Anda di halaman 1dari 3

Nama : Farah Difanamira

Nim : 5180211408

Kelas : Perpajakan F

ELEARNING 2 KUP dan PPh UMUM

1. Permeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengelola data, keterangan,


dan atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan professional berdasarkan suatu standar
pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan atau untuk
tujuan dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Tujuan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan kewajiban perpajakan dan atau untuk tujuan
lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundangundangan perpajakan.
Pemeriksaan dilakukan dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan dapat meliputi penentuan,pencocokan,atau pengumpulan materi yang
berakitan dengan tujuan pemeriksaan.

2. Macam – macam sanksi perpajakan:


1. Sanksi administrasi, terdiri dari bunga 2% per bulan, denda administrasi, kenaikan 50%
dari 100%
2. Sanksi pidana, terdiri dari denda pidana, pidana kurungan, pidana penjara.
Contohnya: Telat menyampaikan SPT masa PPN, maka nominal denda yang dikenakan
senilai Rp 500.000 sedangkan telat dalam menyampaikan SPT masa PPh,maka nominal
denda yang dikenakan senilai Rp 1.000.000 untuk wajib pajak badan dan Rp 100.000
untuk wajib pajak perorangan.
3. Dikeluarkan SKPKB dengan penghitungan secara jabatan :
 Tidak memasukkan SPT:
-SPT tahunan (PPh 29)
-SPT tahunan (PPh 21,23,26 dan PPN)
 Tidak menyelenggarakan pembukuan sebagaimana dimaksud pasal 28 KUP
 Tidak memperlihatkan buku/dokumen,tidak memberi keterangan,tidak memberi
bantuan guna kelancaran pemeriksaan,sebagaimana dimaksud pasal 20
 Pengujian keberatan ditolak/ditambah
 Pengajuan banding ditolak/ditambah

Dikeluarkan SKPKBT karena ditemukan data baru, data semula yang belum terungkap
setelah dikeluarkan SKPKB. Khusus PPN: Dikeluarkan SKPKB karena pemeriksaan,
dimana PKP tidak seharusnya mengompensasi selisih lebih, menghitung tarif 0% diberi
restitusi pajak.

3. Subjek pajak dalam negeri dikenai pajak atas penghasilan baik yang diterima atau diperoleh
dari Indonesia maupun dari luar Indonesia. Sedangkan subjek pajak luar negeri dikenai
pajak hanya atas pengahsilan yang berasal dari sumber pengahasilan di Indonesia. Subjek
pajak dalam negeri dikenai pajak berdasarkan penghasilan neto dengan tariff umum.
Sedangkan subjek pajak luar negeri dikenai pajak berdasarkan penghasilan bruto dengan
tariff pajak sepadan alias tariff tunggal terhadap semua objek pajak berapa pun nilainya.
Subjek pajak dalam negeri wajib menyampaikan surat oemberitahuan tahunan (SPT) pajak
penghasilan sebagai sarana untuk menetapkan pajak yang terutang dalam suatu tahun pajak.
sedangkan subjek pajak luar negeri tidak menyaimpaikan SPT pajak penghasilan karena
wajib pajaknya dipenuhi melalui peomtongan pajak yang bersifat final.

4. Lima hal yang bukan merupakan objek pajak penghasilan, yaitu:


 Bantuan atau sumbangan
 Beasiswa yang memenuhi persyaratan tertentu
 Harta warisan
 Penggantian atau imbalan
 Pembayaran dari perusahaan asuransi
 Iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun

5. Biaya- biaya yang boleh dikurangkan dari penghasilan bruto, antara lain:
 Biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha Biaya
atas penyusutan
 Iuran kepada dana pensiun
 Kerugian karena penjualan harta atau penghasilan harta yang dimiliki
 Kerugian selisih kurs mata uang asing
 Biaya penelitian dan pengembangan perusahaan - biaya beasiswa,magang,pelatihan
 Piutang yang nyata tidak dapat ditagih
 Biaya beasiswa, magang, dan pelatihan

7. Biaya-biaya yang tidak boleh dikurangkan dari penghasilan bruto, antara lain:
 Pengembangan laba
 Biaya yang dikeluarkan untuk kepentingan pribadi
 Dana cadangan
 Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diberikan
dalam bentuk natura dan kenikmatan
 Jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan kepada pemegang saham
 Harta dihibahkan
 Pajak penghasilan

8. Jumlah PTKP setahun yang diperbolehkan, yaitu:

 Rp54.000.000 untuk diri Wajib Pajak Orang Pribadi

 Rp4.500.000 untuk tambahan Wajib Pajak yang kawin


 Rp54.000.000 tambahan untuk seorang istri yang penghasilannya digabung dengan
penghasilan suami sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) UU PPh.

 Rp4.500.000 tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda
dalam garis keturunan lurus serta anak angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya,
paling banyak 3 (tiga) orang untuk setiap keluarga.

9. Dua macam cara menghitung penghasilan kena pajak, yaitu:


1. Wajib pajak orang pribadi dalam negeri
Orang pribadi yang merupakan warga negara Indonesia dikenakan pajak dengan tarif
yang berbeda sesuai jumlah penghasilan. Untuk penghasilan sampai dengan
Rp50.000.000 per tahun, tarif PPh yang dikenakan adalah 5%. Untuk penghasilan
Rp50.000.000 sampai dengan Rp250.000.000 per tahun, tarif PPh yang diberlakukan
adalah 15%. Untuk penghasilan Rp250.000.000 sampai dengan Rp500.000.000 per
tahun, tarif PPh-nya sebesar 25%. Sementara untuk penghasilan di atas Rp500.000.000
per tahun, tarif PPh yang dikenakan adalah 30%.

2. Wajib pajak badan dalam negeri serta bentuk usaha


Wajib Pajak yang merupakan badan atau bentuk usaha tetap wajib membayar PPh
dengan tarif yang berbeda. Khusus untuk subjek pajak ini, tarif yang dikenakan adalah
28% dari seluruh jumlah penghasilan.

10. Pajak terhutang Pak Anwar yaitu sebesar:

25% X 300.000.000 = 75.000.000

Total PPh terutang = Rp75.000.000

Jadi, pajak terhutang Pak Anwar sebesar Rp75.000.000

Anda mungkin juga menyukai