Anda di halaman 1dari 40

BAB 2

PENGKAJIAN

2.1 Visi, Misi dan Motto


2.1.1 Visi, Misi dan Motto Rumah Sakit Bhayangkara Kupang
1) Visi :
“Rumah Sakit Terpercaya Pemberi Pelayanan Kesehatan Prima di Daratan
Timor”.
2) Misi :
(1) Meningkatkan sumber daya manusia rumah sakit yang profesional,
serta kualitas dan kuantitas fasilitas kesehatan untuk memberikan
pelayanan prima.
(2) Mengembangkan Pelayanan Trauma Center serta meningkatkan
Kompartemen Dokpol untuk mendukung tugas pokok kepolisian.
(3) Meningkatkan efesiensi dan efektfitas penggunaan dan pengelolaan
anggaran.
(4) Membina kemitraan dengan instansi terkait.
3) Motto :
“SENYUMMU ADALAH KEPUASANKU”.

2.1.2 Visi, Misi dan Falsafah Keperawatan


1) Visi: menjadi pelopor pengembangan keperawatan dan model asuhan
keperawatan yang mandiri, inovatif, terkemukan dengan dijiwai semangat
kasih.
2) Misi :
(1) Memberikan pelayanan keperawatan secara professional dengan rasa
hormat terhadap martabat manusia dan berorientasi kepada keselamatan
dan keselamatan pasien.
(2) Mengupayakan kemandirian dalam pelaksanaan asuhan keperawatan
yang melalui pengembangan tenaga keperawatan yang berilmu, kreatif,
dinamis, berorientasi pada mutu, professional dan berdaya saing tinggi.
(3) Membangun jejaring kerjasama stretegis yang saling
menumbuhkembangkan profesi keperawtaan didalam dan diluar rumah
sakit.
(4) Menyelenggarakan penelitian keperawatan yang inovatif untuk
menunjang pengembangan keperawatan dan pengabdian kepada
masyarakat.
4
3) Falsafah Keperawatan:
(1) Pelayanan keperawatan adalah pelayanan professional yang dilandasi
oleh etika keperawatan, dan dilaksanakan dengan rasa hormat terhadap
martabat manusia (tanpa memandang kebangsaan, suku, agama, warna
kulit, status sosial, aliran politik) sehingga dapat menajamin bahwa
masyarakat mendapat pelayanan yang bertanggung jawaab dan etis.
(2) Pelayanan keperawatan dilaksanakan melalui pendekatan interdisiplin
untuk mewujudkan pelayanan keperawatan yang berkualitas.
(3) Pelayanan keperawatan mempunyai otonomi yang mampu mengatur
dan mengendalikan praktek keperawatan, menetapkan rencana asuhan
keperawatan yang berorientasi pada keselamatan dan kepuasan pasien.
(4) Pengembangan pelayanan keperawatan diselenggarakan berdasarkan
penelitian keperawatan yang inovatif sebagai wujud partisipasi profesi
keperawatan dalam pembangunan kesehatan.

2.2 Pengumpulan Data


2.2.1 Struktur Organisasi
Karum kit

Kepala Ruangan

Wakil kepala ruangan

Perawat Primer 1 Perawat Primer 2 Perawat Primer 3

Perawat Perawat Perawat


Asosiate Asosiate Asosiate
1, 2, 3 1, 2,3 1,2,3

Billing
(1)

Cleaning service
(1,2,3,4)

Bagan 2.1 Gambar Struktur Organisasi Ruang Cempaka Rumah Sakit


Bhayangkara Kupang Tahun 2016

5
Keterangan Bagan:
Cempaka merupakan ruang perawatan bedah, anak dan penyakit dalam
dengan terdapat kelas VIP C, VIP Anak, Kelas I dan Kelas II Anak serta
Ruang Isolasi. Cempaka dipimpin oleh satu orang kepala ruangan, satu
orang wakil kepala ruangan, dibantu oleh 3 orang perawat primer, dan 9
orang perawat asosiate. Adapun proses keperawatan dibantu juga oleh 1
orang Billing serta 4 orang cleaning service.
Kepala ruangan memiliki tugas pokok yaitu memimpin dan mengelola
kegiatan pelayanan keperawatan di unit keperawatan yang menjadi tanggung
jawabnya. Tugas kepala ruangan dalam hal perencanaan antara lain:
1) Bertanggung jawab dalam merencanakan jumlah dan jenis peralatan
keperawatan yang dibutuhkan di unit perawatan yang menjadi tanggung
jawabnya.
Tugas kepala ruangan dalam hal pengelolaan antara lain:
1) Bertanggung jawab mengatur dan mengkoordinasi seluruh kegiatan
pelayanan di unit perawatan yang menjadi tanggung jawabnya.
(1) Mengkoordinasi pelaksanaan kegiatan asuhan keperawatan dengan
cara bekerjasama dengan berbagai pihak yang terlibat dalam
pelayanan.
(2) Menampung dan menanggulangi usul serta keluhan baik tentang
masalah tenaga keperawatan serta menyampaikan kepada asisten
manajer keperawatan medik yang terkait.
(3) Membantu menyelesaikan masalah yang timbul di unit perawatan
yang menjadi wilayah tanggung jawabnya.
2) Bertanggung jawab untuk menciptakan dan memelihara suasana kerja
yang baik dan harmonis antara petugas, pasien dan keluarganya sehingga
memberi ketenangan.
3) Bertanggung jawab memberi pengarahan dan motivasi tenaga non
keperawatan dalam memelihara kebersihan ruangan dan lingkungan .
4) Bertanggungjawab menjalin kerjasama yang baik di unit perawatan yang
menjadi tanggungjawabnya.
(1) Menjalin kerjasama yang baik dengan kepala unit perwatan lain,
seluruh kepala bagian atau unit di rumah sakit.
(2) Memelihara hubungan kerja sama yang baik dengan pasien dan
keluarganya.

6
5) Bertanggungjawab memimpin pelaksanaan orientasi kepada pasien dan
keluarganya, meliputi perawat yang akan memberikan pelayanan
keperawatan, penjelasan tentang rumah sakit, tata tertib ruangan, fasilitas
yang ada dan cara penggunaannya serta kegiatan rutin sehari-hari di
ruangan termasuk jam kunjung.
6) Bertanggung jawab mendampingi dokter selama kunjungan keliling
(visite) untuk memeriksa pasien dan mencatat program pengobatan, serta
menyampaikan kepada staf untuk melaksanakannya.
7) Bertanggungjawab memimpin pengelompokan pasien dan mengatur
penempatannya diruang rawat menurut tingkat kegawatannya,infeksi dan
non infeksi, untuk memudahkan pemberian asuhan keperawatan.
8) Bertanggungjawab melakukan pendekatan kepada pasien yang dirawat
untuk mengetahui keadaannya dan menampungkeluhan serta membantu
menyelesaikan masalah.
9) Bertanggung jawab memelihara dan mengembangkan system pencatatan
dan pelaporan asuhan keperawatan dan kegiatan lain yang dilakukan
secara tepat dan benar.
10) Bertanggung jawab mengenal jenis dan kegunaan barang atau peralatan
serta mengusahakan pengadaannya sesuai kebutuhan pasien agar tercapai
pelayanan optimal.
(1) Menyusun permintaan rutin meliputi kebutuhan alat, obat dan bahan
lain yang diperlukan di unit perawatan.
(2) Mengatur dan mengkoordinasi pemeliharaan peralatan agar selalu
dalam keadaan siap pakai.
(3) Mempertanggungjawabkan pelaksanaan inventarisasi peralatan.
11) Membuat laporan harian dan bulanan mengenai pelaksanaan kegiatan
asuhan keperawatan, serta kegiatan lain di unit perawatan, selanjutnya
menyusun laporan tersebut untuk diteruskan kepada manajer keperawatan
medik.
(1) Menyusun permintaan rutin meliputi kebutuhan alat, obat, dan bahan
lain yang diperlukan di unit perawatan.
(2) Meneliti dan mempertimbangkan surat permohonan cuti, berhenti dan
lain-lain dari tenaga keperwatan di wilayah tanggungjawabnya.
(3) Menyimpan dan memelihara dokumen kegiatan, termasuk data
kepegawaian dari tenaga keperawtan yang berada di wilayah
tanggungjawabnya.

7
(4) Meneliti pengisian formulir sensus harian pasien di ruangan.
(5) Memelihara buku register dan berkas catatan medik
(6) Memeriksa dan meneliti pengisian daftar permintaan makanan
berdasarkan macam dan jenis makanan pasien, kemudian memeriksa
atau meneliti ulang pada saat menyajikan sesuai dengan diet pasien.
12) Melaksanakan program orientasi tenaga perawatan baru atau tenaga lain
yang akan bekerja di unit perawatan yang menjadi tanggungjawabnya.
13) Menyusun dan mengatur daftar dinas perawat dan tenaga lain sesuai
kebutuhan dan ketentuan atau peraturan yang berlaku.
14) Menghadiri pertemuan yang diadakan oleh manajer bidang pelayanan
medik dan Rumah Sakit.
15) Mengadakan pertemuan berkala dengan pelaksana perawatan dan tenaga
lain di unit perawatan yang menjadi tanggungjawabnya.
16) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan di bidang keperawatan
antara lain melalui pertemuan ilmiah.
Tugas kepala ruangan dalam hal pengawasan antara lain:
1) Bertanggung jawab mengawasi pelaksanaan kebijakan Direktur Pelayanan
di unit perawatan yang menjadi tanggungjawabnya.
2) Bertanggung jawab untuk mengevaluasi dan menilai pelaksanaan asuhan
keperawatan yang telah ditentukan.
3) Bertanggung jawab mengawasi pelaksanaan penilaian hasil kerja
keperawatan dan tenaga lain yang menjadi tanggung jawabnya untuk
meningkatkan dan mempertahankan mutu pelayanan.
(1) Mengawasi pelaksanaan penilaian tenaga keperawatan dan tenaga lain
terhadap upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan di bidang
keperawatan.
(2) Mengawasi pelaksanaan penilaian kinerja bagi pelaksanaan perawatan
dan tenaga lain di unit perawatan yang menjadi tanggungjawabnya,
untuk berbagaikepentingan (promosi, kenaikan gaji pemberian istirahat
panjang, dan lain-lain).
4) Bertanggung jawab mengawasi penggunaan dan pemeliharaan peralatan
keperawatan, serta obat-obatan melalui sistem pencatatan dan pelaporan
secara tepat dan benar.
5) Mengawasi dan mengendalikan pendayagunaan peralatan perawatan serta
obat-obatan secara efektif dan efisien.

8
6) Bertanggung jawab mengawasi dan menilai peserta didik dari institusi
pendidikan untuk memperoleh pengalaman belajar sesuai tujuan program
pendidikan yang telah ditentukan oleh institusi pendidikan.
7) Bertanggung jawab mengawasi pelaksanaan system pencatatan dan
pelaporan kegiatan perawatan serta mencatat kegiatan lain di unit perawatan
Dan kepala ruangan memiliki wewenang melakukan pengawasan seluruh
proses pelaksanaan pelayanan di unit perawatan yang menjadi tanggung
jawabnya sebagaimana diuraikan dalam fungsi pengawasan tersebut diatas.
Kepala ruangan dibantu oleh wakil kepala ruangan dan 3 orang perawat
primer pada setiap shift (pagi, sore dan malam). Kepala ruangan memberi tugas
kepada perawat primer untuk mengelola tim pada shift pagi dan didampingi
oleh kepala ruangan, sedangkan untuk shift sore dan malam dipercayakan
untuk dikelola oleh perawat primer saja tanpa adanya kepala ruangan. Kepala
ruangan akan memberikan tanggung jawab kepada wakil kepala ruangan untuk
mengawasi, mengendalikan kegiatan pelayanan keperawatan dan
melaksanakan tugas kepala ruangan apabila kepala ruangan Cempaka sedang
meninggalkan tugas. Setiap shift mempunyai 3 orang perawat pelaksana yang
bertanggung jawab kepada penanggung jawab shift (perawat primer). Satu
perawat primer bersama 3 perawat pelaksana mengelola 24 kamar (1 kamar
tidak digunakan karena dalam keadaan rusak) di Ruang Cempaka. Dimana
terdapat 8 Kamar VIP Dewasa dan 1 Kamar VIP Anak terdiri dari 1 pasien
(ruang dahlia, kamboja, prawira), 1 Kamar Isolasi terdiri dari 2 pasien, 1
Kamar ruang kelas 1 anak terdiri dari 2 pasien, 1 kamar ruang kelas II anak
terdiri dari 4 pasien, 1 kamar ruang kelas III anak terdiri dari 5 pasien dan 1
kamar ruang bedah terdiri dari 3 pasien.
Tugas lain dari perawat primer dalam perencanaan antara lain:
1) Bertanggung jawab merencanakan jumlah dan jenis peralatan keperawatan
yang dibutuhkan.
2) Bertanggungjawab merencanakan, mengatur, dan mengkoordinasikan
kegiatan asuhan keperawatan berdasarkan pada standar pelayanan dan SOP.
3) Bertangungjawab membuat perencanaan dalam menampung usulan serta
keluhan baik tentang masalah tenaga keperawatan maupun asuhan
keperawatan.
4) Bertanggungjawab memberi usulan kepada kepala ruangan Cempaka untuk
memecahkan masalah yang timbul di unit perawatan.

9
Tugas perawat primer dalam pengelolaan ruangan antara lain: membantu
Kepala Ruangan Cempaka, dengan ikut:
1) Bertanggung jawab menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik
dan harmonis antara petugas, pasien dan keluarganya, sehingga memberi
ketenangan.
(1) Memelihara hubungan kerjasama yang baik dengan pasien dan
keluarganya.
(2) Mengadakan pendekatan kepada setiap pasien yang dirawat untuk
mengetahui keadaanya dan menampung keluhan serta membantu
memecahkan masalah yang dihadapinya.
(3) Menjaga perasaan pasien agar merasa aman dan terlindungi selama
pelaksanaan pelayanan berlangsung.
(4) Mengelompokkan pasien bersama Kepala ruangan Cempaka dan
mengatur penempatannya diruang rawat menurut tingkat pangkat/
golongan (untuk anggota POLRI) dan kegawatannya, infeksi dan non
infeksi, untuk memudahkan pemberian asuhan keperawatan.
2) Bertanggung jawab memberi pengarahan dan motivasi kepada tenaga
perawatan untuk melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar. Selain
itu, kepada tenaga non keperawatan untuk memelihara kebersihan ruangan
dan lingkungan.
3) Bertanggung jawab dalam pelaksanaan program orientasi tenaga
keperawatan baru dan pasien serta keluarganya meliputi:
(1) Memberikan penjelasan tentang peraturan rumah sakit, tatatertib
ruangan, fasilitas yang ada dan cara penggunaannya serta kegiatan rutin
sehari-hari di unit perawatan (kepada pasien dan keluarganya).
(2) Memberikan program orientasi tenaga keperawatan baru atau tenaga
lain yang bekerja di unit keperawatan.
(3) Memberikan pengetahuan dan keterampilan pada perawat baru/trainee.
(4) Bertanggungjawab mendampingi dokter selama kunjungan keliling
(visite) untuk memeriksa paien dan mencatat program pengobatan, serta
menyampaikan kepada staff untuk melaksanakannya.
4) Bertanggung jawab memelihara dan mengembangkan sistem pencatatan dan
pelaporan asuhan keperawatan dan kegiatan lain yang dilakukan secara tepat
dan benar.

10
5) Bertanggung jawab mengenal jenis dan kegunaan barang/peralatan serta
mengusahakan pengadaannya sesuai kebutuhan pasien agar tercapai
pelayanan optimal.
(1) Memberikan usulan dan membantu menyusun permintaan rutin
meliputi kebutuhun alat, obat dan bahan lain yang diperlukan di unit
perawatan.
(2) Menghadiri pertemuan yang diadakan oleh Manajer Bidang Pelayanan
Medik dan Rumah Sakit.
Tugas perawat primer bersama kepala ruangan dalam hal pengawasan antara
lain:
1) Bertanggung jawab mengawasi dan menilai pelaksanaan asuhan
keperawatan yang telah ditentukan.
2) Bertanggung jawab mengawasi proses pelaksanaan penilaian hasil kerja
tenaga keperawatan dan tenaga lain untuk meningkatkan dan
mempertahankan mutu pelayanan.
(1) Mengawasi proses pelaksanaan penilaian tenaga keperawtan dan
tenaga lain terhadap upaya peningkatan pengetahuan dan ketrampilan
di bidang keperawatan.
(2) Mengawasi proses pelaksanaan penilaian kinerja bagi pelaksana
perawatan dan tenaga lain untuk berbagai kepentingan (promosi,
kenaikan gaji, pemberian istirahat panjang, dan lain-lain).
(3) Bertanggungjawab mengawasi dan mengendalikan pendayagunaan
peralatan perawatan, serta obat-obatan secara efektif dan efisien.
3) Bertanggung jawab mengawasi pelaksanaan sistem pencatatan dan
pelaporan kegiatan perawatan serta mencatat kegiatan lain di unit
perawatan.
4) Bertanggung jawab mengawasi proses pemberian pengetahuan dan
ketrampilan pada perawat baru/trainee.
Untuk memberikan pelayanan keperawatan langsung kepada pasien di
Ruang Cempaka, kepala ruangan memberi wewenang dan tugas kepada
perawat pelaksana. Tugas pokok perawat pelaksana adalah melaksanakan
asuhan keperawatan serta melaksanakan tugas administrastif dan pengelolaan
ruangan. Perawat pelaksana bertanggung jawab untuk menyusun rencana
perawatan sesuai masalah pasien. Selain itu perawat pelaksana juga memiliki
peran:

11
(1) Bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan secara langsung
berdasarkan proses keperawatan secara profesional.
(2) Bertangungjawab untuk melaksanakan program medik dengan penuh
tanggung jawab, meliputi:
a) Pemberian terapi obat dan cairan, tranfusi darah.
b) Menyiapkan pasien untuk pemeriksaan penunjang (laboratorium,
radiologi, ECG).
c) Menyiapkan pasien yang akan operasi atau tindakan medik yang lain.
d) Bertanggung jawab untuk memperhatikan keseimbangan kebutuhan
fisik, mental, social dan spiritual.
e) Bertanggung jawab untuk mendampingi dokter visite dan sat
memberikan penjelasan ke pasien/keluarga.
f) Bertanggung jawab untuk melaporkan segala sesuatu mengenai keadaan
pasien baik secara lisan maupun tertulis kepada kepala ruangan maupun
dokter yang merawat.
g) Bertanggung jawab untuk melaksanakan serah terima secara lisan atau
tertulis tentang : keadaan pasien dan kegiatan perawatan yang telah
dilakukan, peralatan atau fasilitas ruangan, dan pesan-pesan khusus.
h) Bertanggung jawab untuk membantu dalam penatalaksanaan
administratif seperti : menyiapkan data pasien baru atau pasien
pulang/pindah atau meninggal, mengisi sensus harian rumah sakit dan
keperawatan, menyiapkan keperluan belanja unit perawatan ke logistik
dan melakukan inventarisasi fasilitas unit perawatan.
i) Bertanggung jawab untuk mengatur dan menyiapkan sarana/fasilitas
perawatan menurut fungsinya supaya siap pakai.
j) Bertanggung jawab atas kebersihan, keamanan, kenyamanan dan
keindahan ruangan.
k) Bertanggung jawab untuk berpartisipasi secara aktif dalam menunjang
kelancaran pelaksanaan program rumah sakit atau kegiatan lain (tim
PPI; pencegahan dan penanggulangan infeksi).
l) Bertanggung jawab menciptakan dan memelihara hubungan baik
dengan tim kerja.
Kegiatan yang berhubungan dengan administrasi ruangan dilakukan oleh
tenaga administrasi ruangan yang bertugas pada shift pagi pukul 08.00 sampai
pukul 14.00 WITA. Pada malam hari, bila ada pasien pulang (pulang

12
paksa/meninggal) yang memerlukan proses administrasi dikerjakan oleh
perawat.
2.2.2 Jumlah Tenaga di Ruang Cempaka
1) Keperawatan
Tabel 2.1 Jumlah Tenaga Keperawatan di Ruang Cempaka Rumah Sakit
Bhayangkara Kupang Tahun 2016
No Kualifikasi Jumlah Jenis Masa Kerja (Tahun)
(orang) < 1 1-5 5-10 > 10
3. D3 Keperawatan 14 Pegawai Tetap 1 1 6 2 1
orang dan Pegawai
kontrak 13 orang
Jumlah 13
2) Non Keperawatan
Tabel 2.2 Jumlah Tenaga Non Keperawatan di Ruang Cempaka Rumah
Sakit Bhayangkara Kupang Tahun 2016
No Kualifikasi Jumlah Masa Kerja (Tahun) Jenis
(orang) <1 1-5 5-15 16-26 >27
1. Administrasi Ruangan 1 1 Pegawai tetap
2. Cleaning Service 4 3 Pegawai kontrak

3) Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan Tenaga Perawat


Tingkat ketergantungan pasien di Ruang Cempaka di nilai dengan
menggunakan instrument penilaian ketergantungan (self care deficit) yaitu:
(1) Minimal Care (MC)
a) Pasien mandiri atau hampir tidak memerlukan bantuan Perawat.
b) Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri/dengan
bantuan minimal.
c) Makan dan minum dilakukan sendiri.
d) Ambulasi: dapat naik/turun tempat tidur, jalan sendiri tanpa bantuan
petugas kesehatan.
e) Pengobatan minimal, status emosional stabil.
f) Pasien dirawat untuk prosedur diagnostik, operasi ringan/perawatan
luka sederhana.
(2) Partial Care (PC)
a) Pasien memerlukan bantuan Perawat tetapi tidak sepenuhnya.
b) Kebersihan diri, perlu bantuan menyiapkan air untuk mandi,
kebersihan mulut, membersihkan genetalia/anus setelah eliminasi.
c) Makan dan minum perlu bantuan.
d) Ambulasi membutuhkan bantuan untuk merubah posisi, naik/turun
tempat tidur, berjalan.

13
e) Pasien 24 jam post operasi minor, lewat fase akut operasi mayor, fase
awal penyembuhan.
f) Pasien menggunakan infus, kateter urine, pengobatan dengan injeksi
tetapi masih bisa beraktivitas dengan bantuan minimal.
g) Gangguan emosional ringan, cemas, butuh perhatian, menolak
perawatan.
h) Observasi TTV.
(3) Total Care (TC)
a) Pasien tergantung sepenuhnya semua kebutuhan dibantu Perawat.
b) Kebersihan diri: mandi, oral hygiene, urogenetal/anal hygiene
sepenuhnya dibantu oleh Perawat.
c) Ambulasi; pasien membutuhkan 2 atau lebih perawat untuk membantu
merubah posisi tidur naik/turun tempat tidur kekereta dorong/kursi
roda, bantu untuk latihan pasif.
d) Kebutuhan nutrisi dipenuhi melalui terapi intravena infus atau pipa
lambung.
e) Pengobatan intravena/perdrip yang tidak mampu beraktivitas.
f) Pasien yang memerlukan suction.
g) Pasien dengan perawatan luka kompleks/memerlukan tindakan
perawatan khusus (perawatan luka dekubitus, luka bakar,
tracheostomi, traksi WSD dll).
h) Memerlukan waktu perawatan yang lebih lama →px tidak sadar,
kondisi tidak stabil 24 jam post operasi mayor, gangguan emosional
berat, sangat bingung, disorentasi.
4) Tingkat ketergantungan pasien di Ruang Cempaka
Tanggal 11 Agustus 2015
Tabel 2.3 Tingkat Ketergantungan Pasien di Ruang Cempaka Rumah Sakit
Bhayangkara Kupang Tahun 2015
Tingkat Ketergantungan Jumlah Ketergantungan Tenaga
Tingkat Jumlah
Pagi Sore Malam
Ketergantungan Pasien
Minimal 12 12 x 0,17 = 2,04 12 x 0,14 = 1,68 12 x 0,07 = 0,84
Parsial 2 2 x 0,27 = 0,54 2 x 0,15 = 0,3 2 x 0,10 = 0,2
Total 3 3 x 0,36 = 1,08 3 x 0,30 = 0,9 3 x 0,20 = 0,6
Jumlah 17 3,66 2,88 1,64

14
(a) Total tenaga perawat:
Pagi :5
Sore :3
Malam :3
Jumlah : 11
(b) Jumlah perawat bebas tugas per hari:
86 x 11 = 3,39 dibulatkan menjadi 3
279

Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas per hari di ruang
Cempaka adalah 11 orang yang meliputi 9 perawat + 2 orang struktural
(kepala ruangan dan wakil kepala ruangan). Pada tanggal 20 Juni 2016
yang bertugas di ruang Cempaka pagi 3 orang perawat + 2 orang
struktural (kepala ruangan dan wakil kepala ruangan), sore 3 orang,
malam 3 orang perawat. Jadi jumlah seluruh perawat di ruang Cempaka
sebanyak 11 orang.
Menurut teori perbandingan rasio antara perawat dan pasien dalam
satu hari adalah 1 : 4. Pada kenyatannnya di Ruang Cempaka jumlah
perawat berbanding jumlah pasien rata-rata 1 : 2. Hal ini dikarenakan
jumlah pasien sedikit dan 20 bed kosong ( 1 bed rusak).

2.2.3 Sarana dan Prasarana Ruang Perawatan (Material – M2)


2.2.3.1 Lokasi dan Denah Rumah Sakit dan Ruang Edelweis
Lokasi Rumah Sakit Bhayangkara Kupang berada di jalan Nangka No.84
Kupang NTT. Sebelah barat Ruang Cempaka berbatasan dengan Depo Farmasi
Anggota dan sebelah timur berbatasan dengan ICU. Sedangkan sebelah selatan
berbatasan dengan Ruang Cendana dan sebelah utara berbatasan dengan
lapangan.

15
A A A
N N N
Y Y Y
A E E E
LI L L
N R I I
R R
Y

E
A N Y E L I R
L
TAMAN TAMAN
I

R A
A
N
N
Y
Y
E
E
L
L
I
I
R
R

A N Y E L I R

TAMAN TAMAN

Keterangan : : Kamar Pasien


: Ners Station

: Ruang Administrasi

: Tempat Tidur

: WC

: Taman

: Pintu

Gambar 2.1 Denah Ruang Cempaka Rumah Sakit Bhayangkara Kupang

16
2.2.3.2 Peralatan Dan Fasilitas Kamar
1) Fasilitas untuk Pasien
Tabel 2.4 Fasilitas untuk pasien di Ruang Cempaka Rumah Sakit
Bhayangkara Kupang Tahun 2016
No Nama barang Jumlah Standar Kondisi Keterangan
1. Tempat tidur + kasur 22 buah 1:1 Baik
2. Meja pasien 6 buah 1:1 Baik VIP
3. Lemari umum 22 buah 1/ kamar Baik
4. AC 12 unit 1/ kamar Baik
6. Kulkas 6 buah 1:1 Baik VIP
7 TV 6 Buah 1:1 Baik
8. Kursi pasien 14 buah 1:1 Baik
10. Tempat sampah 12 buah 1/ kamar Baik
11. Jam dinding 12 buah 1/ kamar Baik
14. Ember 12 buah 1/ kamar Baik
15. Gayung 12 buah 1/ kamar Baik
16. Kursi roda 1 buah 1/ruangan Baik
17. Branchart 1 buah 1/ruangan Baik
1 untuk
18. Kamar mandi dan WC 13 buah 1/ruangan Baik perawat, 12
untuk pasien,
19. Kereta roda 2 buah 1:9 Baik
20. Troli mandi pasien 1 buah 1 : 17 baik
21. Keranjang laken kotor 2 buah 1:9 Baik

2) Fasilitas untuk Tenaga Kesehatan


Ruang Kepala Ruangan dan Nurse Station
Tabel 2.5 Fasilitas Ruang Nurse Station di Ruang Cempaka Rumah
Sakit Bhayangkara Kupang Tahun 2016
No Nama barang Jumlah Kondisi Keterangan
1. Jam dinding 1 buah Baik
2. Papan pengumuman 1 buah Baik
Rak 1:
Untuk kertas dan
bantal
Rak 2: untuk Pispot
3. Lemari kayu 1 buah Baik Rak 3: untuk kasa
dan alkohol
Rak 4: laken dan
sarung bantal,
selimut
Rak 1: kapas
Rak 2: cairan infus
Rak 3: obat pasien
4. Lemari kaca 1 buah Baik Rak 4: alat nebuliser
+ kasa
Rak 5: peralatan
kebersihan
5. Meja kayu 5 buah Baik Meja 1: status pasien
Meja 2: menyimpan
blanko persetujuan,
17
blanko lab
Meja 3: meja kepala
ruangan
Meja 4: tempat
penyimpanan tas-tas
perawat
Meja 5: meja
menyimpan obat
Tempat sampah non
6. 3 buah Baik
medis
Tempat sampah
7. 1 buah Baik
medis
8. Tempat organik 1 buah Baik
9. Kipas angin 2 buah Baik
10. Kursi kayu bundar 2 buah Baik
11. Kursi sandar 3 buah Baik
12. Kursi plastik 1 buah Baik
13. Daftar visi misi 1 buah Baik
14. HP 1 buah Baik
15. Gantungan stetoskop 2 buah Baik
16. EKG 1 buah Baik
17. Alat nebuliser 1 buah Baik
Lemari pendingin
18. 1 buah Baik Isi: novorapid
obat
19. TV 1 buah Baik
20. Spon untuk perawat 1 buah Baik
Papan struktur
21. 1 buah Baik
organisasi
22. Papan nama pasien 1 buah Baik
23. Daftar nama dokter 1 buah Baik
Tempat sampah
24. untuk ampul, jarum 3 buah Baik
dan vial
25. Vas bunga 2 buah Baik

3) Peralatan dan bahan kesehatan yang ada


(1) Alat medis
Tabel 2.6 Peralatan medis yang tersedia di Ruang Cempaka Rumah
Sakit Bhayangkara Kupang Tahun 2015
Rasio Alat :
No Nama Alat Jumlah Kondisi Ket.
Pasien
1. Senter 1:8 1 buah Rusak
2. Tensimeter Dewasa 1 : 17 3 buah Baik
3. Tensimeter Anak 1: 8 1 buah Baik
4. Stetoskop Dewasa 1 : 17 2 buah Baik
5. Stetoskop Anak 1:6 1 buah Baik
6. Sterilisator 1 : 17 1 buah Baik
7. Nebulizer 1: 8 2 buah 1 Baik 1
Rusak
8. Syringe Pump 1 : 17 1 buah Baik
9. EKG 1 : 17 1 buah Baik
10. Ambubag Dewasa 1:8 2 buah Baik

18
11. Ambubag Anak 1:6 1 buah Baik
12. Kursi Roda 1:1 2 buah Baik
13. Gunting Plester 1 : 17 2 buah Baik
14. Tromol Besar 1 : 17 1 buah Baik
15. Tomol Kecil 1 : 17 3 buah 1 Baik 2
Rusak
Sebag
ia
16. Troli 1:9 3 buah Baik
17. Tourniquet 1:9 1 buah Baik
18. Kom Kecil 1:9 2 buah Baik
19. Kom dengan tutup 1 buah Baik
Kom sedang tertutup 2 buah Baik
Termometer Digital 1 buah Baik
Termometer Air 1 buah Rusak
Raksa
Lampu Emergency 1 buah Baik
Martil 1 buah Rusak
Set THT 1 buah Baik dr.
Koma
ng,
SPTH
T
Gunting Biasa 4 buah Baik
Pingset Chirugis 5 buah Baik
Pingset Anatomis 3 buah Baik
Gunting Anatomis 2 buah Baik
Klem Lurus 4 buah Baik
Gunting aff hecting 2 buah Baik
Klem Bengkok Kecil 2 buah Baik
Klem Bengkok 2 buah Baik
Besar
Nerbeken 7 buah Baik
Baki 2 buah Baik
Baki Instrumen 1 buah Baik
Mayo Besar 5 buah Baik
Mayo Kecil 2 buah 1 Baik 1
sudah
dipak
ai
Regulator 1 buah Baik
X Ray Viewer 2 buah Baik
Regulator Baru 3 buah Baik
Kocker Lurus 2 buah Baik
Kocher Bengkok 2 buah Baik
Nellfuder 1 buah Baik
Standar Korentang 3 buah Baik
Korentang 2 buah Baik
Timbangan Bayi 2 buah Baik
Brankar 1 buah Baik
Suction 1 buah Baik
Meja Visite 1 buah Baik
Kulkas Obat 1 buah Baik
19
Kulkas Biasa 1 buah Baik

(2) Alat tenun


Tabel 2.7 Peralatan tenun yang tersedia di Ruang Cempaka RS
Bhayangkara Kupang Tahun 2015
Ukuran Bahan Rasio
No Nama barang Jmlh Kondisi Ket.
(cm) /warna pasien: alat
Alat Linen
Sprei Katun
1.
Besar
185x285
coklat
25 1:1 Baik
Sarung bantal
2.
besar
55x85 Sda 22 1:1 Baik

Busa
3. Kasur 190x90x15 22 1:1 Baik
bungkus

Busa
4. Bantal 60x40
dacron
22 1:1 Baik

Alat tenun penunjang


Taplak meja
1. 100x100 Kain 1 Baik
besar
Taplak meja
2. 75x75 Sda 3 Baik
kecil
Kantong
3. Sda Sda 2 Baik
kereta cucian

(3) Administrasi penunjang


Tabel 2.8 Peralatan administrasi penunjang yang tersedia di Ruang
Cempaka RS Bhayangkara Kupang Tahun 2015
No Nama barang Jumlah Kondisi Keterangan
1. Buku timbang terima 1 buah Baik
2. Buku bagian gizi 1 buah Baik
3. Buku observasi TTV 1 buah Baik 1 buku untuk 12 kamar
4. Buku resep 1 buah Baik
5. Buku injeksi 2 buah Baik 1 buku untuk ruang
Edelweis dan 1 buku
untuk ruang Lavender

20
2.2.4 Metode Asuhan Keperawatan yang dilaksanakan diruang perawatan
(Method-M3)
2.2.4.1 Penerapan sistem MAKP
Berdasarkan berdasarkan hasil wawancara dan observasi pada tanggal 20
Juni 2016, didapatkan bahwa model pemberian asuhan keperawatan yang
diterapkan di Ruang Cempaka adalah MAKP Primer namun peran setiap
perawat tidak sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan karena
cenderung perawat di ruang Cempaka melakukan Double Job. Pelaksanaan
Double Job di ruang Cempaka oleh perawat disebabkan oleh belum
optimalnya pembagian peran.
Pembagian tugas dalam model asuhan keperawatan tim yang digunakan
belum jelas. Hal ini dikarenakan PP maupun PA masih mempunyai peran
ganda yang diantaranya adalah sebagai PJ harian dan penanggung jawab
beberapa kamar pasien. Dalam pelaksanaan tugas keperawatan pada 1 hari
perawatan terdapat 3 orang perawat primer, dimana pada shift pagi dibantu
oleh 3 perawat pelaksana, shift siang dibantu oleh 2 perawat pelaksana, dan
pada shift malam dibantu oleh 3 perawat pelaksana. Setiap perawat pelaksana
melaksanaan asuhan keperawatan pada setiap kamar pasien dengan jumlah
pasien 1 orang tiap kamar.

2.2.4.2 Timbang terima


Berdasarkan pengkajian melalui observasi dan wawancara di ruang
Cempaka timbang terima sudah dilaksanakan pada setiap pergantian shift dan
sudah mempunyai format yang baku, namun format yang ada masih bersifat
umum belum ada acuan penulisan sehingga penulisannya masih bervariasi.
Selain itu pelaporan belum fokus pada masalah keperawatan, namun lebih
mengarah pada masalah medis. Pada shift pagi timbang terima ruangan
Cempaka dilakukan di nurse station dan di bed pasien tanpa adanya pre dan
post conference, sedangkan untuk shift sore dan malam hanya dilakukan di
nurse station dan dihadiri oleh semua perawat yang akan dinas pada shift
tersebut. Shift sebelumnya akan memberikan pesanan khusus di nurse station
kepada karu, PP dan PA. Validasi data kadang dilakukan bila ada kasus yang
emergency.

21
2.2.4.3 Ronde keperawatan
Berdasarkan hasil wawancara dan kuisioner dengan kepala ruangan dan
staf perawat, ronde keperawatan sudah pernah dilakukan tetapi belum
terstruktur secara baik. Ronde keperawatan selama ini dilakukan jika ada
masalah keperawatan yang sulit teratasi atau penyakit langka, hanya
dilakukan diskusi sederhana antara perawat dan dokter yang bertanggung
jawab, terkadang hanya lewat telepon.

2.2.4.4 Supervisi dan Delegasi


Supervisi dan delegasi merupakan suatu upaya pembinaan dan
peningkatan kemampuan dan ketrampilan tenaga pelaksana yang terstruktur
dan terjadwal dan mempunyai acuan yang jelas. Supervisi yang terjadi di
ruang Cempaka, biasa dilakukan oleh kepala ruangan terhadap PP, atau PP
terhadap PA, serta supervisi dilakukan juga oleh pihak rumah sakit terhadap
masing-masing perawat di ruangan. Hal-hal yang disupervisi antara lain
pelaksanaan asuhan keperawatan, kedisiplinan tiap perawat. Pendelegasian
sering dilakukan antara kepala ruangan terhadap PP, ketua tim terhadap
perawat assosiate yang dilakukan secara tertulis.

2.2.4.5 Discharge Planning


Ruang Cempaka belum mempunyai format Discharge Planning, format
yang ada hanya format untuk pemulangan pasien. Discharge planning yang
terjadi di ruang Cempaka dilakukan oleh perawat siapa saja yang bertugas
pada saat itu. Sebelum pasien pulang, perawat memberikan penjelasan
tentang perawatan lebih lanjut di rumah, surat kontrol/surat keterangan sakit
dan aturan minum obat di rumah serta penkes yang hanya dilakukan kadang-
kadang dan tidak disertai pemberian leaflet karena kurang optimalnya
perawat dalam memberikan pendidikan kesehatan.

2.2.4.6 Sentralisasi Obat


Menurut observasi dan wawancara didapatkan kegiatan sentralisasi obat
belum dilaksanakan secara optimal, karena pengelolaan obat (penyimpanan:
obat injeksi, cairan infus) disimpan oleh keluarga pasien, tidak adanya format
serah terima obat, fasilitas untuk sentralisasi obat sudah tersedia yang
didukung oleh instrument penunjang (buku injeksi, lemari obat dan lemari es
untuk penyimpanan obat). Namun belum terdapat informed consent
sentralisasi obat. Sentralisasi obat di ruangan sudah dilaksanakan secara

22
keseluruhan baik pasien umum maupun pasien yang menggunakan jaminan.
Semua dokter sudah mengetahui tentang sentralisasi obat sehingga resep
secara langsung diberikan kepada perawat.
Alur sentralisasi obat, yaitu mulai dari resep dokter diberikan ke perawat
kemudian dicatat dalam status pasien setelah itu resep diberikan ke keluarga
untuk diserahkan ke depo obat kemudian oleh keluarga diserahkan ke perawat
yang ada di ruangan. Obat untuk pasien umum maupun tanggungan asuransi
oleh perawat disimpan pada kotak obat pasien, namun hanya obat oral yang
disimpan pada kotak obat. Sedangkan obat injeksi dan cairan infuse disimpan
oleh keluarga pasien di kamar pasien. Setelah itu obat oral yang sudah siap
dibagikan oleh perawat ke pasien secara langsung sesuai jadwal minum obat.
Begitupun obat injeksi maupun cairan infus.
Obat yang sudah diterima oleh perawat, kemudian dibuatkan daftar obat
sesuai dengan advis dokter. Untuk identitas pasien dalam daftar obat, perawat
memberikan identitas pasien dengan menggunakan spidol untuk mengurangi
kesalahan dalam pemberian obat.

2.2.4.7 Dokumentasi Keperawatan


Sistem pendokumentasian di ruang Cempaka berdasarkan SOR (Source
Oriented Record) yaitu suatu sistem pendokumentasian yang berorientasi dari
berbagai sumber tenaga kesehatan misalnya, dokter, perawat, pekarya rumah
tangga, ahli gizi dan lain-lain. Pendokumentasian yang dilakukan perawat
mulai dari identitas pasien yang tercantum pada lembar MR 1, Pengkajian
pada MR 2 dan MR 3, instruksi dokter pada MR 4, gravik tanda-tanda vital
pada MR 6, hasil pemeriksaan penunjang pada MR 7, Resume pada MR 14,
rencana keperawatan dalam CP1, implementasi dan evalausi pada CP2,
resume asuhan keperawatan pada CP3. Ruangan juga mempunyai lembar
informed concent.
Di ruang Cempaka pengkajian, diagnosa dan intervensi tidak
didokumentasikan secara langsung. Untuk asuhan keperawatan berdasarkan
catatan perkembangan setiap harinya sudah terlaksana. Evaluasi askep sudah
terlaksana pada setiap pergantian shift, namun pendokumentasiannya
bervariasi tiap perawat. Pelaksanaan pendokumentasian di ruang Cempaka
belum seluruhnya terlaksana dengan lengkap contohnya pada lembar
pengkajian, rencana keperawatan dan catatan perkembangan belum terisi
lengkap, perawat mengisi secara lengkap saat pasien akan pulang dikarenakan

23
kurang disiplinnya perawat dalam melakukan dokumentasi yang
komperhensif. Penulisan rencana keperawatan tidak hanya dilakukan oleh PP
tetapi juga dikerjakan oleh penanggung jawab kamar.

2.2.4.8 Penerimaan Pasien Baru


Sesuai dengan pengkajian melalui observasi dan wawancara bahwa
belum ada format penerimaan pasien baru. Alur penerimaan pasien baru di
ruang Cempaka adalah setiap ada pasien baru yang akan masuk dari ruangan
sebelumnya diinformasikan tentang keadaan pasien baru via telpon, kemudian
diterima oleh perawat yang bertugas saat itu. Setelah diterima oleh perawat,
tindakan yang dilakukan adalah pengkajian, perawat yang bertugas kurang
mengorientasikan keadaan ruangan, tata tertib ruangan kepada pasien dan
keluarga pasien.

2.2.5 Pendanaan/Pembiayaan di Ruang Perawatan ( Money-M4)


2.2.5.1 Pendanaan/Pembiayaan di Ruang Perawatan ( Money-M4)
Biaya perawatan pasien sebagian besar adalah pembiayaan sendiri.
Sedangkan yang lainnya adalah tanggungan asuransi, tanggungan kantor atau
institusi yang bekerjasama dengan RS Bhayangkara serta pasien jaminan
kesehatan karyawan RS Bhayangkara. Dan sebagian kecil pembiayaan
perawatan pasien adalah pemberian keringanan kepada pasien yang kurang
mampu di Ruang Cempaka (Ruang perawatan VIP, kelas I dan kelas II)
disesuaikan dengan administrasi, biaya dokter disesuaikan dengan harga tiap-
tiap ruangan dan kelas, sedangkan perincian tarif berdasarkan kelas
perawatan adalah sebagai berikut:
1) VIP, tarif kamar Rp. 225.000,00
2) Tarif kelas I : Rp. 200.000,00

Tabel 2.9 Tabel Tarif Ruang Perawatan yang berlaku di Ruang Cempaka RS
Bhayangkara Kupang Tahun 2016
Kelas VIP Tarif Ruangan Jumlah
Akomodasi Rp. 295.000,00 4

Visite dokter ahli Rp. 100.000,00 4


Paket Rp. 80.000,00/hari 4

Kelas Tarif Ruangan Jumlah

24
2.2.6 Penggunaan Layanan dan Pemasaran (Market – M5)
1) Pemasaran
Rumah Sakit Bhayangkara Kupang berdiri tanggal 3 Juli 1957 diatas
tanah seluas 5865 m2 yang berlokasi di jalan nangka No.84 Kupang NTT.
Rumah Sakit Bhayangkara merupakan warisan dari gedung Komplek
KOMDAK XVII NUSRA yang di relokasi menjadi sebuah Rumah Sakit.
Pada tanggal 26 Januari 2007 mendapat ijin operasional Rumah Sakit dari
Departemen Kesehatan RI No: YM.02.04.3.1.587 sebagai unit kesehatan
POLRI di daerah Nusa Tenggara Timur. Pada tanggal 11 November 2010
sampai sekarang terakreditasi berdasarkan KepMenKes RI No:
YM.01.10/III/0725/10 tentang pemberian status AKREDITASI PENUH
TINGKAT DASAR 17 Oktober 2011 rekomendasi dari DINKES Prop.
NTT bahwa RSB Kupang telah memenuhi persyaratan untuk ditetapkan
klasifikasi Rumah Sakit dengan Kelas C. Pada tanggal 27 Januari 2012
keputusan MENKES RI No: HK.03.05/II/190/12, penetapan kelas, RSB
Kupang ditetapkan sebagai Rumah Sakit Umum Kelas C. Pada tanggal 26
September 2012 Kep POLRI Nomor Kep/546/IX/2012 RSB Kupang
sebagai Rumah Sakit Bhayangkara Tk.III. RSB Kupang menerima
mahasiswa D3 dan S1 keperawatan dalam melaksanakan praktik klinik.
Kepala ruangan memberikan bimbingan langsung kepada mahasiswa agar
mampu berpikir kritis, berperilaku sesuai etika keperawatan dan memiliki
keterampilan berbasis kompetensi dalam praktik klinik keperawatan
profesional yaitu CI (Clinical Instructur).
2) Pengguna Jasa
Pelanggan yang menggunakan jasa pelayanan kesehatan di RS
Bhayangkara Kupang sebagian besar dari wilayah Timor. Tingkat kepuasan
dari pelanggan diukur dari kuesioner tingkat kepuasan yang di isi oleh
pasien atau keluarga pasien selama perawatan. Menurut data yang kami
dapatkan dari pasien dan keluarga pasien selama pengkajian didapatkan
hasil 45% pasien sangat puas, 51% pasien puas, 3% tidak puas, 1% sangat
tidak puas. Apabila ada masalah ketidakpuasan/komplain dari pelanggan
diruangan Cempaka, pelanggan bisa menyampaikan secara langsung kepada
perawat Ruang Cempaka atau ke bagian customer dan akan ditindak lanjuti
oleh kepala ruangan, asisten manager, dan manager rawat inap.

25
Untuk mengakses informasi tentang pelayanan pada RS Bhayangkara
tersedia layanan website (www.rsbkupang.com) untuk mempromosikan
Rumah Sakit, adanya kerjasama dengan asuransi dan kerjasama antar rumah
sakit, adanya kinerja dan komunikasi yang baik antara perawat, tenaga
kesehatan lain serta pasien dan keluarga, BOR tanggal 20 Juni 2016 : 77%
dan lokasi rumah sakit strategis karena berada di pusat kota.
3) BOR (Bed Occupation Rate)
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada tanggal 20 Juni 2016,
didapatkan gambaran kapasitas tempat tidur di Ruang Cempaka, yaitu 22
tempat tidur. Dan tempat tidur yang terpakai pada tanggal tersebut adalah:
Tabel 2.10 Bed Occupation Rate (BOR) Ruang Cempaka RS Bhayangkara
Kupang, 20 Juni 2016
No Shiff Jumlah tempat tidur BOR
1 Pagi 22 ( 5 bed kosong ) 17/22 x 100% = 77 %
2 Sore 22 ( 5 bed kosong ) 17/22 x 100% = 77 %
3 Malam 22 ( 5 bed kosong ) 17/22 x 100% = 77 %

Tabel 2.11 Bed Occupation Rate (BOR) Ruang Cempaka RS Bhayangkara


Kupang, 20 Juni 2016
No Shiff Jumlah tempat tidur BOR
1 Pagi 22 ( 6 bed kosong) 16/22 x100% = 72,7 %
2 Sore 22 ( 7 bed kosong) 15/22 x 100% = 68,1 %
3 Malam 22 (7 bed kosong) 15/22 x100% = 68,1 %

Jumlah pasien bulan April sampai Juni 2015 didapatkan dari studi
dokumentasi statistik di Ruang Cempaka.
Tabel 2.12 Jumlah Pasien di Ruang Cempaka RS Bhayangkara Kupang,
Bulan April sampai Juni 2015
No Bulan Jumlah Pasien
1 April 6 (Ruang Edelweis)
2 Mei 6 (Ruang Edelweis)
3 Juni 6 (Ruang Edelweis), 16 (Ruang Lavender)

2.3 Analisa SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, and Threatened)


2.3.1 Analisa SWOT

26
2.3.1.1 Analisa SWOT M1 (Man)
Tabel 2.15 Tabel Analisis SWOT M1 (Man) di Ruang Cempaka RS
Bhayangkara Kupang, tanggal 20 Juni 2016
N Analisis SWOT Bobot Rating Bobot x Rating
o.
1 M1 (Man)
a. Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1. Ada struktur organisasi di Ruangan 0. 30 4 1.20
Edelweis
2. Terdapat 2 perawat memiliki 0. 25 3 0.75
pendidikan S1
3. Jumlah perawat sudah sesuai dengan 0. 25 4 1.00
jumlah pasien S-W=
4. Perawat memahami job discription 0.20 2 0.40 3.35 - 3.00
= 0,35
TOTAL 1 3.35
WEAKNESS
1. Pembagian peran belum optimal karena 1 3 3.00
masih ada perawat yang melaksanakan
peran ganda (Double Job)
TOTAL 1 3.00

b. Eksternal Faktor (EFAS)


OPPORTUNITTY
1. Adanya program pelatihan atau seminar 0.20 3 0.60
khusus tentang manajemen keperawatan
2. Adanya mahasiswa S1 yang sedang 0.25 3 0.75
praktek manajemen keperawatan
3. Adanya kerjasama yang baik antara 0.15 3 0.45
mahasiswa dengan CI
4. Adanya kebijakan pemerintah tentang 0.15 3 0.45
profesionalisme perawat.
5. Ada kesempatan melanjutkan 0.25 3 0.75
pendidikan formal kejenjang yang lebih O - T=
3.00 - 2.00
TOTAL 1 3.00 = 1.00
THREATENED
1. Ada tuntutan yang tinggi dari
masyarakat untuk pelayanan yang lebih 0.35 2 0.70
professional
2. Makin tingginya kesadaran masyarakat
akan petingnya kualitas pelayanan 0.35 2 0.70
3. Makin tingginya kesadaran masyarakat
akan kepentingan kesehatan. 0.30 2 0.60

TOTAL 1 2.00

TURN AROUND O AGRESIVE


M1 (0,35 : 1,00)
+1

27
W +1
-1 S

-1

DEFENSIVE T DEFERSIFIKASI

Grafik 2.1 Diagram Layang M1 (Man)

Keterangan gambar:
1) Defensive: kelemahan.
2) Turn Around: keadaan yang mengancam akan tetapi ada kesempatan untuk
menjadi ke arah aggressive. Jika tidak dilaksanakan dengan baik bisa menjadi
defersification atau defensive.
3) Defersification: ada kesempatan menjadi lebih baik.
4) Aggressive: keunggulan/kelebihan.
5) M1 : Man (Ketenagakerjaan)

2.3.1.2 Analisa SWOT M2 (Material)


Tabel 2.16 Analisis SWOT M2 (Material) di Ruang Cempaka RS Bhayangkara
Kupang, tanggal 20 Juni 2016

No Analisis SWOT Bobot Rating Bobot x Rating


.
2 M2 (Material)
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1. Tersedianya Nurse Station yang sudah 0.40 4 1.6
dipergunakan secara optimal
2. Terdapatnya administrasi penunjang 0.20 3 0.6
3. Memenuhi standar kamar pasien (jarak,
perlengkapan medis dan kamar pasien) 0.40 3 1.2

TOTAL 1 3.4 S - W=
WEAKNESS 3.4 - 3 =
1. Belum ada sarana penunjang 1 3 3 0.40
pelaksanaan pasien safety

TOTAL 1 3

b. Eksternal Faktor (EFAS)


OPPORTUNITTY
1. Adanya sentral pengadaan barang dari 0.55 4 2.2
28
RS
2. Adanya program pengadaan dan 0.45 3 1.35
pembelian barang yang terjadwal
O - T=
TOTAL 1 3.55 3.55 - 2.6
= 0.95
THREATENED
1. Makin tingginya tuntutan 0.40 2 0.8
masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan yang lebih professional
2. Persaingan RS semakin besar. 0.60 3 1.8

TOTAL 1 2.6

TURN AROUND O AGRESIVE


M2 (0,40 : 0,95 )
+1

W +1
-1 S

-1

DEFENSIVE T DEFERSIFIKASI

Grafik 2.2 Diagram Layang M2 (Material)

Keterangan gambar:
1) Defensive: kelemahan.
2) Turn Around: keadaan yang mengancam akan tetapi ada kesempatan untuk
menjadi ke arah aggressive. Jika tidak dilaksanakan dengan baik bisa menjadi
defersification atau defensive.
3) Defersification: ada kesempatan menjadi lebih baik.
4) Aggressive: keunggulan/kelebihan.
5) M2 : Material

2.3.1.3 Analisa SWOT M3 (Method)

29
Tabel 2.17 Tabel Analisis SWOT M2 (Method) di Ruang Cempaka RS
Bhayangkara Kupang, tanggal 20 Juni 2016

No. Analisis SWOT Bobot Rating Bobot x Rating


3 M3 – METODE (MAKP)
a. Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1. RS memiliki visi, misi dan motto 0.25 4 1.00
serta visi, misi ruangan sebagai
acuan melaksanakan kegiatan
pelayanan
2. Sudah ada MAKP yang 0.15 2 0.30
digunakan yaitu TIM
3. Mempunyai SOP 0.20 3 0.60
4. Terlaksananya komunikasi yang 0.20 3 0.60
baik antara perawat dan tim
kesehatan lain
5. Adanya kepuasan pasien ( 85%) 0.20 3 0.60 S –W =
3.10 - 2 =
TOTAL 1 3.10 1.10

WEAKNESS
1. MAKP belum dilaksanakan 1 2 2
dengan optimal

TOTAL 1 2

b. Eksternal Faktor (EFAS)


OPPORTUNITY
1. Ada mahasiswa S1 Keperawatan 0.35 3 1.05
praktek manajemen keperawatan
2. Ada kerjasama yang baik antara 0.20 2 0.40
mahasiswa S1 Keperawatan
dengan perawat ruangan
3. Adanya kebijakan PPNI untuk 0.45 4 1.80
meningkatkan jenjang pendidikan O - T=
terakhir S1 3.25 - 3.70
TOTAL 1 3.25 = -0.45

THREATENED
1. Persaingan antar Rumah Sakit 0.40 4 1.60
swasta yang semakin ketat
2. Tingginya tuntutan masyarakat 0.30 4 1.20
terhadap peningkatan pelayanan
keperawatan yang lebih
professional
3. Cepatnya akses internet dan 0.30 3 0.90
komunikasi yang dapat langsung
menyebarkan informasi dengan
cepat.
TOTAL 1 3.70

M3 - Dokumentasi Keperawatan.
a. Internal faktor (IFAS)
30
STRENGTH
1. Tersedianya SOP sebagai 0.50 3 1.50
penunjang pelaksanaan asuhan
keperawatan.
2. Adanya kemauan perawat untuk 0.50 2 1,00
melaksanakan pendokumentasian.

TOTAL 1 2.50

WEAKNESS S - W=
1. Pelaksanaan pendokumentasian 0.40 2 0.8 2.50 - 2.60
belum lengkap. = -0.10
2. Kurang disiplinnya perawat 0.60 3 1.8
dalam melakukan dokumentasi
yang komprehensif
TOTAL 1 2.60

b. External faktor (EFAS)


OPPORTUNITY
1. Adanya pelatihan tentang 0.35 3 1.05
pendokumentasian yang diikuti
oleh Kepala Ruangan.
2. Mahasiswa S1 STIKES praktek 0.15 3 0.45
manajemen untuk
mengembangkan sistem
dokumentasi PIE.
3. Kerjasama yang baik antara 0.10 3 0.30
perawat dan mahasiswa.
4. Kelengkapan pendokumentasian 0.40 3 1.20
sebagai salah satu penilaian
dalam akreditasi rumah sakit O - T=
3.00 – 3
TOTAL 1 3.00 =0

THREATENED
1. Tingkat kesadaran masyarakat 1 3 3
(pasien dan keluarga) akan
tanggung jawab dan tanggung
gugat.
TOTAL 1 3

M 3 – Ronde Keperawatan.
a. Internal faktor (IFAS)
STRENGTH
1. Bidang perawatan dan ruangan 0.25 3 0.75
mendukung adanya kegiatan
ronde keperawatan.
2. Adanya kemauan perawat untuk 0.25 3 0.75
melakukan ronde.
3. Adanya kasus yang memerlukan 0.50 3 1.50
perhatian khusus.
TOTAL 1 3.00
WEAKNESS S-W=
1. Ronde keperawatan belum 0.30 4 1.20 3.00–3.20
31
dilaksanakan di ruangan = 0.20
Edelweis
2. Sebagian besar perawat belum 0.40 3 1.20
memahami tentang ronde
keperawatan.
3. Belum selesai dibentuknya 0.10 4 0.40
kebijakan tentang ronde
keperawatan.
4. Jumlah tenaga yang tidak 0.20 2 0.40
seimbang dengan jumlah tingkat
ketergantungan pasien.

TOTAL 1 3.20

b. External faktor (EFAS)


OPPORTUNITY
1. Ada mahasiswa S1 Keperawatan 0.60 3 1.80
praktek manajemen
keperawatan
2. Ada kerjasama yang baik antara 0.40 3 1.20
mahasiswa S1 Keperawatan
dengan perawatan ruangan
1 3.00
TOTAL O - T=
3.00 – 4
THREATENED = -1.00
1. Adanya tuntutan yang lebih 1 4 4
tinggi dari masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan yang
lebih profesional.
TOTAL 1 4
M3 - Sentralisasi Obat.
a. Internal faktor (IFAS)
STRENGTH
1. Tersedianya sarana dan prasarana 0.30 4 1.20
untuk mengelola sentralisasi obat.
2. Kepala ruangan dan staf 0.30 3 0.90
mendukung adanya sentralisasi
obat. S - W=
3. Adanya penanggung jawab 0.20 3 0.60 3.50 - 3
terhadap penggunaan obat di = 0.50
ruangan Edelweis
4. Adanya kemauan perawat untuk 0.20 4 0.80
melakukan sentralisasi obat.

TOTAL 1 3.50
WEAKNESS
1. Pendokumentasian sentralisasi 1 3 3
obat kurang lengkap

TOTAL 1 3

b. External faktor (EFAS)


OPPORTUNITY
32
1. Adanya mahasiswa S1 0.60 3 1.80
Keperawatan STIKES praktek
manajemen.
2. Kerjasama yang baik antara 0.40 3 1.20
perawat dan mahasiswa.

TOTAL 1 3.00

THREATENED O - T=
1. Adanya tuntutan pasien untuk 0.40 3 1.20 3.00 - 1.80
mendapatkan pelayanan yang = 1.20
profesional.
2. Adanya ketidakpercayaan 0.60 1 0.60
pasien dan keluarga terhadap
pengelolaan sentralisasi obat.

TOTAL 1 1.80

M3 – Supervisi
a. Internal faktor (IFAS)
STRENGTH
1. Sudah dilakukan audit 0.30 3 0.90
keperawatan di ruangan
Edelweis
2. Adanya kemauan perawat untuk 0.10 3 0.30
berubah.
3. Kepala Keperawatan dan Karu
mendukung kegiatan supervisi
demi peningkatan mutu 0.20 3 0.60
pelayanan keperawatan.
4. Adanya struktur organisasi di
ruangan Edelweis 0.40 4 1.60
S - W=
TOTAL 1 3.40 3.40 –2.40
= 1,00
WEAKNESS
1. Belum ada format untuk 0.40 3 1.20
supervisi
2. Tidak terstrukturnya 0.60 2 1.20
pelaksanaan supervisi
TOTAL 1 2.40

b. External faktor (EFAS)


OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa S1 0.60 4 2.40
Keperawatan STIKES praktek
manajemen.
2. Terbuka kesempatan untuk
melanjutkan pendidikan S1 0.40 2 0.80
Keperawatan.

TOTAL 1 3.20
THREATENED O - T=
1. Adanya perawat trainee 0.50 4 2.00 3.20 –3.00
33
sehingga butuh supervisi ketat = 0.20
2. Tuntutan pasien sebagai 0.50 2 1.00
konsumen untuk mendapatkan
pelayanan yang profesional dan
bermutu sesuai dengan
peningkatan biaya perawatan.

TOTAL 1 3.00
M3 - Timbang Terima
a. Internal faktor (IFAS)
STRENGHT
1. Adanya laporan jaga setiap shift. 0.30 4 1.2
2. Timbang terima sudah merupakan 0.25 3 0.75
kegiatan rutin
3. Sudah ada format timbang terima 0.15 2 0.3
4. Adanya kemauan perawat untuk 0.30 3 0.9
melakukan timbang terima.

TOTAL 1 3.15 S - W=
WEAKNESS 3.15 –2.80
1. Saat pelaksanaan timbang terima 0.30 2 0.60 = 0.35
banyak interupsi.
2. Isi timbang terima belum terfocus 0.40 4 1.60
pada masalah keperawatan (masih
banyak berisi tentang masalah
medis).
3. Tidak semua pasien dilakukan 0.30 2 0.60
validasi kepada pasien secara
langsung.
TOTAL 1 2.80

b. External factor (EFAS) O–T=


OPPORTUNITY 3.65-3.56
1. Adanya mahasiswa S1 0.27 4 1.08 = 0.09
keperawatan STIKES praktek
manajemen.
2. Kerjasama yang baik antara 0.35 3 1.05
perawat dan mahasiswa
3. Sarana dan prasarana cukup 0.38 4 1.52
memadai
TOTAL 1 3.65
THREATENED
1. Meningkatnya tuntunan 0.56 4 2.24
masyarakat akan pelayanan
keperawatan profesional.
2. Meningkatnya kesadaran 0.44 3 1.32
masyarakat tentang tanggung
jawab dan tanggung gugat perawat
sebagai pemberi asuhan perawat.

TOTAL 1 3.56

M3- Discharge Planning


a. Internal faktor (IFAS)
34
STRENGTH
1. Tersedianya resume untuk pasien 0.20 3 0.60
pulang
2. Adanya kemauan perawat untuk 0.20 3 0.60
memberikan pendidikan
kesehatan pada pasien dan
keluarga.
3. Memberikan HE kepada 0.20 3 0.60
pasien/keluarga selama dirawat
atau pulang.
TOTAL 1 1.80
WEAKNESS S - W=
1. Keterbatasan waktu perawat 0.40 4 1.60 1.80–4.65
dalam memberikan HE. = -2.85
2. Pemberian HE hanya dilakukan 0.35 2 0.70
secara lisan pada pasien dan
keluarga tanpa pemberian leaflet
3. Belum tersedianya form pesanan 0.40 4 1.60
pulang
4. Pelaksanaan discharge planning 0.25 3 0.75
hanya dilakukan ketika
memberikan pesanan pasien
pulang.
TOTAL 1 4.65
b. External Factor (EFAS)
OPPORTUNITY O–T=
1. Adanya mahasiswa S1 0.50 4 2,00 3.50– 3.00
Keperawatan STIKES praktek = 0.5
manajemen.
2. Kerjasama yang baik antara 0.50 3 1.50
perawat dan mahasiswa

TOTAL 1 3.50
THREATENED
1. Meningkatnya tuntunan 0.35 3 1.05
masyarakat akan pelayanan
keperawatan professional.
2. Makin tingginya kesadaran 0.33 3 0.99
masyarakat akan pentingnya
kesehatan.
3. Persaingan antar RS swasta yang 0.32 3 0.96
semakin ketat.
TOTAL 1 3.00
M3- Penerimaan pasien baru
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1. Tersedianya sarana dan prasarana 0.50 4 2.00
untuk menerima pasien baru
2. Ruang kamar sudah dipersiapkan 0.30 3 0.90
sebelum pasien datang

TOTAL 1 2.90

WEAKNESS
35
1. Perawat belum terbiasa 0.20 2 0.40 S–W=
memperkenalkan diri pada pasien 2.90–3.40
baru. = -0.2
2. Perawat belum mengorientasikan 0.40 4 1.60
ruang di ruangan Edelweis secara
terperinci.
3. Sudah ada alur penerimaan pasien 0.20 2 0.40
baru
4. SOP penerimaan pasien baru 0.20 2 0.40
belum terlaksana dengan optimal
3. Tidak ada pendokumentasian 0.20 3 0.60
khusus tentang penerimaan pasien
baru
Total 1 3.40

b. External Factor (EFAS)


OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa S1 0.60 3 1.80
Keperawatan STIKES praktek
manajemen.
2. Kerjasama yang baik antara 0.40 3 1.20
perawat dan mahasiswa.

TOTAL 1 3.00 O–T=


3.00-3.30
THREATENED = 0.3
1. Meningkatnya tuntunan 0.30 4 1.20
masyarakat akan pelayanan
keperawatan professional.
2. Makin tingginya kesadaran 0.30 3 0.90
masyarakat akan pentingnya
kesehatan.
3. Persaingan antar RS swasta yang 0.40 3 1.20
semakin ketat.

TOTAL 1 3.30

TURN AROUND O AGRESIVE


SO (0,50 : 1,20)

36
+1
DP (-2,85 : 0,5)

PB (-0,2 ; 0,3) Supervisi (1,00 : 0,20)


+1
W -2 -1 DK (-0.10:0) TT (0,35 : 0,09) S

MAKP (1,10 : - 0,45)

-1 RK (0,20 : -1,00)

DEFENSIVE T DEFERSIFIKASI

Grafik 2.3 Diagram Layang M3 (Method)

Keterangan gambar:
1) Defensive: kelemahan.
2) Turn Around: keadaan yang mengancam akan tetapi ada kesempatan untuk
menjadi ke arah aggressive. Jika tidak dilaksanakan dengan baik bisa menjadi
defersification atau defensive.
3) Defersification: ada kesempatan menjadi lebih baik.
4) Aggressive: keunggulan/kelebihan.
5) TT : Timbang Terima
6) SO : Sentralisasi Obat
7) DP : Discharge Planning
8) DK : Dokumentasi Keperawatan
9) MAKP : Manajemen Asuhan Keperawatan Profesional
10) PB : Penerimaan Pasien Baru
11) RK : Ronde Keperawatan

2.3.1.4 Analisa SWOT M4 (Money)

37
Tabel 2.18 Analisis SWOT M4 (Money) di Ruang Cempaka RS
Bhayangkara Kupang, tanggal 20 Juni 2016
No Analisis SWOT Bobot Rating Bobot x Rating
4 M4 (Money)
a. Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1. Semua pembiayaan pelayanan 0.5 4 2.00
kesehatan ditanggung oleh pasien atau
Asuransi Kesehatan ataupun Ikatan
Kerjasama (IKS)
2. Pengadaan dan perawatan alat medis 0.1 4 0.40
dipenuhi dari rumah sakit
3. Pengadaan fasilitas, sarana dan 0.1 4 0.40
prasarana kesehatan bagi pasien
4. Pengadaan fasilitas, sarana dan 0.1 4 0.40
prasarana kesehatan bagi petugas
5. Pengadaan dana kesehatan habis pakai 0.1 3 0.30
6. RS Bhayangkara Akreditasi C 0.1 2 0.20
S - W=
TOTAL 1 3.70 3.70-3.00
= 0.70
WEAKNESS
1. Sebagai rumah sakit swasta dan juga 1 3 3
berperan dalam pelayanan sosial RSB
sudah dapat memberikan pelayanan
BPJS tetapi jika perawatan yang tidak
sesuai hak (jika naik kelas perawatan)
maka kelebihan biaya perawatan
ditanggung oleh pasien sendiri.

TOTAL 1 3

b. Eksternal Faktor (EFAS) O - T=


OPPORTUNITTY 4-3 = 1
1. Banyaknya Asuransi Kesehatan yang 1 4 4
ingin bekerjasama dengan rumah sakit

TOTAL 1 4

THREATENED
1. Adanya program tunjangan kesehatan 1 3 3
dari pemerintah untuk seluruh
masyarakat tahun 2015

TOTAL 1 3

TURN AROUND O AGRESIVE


M4 (0,70 : 1 )

38
+1

W +1
-1 S

-1

DEFENSIVE T DEFERSIFIKASI
Grafik 2.4 Diagram Layang M4 (Money)

Keterangan Gambar:

1) Defensive:kelemahan.
2) Turn Around : keadaan yang mengancam akan tetapi ada kesempatan untuk
menjadi ke arah aggressive. Jika tidak dilaksanakan dengan baik bisa menjadi
defersification atau defensive.
3) Defersification : ada kesempatan menjadi lebih baik.
4) Aggressive: keunggulan/kelebihan.
5) M4 : Money

2.3.1.5 AnalisaSWOT M5 (Marketing)

39
Tabel 2.19 Analisis SWOT M5 (Marketing) di Ruang Cempaka RS
Bhayangkara Kupang, tanggal 20 Juni 2016
No Analisis SWOT Bobot Rating Bobot x Rating
5 M5 – Marketing
a. Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1. Adanya website untuk 0.20 3 0.60
mempromosikan Rumah Sakit
2. Adanya kerjasama dengan asuransi 0.30 3 0.90
dan kerjasama antar rumah sakit
3. Adanya kinerja dan komunikasi yang 0.30 4 1.20
baik antara perawat, tenaga
kesehatan lain serta pasien dan
keluarga
4. BOR tanggal11 Agustus 2015 : 77 % 0.10 3 0.30
5. Lokasi rumah sakit yang strategis 0.10 3 0.30
karena terletak di pusat kota

TOTAL 1 3.30 S - W=
3.30 - 3
WEAKNESS = 0.3
1. Jam kunjung keluarga pasien yang 1 3 3
tidak disiplin di Ruang LAVED
TOTAL 1 3

b. Eksternal Faktor (EFAS)


OPPORTUNITY
1. Ada mahasiswa S1 Keperawatan 0.30 3 0.90
praktek manajemen keperawatan
2. Ada kerjasama yang baik antara 0.40 4 1.60
mahasiswa S1 Keperawatan dengan
perawat ruangan
3. Ada kerjasama antara STIKES 0.10 2 0.20
dengan RSB
4. Ada kebijakan pemerintah tentang 0.20 3 0.60
profesionalisasi perawat
TOTAL 1 3.30
THREATENED O - T=
1. Persaingan antar Rumah Sakit swasta 0.30 4 1.20 3.30-3
yang semakin ketat = 0.3
2. Adanya tuntutan masyarakat yang 0.20 3 0.60
semakin tinggi terhadap peningkatan
pelayanan keperawatan yang lebih
professional
3. Makin tinggi kesadaran masyarakat 0.20 2 0.40
akan kesehatan.
4. Persaingan dengan masuknya 0.20 3 0.60
perawat asing.
5. Bebasnya pers yang dapat langsung 0.10 1 0.20
menyebarkan informasi dengancepat.

TOTAL 1 3

40
TURN AROUND O AGRESIVE

+1

M5 (- 0,1 : 0,2)
W +1
-1 S

-1

DEFENSIVE T DEFERSIFIKASI

Grafik 2.5 Diagram Layang M5 (Marketing)


Keterangan gambar:
1) Defensive: kelemahan.
2) Turn Around : keadaan yang mengancam akan tetapi ada kesempatan untuk
menjadi ke arah aggressive. Jika tidak dilaksanakan dengan baik bisa menjadi
defersification atau defensive.
3) Defersification : ada kesempatan menjadi lebih baik.
4) Aggressive: keunggulan/kelebihan.
5) M 5 : Marketing (Pemasaran)

2.3.2 Priotas Masalah Berdasarkan Analisa SWOT


41
Tabel 2.20 Tabel Masalah Keperawatan Ruang Cempaka RS Bhayangkara
Kupang, tanggal 20 Juni 2016

SKOR ANALISA KONDISI


No. MASALAH SWOT
IFAS EFAS
1 M3 (Discharge Planning) -2,85 0,5 Turn Around

2 M3 (Penerimaan Pasien Baru) -0,2 0,3 Turn Around

3 M3 (Timbang Terima) 0,35 0,09 Deversification

4 M3 (MAKP) 1,10 0 Deversification

5 M3 (Ronde Keperawatan) 0,20 -1,00 Deversification

6 M1 (Man) 0,35 1,00 Agresive

7 M2 (Material) 0,40 0,95 Agresive

8 M3 (Sentralisasi Obat) 0,50 1,20 Agresive

9 M3 (Supervisi) 1,00 0,20 Agresive

10 M4 (Money) 0,70 1 Agresive

11 M5 (Mutu) 0,3 0.3 Agresive

2.3.3 Identifikasi Masalah


Berdasarkan hasil pengkajian dan analisa SWOT maka didapatkan
masalah manajemen keperawatan di Ruang Cempaka RS Bhayangkara
Kupang, tanggal 20 Juni 2016 sebagai berikut:
1. M3 (Discharge Planning)
Ruang Cempaka tidak ada format discharge planning, format yang ada
hanya resume untuk pemulangan pasien. Discharge planning dilakukan
oleh perawat siapa saja yang bertugas pada saat itu. Sebelum pasien
pulang perawat memberikan penjelasan tentang perawatan lebih lanjut
di rumah, surat kontrol/surat keterangan sakit dan aturan minum obat di
rumah serta pendidikan kesehatan yang hanya dilakukan kadang-
kadang dan tidak di sertai pemberian leaflet.

2. M3 (Penerimaan Pasien Baru)


Sesuai dengan pengkajian melalui observasi dan wawancara bahwa
belum ada format penerimaan pasien baru. Alur penerimaan pasien baru
42
di ruang Cempaka adalah, setiap ada pasien baru yang akan masuk dari
ruangan sebelumnya diinformasikan tentang keadaan pasien baru via
telpon, kemudian diterima oleh perawat yang bertugas saat itu. Setelah
diterima oleh perawat, tindakan yang dilakukan adalah pengkajian,
perawat yang bertugas kurang mengorientasikan keadaan ruangan, tata
tertib ruangan kepada pasien dan keluarga pasien.
3. M3 (Timbang Terima)
Timbang terima sudah dilakukan di Ruang Cempaka secara rutin setiap
pergantian shift dan sudah mempunyai format yang baku, namun
format yang ada masih bersifat umum, belum ada acuan penulisan
sehingga penulisannya masih bervariasi. Selain itu pelaporan belum
fokus pada masalah keperawatan namun lebih mengarah pada masalah
medis. Pada shift pagi timbang terima ruangan Cempaka dilakukan di
ners station dan bed pasien tanpa adanya pre dan post converation,
sedangkan untuk shift sore dan malam hanya dilakukan di ners station
dan di hadiri oleh semua perawat yang akan dinas pada shift tersebut.
4. M3 (MAKP)
MAKP yang di terapkan di Ruang Cempaka adalah MAKP primer
namun peran setiap perawat tidak sesuai dengan tanggungjawab yang
diberikan karena cenderung perawat di Ruang Cempaka melakukan
double job.
5. M3 (Ronde Keperawatan)
Ronde keperawatan sudah pernah dilakukan oleh perawat di Ruang
Cempaka tetapi belum terstruktur secara baik. Ronde keperawatan
selama ini dilakukan jika ada masalah keperawatan yang sulit teratasi
atau penyakit langkah, hanya dilakukan diskusi sederhana antara
perawat dan dokter yang bertanggungjawab, terkadang hanya lewat
telepon.

43

Anda mungkin juga menyukai