Anda di halaman 1dari 11

PEMAHAMAN TENTANG KONSEP SAKIT DAN PENYAKIT MENURUT AGAMA,

MANAJEMEN MENGHADAPI RESPON SAKIT DAN PENYAKIT


(SIMPATI, EMPATI, PENGUATAN)

Dalam setiap perjalanan hidup manusia, senantiasa dipertemukan pada tiga kondisi dan
situasi yakni sehat, sakit atau mati. Sebagian manusia memandang sehat dan sakit secara
berbeda. Pada kondisi sehat, terkadang melupakan cara hidup sehat dan mengabaikan
perintah Allah Swt, sebaliknya pada kondisi sakit dianggapnya sebuah beban penderitaan,
malapetaka dan wujud kemurkaan Allah Swt kepadanya. Padahal Allah SWT dalam Q.S.
Shaad : 27 selalu menciptakan sesuatu atau memberikan suatu ujian kepada hambanya
pasti ada hikmah/pelajaran dibalik itu semua.

‫ك ظننن المذيِنن نكنفرروُا فنمنويِيلل لملمذيِنن نكنفرروُا مم منن‬


‫ض نوُنماَ بن يميَمنْنمرهنماَ نباَمطلِ نذلم ن‬
‫سنماَءن نوُالير ن‬
‫نوُنماَ نخلنيقننْاَ ال ل‬
(٢٧) ‫اللنْاَمر‬
“Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa
hikmah. yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, Maka celakalah orang-orang
kafir itu karena mereka akan masuk neraka.” (Q.S. Shaad : 27)

Dalam perspektif Islam, setiap penyakit merupakan cobaan yang diberikan oleh Sang
Pencipta Allah SWT kepada hamba-Nya untuk menguji keimanannya. Rasulullah SAW
bersabda yang artinya:
"Dan sesungguhnya bila Allah SWT mencintai suatu kaum, dicobanya dengan berbagai
cobaan. Siapa yang ridha menerimanya, maka dia akan memperoleh keridhoan Allah. Dan
barang siapa yang murka (tidak ridha) dia akan memperoleh kemurkaan Allah SWT" (H.R.
Ibnu Majah dan At Turmudzi).
Sakit juga dapat dipandang sebagai peringatan dari Allah SWT untuk mengingatkan segala
dosa-dosa akibat perbuatan jahat yang dilakukannya selama hidupnya. Pada kondisi sakit,
kebanyakan manusia baru mengingat dosa-dosa dari perbuatan jahatnya dimasa lalu.
Dalam kondisi sakit itulah, kebanyakan manusia baru melakukan taubat dengan cara
memohon ampunan kepada Allah SWT dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatan
jahatnya di kemudian hari. Kondisi sehat dan kondisi sakit adalah dua kondisi yang
senantiasa dialami oleh setiap manusia.
Allah SWT tidak akan menurunkan suatu penyakit apabila tidak menurunkan juga obatnya,
sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra dari Nabi saw bersabda:
‫ش‬ ‫ش‬
‫فماَ أفنَننفزفل اَللهه فداَءء إلل أفنَننفزفل لفهه شففاَءء‬
“Allah SWT tidak menurunkan sakit, kecuali juga menurunkan obatnya (HR Bukhari).
Bila dalam kondisi sakit, umat Islam dijanjikan oleh Allah Swt berupa penghapusan
dosa apabila ia bersabar dan berikhtiar untuk menyembuhkan penyakitnya.
Sebagaimana sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Muslim:
"Tidaklah seorang muslim tertimpa derita dari penyakit atau perkara lain kecuali Allah
hapuskan dengannya (dari sakit tersebut) kejelekan-kejelekannya (dosa-dosanya)
sebagaimana pohon menggugurkan daunnya." (H.R. Muslim)
Sementara bagi Umat Islam lainnya yang berada dalam kondisi sehat dianjurkan oleh Allah
SWT untuk menjenguk saudara seiman yang menderita sakit. Apabila orang yang sehat
minta didoakan dari orang yang sakit, maka Allah Swt berjanji akan mengabulkannya. Hal
ini diriwayatkan Asy-Suyuti:
"Jika kamu menjenguk orang sakit, mintalah kepadanya agar berdoa kepada Allah untukmu,
karena doa orang yang sakit seperti doa para malaikat." (HR. Asy-Suyuti)
Dengan demikian, kedudukan orang yang menderita sakit bukanlah orang yang hina, malah
memiliki kedudukan yang mulia. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari :
"Tidak ada yang yang menimpa seorang muslim kepenatan, sakit yang berkesinambungan
(kronis), kebimbangan, kesedihan, penderitaan, kesusahan, sampai pun duri yang ia tertusuk
karenanya, kecuali dengan itu Allah menghapus dosanya." (HR. Bukhari).
Menurut Aswadi Syuhadak dalam sebuah tulisannya berjudul "Sakit versus
Kesembuhan Dalam Islam", kata maradl (Sakit) dan syifa' (Sembuh) disebutkan dalam
QS. Al-Syu`ara' [26/47]: 80

‫ت فنههو يفنششف ش‬
‫ي‬ ‫فوإشفذاَ فمشر ن‬
‫ضه ف‬
Artinya, "apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku".
dikaitkan dengan manusia, sedangkan syifa' (kesembuhan) diberikan pada manusia dengan
disandarkan pada Allah swt. Kandungan makna demikian ini juga mengantarkan pada
sebuah pemahaman bahwa setiap ada penyakit pasti ada obatnya, dan apabila obatnya itu
mengenai penyakitnya sehingga memperoleh kesembuhan, maka kesembuhannya itu
adalah atas ijin dari Allah swt. sebagaimana diisyaratkan dalam hadis Nabi yang
diriwayatkan oleh Jabir dari Nabi saw bersabda:

.‫ب فدفواَءه اَللداَشء بفنفرأف بششإنذشن اَللشه فعلز فوفجلل‬ ‫ش ش‬ ‫ء‬ ‫ش‬
‫لهكلل فداَء فدفواَءء فإفذاَ أهصيِ ف‬
-Setiap penyakit pasti ada obatnya, apabila obatnya itu digunakan untuk mengobatinya,
maka dapat memperoleh kesembuhan atas ijin Allah swt (HR. Muslim).
Lebih lanjut merujuk pada catatan Ibnu Faris, maradl merupakan bentuk kata yang berakar
dari huruf-huruf m-r-dl (‫ ض‬-‫ ر‬-‫ )م‬yang makna dasarnya berarti sakit atau segala sesuatu
yang mengakibatkan manusia melampaui batas kewajaran dan mengantar kepada
terganggunya fisik, mental bahkan tidak sempurnanya amal atau karya seseorang atau bila
kebutuhannya telah sampai pada tingkat kesulitan. Terlampauinya batas kewajaran
tersebut dapat berbentuk ke arah berlebihan yang disebut boros, sombong maupun
takabbur; dan dapat pula ke arah kekurangan yang disebut kikir, bodoh, dungu dan kolot.
oleh karenanya maradl juga dapat dikatakan sebagai hilangnya suatu keseimbangan bagi
manusia.

Beberapa pengertian sakit ini adalah sebagai berikut :


1. Sakit adalah gangguan dalam fungsi normal individu sebagai totalitas termasuk
keadaan organisme sebagai sistem biologis dan penyesuaian sosialnya. (Menurut
Pemons, 1972)
2. Sakit adalah sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang menimpa
seseorang sehingga seseorang menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari baik itu
dalam aktivitas jasmani, rohani dan sosial. (Menurut Perkins)
3. Sakit sebagai suatu keadaan dari badan atau sebagian dari organ badan dimana
fungsinya terganggu atau menyimpang. (Menurut Oxford English Dictionary)

Rasulullah juga bersabda "Seorang mu'min yang sakit, ia tidak mendapatkan pahala dari
sakitnya, namun diampuni dosa-dosanya" (H.R. Thabrani).
Dalam hadist lain riwayat Anas Rasulullah bersabda "Seorang mu'min yang sakit lalu
sembuh, maka ia laksana salju yang turun dari langit, karena bersihnya" (H.R. Bazaar).
Dalam hadist lain dikatakan : "Ketika seorang hamba diberi sakit pada badannya, maka
Allah berkata kepada malaikat "tulislah kebaikan-kebaikan yang biasa dilakukannya ketika
sehat, kalau ia sembuh mandikanlah ia dan bersihkan. Kalau ia meninggal maka Allah
mengampuninya" (HR. Ahmad).
Orang yang sakit dianjurkan untuk mengeluhkan sakitnya kepada Allah, karena Allah akan
mendengarnya. Orang sakit juga diharuskan berobat dan berdoa untuk kesembuhannya.
Sakit dan penyakit merupakan suatu peristiwa yang selalu menyertai hidup manusia sejak
jaman Nabi Adam. Kita memahami apapun yang menimpa manusia adalah takdir, sakit pun
merupakan takdir. Lantas kalau sakit merupakan takdir, kalau kita sakit kenapa harus
mencari sehat /kesembuhan? Lantas buat apa dan apa manfaat berobat? Dari sinilah
landasan kita berpijak dalam memahami sehat, sakit, obat dan upaya pengobatan.

SEHAT DAN SAKIT MENURUT PANDANGAN ALQURAN

‫( ففاَنستففجنبَنفناَ لفهه ففكفشنففناَ فماَ بششه شمنن‬٨٣) ‫ي‬ ‫شش‬ ‫ش‬ ‫وأفريو ف ش‬
‫ت أفنرفحهم اَللراَح ف‬ ‫ضر فوأفنَن ف‬ ‫ب إنذ فنَاَفدىَ فربلهه أفلن فملس ف‬
‫ن اَل ر‬ ‫ف‬
)٨٤) ‫ضر فوآَتفننيِنفناَهه أفنهلفهه فوشمثِننلفههنم فمفعههنم فرنحفةء شمنن شعنشدفنَاَ فوشذنكفرىَ لشنلفعاَبششديفن‬
‫ه‬
“Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: “(Ya Tuhanku), Sesungguhnya aku
telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan yang Maha Penyayang di antara semua
Penyayang”. Maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit
yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan
bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi
semua yang menyembah Allah.” (Al Quran Surah Al Anbiyaa’ [21]:83-84)

Ayat diatas mengisahkan Nabi Ayub yang ditimpa penyakit, kehilangan harta dan anak-
anaknya. Dari seluruh tubuhnya hanya hati dan lidahnya yang tidak tertimpa penyakit,
karena dua organ inilah yang dibiarkan Allah tetap baik dan digunakan oleh Nabi Ayub
untuk berzikir dan memohon keridhoan Allah, dan Allah pun mengabulkan doanya,
hingga akhirnya Nabi Ayub sembuh dan dikembalikan harta dan keluarganya.

Dari sini dapat diambil pelajaran agar manusia tidak berprasangka buruk kepada Allah,
tidak berputus asa akan rahmat Allah serta bersabar dalam menerima takdir Allah. Karena
kita sebagai manusia perlu meyakini bahwa apabila Allah mentakdirkan sakit maka kita
akan sakit, begitu pula apabila Allah mentakdirkan kesembuhan, tiada daya upaya kecuali
dengan izin-Nya kita sembuh.

‫ت فنههنو يفنشنشف ش‬
(‫ي‬ ‫ه‬ ‫ن‬ ‫ض‬
‫ن‬ ‫( فوإشفذاَ فم ش‬٧٩) ‫ي‬
‫ر‬ ‫( واَلشذيِ ههنو يهطنعشمشنن ويفسنشق ش‬٧٨) ‫اَلشذيِ فخلففقشن فنههو يفننهشديشن‬
‫ف‬ ‫ف ه ف ن‬ ‫ف‬ ‫ف‬
)٨۲) ‫( فواَلشذيِ أفطنفمهع فأن يفننغشففر شل فخشطيِئفشت يفننوفم اَللديشن‬٧۱) ‫ي‬
‫ )واَلشذيِ هيشيِتهشن هثل هنييِش ش‬٨٠
‫ف‬
“(Yaitu Tuhan) yang telah menciptakan Aku, Maka Dialah yang menunjuki Aku. Dan Tuhanku,
yang Dia memberi Makan dan minum kepadaKu. Dan apabila aku sakit, Dialah yang
menyembuhkan Aku. Dan yang akan mematikan Aku, kemudian akan menghidupkan aku
(kembali). Dan yang Amat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari kiamat”. (Al
Quran surah Asy Syu’araa’ [26]: 78 – 82)
Allah menjanjikan apabila orang yang sakit apabila ia bersabar dan berikhtirar dalam
sakitnya, maka Allah menghapus dosa-dosanya.

‫ب فوفل فهن نرم فوفل هحن ننزءن فوفل أفءذىَ فوفل فغن نرم فحلتن ن اَللشن ننوفكشة‬
‫صن ن ء‬ ‫صن ن ء‬ ‫ش ش‬ ‫ش‬
‫ب فوفل فو ف‬ ‫ب اَلنهمنسن نلفم من ننن نَف ف‬
‫فم نناَ يهصن نيِ ه‬
‫ش ش‬
‫يهفشاَهكفهاَ إشلل فكلففر اَللهه بفاَ منن فخفطاَفياَهه‬
“Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan keletihan, kehawatiran dan
kesedihan, dan tidak juga gangguan dan kesusahan bahkan duri yang melukainya melainkan
Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya”. (HR. Bukhari dari Abu Hurairah)

Bahkan Allah menjanjikan kepada orang yang sakit apabila ia bersabar dan berikhtiar
dalam sakitnya, Allah akan menghapus dosa-dosanya.
‫ش ش‬ ‫ش‬
‫ت فوفرهق اَللشفجشر‬ ‫فوفماَ منن همنسلءم يهصيِبَههه أفءذىَ إشلل فحاَتل ن‬
‫ت فعنهه فخفطاَفياَهه فكفماَ ففتاَ ر‬
“Tidaklah seorang muslim tertimpa derita dari penyakit kecuali Allah hapuskan dengannya
(dari sakit tersebut) kejelekan-kejelekannya (dosa-dosanya) sebagaimana gugurnya
dedaunan sebuah pohon”. (Hadis Riwayat al-Bukhari dari Abdullah bin Mas’ud)

“Tidaklah seorang muslim tertimpa derita dari penyakit atau perkara lain kecuali Allah
hapuskan dengannya (dari sakit tersebut) kejelekan-kejelekannya (dosa-dosanya)
sebagaimana pohon menggugurkan daunnya.” (HR. Imam Muslim)

“Jika kamu menjenguk orang sakit, mintalah kepadanya agar berdoa kepada Allah untukmu,
karena doa orang yang sakit seperti doa para malaikat.” (HR. Asy-Suyuti)

Dalam pandangan Islam, penyakit merupakan cobaan yang diberikan Allah SWT kepada
hamba-Nya untuk menguji keimanannya. Ketika seseorang sakit disana terkandung pahala,
ampunan dan akan mengingatkan orang sakit kepada Allah SWT. Aisyah pernah
meriwayatkan, bahwa Rasulullah SAW bersabda : 'Tidak ada musibah yang menimpa diri
seorang muslim, kecuali Allah mengampuni dosa-dosanya, sampai-sampai sakitnya karena
tertusuk duri sekalipun" (H.R. Buchari)

Sabda Rasulullah SAW :

‫روُاه ابمن‬. (‫وُإن ال تعماَلى أذا أحمب قومماَ ابتلِهامم فممن رضمي فلمه الرضماَوُمن فلمه السمخط‬
)‫ماَجه وُ الترمذى‬
“Dan sesungguhnya bila Allah SWT mencintai suatu kaum, dicobanya dengan berbagai
cobaan. Siapa yang ridha menerimanya, maka dia akan memperoleh keridhoan Allah. Dan
barang siapa yang murka (tidak ridha) dia akan memperoleh kemurkaan Allah SWT.”
(H.R. Ibnu Majah dan At Turmudzi)

Dalam hadist lain Rasulullah SAW bersabda :

‫ مماَ يِصمميَب المسملم‬: ‫ عممن النْممبي صملى الم عليَمه وُسمملم قمماَل‬: ‫عن ابي هاريِرة رضي ال عنْه‬
َ‫فم ممر الم م م بهم مما‬: ‫مم ممن نصم ممب وُل هام ممم وُل حم ممزن وُل أذى وُلغام ممم حم ممتى شم مموكة يِشم مماَكهاَ إل‬
)‫خطاَيِاَه )روُاه البخاَرى وُ مسلم‬

“Dari Abu Hurairah r.a. Nabi Muhammad SAW. Bersabda : Tidaklah seorang muslim ditimpa
musibah, kesusahan, kesedihan, penyakit, gangguan menumpuk pada dirinya kecuali Allah
SWT hapuskan akan dosa-dosanya.” (H.R. Bukhari dan Muslim)

KONSEP TENTANG PENYAKIT


Pengertian Penyakit
Ada beberapa pengertian mengenai penyakit menurut Gold Medical Dictionary, penyakit
adalah kegagalan dari mekanisme adaptasi suatu organisme untuk bereaksi secara tepat
terhadap rangsangan atau tekanan sehingga timbul gangguan pada fungsi struktur, bagian,
organ atau sistem dari tubuh.
Sedangkan menurut Arrest Hofte Amsterdam, penyakit bukan hanya berupa kelainan yang
terlihat dari luar saja, tetapi juga suatu keadaan terganggu dari keteraturan fungsi dari
tubuh.
Dari kedua pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa penyakit adalah suatu keadaan
gangguan bentuk dan fungsi tubuh sehingga berada didalam keadaan yang tidak normal.

Faktor penyebab penyakit itu ada 2 yaitu :

1 .Penyakit yang disebabkan karena factor medis ( jasmani /tubuh ) .


2 .Penyakit yang disebabkan karena factor non medis ( rohani / jin /setan ).

Penyebab penyakit yang disebabkan dari factor medis jarang sekali terjadi apalagi hingga
menyebabkan kematian. Factor non medislah sebenarnya yang banyak menjadi penyebab
timbulnya penyakit yang berbahaya, menular hingga mengakibatkan kematian. Sakit karena
factor non medis yang dibiarkan lama di dalam tubuh manusia maka efeknya menjadi
penyakit medis, padahal apabila penyakit tersebut sudah menyerang jaringan sel – sel
organ tubuh (medis) maka proses penyembuhannya selain sangat sulit juga membutuhkan
waktu yang sangat lama. Penyakit dan makanan itu sama sekali tidak berhubungan.
Pendapat dari ilmu pengetahuan yang salah dan sengaja untuk menjadikan umat Islam
jatuh dalam kekafiran adalah dengan mengatakan karena sakit A maka tidak boleh
makan….. atau jangan makan ….. akan membuat sakit B. Inilah salah satu dari kesalahan
umat Islam padahal Allah telah menurunkan petunjuk bagi mereka yaitu kitab Al Qur’an
yang berisikan tentang apapun yang ada di dunia ini “Mengapa kamu tidak mau memakan
binatang–binatang yang halal yang disebut nama Allah ketika menyembelihnya, padahal
sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepada kamu apa yang diharamkan atasmu, kecuali
apa yang terpaksa kamu memakannya. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia benar–
benar hendak menyesatkan orang lain dengan hawa nafsu mereka tanpa pengetahuan.
Sesungguhnya Tuhanmu, Dia lah yang lebih mengetahui orang –orang yang melampui batas.”
(QS Al An ‘am ; 119).

Berbagai ilmu pengetahuan dari semua disiplin ilmu terdapat di dalamnya termasuk ilmu
kesehatan. Sebagai hamba yang beriman kita dilarang mengharamkan makanan yang tidak
diharamkan Allah “Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut –sebut oleh
lidahmu secara dusta “ Ini halal dan ini haram “ untuk mengadakan kebohongan terhadap
Allah .Sesungguhnya orang – orang yang mengadakan kebohongan terhadap Allah tiadalah
mereka beruntung “. (QS An Nahl : 116). Inilah diantaranya firman–firman Allah yang
menjelaskan bahwa tidak ada hubungan antara makanan dan penyakit. Adalah dosa
kekafiran bagi mereka yang mengharamkan / melarang / tidak boleh memakan makanan
yang telah di halalkan Allah. Allah telah memperingatkan umat Islam tentang akan adanya
penyesatan seperti ini serta dalam hal apapun Allah tidak menyukai segala sesuatu yang
berlebihan.

‫ش‬ ‫وفقاَلهواَ هشذشه أفنَننعاَم وحر ء ش‬


‫ث حنجءر ل يفطنفعهمفهاَ شإل فمنن نَففشناَءه بشفزنعمشهننم فوأفنَننفعنناَءم هحلرفمن ن‬
‫ت ظهههوهرفهناَ فوأفنَننفعناَءم‬ ‫ف ف ف ء ف فن‬
(١٣٨) ‫ل يفنذهكهروفن اَنسفم اَللشه فعلفنيِنفهاَ اَفنش فتاَءء فعلفنيِشه فسيِفنجشزيشهنم شبفاَ فكاَنَهواَ يفننفتفنهروفن‬
“Dan mereka mengatakan[510]: "Inilah hewan ternak dan tanaman yang dilarang; tidak
boleh memakannya, kecuali orang yang Kami kehendaki", menurut anggapan mereka, dan
ada binatang ternak yang diharamkan menungganginya dan ada binatang ternak yang
mereka tidak menyebut nama Allah waktu menyembelihnya[511], semata-mata membuat-
buat kedustaan terhadap Allah. kelak Allah akan membalas mereka terhadap apa yang
selalu mereka ada-adakan. (QS Al An ‘am : 138).
[510] Ialah: mereka seringkali menentukan binatang-binatang untuk pujaan dan binatang-binatang ini hanya
boleh dimakan orang-orang tertentu saja.
[511] Maksudnya ialah binatang-binatang yang disembelih untuk berhala.

Penyebab utama munculnya penyakit non medis adalah jiwa ,

‫فونَفننفن ء‬
‫ )فوقفنند فخنناَ ف‬٩) َ‫ )قفنند أففننلفنفح فمننن فزلكاَفهننا‬٨) َ‫ )فأفنلففمفهنناَ فههجوفرفهنناَ فوتفننقفواَفهننا‬٧) َ‫س فوفمنناَ فسنلواَفها‬
‫ب فمننن‬
)١٠) َ‫فدلساَفها‬
“Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu
(jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan
jiwa itu, dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.” (QS. Asy-Syams : 7-10)

Jiwa adalah sarana bagi setan untuk menyesatkan menusia ( nafsu ammaroh / Qs Yusuf ; 53
dan lauwwamah /Qs Al Qiyamah ; 2) dan juga sarana bagi Allah untuk memberi petunjuk
manusia ( nafsu sufiah /Qs mariyam ; 17 dan mudmainah /Qs Al Fajr ; 27). Karena manusia
banyak melakukan perbuatan kekafiran maka hukuman / azab Allah di dunia akan
diturunkan kepadanya yaitu berupa penderitaan rasa sakit yang diderita tubuhnya yang
sebelumnya diawali dengan:
“Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka dan penglihatan mereka ditutup.
Dan bagi mereka siksa yang amat berat”. (Qs Al baqarah : 7).

Selain pendengaran dan penglihatan tubuh/dunia kita juga memiliki pendengaran dan
penglihatan hati maka apabila keduanya ditutup oleh Allah, kita akan merasakan siksa
/sakit yg berat; lebih jelasnya adalah sebagai berikut :

Karena seseorang melakukan perbuatan kekafiran maka dengan mudah masuklah jin
kafir / setan /virus ke tubuh. Sebab pada saat manusia melakukan kekafiran maka pada
saat itu lepaslah iman di hatinya, sehingga tidak ada pertahanan pada tubuh manusia
tersebut. Masuk melalui pori–pori kulit ke pembuluh darah yang ditandai dengan rasa
kesemutan pada bagian tubuh tertentu sehingga mengakibatkan terganggunya peredaran
darah. Selang beberapa lama kemudian anggota tubuh terasa berat /ringan / mati rasa .

Apabila hal ini tidak segera ditangani dengan benar dan tepat yaitu dengan bertobat dan
kembali ke jalan yang benar maka penyakit akan lebih parah “Dalam hati mereka ada
penyakit lalu di tambah ALLAH penyakitnya dan bagi mereka siksa yang pedih disebabkan
mereka berdusta “. (Qs Al Baqarah : 10).
Bagian tubuh yang telah mati rasa tersebut lambat laun akan tidak berfungsi sehingga akan
merusak sel-sel jaringan tubuh manusia (anggota tubuh menjadi mengecil atau rusak
/luka) jin kafir tersebut akan terus menyebar ke hati dan akhirnya ke otak yang akan
menyebabkan penderitaan yang sangat pedih hingga kematian. Nyawa pusatnya di otak
manusia mengendalikan seluruh tubuh manusia dengan darah sebagai sarana
pengendalinya. Otak sangat tergantung kepada hati (jiwa) yang berfungsi sebagai filter bagi
darah (sirkulasi) yang akan masuk ke otak. Terganggunya peredaran darah di bagian tubuh
inilah yang menyebabkan munculnya penyakit (diabet, kolesterol, asam urat dll) ). Apabila
hati (jiwa) sudah tidak bisa lagi menjadi filter yang baik sehingga mengakibatkan darah
yang ke otak telah terkontaminasi oleh virus /penyakit /jin kafir inilah penyebab penyakit
yang sangat kecil sekali kemungkinannya dapat disembuhkan (stroke, tumor, aids, lupus,
dll) ). Selain itu juga mengakibatkan gangguan dalam berpikir karena peredaran darah dan
syaraf–syaraf yang menuju ke otak telah tersumbat /terganggu dengan adanya jin kafir
tersebut. Maka obatnya adalah :
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan
penyembuh bagi penyakit–penyakit didalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang–
orang yang beriman ” .( QS Yunus : 57)
Al Qur’an itulah obat dari semua penyakit yang berbahaya tersebut.

Tubuh manusia dikendalikan oleh otak dan hati (nyawa dan jiwa), apabila manusia dalam
kehidupannya banyak mengikuti kemauan nafsu amarah (berbuat kejahatan) dan
lauwwamah (iri ,dengki, serakah dll) atau kekafiran, musyrik dan syirik adalah perbuatan
dosa yang tidak diampuni Allah maka Allah menurunkan azab/menghukumnya dengan
penyakit/sakit yang sangat menyiksa dan sesungguhnya hukuman Allah kelak di akhirat
jauh lebih pedih/menyakitkan, juga sebagai peringatan bagi manusia agar segera bertaubat
dan kembali ke jalan yang benar. Karena penyakit yang berbahaya selama ini dikatakan
sebagai cobaan dari Allah oleh para ulama, akibatnya umat Islam tidak mengetahui
kesalahannya dan bertobat. Ini disebabkan karena hampir semua ulama terkena penyakit
tersebut sehingga dibuatlah hadist oleh mereka untuk menutupi ayat–ayat Al Qur’an.
Mereka telah berdusta kepada Allah dan kepada umat Islam. Sesungguhnya setan adalah
musuh manusia yang nyata maka apabila dibiarkan setan mengendalikan otak dan hati
manusia maka siksa Allah baginya di dunia dan akhirat .

Hanya keimanan yang dapat menangkal semua penyakit itu maka “Jagalah Imanmu“.
Dalam bahasa medis dikenal dengan istilah virus/kuman, maka bahasa non medis
(keimanan) disebut dengan jin dan setan, itulah mengapa virus/kuman digambarkan
dengan manusia yang sangat kecil dengan memiliki tanduk di kepalanya serta ekor yang
pada ujungnya tajam dan runcing itulah gambaran setan.

MANAJEMEN MENGHADAPI RESPON SAKIT DAN PENYAKIT

Pengertian manajemen adalah meliputi unsur-unsur kegiatan forecast and plan, to


organize, to command, to coordinate and to control.
Inti dari manajemen menghadapi respon sakit dan penyakit adalah bagaimana seorang
yang sedang menghadapi musibah sakit bisa menata hati dan fikiran untuk tetap beriman,
bersabar dan ikhlas di dalam menghadapi sakit dan penyakitnya tersebut. Senantiasa
mengupayakan kesembuhan dengan berobat baik secara medis maupun non medis.

Simpati adalah suatu proses dimana seseorang merasa tertarik terhadap pihak lain,
sehingga mampu merasakan apa yang dialami, dilakukan dan diderita orang lain.
Dalam simpati, perasaan memegang peranan penting. Simpati akan berlangsung apabila
terdapat pengertian pada kedua belah pihak.

Empati adalah kemampuan dengan berbagai definisi yang berbeda yang


mencakup spektrum yang luas, berkisar pada orang lain yang menciptakan keinginan untuk
menolong sesama, mengalami emosi yang serupa dengan emosi orang lain, mengetahui apa
yang orang lain rasakan dan pikirkan, mengaburkan garis antara diri dan orang lain.

Penguatan adalah respons terhadap suatu perilaku yang dapat meningkatkan


kemungkinan berulangnya kembali perilaku itu. Secara psikologis setiap orang
mengharapkan adanya penghargaan terhadap suatu usaha dan hasil yang telah
dilakukannya.

Perbedaan Simpati dan Empati


1. Simpati
Simpati merupakan suatu proses ketika seseorang mempunyai perasaan tertarik terhadap
pihak lain, dengan demikian dapat merasakan apa yang sedang dialami, diperbuat dan
diderita oleh orang tersebut. Simpati yang paling terlihat adalah perasaan. Perasaan
memegang peranan utama dalam hal simpati. Simpati dapat diamati ketika dalam
hubungan persahabatan, bertetangga atau pekerjaan atasan dengan bawahan. Seseorang
merasakan simpati dengan orang lain, biasanya karena sikap, penampilan atau
tindakannya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa simpati adalah perasaan yang timbul
akibat perbuatan yang dilakukan orang lain yang baik, benar atau kehidupan yang
memprihatinkan.

2. Empati
Empati hampir mirip dengan perasaan simpati, namun empati tidak hanya perasaan saja
yang timbul akan tetapi diikuti perasaan organisme dari dalam tubuh yang amat dalam.
Misalnya, bila teman kita orang tuanya meninggal, kita pasti juga merasakan kehilangan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa empati adalah suatu tindakan yang dilakukan kepada
orang lain dengan menggunakan cara pikir yang tepat sehingga menurut orang lain
tindakan tersebut tindakan yang baik dan benar.

Anda mungkin juga menyukai