Kimia Klinik
Kimia Klinik
Volume
Normal ; 1200 -1800 mL/ 24 jam (dewasa)
Anak 1-6 tahun : ¼ orang dewasa
Anak 6-12 tahun : ½ orang dewasa
Volume urine dipengaruhi oleh umur, intake, aktifitas, perspirasi, fungsi ginjal.
Kejernihan / kekeruhan
Normal ; jernih
Bila keruh, mungkin desebabkan oleh bakteri, kristal , posfat, urat, eritrosit, epitel.
Nubecula : urine jernih jika dibiarkan/didinginkan menjadi keruh ringan, kerena ada endapan lendir, urat, fospat,
epitel, leukosit, bakteri.
Berat jenis
Bj urine normal ; 1.003 – 1.03
Bj urine dipengaruhi oleh jumlah urine, komposisi urine,fengsi pemekatan ginjal.
Bj urine tingggi : Diabetes Melitus, nefrotis akut, demam.
Bj urine rendah :stadium terminal nefritis.
Pengukuran Bj urinedengan menggunakan Urinometer dengan skala 1.000 – 1. 040 dan selalu dikalibrasi pada suhu
150C atau 200C , refraktometer.
Bau
Normal; aromatis
Bau amoniak :perombakan ureum oleh bakteri pada infeksi ureter.
Bunga layu : ketonuria
Busuk : perombakan protein pada ureter.
Bau yang berasal dari makanan dan minumam (Normal)
pH
normal ; 4,5 – 8,0 atau rata-rata 6,4 -7
pengukuran pH urine dengan kertas lakmus, kertass nitrazin, pH meter
jika pH alkalis :retensi urine pada kandung kemih, sistitis kronis, anemia, muntah yang hebat.
Jika pH asam : assidosis, demam, diet protein, pielonefritis.
Pemeriksaan Mikroskopis Urine
Guna pemeriksaan mikroskopis urine adalah untuk melihat kelainan ginjal dan salurannya ( stadium, berat ringannya
penyakit, follow up).
Sampel yang digunkan untuk pemeriksaan mikroskopik urine adalah:
Bentuk bundar
Batas tidak jelas
Sitoplasma banyak berbutir
ukuran ± 11μm
Normal <6/lpb
Silinder
Yaitu cetakan protein yang terjadi di tubuli. Syarat terbentuknya ; adanya proteinuria, suassana asam, oligouria –
anuria
Yang ditemukan = silinder hialin, silinder granuler, silinder eritrosit, silinder leukosit. (nama sesuai dengan
sel/strukturyang menempel)
Contoh :
Silinder hyalin silinder epitel silinder eritrosit
Epitel
Berasal dari ginjal, ureter, kandung kemih dan uretra. Normal selalu terdapat dalam urin. Bertambah banyak pada
penderita glomerulonefritis . Positif pada radang selaput lendir pada traktus urinarium.
Benang lendir
Terdapat pada iritasi selaput lendir traktus urogenital
Bakteri
S. Tiphy, E.Colli, M.TBC
b. Unsur anorganik
Kristal yang dijumpai pada keadaan normal.
Dalam urine asam : Ca Oksalat, asam urat, urat amorf.
Dalam urin alkalis : fosfat, Ca. Karbonat, ammonium urat, fosfat amorf
Kristal yang dijumpai dalam urin abnormal:
Kalium oksalat asam urat amonium biurat kristal amorf
2. Pemeriksaan Kimia Urine
a. Pemeriksaan glukosa
Normal : 1 -25 mg/ dL
Pada keadaan normal tidak ditemukan glukosa disalam urine. Karena molekul glukosa besar dan ginjal akan
menyerap kembali hasil filtrasi dari glumerulus.
Glukosuria yaitu, adanya ditemukan glukosa didalam urine yang melebihi kadar normalny / ekresi glukosa kedalam
urine.
Penyebab Glukosuria adalah
Tanpa hiperglikemia
Terjadi pada :
Glukosa renal
Yaitu, glukosa dibuang ke air kemih meskipun kadar glukosa didalam darah normal.
Hal ini terjadi karena adanya kelainan fungsi di tubuluss renalis.
Alkalimentasi
Kehamilan
Dengan hiperglikemia
Terjadi pada :
Diabetes melitus
Karen akadar glukkosa didalam darah meningkat, karena kekurangan insulin. Sehingga nefron diginjal tidak bisa
menyerap kembali kelebihan glukosa karena melewati nilai ambang ginjal (ambang glikosa di ginjal : > 170 mg/dL).
Makanya kelebihan glukosa dibuang ke urine.
Hipertiroid
Tekanan udara cranial
Sesudah anestesi dengan eter
Hiperglikemia = suatu keadaan dimana kadar glukosa didarah meningkat dari normal (N : 60 -120 g/dL) .
Hipoglikemia =n suatu keadaan dimana kadar glukosa didarah rendah dari normah.
Pada hipoglikemia disebabkan oleh :
Pemeriksaan kualitatif
Untuk melihat ada / tidaknya glukosa didalam sampel urine.
Tes enzimatik
Reduksi ion Cu ( metoda benedict, metoda clinistes)
Metoda benedict
Reagen:
CuSO4 5H2O 17,3 g dilarutkan didalam 100 mL aquades (bila perlu panaskan sampai larut)
Natrium sitrat 173 g dan natrium karbonat anhidrat 100 g dilarutkan dalam 600 mL aquades (panaskan bila perlu, dan
saring)
Campurkan larutan sitrat karbonat dengan larutan CuSO4 tersebut perlahan =lahan dengan pengadukan yang
konstan, bilas larutan CuSO4 dengan aquades.
Tambahkan aquades hingga volume 1000 mL.
Cara kerja:
5 mL reagen benedict ditambah 0,5 mL urine,panaskan hingga mendidih selama 2 -3 menit, baca hasilnya dalam
keadaan panas.
Pembacaan hasil :
Tetap biru tak ada endapan : negatif ( 0 – 0,1 g/dL )
Hijau dengan endapan kuning : + ( 0,5 -1,0 g/dL )
Kuning : ++ ( 1,0 -1,5 g/dL)
Orange : +++ ( 1,5 _ 2,5 g/dL )
Merah bata : ++++ ( 2,5 – 4 g/dL )
Reagen :;
Tablet clinictes siap pakai yang berisi kombinasi cuSO4 , asam sitrat, Na2CO3 anhidrat, NaOH.
Cara kerja :
Satu tablet clinictes dalam tabung reaksi, ditambahkan 5 tete urine. Tungggu 15 detik sampai gelembung udara yang
terjadi habis. Lihat hasilnya sambil dikock perlahan-lahan. Bandingkan warna yang terjadi dengan warna standar.
Normal : 10 mg/dL
Protein berfungsi untu pertumbuhan. Protein terdiri dari :
Albumin : untuk mengatur cairan koloid osmotik didalam tubuh.
Globulin : untuk imunoglobulin / anti bodi tubuh / pertahanan.
Proteinuria adalah adanya protein yang ditemukan didalam urine yang melebihi kadar normalnya . Proteinuria disebut
juga dengan albuminuria.
Proteinuria :
Ringan : ≤ 0,5 g/L per 24 jam
Sedang : 0,5 – 3 g /L per 24 jam
Berat : > 3 g /L per 24 jam
Proteinuria disebabkan oleh:
1. Fisiologis
2. Patologis
Proteinuria fisiologis
Ditemukan protein dalam urine tetapi kelainan yang terjadi tidak menandakan adanya indikasi penyakit. Normalnya
tidak boleh sampai + 1.
1. Wanita hamil (karena pada ssaat hamil assupan gizi bertambah/meningkat, termasuk protein dan dalam
darah kadar protein meningkat sehingga ginjal tidak dapat menyaring kelebihan karena melewati ambang
ginjal.)
2. Demam
3. Hipertensi
4. Stres
5. Kerja berat
6. Bayi yang baru lahir (usia 1 minggu)
7. Berdiri yang terlalu lama
8. Kedinginan ( karena adanya penekanan vena renali diginjal. )
Proteinuria patologis
Ditemukan protein diddalam urine yang menandakan adanya indikasi penyakit.
Pre renal
Yaitu, proteinuria yang disebabkan oleh kerusakan organ –organ sebelum ginjal misalnya hati.
Ditemukan pada penyakit:
1. Sirosis hepatic
2. Meningnitis
3. Ascites
4. Febris
Renal
Yaitu, proteinuria yang disebabkan oleh kerusakan organ ginjal.
Ditemukan pada penyakit :
Post renal
Yaitu, proteinuria yang disebabkan oleh kerusakan organ- organ setelah ginjal , misalnya saluran fesikaurinaria,
ureter.
Secara kualitatif
Untuk melihat ada / tidaknya protein didalam urine.
Metode yang digunakan :
Metoda exton
Metoda enzimatik (carik celup)
Tes biokimia ( uji biuret )
Metode exton
Prinsip: protein dalam suasana asam akan menggumpal ( mengendap)
Reagen :
Asam sulfosalisilat : 50 g
Natrium sulfat kristal : 88 g
Aquadess : 1000 mL
Cara kerja :
Urine disentrifuge selama5 menit 1500 rpm. Supernatan ditambah reagen sebanyak 1:1. Amati hasinya.
Cara kerja :
5 mL urine dipanaskan 1-2 menit ditambahkan asam asetat10% tetes demi tetes.
Metode bang
Prinsip : protein dipanaskan dengan asam akan menggumpal.
Reagen:
Natrium assetat : 11,8 g
Asam asetat glasial : 5,65 mL
Aquadess : add 100 mL
Cara kerja :
5 mL urine jernih + 0,5 mL reagen bang dipanaskan 5 menit baca.
Bila keru : positif
Interprestasi sama dengan metode pemanasan assam asetat.
Cara kerja: celupkan strip kedalam urine selama 1 detik. Keluarkan dan tiriskan kelebihan urine dengan tisu atau
kertas saring. Baca terjadinya perubahan warna dalam 60 detik. Bandingkan dengan warna standar pada tbung atau
baca dengan alat khusus.
http://yanniimel.blogspot.co.id/2013/01/jenis-jenis-pemeriksaan-urine.html