METODE KHUSUS
OLEH:
JENNY FAMILI
MEILA ANUGERAH
RIKA JULIANA
RINA SEPTIANI
TP 2019- 2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-nya sehingga makalah ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya.
Kami juga menghaturkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah METODE
KHUSUS yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menyusun makalah ini
Harapan kami semoga makalah dapat memberikan kontribusi positif bagi mata kuliah METODE
KHUSUS ini. Kami mengucapkan terima kasih terhadap semua pihak yang melakukan koreksi
dan memberikan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini.
Bangkinang , Desember 2019
Penulis
i
Daftar isi
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
Daftar isi......................................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................................................3
1.3 Tujuan....................................................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................4
2.1 Metode Jigsaw.......................................................................................................................................4
2.1.1 Pengertian Metode Jigsaw............................................................................................................4
2.1.2 Sejarah Jigsaw..............................................................................................................................5
2.1.3 Langkah-langkah Metode Pembelajaran Jigsaw...........................................................................6
2.2 Menggunakan Kapasitas berfikir...........................................................................................................8
2.2.1 Pengertian....................................................................................................................................9
2.2.3 Ciri-ciri Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif..............................................................................12
2.2.4 Perbedaan Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif..........................................................................17
2.2.5 Manfaat Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif.............................................................................19
2.3 Methode Pembelajaran........................................................................................................................20
2.3.1 Pengertian Metode Pembelajaran...............................................................................................20
2.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode pembelajaran :........................................21
2.3.3 Alasan Menentukan Metode.......................................................................................................21
2.3.4 Jenis-jenis Metode Pembelajaran...............................................................................................22
2.4 Evaluasi...............................................................................................................................................48
2.4.1 Pengertian Evaluasi Pembelajaran..............................................................................................48
2.4.2 Fungsi Evaluasi............................................................................................................................49
2.4.3 Tahapan Evaluasi.........................................................................................................................50
2.4.4 Jenis-Jenis Evaluasi Pembelajaran.............................................................................................50
2.4.5 Prinsip – prinsip dasar evaluasi pembelajaran............................................................................51
2.4.6 Prosedur Evaluasi Pembelajaran................................................................................................52
ii
BAB III PENUTUP...................................................................................................................................53
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................................53
Daftar pustaka...........................................................................................................................................55
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Seringnya rasa malu siswa yang muncul untuk melakukan komunikasi dengan guru,
membuat kondisi kelas yang tidak aktif sehingga berpulang pada rendahnya prestasi belajar
siswa. Maka perlu adanya usaha untuk menimbulkan keaktifan dengan mengadakan
komunikasi yaitu guru dengan siswa dan siswa dengan rekannya. Salah satu pembelajaran
yang ditawarkan adalah kooperatif tipe jigsaw.
Upaya memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan seakan tidak akan pernah
usang. Banyak agenda reformasi yang telah, sedang, dan akan dilaksanakan. Beragam
program inovatif ikut serta memeriahakan reformasi pendidikan.
Belajar atau pembelajaran adalah merupakan sebuah kegiatan yang wajib kita
lakukan dan kita berikan kepada anak-anak kita. Karena ia merupakan kunci sukses untuk
menggapai masa depan yang cerah, mempersiapkan generasi bangsa dengan wawasan ilmu
pengetahuan yang tinggi. Dan pada akhirnya diharapkan akan berguna bagi bangsa, negara,
dan agama. Melihat peran pendidikan yang begitu vital, maka menerapkan metode yang
efektif dan efisien adalah sebuah keharusan. Dengan harapan proses belajar mengajar akan
berjalan menyenangkan dan tidak membosankan. Beragam metode pembelajaran efektif
dapat menjadi pilihan untuk bisa kita persiapkan dalam sebuah kegiatan pembelajaran.
1
Setiap metode pembelajaran akan memiliki satu ‘rana pembelajaran’ yang paling
menonjol meskipun juga mengandung rana pembelajaran lainnya. Ranah pembelajaran
tersebut ada 3, yaitu: Rana kognitif atau rana perubahan pengetahuan ( P ); Rana afektif atau
rana perubahan sikap-perilaku (S ) ; dan Rana psikomotorik atau rana perubahan maupun
peningkatan keterampilan ( K ).
Berfikir kreatif adalah cara-cara baru yang non konvensionil untuk menemukan dan
menggali ide baru yang berguna.makalah ini memberikan penjelasan dan pedoman singkat
mengenai cara berfikir tersebut, berserta contoh-contoh yang menarik dari kehidupan yang
nyata.
Berfikir Kreatif bukanlah suatu yang baru. Ahli-ahli fikir kreatif telah ada ribuan
tahun yang lalu, mungkin jauh sebelum menusia menemukan api dan roda.Para ahli fikir
tersebut memberdayakan akal pikirannya dan kemampuan kreatifitasnya untuk menghasilkan
sesuatu yang baru. Maka dari itu bukan tidak mungkin bagi kita untuk memaksimalkan
kemampuan kreatifitas kita sehingga menghasilkan prestasi.
Kemampuan berpikir kritis dan kreatif sangat diperlukan mengingat bahwa dewasa
ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat dan memungkinkan siapa saja
bisa memperolah informasi secara cepat dan mudah dengan melimpah dari berbagai sumber
dan tempat manapun di dunia. Hal ini mengakibatkan cepatnya perubahan tatanan hidup serta
perubahan global dalam kehidupan. Jika tidak dibekali dengan kemampuan berpikir kritis
dan kreatif maka tidak akan mampu mengolah menilai dan megambil informasi yang
dibutuhkan untuk menghadapi tantangan tersebut. Oleh karena itu kemampuan berpikir kritis
dan kreatif adalah merupakan kemampuan yang penting dalam kehidupan.
Secara garis besar dapat dikatakan bahwa evaluasi adalah pemberian nilai terhadap kualitas
sesuatu. Selain dari itu, evaluasi juga dapat dipandang sebagai proses merencanakan,
memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-
alternatif keputusan. Dengan demikian, Evaluasi merupakan suatu proses yang sistematis untuk
menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai
oleh siswa (Purwanto, 2002).
2
Arikunto (2003) mengungkapkan bahwa evaluasi adalah serangkaian kegiatan yang
ditujukan untuk mengukur keberhasilan program pendidikan. Tayibnapis (2000) dalam hal ini
lebih meninjau pengertian evaluasi program dalam konteks tujuan yaitu sebagai proses menilai
sampai sejauhmana tujuan pendidikan dapat dicapai.
3
12. Mengetahui Jenis-jenis Metode Pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian jigsaw learning adalah sebuah teknik yang dipakai secara luas yang
memiliki kesamaan dengan teknis "pertukaran dari kelompok ke kolompok lain."
(group to group exchange) dengan suatu perbedaan penting: setiap peserta didik
mengajarkan sesuatu. Sedangkan menurut Arends (1997) model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif, dengan siswa
belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang secara heterogen dan
bekerjasama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab atas
4
ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi
tersebut kepada kelompok yang lain.
5
1. Pengelompokan pembelajar.
2. Pemberian tugas untuk setiap anggota kelompok.
3. Diskusi kelompok yang terdiri dari kelompok ahli.
Yaitu kelompok yang terdiri dari kelompok ahli yaitu kelompok yang terdiri
dari pembelajar heterogen , ditinjau dari segi kemampuan dan jenis kelamin yang
tergabung dalam bahasan, tema, ataupun masalah yang sama. Sedangkan kelompok
asal yaitu masing¬ masing kelompok terdiri dari pembelajar yang heterogen, ditinjau
dari kemampuan dan jenis kelamin yang tergabung dalam bahasan, tema, masalah
yang berbeda.
1. Pemberian tes/kuis.
2. Perhitungan penghargaan kelompok.
6
skemata atau struktur kognitif peserta didik agar lebih siap menghadapi kegiatan
pelajaran yang baru.
2. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok sesuai dengan jumlah topik yang akan
dibahas yang memiliki kemampuan akademik yang heterogen. Kelompok ini
dinamakan kelompok asal.
3. Masing-masing anggota kelompok asal mengambil undian untuk menentukan
topik yang akan dibahas.
4. Dari undian yang telah mereka ambil, peserta didik yang mendapat undian
pertama maka akan membahas topik pertama, sedangkan yang mendapat undian
kedua maka akan membahas topik kedua, demikian seterusnya. Kelompok ini
dinamakan kelompok ahli yang bertanggung jawab untuk mengkaji secara
mendalam topik yang mereka dapatkan. Guru memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mendiskusikannya
5. Setelah selesai, peserta didik dari masing-masing kelompok ahli kembali
kekelompok asal untuk membagikan pengetahuan yang mereka dapatkan dari
kelompok ahli. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
berdiskusi.
6. Sebelum pembelajaran diakhiri, diadakan diskusi dengan seluruh kelas.
Selanjutnya, guru menutup pembelajaran dengan memberikan review terhadap
topik yang telah dipelajari.
Tidak selamanya proses belajar dengan metode jigsaw berjalan dengan lancar.
Ada beberapa hambatan yang dapat muncul, yang paling sering terjadi adalah kurang
terbiasanya peserta didik dan pengajar dengan metode ini. Peserta didik dan pengajar
masih terbawa kebiasaan metode konvensional, dimana pemberian materi terjadi
secara satu arah. Faktor penghambat lain adalah kurangnya waktu, proses metode ini
membutuhkan waktu yang lebih banyak, sementara waktu pelaksanaan metode ini
harus disesuaikan dengan beban kurikulum.
7
1.2 Menggunakan Kapasitas berfikir
2.2.1 Pengertian
Dalam mendefiniskan soal berpikir ini terdapat adanya beberapa macam
pendapat, di antaranya ada yang menganggap berpikir sebagai suatu proses asosiasi
saja, ada pula yang memandang berpikir sebagai proses penguatan hubungan antara
stimulus dan respons, ada yang mengemukakan bahwa berpikir itu merupakan suatu
kegiatan psikis untuk mencari hubungan antara dua objek atau lebih, bahkan ada pula
yang mengatakan bahwa berpikir merupakan kegiatan kognitif tingkat tinggi (higher
level cohnitive), sering pula dikemukakan bahwa berpikir itu merupakan aktivitas
psikis yang intensional.
8
Penulis mendefenisikan berpikir adalah suatu proses pencarian gagasan, ide-
ide, dan konsep yang diarahkan untuk pemecahan masalah. Dikatakan sebagai proses
karena sebelum berpikir kita tidak mempunyai gagasan maupun ide, dan sewaktu
berpikir itulah ide bisa datang sehingga melahirkan berbagai pemikiran, diantaranya
adalah pemikiran kreatif.
Berpikir juga dapat diartikan dengan bertanya tentang sesuatu, karena disaat
kita berpikir yang ada diotak kita adalah berbagai pertanyaan analisa diantaranya
adalah: apa, mengapa, kenapa, bagaimana, dan dimana.
1. Berpikir kritis
Berpikir kritis adalah berpikir yang benar dalam rangka mengetahui secara
relevan dan reliable tentang dunia. Berpikir kritis, adalah berpikir beralasan,
mencerminkan, bertanggungjawab, kemampuan berpikir, yang difokuskan pada
pengambilan keputusan terhadap apa yang diyakini atau yang harus dilakukan.
Berpikir kritis adalah berpik mengajukan pertanyaan yang sesuai, mengumpulkan
informasi yang relevan, mengurutkan informasi secara efisien dan kreatif, menalar
secara logis, hingga sampat pada kesimpulan yang reliable dan terpercaya.
9
juga biasa disebut directed thinking, sebab berpikir langsung kepada fokus yang
akan dituju.
Berpikir yang ditampilkan dalam berpikir kritis sangat tertib dan sistematis.
Ketertiban berpikir dalam berpikir kritis diungkapkan MCC General Education
Iniatives. Menurutnya, berpikir kritis ialah sebuah proses yang menekankan
kepada sikap penentuan keputusan yang sementara, memberdayakan logika yang
berdasarkan inkuiri dan pemecahan masalah yang menjadi dasar dalam menilai
sebuah perbuatan atau pengambilan keputusan.
2. Berpikir kreatif
10
3. mampu memandang suatu masalah dari berbagai perspektif
4. cenderung menatap dunia secara relatif dan kontekstual, bukannya secara universal
atau absolute
5. biasanya melakukan pendekatan trial and error dalam menyelesaikan permasalahan
yang memberikan alternatif, berorientasi ke depan dan bersikap optimis dalam
menghadapi perubahan demi suatu kemajuan.
Berfikir Kreatif adalah menghubungkan ide atau hal-hal yang sebelumnya tidak
berhubungan. Dalam kenyataan teknik modern timbul semboyan yang menarik
(jargon) atau istilah khas yang menjadi bahasa golongan tertentu. Begitu pula tak
terkecuali Berfikir Kreatif yang memiliki empat kata khas yaitu imajinatif. Tidak
dapat diramalkan. Divergen dan lateral.
Definisi Berfikir Kreatif yang diberikan dalam Bab ini adalah menghubungkan
ide atau hal-hal sebelumnya tidak berhubungan. Definisi ini memerlukan pejajaran
fakta dalam pikiran kita. Apabila fakta itu digabungkan maka terlihatlah hubungan
menyeluruh yang baru dan dapatlah ditemukan sesuatu. Sejarah ilmu pengetahuan
memberikan banyak contoh penemuan baru semacam itu. Fakta telah diketahui sejak
berpuluh-puluh tahun yang lalu dan menunggu seseorang untuk menunjukkan
hubungan antara fakta tersebut.
Sebagai contoh :
Perjalanan bulan dan pasang surut permukaan air laut telah diketahui sejak zaman
purbakala.tetapi baru abad ke-17 astronom Keppler menghubungkan dua fakta yang
11
nampaknya tidak saling berhubungan dan “menemukan” bahwa bulan mempengaruhi
pasang surut air laut.
Ennis (Arief Achmad, 2007) menyebutkan beberapa kriteria yang dapat kita
jadikan standar dalam proses berpikir kritis, yaitu:
a. Clarity (Kejelasan)
12
sebab kita tidak memahami pernyataan tersebut.
Contoh, pertanyaan berikut tidak jelas: "Apa yang harus dikerjakan pendidik
dalam sistem pendidikan di Indonesia?" Agar pertanyaan itu menjadi jelas,
maka kita harus memahami betul apa yang dipikirkan dalam masalah itu. Agar
menjadi jelas, pertanyaan itu harus diubah menjadi, "Apa yang harus
dikerjakan oleh pendidik untuk memastikan bahwa siswanya benar-benar
telah mempelajari berbagai keterampilan dan kemampuan untuk membantu
berbagai hal agar mereka berhasil dalam pekerjaannya dan mampu membuat
keputusan dalam kehidupan sehari-hari?".
c. Precision (ketepatan)
d. Relevance (relevansi, keterkaitan)
13
keterkaitan dapat diungkap dengan mengajukan pertanyaan berikut:
"Bagaimana menghubungkan pernyataan atau respon dengan pertanyaan?";
"Bagaimana hal yang diungkapkan itu menunjang permasalahan?".
Permasalahan dapat saja jelas, teliti, dan tepat, tetapi tidak relevan dengan
permasalahan. Contohnya: siswa sering berpikir, usaha apa yang harus
dilakukan dalam belajar untuk meningkatkan kemampuannya. Bagaimana pun
usaha tidak dapat mengukur kualitas belajar siswa dan kapan hal tersebut
terjadi, usaha tidak relevan dengan ketepatan mereka dalam meningkatkan
kemampuannya.
e. Depth (kedalaman)
f. Breadth (keluasaan)
14
pandangan seseorang tetapi hanya menyinggung salah satu saja dalam
pertanyaan yang diajukan.
g. Logic (logika)
15
Guilford, ahli yang banyak berkecimpung dalam penelitian penelitian
tentang inteligensi menjelaskan kemampuan orang yang kreatif melalui beberapa
ciri :
a. Ciri kelancaran (fluency)
b. Ciri fleksibelitas (flekxibility)
c. Ciri keaslian (organilaty)
16
Berpikir kritis melibatkan pemikiran logis dan penalaran termasuk
keterampilan seperti perbandingan, klasifikasi, pengurutan, penyebab / efek, pola,
Jalinan, analogi, penalaran deduktif dan induktif, peramalan, perencanaan, hipotesa,
dan mengkritisi.
1 Analitis Mencipta
2 Mengumpulkan Meluaskan
3 Hirarkis Bercabang
4 Peluang Kemungkinan
6 Memusat Menyebar
7 Obyektif Subyektif
10 Kata-kata Gambaran
11 Sejajar Hubungan
17
12 Masuk Akal Kekayaan, kebaruan
Keuntungan yang didapatkan sewaktu kita tajam dalam berpikir kritis, kita
bisa menilai bobot kemampuan seseorang dari perkataan yang ia keluarkan, kita
juga dengan tidak gampangnya menyerap setiap informasi tanpa memikirkan
terlebih dahulu hal yang sedang disampaikan. Bayangkan! Jika kita semua
terbentuk dengan kebiasaan ini, bisa dipastikan akan muncul kreatifitas yang baru
dan kita bisa terus menerus mengalami pertumbuhan yang lebih baik di setiap
aspek dari bidang yang sedang kita tekuni.
18
f. Selalu mampu memberikan sumbangsih kemanusiaan yang nyata dan
bermanfaat demi menemukan dan mengedepankan kebenaran yang didasarkan
pada ilmu pengetahuan dan akal sehat.
g. Mampu menyaring semua informasi yang diperoleh dari semua sumber.
h. Mampu memperbaiki dan meningkatkan kemampuan dalam hal menjelaskan
dan berargumentasi mengenai banyak topik/fenomena serta mampu
meyakinkan orang lain yang didasarkan pada akal sehat, kejujuran, dan
kebijaksanaan.
2. Manfaat berpikir kreatif
19
Jadi Metode Pembelajaran adalah ilmu yang mempelajari cara-cara untuk
melakukan aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari pendidik
dan peserta didik untuk saling berinteraksi dalam melakukan suatu kegiatan sehingga
proses belajar berjalan dengan baik dalam arti tujuan pengajaran tercapai.
Tidak ada satu metode pun yang dianggap paling baik diantara metode-metode
yang lain karena setiap metode mempunyai karakteristik tertentu dengan segala
kelebihan dan kelemahan masing -masing. Suatu metode mungkin baik untuk suatu
tujuan tertentu, pokok bahasan maupun situasi dan kondisi tertentu, tetapi mungkin
tidak tepat untuk situasi yang lain. Demikian pula suatu metode yang dianggap baik
untuk suatu pokok bahasan yang disampaikan oleh guru tertentu, kadang-kadang
belum tentu berhasil dibawakan oleh guru lain. Adakalanya seorang guru perlu
menggunakan beberapa metode dalam menyampaikan suatu pokok babasan tertentu.
3. Tujuan yang akan dicapai ( bila tujuan yang akan dicapai lebih dari satu maka
dapat ditentukan dengan kombinsi berbagai macam metode. ).
20
2.3.3 Alasan Menentukan Metode
Metode pembelajaran adalah bagian utuh ( terpadu, integral ) dari proses
pendidikan pengajaran. Metode ialah cara guru mejelaskan suatu pokok bahasan
( tema, pokok masalah) sebagai bagian kurikulum dalam upaya mencapai sasaran
tujuan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dan kerjasama guru dan siswa dalam
mencapai sasaran dan tujuan pembelajaran melaui cara atau metode, yang pada
hakekatnya ialah jalan mencapai sasaran dan tujuan pembelajaran. Jadi, alasan atau
nalar guru memlilih dan menetapkan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran
adalah :
1. Metode ini sesuai dengan pokok bahasan, dalam rangka lebih menjadi mencapai
sasaran dan tujuan pembelajaran.
2. Metode ini menjadi kegiatan siswa dalam belajar dan meningkatkan motivasi atau
semangat belajar.
3. Metode ini memperjelas dasar, kerangka, isi dan tujuan dari pokok bahasan
sehingga pemahaman siswa makin jelas.
4. Metode dipilih guru dengan azas diatas berdasarkan pertimbangan praktis, rasional
dikuatkan oleh kiat dan pengalaman guru mengajar.
5. Metode yang berdaya guna, belum tentu tunggal, jadi suatu metode dapat
digunakan secara kombinasi ( sintesis terpadu ) dan dilengkapi dengan media
tertentu, bahkan multi-media. Dasar pertimbangan ialah sasaran dan tujuan
pembelajaran.
21
dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang
sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham siswa.
4) Anak didik yang lebih tanggap dari visi visual akan menjadi rugi dan anak
didik yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar menerimanya.
22
7) Bila terlalu lama membosankan dan menjadi kurang menarik.
2. Metode Diskusi
a. Pengertian
23
ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok ( group discussion) dan
resitasi bersama ( socialized recitation ).
3. Metode Demontrasi
24
a. Pengertian
2) Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.
25
3) Menyiapkan lembar pengamatan
1) Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau
kerja suatu benda.
1) Anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan
dipertunjukkan.
a. Pengertian
26
1) Metode ceramah plus tanya jawab dan tugas ( CPTT ).
Metode ini adalah metode mengajar gabungan antara ceramah dengan
tanya jawab dan pemberian tugas.
Metode campuran ini idealnya dilakukan secara tertib, yaitu :
27
5) Medianya tidak selalu dapat mengungkapkan respon siswa.
5. Metode Resitasi
a. Pengertian
Metode resitasi adalah suatu metode mengajar dimana siswa diharuskan
membuat resume dengan kalimat sendiri.
b. Kelebihan Metode :
1) Pengetahuan yang anak didik peroleh dari hasil belajar sendiri akan dapat
diingat lebih lama.
28
Figure 6. Metode Eksperimen
a. Pengertian
1) Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya dan dapat
membuktikan konsep-konsep yang telah diterima atas kebenaran atau
kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima
kata guru atau buku.
29
3) Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa terobosan-
terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaan yang
diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.
2) Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, anak didik harus
menanti untuk melanjutkan pelajaran.
4) Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak
selalu mudah diperoleh dan kadangkala mahal.
30
Figure 7. Metode Karya Wisata
a. Pengertian
31
1) Memerlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak.
3) Akhir karya wisata, pada waktu itu siswa mengadakan diskusi mengenai
segala hal hasil karya wisata, menyusun laporan yang memuat kesimpulan
yang diperoleh, menindaklanjuti hasil kegiatan karya wisata seperti
membuat grafik, gambar, model-model, diagram, serta alat-alat lain dan
sebagainya.
32
8. Metode Latihan Keterampilan.
a. Pengertian
33
1) Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan.
a. Pengertian
34
5) Aplikasi kesimpulan atau generalisasi dalam situasi baru.
4) Metode ini memberi kesempatan kepada siswa untuk bergerak maju sesuai
dengan kemampuannya sendiri.
7) Strategi ini berpusat pada anak, misalnya memberi kesempatan pada siswa
dan guru berpartisispasi dengan sesama dalam situasi penemuan yang
jawabannya belum diketahui sebelumnya.
35
1) Dipersyaratkan keharusan adanya persiapan mental untuk cara belajar ini.
Misalnya siswa yang lamban mungkin bingung dalam usahanya
mengembangkan pikirannya jika berhadapan dengan hal-hal yang abstrak,
atau menemukan saling ketergantungan antara pengertian dalam suatu
subyek, atau dalam usahanya menyusun suatu hasil penemuan dalam
bentuk tertulis. Siswa yang lebih pandai mungkin akan memonopoli
penemuan dan akan menimbulkan frustasi pada siswa yang lain.
36
Figure 10. Metode Tanya Jawab
a. Pengertian
b. Alasan penggunaan
c. Tujuan
37
3) Memberikan tekanan perhatian pada bagian-bagian pelajaran yang
dipandang serta mampu menyimpulkan dan mengikutsertakan pelajaran
sehingga mencapai perumusan yang baik dan tepat.
d. Manfaat
38
13) Umpan balik bagi guru mengenai pengetahuan siswa.
39
Figure 11. Metode Problem Solving
b. Alasan penggunaan
c. Tujuan
40
d. Manfaat
1. Ada masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah ini harus tumbuh dari
siswa sesuai dengan taraf kemampuannya.
41
f. Kelebihan metode problem solving :
2) Dapat melatih dan membiasakan para peserta didik untuk menghadapi dan
memecahkan masalah secara terampil.
42
a. Pengertian
b. Alasan pemilihan
c. Tujuan
d. Manfaat
43
1) Membina dan mengmbangkan sikap ingin tahu lebih jauh.
44
Figure 13. Metode Simulasi
1) Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai
dengan kenyataan di lapangan.
3) Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering memengaruhi siswa
dalam melakukan simulasi.
2.4 Evaluasi
46
evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi
yang berguna untuk merumuskan suatu alternativekeputusan.
Secara garis besar dapat dikatakan bahwa evaluasi adalah pemberian nilai
terhadap kualitas sesuatu. Selain dari itu, evaluasi juga dapat dipandang sebagai proses
merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan
untuk membuat alternatif-alternatif keputusan. Dengan demikian, Evaluasi merupakan
suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai
sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa
Dalam sistem pembelajaran (maksudnya pembelajaran sebagai suatu sistem),
evaluasi merupakan salah komponen penting dan tahap yang harus ditempuh oleh guru
untuk mengetahui keefektifan pembelajaran. Hasil yang diperoleh dapat dijadikan balikan
(feed-back) bagi guru dalam memperbaiki dan menyempurnakan program dan kegiatan
pembelajaran. Di sekolah, Anda sering mendengar bahwa guru sering memberikan ulangan
harian, ujian akhir semester, ujian blok, tagihan, tes tertulis, tes lisan, tes tindakan, dan
sebagainya. Istilah-istilah ini pada dasarnya merupakan bagian dari sistem evaluasi itu
sendiri.
Dengan demikian, pengertian evaluasi pembelajaran adalah suatu proses atau
kegiatan yang sistematis, berkelanjutan dan menyeluruh dalam rangka pengendalian,
penjaminan dan penetapan kualitas (nilai dan arti) pembelajaran terhadap berbagai
komponen pembelajaran, berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu, sebagai
bentuk pertanggungjawaban guru dalam melaksanakan pembelajaran.
1. Fungsi Selektif
3. Fungsi Penempatan
1. Menentukan topik evaluasi, yaitu kegiatan penentuan topik yang akan dievaluasi.
Misalnya; evaluasi hasil kerja, atau evaluasi rencana kerja.
2. Merancang kegiatan evaluasi, yaitu kegiatan mendesain proses evaluasi sehingga
dalam pelaksanaannya tidak melewatkan hal-hal yang penting.
3. Pengumpulan data, yaitu kegiatan mengumpulkan dan mencatat setiap informasi
sesuai dengan perencanaan berdasarkan kaidah-kaidah ilmiah.
4. Pengolahan dan analisis data, yaitu kegiatan mengolah informasi dengan cara
mengelompokkan data agar lebih mudah dalam melakukan analisis, serta
menentukan tolak ukur waktu sebagai hasil evaluasi.
48
5. Pelaporan hasil evaluasi, yaitu membuat laporan hasil evaluasi agar diketahui oleh
pihak-pihak yang berkepentingan.
49
dan efisiensi.Sedangkan penilaian proses dan hasil belajar, dapat dibagi menjadi
empat jenis, yaitu penilaian formatif, penilaian sumatif, penilaian diagnostik, dan
penilaian penempatan.
50
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam hal ini peneliti menggunakan metode jigsaw. Istilah metode berasal dari bahasa
Yunani "Metodos". Kata ini terdiri dari dua suku kata yaitu "Metha" yang berarti melalui atau
melewati dan "hodos" jalan atau cara. Jadi metode adalah suatu jalan yang dilalui untuk
mencapai suatu tujuan. Pengertian Kata jigsaw berasal dari bahasa Inggris yang berarti
“gergaji atau memotong”. Dalam metode pembelajaran teknik jigsaw termasuk dalam jenis
metode pembelajaran kooperatif.
Metode Pembelajaran adalah cara guru mejelaskan suatu pokok bahasan ( tema, pokok
masalah ) sebagai bagian kurikulum dalam upaya mencapai sasaran tujuan pembelajaran.
51
Jenis Metode Pembelajaran:
1. Metode ceramah.
2. Metode diskusi.
5. Metode Resitasi.
7. Metode Demonstrasi.
9. Metode Discovery.
52
Daftar pustaka
Silberman, Mel. 2010. Cara Pelatihan & Pembelajaran Aktif.Jakarta: PT Indeks
Zaini, Hisyam dkk. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta : Pustaka Insan Madani, 2006
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Bandung:
San Grafika
53