(PDF) REVIEW JURNAL MPK 11.docx - Compress - Compress
(PDF) REVIEW JURNAL MPK 11.docx - Compress - Compress
IDENTITAS JURNAL
E-mail : akhmad.sholikin@gmail.com
Tahun : 2017
A. Latar Belakang
1
pemilihan umum memperoleh kekuasaan politik dan mempertahankannya jika sudah
diperoleh guna melaksanakan program yang telah ditetapkan oleh mereka.
Peran partai politik di Indonesia setelah era reformasi adalah menjadi aktor
utama demokrasi dalam memobilisasi kehidupan politik bangsa dan negara.
Sayangnya, proses demokratisasi tidak berjalan dengan baik di tubuh partai politik itu
sendiri. Partai politik cenderung bertentangan dengan demokrasi dalam politik
pemerintah. Desentralisasi politik dan otoritas partai politik adalah elemen terpenting
dalam mengevaluasi sistem kerja partai politik. Hingga saat ini, dinamika partai-partai
di tingkat lokal masih sangat didominasi oleh pusat.
Akibatnya politik di kawasan itu merupakan turunan politik ditingkat pusat
yaitu di Jakarta. Partai yang berkepentingan dengan otoritas yang terdesentralisasi
tidak akan menciptakan demokrasi di tingkat lokal di partai politik, karena praktik
demokrasi internal partai sangat terpusat, klientalistik dan oligarkis.
Dengan perihal diatas dijelaskan bahwasanya di Indonesia masih lemah akan
pemegang daerah lokal atas pemerintah pusat. Dimana daerah atau bawah nya
tersebut masih sebagian besar dipegang oleh pemerintah pusat yang mengatur
pemerintahan daerah dimana ini telah terjadi pada orde baru dan pada pasca reformasi
ini sudah berubah perhlahan-lahan menjadi desentralisasai akan tetapi dalam
praktiknya seperti yang saya akan jelaskan mengenai partai yang belum desentralistik
yang belum dianut oleh parpol-parpol dimana yang menjadi sentral di parpol adalah
DPP (Dewan Pimpinan/Pengurus Pusat) yang menjadi petinggi partai yang
paling/harus didengar. Hingga sejauh ini, dinamika kepartaian ditingkat lokal masih
sangat didominasi oleh tanan-tangan pusat.
Demikian pada review jurnal ini akan menjelaskan betapa pentinganya
menjadikan perspektif desentralisasi ini untuk mewujudkan aktifnya partisipasi
masyarakat terhadap lembaga-lembaga di negara yang dimana sebagai penentu
kebijakan partai politik ditingkat lokal sesaui dengan aspirasi pengurus partai politik
di daerah, yang lebih mengetahui persoalan, serta kebutuhan daerah lokal itu.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana mewujudkan perspektif desentralisasi dalam partai politik di
Indonesia?
C. Tujuan
Mengetahui konsep desentralisasi untuk partai politik di Indonesia
2
D. Manfaat Penelitian
Secara teoritis diharakan mampu memberikan kontribusi dalam perkembangan
perspektif desentralisasi partai politik dan metode penelitian kualitatif
Secara praktis diharapkan mapu memberikan masukan dan saran kepada partai
politik sebaga bahan evaluasi terhadap desentralisasi partai politik di Indonesia.
E. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang tujuannya untuk
menyajikan gambaran lengkap mengenai setting sosial atau suatu fenomena
kenyataan sosial, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan
dengan masalah dan unit yang diteliti antara fenomena yang diuji.
Penelitian ini memilih metode penilitian jenis kualitatif yang menggunakan
studi kasus. Kasus dalam penelitian dapat berupa individu, program, institusi, atau
kelompok. Penelitian ini dituju kepada partai politik mengenai desentralisasi partai
di Indonesia
Pemilihan pendekatan metode penelitian kualitatif untuk bisa fokus
mengungkapkan persoalan. Aktifitas dalam analisis data kualitatif: reduction
(reduksi data), display (penyajian data), dan verification (penarik kesimpulan).
2. Fokus dan Lokasi Penelitian
3
b. Wawancara
Wawancara ialah percakapan antara dua orang atau lebih dan berlangsung
antara narasumber dan pewawancara. Tujuan wawancara ialah mendapatkan suatu
informasi yang tepat dari narasumber terpercaya.
Proses wawancara dilakukan kepada beberapa informan seperti: para pengurus
partai politik dengan pembatasan informan dari perwakilan partai politik di
Indonesia agar dapat lebih memahami dalam mendapatkan informasi berdasar
desentralisasi yang baik untuk dinamika kepartaian lokal tidak terlalu bercampur
dengan pusat.
F. Analisis Data
Berikut hal apa saja yang menjadi pertimbangan desentralisasi pada partai
politik di Indonesia:
1. Problem Institusionalisme Partai Politik di Indonesia
Secara garis besar, peran partai dan fungsi partai politik dapat dibedakan
menjadi dua; pertama, peran dan tugas internal organisasi. Dala hal organisasi
partai politik memerankan peranan penting dala pembinaan, edukasi, pembekalan,
kaderissi, konsolidasi dan melanggengkan ideologi politik yang menjadi latar
belakang pendirian partai politik. Kedua, fungsi partai politik yang bersifat
eksternal organisasi. Disini peran dan fungsi partai politik terkat dengan
masyarakat las, bangsa dan negara. Kehadiran partai politik juga memiliki
tanggungjawab konstitusional, moral, dan etika untuk membawa kondisi dan
situasi masyarakat menjadi lebih baik.
4
kepentingan rakyat, akan tetapi sebaliknya hanya sebagai kepuasan dalam
suksesnya pencalonan serta memperjuangkan nilai dan kepentingan pribadi
partainya dengan modal kharisma dan pamor seorang pemimpin untuk mendapat
suara massa.
5
3. Menimbang Desentralisasi bagi Partai Politik
G. Pembahasan
Desentralisasi Partai Politik
6
masyarakat terhadap partai politik. Implementasi otonomi daerah juga masih
menyisakan sejumlah problematika yang belum tuntas salah satunya menyangkut
desentralisasi politik dan kewenangan pada ranah partai politik sebaga elemen paling
penting masyarakat sipil, sampai saat ini masih saja dinamika kepartaian didominasi
oleh campur tangan pusat. Pentingnya desentralisasi kewenangan tersebut seperti
disampaikan HM Harry Mulya Zein sebagai berikut:
Dapat dikatakan bahwa norma Pasal 18 UUD 1945 yang memberikan otonomi
bagi pemerintahan daerah yang sangat penting juga bagi posisi dan kedudukan partai
politik dalam sistem ketatanegaraan, mengingat partai politik memiliki kewenangan
untuk mengisi jabatan anggota dewan perwakilan rakyat daerah dan berdasarkan
Undang-Undang juga berwenang mengajukan calon kepala daerah (right to propose a
candidate).
7
bahwa dengan adaya kepala daerah diharapkan menjadi wadah masyarakat didaerah
tersebut.
H. Kesimpulan
8
DAFTAR PUSTAKA
Haris, Syamsuddin. 2007. Desentralisasi dan Otonomi Daerah. Jakarta: LIPI Pers.
Eddyono, Luthfi Widagdo. 2017. Wacana Desentralisasi Partai Politik: Kajian Original
Intent dan Pemaknaan Sistematik UUD 1945, Jurnal Konstitusi, Volume 14,
Nomor 1, (Maret 2017).
Gunawan, Wawan. 2018. Anomali Kewenangan Dewan Pimpinan Pusat Partai Politik dalam
Sistem Desentralisasi Pemerintahan di Indonesia, Jurnal Academia Praja,
Volume 1, Nomor 1, (Februari 2018).