Analisis Kajian Wacana
Analisis Kajian Wacana
Disusun Oleh :
2020
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kajian wacana ?
2. Apa saja jenis – jenis wacana ?
3. Apa saja unsur pembangun wacana ?
4. Apa pengertian wacana menurut pandangan tata bahasa struktural ?
5. Apa pengertian wacana menurut pandangan tata bahasa funsional ?
6. Apa pengertian wacana menurut pandangan tata bahasa struktural fungsional ?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui pengertian kajian wacana.
2. Mengetahui jenis – jenis wacana.
3. Mengetahui unsur pembangun wacana.
4. Mengetahui pengertian wacana menurut pandangan tata bahasa struktural.
5. Mengetahui pengertian wacana menurut pandangan tata bahasa fungsional.
6. Mengetahui pengertian wacana menurut pandangan tata bahasa struktural
funsional.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Wacana
Menurut Douglas, 1976: 266 mengungkapkan bahwa secara etimologis istilah
“wacana” berasal dari bahasa Sansekerta wac/wak/vak, yang artinya “berkata” atau
“berucap”. Kata tersebut kemudian mengalami perubahan atau perkembangan
menjadi wacana. Bentuk ana yang muncul di belakang adalah suatu akhiran, yang
berfungsi membedakan (nominalisasi). Kata wacana dapat diartikan sebagai
“perkataan” atau “tuturan”. Artinya wacana merupakan satuan bahasa di atas tataran
kalimat yang digunakan untuk berkomunikasi dalam konteks sosial. Satuan bahasa itu
dapat berupa rangkaian kalimat atau ujaran. Adapun beberapa pendapat para ahli
tentang pengetian wacana sebagai berikut:
1. Abdul Chaer
“Wacana adalah satuan bahasa yang lengkap, sehingga dalam hierarki gramatikal
merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar” (Chaer, 2014: 267).
2. Sumarlam
Sumarlam, 2009: 15 menyimpulkan dari beberapa pendapat bahwa wacana
adalah satuan bahasa terlengkap yang dinyatakan secara lisan seperti pidato,
ceramah, khotbah, dan dialog, atau secara tertulis seperti cerpen, novel, buku,
surat, dan dokumen tertulis, yang dilihat dari struktur lahirnya (dari segi bentuk
bersifat kohesif, saling terkait dan dari struktur batinnya (dari segi makna) bersifat
koheren, terpadu.
3. Hawthorn
Hawthorn : 1992 mengungkapkan bahwa wacana adalah komunikasi
kebahasaan yang terlihat sebagai sebuah pertukaran diantara pembicara dan
pendengar, sebagai sebuah aktivitas personal di mana bentuknya ditentukan oleh
tujuan sosialnya (Eriyanto, 2011: 2).
4. Roger Fowler
Roger Fowler : 1977 mengungkapkan bahwa wacana adalah komunikasi lisan atau
tulisan yang dilihat dari titik pandang kepercayaan, nilai, dan kategori yang masuk
didalamnya; kepercayaan di sini mewakili pandangan dunia; sebuah organisasi
atau representasi dari pengalaman (Eriyanto, 2011: 2).
Kata atau kalimat yang mengisi unsur wacana harus memiliki makna
yang luas, informasi dan konteks yang jelas untuk mendukung sebuah tuturan
yang utuh. Pada dasarnya sebuah kata dijadikan sebagai kalimat kerana ada
unsur lain yang mendukungnya (informasi yang utuh dan pemahaman lawan
tutur).
b. Teks dan Konteks
Teks merupakan hasil dari sebuah proses wacana. Pada proses itu,
terdapat nilai-nilai, ideologi, emosi, serta kepentingan lain dari seorang penulis
wacana. Dengan demikian, memahami makna suatu teks tidak cukup hanya
dengan pemahaman tentang logika teks itu sendiri, namun juga harus
memahami tentang konteks (keaadaan) yang menyertai teks atau tuturan
tersebut. Jika salah dalam menafsirkan konteksnya, maka pemahaman pesan
dan makna akan terhambat. Perpaduan teks dan konteks disebut disebut
sebagai wacana. Sumarlam (2005 : 47) menyatakan bahwa konteks wacana
adalah aspek internal wacana dan segala sesuatu yang secara eksternal
melingkupi sebuah wacana. Konteks wacana terdiri dari berbagai unsur
seperti:
a. Latar (Setting and Scene)
Setting lebih bersifa fisik yang mengacu pada tempat dan waktu
terjadinya percakapan. Sedangkan scene (suasana) merupakan latar psikis
yang lebih mengacu pada suasana psikologi yang menyertai peritiwa
tuturan.
b. Peserta (Participants)
Yaitu orang-orang yang terlibat dalam komunikasi baik secara
langsung maupun tidakm langsung. Dengan kata lain, peserta adalah
orang yang melakukan tuturan dengan orang lain, sedangkan keduanya
mendapatkan informasi sesuai dengan keinginannya.
c. Hasil (Ends)
Yaitu meliputi tujuan akhir dan tanggapan dari suatu pembicaraan
yang memang diharapkan oleh penutur
d. Amanat
Amanat adalah pesan berbentuk esai, iklan, pengumuman,
pemberitahuan dan sebagainya yang ditujukan kepada pendengar atau
pembaca
e. Cara (Key)
Mengacu pada konsep pelaksanaan percakapan. Misalnya dengan cara
bersemangat, santai, lemas dll.
f. Norma (Norm)
Norma adalah aturan prilaku peserta komunikasi. Misalnya diskusi
yang cenderung bersifat satu arah, atau pidato yang bersifat dua arah dan
lain sebagainya.
1. Implikatur
Imlikatur adalah ujaran yang menyiaratkan sesuatu yang berbeda
dengan sebenarnya yang diucapkan. Sesutu yang berbeda tersebut adalah
maksud pembicara yang dikemukakan secara samar. Dengan kata lain
implikatur adalah keinginan hati yang tersembunyi. Contoh.
Usi : maksudmu?
2. Presuposisi
B : ah tidak juga.
3. Referensi
Referensi adalah hubungan kata atau benda yang dirujuknya. Referensi
merupakan prilaku pembicara atau penulis. Contoh
Bangku itu terbuat dari kayu jati. Kayu jati merupakan salah satu bahan
pembuatan bangku yang sangat kuat dan tahan lama. Begitu juga harapan
dan keinginan seseorang. Harus layaknya sebuah kayu jati yang sukar
dimakan waktu.
4. Inferensi
Inferensi berarti kesimpulan. Dalam bidang wacana inferensi
merupakan bagian akhir yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan
informasi. Tanpa adanya inferensi, informasi yang diterima oleh pembaca
dan pendengar akan menjadi sia-sia.
5. Konteks
Konteks berarti yang berkenaan dengan teks yang berarti benda-benda
yang terlibat dalam wacana tersebut. Menurut Brown dan Yule , konteks
adalah lingkungan (envirenment) atau keadaan (circumstances) tempat
bahasa digunakan.Contohnya dilingkungan kelas.
3. Kekurangan
1. Struktural menafikan fungsi
2. Pesan atau maksud dari isi wacana tidak secara langsung disampaikan
2. Kelebihan
1. Cocok untuk jenis wacana lisan. Wacana lisan atau spoken discourse adalah
wacana yang disampaikan secara lisan, melalui media lisan. Untuk menerima,
memahami, atau menikmati wacana lisan ini maka sang penerima harus
menyimak atau mendengarkannya. Dengan kata lain, penerima adalah
penyimak.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Wacana merupakan satuan bahasa di atas tataran kalimat yang digunakan untuk
berkomunikasi dalam konteks sosial. Satuan bahasa itu dapat berupa rangkaian kalimat atau
ujaran. Wacana dapat berbentuk lisan atau tulis dan dapat bersifat transaksional atau
interaksional. Dalam peristiwa komunikasi secara lisan, dapat dilihat bahwa wacana sebagai
proses komunikasi antarpenyapa dan pesapa, sedangkan dalam komunikasi secara tulis,
wacana terlihat sebagai hasil dari pengungkapan ide/gagasan penyapa. Disiplin ilmu yang
mempelajari wacana disebut dengan analisis wacana. Analisis wacana merupakan suatu
kajian yang meneliti atau menganalisis bahasa yang digunakan secara alamiah, baik dalam
bentuk tulis maupun lisan.
B. Saran
Analisis ini sangat cocok untuk bahan referensi karena dalam isi analisis ini
menjelaskan tentang kajian wacana secara rinci.
DAFTAR PUSTAKA
http://wacana7a.blogspot.com/2014/02/wacanakelompok7a.html?m=1
http://remajasampit.blogspot.com/p/blog-page.html