Nim
Jurusan Ilmu Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Haluoleo
A. Etika Profesi
1. Etika merupakan refleksi dari apa yang disebut dengan self control.
2. Etika kaitannya dengan peraturan atau norma dapat digunakan sebagai acuan perilaku
seseorang yang berkaitan dengan tindakan baik dan buruk(kewajiban dan tanggung
jawab moral).
3. Etika diperlukan dalam berbicara, bekerja, berpakaian dan bergaul
4. Profesi ahli gizi selayaknya mempunyai etika, baik tertulis maupun tidak tertulis.
5. Seorang ahli gizi diharapkan senantiasa bersikap santun, berbudi luhur berkata halus,
6. Berperilaku sesuai dengan kode etik profesi Gizi,
Dengan etika-etika profesi diatas maka para profesi Gizi harus menjunjung tinggi nilai
kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral dan etika. Menunjukkan sikap
bertanggung jawab atas pekerjaan dibidang keahliannya secara mandiri.
B. Ciri-ciri profesi
1. Adanya pengetahuan khusus, keahlian dan ketrampilan yang dimiliki berkat pendidikan,
pelatihan dan pengalaman bertahun-tahun.
2. Adanya kaidah dan standar moral yang tinggi. Biasanya setiap pelaku profesi
mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi.
3. Mengabdi pada kepentingan masyarakat, pelaksana profesi meletakkan kepentingan
pribadi di bawah kepentingan masyarakat.
4. Ada ijin khusus untuk menjalankan suatu profesi. Setiap profesi berkaitan dengan
kepentingan masyarakat, berkaitan dengan kemanusiaan yang berupa keselamatan,
keamanan, kelangsungan hidup.
5. Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu profesi.
C. Syarat- syarat Profesi
Agar sebuah jabatan pekerjaan menunjukkan sebuah profesi, maka ada syarat-syarat yang
harus dipenuhi, yaitu:
1. Melibatkan sebuah kegiatan intelektual
2. Menggeluti suatu tubuh ilmu yang khusus.
3. Memerlukan persiapan profesional sesuai syarat profesi dan bukan sekedar latihan.
4. Memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan
5. Menjanjikan karier hidup keanggotaan yang permanen.
6. Mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi.
7. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
8. Menentukan baku standarnya sendiri, dalam hal ini adalah kode etik.
- Etika profesi mengandung unsur tentang pengorbanan yang bersifat kemanusiaan, dedikasi dan
pengabdian kepada masyarakat. Profesi lahir kepada seseorang yang sudah menempuh
pendidikan Profesi yang sesuai dengan keahliannya.
- Seseorang dalam menerapkan keahlian dan kemahiran yang sesuai profesinya, maka dilakukan
kontrol dan dinilai oleh teman sejawat sesama profesi dan juga seseorang yang mempunyai
sebuah profesi akan memperoleh kepercayaan dari masyarakat, apabila dalam dirinya memiliki
etika professional yang baik.
D. Profesional
Profesional adalah istilah bagi seseorang yang menawarkan jasa atau layanan sesuai
dengan protokol dan peraturan dalam bidang yang dijalaninya dan menerima gaji sebagai upah
atas jasanya. Seseorang yang sudah profesional berarti memiliki wawasan yang banyak dari
orang biasa dan memiliki wawasan yang sudah kosmopolitan.
G. Perilaku profesional
Mempersiapkan perilaku profesional :
1. Kompetensi
Memiliki sikap kompeten ditempat kerja membantu dalam membangun penilaian kinerja
dan citra diri yang baik dilingkungan kerja kita.
2. Sistematis
Melakukan tugas dalam bekerja dengan terartur akan mempermudah pekerjaan untuk
diselesaikan sesuai dengan target serta aturan yang berlaku.
3. Dedikasi dan integritas
Memiliki dedikasi yang tinggi pada pekerjaan dengan cara mencintai, senang dan bangga
pada pekerjaannya maka seiring berjalannya waktu, dedikasi yang dimiliki nantinya akan
bermuara pada integritas (menyatunya ucapan dan tindakan).
4. Mampu bekerja dengan tim
Dengan teamwork yang bagus, akan menjadikan pribadi yang lebih profesional.
5. Memiliki batasan
Di lingkungan tempat kerja tetap harus bersikap profesional, jangan membiarkan persoalan
pribadi mengganggu pekerjaan sehingga membuat tidak objektif.
H. Kewenangan Tenaga Gizi/Nutrisionis
Tenaga Gizi LULUSAN S1 GIZI dalam melaksanakan Pelayanan Gizi di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan, mempunyai kewenangan sebagai berikut:
1) Memberikan pelayanan konseling, edukasi gizi, dan dietetik;
2) Pengkajian gizi, diagnosis gizi, dan intervensi gizi meliputi perencanaan, preskripsi diet,
implementasi, konseling dan edukasi serta fortifikasi dan suplementasi zat gizi mikro dan
makro, pemantauan dan evaluasi gizi, merujuk kasus gizi, dan dokumentasi pelayanan
gizi;
3) Pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengembangan pelayanan gizi;
4) Melaksanakan penyelenggaraan makanan untuk orang banyak atau kelompok orang
dalam jumlah besar.
1) Memiliki pengetahuan (body of knowledge) yang melandasi praktek atau suatu pekerjaan
di bidang gizi
2) Pendidikan gizi sebagai pendidikan profesi dikembangkan melalui jalur akademik strata 1
sebagai bagian integral dari sistem pendidikan tinggi gizi nasional.
3) Profesi Register Dietisien (RD), lama pendidikan minimal 1 tahun internship training
(dietetic internship), setelah menempuh pendidikan S1 Gizi
4) Mengembangkan pelayanan gizi yang unik kepada masyarakat
5) Otonomi dalam melakukan tindakan.
6) Bekerja sesuai standar dan kode etik profesi gizi (yang telah ditetapkan melalui SK
Menteri Kesehatan nomor 374/MENKES/SK/III/2007)
7) Memiliki suatu organisasi profesi yaitu Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) yang
senantiasa meningkatkan kualitas layanan yang diberikan kepada masyarakat
8) Bebas mengambil keputusan dalam menjalankan profesinya dan menerima imbalan jasa
atas layanan yang diberikan
Seorang Ahli Gizi memiliki landasan dengan motto, yaitu “Svastha Harena” ini berasal dari
Bahasa Sanskerta yang berarti makanan untuk kesehatan,