Anda di halaman 1dari 6

TEORI BIAYA DAN KONSEP EFISIENSI

TUGAS RANGKUM MATERI

ANGGOTA KELOMPOK 12:


1. NUR AHMAD DZULKARIM 195020207111008
2. EDO FANDRA 165020200111007

KELAS BA

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2019
TEORI BIAYA DAN KONSEP EFISIENSI

Dalam buku MIKRO-EKONOMI karya Paul A. Samuelson, diterangkan bahwa biaya


terletak pada jantung banyak keputusan bisnis. Perusahaan harus memberi perhatian penuh
terhadap biaya, sebab setiap sen biaya akan mengurangi laba perusahaan. Namun, pentingnya
biaya dilandasi dengan alasan yang lebih dalam, yaitu perusahaan membuat keputusan produksi
dan penjualan atas dasar biaya dan harga barang. Dalam buku Ekonomi karya Alam S,
diterangkan kembali bahwa biaya (cost) merupakan pengorbanan yang dilakukan untuk
mendapatkan suatu tujuan. Selanjutnya akan dijelaskan mengenai berbagai biaya dalam
ekonomi, seperti biaya peluang (opportunity cost) dan biaya produksi.

Menurut buku MIKRO-EKONOMI, dalam perekonomian dikenal tiga permasalahan


pokok, meliputi mengenai Bagaimana, Apa, dan Untuk siapa. Untuk menjawab hal tersebut,
diperlukan untuk memahami terlebih dahulu mengenai konsep efisiensi alokatif atau singkatnya
adalah konsep efisiensi. Menurut MIKRO-EKONOMI, efisiensi alokatif terjadi bila tidak
memungkinkan dilakukan reorganisasi produksi yang dapat menyebabkan seseorang menjadi
lebih baik tanpa menyebabkan orang lain lebih buruk.

A. TEORI BIAYA DAN ANALISIS BIAYA

Dalam buku MIKRO-EKONOMI terbitan Paul A. Samuelson menerangkan bahwa kita dapat
menghitung tiga konsep biaya yang cukup penting, yaitu biaya total (total cost), biaya rata-rata
(variable cost), dan biaya marjinal (marginal cost). Ketiga biaya tersebut sangat sering ditemui
dalam ilmu ekonomi dan berkaitan dengan kegiatan produksi perusahaan.

Biaya tetap (overhead cost) adalah biaya yang harus dibayarkan terlepas dari banyaknya
output yang diproduksi. Biaya tetap (FC) terdiri atas biaya pembayaran kontrak atas bangunan
dan sewa peralatan, pembayaran bunga atas hutang, pembayaran gaji pegawai tetap, dan
sebagainya. Biaya tetap harus dibayarkan tanpa melihat perusahaan melakukan produksi atau
tidak.
Biaya variabel (variable cost) adalah biaya yang berubah sesuai dengan besarnya output
perusahaan. Biaya variabel terdiri atas biaya bahan baku, biaya bahan bakar, gaji pegawai, dan
biaya lain yang tidak tetap. Biaya variabel merupakan bagian dari biaya total (TC) yang berubah
sesuai dengan perubahan output. Dari definisi di atas diperoleh suatu rumus yang berbunyi
sebagai berikut.

TC = FC + VC

TC = Total Cost
FC = Fixed Cost
VC = Variable Cost

Gambar 1.1: Kurva Biaya Tetap, Biaya Variabel, dan Biaya Total

Selanjutnya adalah biaya marjinal, dalam buku Ekonomi karya Alam S, biaya marjinal
(Marjinal Cost / MC) merupakan salah satu konsep penting dalam ekonomi. Biaya marjinal
adalah biaya yang menunjukkan tambahan biaya untuk memproduksi 1 unit tambahan output.
Dengan kata lain, biaya marjinal adalah tambahan biaya yang harus dikeluarkan sebagai akibat
dari memproduksi satu unit tambahan. Biaya marjinal diperoleh dari pengurangan biaya total
(TC) dengan biaya total kuantitas sebelumnya. Dibawah ini terdapat gambaran kurva dari biaya
marjinal sebagai berikut.
Gambaran 2.1 Kurva Biaya Marjinal

Menurut buku MIKRO-EKONOMI, biaya rata-rata (average cost) adalah biaya total yang
dibagi dengan jumlah unit yang diproduksi. Sebagaimana ditunjukkan dalam kolom berikut.

AC = TC : q

AC = Average Cost

TC = Total Cost

Q = Quantity / Jumlah Barang yang Diproduksi

Gambar 3.1 Kurva Biaya Rata-rata


Selanjutnya adalah biaya peluang atau opportunity cost. Menurut buku Ekonomi karya
Alam S, biaya peluang adalah segala sesuatu yang dikorbankan untuk memperoleh sesuatu.
Dalam hal ini yang dimaksud adalah biaya peluang harus memperhitungkan biaya nyata yang
dikorbankan dan biaya tidak nyata yang dikorbankan. Dengan kata lain, biaya peluang dapat
menjadi dasar pilihan jika mengerjakan alternatif yang tidak jadi dipilih. Hasilnya adalah sesuatu
yang tidak didapat dibandingkan dengan sesuatu yang yang didapat setelah memilih suatu
alternatif tindakan.

Menurut Alam S, dalam bukunya Ekonomi menyatakan bahwa biaya peluang berbeda
dengan biaya sehari-hari. Biaya sehari-hari adalah pengorbanan yang harus dilakukan untuk
melakukan suatu kegiatan, tanpa memperhitungkan kerugian karena dikorbankannya kegiatan
lain. Singkatnya, biaya sehari-hari muncul dari kegiatan apa yang dilakukan. Sebaliknya, biaya
peluang muncul dari kegiatan yang tidak dapat dilakukan.

Dijelaskan kembali dalam buku MIKRO-EKONOMI bahwa biaya oportunitas terjadi


karena melakukan suatu pilihan terhadap barang langka dengan mengorbankan barang lain.
Biaya oportunitasnya adalah nilai dari barang atau jasa yang dilepaskan, atau secara singkatnya
adlah hilangnya alternatif karena memilih suatu tindakan lain.

B. KONSEP EFISIENSI

Dalam buku MIKRO-EKONOMI dijelaskan bahwa efisiensi dapat diartikan sebagai tidak
adanya barang yang terbuang percuma atau penggunaan sumber daya ekonomi seefektif
mungkin untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat. Secara lebih spesifik, sistem
perekonomian bisa dikatakan efisien bila tidak satu pun barang tambahan yang bisa diproduksi
tanpa mengurangi produksi barang yang lain, yaitu selama perekonomian masih ada pada garis
batas kemungkinan produksi.

Efisiensi seringkali dikaitkan dengan kinerja suatu organisasi karena efisiensi mencerminkan
perbandingan antara keluaran (output) dengan masukan (input). Dengan arti lain, efisiensi
merupakan usaha mencapai hasil yang maksimal secara kualitas dan kuantitas dengan
menggunakan sumber daya yang tersedia. Artinya, efisiensi dapat dilihat dari dua segi. Yang
pertama adalah hasil yang dicapai dan yang kedua adalah usaha yang telah dilakukan.
Diterangkan kembali dalam buku MIKRO-EKONOMI, efisiensi terjadi ketika tidak ada
reorganisasi produksi atau konsumsi yang akan meningkatkan kepuasan seseorang tanpa
mengurangi kepuasan orang lain.

Kemudian diijelaskan juga dalam e-book PENGANTAR TEORI EKONOMI, karya Agus Tri
Basuki dan Nano Prawoto dijelaskan bahwa terdapat dua jenis efisiensi. Yang pertama adalah
efisiensi teknis (technical efficiency), yaitu pilihan proses produksi yang kemudian menghasilkan
output tertentu dengan meminimalisasi sumber daya. Efisiensi teknis akan tercapai saat produk
rata-rata mencapai maksimum. Yang kedua adalah efisiensi ekonomis (cost efficiency),
merupakan pilihan apapun dalam teknik yang digunakan dalam kegiatan produksi haruslah yang
meminimumkan biaya. Efisiensi ekonomis tercapai pada saat keuntungan maksimum. Pada
efisiensi ekonomis, kegiatan perusahaan akan dibatasi oleh garis anggaran (isocost) yang dimiliki
oleh perusahaan tersebut.

Efisiensi yang paling banyak digunakan adalah efisiensi yang di dalamnya terdapat efisiensi
teknis dan ekonomis. Efisiensi merupakan hasil perbandingan antara output fisik dan input fisik.
Semakin tinggi rasio output terhadap input, maka akan semakin tinggi pula tingkat efisiensi yang
dicapai. Efisiensi juga berarti sebagai pencapaian output maksimum dari penggunaan sumber
daya tertentu.

DAFTAR PUSTAKA

Agus Tri Basuki, Nano Prawoto. (2014). PENGANTAR TEORI EKONOMI. Yogyakarta: Penulis.
Diakses dari: http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/2055

S, Alam. 2013. Ekonomi. Jakarta: Esis

Samuelson A, Paul, William D Nordhaus. 1992. MIKRO-EKONOMI. New York: McGraw-Hill,


Inc

Anda mungkin juga menyukai