Anda di halaman 1dari 18

BAB 3

PERENCANAAN

3.1 Pengorganisasian
Pelaksanaan praktik profesi manajemen keperawatan mahasiswa di Ruang
Cempaka, kelompok menyusun struktur organisasi sebagai berikut:
Ketua : Fransiska D. Basut, S.Kep
Wakil Ketua : Emilius D. Lena, S.Kep
Sekertaris I : Beci S. Tonael, S. Kep
Sekertaris II : Lidya O. Manek, S.Kep
Bendahara : Haleni Ruhupati, S.Kep
Perlengkapan : 1. Sandrianus Viky, S.Kep
2. Arlinda C. Non, S.Kep
3. Helfrita Blegur, S.Kep
4. Adriana Luan, S.Kep
Dokumentasi : 1. Chicha A.P. Daud, S.Kep
2. Romalia Y. Eduk, S.Kep
3. Flaviana M. F. Naben, S.Kep
Humas : 1. Sirilus S. Sanan, S.Kep
2. Quincy Biha , S.Kep
3. Marselina O. A. Laka, S.Kep

Pengorganisasian dalam pengelolahan ruang rawat, kelompok melakukan


pembagian peran sebagai berikut:
1) Kepala ruangan
2) Perawat Primer
3) Perawat Assosiate
Pengorganisasian ini akan dilaksanakan sesuai dengan peran dan fungsi
masing-masing sejak tanggal 20 Juni 2016 hingga tanggal 16 Juli 2016, yang
terbagi dalam tiga shift dinas (pagi, sore, malam). Sesuai dengan rumusan
masalah yang telah ditetapkan pada Bab 1 dan berdasarkan analisis SWOT yang
telah disusun, maka disusun rencana strategis untuk pelaksanaan Model Asuhan

54
Keperawatan Profesional di Ruang Cempaka RS Bhayangkara Kupang sebagai
berikut:
3.1.1 Model Asuhan Keperawatan Profesional Modifikasi Tim – Primer
Model perawatan Tim - Primer merupakan salah satu model praktik
dimana diharapkan asuhan keperawatan dan akuntabilitas asuhan keperawatan
terdapat pada perawat primer. Hal ini didasarkan pada beberapa alasan dimana
keperawatan primer tidak digunakan secara murni karena perawat primer harus
mempunyai latar belakang pendidikan S1 keperawatan atau setara keperawatan.
Tim tidak digunakan secara murni karena tanggung jawab asuhan keperawatan
pasien terfragmentasi pada berbagai tim.
3.1.1.1 Deskripsi Tugas
1) Deskripsi Model Tim Primer:
(1) Berdasarkan pada kelompok filosofi keperawatan.
(2) Beranggotakan 4-5 perawat primer dan perawat asosiate bekerja sebagai
tim dan disupervisi oleh kepala ruangan.
2) Tanggung Jawab Kepala Ruangan
(1) Menerima pasien baru
(2) Memimpin rapat
(3) Mengevaluasi kinerja perawat
(4) Membuat daftar dinas
(5) Melakukan perencanaan, pengawasan dan pengarahan
3) Tanggung Jawab Perawat Primer
(1) Membuat rencana asuhan keperawatan
(2) Melaksanakan tindakan kolaborasi
(3) Memimpin timbang terima
(4) Mendelegasikan tugas
(5) Memimpin ronde keperawatan
(6) Mengevaluasi pemberian asuhan keperawatan
(7) Bertanggung jawab kepada pasien
(8) Memberi petunjuk jika pasien pulang
(9) Mengisi resume keperawatan

55
4) Tanggung Jawab Perawat Assosiate
(1) Memberikan asuhan keperawatan pada pasien
(2) Mengikuti timbang terima
(3) Melaksanakan tugas yang didelegasikan
(4) Mendokumentasikan tindakan keperawatan

3.1.1.2 Struktur MAKP Tim - Primer

KEPALA RUANGAN

PP 1 PP 2 PP 3

PA 1 PA 1 PA 1
PA 2 PA 2 PA 2
PA 3 PA 3 PA 3

Klien Kamar Klien Kamar Klien Kamar


1,2,3,4,5,6, 1,2,3,4,5,6 1,2,3,4,5,6

Gambar 3.1 Sistem pemberian Model Asuhan Keperawatan Primary Team


(Modifikasi)

Keterangan:
: Garis koordinasi
PP : Perawat Primer
PA : Perawat Assosiate

3.1.1.3 Kelebihan dan kelemahan MAKP Tim – Primer


1) Kelebihan :
(1) Asuhan keperawatan bersifat kontinuitas dan komprehensif.
(2) Perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil, dan
memungkinkan pengembangan diri.

56
(3) Tercapainya pelayanan kesehatan yang efektif terhadap pengobatan,
dukungan proteksi, informasi dan advokasi (keuntungan antara lain
terhadap pasien, perawat, dokter, dan rumah sakit)
2) Kelemahan :
Hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki pengalaman dan
pengetahuan yang memadai dengan kriteria assertif, self direction, kemampuan
mengambil keputusan yang tepat, menguasai keperawatan klinik, penuh
pertimbangan, serta mampu berkolaborasi dengan berbagai disiplin ilmu

3.1.1.4 Tujuan Pelaksanaan MAKP Tim – Primer


1) Tujuan Umum
Mahasiswa dapat menerapkan Model Asuhan Kepertawatan Profesional
dengan model keperawatan Tim – Primer di Ruang Edelweis
2) Tujuan Khusus
Setelah menerapkan MAKP primary Tim, mahasiswa mampu:
(1) Mengatur kebutuhan tenaga perawat,
(2) Mengatur tugas dan kewenangan perawat dalam pemberian asuhan
keperawatan,
(3) Melakukan sistem pendokumentasian,
(4) Meningkatkan integritas perawat menuju profesionalisme
(5) Meningkatkan komunikasi yang adekuat antara perawat dan tim kesehatan
lain.
3.1.1.5 Pengorganisasian
Penanggung Jawab : Fransiska D. Basut, S.Kep.
3.1.1.6 Rencana Strategis
1) Mendiskusikan bentuk dan penerapan Model Asuhan Keperawatan
Profesional (MAKP) yang akan dilaksanakan yaitu model Primary Tim.
2) Merencanakan kebutuhan tenaga perawat.
3) Melakukan deskripsi tugas dan tanggung jawab perawat.
4) Melakukan pembagian jadwal serta pembagian tenaga perawat.
5) Menerapkan model MAKP yang direncanakan.

57
3.1.1.7 Pelaksanaan:
MAKP akan diujikan hari Senin tanggal 20 Juni 2016, MAKP
dilaksanakan sesuai dengan jadwal dinas mulai tanggal 20 Juni 2016, sampai
dengan praktik profesi menajemen keperawatan di ruang Cempaka berakhir
tanggal 16 Juli 2016.
3.1.1.8 Kriteria evaluasi
1) Struktur
Model Asuhan Keperawatan Profesional sebelum dilaksanakan di Ruang
Cempaka dikoordinasikan dengan pembimbing dan atas persetujuan dari
pembimbing ruangan yang ada.
2) Proses
Selama pelaksanaan Model Asuhan Keperawatan Profesional di Ruang
Cempaka berjalan sesuai dengan rencana.
3) Hasil
Pemahaman mahasiswa dan perawat di Ruang Cempaka tentang model
asuhan keperawatan profesional meningkat.

3.1.2 Penerimaan Pasien Baru


Penerimaan pasien baru adalah suatu cara dalam menerima kedatangan
pasien baru pada suatu ruangan. Dalam penerimaan pasien baru disampaikan
beberapa hal mengenai orientasi ruangan, perawatan, medis dan tata tertib
ruangan.
3.1.2.1 Tujuan
1) Tujuan Umum
Mahasiswa dapat menerapkan penerimaan pasien baru di Ruang Cempaka
Rumah Sakit Bhayangkara
2) Tujuan Khusus
Setelah menerapkan penerimaan pasien baru, mahasiswa mampu:
(1) Menkoordinasi bila ada penerimaan pasien baru
(2) Melaksanakan peran penerimaan pasien baru secara benar
(3) Menjelaskan tentang aturan rumah sakit, tata tertib ruangan
(4) Menjelaskan tentang perwatan (Termasuk sentralisasi obat).

58
3.1.2.2 Pengorganisasian
Koordinator : Anita M.A.A Liwu, S. Kep
Kepala ruangan : Rosina Welu, S.Kep
PP pagi : Dewinta E.Para Ede, S. Kep
PA pagi : 1. Devi Natalia Kaho, S. Kep
2. Delfio Fernandes, S.Kep
3. Wasti Meryani, S.Kep
PP siang : Anita M.A.A Liwu, S.Kep
PA siang : 1. Doris Otta, S.Kep
2. Zulfaqar, S. Kep
3. Susana L.Mailufa, S.Kep
PP malam : Sisilia Bili, S.Kep
PA malam : 1. Aprilian H.Padi, S.Kep
2. Maria Yunita Jemadu, S.Kep
3. Fridolinus Bani, S.Kep
Sekertaris : Sisilia Bili, S.Kep
Dokumentasi : Delfio Fernandes, S.Kep
Perlengkapan : 1.Fridolinus Bani, S.Kep
2.Maria Yunita Jemadu, S.Kep
Notulen : Wasti Meryani, S.Kep
3.1.2.3 Pelaksanaan
Penerimaan pasien baru dilaksanakan selama tanggal 17 Agustus -02
September 2015 di Ruang Edelweis RS Bhayangkara Kupang
3.1.2.4 Rencana Strategis
1) Menyiapkan kamar pasien baru, lembar penerimaan, status pasien, lembar
pemeriksaan medis.
2) Menyampaikan hak dan kewajiban pasien
3) Perawat memperkenalkan diri kepada pasien dan keluarga.
4) Melakukan pengkajian pada pasien baru.
5) Perawat memberikan informasi kepada klien dan keluarga tentang orientasi
ruangan, perawatan (termasuk perawat yang bertanggung jawab dan

59
sentralisasi obat), medis (dokter yang bertanggung jawab dan jadwal visite)
dan tata tertib ruangan.
6) Mendokumentasikan pelaksanaan penerimaan pasien baru dalam format
penerimaan pasien baru.
3.1.2.5 Kriteria Evaluasi
1) Struktur
Sebelum melaksanakan penerimaan pasien baru di Ruang Edelweis RS.
Bhayangkara Kupang, mahasiswa melakukan koodinasi dengan pembimbing
pendidikan dan ruangan. Pelaksanaan penerimaan pasien baru dapat berjalan
dengan baik karena ditunjang dengan sarana dan prasarana seperti lembar
penerimaan pasien baru, lembar serah terima pasien dari ruangan lain, informed
consent, format pengkajian, nursing kit, dan lembar tata tertib pasien.
2) Proses
(1) Pasien diterima oleh KaRu, PP dan PA
(2) PP melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik yang dibantu dengan PA
(3) Pasien baru diberi penjelasan tentang orientasi ruangan, perawatan, medis,
serta tata tertib ruangan
(4) Mahasiswa melakukan komunikasi terapeutik dengan klien dan keluarga

3) Hasil
(1) Hasil penerimaan pasien baru didokumentasukan dengan benar
(2) Pasien mengetahui tentang fasilitas ruangan, perawatan, medis serta tata
tertib ruangan
3.1.2.6 Alur Penerimaan Pasien Baru

Karu memberitahu PP akan ada pasien baru

PP menyiapkan:
1. Lembar pengkajian
pasien
2. Lembar format
pengkajian
3. Nursing kit
4. Infomed concent
sentralisasi obat
5. Lembar tata tertib

KARU, PP dan PA menyambut pasien baru

60
Anamnesa pasien baru oleh PP dan PA

PP menjelaskan segala sesuatu yang


tercantum dalam lembar penerimaan pasien
baru

Terminasi

Evaluasi

Gambar 3.2 Alur Penerimaan Pasien baru (Nursalam: 2013)

3.1.3 Timbang Terima


Timbang terima pasien (overan) merupakan teknik atau cara untuk
menyampaikan laporan yang berhubungan dengan keadaan pasien. Timbang
terima pasien harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara
singkat, jelas dan lengkap tentang masalah keperawatan yang ada, tindakan
mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan atau belum dan
perkembangan pasien saat itu. Informasi yang disampaikan harus akurat sehingga
kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan sempurna. Timbang
terima dilakukan oleh ketua tim kepada ketua tim pada shift berikutnya secara
tertulis dan lisan.
3.1.3.1 Tujuan
1) Tujuan umum
Mahasiswa mampu menerapkan pelaksanaan timbang terima pasien
dengan benar di Ruang Edelweis RS Bhayangkara Kupang.
2) Tujuan Khusus
Setelah menerapkan timbang terima, mahasiswa mampu :
(1) Menyampaikan kondisi dan keadaan pasien (data fokus)
(2) Menyampaikan hal yang sudah dan belum dilakukan dalam asuhan
keperawatan kepada pasien.

61
(3) Mampu melakasanakan Timbang terima dengan prinsip CUBAN
(Confidential, Uninerupted, Brief, Accurate, Name)
(4) Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.

3.1.3.2 Pengorganisasian
Koordinator : Anita M.A.A Liwu, S. Kep
Kepala ruangan : Zulfaqar, S. Kep
PP pagi : Aprilian H.Padi, S.Kep
PA pagi : 1. Susana L.Mailufa, S.Kep
2. Fridolinus Bani, S.Kep
3. Anita M.A.A Liwu, S.Kep
PP siang : Rosina Welu, S.Kep
PA siang : 1. Wasti Meryani, S.Kep
2. Dewinta E.Para Ede, S. Kep
3. Devi Natalia Kaho, S. Kep
PP malam : Maria Yunita Jemadu, S.Kep
PA malam : 1. Doris Otta, S.Kep
2. Sisilia Bili, S.Kep
3. Delfio Fernandes, S.Kep
Sekertaris : Devi Natalia Kaho, S.Kep
Dokumentasi : Doris Otta, S.Kep
Perlengkapan : 1. Delfio Fernandes, S.Kep
2. Dewinta E.Para Ede, S.Kep
Notulen : Sisilia Bili, S.Kep

3.1.3.3 Pelaksanaan
Timbang terima dilaksanakan selama praktek manajemen tanggal 17
Agustus sampai 02 September 2015 di Ruang Edelweis RS Bhayangkara Kupang
3.1.3.4 Rencana Strategis
1) Menyusun alur timbang terima
2) Menyusun materi timbang terima
3) Membuat format timbang terima dan petunjuk teknis

62
4) Melaksanakan timbang terima
5) Melaksanakan timbang terima penderita.
3.1.3.5 Alur Timbang Terima

Pasien

Diagnosa medis Diagnosa


masalah kolaboratif keperawatan
(didukung data )

Tindakan

Telah Dilakukan Belum dilakukan

Perkembangan/ keadaan
pasien

Masalah :
1. Teratasi
2. Belum teratasi
3. Teratasi sebaian
4. Muncul masalah baru

Gambar 3.3 Alur Timbang Terima (Nursalam: 2013)

3.1.3.6 Kriteria Evaluasi


1) Struktur
Sebelum menerapkan timbang terima di Ruang Edelweis RS
Bhayangkara Kupang, mahasiswa melakukan koordinasi dengan
pembimbing pendidikan dan ruangan. Pada pelaksanaan timbang terima,
sarana dan prasarana yang menunjang telah tersedia antara lain catatan
timbang terima, status klien dan kelompok shift timbang terima. Kepala
ruangan selalu memimpin, kegiatan timbang terima yang dilaksanakan pada
pergantian shift yaitu malam ke pagi dan pagi ke sore. Kegiatan timbang

63
terima pada shift sore ke malam dipimpin oleh PP yang bertugas pada saat
itu.
2) Proses
Proses pelaksanaan timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan
dan dilaksanakan oleh seluruh perawat yang bertugas maupun yang akan
mengganti shift. PP mengoperkan ke PP berikutnya yang akan mengganti
shift. Timbang terima dilakukan di nurse station, kemudian ke ruang
perawatan pasien dan kembali lagi ke nurse station hal ini dilkukan pada sift
pagi dan timbang terima pada sore hari dan malam hari hanya dilakuka di
nurse station. Pelaksanaan timbang terima berjalan dengan lancar sesuai
dengan rencana yang telah disusun oleh mahasiswa.
3) Hasil
Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian shift. Setiap
mahasiswa yang dinas dapat mengetahui perkembangan pasien. Komunikasi
antara mahasiswa berjalan dengan baik.

3.1.4 Discharge Planning


Perencanaan pulang merupakan suatu proses yang dinamis dan sistematis
dari penilaian, persiapan serta koordinasi dan dilakukan untuk memberikan
kemudahan pengawasan pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial sebelum dan
sesudah pasien pulang. Discharge Planning dilakukan pada semua pasien.
Perencanaan pulang merupakan proses yang dinamis agar tim kesehatan
mendapatkan kesempatan yang cukup untuk menyiapkan pasien melakukan
perawatan mandiri di rumah. Perencanaan pulang didapatkan dari proses interaksi
dimana perawat professional, pasien dan keluarga berkolaborasi untuk
memberikan dan mengatur kontinuitas keperawatan yang diperlukan oleh pasien
dimana perencanaan harus berpusat pada masalah pasien yaitu pencegahan,
terapeutik, rehabilitative serta perawatan rutin yang sebenarnya.
3.1.5.1 Tujuan
1) Tujuan Umum
Mahasiswa dapat menerapkan discharge planning di Ruang Edelweis RS
Bhayangkara Kupang

64
2) Tujuan Khusus
Setelah menerapkan discharge planning, mahasiswa mampu:
(1) Mengkaji kebutuhan rencana pemulangan
(2) Mengidentifikasi masalah pasien.
(3) Memprioritaskan masalah pasien yang utama
(4) Membuat perencanaan pasien pulang yaitu mengajarkan pada pasien yang
dilakukan dan dihindari selama di rumah.
(5) Melakukan evaluasi pada pasien selama diberikan penyuluhan
(6) Mendokumentasikan
3.1.5.2 Pengorganisasian
Kepala ruangan Susana Mailufa, S.Kep
Perawat Primer Wasty Meriani, S.Kep
Perawat Associate Aprilian Handayani Padi, S.Kep
Narator Zulfaqar, S.Kep
Pasien -
Sekretaris dan keluarga pasien Sesilia Billy, S.Kep

3.1.5.3 Rencana Strategi


1) Menyusun konsep discharge planning
2) Menentukan materi discharge planning
3) Menyiapkan format discharge planning, kartu control, daftar obat
disesuaikan dengan advis dokter terakhir
4) Melaksanakan discharge planning bersama dengan perawat ruangan
5) Mendokumentasikan hasil pelaksanaan discharge planning.

3.1.5.4 Pelaksanaan
Discharge planning dilaksanakan selama praktek manajemen tanggal 17
Agustus- 02 September 2015 saat praktek di Ruang Edelweis RS Bhayangkara
3.1.5.5 Kriteria Evaluasi
1) Struktur
Sebelum melaksanakan discharge planning di Ruanga Edelweis RS
Bhayangkara Kupang, mahasiswa melakukan koordinasi dengan pembimbing
pendidikan dan ruangan. Persiapan discharge planning dilakukan saat pasien

65
masuk ke ruangan perawatan kemudian menetapkan kasus yang akan dilakukan
discharge planning.
2) Proses
Proses pelaksanan discharge planning dipimpin oleh kepala ruangan dan
dilaksanakan oleh mahasiswa sesuai dengan peran dan fungsinya. Pelaksanaan
discharge planning dapat berjalan lancar sesuai dengan rencana yang disusun dan
karena adanya sarana dan prasarana yang menunjang.
3) Hasil
Mahasiswa mampu melaksanakan discharge planning dengan baik dan
informasi yang disampaikan dapat diterima oleh klien dan keluarga.

3.1.5.6 Alur Discharge Planning

Pasien MRS

Dokter dan tim kesehatan PP dibantu PA

Keadaan pasien :
1. Keadaan klinis dan pemeriksaan lain
2. Tingkat ketergantungan pasien

Perencanaan pulang

Penyelesaian Program HE :
1. Kontrol dan obat/perawatan Lain-lain
administrasi
2. Gizi
3. Aktivitas dan istirahat
4. Perawatan diri

Monitor sebagai program service safety oleh


keluarga dan petugas

Keterangan:
: Garis Komando
: Garis Koordinasi

Gambar 3.5 Alur Discharge Planning (Nursalam, 2009:244)

66
Keterangan:
1) Tugas Perawat Primer
(1)Membuat rencana discharge planning
(2)Membuat leaflet
(3)Memberikan konseling
(4)Memberikan pendidikan kesehatan
(5)Menyediakan format discharge planning
(6)Mendokumentasikan discharge planning
2) Tugas perawat Asosiate
(1) Melaksanakan agenda discharge planning (saat perawatan dan akhir dari
perawatan).

3.1.5 Ronde Keperawatan


Ronde keperawatan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi
masalah keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh perawat disamping
melibatkan pasien untuk membahas dan melaksanakan asuah keperawatan. Pada
kasus tertentu harus dilakukan oleh ketua tim atau konselor, kepala ruangan,
perawat asosiate yang perlu juga melibatkan seluruh anggoata tim kesehatan.
Karakteristik:
1) Pasien dilibatkan secara langsung
2) Pasien merupakan fokus kegiatan
3) PP, PA dan konselor melakukan diskusi bersama
4) Konselor memvalidasi kebenaran dari masalah dan intervensi keperawatan
dan rasional dari tindakan
5) Mengarahkan dan mengoreksi tindakan selanjutnya
6) Konselor membantu mengembangkan kemampuan PP dan perawat asosiate
dalam meningkatkan kemampuan mengatasi masalah.
3.1.5.1 Tujuan
1) Tujuan Umum
Mahasiswa dapat menerapkan ronde keperawatan di Ruang Edelweis RS
Bhayangkara

67
2) Tujuan Khusus
Setelah melakukan ronde keperawatan, mahasiswa mampu:
(1) Menumbuhkan cara berpikir yang sistematis
(2) Meningkatkan kemampuan validasi data pasien
(3) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan
(4) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berorientasi
pada masalah pasien.
(5) Meningkatkan kemampuan modifikasi rencana asuhan keperawatan.
(6) Menumbuhkan kemampuan untuk berkomunikasi
3.1.5.2 Pengorganisasian
Kepala Ruangan : Adriana Luan, S.Kep
Konselor :
1. Ahli Gizi
2. Farmasi
3. Pastoral Care
4. Perawat konselor: Soraya Eva Effridza., S.Kep
Dokter :-
Perawat Primer : Fransiska D. Basut, S.Kep
Perawat Associate : Beci S.M. Tonael,S.Kep
Br. Sirilus Sanan,S.Kep
Arlinda Ch. Non,S.Kep
Flaviana Naben, S.Kep
Sandrianus Viky, S.Kep
Pasien : Ny. S
Keluarga : Tn. R
Pembimbing :
Notulen : Zulfaqar,S.Kep
Observer :
1. Susana Mailufa, S.Kep
2. Wasty Meriany, S.Kep
Dokumentasi : Rosiana Wellu S.kep
3.1.5.3 Pelaksanaan

68
Ronde keperawatan dilaksanakan disesuaikan dengan kasus yang ada pada
tanggal 30 Agustus 2015 di ruang diklat keperawatan RS. Bhayangkara Kupang

3.1.5.4 Rencana Strategi


1) Menentukan penderita yang akan dijadikan subjek ronde keperawatan.
2) Menentukan strategi ronde keperawatan yang akan digunakan.
3) Menentukan materi dalam pelaksanaan ronde keperawatan.
4) Menyiapkan petunjuk teknis pelaksanaan ronde keperawatan.
5) Melaksanakan ronde keperawatan bersama-sama kepala ruangan dan staf
keperawatan.
6) Mendokumentasikan hasil pelaksanaan ronde keperawatan.

3.1.5.5 Kriteria Evaluasi


1) Struktur
Sebelum melaksanakan ronde keperawatan di Ruang Edelweis RS
Bhayangkara Kupang, dilakukan koordinasi dengan pembimbing
pendidikan dan ruangan. Pada pelaksanaan ronde keperawatan diawali
dengan melakukan persyaratan administrative (informed consent).
2) Proses
Proses pelaksanaan ronde keperawatan berjalan dengan lancar
sesuai dengan rencana yang telah disusun. Seluruh peserta ronde
keperawatan berperan aktif dalam kegiatan sesuai dengan peran yang telah
ditetapkan.
3) Hasil
Mahasiswa mampu melaksanakan ronde keperawatan sesuai
dengan rencana dengan baik.

3.1.5.6 Alur Ronde Keperawatan

Ketua Tim
Tahap pra

Penetapan Pasien

69
Persiapan pasien:
- Informed consent
- Hasil pengkajian atau validasi data

Tahap pelaksanaan Penyajian masalah - Apa diagnosa keperawatan?


di ruang nurse station - Apa data yang mendukung?
- Bagaimana intervensi yang
sudah dilakukan?
- Apa hambatan yang
ditemukan?

Tahap pelaksanaan di
kamar pasien Validasi Data

Diskusi ketua tim, PA,


konselor, kepala ruangan

Lanjutkan diskusi di nurse station

Kesimpulan dan
Pasca ronde rekomendasi solusi
masalah

Gambar 3.6 Alur Ronde Keperawatan (Nursalam, 2011)

Keterangan:
1) Pra ronde
(1) Menentukan kasus dan topik (maslaah yang teratasi dan masalah yang
langka).
(2) Menentukan tim ronde.
(3) Mencari sumber atau literature.
(4) Membuat proposal.
(5) Mempersiapkan pasien: informed consent dan pengkajian.
(6) Diskusi: apa diagnosa keperawatan, apa data yang mendukung, bagaimana
intervensi yang sudah dilakukan, apa hambatan yang ditemukan selama
perawatan.

70
2) Pelaksanaan ronde
(1) Penjelasan tentang pasien oleh perawat primer yang difokuskan pada
masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan dilaksanakan dan
atau telah dilaksanakan serta memilih prioritas yang perlu didiskusikan.
(2) Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut.
(3) Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau konselor atau kepala ruangan
tentang masalah pasien serta rencana tindakan yang akan dilakukan.
3) Pasca ronde
(1) Evaluasi, revisi dan perbaikan.
(2) Kesimpulan dan rekomendasi penegakkan diagnosis, intervensi keperawatan
selanjutnya.

71

Anda mungkin juga menyukai