Anda di halaman 1dari 12

BAB 4

PELAKSANAAN

Pada bab ini akan diuraikan aplikasi Model Asuhan Keperawatan


Profesional (MAKP) yang dilaksanakan dalam praktek manajemen keperawatan
di Ruang LAVED RS Bhayangkara Kupang dari tanggal 17 Agustus s/d 02
September 2015. Pelaksanaan MAKP ditekankan pada komponen utama yaitu:
(1) Model Asuhan Keperawatan MAKP Tim-Primer (2) Penerimaan pasien baru
(3) Timbang Terima (4) Discharge Planning (5) Ronde Keperawatan

4.1 Model Pemberian Asuhan Keperawatan (MAKP) Modifikasi Tim-Primer


4.1.1 Persiapan
Berdasarkan hasil pengkajian, kelompok menerapkan MAKP Tim-Primer.
Adapun bagan MAKP Tim-Primer adalah sebagai berikut:

KEPALA RUANGAN

PP 1 PP 2 PP 3

PA 1 PA 1 PA 1
PA 2 PA 2 PA 2
PA 3 PA 3 PA 3

Klien Kamar Klien Kamar Klien Kamar


1,2,3,4,5,6, 1,2,3,4,5,6 1,2,3,4,5,6

Gambar 4.1 Sistem pemberian Model Asuhan Keperawatan Primary Team


(Modifikasi)

84
4.1.2 Pelaksanaan
Uji coba penerapan model asuhan keperawatan profesional
dilaksanakan hanya 1 hari yaitu hari Sabtu tanggal 15 Agustus 2015, yang
dimulai dengan sistem pendokumentasian, perhitungan tingkat
ketergantungan, BOR selama 1 hari tersebut dan pelaksanaan peran sebagai
Kepala Ruangan, PP, PA sesuai dengan jadwal dinas hari tersebut.
Pada tanggal 17 Agustus – 02 September 2015, kelompok mulai
dibagi menjadi 3 shif (pagi, sore, malam) dengan peran yang terjadwal
sebagai Kepala Ruangan yang memiliki tugas untuk merencanakan dan
mengorganisasikan PP dan PA yang akan bertugas di Ruang LAVED,
memeriksa kembali kelengkapan isi status, serta mengingatkan kembali
tugas masing-masing PP dan PA serta mengantar dokter visite, mencatat
penambahan obat dan tindakan medis yang baru dan menginformasikan
kepada PP. Sebagai perawat primer (PP) bertugas menentukan intervensi
bagi pasien pada hari itu dan menyerahkan kepada perawat associate (PA),
menyiapkan obat baik oral maupun injeksi, menyiapkan dan memberikan
pesanan pulang bagi pasien, membuat timbang terima, mengontrol infus
pada setiap penggantian shift, melakukan penerimaan pasien baru
sedangkan perawat associate (PA) bertugas melaksanakan intervensi yang
sudah disiapkan oleh PP mulai dari pemenuhan kebutuhan ADL, melakukan
observasi, menyiapkan surat pemeriksaan laboratorium dan
mendokumentasikan hasil observasi.

4.1.3 Hambatan
1) Kasus kelolaan yang cukup variatif.
2) Penggantian peran antara PA, PP, KARU terlalu singkat (setiap hari)
sehingga kurang menguasai job diskriptionnya.
4.1.4 Dukungan
1) Kepala ruang dan staf mendukung pelaksanaan model asuhan
keperawatan profesional tim-primer.
2) Adanya SDM yang dapat diandalkan.
3) Adanya sarana dan prasarana yang mendukung.

85
4) Adanya kepercayaan pasien terhadap perawat.

4.2 Penerimaan Pasien Baru


4.2.1 Persiapan
Penerimaan pasien baru meliputi :
1) Menunjuk penanggung jawab kegiatan penerimaan pasien baru.
2) Menyusun proposal kegiatan dan mempersiapkan format yang
dibutuhkan antara lain :
(1) Lembar penerimaan pasien baru
(2) Lembar persetujuan dirawat
(3) Informed consent
(4) Lembar pengkajian
(5) Nursing kit
3) Menyiapakan kamar pasien baru
4.2.2 Pelaksanaan
Penerimaan pasien baru dilaksanakan mulai tanggal 17 Agustus
sampai dengan 02 September 2015. Penerimaan pasien baru dilaksanakan
pada pasien yang masuk Ruang Edelweis kamar 1-6. Pasien baru yang
diterima selama dinas di Ruang Edelweis sejumlah 22 pasien.
Pelaksanaannya diruangan sudah sesuai dengan alur yang diharapkan yaitu
penerimaan pasien baru oleh kepala ruangan dibantu oleh PP dan PA,
kepala ruangan mendelegasikan kepada PP untuk menyiapkan format
pasien baru, perawat PP mendelegasikan kepada perawat PA untuk
menyiapkan tempat tidur pasien. PP dan PA memperkenalkan diri kepada
pasien, Perawat memberikan informasi kepada klien dan keluarga tentang
orientasi ruangan, perawatan (termasuk perawat yang bertanggung jawab
dan sentralisasi obat), medis (dokter yang bertanggung jawab dan jadwal
visite) dan tata tertib ruangan, menyampaikan hak dan kewajiban pasien,
melakukan anamnese dan pemeriksaan fisik kemudian didokumentasikan.
PP juga melakukan timbang terima antara ruangan.

86
4.2.3 Hambatan
Selama menjalani praktik penerimaan pasien baru tidak ditemukan
adanya hambatan
4.2.4 Dukungan
1) Perawat ruangan memberikan informasi saat akan ada pasien baru.
2) Perawat ruangan membantu dalam proses penerimaan pasien baru.
3) Pasien kooperatif terhadap pelaksanaan penerimaan pasien baru.

4.3 Timbang Terima Keperawatan


4.3.1 Persiapan
1) Menunjuk penanggung jawab timbang terima (PP yang bertugas saat itu).
2) Menyiapkan format timbang terima.
3) Menyiapkan timbang terima berdasarkan status pasien kelolaan (kamar
1-6).
4) Mendokumentasikan data pasien pada format meliputi identitas (nama
pasien, nomor kamar), masalah keperawatan, intervensi yang sudah
dilakukan, yang belum dilakukan dan intervensi yang dilanjutkan (berisi
pesanan khusus).
5) Menyiapkan pelaksanaan timbang terima.

4.3.2 Pelaksanaan
Pelaksanaan secara penuh dilaksanakan pada tanggal 17 Agustus
sampai dengan 02 September 2015. Timbang terima dilaksanakan jam 07.15
WITA dari dinas malam ke dinas pagi, jam 14.15 WITA dari dinas pagi ke
dinas sore dan jam 21.15 WITA dari dinas sore ke dinas malam. Timbang
terima pada shift pagi, sore dan malam dilaksanakan di nurse station
kemudian ke kamar pasien. Timbang terima dilakukan dengan
menyampaikan identitas pasien (nama dan usia klien), nomor kamar,
diagnosa medis, masalah keperawatan pasien, intervensi keperawatan yang
sudah dan belum dilaksanakan, serta intervensi yang dilanjutkan (berisi
pesanan khusus). Setelah semua pasien ditimbangterimakan perawat
melakukan validasi data dengan mendatangi pasien terutama yang

87
mempunyai masalah khusus dan diakhiri tanda tangan PP dan kepala
ruangan.

4.3.3 Hambatan
4.3.3.1 Selama pelaksanaan timbang terima terdapat hambatan pelaporan
pemberian terapi obat yaitu hanya mencantumkan golongan obat
sementara untuk nama paten obat dan dosis obat tidak di cantumkan
sehingga perawat pelaksana pada shift berikutnya harus memperhatikan
kembali pada buku laporan terapi.
4.3.3.2 Dalam pelaksanaan role play timbang terima yang di hadiri oleh kepala
keperawatan, KAUR Diklit, kepala ruangan, dan pembimbing institute
adanya hambatan dari mahasiswa karena kurang kesiapan mahasiswa
dalam melakukan role play sehingga harus dilakukann pengulangan.
4.3.4 Dukungan
Selama proses praktik manajemen, kepala ruangan, pembimbing
klinik, dan perawat ruangan memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk
melakukan timbang terima untuk kamar kelolaan yaitu kamar 1-6 Ruang
Edelweis. Perawat ruangan juga membantu memberikan klarifikasi data
serta masukan selama kegiatan timbang terima pasien sehari-hari bila ada
data yang perlu diperbaiki atau kurang lengkap.

4.4 Discharge Planning


4.4.1 Persiapan
1) Penanggung jawab discharge planning ialah PP yang bertugas saat itu.
2) PP menyiapkan format discharge planning dan melengkapi format.
3) Melaksanakan discharge planning bersama dengan perawat ruangan serta
melakukan pendekatan dengan pasien dan keluarga.
4) Menyiapkan Health Education berupa leaflet sesuai dengan masalah
yang terjadi pada pasien.
5) Mendokumentasikan hasil pelaksanaan discharge planning.

88
4.4.2 Pelaksanaan
Pelaksanaan discharge planning dilakukan pada tanggal 17 Agustus -
02 September 2015 selama praktek manajemen keperawatan yang dilakukan
oleh PP, antara lain :
PP menerima pasien baru dan mengisi format discharge planning
sejak awal pasien dirawat sampai dengan pulang. PP memberikan HE
(Health Education) pada pasien mulai ditemukan masalah keperawatan saat
pasien masuk sampai pasien direncanakan pulang meliputi: obat yang
dibawa pulang (sisa obat untuk dilanjutkan dirumah dan resep bila ada),
aktivitas dirumah, diet, jadwal kontrol, perawatan luka bila ada, apa saja
yang akan dibawa pulang dan yang dibawa kontrol serta hal-hal yang harus
diperhatikan. Selain memberikan penjelasan secara lisan, keluarga juga
diberikan surat kontrol dan leaflet yang sesuai dengan diagnosa penyakit
pasien. Bila diperlukan, pasien juga diberi surat keterangan dan izin sakit.
Setelah pasien mendapatkan discharge planning, maka keluarga pasien atau
pasien menandatangani format discharge planning.

4.4.3 Hambatan
1. Hambatan selama pelaksanaan discharge planning semua
mahasiswa tidak melakukan follow up pada pasien setelah KRS.
2. Persiapan pulang yang kurang terencana. Misalnya urusan
administrasi yang harus di selesaikan, harus di tunda
kepulangannya.
4.4.4 Dukungan
Program manajemen discharge planning mendapatkan dukungan dari
Kepala Ruangan, perawat ruangan, pembimbing klinik di Ruang Edelweis
RS Bhayangkara Kupang. Mahasiswa diberi kesempatan untuk melakukan
penerimaan pasien baru, melakukan intervensi keperawatan, implementasi
keperawatan dan mahasiswa juga mendapat informasi mengenai pasien
yang akan pulang. Mahasiswa diberi kesempatan untuk mempersiapkan
pesanan pulang, dan memberikan pesanan pulang pada pasien sesuai dengan

89
peran masing-masing yaitu sebagai kepala ruangan, PP, PA dalam
discharge plannning.
4.5 Ronde Keperawatan
4.5.1 Persiapan
1) Menentukan penderita yang akan dijadikan subjek ronde keperawatan.
2) Menentukan strategi ronde keperawatan yang akan digunakan.
3) Menentukan materi dalam pelaksanaan ronde keperawatan.
4) Menyiapkan petunjuk teknis pelaksanaan ronde keperawatan.
5) Melaksanakan ronde keperawatan bersama-sama kepala ruangan dan staf
keperawatan.
6) Mendokumentasikan hasil pelaksanaan ronde keperawatan.

4.5.2 Pelaksanaan
Pelaksanaan ronde keperawatan di rencanakan pada tanggal 30
Agustus 2015, tetapi tidak di laksanakan.

4.5.3 Hambatan dalam pelaksanaan ronde keperawatan


Pelaksaaan ronde keperawatan tidak dilaksanakan karena tidak ada
penderita atau pasien yang akan dijadikan subjek ronde keperawatan
dengan kriteria memiliki kasus kompleks serta masalah keperawatannya
belum teratasi sehingga tidak dilakukan ronde keperawatan.
4.5.4 Dukungan
Program manajemen ronde keperawatn mendapatkan dukungan
dari Kepala Ruangan, perawat ruangan, pembimbing institute di Ruang
Edelweis RS Bhayangkara Kupang tetapi dalam praktek manajemen
keperawatan tanggal 17 Agustus- 02 September tidak di dapatkan kasus
yang kompleks.

90
BAB 5
EVALUASI

5.1 Model Pemberian Asuhan Keperawatan (MAKP) Tim-Primer


5.1.1 Evaluasi Struktur
Model Asuhan Keperawatan Profesional sebelum dilaksanakan di
Ruang Edelweis dikoordinasikan dengan pembimbing akademik dan atas
persetujuan dari pembimbing ruangan.

5.1.2 Evaluasi Proses


Selama pelaksanaan Model Asuhan Keperawatan Profesional di
Ruang Edelweis berjalan sesuai dengan rencana. Mahasiswa mampu
melaksanakan perannya (Karu, PP dan PA) dengan cukup baik.

5.1.3 Evaluasi Hasil


Pemahaman mahasiswa tentang model asuhan keperawatan
profesional terutama MAKP Tim-Primer meningkat. Mahasiswa masih
berusaha menerapkan metode ini, karena mahasiswa masih memilki
hambatan dalam pelaksanaannya, kasus kelolaan yang cukup variatif,
penggantian peran antara PA, PP, KARU terlalu singkat (setiap hari)
sehingga kurang menguasai job diskriptionnya

5.2 Timbang Terima


5.2.1 Evaluasi Struktur
Sebelum menerapkan timbang terima di Ruang Edelweis RS
Bhayangkara Kupang, mahasiswa melakukan koordinasi dengan
pembimbing pendidikan dan pembimbing klinik. Pada pelaksanaan timbang
terima, sarana dan prasarana yang menunjang telah tersedia antara lain
format timbang terima, status pasien dan kelompok shift timbang terima
berikutnya. Kegiatan timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan dan
pelaksanaannya didelegasikan ke PP, serta dihadiri oleh Kepala Pelayanan
Medik, KAUR Diklit dan Kepala Keperawatan, Kepala Ruangan Edelweis,

91
dan perawat ruangan yang dinas pada shift itu. Timbang terima
dilaksanakan di nurse station dan di akhir timbang terima dilanjutkan
dengan validasi ke kamar pasien. Setelah selesai melakukan validasi data,
perawat kembali lagi ke nurse station untuk menandatangani form timbang
terima.

5.2.2 Evaluasi Proses


Selama praktik profesi manajemen keperawatan timbang terima
dilakukan setiap kali pergantian shift. Untuk pergantian shift malam ke pagi
dan pagi ke sore dipimpin kepala ruangan dan sore ke malam dilaksanakan
oleh PP.
Kepala ruangan membuka pelaksanaan timbang terima, dilanjutkan
PP pagi melaporkan keadaan pasien kelolaan meliputi identitas pasien
(nama dan usia klien), nomor kamar tidur, diagnosa medis, masalah
keperawatan pasien, intervensi keperawatan yang sudah dan belum
dilaksanakan, serta intervensi yang dilanjutkan (berisi pesanan khusus).
Setelah selesai melaporkan timbang terima, Kepala ruangan, PP pagi, PP
sore dan PA sore melakukan validasi data serta mengklarifikasi isi laporan
dari PP pagi. PP pagi kemudian menandatangani form timbang terima
diikuti oleh PP sore dan Kepala ruangan. Untuk timbang terima pada shift
pagi ke sore dilakukan tanpa kepala ruangan, begitu juga timbang terima
pada pergantian shift sore ke malam.
5.2.3 Evaluasi Hasil
Evaluasi dari Kepala ruangan dan Pembimbing Akademik tentang
proses timbang terima yang telah dilakukan pada praktek manajemen sudah
berlangsung dengan baik serta dapat dilaksanakan setiap pergantian shift.
Setiap mahasiswa mampu berkomunikasi antar mahasiswa dengan baik.
Dalam timbang terima telah dijelaskan identitas pasien (nama dan usia
klien), nomor kamar tidur, diagnosa medis, masalah keperawatan pasien,
intervensi keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan, serta intervensi
yang dilanjutkan (berisi pesanan khusus). Dalam validasi data, pasien sudah
ditanyakan lagi mengenai keluhan yang dirasakan pada saat itu sehingga

92
intervensi yang belum dilakukan dapat disesuaikan dengan perubahan
kondisi pasien. Selama pelaksanaan timbang terima terdapat hambatan
pelaporan pemberian terapi obat yaitu hanya mencantumkan golongan obat
sementara untuk nama paten obat dan dosis obat tidak di cantumkan
sehingga perawat pelaksana pada shift berikutnya harus memperhatikan
kembali pada buku laporan terapi, dalam pelaksanaan role play timbang
terima yang di hadiri oleh kepala keperawatan, KAUR Diklit, kepala
ruangan, dan pembimbing institute adanya hambatan dari mahasiswa karena
kurang kesiapan mahasiswa dalam melakukan role play sehingga harus
dilakukann pengulangan

5.3 Penerimaan Pasien Baru


5.3.1 Evaluasi struktur
Pelaksanaan penerimaan pasein baru di Ruang Edelweis RS
Bhayangkara Kupang, dilakukan oleh mahasiswa dengan berkoordinasi
bersama pembimbing pendidikan dan ruangan. Pelaksanaan penerimaan
pasien baru dapat berjalan dengan baik karena ditunjang dengan sarana
dan prasarana seperti menunjuk penanggung jawab kegiatan penerimaan
pasien baru, menyusun proposal kegiatan dan mempersiapkan format yang
dibutuhkan antara lain : (lembar penerimaan pasien baru, lembar
persetujuan dirawat, Informed consent, lembar pengkajian, nursing kit ),
menyiapakan kamar pasien baru

5.3.2 Evaluasi Proses


Selama praktik manajemen keperawatan, setiap pasien baru telah
diterima sesuai prosedur yaitu pasien baru awalnya diterima oleh kepala
ruangan, PP, dan PA. PP melakukan anamnese dan pemeriksaan fisik yang
dibantu oleh PA. Perawat menggunakan komunikasi terapeutik dalam
memberikan pengenalan tata tertib, orientasi ruangan, penjelasan dilakukan
sesuai dengan format yang tersedia, sehingga memungkinkan pasien dan
keluarga lebih kooperatif dan dapat bekerjasama selama proses keperawatan
dan masalah keperawatan dapat diketahui secara dini.

93
5.3.3 Evaluasi Hasil
Hasil pelaksanaan penerimaan pasien baru selama praktik profesi
manajemen keperawatan sudah berjalan dengan baik dan komunikasi antara
mahasiswa dan perawat ruangan sudah meningkat dimana,
didokumentasikan secara lengkap dan benar.

5.4 Discharge Planning


5.4.1 Evaluasi struktur
Discharge planning dilaksanakan oleh PP dibantu PA yang diketahui
oleh kepala ruangan dengan melibatkan pasien dan keluarga. Peralatan yang
disiapkan meliputi format discharge planning, surat kontrol, leaflet sesuai
kebutuhan pasien dan surat izin sakit bila diperlukan pasien.

5.5.2 Evaluasi proses


Selama praktik profesi manajemen keperawatan, discharge planning
berjalan lancar dan telah dilaksanakan pada setiap pasien, mulai dari pasien
MRS sampai KRS dengan memberikan pendidikan kesehatan dan leaflet
yang disesuaikan dengan penyakit yang diderita, melibatkan anggota
keluarga dalam perawatan pasien sehingga dapat melanjutkan perawatan
pasien di rumah, kemudian Perawat Primer dan keluarga atau pasien
menandatangani format discharge planning.

5.5.3 Evaluasi hasil


Pelaksanaan discharge planning yang sudah dilakukan kepada pasien,
semuanya sudah didokumentasikan dengan baik. Adanya format Discharge
Planning dan leaflet sangat berguna bagi pasien untuk mengingat apa saja
yang sudah dijelaskan oleh PP. Informasi yang disampaikan dapat diterima
dan dipahami oleh pasien dan keluarga. Hal ini dapat diketahui dari
kemampuan pasien menyebutkan kembali apa saja yang perlu di perhatikan,
makanan yang boleh dan yang tidak boleh dikonsumsi serta pembatasan

94
aktivitas, waktu dan tempat kontrol. Satu hal yang masih belum dilakukan
ysaitu melakukan follow up setelah pasien pulang. Persiapan pulang yang
kurang terencana. Misalnya urusan administrasi yang harus di selesaikan,
harus di tunda kepulangannya.

95

Anda mungkin juga menyukai