Anda di halaman 1dari 3

Review Film English-Vinglish

1. Honeymoon
Diawal cerita film ini mengangkat latar salah satu tempat di India dimana orang-orang
sekitar banyak menggunakan bahasa Inggris, namun tetap menggunakan bahasa lokal yaitu
Bahasa Hindi sebagai bahasa ibu. Pemeran utamanya yaitu seorang ibu rumah tangga yang
bernama Shashi Godbole yang diperankan oleh Sridevi, dia memiliki seorang anak
perempuan dan anak laki-laki. Anak perempuannya tergolong anak yang cerdas dan fasih
berbahasa Inggris, sedangkan suaminya bekerja di perusahaan internasional yang juga lancar
berbahasa Inggris. Shashi tergolong rendah dalam berbicara bahasa inggris, akan tetapi shashi
sangat pandai dalam bidang masak memasak dan dia juga suka membuat Ladoo (ladoo
adalah makanan khas di India) dia mengembangkan bakatnya dalam bidang memasak dan
dijadikan sebagai bisnis rumahan.
2. Culture Shock
Shashi tergolong ibu rumah tangga yang dianggap oleh anaknya kurang gaul karena
selalu memakai Sari, sari adalah pakaian khas di India. Karena berada di tengah lingkungan
yang pandai berbahasa Inggris, shashi sering diejek dan dianggap rendah oleh suami dan anak
perempuannya, ketidakgaulan sashi yang ditampilkan terutama saat dia menghadiri acara
pertemuan antara orang tua siswa dengan guru sekolah anaknya, anaknya merasa sangat malu
karena ibunya tidak mampu berbahasa inggris, sementara sekolahnya tergolong sekolah yang
bertarap International. Ketertekanan Shashi semakin memuncak saat suaminya yang bekerja
sebagai pekerja kantoran, terus mengatakan dan memperlakukan shashi seperti seorang
pembantu, dia juga selalu merendahkan shashi, dia mengutamakan pekerjaan kantor daripada
aktivitas dirumah, bahkan urusan istrinya sebagai seorang isteri dan seorang ibu dari anak-
anaknya dianggap sebagai hal yang sepele, bahwa itu memang pekerjaan seorang ibu rumah
tangga, walaupun shashi tertekan dalam batinnya akan tetapi shashi tetap menikmati hari-
harinya.
Cerita mengalir ketika saudaranya Shashi yang bertempat tinggal di New York
Amerika, mengirimkan undangan dalam rangka acara perkawinan anaknya, mereka diundang
untuk datang ke Amerika. Shashi diminta untuk datang membantu persiapan perniakahan
keponakannya sebulan sebelum hari H. Sedang suami dan anak-anaknya tidak bisa menemani
shashi karena pekerjaan dan anak-anak yang harus sekolah, mereka memilih datang pada hari
H, sementara karena istrinya tidak ada pekerjaan maka disuruh berangkat satu bulan sebelum
hari H, sendirian.
Disinilah awal mula perjalanan Shashi, yang harus memasuki lingkungan yang benar-
benar baru sedangkan dia terkendala dalam penguasaan Bahasa Inggris. Bisa dibayangkan
bagaimana takutnya Shashi ke negeri paman Sam seorang diri dengan kemampuan bahasa
inggris yang kurang mumpuni. Kelucuan mulai mengalir ketika sedang berada di dalam
pesawat, bintang tamu Amitabbachan benar benar memperlihatkan kejagoannya berakting
walaupun cuma tampil sekitar lima menit saja dalam film tersebut, kelucuan juga mengalir
hingga sampai ke bandara.
Nah, setelah Sashi Goldbole sampai di Amerika dia merasa bingung tidak tahu harus
berbuat apa. Ia merasa asing lantaran tidak mengerti bahasa orang disekitarnya, hingga
sebuah tragedy terjadi di sebuah kedai kopi, pandangan sinis seorang penjaga kedai kopi
kepada shashi, membuat shashi sedih lantaran dia tidak bisa berbahasa inggris, dan membuat
dia malu di depan umum.
Singkat cerita di New York, Shashi mengalami banyak hal dalam berinteraksi dengan
orang-orang. Hingga dia melihat sebuah iklan kursus singkat “lancar berbahasa Inggris empat
minggu”. Sambil membongkar tabungan, akhirnya dia mendaftar kelas bahasa Inggris kilat,
dan selama pelajaran dia selalu menjadi Siswa yang terbaik. Banyak hal yang dituangkan
dalam cerita ini, mulai dari sedikit romantisme dengan seorang koki dari Perancis, hingga
perjuangan menuju ke tempat kursus sendiri, serta harus bermain kucing-kucingnya dengan
Saudara dan keponakannya karena ikut kursus secara diam-diam.
3. Initial Adjustment
Hingga akhirnya dia menikmati kehidupan barunya di New York bersama teman-
teman barunya yang dulu sangat sulit dia dapatkan waktu di kampung halamannya. Dan
betapa pentingnya dirasanya pelajarannya itu sampai sampai ketika anaknya telah tiba di New
York pun dia masih mencari cari alasan untuk pergi kursus tentunya dengan jalan berbohong.
Semua karena ia harus lulus di ujian akhir bahasa Inggris.
4. Depression/Mental Isolation
Bebagai konflik terjadi mulai dari anak perempuannya yang meremehkan ia karena
tidak mengerti bahasa Inggris, sampai suaminya sendiripun ikut ikutan meremehkan shashi.
Shashi terus belajar bahasa inggris dengan menonton acara-acara televisi dan menonton film
berbahasa Inggris tanpa teks, shashi sangat bersemangat dalam belajar karena ia ingin
membuktikan kepada keluarganya bahwa dia juga bisa berbahasa inggris, tidak hanya bisa
membuat ladoo seperti yang dikatakan oleh suaminya.
5. Acceptance and Intergration

Hingga di akhir cerita suaminya memohon maaf saat giliran istrinya yang memberi
sambutan di depan tamu undangan pernikahan keponakannya, karena istrinya tidak bisa
berbicara bahasa inggris, dan pada saat itu juga lah shashi dengan percaya dirinya
menunjukkan kemampuannya yang diperoleh selama empat minggu ini di kursus “lancar
bahasa inggris dalam empat minggu”, dia pun mengaplikasikannya dengan membaca pidato
atau sambutan di acara pernikahan keponakannya, semua mata terbelalak melihatnya,
keluarganya pun kaget sekaligus kagum melihat shashi, anak dan suaminya merasa tidak enak
hati atas perlakuannya selama ini kepada shashi, dan dalam situasi tersebut terdapat
dukungan dari luar yaitu teman-teman kursus dan juga gurunya. Akhirnya Sashsi sukses
berbahasa Inggris dan semua orang menaruh hormat padanya, termasuk suami dan anaknya.

6. Verbal Communication

The way people speak, different culture has different communication style, and based
on the characteristic of this culture use of communication bowling style.

7. Non Verbal Communication


Different culture use different systems of understanding non verbal cues, and in this
culture use high context culture relatively more emphasis on non verbal cues.

Conclusion

Itulah point besar jalan cerita dari film ini, ada banyak hal yang dapat saya ambil
hikmahnya dari film ini. Pertama memotivasi kita untuk terus belajar Bahasa Inggris, seakan
mengatakan bahwa belajar itu tak memandang umur, selama mau berusaha, akan ada
jalannya. Dan memang konflik utama dalam film ini yaitu persoalan bahasa inggris sesuai
dengan Judul Filmnya. Kedua, keluarga tetaplah merupakan hal utama, dalam berkeluarga
kadang akan ada pasang-surutnya tapi bukan berarti harus kabur ketika ada hal yang lebih
baik di luar sana. Kasih sayang seorang Ibu disini juga diuji oleh balasan yang diberikan oleh
anak perempuannya.

Anda mungkin juga menyukai