Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PRAKTIKUM BIOFISIKA
Aliran Fluida dalam Transfusi Darah atau Infus ke Dalam Pembuluh Darah
Disusun oleh:
Nama : Dita Mey Rahmah
NIM : 17312244002
Kelompok : 4
B. Tujuan
1. Menghitung massa jenis, laju volume, dan koefisien viskositas dalam transfusi darah
atau infus.
C. Dasar Teori
Infus cairan intravena (intravenous fluids infusion) adalah pemberian sejumlah cairan
ke dalam tubuh, melalui sebuah jarum, ke dalam pembuluh vena (pembuluh balik) untuk
menggantikan kehilangan cairan atau zat-zat makanan dari tubuh. Pada peristiwa
pemberian cairan infus terdapat prinsip fluida yang bekerja. Fuida adalah zat yang dapat
mengalir , fluida digunakan untuk jenis zat gas dan cair. Lebih spesifik lagi system yang
bekerja pada infus merupakan prinsip fluida dinamis. Fluida dinamis merupakan fluida
yang bergerak (Susiati,2008).
Pada prinsipnya besar aliran fluida dapat diukur melalui :
a) Tekanan
Menurut Halliday, Resnick and Walker (2010 : 468), water pressure increases
with depth. Likewise, atmospheric pressure decreases with increasing altitude; it is for
this reason that aircraft flying at high altitudes must have pressurized cabins. Tekanan
pada fluida ketika masuk jarum sebanding dengan ketinggian permukaan fluida di atas
jarum.
Bila tekanan yangdisebabkan oleh fluida ketika masuk jarum tersebut sebanding
dengan ketinggian permukaan fluida di atas jarum. Lintasan selang, A atau B, tidak
relevan, karena tekanan hanya tergantung pada posisi kantong atau fluida dan posisi
jarum yang masuk dalam pembuluh darah. Tekanan akan bertambah jika posisi
kantong atau botol fluida tersebut dinaikkan.
Tekanan fluida dapat diperoleh melalui rumus
P = ρgh
Dimana :
P = tekanan fluida (N/m2)
ρ = massa jenis fluida (kg/m3)
g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)
h = ketinggian (m)
b) Massa Jenis
Densitas (massa jenis) adalah massa per satuan volume , jika sebuah massa m dari
material homogeny memiliki volume V, densitasnya (ρ) adalah
m
ρ=
V
Dimana :
ρ = massa jenis fluida (kg/m3)
m = massa fluida (kg)
V = volume fluida (m3)
(Halliday, Resnick and Walker, 2010: 468)
b) Viskositas
Kekentalan (viscosity) didefinisikan sebagai gesekan internal atau gesekan fluida
terhadap wadah dimana fluida itu mengalir. Ini ada dalam cairan atau gas, dan pada
dasarnya adalah gesekan antar lapisan fluida yang berdekatan ketika bergerak melintasi
satu sama lain atau gesekan antara fluida dengan wadah tempat ia mengalir. Dalam cairan,
kekentalan disebabkan oleh gaya kohesif antara molekul-molekulnya sedangkan gas,
berasal tumbukan diantara molekul-molekul tersebut (Roshima, 2010:10).
Berikut ini tabel viskositas beberapa larutan.
Q = πr4 ( P1 – P2 )
8ηL
memasang jarum pada selang dan memasang selang pada kantong infus
Menimbang gelas ukur kosong yang akan digunakan untuk menampung fluida
Mengukur panjang jarum dan diameter lubangnya. dalam percobaan ini lubang
jarum adalah 0,5 mm
Membuka penjepit dengan perlahan-lahan agar fluida keluar dari lubang jarum.
Menimbang gelas ukur yang berisi fluida, sehingga massa fluida dapat dihitung.
E. Data Hasil
Tabel 1. Variasi Konsentrasi
h = 0,04 m ; L = 0,036 m
Massa Jenis Volume Menetes (m3)
Konsentrasi (%)
(kg/m3) 1’ 2’ 3’ 4’ 5’
0 970 12 x 10-6 25 x 10 -6
40 x 10 -6
48 x 10-6 53 x 10-6
10 1000 10 x 10-6 20 x 10-6 30 x 10-6 37 x 10-6 46 x 10-6
20 1070 9 x 10-6 19 x 10-6 25 x 10-6 32 x 10-6 40 x 10-6
F. Analisis Data
m
ρ=
V
P= ρ. g . h
V
Q=
t
∏ r 4 ( p 1−p 2)
Q=
8 ɳL
1. Variasi Konsentrasi
a. Larutan Garam 0%
m 0,097
ρ= = =970 kg/m3
V 0,0001
P= ρ. g . h=3880 N/m2
V 5,3 x 10−5
=1,77 x 10 m3/s
−7
Q= =
t 300
∏ r 4 ( p 1−p 2)
Q=
8 ɳL
4,76 x 10−11 2
ɳ= −8 Ns/m
5,08 x 10
ɳ=¿ 9,35 x 10-4 Ns/m2
b. Larutan Garam 10%
m 0,1000
ρ= = =1000 kg/m3
V 0,0001
P= ρ. g . h=4000 N/m2
V 4,6 x 10−5
=1,53 x 10 m3/s
−7
Q= =
t 300
∏ r 4 ( p 1−p 2)
Q=
8 ɳL
4,91 x 10−11
ɳ= Ns/m2
4,41 x 10−8
ɳ=¿ 11,11 x 10-4 Ns/m2
2. Variasi Ketinggian
a. Ketinggian 0,30 m
m 97
ρ= = = 0,97 g/ml = 970 kg/m3
v 100
P = ρgh = 970 x 10 x 30x10-2 = 2910 N/m2
V 17
Q= = = 0,056666667 ml/s = 5,67x10-8 m3/s
t 300
∏r 4 ( p 1− p 2)
Q=
8 ɳL
5,67x10-8 =
∏ (¿ 25 x 10−5 )4 (2910) ¿
8 ɳ 3 x 10−2
ɳ=
∏ (25 x 10−5 ¿)4 ( 2910 ) ¿
8 x 3 x 10−2 x 5,67 x 10−8
ɳ = 2,62 x 10-3 Ns/m2
b. Ketinggian 0,40 cm
m 97
ρ= = = 0,97 g/ml = 970 kg/m3
v 100
P = ρgh = 970 x 10 x 40x10-2 = 3880 N/m2
V 23
Q= = = 0,076666667 ml/s = 7,67x10-8 m3/s
t 300
∏r 4 ( p 1− p 2)
Q=
8 ɳL
7,67x10-8 =
∏ (¿ 25 x 10−5 )4 (3880) ¿
−2
8 ɳ 3 x 10
ɳ=
∏ (25 x 10−5 ¿ )4 (3880 ) ¿
8 x 3 x 10−2 x 7,67 x 10−8
ɳ = 2,59 x 10-3 Ns/m2
c. Ketinggian 0,50 m
m 97
ρ= = = 0,97 g/ml = 970 kg/m3
v 100
P = ρgh = 970 x 10 x 50x10-2 = 4850 N/m2
V 28
Q= = = 0,093333333 ml/s = 9,33x10-8 m3/s
t 300
∏r 4 ( p 1− p 2)
Q=
8 ɳL
9,3x10-8 =
∏ (¿ 25 x 10−5 )4 (4850) ¿
8 ɳ 3 x 10−2
4
∏ (25 x 10−5 ¿ ) ( 4850 )
ɳ= ¿
8 x 3 x 10−2 x 9,3 x 10−8
ɳ = 2,66 x 10-3 Ns/m2
G. Pembahasan
Praktikum yang berjudul “Aliran Fluida dalam Transfusi Darah Atau Infus ke dalam
Pembuluh Darah” dilaksanakan di Laboratorium IPA FMIPA UNY pada hari Rabu, 4 Maret
2020 bertujuan untuk menghitung massa jenis, laju volume, dan koefisien viskositas dalam
transfusi darah atau infus.
Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan ini adalah selang, jarum, kantong
infus, gelas beaker, gelas ukur, neraca, statif, penggaris, dan stopwatch. Selang, jarum dan
kantong infus merupakan seperangkat alat infus untuk mengalirkan cairan dari kantong infus
menuju lubang jarum melalui selang. Gelas beaker berfungsi untuk menampung fluida yang
menetes dari lubang jarum. Gelas ukur berfungsi untuk mengukur volume cairan yang
ditampung dalam gelas beaker. Neraca berfungsi untuk mengukur massa gelas dan air. Statif
berfungsi untuk menggantungkan kantong infus. Penggaris berfungsi untuk mengukur
ketinggian kantong infus dari lubang jarum. Stopwatch berfungsi untuk mengukur waktu
selama air menetes dari lubang jarum.
Pada percobaan 1, praktikan mengukur aliran fluida dengan memavirasi konsentrasi
larutan yang terdapat pada kantong infus. Praktikan menggunakan 3 macam variabel yaitu
air biasa atau konsentrasi garam 0%, air garam dengan konsentrasi 10% dan air garam
dengan konsentrasi 20%. Pada air biasa atau konsentrasi garam 0% selama 5 menit diperoleh
air sebanyak 53 x 10-6 m3 , sedangkan pada konsentrasi garam 20% diperoleh air sebanyak
46 x 10-6 m3, dan pada konsentrasi garam 20% diperoleh air sebanyak 40 x 10-6 m3
Setelah dianalisis datanya, didapatkan hasil sebagai berikut.
m
ρ=
V
Pada hasil perhitungan bagian analisis data menunjukkan bahwa massa jenis air yang
digunakan oleh praktikan sebesar 970 kg/m3. Kemudian untuk massa jenis air garam 10%
sebesar 1000 kg/m3 dan untuk massa jenis pada air garam 20% yaitu sebesar 1070 kg/m3.
2. Laju Volume Fluida
Kemudian praktikan menghitung laju volume atau debit dari ketiga larutan
tersebut. laju volume atau debit dianalisis dengan menggunakan rumus berikut
Volume
Q=
Waktu
3. Tekanan Fluida
Praktikum ini menjelaskan mengenai cara kerja dari infus. Cara kerja dari infus
merupakan salah satu apilkasi dari tekanan zat cair. Tekanan adalah gaya normal per
satuan luas. Satuan SI untuk tekananan adalah pascal (Pa): 1 Pa= 1 N/m 2. Dimana massa
jenis fluida adalah ρ, ketinggian permukaan fluida dalam kantong atau botol adalah h di
atas posisi jarum dan g merupakan percepatan gravitasi maka tekanan fluida dapat
dirumuskan:
P=ρ.g.h
Berdasarkan rumus tersebut pada ketiggian yang sama didapatkan hasil tekanan
terhadap fluida yang digunakan berturut-turut (3880 ; 4000 ; 4280) N/m 2. Dari perolehan
data tersebut terlihat bahwa tekanan zat cair pada ketiga larutan tersebut berbeda-beda
yang dikarenakan massa jenis dari ketiga larutan tersebut juga berbeda. Massa jenis yang
besar menyebabkan tekanan zat fluida juga besar. Berdasarkan data massa jenis maka
percobaan ini telah sesuai bahwa dengan massa jenis yang lebih besar maka tekanannya
juga akan lebih besar.
4. Koefisien Viskositas
π r 4 ( P1−P2 )
η=
QL8
Tekanan yang disebabkan oleh fluida ketika jarum masuk tersebut sebanding
dengan ketinggian permukaan fluida di atas jarum. Pemasangan infus harus
memperhatikan tekanan darah pasien. Dimana tekanan infus harus lebih tinggi dari
tekanan darah pasien agar cairan infus mengalir ke dalam tubuh pasien. Jika tekanan
darah pasien lebih besar dari tekanan cairan infus maka yang terjadi darah pasien akan
mengalir melalui selang infus menuju kantong infus.
Pada ketinggian 0,3 m dihasilkan tekanan sebesar 2910 N/m2, pada ketinggian
0,40 m dihasilkan tekanan sebesar 3880 N/m2, dan pada ketinggian 0,5 m dihasilkan
tekanan sebesar 4850 N/m2. Tekanan fluida berbanding lurus dengan ketinggian,
sehingga tekanan yang dihasilkan akan semakin besar jika posisi peletakan botol infus
juga semakin tinggi. Hal ini sesuai dengan teori bahwa semakin tinggi penempatan posisi
kantong infus, maka laju aliran volumenya juga akan semakin tinggi.
Kemudian praktikan menghitung laju volume atau debit dari ketiga larutan
tersebut. laju volume atau debit dihitung dengan menggunakan rumus
Volume
Q=
Waktu
Ketinggian fluida (infus) mempengaruhi laju volume dan tekanan fluida tetapi tidak
mempengaruhi koefisien viskositas fluida karena digunakan konsentrasi yang sama.
Hasil perhitungan massa jenis, laju volume, tekanan dan koefisien viskositas pada
kegiatan kedua ditunjukan pada tabel berikut ini :
Ketinggian Massa Jenis Laju Volume Tekanan Koefisien
(m) (kg/m3 ) (m3/s) (N/m2) Viskositas (Ns/m2)
0,30 970 5,67x10-8 2910 2,62 x 10-3
0,40 970 7,67x10-8 3880 2,59 x 10-3
0,50 970 9,33x10-8 4850 2,66 x 10-6
DAFTAR PUSTAKA
Davidovits, Paul. 2008. Physics in Biology and Medicine Third Edition. USA : Academic
Press.
Ebrahim, Abul Fadl Mohsin. 2001. Kloning, Eutanasia, Transfusi Darah, Transplantasi
Organ, dan Eksperimen pada Hewan. Terjemahan Mujiburohman. Jakarta : PT
Serambi Ilmu Semesta.
Erizal. 2010. web.ipb.ac.id/erizal/mefklud/modul.ipb. diakses pada tanggal 9 Maret 2020,
pada pukul 21.00 WIB
Ghozian. 2008. http://www.geofacts.co.cc/2008/10/ viskositas.html. diakses pada tanggal
10 Maret 2020, pada pukul 20.00 WIB
Halliday, David, Robert Resnick and Jearl Walker. 2010. Fundamentals of Physics.
USA : John Wiley & Sons Inc.
Roshima. 2010. http://resuvrces.unpud.ac.id/uapod-content/karakteristik kritin.pdf/
diunduh pada tanggal 10 Maret 2020, pada pukul 14.55 WIB
TUGAS
1. Variasi Konsentrasi
a. Larutan Garam 0%
m 0,097
ρ= = =970 kg/m3
V 0,0001
P= ρ. g . h=3880 N/m2
V 5,3 x 10−5
=1,77 x 10 m3/s
−7
Q= =
t 300
∏ r 4 ( p 1−p 2)
Q=
8 ɳL
4,76 x 10−11
ɳ= Ns/m2
5,08 x 10−8
ɳ=¿ 9,35 x 10-4 Ns/m2
b. Larutan Garam 10%
m 0,1000
ρ= = =1000 kg/m3
V 0,0001
P= ρ. g . h=4000 N/m2
V 4,6 x 10−5
=1,53 x 10 m3/s
−7
Q= =
t 300
∏ r 4 ( p 1−p 2)
Q=
8 ɳL
4,91 x 10−11
ɳ= Ns/m2
4,41 x 10−8
ɳ=¿ 11,11 x 10-4 Ns/m2
2. Variasi Ketinggian
a. Ketinggian 0,30 m
m 97
ρ= = = 0,97 g/ml = 970 kg/m3
v 100
P = ρgh = 970 x 10 x 30x10-2 = 2910 N/m2
V 17
Q= = = 0,056666667 ml/s = 5,67x10-8 m3/s
t 300
∏r 4 ( p 1− p 2)
Q=
8 ɳL
5,67x10-8 =
∏ (¿ 25 x 10−5 )4 (2910) ¿
−2
8 ɳ 3 x 10
ɳ=
∏ (25 x 10−5 ¿)4 ( 2910 ) ¿
8 x 3 x 10−2 x 5,67 x 10−8
ɳ = 2,62 x 10-3 Ns/m2
b. Ketinggian 0,40 cm
m 97
ρ= = = 0,97 g/ml = 970 kg/m3
v 100
P = ρgh = 970 x 10 x 40x10-2 = 3880 N/m2
V 23
Q= = = 0,076666667 ml/s = 7,67x10-8 m3/s
t 300
∏r 4 ( p 1− p 2)
Q=
8 ɳL
-8 ∏ (¿ 25 x 10−5 )4 (3880)
7,67x10 = ¿
8 ɳ 3 x 10−2
4
∏ (25 x 10−5 ¿ ) (3880 )
ɳ= ¿
8 x 3 x 10−2 x 7,67 x 10−8
ɳ = 2,59 x 10-3 Ns/m2
c. Ketinggian 0,50 m
m 97
ρ= = = 0,97 g/ml = 970 kg/m3
v 100
P = ρgh = 970 x 10 x 50x10-2 = 4850 N/m2
V 28
Q= = = 0,093333333 ml/s = 9,33x10-8 m3/s
t 300
∏r 4 ( p 1− p 2)
Q=
8 ɳL
-8 ∏ (¿ 25 x 10−5 )4 (4850)
9,3x10 = −2
¿
8 ɳ 3 x 10
4
∏ (25 x 10−5 ¿ ) ( 4850 )
ɳ= ¿
8 x 3 x 10−2 x 9,3 x 10−8
ɳ = 2,66 x 10-3 Ns/m2
LAMPIRAN