Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
TOPIK 1
PENGANTAR GAMBAR TEKNIK
d. Estimasi Waktu
4 x 45 menit
e. Media Pembelajaran
LCD Proyektor & Laptop, Papan Tulis, Software Ms. Power Point.
| 1
teknik suatu produk. Sesuai kebutuhan, gambar teknik dapat lebih dimenerti
secara umum atau hanya oleh orang teknik dengan bahasa gambar yang dibaca.
Gambar 1.1c
Kegiatan dalam “studio gambar” di suatu
perusahaan.
| 2
| 3
| 4
Gambar 1.4 Perangkat komputer yang kini dapat digunakan sebagai media
dokumentasi dan penyimpanan gambar yang lebih canggih.
Gambar 1.5 Proses pemikiran dan perenungan dari perencanaan dan gambar.
| 5
D. Standarisasi Gambar
1. Pengertian Standarisasi Gambar
Peraturan-peraturan gambar dibuat atas dasar persetujuan bersama antara
orang-orang bersangkutan. Persetujuan itu selanjutnya dijadikan standar dalam
lingkup dimana orang yang bersangkutan berada. Standar yang digunakan dalam
lingkup perusahaan disebut standar perusahaan, untuk lingkup negara disebut
standar nasional. Lebih luas lagi untuk kepentingan kerjasama antar industri
secara internasional digunakan standar internasional.
Standarisasi gambar berarti penyesuaian atau pembakuan cara membuat dan
membaca gambar dengan berpedoman pada standar gambar yang telah ditetapkan.
Apabila dalam satu lingkungan kerja teknik, antara yang membuat gambar dan
yang membacanya menggunakan standar gambar teknik yang sama, berarti
lingkungan itu melakukan standarisasi gambar teknik.
3. Macam-Macam Standarisasi
Sejak mulai pesatnya perkembangan industry, beberapa Negara industri
maju telah membuat standarisasi industry dalam negaranya. Beberapa macam
standarisasi yang telah banyak dikenal antara lain :
| 6
| 7
memberikan rincian banyaknya elemen yang harus dibuat dan cara perakitannya.
Data dari hasil analisa (termasuk sintesa dan evaluasi), digunakan untuk
memperbaiki sketsa menjadi gambar rancangan, yang memuat keterangan-
keterangan meliputi konstruksi, ukuran, bahan, jumlah elemen, biaya, dan lain-
lain. Sebagai produksi dari kerja rancangan adalah gambar kerja.
Dalam pembuatan gambar kerja, desainer biasanya dibantu oleh juru gambar
(drafter). Seorang juru gambar bertugas menyajikan keterangan-keterangan pada
gambar secara ringkas tetapi mencakup seluruh gagasan desainer. Dengan kata
lain, gambar kerja harus tepat sesuai hasil rancangan dan tepat sesuai keperluan
penggunaannya.
Juru gambar harus memperhatikan apakah gambar akan dibuat dengan
sistem satu-satu (individu) atau gambar sistem kelompok (grup atau gabungan)
atau paduan kedua sistem tersebut. Untuk menentukan ini juru gambar dapat
berkonsultasi dengan desainer atau perencana proses.
Dalam sebuah pabrik, operator (pelaksana) merupakan ujung tombak
pengguna gambar. Operator bertugas mewujudkan gambar menjadi benda nyata.
Hal ini bisa tercapai bila operator mempunyai kemampuan menafsirkan
penunjukkan dimensi-dimensi produk dan lambang-lambang yang digunakan
pada gambar kerja. Dengan demikian seorang operator pun selain dituntut
memiliki kemampuan mengoperasikan mesin, ia juga harus bisa membaca gambar
atau mengetahui aturan-aturan gambar menurut standarisasi gambar.
| 8
g. Soal-soal
1. Apa perbedaan gambar rancangan dengan gambar kerja?
2. Jelaskan secara singkat fungsi gambar sebagai:
a. alat menyampaikan informasi!
b. bahan dokumentasi!
c. menuangkan gagasan untuk pengembangan!
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan standarisasi?
4. Sebutkan kepanjangan dari JIS, NNI, DIN, ANSI, dan SNI.
5. Jelaskan secara singkat tujuan didirikannya ISO sebagai standar
internasional!
h. Lampiran
-
| 9
i. Daftar Pustaka
1. Giesecke., Mitchell., Spencer., Hill., Dygdon., Novak. GAmbar Teknik,
Edisi ke-11, Erlangga, Jakarta, 2000.
2. Koch, Robert. Muller, Willi. Ruegg, Ueli. Stahli, Richard. Waber, Ernst.
Pedoman Gambar Kerja. Kanisius-PIKA. Semarang. 1997.
3. Sato, G. Takeshi, & Hartanto, N. Sugiarto, Menggambar Mesin Menurut
Standar ISO, Pradnya Paramita, Jakarta, 1999.
4. Suratman, M. S.Pd. & Juhana, Ohan. Ir., Menggambar Teknik Mesin dengan
Standar ISO, Pustaka Grafika, Bandung, 2000.
| 10