Modul 1

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR

CUTTING

DISUSUN OLEH :
1. Dicky Madikatama 17117077
2. Asri Rasad 17117052
3. Zuhdi Zainul Muttaqin 17117053
4. Bagus Nugroho Jati Rahadi 17117094
5. Ahmad Waldi Chaniago 17117031
6. M. Dody Indra Gunawan 17117059

LABORATORIUM KONVERSI ENERGI


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proses pemesinan merupakan proses lanjutan dalam pembentukan benda kerja


atau mungkin juga merupakan proses akhir setelah pembentukan logam menjadi
bahan baku berupa besi tempa atau baja paduan atau dibentuk melalui proses
pengecoran yang dipersiapkan dengan bentuk yang mendekati kepada bentuk
benda yang sebenarnya.

Proses pemesinan dengan menggunakan prinsip pemotongan logam dibagi dalam


tiga kelompok dasar, yaitu : proses pemotongan dengan mesin pres, proses
pemotongan konvensional dengan mesin perkakas, dan proses pemotongan non
konvensional . Proses pemotongan dengan menggunakan mesin pres meliputi
pengguntingan (shearing), pengepresan (pressing) dan penarikan (drawing,
elongating). Proses pemotongan konvensional dengan mesin perkakas meliputi
proses bubut (turning), proses frais (milling), sekrap (shaping).

Salah satu teknik permesinan yang paling mendasar dan sering digunakan adalah
pemotongan menggunakan mesin cutting wheels. Teknik ini sering digunakan
karena tidak terlalu mahal dan menggunakan alat yang sederhana, alat yang
paling populer pada pengerjaan ini yaitu , mesin gerinda dan mesin circular saw.
1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :


a. Tujuan umum
1. Pengenalan secara langsung mesin-mesin perkakas serta cara
pengoperasiannya.
2. Peningkatan pengetahuan serta ketrampilan tentang mesin-mesin
perkakas.

b. Tujuan khusus
1. Dapat mengetahui, menguasai dan menjalankan mesin cut off/cutting
wheel.
2. Mengetahui proses dan cara memotong benda kerja dengan mesin cut
off/cutting wheel
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Permesinan

Proses pemesinan dengan menggunakan prinsip pemotongan logam dibagi dalam


tiga kelompok dasar, yaitu : proses pemotongan dengan mesin pres, proses
pemotongan konvensional dengan mesin perkakas, dan proses pemotongan non
konvensional . Proses pemotongan dengan menggunakan mesin pres meliputi
pengguntingan (shearing), pengepresan (pressing) dan penarikan (drawing,
elongating). Proses pemotongan konvensional dengan mesin perkakas meliputi
proses bubut (turning), proses frais (milling), sekrap (shaping). Proses
pemotongan logam ini biasanya dinamakan proses pemesinan, yang dilakukan
dengan cara membuang bagian benda kerja yang tidak digunakan menjadi beram
(chips) sehingga terbentuk benda kerja.

Dari semua prinsip pemotongan di atas pada buku ini akan dibahas tentang
proses pemesinan dengan menggunakan mesin perkakas. Proses pemesinan
adalah proses yang paling banyak dilakukan untuk menghasilkan suatu produk
jadi yang berbahan baku logam. Diperkirakan sekitar 60% sampai 80% dari
seluruh proses pembuatan suatu mesin yang komplit dilakukan dengan proses
pemesinan.

Proses pemesinan dibagi menjadi tiga kategori, yaitu;


1. Proses pemotongan (cutting), yaitu proses pemesinan dengan menggunakan
pisau pemotongan dengan bentuk geometri tertentu.
2. Proses abrasi (abrasive process), seperti proses gerinda.
3. Proses pemesinan non tradisional yaitu yang dilakukan secara elektrik.
Proses pemesinan seperti proses bubut, pengeboran, frais atau permesinan baut
pada dasarnya merupakan suatu proses pembuangan sebagian bahan benda kerja
dimana pada proses pemotongannya akan dihasilkan geram (chip) yang
merupakan bagian benda kerja yang akan dibuang. Pahat potong bergerak
sepanjang benda kerja dengan kecepatan V dan kedalaman pemotongan
Pergerakan pahat ini mengakibatkan timbulnya geram (chip) yang terbentuk
akibat proses pergeseran (shearing) secara kontinu pada bidang geser.

2.2 Cutting Wheel

Mesin cut off / cutting wheel merupakan alat perkakas potong yang di gunakan
untuk memotong bahan yang besar dan yang sulit apabila menggunakan mesin
gerinda tangan. Prinsip kerja alat ini menggunakan motor listrik sebagai
penggerak utama pada mesin cut off / cutting wheel. Putaran pada motor listrik di
transmisikan melalui porosnya ke mata potong, putaran mesin menghasilahn
RPM yang tinggi,

Berikut ini adalah daftar berbagai jenis mata potong pada cutting wheel dan
pengaplikasiannya:

a. Right angle cut-off wheel, merupakan mata potong yang ditujukan untuk
berbagai aplikasi, Right angle cut-off wheel dapat digunakan untuk batu, baja,
aluminium, beton, balok silinder dan banyak hal lainnya - termasuk bahan
seperti panel mobil, kancing logam, dan besi siku.
Gambar 1 Right Angle Cut-Off Wheel

b. Depressed center wheel, merupakan jenis mata potong yang biasanya


digunakan untuk menghaluskan lasan, beveling, bentukan dan pipa pembersih,
serta memotong sebagian besar material batu.

Gambar 2 Depressed Center Wheel

c. Small diameter reinforced, merupakan mata potong yang dibuat untuk


digunakan pada die grinder untuk memotong dan memasang permukaan
logam yang lebih kecil dengan cepat dan efisien.

Gambar 3 Small Diameter Reinforced

d. Circular saw reinforced cut-off, merupakan mata potong yang sangat


fleksibel, mata pisau yang diperkuat dapat digunakan untuk melubangi dan
menorehkan semua jenis logam, serta memotong bahan bangunan seperti
lembaran logam dan atap.

Gambar 4 Circular Saw Reinforced Cut-off

e. Chop saw reinforced, merupakan mata potong yang sering digunakan di


lokasi konstruksi karena kemampuannya membuat potongan yang halus dan
bersih. Mata potong ini digunakan untuk memotong kancing logam dan besi
siku.

Gambar 5 Chop Saw Reinforced

Ada banyak jenis mata potong untuk dipilih, terutama ketika Anda bekerja
dengan bahan yang berpotensi tajam dan berbahaya seperti logam atau batu,
dan Anda harus memilih yang tepat untuk pekerjaan itu. Penggunaan jenis
mata potong yang salah sering mengakibatkan kerusakan atau
ketidakefisienan, yang dapat menyebabkan cedera.
2.3 Shearing

Proses pengguntingan (shearing) atau merupakan proses pemotongan dengan


menekan dua sisi pisau tajam ke lembaran logam (sheet metal). Prinsip kerja alat
ini meletakkan benda kerja dirahang penjepit kemudian sesuaikan bagian plat
yang akan potong sesuai dengan ukuran atau bentuk yang diinginkan, lalu kunci
rahang penjepit. Gunakan tuas pemotong untuk memotong plat sesuai dengan
ukuran yang diinginkan, Lepaskan benda kerja dari mesin shearing.

Gambar 6 Ilustrasi Shearing

Shearing process memiliki metode pengerjaan , yaitu sebagai berikut :


a. Punching, merupakan proses pemotongan menggunakan die dan punch
dimana bagian dalam lembar yang dipotong harus dibuang.
Gambar 7 Ilustrasi Punching

b. Blanking, merupakan proses geser menggunakan die dan punch dimana


bagian luarnya harus dibuang.

Gambar 8 Ilustrasi Blanking

c. Perforating, merupakan pembuatan lubang di lempengan logam.

Gambar 9 Ilustrasi Perforating

d. Parting, merupakan proses geser lempengan menjadi dua bagian atau lebih.
Gambar 10 Ilustrasi Parting

e. Notching, merupakan proses membuang potongan-potongan dari tepi.

Gambar 11 Ilustrasi Nortching

f. Lancing, merupakan proses meninggalkan potongan tanpa menghapus


material apapun.
Gambar 12 Shearing Operations: Punching, Blanking and Perforating

Gambar 13 Ilustrasi Proses Shearing

Bahan-bahan yang dapat dikerjakan dengan proses shearing terdiri


dari : Aluminum, Brass, Bronze, Mild steel dan Stainless steel.
Karakteristik proses shearing meliputi:

a. Kemampuannya untuk melakukan pemotongan garis lurus pada lembaran


logam sangat baik.
b. Penempatan logam dilakukan antara mata potong geser atas dan bawah.
c. Kemampuannya untuk memotong bahan yang relatif kecil setiap saat karena
mata potong geser dapat dipasang pada suatu sudut untuk mengurangi gaya
geser yang diperlukan.

Kelebihan pada proses shearing adalah sebagai berikut :

a. Sangat cepat, dengan pemotongan menembus lembaran logam hanya dalam


hitungan detik.
b. Menciptakan potongan bersih dengan tepi halus.
c. Dapat dilakukan pada lembaran logam dalam berbagai ukuran diameter.
d. Hemat biaya untuk aplikasi manufaktur volume tinggi.
e. Tidak menghasilkan limbah dalam bentuk keripik.
f. Dapat dilakukan pada suhu kamar-lembaran logam, menghilangkan kebutuhan
untuk pemanasan lembaran logam.
g. Banyak jenis logam mendukung geser, termasuk aluminium, baja, baja tahan
karat, perunggu, besi dan tembaga.
Kekurangan pada proses shearing adalah sebagai berikut :

a. Tidak ideal untuk aplikasi manufaktur volume rendah.


b. Logam yang sangat keras seperti tungsten tidak dapat dicukur.
c. Dapat menyebabkan cacat pada lembaran logam.

Pemotongan shear dan die merupakan proses fabrikasi logam serupa yang
melibatkan pemotongan logam dengan satu atau lebih mata potong. Namun, dua
proses fabrikasi logam menggunakan berbagai jenis mata potong. Dalam proses
pemotongan shear digunakan mata potong lurus. Dalam pemotongan die mata
potong yang digunakan melengkung.
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Kaca Pelindung.
2. Slop Tangan.
3. Masker.
4. Sepatu Besi .
5. Plat hitam eser besi 1,5 mm.

3.2 Prosedur Praktikum


Adapun prosedur pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Sebelum Menjalankan Mesin
a. Periksa keadaan mesin
b. Siapkan benda kerja maupun peralatan yang dibutuhkan.
c. Siapkan benda kerja, tandai bagian-bagian yang akan potong.

2. Saat Menjalankan Mesin


a. Nyalakan mesin dengan menekan tombol switch on
b. Lakukan pemotongan perlahan untuk menghindari kerusakan pada mata
potong dan kerusakan pada benda kerja.
c. Gunakan kaca mata safety pada saat cut off/cutting wheel berjalan
d. Segera matikan mesin jika terjadi gangguan.

3. Setelah Pengerjaan
a. Matikan mesin dengan memutar switch off
b. Bersihkan benda kerja dan mesin dari chip atau geram yang menempel.
c. Kembalikan peralatan ke tempat semula.

Anda mungkin juga menyukai