Nama Kelompok :
1. Gusti Ayu Kade Dewi Meilani (18D10011)
Dosen Pembimbing :
Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atau Ida Sang Hyang Widi
Wasa atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menusun makalah ini yang berjudul “
Makalah Antioksidan Yang Berperan Dalam Proses Pencernaan”. Penulis membuat makalah ini
bertujuan untuk menumbuhkan proses belajar mandiri kepada mahasiswa, dan menumbuhkan daya
kreativitas para mahasiswa.
Pada kesempatan kali ini penulis tidak lupa menyampaikan terimakasih kepada pihak – pihak
yang telah membantu, yaitu kepada :
1. Ibu A.A Istri Mas Padmiswari,S.Si.,M.Si. selaku Dosen mata ajar Ilmu Gizi sekaligus
pembimbing dalam menyusun makalah ini.
2. Kedua orang tua yang telah memberikan doa dan dukungannya untuk menyelesaikan makalah
ini.
3. Teman – teman yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu dan memberikan
semangat untuk menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini dan jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, penulis berharap adanya kritikan dan saran demi perbaikan makalah
yang akan penulis buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
terdapat saran yang membangun.
Demikianlah makalah ini semoga bermanfaat bagi pembaca dan mohon maaf apabila ada kata –
kata yang kurang berkenan.
Penulis
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan................................................................................................3
1.4 Manfaat..............................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan........................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
Dari latar belakang diatas, kami dapat merumuskan masalah yang akan dibahas dalam
bab berikut yaitu:
Berdasarkan dari rumusan masalah diatas, tujuan yang ingin dicapai, antara lain :
1.4. Manfaat
2. Secara Praktis, makalah ini bermanfaat sebagai sumber referensi belajar untuk
mengetahui apa itu antioksidan, jenis – jenis antioksidan dan fungsi antioksidan
didalam tubuh manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Antioksidan
Antioksidan merupakan suatu senyawa yang dapat menyerap atau menetralisir radikal
bebas sehingga mampu mencegah penyakit-penyakit degeneratif seperti kardiovaskuler,
karsinogenesis, dan penyakit lainnya. Senyawa antioksidan merupakan substansi yang
diperlukan tubuh untuk menetralisir radikal bebas dan mencegah kerusakan yang ditimbulkan
oleh radikal bebas terhadap sel normal, protein, dan lemak. Senyawa ini memiliki struktur
molekul yang dapat memberikan elektronnya kepada molekul radikal bebas tanpa terganggu
sama sekali fungsinya dan dapat memutus reaksi berantai dari radikal bebas (Murray, 2009).
Dalam melawan bahaya radikal bebas baik radikal bebas eksogen maupun endogen,
tubuh manusia telah mempersiapkan penangkal berupa sistem antioksidan yang terdiri dari 3
golongan yaitu : (Anonim, 2012)
1. Antioksidan Primer yaitu antioksidan yang berfungsi mencegah pembentukan radikal bebas
selanjutnya (propagasi), antioksidan tersebut adalah transferin, feritin, albumin.
2. Antioksidan Sekunder yaitu antioksidan yang berfungsi menangkap radikal bebas dan
menghentikan pembentukan radikal bebas, antioksidan tersebut adalah Superoxide
Dismutase (SOD), Glutathion Peroxidase (GPx) dan katalase.
3. Antioksidan Tersier atau repair enzyme yaitu antioksidan yang berfungsi memperbaiki
jaringan tubuh yang rusak oleh radikal bebas, antioksidan tersebut adalah Metionin
sulfosida reduktase, Metionin sulfosida reduktase, DNA repair enzymes, protease,
transferase dan lipase.
1. Antioksidan yang sudah diproduksi di dalam tubuh manusia yang dikenal dengan
antioksidan endogen atau enzim antioksidan (enzim Superoksida Dismutase (SOD),
Glutation Peroksidase (GPx), dan Katalase (CAT).
2. Antioksidan sintetis yang banyak digunakan pada produk pangan seperti Butil Hidroksi
Anisol (BHA), Butil Hidroksi Toluen (BHT), propil galat dan Tert-Butil Hidroksi Quinon
(TBHQ).
3. Antioksidan alami yang diperoleh dari bagian-bagian tanaman seperti kayu, kulit kayu,
akar, daun, buah, bunga, biji dan serbuk sari seperti vitamin A, vitamin C, vitamin E dan
senyawa fenolik (flavonoid).
Antioksidan sintetis sudah banyak digunakan di masyarakat baik pada minuman maupun
makanan kemasan yang dijual di pasaran seperti Butil Hidroksi Anisol (BHA), Butil Hidroksi
Toluen (BHT), Propil Galat (PG) dan Tert-Butil Hidrosi Quinon (TBHQ). Menurut hasil
penelitian Amarowicz et al. (2000) menyatakan bahwa penggunaan bahan sintetis ini dapat
meningkatkan risiko penyakit kanker. Studi epidemiologi menunjukkan bahwa adanya
peningkatan konsumsi antioksidan alami yang terdapat dalam buah, sayur, bunga dan bagian-
bagain lain dari tumbuhan dapat mencegah penyakit-penyakit akibat stress oksidatif seperti
kanker, jantung, peradangan ginjal dan hati.
2. Flavonoid
Flavonoid merupakan kelompok antioksidan penting dan dibagi menjadi 13 kelas, dengan
lebih dari 4000 senyawa ditemukan sampai tahun 1990 (Harborne, 1993). Flavonoid merupakan
senyawaan fenol yang dimiliki oleh sebagian besar tumbuhan hijau dan biasanya terkonsentrasi
pada biji, buah, kulit buah, kulit kayu, daun, dan bunga (Miller 1996). Flavonoid memiliki kontribusi
yang penting dalam kesehatan manusia. Menurut Hertog (1992) disarankan agar setiap hari
manusia mengkonsumsi beberapa gram flavonoid. Flavonoid diketahui berfungsi sebagai
antimutagenik dan antikarsinogenik, selain itu memiliki sifat sebagai antioksidan, anti peradangan,
anti alergi, dan dapat menghambat oksidasi LDL (Low Density Lipoprotein) (Rahmat, 2009). Gambar
2.6 adalah struktur flavonoid.
Gambar 2.6 Struktur flavonoid
(Markham, 1988)
Menurut USDA Database for the Flavonoid Content of Selected Foods, buah
kiwi mengandung senyawa bioaktif flavonoid yang dibagi ke dalam kelas:
antosianidin, flavanon, flavon, flavonol dan flavon-3-ol. Penentuan kadar
flavonoid pada buah kiwi dinyatakan dengan kadar katekin dimana katekin
termasuk kedalam kelas flavon-3-ol. Senyawa katekin, memiliki gugus fungsi dari
senyawa flavon-3-ol dengan posisi R1 dan R2 diganti dengan gugus H, sedangkan
pada posisi R3 diganti dengan gugus OH.
3. Polifenol
Karakteristik antioksidan yang berasal dari bahan pangan dilihat dari
kandungan polifenol. Sampai saat ini, minat penelitian terhadap senyawa fenolik
meningkat karena kemampuan ‘scavenging’ terhadap radikal bebas. Polifenol
merupakan salah satu kelompok yang paling banyak dalam tanaman pangan,
dengan lebih dari 8000 struktur fenolik dikenal saat ini (Harborne, 1993). Polifenol
adalah produk sekunder dari metabolisme tanaman.
Senyawa antioksidan alami polifenol adalah multifungsional, dapat berfungsi
sebagai (Aulia, 2009):
a. Pereduksi atau donor elektron
b. Penangkap radikal bebas
c. Pengkelat logam, dan
d. Peredam terbentuknya singlet oksigen.
4. Polifenol
Vitamin E merupakan vitamin yang larut dalam lemak dan memiliki
sifat antioksidan, diantara vitamin E, yang paling banyak dipelajari adalah
tokoferol (Gambar2.9 ) karena memiliki ketersediaan hayati yang tinggi (Herrera
dan Barbas, 2001).
Tokoferol dapat melindungi membran sel dari oksidasi oleh radikal bebas
pada reaksi rantai peroksidasi lipid. Tokoferol dapat menghambat radikal bebas
dan mencegah tahap reaksi propagasi. Reaksi ini menghasilkan radikal
tokoferosil yang dapat diubah kembali ke bentuk kurang aktif melalui
pemberian elektron dari antioksidan lainnya, seperti askorbat dan retinol.
Berikut ini pada gambar 2.9 adalah struktur kimia dari vitamin E
Pada tahap inisiasi terjadi pembentukan radikal bebas (R*) yang sangat reaktif,
karena (RH) melepaskan satu atom hidrogen, hal ini dapat disebabkan adanya cahaya,
oksigen atau panas. Pada tahap propagasi, radikal (R*) akan bereaksi dengan oksigen
membentuk radikal peroksi ( ROO*). Radikal peroksi selanjutnya akan menyerang RH
(misalnya pada asam lemak) menghasilkan hidroperoksida dan radikal baru. Hidrogen
peroksida yang terbentuk bersifat tidak stabil dan akan terdegradasi menghasilkan
senyawa-senyawa karbonil rantai pendek seperti aldehida dan keton (Nugroho, 2007).