Anda di halaman 1dari 13

Artikel hujan asam

Artikel Hujan Asam

Pernah dengar hujan asam/acid rain?, apakah itu? Bukankah hujan itu
adalah air yang turun? Atau kali ini bercampur asam, dan rasanya juga
asam,kecut? Mengapa itu bisa terjadi? Apakah hujan asam itu berbahaya bagi
kehidupan di bumi?
Secara alamiah, hujan asam ”ringan” terjadi karena air hujan bereaksi
dengan Karbonmonoksida (CO) yang berada di angkasa, dan memebentuk asam
lemah. Hujan asam jenis ini bermanfaat bagi bumi karena dapat membantu
melarutkan mineral-mineral di permukaan bumi, yang dibutuhkan oleh tumbuhan
dan binatang.
Istilah hujan asam yang ”berat” erat kaitannya dengan polusi udara. Kita
ketahui bersama bahwa pada polusi udara, beberapa kegiatan industri, kendaraan
bermotor, hingga letusan gunung berapi, terdapat berbagai senyawa kimia yang
dilepaskan ke udara dan ”mengotori” udara salah satunya adalah Sulfur atau
Belerang. Polutan itu terbawa angin jauh jaraknya ke segenap penjuru bumi.
Dilain pihak, butir-butir uap air yang ada di angkasa juga bereaksi dengan
polutan-polutan tersebut, dan kemudian turun sebagai hujan yang sudah
bercampur dengan senyawa baru ”asam” tadi. Itulah yang disebut dengan hujan
asam
Hujan asam tentu akan mempengaruhi kehidupan di bumi, beberapa di
antarnya rusaknya tanaman, tumbuhan karena mendapat curahan ”benda asing”
tadi. Beberapa kasus kerusakan hutan di Amerika serikat, disebebkan oleh
pembangkit listrik batu bara yang beroperasi di negara tersebut, yang ikut
menyebabkan hujan asam.
Hujan asam adalah akibat ikutan dari polusi udara. Mari kita sama-sama
menjaga kelestarian alam, mengendalikan pencemaran udara.

Berikut proses terjadinya hujan asam:


Hujan asam
Hujan asam diartikan sebagai segala macam hujan dengan pH di bawah 5,6.
Hujan secara alami bersifat asam (pH sedikit di bawah 6)
karena karbondioksida (CO2) di udarayang larut dengan air hujan memiliki bentuk
sebagai asam lemah. Jenis asam dalam hujan ini sangat bermanfaat karena
membantu melarutkan mineral dalam tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan
binatang.
Hujan asam disebabkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan pengotor
dalam bahan bakar fosil serta nitrogen di udara yang bereaksi dengan oksigen
membentuk sulfur dioksida dan nitrogen oksida. Zat-zat ini berdifusi
ke atmosfer dan bereaksi dengan air untuk membentuk asam sulfat dan asam
nitrat yang mudah larut sehingga jatuh bersama air hujan. Air hujan yang asam
tersebut akan meningkatkan kadar keasaman tanah dan air permukaan yang
terbukti berbahaya bagi kehidupan ikan dan tanaman. Usaha untuk mengatasi hal
ini saat ini sedang gencar dilaksanakan.
Secara alami hujan asam dapat terjadi akibat semburan dari gunung berapi dan
dari proses biologis di tanah, rawa, dan laut. Akan tetapi, mayoritas hujan asam
disebabkan oleh aktivitas manusia seperti industri, pembangkit tenaga
listrik, kendaraan bermotor dan pabrik pengolahan pertanian (terutama amonia).
Gas-gas yang dihasilkan oleh proses ini dapat terbawa angin hingga ratusan
kilometer di atmosfer sebelum berubah menjadi asam dan terdeposit ke tanah.
SUMBER
Secara alami hujan asam dapat terjadi akibat semburan dari gunung berapi dan
dari proses biologis di tanah, rawa, dan laut. Akan tetapi, mayoritas hujan asam
disebabkan oleh aktivitas manusia seperti industri, pembangkit tenaga
listrik, kendaraan bermotor dan pabrik pengolahan pertanian (terutama amonia).
Gas-gas yang dihasilkan oleh proses ini dapat terbawa angin hingga ratusan
kilometer di atmosfer sebelum berubah menjadi asam dan terdeposit ke tanah.
Hujan asam karena proses industri telah menjadi masalah yang penting
di Republik Rakyat Cina, Eropa Barat, Rusia dan daerah-daerah di arahan
anginnya. Hujan asam dari pembangkit tenaga listrik di Amerika Serikat bagian
Barat telah merusak hutan-hutan diNew York dan New England. Pembangkit
tenaga listrik ini umumnya menggunakan batu bara sebagai bahan bakarnya.
Pembentukan hujan asam
Secara sederhana, reaksi pembentukan hujan asam sebagai berikut:

Bukti terjadinya peningkatan hujan asam diperoleh dari analisa es kutub. Terlihat
turunnya kadar pH sejak dimulainya Revolusi Industri dari 6 menjadi 4,5 atau 4.
Informasi lain diperoleh dari organisme yang dikenal sebagai diatom yang
menghuni kolam-kolam. Setelah bertahun-tahun, organisme-organisme yang mati
akan mengendap dalam lapisan-lapisan sedimen di dasar kolam. Pertumbuhan
diatom akan meningkat pada pH tertentu, sehingga jumlah diatom yang
ditemukan di dasar kolam akan memperlihatkan perubahan pH secara tahunan bila
kita melihat ke masing-masing lapisan tersebut.
Sejak dimulainya Revolusi Industri, jumlah emisi sulfur dioksida dan nitrogen
oksida ke atmosfer turut meningkat. Industri yang menggunakan bahan bakar
fosil, terutama batu bara, merupakan sumber utama meningkatnya oksida belerang
ini. Pembacaan pH di area industri kadang-kadang tercatat hingga 2,4 (tingkat
keasaman cuka). Sumber-sumber ini, ditambah oleh transportasi, merupakan
penyumbang-penyumbang utama hujan asam.
Masalah hujan asam tidak hanya meningkat sejalan dengan
pertumbuhan populasi dan industri tetapi telah berkembang menjadi lebih luas.
Penggunaan cerobong asap yang tinggi untuk mengurangi polusi lokal
berkontribusi dalam penyebaran hujan asam, karena emisi gas yang
dikeluarkannya akan masuk ke sirkulasi udara regional yang memiliki jangkauan
lebih luas. Sering sekali, hujan asam terjadi di daerah yang jauh dari lokasi
sumbernya, di mana daerah pegunungan cenderung memperoleh lebih banyak
karena tingginya curah hujan di sini.
Terdapat hubungan yang erat antara rendahnya pH dengan berkurangnya
populasi ikan di danau-danau. pH di bawah 4,5 tidak memungkinkan bagi ikan
untuk hidup, sementara pH 6 atau lebih tinggi akan membantu pertumbuhan
populasi ikan. Asam di dalam air akan menghambat produksi enzim dari larva
ikan trout untuk keluar dari telurnya. Asam juga mengikat logam beracun
seperi alumunium di danau. Alumunium akan menyebabkan beberapa ikan
mengeluarkan lendir berlebihan di sekitar insangnya sehingga ikan sulit bernafas.
Pertumbuhan Phytoplankton yang menjadi sumber makanan ikan juga dihambat
oleh tingginya kadar pH.
Tanaman dipengaruhi oleh hujan asam dalam berbagai macam cara. Lapisan lilin
pada daun rusak sehingga nutrisi menghilang sehingga tanaman tidak tahan
terhadap keadaan dingin, jamur dan serangga. Pertumbuhan akar menjadi lambat
sehingga lebih sedikit nutrisi yang bisa diambil, dan mineral-mineral penting
menjadi hilang.
Ion-ion beracun yang terlepas akibat hujan asam menjadi ancaman yang besar
bagi manusia. Tembaga di air berdampak pada timbulnya wabah diare pada anak
dan air tercemar alumunium dapat menyebabkan penyakit Alzheimer.
Hujan asam dilaporkan pertama kali di Manchester, Inggris, yang menjadi kota
penting dalam Revolusi Industri. Pada tahun 1852, Robert Angus Smith
menemukan hubungan antara hujan asam dengan polusi udara. Istilah hujan asam
tersebut mulai digunakannya pada tahun 1872. Ia mengamati bahwa hujan asam
dapat mengarah pada kehancuran alam.
Sejarah
Walaupun hujan asam ditemukan di tahun 1852, baru pada tahun 1970-an para
ilmuwan mulai mengadakan banyak melakukan penelitian mengenai fenomena
ini. Kesadaran masyarakat akan hujan asam di Amerika Serikat meningkat di
tahun 1990-an setelah diNew York Times memuat laporan dari Hubbard Brook
Experimental Forest di New Hampshire tentang of the banyaknya kerusakan
lingkungan yang diakibatkan oleh hujan asam.
Metode pencegahan
Di Amerika Serikat, banyak pembangkit tenaga listrik tenaga batu bara
menggunakan Flue gas desulfurization (FGD) untuk menghilangkan gas yang
mengandung belerang dari cerobong mereka. Sebagai contoh FGD adalah wet
scrubber yang umum digunakan di Amerika Serikat dan negara-negara
lainnya. Wet scrubber pada dasarnya adalah tower yang dilengkapi dengan kipas
yang mengambil gas asap dari cerobong ke tower tersebut. Kapur atau batu kapur
dalam bentuk bubur juga diinjeksikan ke dalam tower sehingga bercampur dengan
gas cerobong serta bereaksi dengan sulfur dioksida yang ada, Kalsium karbonat
dalam batu kapur menghasilkan kalsium sulfat ber pH netral yang secara fisik
dapat dikeluarkan dari scrubber. Oleh karena itu, scrubber mengubah polusi
menjadi sulfat industri.
Di beberapa area, sulfat tersebut dijual ke pabrik kimia sebagai gipsum bila kadar
kalsium sulfatnya tinggi. Di tempat lain, sulfat tersebut ditempatkan di land-fill.
Sumber:wikipedia
Membuka proses terjadinya hujan asam
DENGAN semakin meningkatnya ilmu pengetahun dan teknologi (iptek),
semakin tinggi pula aktivitas kegiatan ekonomi manusia, di antaranya dengan
semakin pesatnya perkembangan proses industrialisasi dan sistem transportasi.
Sebagai konsekuensi logis, maka semakin meningkat pula zat-zat polutan yang
dikeluarkan kegiatan industri maupun transportasi tersebut. Keberadaan zat-zat
polutan di udara ini tentu akan berpengaruh terhadap proses-proses fisik dan
kimia yang terjadi di udara. Salah satu dampaknya ialah dengan terjadinya hujan
asam.
Istilah hujan asam pertama kali digunakan Robert Angus Smith pada tahun 1972.
Ia menguraikan tentang keadaan di Manchester, sebuah kawasan industri di
bagian utara Inggris. Hujan asam ini pada dasarnya merupakan bagian dari
peristiwa terjadinya deposisi asam. Deposisi asam terdiri dari dua jenis, yaitu
deposisi kering dan deposisi basah. Deposisi kering adalah peristiwa terkenanya
benda dan molekul hidup oleh asam yang ada dalam udara.
Hal ini bisa terjadi di daerah perkotaan, karena adanya pencemaran udara dari lalu
lintas yang berat dan daerah yang langsung terkena udara yang tercemar dari
pabrik. Dapat pula terjadi di daerah perbukitan yang terkena angin yang
membawa udara yang mengandung asam. Deposisi kering biasanya terjadi di
tempat dekat sumber pencemaran.
Sedangkan deposisi basah ialah turunnya dalam bentuk hujan. Hal ini terjadi
apabila asam di dalam udara larut ke dalam butir-butir air di awan. Jika kemudian
turun hujan dari awan itu, air hujannya akan bersifat asam. Dalam bahasa Inggris
peristiwa ini disebut dengan rain-out. Deposisi basah dapat pula terjadi karena
hujan turun melalui udara yang mengandung asam, sehingga asam itu larut ke
bumi. Peristiwa ini disebut wash-out.
Menurut Bambang Yulianto (1993) masalah deposisi asam terjadi di lapisan
atmosfer terendah, yaitu di troposfer. Asam yang terkandung didalam deposisi
asam ialah asam sulfat (H2SO4) dan asam nitrat (NHO3). Keduanya merupakan
asam yang sangat kuat. Asam sulfat berasal dari gas SO2 dan asam nitrat,
terutama dari gas NOx yang melalui proses fisik dan kimia di udara membentuk
keasaman. Proses yang terjadi sangatlah kompleks yang melibatkan proses
transportasi dan transformasi. Kontribusi air hujan untuk mengikat zat-zat polutan
tersebut membentuk keasaman dalam bentuk senyawa H2SO4 dan NHO3.
Dalam konteks ini, dalam ilmu kimia, derajat keasaman diukur dengan pH yang
menunjukkan kadar ion H+ yang terdapat dalam sebuah larutan yang dinyatakan
dalam -log kadar H+. Karena pH menggunakan skala logaritma, tiap skala berarti
kelipatan 10. Misalnya, pH 3 adalah 10 kali lebih asam dari pada pH 4 dan 100
kali asam dari pH 5. Sedangkan hujan yang normal, yaitu hujan yang tidak
tercemar, mempunyai pH sekira 5,6. Jadi, bersifat agak asam. Hal ini disebabkan
gas CO2 didalam air hujan. Asam karbonat itu bersifat asam yang tercemar oleh
asam yang kuat, pH air hujan turun dibawah 5,6. Hujan inilah yang merupakan
hujan asam.
Polutan yang berperan
Polutan yang berperan akan terjadinya hujan asam adalah zat SO2 dan NOx di
udara. Sekira 50% SO2 yang ada didalam atmosfer adalah alamiah, antara lain
dari letusan gunung berapi dan kebakaran hutan yang alamiah. Sedangkan yang
50% lagi adalah antropogenik, yaitu berasal dari aktivitas manusia, terutama dari
pembakaran bahan-bahan fosil (BBF) dan peleburan logam.
Namun, di daerah yang banyak mempunyai industri dan lalu lintas berat, SO2
yang antrofogenik lebih tinggi.
Kadar SO2 tertinggi terdapat pada pusat industri di Eropa, Amerika Utara dan
Asia Timur. Di Eropa Barat, 90% SO2 adalah antrofogenik. Di Inggris, 2/3 SO2
berasal dari pembangkit listrik batu bara, di Jerman 50% dan di Kanada 63%.
Emisi terbesar SO2 di dunia adalah pabrik pelebur tembaga dan nikel di
Sundbury, Ontario, Kanada yang mengemisikan SO2 632.000 ton/tahun. Adapun
pembentukan asam sulfat dalam fase gas oleh emisi SO2 di udara terjadi dengan
bantuan radikal hidroksil (OH), sehingga terbentuklah kembali radikal OH.
Oleh sebab itu selama masih terdapat NO di atmosfer, dapatlah terbentuk asam
sulfat tanpa mengurangi kadar OH. Dengan demikian semakin banyak SO2 makin
banyak pula asam sulfat yang terbentuk.
Kemudian, seperti halnya SO2, 50% NOx dalam atmosfer adalah alamiah dan
50% antrofogenik. Pembakaran BBF juga merupakan sumber terbesar NOx
sehingga di negara dengan industri maju NOx yang antrofogenik lebih besar dari
pada yang alamiah. Emisi NOx dalam tahun 1980 diperkirakan sebesar 9,2 juta
ton di Eropa, 19,3 juta ton di Amerika Serikat, dan 1,8 juta ton di Kanada.
Instalasi pembangkit listrik dan kendaraan bermotor merupakan sumber utama
NOx.
NOx berasal juga dari aktivitas jasad renik tanah, di mana untuk kehidupannya
menggunakan senyawa organik yang mengandung N. Oksida N itu merupakan
hasil sampingan dari aktivitas jasad renik tersebut.
Pupuk N dalam tanah yang tidak terserap tumbuhan juga mengalami perombakan
kimia fisik dan biologi yang menghasilkan oksida N. Semakin banyak digunakan
pupuk N, semakin tinggi pula produksi oksida tersebut. Sebagian dari oksida N
tersebut di udara berubah menjadi asam nitrat.
Sumber asam nitrat yang lain ialah amonia (NH3). NH3 sebenarnya bersifat basa,
tetapi keberadaannya di udara menetralisasi asam dengan pembentukan garam
(NH4)2 dan NH4NO3 kemudian dioksidasi menjadi asam nitrat. Sumber utama
NH3 ialah pertanian dan peternakan, yaitu pupuk dan kotoran ternak.
Untuk emisi yang berasal dari transportasi (pencemaran udara akibat aktivitas
transportasi besarnya 33-50% dari pencemaran total pada udara) dengan
menggunakan metode pengubah katalik (catalytic converter). Namun, alat ini
hanya dapat dipergunakan pada kendaraan dengan bahan bakar minyak (BBM)
bensin dan tidak pada mesin diesel.
Alat ini pun juga tidak dapat dipergunakan pada bensin yang mengandung timbal
(Pb), sehingga tidak dapat dipergunakan di negara yang masih mempergunakan
bensin jenis ini, seperti di Indonesia. Pengubah katalik ini dipasang pada knalpot
menggunakan campuran platinum dan rhodium sebagai katalisator. Alat ini dapat
mengubah CO dan HC menjadi CO2 dan air serta mereduksi NOx menjadi gas
nitrogen. Dengan alat ini emisi CO, HC, dan NOx dapat dikurangi sampai dengan
90%.
Semua cara tadi tentu saja memerlukan biaya yang mahal. Untuk itu, dalam
mengantisipasinya yaitu dengan cara upaya penghematan energi.
Penghematan energi ini mempunyai keuntungan dalam mengurangi CO2 selain
mengurangi emisi lainnya. Namun, tentunya bersifat fleksibel, sehingga terdapat
pilihan yang luas yang bisa dilakukan oleh berbagai lapisan masyarakat
IV. CONTOH INSTRUMEN

Literasi Sains
Hujan Asam
Secara alamiah, hujan asam ”ringan” terjadi karena air hujan bereaksi
dengan Karbonmonoksida (CO) yang berada di atmosfer, dan memebentuk asam
lemah. Istilah hujan asam yang ”berat” erat kaitannya dengan polusi udara. Kita
ketahui bersama bahwa pada polusi udara, beberapa kegiatan industri, kendaraan
bermotor, hingga letusan gunung berapi, terdapat berbagai senyawa kimia yang
dilepaskan ke udara dan ”mengotori” udara salah satunya adalah Sulfur atau
Belerang. Polutan itu terbawa angin jauh jaraknya ke segenap penjuru bumi.
Hujan asam tentu akan mempengaruhi kehidupan di bumi, beberapa di
antarnya rusaknya tanaman karena mendapat curahan benda asing, mematikah
hewan serta menimbulkan penyakit bagi manusia. Beberapa kasus kerusakan
hutan di Amerika serikat, disebebkan oleh pembangkit listrik batu bara yang
beroperasi di negara tersebut, yang ikut menyebabkan hujan asam.

1. Dari artikel diatas, identifikasi salah satu penyebab pencemaran lingkungan


dan bagaimana dampaknya terhadap kehidupan di bumi.
Jawaban:
Salah satu penyebab terjadinya pencemaran lingkungan adalah hujan asam dan
memiliki dampak yang besar terhadap kehidupan di bumi yakni merusak
tumbuhan, mematikan hewan serta menimbulkan penyakit bagi manusia.
2. Dari artikel diatas, apakah yang menyebabkan terjadinya hujan asam.
Jawaban:
Hujan asam terjadi disebabkan oleh polusi udara yakni dari kegiatan industri,
kendaraan bermotor hingga letusan gunung berapi yang melepaskan senyawa
kimia yang berbahaya.
Proses Terjadinya Hujan Asam

3. Dari gambar diatas, jelaskan fenomena hujan asam yang terjadi di atmosfer.
Jawaban:
Hujan asam terjadi sebagai dampak pertemuan antara polutan sulfur
dioksida dan nitrogen oksida dengan butir- butir air di atmosfer tepatnya
dilapisan troposfer dimana fenomena cuaca terjadi. Fenomena ini masuk dalam
lingkaran siklus hidrologi. Semua unsur polutan ini merupakan hasil
sampingan dari proses pembakaran bensin maupun solar baik dari pabrik
industri maupun kendaraan. Senyawa tersebut akan terkumpul di udara dan
akan melakukan perjalanan ribuan kilometer di atsmosfer, disaat senyawa
tersebut bercampur dengan uap air maka akan membentuk zat asam sulphuric
dan nitric. Disaat terjadinya curah hujan, kabut membawa partikel ini dan
terjadilah hujam asam.

Dampak Hujan Asam Bagi Kehidupan


Terdapat hubungan yang erat antara rendahnya pH dengan berkurangnya
populasi ikan di danau-danau. pH di bawah 4,5 tidak memungkinkan bagi ikan
untuk hidup, sementara pH 6 atau lebih tinggi akan membantu pertumbuhan
populasi ikan. Asam di dalam air akan menghambat produksi enzim dari larva
ikan trout untuk keluar dari telurnya. Asam juga mengikat logam beracun
seperi alumunium di danau. Alumunium akan menyebabkan beberapa ikan
mengeluarkan lendir berlebihan di sekitar insangnya sehingga ikan sulit bernafas.
Pertumbuhan Phytoplankton yang menjadi sumber makanan ikan juga dihambat
oleh tingginya kadar pH.
Tanaman dipengaruhi oleh hujan asam dalam berbagai macam cara. Lapisan
lilin pada daun rusak sehingga nutrisi menghilang sehingga tanaman tidak tahan
terhadap keadaan dingin, jamur dan serangga. Pertumbuhan akar menjadi lambat
sehingga lebih sedikit nutrisi yang bisa diambil, dan mineral-mineral penting
menjadi hilang.

4. Dari artikel diatas, jelaskan bagaimana dampak hujan asam terhadap komponen
biotik.
Jawaban:
Hujan asam memberikan dampak yang buruk terhadap lingkungan biotik yakni
tumbuhan dan hewan. Air hujan yang asam tersebut akan meningkatkan kadar
keasaman tanah dan air permukaan yang terbukti berbahaya bagi kehidupan
hewan dan tumbuhan. Hal ini menyebabkan kepunahan pada spesies hewan
dan tumbuhan, spesies hewan yang lain juga akan terancam karena jumlah
produsen (tumbuhan) semakin sedikit.
Keterampilan Berpikir Kritis
1. Berikut adalah data mengenai kondisi lingkungan biotik dan abiotik dari dua
daerah yang berbeda:
Pembanding Daerah A Daerah B
Air Keruh dan Berbau Jernih dan Tidak
Berbau
Tanah dan Batuan Kering dan Cepat Lapuk Subur dan Tidak Cepat
Lapuk
Suhu Panas dan Kering Sejuk
Tanaman Layu dan Sedikit Subur dan Banyak
Hewan Spesies banyak yang punah Spesies tetap bertahan
hidup
Dari data diatas, daerah manakah yang menampakan kondisi yang mengalami
fenomena hujan asam? Jelaskan.
2. Dari soal nomor 1 diatas, cukupkah data-data tersebut digunakan untuk
mendukung identifikasi masalah fenomena hujan asam? Jika tidak, apa saja
yang perlu ditambahkan pada tabel tersebut. Jelaskan.
3. Hujan asam terjadi di lapisan atmosfer, identifikasi lapisan-lapisan atmosfer
berikut dimanakah proses hujan asam itu terjadi. Jelaskan.
Lapisan Atmosfer Fenomena yang Terjadi
Troposfer Peristiwa cuaca
Stratosfer Terbentuknya lapisan ozon
Mesosfer Suhu turun ketika ketinggian bertambah
Termosfer Terbentuknya lapisan bermuatan listrik yang
dikenal dengan nama ionosfer
Eksosfer Adanya refleksi cahaya matahari yang
dipantulkan oleh partikel debu meteoritik

4. Perhatikan data lingkungan berikut.


Lingkungan Biotik Lingkungan Abiotik
Manusia Suhu
Hewan Air
Tumbuhan Cahaya matahari
Tanah
Batuan
Dari data diatas, definisikanlah apa yang dimaksud lingkungan biotik dan
lingkungan abiotik?

5. Bacalah artikel berikut.


Sejak dimulainya Revolusi Industri, jumlah emisi sulfur dioksida dan
nitrogen oksida ke atmosfer turut meningkat. Industri yang menggunakan
bahan bakar fosil, terutama batu bara, merupakan sumber utama meningkatnya
oksida belerang . Pembacaan pH di area industri kadang-kadang tercatat hingga
2,4 (tingkat keasaman cuka). Sumber-sumber ini, ditambah oleh transportasi,
merupakan penyumbang-penyumbang utama hujan asam.
Dari informasi diatas, apakah yang sebaiknya dilakukan oleh manusia untuk
menanggulangi dampak dari fenomena hujan asam?

Anda mungkin juga menyukai