,8 ¿2
0,324 ×0,5 0,739× 0,62
0,25 0,25
= (1) = (0,64)
0,184 0,458
= 1,35 = 0,54 (0,64)
= 0,84

0,25 θ 2 0,25 θ 2
X2 = 2 0,5 ( ¿ X5 = 2 0,5 ( ¿
m ×a 90 m ×a 90

0,25 55 2 0,25 60 2
= 2 0,5 ( ¿ = 2 0,5 ( ¿
0,95 × 0,33 90 0,47 ×0,36 90
0,25 0,25
= (0,61 ¿2 = (0,6 ¿2
0,902× 0,57 0,220× 0 , , 6
0,25 0,25
= (0,372) = (0,36)
0,514 0,132
= 0,48 (0,372) = 1,89 (0,36)
= 1,29 = 0,60

0,25 θ 2
X3 = 2 0,5 (
¿
m ×a 90
0,25 80 2
= 2 0,5 (
¿
0,92 × 0,37 90
0,25
= (0,8 ¿2
0,846 ×00,60
0,25
= (0,64)
0,507
= 0,49 (0,64)
= 0,31
Mencari Shock loss
Hx 1 = X1 × Hv1 Hx 4 = X4 × Hv4
= 1,35 × 0,25 = 0,84 × 0,24
= 0,377 = 0,201
Hx 2 = X2 × Hv2 Hx 5 = X5 × Hv5
= 1,29 × 1,18 = 0,60 × 0,05
= 1,522 = 0,003
Hx 3 = X3 × Hv3
= 0,31 × 1,31
= 0,406

Tabel 4. Friction Loss

Panjang Saluran Dimensi Saluran Kecepatan (f/m) Koefisien Gesekan


(ft) (ft)
2m 15 26,21 110
4m 15 56,8 110
6m 15 59,9 110
8m 18 31,27 110
10 m 17 13,46 110
Total = 37,528

Untuk mencari Friction Loose


L L
Hf 1 =F( ) (Hv1) Hf4 =F( ) (Hv4)
D D
2 8
= 110 ( ) (0,25) = 110 ( ) (0,24)
15 18
= 110 (0,13) (0,25) = 110 (0,44) (0,24)
= 3,575 = 11616
L L
Hf2 =F( ) (Hv2) Hf5 =F( ) (Hv5)
D D
4 2
= 110 ( ) (1,18) = 110 ( ) (0,05)
15 17
= 110 (0,26) (1,18) = 110 (0,58) (0,05)
= 33,748 = 3,19
L
Hf3 =F( ) (Hv3)
D
6
= 110 ( ) (1,31)
15
= 110 (0,4) (1,31)
= 57,64

Tabel 5. Mine Velocity Loss

No Lokasi Kecepatan Total Pengukuran V (fps) Gravitasi (ft/dt2)


A-B
1 2,22 9,8
B-C
2 4,82 9,8
C-D
3 5,08 9,8
D-E
4 2,21 9,8
E-F
5 1,00 9,8
Untuk mencari v total adalah
Q Q
Vtotal 1= Vtotal 4=
1 1
.π . D .π . D
4 4
26,21 31,27
= 1 = 1
.3,14. 15 .3,14. 18
4 4
26,21 31,27
= =
11,77 14,13
= 2,22 = 2,21

Q Q
Vtotal 2= Vtotal 5=
1 1
.π . D . π. D
4 4
56,8 13,46
= 1 = 1
.3,14. 15 .3,14. 17
4 4
56,8 13,46
= =
11,77 13,34
= 4,82 = 1,00
Q
Vtotal 3=
1
. π. D
4
59,9
= 1
.3,14. 15
4
59,9
=
11,77
= 5,08
Untuk mencari Velocity Loss

Hv 1 =
v2 Hv 4 =
v2
2× g 2× g
=
2,222 =
2,212
2× 9,8 2× 9,8
4,928 4,884
= =
19,6 19,6
= 0,25 = 0,24

Hv 2 =
v2 Hv 5 =
v2
2× g 2× g
=
4,822 =
12
2× 9,8 2× 9,8
423,232 1
= =
19,6 19,6
= 1,18 = 0,05
Hv 3 =
v2
2× g
=
5,08 2
2× 9,8
25,806
=
19,6
= 1,31

Untuk mencari Head Loss


HL = Σ (Hf + Hx)
= 109,769 + 2,469
= 112,238

Andi Tato Oddang


09320170180

Gambar 1 Saluran pertama


Andi Tato Oddang
09320170180

Gambar 2 Saluran kedua

Andi Tato
Oddang
09320170180

Gambar 3 Saluran ketiga


Andi Tato
Oddang
09320170180

Gambar 4 Saluran keempat

Andi Tato
Oddang
09320170180

Gambar 5 Saluran kelima


Setelah melakukan praktikum, kami mendapatkan data sebagai berikut:
1. Data ventilasi (Axial fan hisap)
Untuk kode data A1, kondisi hisap jarak 6 cm, nilai max didapatkan 88,6 m/s, untuk
nilai temperaturnya 33,70, untuk nilai middle didapatkan 11,7 m/s dengan temperatur
33,60, sedangkan untuk nilai min didapatkan 0,0 m/s dengan temperatur 33,60,
sehingga nilai rata-rata debitnya yaitu 33,43 m/s sedangkan nilai rata-rata
temperaturnya 33,630.
Untuk kode data A2, kondisi hisap jarak 9 cm, nilai max didapatkan 10,24 m/s
dengan nilai temperaturnya 33,60, untuk nilai middle didapatkan 10,38 m/s dengan
temperatur 33,60, sedangkan untuk nilai min didapatkan 1,27 m/s dengan temperatur
33,50. Sehingga nilai rata-rata debitnya yaitu 7,29 m/s sedangkan nilai rata-rata
temperaturnya 33,560.
Untuk kode data A3 didapatkan nilai jarak 15 cm, nilai max didapatkan 9,3 m/s
dengan nilai temperaturnya 33,10, untuk nilai middle didapatkan 9,86 m/s dengan
temperatur 33,80, sedangkan untuk nilai min didapatkan nilai 2,73 m/s dengan
temperatur 33,80. Sehingga nilai rata-rata debitnya yaitu 7,29 m/s sedangkan nilai
rata-rata temperaturnya 33,560.
Sehingga didapatkan total debit rata-rata 16 m/s dan total temperatur rata-rata
33,580.
2. Data ventilasi (Hanging Duct hembus)
Untuk kode data A-B didapatkan panjang duct 70 cm dengan kelembaban 55%.
Untuk temperatur, nilai dry 32,30 dan nilai wet 2,180. Untuk debit nilai max didapatkan
10,83 m/s, nilai middle didapatkan 10,31 m/s dan nilai min didapatkan 1,18 m/s.
Sehingga didapatkan nilai rata-rata dari debit sebesar 11,36 m/s.
Untuk kode data B-C didapatkan panjang duct 70 cm dengan kelembaban 54%.
Untuk temperatur, nilai dry 32,50 dan nilai wet 22,10. Untuk debit nilai max didapatkan
9,24 m/s, nilai middle didapatkan 9,24 m/s dan nilai min didapatkan 9,20 m/s.
Sehingga didapatkan nilai rata-rata dari debit sebesar 16,45 m/s.
Untuk kode data C-D didapatkan panjang duct 95 cm dengan kelembaban 54%.
Untuk temperatur, nilai dry 33,00 dan nilai wet 22,10. Untuk debit nilai max didapatkan
8,05 m/s, nilai middle didapatkan 8,05 m/s dan nilai min didapatkan 3,86 m/s.
Sehingga didapatkan nilai rata-rata dari debit sebesar 15,01 m/s.
3. Data Shock Loss
Untuk data yang pertama didapatkan panjang duct 2 m dan jarak deflection 167
cm. Untuk data shock loss, nilai Ɵ 90o ,nilai d 15 cm, nilai b 45 cm, nilai a 0,33, nilai r
26 dan nilai m 0,57 cm/m2.
Untuk data yang kedua didapatkan panjang duct 4 m dan jarak deflection 302 cm.
Untuk data shock loss, nilai Ɵ 55o , nilai d 15 cm, nilai b 45 cm, nilai a 0,33, nilai r 43
dan nilai m 0,95 cm/m2.
Untuk data yang ketiga didapatkan panjang duct 6 m dan jarak deflection 350 cm.
Untuk data shock loss, nilai Ɵ 80o, nilai d 15 cm, nilai b 40 cm, nilai a 0,37, nilai r 37
dan nilai m 0,92 cm/m2.
Untuk data yang keempat didapatkan panjang duct 8 m dan jarak deflection 576
cm. Untuk data shock loss, nilai Ɵ 75o , nilai d 18 cm, nilai b 46 cm, nilai a 0,39, nilai r
40 dan nilai m 0,86 cm/m2.
Untuk data yang kelima didapatkan panjang duct 10 m dan jarak deflection 726
cm. Untuk data shock loss, nilai Ɵ 60o ,nilai d 17 cm, nilai b 46 cm, nilai a 0,36, nilai r
22 dan nilai m 0,47 cm/m2.
4. Data Friction Loss
Untuk data yang pertama didapatkan panjang saluran 2 m, kemudian dimensi
saluran didapatkan nilai 15 ft, lalu nilai kecepatan 26,21 f/m dan koefisien gesekan
didapatkan nilai 110.
Untuk data yang kedua didapatkan panjang saluran 4 m, kemudian dimensi
saluran didapatkan nilai 15 ft, lalu nilai kecepatan 56,8 f/m dan koefisien gesekan
didapatkan nilai 110.
Untuk data yang ketiga didapatkan panjang saluran 6 m, kemudian dimensi
saluran didapatkan nilai 15 ft, lalu nilai kecepatan 59,9 f/m dan koefisien gesekan
didapatkan nilai 110.
Untuk data yang keempat didapatkan panjang saluran 8 m, kemudian dimensi
saluran didapatkan nilai 18 ft, lalu nilai kecepatan 31,27 f/m dan koefisien gesekan
didapatkan nilai 110.
Untuk data yang terakhir didapatkan panjang saluran 10 m, kemudian dimensi
saluran didapatkan nilai 17 ft, lalu nilai kecepatan 13,46 f/m dan koefisien gesekan
didapatkan nilai 110.
5. Data Mine Velocity Loss
Untuk data A-B didapatkan nilai dari kecepatan total pengukuran V 2,22 fps dan
nilai gravitasinya 9,8 ft/dt2.
Untuk data B-C didapatkan nilai dari kecepatan total pengukuran V 4,82 fps dan
nilai gravitasinya 9,8 ft/dt2.
Untuk data C-D didapatkan nilai dari kecepatan total pengukuran V 5,08 fps dan
nilai gravitasinya 9,8 ft/dt2.
Untuk data D-E didapatkan nilai dari kecepatan total pengukuran V 2,21 fps dan
nilai gravitasinya 9,8 ft/dt2.
Untuk data E-F didapatkan nilai dari kecepatan total pengukuran V 1,00 fps dan
nilai gravitasinya 9,8 ft/dt2.
Untuk data tersebut di dapatkan nilai Hx1 yaitu 0,377 Hx2 yaitu 0,522, Hx3 yaitu
0,406, Hx4 yaitu 0,201, Hx5 yaitu 0,003.
Nilai Hf1 yaitu 3,575, Hf2 yaitu 33,748, Hf3 yaitu 57,64, Hf4 yaitu 11,616, Hf5
yaitu 3,19.
Dan untuk Nilai HL didapatkan nilai sebesar 112,238.

KESIMPULAN
Setelah melakukan kegiatan praktikum ventilasi tambang pada percobaan Komponen
Kualitas Udara ada beberapa data yang dihasilkan yaitu data kelembaban, data jumlah
debit kelembaban, data Shock loss, data Friction loss dan data Velocity loss. Dimana
data-data tersebut sebagai acuan dalam penetralan gas-gas pengotor pada tambang
bawah tanah. Dan alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu Axial fan sebagai alat
penghembus atau pun penghisap udara, Hanging duct sebagai media yang dilalui udara,
Vane anemometer sebagai alat pengukur kecepatan udara dan Humidity meter sebagai
alat pengukur kelembaban udara.

UCAPAN TERIMA KASIH


Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada:
a. Orang tua saya yang tercinta yang selalu memberikan kasih sayang, do’a serta
dorongan moril maupun materi yang tak terhingga
b. Bapak Ir. Firman Nullah Yusuf, S.T.,M.T.,IPP., selaku ketua jurusan teknik
pertambangan
c. Bapak Ir. Suriyanto Bakri, ST., MT., selaku kepala Laboratorium ventilasi tambang.
d. Bapak Ir. Halim Hayade, M.Si., selaku dosen pengampuh mata kuliah Ventilasi
Tambang.
e. Kak Uswatul Khaerah Selaku koordinator Praktikum Ventilasi Tambang
f. Kakak asisten laboratorium Ventilasi Tambang yang telah memberikan banyak
ilmu.
g. Teman–teman angkatan 2017 seperjuangan yang telah membantu dalam
penyusunan laporan ini.

DAFTAR PUSTAKA

White, Frank. M., Fluid Mechanics; Mc Graw HillBook Company, New York. 1986.
Pratikto. 2010.Penurunan Kerugian Head pada Belokan Pipa dengan Peletakan Tube
Bundl. Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, Malang
Staf Asisten. 2013. “Catatan Praktikum Ventilasi Tambang”. Laboratorium Tambang,
Fakultas Teknik, Program Studi Pertambangan. Universitas Islam Bandung:
Bandung.
Tim Asisten. 2019. “Modul Praktikum Ventilasi Tambang”. Fakultas Teknologi Industri,
Jurusan Teknik Pertambangan. Universitas Muslim Indonesia: Makassar.

Anda mungkin juga menyukai