Abcdefghijklmn
Abcdefghijklmn
Oleh
Clifton R. Sutioso
15216076
Program Studi Sarjana Arsitektur
Clifton R. Sutioso
15216076
Pembimbing
Sukabumi merupakan kota yang kaya akan tempat wisata dan kuliner. Tapi sayangnya, akses
menuju Sukabumi yang kurang membuat pemerintah bergerak untuk membangun Bandara.
Pembangunan bandara terletak di antara Desa Cikembar dan Desa Cimanggu, bertujuan untuk
mengurangi kesenjangan yang terjadi di Jawa Barat bagian selatan. Daerah ini kaya akan
pemandangan, suhu alami, dan jauh dari kepadatan kota yang dapat meningkatkan stres.
Dengan merespon hal tersebut, konsep yang akan diangkat pada proyek ini adalah
“Sambutan Sukabumi” sehingga bandara ini dapat menjadi tempat perkenalan Sukabumi bagi
pengunjung. Pendekatan yang akan digunakan adalah pendekatan lokalitas yang mempertimbangkan
identitas dari bangunan tradisional Sukabumi. Selain itu, konsep sistem modular kayu akan
diterapkan bada bangunan terminal bandar udara ini sehingga dapat mempermudah proses
pembangunan dan memberi identitas lokal yang kuat terhadap terminal. Kemudian seluruh konsep
dapat dikemas secara modern ke dalam desain.
Clifton R. Sutioso
15293078
Menyetujui,
Tanggal 13 Oktober 2019
Pembimbing,
ii
DAFTAR ISI
Abstrak................................................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................................v
DAFTAR TABEL...............................................................................................................vi
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................................1
1.2 Konteks.................................................................................................................1
1.3 Permasalahan......................................................................................................2
2.1 Pemrakarsa..........................................................................................................4
2.2 Fungsi...................................................................................................................4
2.6 Asumsi..................................................................................................................8
iii
3.6 Kategori Terminal Penumpang Bandar Udara..........................................................13
4.1.1 Pengguna.....................................................................................................17
4.1.2 Kegiatan.......................................................................................................18
4.2.3 Iklim..............................................................................................................25
4.2.5 Aksesibilitas.................................................................................................27
BAB 5 PEMROGRAMAN.................................................................................................36
4.5 Volumetrik...........................................................................................................41
BAB 7 PENUTUP............................................................................................................44
iv
5.1 Refleksi...............................................................................................................44
Daftar Pustaka............................................................................................................45
DAFTAR GAMBAR
v
Gambar 25. Pemandangan Gunung Batu dari Dalam Terminal Bandara Gibraltar....................28
Gambar 26. Denah Lantai Dasar Bandara Gibraltar...............................................................29
Gambar 27. Denah Lantai Dua Bandara Gibraltar..................................................................29
Gambar 28. Rencana Tapak Bandara Gibraltar......................................................................30
Gambar 29. Alur Sirkulasi Penumpang Bandara Gibraltar......................................................30
Gambar 30. Gerbang Masuk Utama Bandara Mali Alor..........................................................31
Gambar 31. Perspektif Eksterior Bandara Mali Alor...............................................................31
Gambar 32. Rencana Tapak Bandara Mali Alor.....................................................................32
Gambar 33. Konsep Bandara Mali Alor.................................................................................32
Gambar 34. Perspektif Interior Bandara Mali Alor.................................................................33
Gambar 35. Sedayu City Gading Food Festival......................................................................33
Gambar 36. Pemandangan Danau Gading Festival................................................................34
Gambar 37. Fasilitas Bermain Anak dan Area Foto Gading Festival.........................................34
Gambar 38. Pembagian Ruang Terminal Penumpang............................................................36
Gambar 39. Matriks Hubungan Ruang Bangunan Terminal Penumpang..................................37
Gambar 40. Kampung Adat Cipta Gelar................................................................................41
Gambar 41. Perspektif Masa Bangunan................................................................................42
Gambar 42. Denah Lantai Dasar..........................................................................................42
Gambar 43. Denah Lantai Dua.............................................................................................43
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Klasifikasi Bandar Udara...............................................................................................................13
Tabel 2. Hubungan Jumlah Penumpang Pertahun dengan Typical Peak Hour Passenger.........................31
Tabel 3. Kebutuhan Ruang.........................................................................................................................32
vi
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 Konteks
Kesenjangan yang terjadi di Jawa Barat bagian selatan memicu pemerintah membangun suatu
infrastruktur transportasi berupa bandara. Kurangnya kemudahan akses menuju daerah tersebut
menjadi salah satu faktornya. Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi mengatakan bahwa
pembangunan bandara ini akan mempercepat dan memperbanyak mobilitas penduduk. Selain itu,
bandara ini dapat menjadi jalur wisata dari Jakarta-Bogor-Sukabumi-Bandung.
1.3 Permasalahan
Bandara ini akan dibangun di lokasi yang didominasi dengan kebun singkong. Lahan dengan
kebun ini akan dibebaskan sebesar 137,66 ha, angka tersebut tidaklah kecil bagi pembebasan lahan
hijau. Hal ini akan direspon dengan mengangkat konsep bersatu dengan alam yang juga dapat
menjadi salah satu tempat wisata restoratif dan memiliki pengalaman ruang yang baik bagi
pengunjungnya. Selain itu, konsep lokalitas akan daerah sekitarnya (pedesaan) yang terinspirasi dari
bentuk dari salah satu desa wisata yang terkenal di Sukabumi yaitu Desa Cipta Gelar.
2.1 Pemrakarsa
Pemrakarsa proyek ini adalah Kementerian Perhubungan Republik Indonesia (Kemenhub RI)
yang membidangi urusan transportasi. Kemenhub ini dipimpin oleh Menteri Perhubungan yakni Budi
Karya Sumadi yang mulai menjabat pada tanggal 27 Juli 2016.
2.2 Fungsi
Terminal bandar udara merupakan bangunan yang digunakan sebagai penghubung antara
transportasi darat dan udara. Selain itu, bangunan ini berfungsi sebagai pusat transaksi yang
berkaitan dengan kedua moda transportasi tersebut.
Menurut Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara No.SKEP/77/Vi/2005 tentang
Persyaratan Teknis Bandar Udara, bandar udara berdasarkan fungsinya dibedakan menjadi :
Selain itu, menurut SNI 03-7046-2004 tentang Terminal Penumpang Bandar Udara, sirkulasi
penumpang dibagi menjadi dua yaitu sirkulasi penumpang berangkat dan sirkulasi penumpang
datang/transit.
1. Sirkulasi penumpang berangkat merupakan sirkulasi untuk penumpang yang akan bepergian
menggunakan pesawat udara mulai dari bagian publik ke bagian semi steril untuk melakukan
pemeriksaan dan pelaporan kemudian menuju bagian steril/ruang tunggu keberangkatan
2. Sirkulasi penumpang datang/transit merupakan sirkulasi untuk penumpang yang datang dan
turun dari pesawat ke bagian semi steril menuju bagian publik, atau kebagian steril (untuk
penumpang transit).
Ketinggian bangunan terminal penumpang tidak boleh melebihi batas daerah keselamatan. Batas
daerah keselamatan didapat dari slope perbandingan 1:7 antara jarak tepi runway strip ke ujung
lahan terminal penumpang terdekat dengan batas ketinggian terminal penumpang (batas daerah
keselamatan). Jarak antara tepi runway strip kepada lahan terminal penumpang adalah 265m, maka
tinggi bangunan maksimal yang dapat dibangun adalah 37.8m.
a. Pemerintahan
Merupakan tempat unit kerja/Instansi pemerintahan dalam menjalankan tugas dan
fungsinya. Unit kerja pemerintah membidangi urusan pembinaan kegiatan
penerbangan, kepabeanan, keimigrasian, dam kekarantinaan.
Menurut FAA, namdar idara dapat dikategorikan berdasarkan jenis dan tingkat aktivitas yaitu
sebagai berikut :
a. Primary
Bandara yang melayani setidaknya 10.000 penerbangan setiap tahunnya.
b. Non-primary
Bandara publik atau pribadi yang digunakan untuk penerbangan GA. Bandar udara
dengan kategori non-primary dibagi menjadi tiga jenis yaitu:
Commercial, bandara yang memiliki jumlah penerbangan tidak kurang dari
2.500 dan tidak lebih dari 10.000
Reliever, bandara yang berfungsi untuk membantu mengurangi penumpukan
penerbangan pada bandara komersial terdekat.
GA, bandara yang memiiki jumlah penerbangan dibawah 2.500 setiap
tahunnya.
a. Kode angka (code number) yaitu perhitungan panjang landasan pacu berdasarkan
referensi pesawat Aeroplane Reference Field Length (ARFL).
b. Kode huruf (code letter) yaitu perhitungan sesuai lebar sayap dan lebar/jarak roda
terluar pesawat.
a. Centralized Terminals
c. Pier Concept
Konsep ini memiliki sistem pemrosesan yang terpusat dan menggunakan
penghubung ke area pesawat udara. Area menunggu keberangkatan terletak di
sekitar penghubung. Kelebihan dari penggunaan konfigurasi ini adalah akses yang
cukup sederhana dan pengunaan ruang yang efisien. Kekurangan konsep ini adalah
pembagian sirkulasi penumpang dating dan berangkat membutuhkan ruang
tambahan sehingga jarak ke ruang konsesi akan lebih jauh.
d. Satellite Concept
Konsep ini memiliki pemrosesan kegiatan yang terletak di sekitar parkir pesawat.
Konfigurasi ini menggunakan perimeter yang baik. Terjadi pemisahan antara
penumpang yang berangkat dan dating. Kekurangan dari konfigurasi tersebut adalah
biaya untuk pemeliharaan dan pembangunan membutuhkan biaya yang lebih besar.
Sumber: ADRM10th
e. Transporter Concept
Konsep ini memisahkan antara pesawat beserta servisnya dengan bangunan
terminal. Harus menggunakan kendaraan khusus untuk mencapai pesawat.
Sumber: Planning and Design Guildelines for Airport Terminal Facilities, FAA
4.1.1 Pengguna
a. Penumpang
Penumpang dibagi menjadi dua yaitu penumpang keberangkatan dan penumpang
kedatangan. Penumpang keberangkatan adalah penumpang yang akan menggunakan
pesawat ke bandara tujuan. Penumpang kedatangan adalah penumpang yang turun dari
pesawat menuju tempat steril-semi steril-umum. Kedua tipe penumpang ini masing-masing
memiliki tipe penerbangannya yaitu domestik dan internasional. Setiap klasifikasi memiliki
sirkulasi yang terpisah satu sama lainnya.
b. Non-penumpang
Pengguna non-penumpang adalah pengguna yang tidak memiliki kepentingan
langsung dengan kegiatan penerbangan. Pengguna non-penumpang terdiri dari pengantar,
penjemput,dan pengunjung yang hanya menggunakan fasilitas penunjang atau fasilitas
tambahan dalam kasus ini tempat wisata.
1. Penumpang
Kegiatan penumpang keberangkatan ketika sampai di terminal adalah membeli tiket
atau jika sudah memiliki tiket langsung masuk ke area check-in dan kemudian menunggu
untuk boarding menuju pesawat. Sebelum memasuki area check-in hingga masuk pesawat,
penumpang harus melewati beberapa prosedur pemeriksaan keamanan oleh petugas.
Khusus penumpang keberangkatan internasional, akan melalui pemeriksaan imigrasi terlebih
dahulu.
Kegiatan penunjang yang dilakukan penumpang keberangkatan adalah menggunakan
fasilitas umum dan komersial seperti belanja, makan, minum, ibadah, toilet, bank, dll.
Kegiatan penumpang kedatangan ketika sampai di terminal dari pesawat adalah mengambil
bagasi. Khusus penumpang internasional melewati pemeriksaan oleh pihak imigrasi terlebih dahulu
dan setelahnya melewati pemeriksaan pabean. Sedangkan penumpang domestik dapat langsung
keluar menuju moda transportasi selanjutnya.
2. Non-penumpang
Kegiatan utama yang dilakukan non-penumpang adalah menjemput, mengantar,
menunggu, menggunakan fasilitas komersial, dan fasilitas umum.
Menurut SNI 03-7046-2004, ruangan bandara terbagi menjadi tiga yaitu ruangan umum,
ruangan semi steril, dan ruangan steril. Untuk penumpang keberangkatan, urutan ruangan yang
dilalui adalah ruang umum-ruang semi steril-ruang steril. Sedangkan untuk penumpang kedatangan,
urutan ruang yang dilalui adalah ruang steril-ruang semi steril-ruang umum.
Menurut SKEP/77/VI/2005 tentang Persyaratan Teknis Bandar Udara, Fasilitas bangunan
terminal penumpang adalah bangunan yang disediakan untuk melayani seluruh kegiatan yang
dilakukan oleh penumpang dari mulai keberangkatan hingga kedatangan. Aspek yang diperhatikan
dalam penilaian kinerja operasional adalah jumlah dan kondisi fasilitas tersebut. Di dalam terminal
penumpang terbagi menjadi tiga bagian, yaitu :
1. Fasilitas Keberangkatan
a. Chek in counter adalah fasilitas pengurusan tiket pesawat terkait dengan
keberangkatan. Jumlahnya dipengaruhi oleh jumlah penumpang waktu sibuk yang
dilayani oleh bandar udara tersebut.
b. Check in area adalah area yang dibutuhkan untuk menampung check in counter.
Luasannya dipengaruhi oleh jumlah penumpang waktu sibuk yang dilayani oleh
bandar udara tersebut.
c. Rambu/marka terminal bandar udara adalah pesan dan papan informasi yang
digunakan sebagai penunjuk arak dan pengaturan sirkulasi penumpang di dalam
terminal. Pembuatannya mengikuti tata aturan baku yang merupakan standar
internasional.
d. Fasilitas Custom Imigration Quarantina / CIQ (bandar udara internasional), Ruang
tunggu, tempat duduk, fasilitas umum lainnya (toilet, telepon, dsb.) adalah fasilitas
yang harus tersedia pada terminal keberangkatan. Jumlahnya dipengaruhi oleh
jumlah penumpang waktu sibuk yang dilayani oleh bandar udara tersebut.
e. Selain itu pada terminal keberangkatan juga terdapat fasiltias: Hall keberangkatan
yang menampung semua kegiatan yang berhubungan dengan keberangkatan, ruang
tunggu penumpang. Tempat duduk dan fasilitas umum toilet.
2. Fasilitas Kedatangan
a. Ruang kedatangan adalah ruangan yang digunakan untuk menampung penumpang
yang turun dari pesawat setelah melakukan perjalanan. Luasannya dipengaruhi oleh
jumlah penumpang waktu sibuk yang dilayani oleh bandar udara tersebut. Fasilitas
ini dilengkapi dengan kerb kedatangan dan baggage clain area.
4.1.4.1 Sirkulasi
Sirkulasi pada bandara dibedakan menjadi lima yaitu sirkulasi penumpang
kedatangan domestik, sirkulasi penumpang kedatangan internasional, sirkulasi penumpang
keberangkatan domestik, dan sirkulasi penumpang keberangkatan internasional, serta
sirkulasi pegawai dan pengelola bandara. Kelima sirkulasi ini harus terpisah dan diperhatikan
agar tidak terlalu jauh ataupun panjang untuk menghindari kelelahan. Jika memang terpaksa,
harus didukung dengan alat sirkulasi horizontal.
Pemilihan lokasi bandara sesuai dengan Rencana Induk Bandara Sukabumi yang sudah
disahkan oleh Kemenhub RI. Terletak di antara Desa Cikembar dan Desa Cimanggu, Kecamatan
Cikembar, Sukabumi, Jawa Barat. Luas tapak keseluruhan adalah 137,66 ha, sedangkan luas tapak
untuk terminal penumpang ±20.250 m2 dengan lebar lahan 75 meter dan panjang lahan 270 meter.
Lokasi tapak terletak pada kontur yang relative ekstrim untuk bandara. Bandara ini hanya
bisa digunakan oleh pesawat tipe Boeing 737. Pesawat tipe ATR 72 akan terkendala saat
penerbangan karena kontur yang tidak rata.
Sesuai dengan rencana induk yang sudah disahkan, bandara ini memanjang dari barat ke
timur. Hal ini baik terhadap orientasi bangunan yang memanjang dari barat ke timur yakni mencegah
radiasi matahari tidak langsung masuk ke dalam bangunan.
Sumber: NOAA
Suhu di Sukabumi relatif sejuk dan nyaman. Hal ini dapat digunakan dalam mendesain
tempat wisata di bandara tanpa menggunakan AC. Konsep cross ventilation juga akan diangkat dalam
merancang tempat wisata di bandara ini.
Gambar 20. Diagram Curah Hujan dan Hari Hujan Setiap Bulan di Sukabumi Tahun 2016
Lokasi tapak dikelilingi oleh kebun singkong yang dimiliki oleh tujuh pemilik lahan. Empat di
antaranya pemilik besar PTPN dan perusahaan perkebunan swasta. Proses pembebasan lahan ini
akan dilakukan pada awal tahun 2019.
Sumber: https://finance.detik.com/infrastruktur/d-4545638/bandara-sukabumi-di-tengah-kebun-singkong-lrt-siap-
beroperasi?_ga=2.192457453.690457018.1570931716-425537188.1570931716, diakses pada tanggal 13 Oktober 2019
Site memiliki potensi pemandangan ke arah Gunung Panggrango dan Gunung Salak. Hal
tersebut dapat dimanfaatkan secara maksimal dengan memberikan bukaan yang menghadap dua
gunung tersebut.
Bandara ini dirancang oleh Blur Architects. Lokasi bandara ini adalah British Lines
Road, GX11, Gibraltar. Bangunan terminal memiliki luas 19600m2. Bangunan ini mulai
dibangun pada tahun 2008.
Gambar 25. Pemandangan Gunung Batu dari Dalam Terminal Bandara Gibraltar
Sumber: Archdaily
Bandara ini merupakan pemenang sayembara Desain Bandara Nusantara pada tahun
2015 yang diselenggarakan oleh PT. Propan Raya, Kementerian Perhubungan, Kementerian
Pariwisata dan Badan Ekonomi Kreatif Indonesia. Bandara ini dirancang oleh PT. Nataneka
Asimetris. Bandara ini terletak di Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur, Indonesia.
Sumber:https://www.goodnewsfromindonesia.id/2018/01/22/mengintip-desain-bandara-cantik-surga-di-timur-matahari,
diakses pada tanggal 10 November 2019
Menurut Sukandro Sukendar Priyoso yang merupakan ketua tim PT. Nataneka
Asimetris, bandara ini merupakan pintu gerbang sebuah negara. Oleh karena itu, desain
dibuat secara modern dengan tetap menonjolkan keunikan budaya setempat.
Pendekatan desain yang dilakukan oleh Tim Nataneka terinspirasi dari Norman
Foster, arsitek yang terkenal dengan desain bandara di seluruh dunia. Pendekatan yang
dilakukan mengacu pada kesederhanaan dan kemudahan orientasi, kenyamanan pengguna,
serta keramahan pada lingkungan sekitar.
Gubahan bentuk utama terminal ini mengambil prinsip tipologi bangunan tradisional
dengan atap segitiga yang dominan serta penggunaan material kayu dan batuan alam yang
seakan menyangga atap. Desain ini diharapkan dapat menyampaikan spirit budaya lokal
namun tetapi menjawab kebutuhan fungsional dan operasional dari bandara.
Sumber:https://www.goodnewsfromindonesia.id/2018/01/22/mengintip-desain-bandara-cantik-surga-di-timur-matahari,
diakses pada tanggal 10 November 2019
Struktur utama bangunan terminal didominasi oleh atap segitiga dengan struktur
baja komposit. Struktur atap ini menghasilkan ruang kosong yang besar di tengah yang
berfungsi juga sebagai pendingin ruangan pasif. Selain itu, bukaan besar di sisi kanan dan kiri
serta atas dan bawah yang memungkinkan terjadinya ventilasi silang sehingga tidak
memerlukan AC yang berlebih.
Gading Festival Sedayu City terletak di Kelapa Gading, Jakarta Utara tepatnya dekat
Pegangsaan Dua. Gading Festival City merupakan suatu area dari kawasan perumahan, apartemen,
dan mall yang dikembangkan oleh developer ternama yaitu Agung Sedayu Group. Pengunjung dapat
menikmati makanan dengan melihat pemandangan danau yang berada di sisi utara. Bangunan
bermasa majemuk dan berkonsep outdoor sehingga tidak menggunakan AC. Terdapat elemen
vegetasi seperti rumput, pepohonan yang mendukung tempat ini sebagai tempat rekreasi bersama
keluarga dan teman.
Gading Festival menyediakan lebih dari 100 jenis food and beverage dengan harga yang
bervariatif. Fasilitas untuk anak juga disediakan yaitu tempat bermain anak yang bernuansa outdoor.
Gambar 37. Fasilitas Bermain Anak dan Area Foto Gading Festival
STRUKTUR MODULARs
Merujuk pada SKEP/ 347/ XII/ 1999, tentang “Standar rancang bangun dan / atau rekayasa
fasilitas dan peralatan bandar udara” yang diterbitkan oleh Departemen Perhubungan pada tahun
1999, dapat dilihat hubungan ruang pada bangunan terminal penumpang pada gambar berikut.
4.2
Selain itu, konsep tempat wisata kuliner pada bandara ini juga mengangkat konsep lokalitas.
Konsep ini akan berdampak pada luasan untuk area food and beverage di area publik yaitu
diperbesar dari rencana program ruang awal. Masa bangunan pada area kuliner akan dibuat
majemuk ,hal ini terinspirasi dari Kampung Adat Cipta Gelar.
Berdasarkan konsep yang diutarakan, adapun kriteria untuk mendukung terwujudnya konsep
desain yang sudah direncanakan, yaitu:
1. Area tempat wisata kuliner antara lain terdapat tenant makanan serta retail. Area tersebut
terdapat di lantai dua dekat dengan zona ruang tunggu keberangkatan tetapi dipisahkan
dengan adanya perbedaan ketinggian 3m. Luasan perkiraan untuk area ini adalah 6000-7000
m2.
2. Area food and beverage bernuansa outdoor sehingga pengunjung dapat menikmati makanan
dengan pemandangan maksimal sekaligus memanfaatkan udara alami yang sejuk di Kota
Sukabumi. Diperlukan vegetasi berupa pohon peneduh, selain dapat mengurangi radiasi
matahari secara langsung, pepohonan dapat memberikan pengalaman ruang yang baik bagi
pengunjung.
3. Bentuk dan material bangunan harus mengikuti citra area sekitar yaitu pedesaan agar tidak
menjadi bangunan yang asing. Dalam hal ini, bentuk atap berupa lumbung padi dan material
bangunan menyerupai Kampung Adat Cipta Gelar.
4. Orientasi bukaan harus menghadap view yang baik yaitu pegunungan di sekitar tapak.
4.5 Volumetrik
Berdasarkan pendekatan yang dilakukan, desain bandara mengikuti salah satu
bentuk tempat wisata yang terkenal di Sukabumi yaitu Desa Cipta Gelar. Terdapat 2 lantai
bangunan dengan total ketinggian dari tanah hingga ujung atap bangunan yaitu 34m. Bukaan
menghadap ke arah utara dan selatan menghadap Gunung Panggarango dan Gunung Salak.
Lantai dua dibagi menjadi dua zona yaitu area tempat wisata kuliner dengan zona ruang
tunggu keberangkatan. Adanya perbedaan ketinggian antara kedua zona tersebut sehingga zona
tersebut dapat dipisahkan.
5.1 Refleksi
Pengalaman bagi penulis dalam menulis laporan PTA ialah belajar menganalisis suatu konteks
pada suatu daerah. Konteks yang dihasilkan pastinya berbeda-beda di setiap daerah. Dari konteks
yang sudah ada akan timbul permasalahan. Sebagai sarjana arsitek, permasalahan ini harus
diselesaikan dengan desain. Konsep-konsep perancangan akan timbul dengan sendirinya ketika
menyelesaikan masalah berupa desain.
https://nusantaratv.com/peluang-usaha/peluang-usaha-dari-desa-wisata-sukabumi-dan-mojokerto,
diakses pada tanggal 10 November 2019
SKEP/ 347/ XII/ 1999. (1999). Standar Rancang Bangun dan / atau Rekayasa Fasilitas dan Peralatan
Bandar Udara. Jakarta: Departemen Perhubungan.
KM 75 Tahun 2019. (2019). Rencana Induk Bandar Udara Baru di Cikembar Kabupaten Sukabumi
Provinsi Jawa Barat. Jakarta: Menteri Perhubungan Republik Indonesia.
https://www.archdaily.com/321777/gibraltar-airport-blur-architects-3dreid-architects?
ad_source=search&ad_medium=search_result_all, diakses pada tanggal
Panitia Teknis Persyaratan Sarana dan Prasarana, Pengoperasian Serta Pelayanan Transportasi Udara.
2004. Terminal Penumpang Bandar Udara. Jakarta: Dephubud.