Disusun Oleh :
Universitas Tanjungpura
Fakultas Teknik
Teknik Pertambangan
2020
A. Tipe endapan primer
Dalam tipe endapan primer metoda yang digunakan adalah antara lain,
1. Survey tinjau
Studi Pendahuluan meliputi, tinjauan literatur, geologi regional, studi citra
landsat, interpretasi foto udara, dan sintesa-sintesa geologi. Tinjauan Daerah
dalam survey tinjau meliputi :
a. Survei dari udara; survei dan analisa foto udara, survei dan analisa
aeromagnetic.
b. Survei permukaan, pembuatan lintasan geologi di seluruh daerah.
Identifikasi jenis batuan dan struktur dengan peta dasar skala 1 : (100.000–
250.000).
2. Prospeksi (penyelidikan umum)
Tujuan dilakukan prospeksi adalah untuk mengidentifikasi suatu endapan
mineral yang akan menjadi target eksplorasi selanjutnya. Tahapan dalam
prospeksi adalah,
a. Pemetaan geologi semi rinci (skala 1 : 10.000 – 1 : 100.000)
b. Survei geokimia seperti: stream sampling, soil sampling, pendulangan,
float mapping, rock sampling, bila dianggap perlu dilakukan pembuatan
sumur-uji/paritan uji atau pemboran dangkal setempat)
c. Survei geofisika dengan metode magnetik, Polarisasi Terimbas.
3. Eksplorasi umum
Tahapan eksplorasi ini untuk menentukan gambaran geologi suatu endapan
primer berdasarkan, perkiraan awal mengenai ukuran, bentuk, sebaran,
kemenerusan, kuantitas dan kualitasnya, dilakukan dengan cara :
a. Pemetaan geologi sekala 1 : 2.000 ~ 1 : 10.000,
b. pembuatan paritan dan sumur-uji,
c. survey geofisika rinci dengan sistem grid, survey geokimia rinci (soil
sampling) dengan sistem grid,
4. Ekplorasi rinci
Tujuan dari eksplorasi ini adalah mendeliniasi secara rinci terhadap endapan
mineral yang telah diketahui dari percocokan singkapan, puritan, lubang bor,
shafts, dan terowongan. Meliputi;
a. Pemetaan geologi rinci skala 1 : 200 - 1 : 500.
b. Pemetaan Geokimia Terperinci. Seperti juga pada pemetaan
geologi terperinci, untuk pemetaan geokimia terperinci dilakukan pemetaan
topografi dengan pembuatan jaring-jaring rintisan untuk pengambilan
contoh tanah yang berjarak 50 sampai dengan 250 meter dengan skala 1 :
200 - 1 : 500.
c. Pemboran, untuk estimasi/evaluasi sumber daya dan mengetahui
kondisi geoteknik tubuh bijih.
d. Sumur Uji (Bulk Testing), untuk mengetahui kadar rata-rata suatu
tubuh bijih yang mendekati keadaan sebenarnya.
4. Pembuatan laporan
Pembuatan laporan adalah bagian terakhir dalam teknik eksplorasi yang berisi
data-data dari permulaan sampai tahp akhir dalam eksplorasi.
C. Endapan laterit
1. Tahapan lapangan
Studi geologi regional, penafsiran pengideraan jauh, metode tidak langsung
lainnya serta inspeksi lapangan pendahuluan yang menggunakan peta dasar
dengan skala 1 : 50.000
Pemetaan geologi rinci skala 1: 10.000 atau 1: 25.000, dengan pengamatan
terhadap singkapan batuan agar dapat dilakukan pengelompokkan satuan-
satuan batuannya.
embuatan sumur uji untuk mengetahui profil tanah ke arah dalam lebih
jelas lagi sekaligus pengambilan conto dengan metoda channel sampling.
2. Analisa laboratorium
Selain pengamatan megaskopis guna pembuatan peta geologi dan profil
singkapan, conto batuan dianalisis di laboratorium meliputi :
Analisis kimia untuk unsur-unsur yang terkandung dalam bauksit
Analisis petrografi batuan.
Analisis mineragrafi batuan.
3. Pengolahan Data dan penyusunan Laporan
Data hasil pengamatan lapangan dan analisis laboratorium dilakukan evaluasi
untuk mengetahui kondisi geologi, sumber daya dan genesa bahan galian serta
faktor-faktor yang mempengaruhi di dalam proses pembentukannya.