NIM : B181014
Parasit Pathogenic
Morfologi Amoeba ini memiliki bentuk trofozoit dan kista. Trofozoitnya Ciri trophozoit:
memiliki ciri-ciri morfologi :
a) Hidup di dalam usus besar
1. Ukuran 10-60 mikron
b) Bentuk tropozoit mempunyai 2 inti.
2. Sitoplasma bergranuar dan mengandung eritrosit, yang
c) Tidak mempunyai bentuk kista atau tidak membentuk
merupkan penanda penting untuk diagnosisnya.
3. Terdapat satu buah inti entamoeba, ditandai dengan kista.
d) Bentuk stadium tropozoit merupakan bentuk stadium
karyosom padat yang terletak di tengah inti, serta
kromatin yang tersebar di pinggiran inti. menular yang infektif. Satu-satunya tuan rumah adalah
4. Bergerak progesif dengan alat gerak ektoplasma yang
manusia.
lebar disebut pseudopodia.
e) Bentuk tropozoit berukuran 9 – 12 µm dan rata-rata 5-
Gejala klinis a) Pemeriksaan mikroskopik sebaikanya dilakukan sebanyak Ciri – ciri orang yang terinfeksi Dientamoeba fragilis akan
minimal 3x dalam 1 minggu, baik untuk penderita kasus akut
mengalami penurunan berat badan, diare, anorexia, nyeri di bagian
ataupun kronik. Hal yang dapat emengaruhi hasil dari
perut, mual, serta demam dalam waktu yang cukup lama.
pemeriksaan mikroskopik ini ialah keterlambatan waktu
pemeriksaan, jumla tinja tidak mencukupi, wadah tinja Tidak ada yang tahu bagaimana D. fragilis tersebar. Parasit
terkontaminasi air atau urin, penggunaan antibiotik, frekuensi
rapuh dan mungkin tidak bisa hidup sangat lama di lingkungan. Infeksi
pemeriksaan, dan tinja tidak diberi pengawet.
b) Pemeriksaan serologi untuk mendeteksi antibodi dapat disebarkan oleh:
pemeriksaan antibodi akan sangat membantu dalam
Sengaja menelan telur cacing kremi (yang mungkin
menegakkan diagnosis pada kelompok yang tidak tinggal
melindungi parasit ini rapuh) atau telur parasit lainnya.
diderah endemis. 75-80% penderita menujukkan hasil postif
Menelan sesuatu, seperti air atau makanan, atau
terhadap uji serologi antibodi terhadap E.histolytica. uji
menyentuh (dan membawa jari-jari ke mulut ) sesuatu
standar pada serologi biasanya IHA, ELISA merupakan
alternatif. yang terkontaminasi tinja dari orang yang terinfeksi D.
c) Deteksi antigen antigen amuba dapat dideteksi dalam tinja,
fragilis.
serum, cairan asbes dan air liur penderita dan dilakukan
dengan teknik ELISA. Deteksi ini merupakan teknik yang
praktis, senstif dan spesifik dalam mendoagnosis ambiasis
internalis.
d) Polymerase chain reaction (PCR) sensivitas dn dan
spesifitas sebanding dengan deteksi antigen, namun waktu
yang diperlukan lebih lama , teknik yang digunakan juga
lebih sulit serta lebih mahal.
Diagnosis pasti penderita amoebiasis adalah menemukan Untuk mendiagnosa dientamoeba fragilis, pasien akan dimintai untuk
parasit didalam tinja atau jaringan. Diagnosis laboratorium memberikan sampel tinja untuk pengujian. Karena parasit tidak selalu
Diagnosis dapat dibuat dengan pemeriksaan mikroskopis atau menemukan ditemukan di setiap sampel tinja, pasien mungkin diminta untuk
parasit dalam biakan tinja sering dijumpai Entamoeba mengirimkan sampel tinja dari lebih dari satu hari.
histolytica bersama-sama dengan kristal Charcot-Leyden.
Emetin Hidroklorida, Klorokuin, Anti Biotik, Metronidazol Pengobatan tidak diperlukan karena protozoa ini non pathogen. Namun dalam
(Nitraomidazol). beberapa kasus diare yang disebabkan konsentrasi E.coli yg berlebih di dalam
Pengobatan tubuh manusia, dapat diberikan pengobatan berupa oralit untuk menjaga
elektrolit tubuh pasien.
Gambar